• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian Sanistasya dkk., (2019), memiliki tujuan yaitu untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian Sanistasya dkk., (2019), memiliki tujuan yaitu untuk"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian Sanistasya dkk., (2019), memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja usaha kecil, dan pengaruh inklusi keuangan terhadap kinerja usaha kecil. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Level unit analisis penelitian ini yaitu pelaku usaha kecil yang ada di Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja usaha kecil dan inklusi keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil.

Penelitian Aribawa (2016), memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlangsungan UMKM di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlangsungan usaha UMKM kreatif di Jawa Tengah. Hal ini mempunyai implikasi bahwa dengan literasi keuangan yang baik diharapkan UMKM akan mampu membuat suatu keputusan manajemen dan keuangan yang tepat guna meningkatkan kinerja dan keberlanjutan usaha.

Penelitian Idawati & Pratama (2020), memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlanjutan UMKM di Kota Denpasar. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang disebarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

(2)

siginifikan antara literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlangsungan UMKM di Kota Denpasar. Untuk implikasi dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dengan memiliki pemahaman mengenai literasi keuangan yang baik, maka diharapkan para pelaku UMKM akan mampu untuk membuat keputusan keuangan dan manajemen yang tepat untuk peningkatan kinerja dan keberlangsungan usaha.

Penelitian Rahayu (2017), memiliki tujuan yaitu mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlanjutan UMKM di Surabaya.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap kinerja dan keberlanjutan UMKM di Surabaya. Yang mana dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat literasi keuangan, maka pemilik usaha dapat mengelola kinerja usahanya dengan baik dan akhirnya usaha tersebut memiliki keberlanjutan jangka panjang.

Penelitian Kasendah & Wijayangka (2019), memiliki tujuan yaitu ingin mengetahui literasi keuangan dan kinerja pada UMKM binaan PPKM wilayah Rancaekek dan Cileunyi dan ingin mengetahui pengaruh tingkat literasi keuangan terhadap kinerja pada UMKM binaan PPKM wilayah Rancaekek dan Cileunyi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Tetapi literasi keuangan pada UMKM termasuk kategori tidak baik. Hal ini perlu

(3)

terus dikelola dan ditingkatkan agar dapat membantu UMKM dalam meningkatkan profitabilitas.

Penelitian Anggraeni (2015), memiliki tujuan yaitu literasi keuangan mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan keputusan yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik bagi pemilik usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan dari pemilik usaha rendah, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan mengelola keuangan. Hal ini tercermin dari hasil sikap keuangan pemilik usaha dimana mereka sebatas mencatat penerimaan dan pengeluaran keuangan usaha tanpa disertai dengan penyimpanan dokumen pendukung. Penelitian sederhana ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bidang akuntansi terutama terkait keberlanjutan usaha dalam hal pengelolaan keuangan usaha melalui peningkatan literasi keuangan.

Penelitian Jati (2017), memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor pengetahuan manajemen bisnis terhadap kinerja UMK, aspek demografi terhadap literasi keuangan, dan menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja usaha mikro kecil ekonomi kreatif di Flores Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan aplikasi manajemen bisnis mempengaruhi kinerja bisnis, faktor demografi mempengaruhi literasi keuangan UMK ekonomi kreatif, dan literasi keuangan terbukti mempengaruhi kinerja bisnis UMK ekonomi kreatif meskipun pengaruhnya tidak kuat. Yang mana dapat diartikan bahwa kinerja keuangan tidak hanya

(4)

ditentukan oleh literasi keuangan tetapi oleh faktor lain yang masih harus dikaji lebih lanjut.

Ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan yaitu persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang adalah sama – sama membahas tentang literasi keuangan dan kinerja pada suatu UMKM. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah pada penelitian ini fokus membahas tentang usaha mikro dan kecil pada sektor makanan dan minuman dan tempat yang dijadikan penelitian itu berbeda dengan penelitian – penelitian sebelumnya. Penelitian yang akan dilakukan sekarang ini terdapat di Dusun Jetis Dau.

B. Tinjauan Teori 1. Kinerja Keuangan

Menurut Rudianto (2013), Kinerja merupakan gambaran mengenai pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan serta sasaran dari suatu organisasi. Sedangkan menurut Srimindarti (2004), kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah suatu usaha yang telah dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan pada periode waktu tertentu.

(5)

Menurut Rudianto (2013), Kinerja keuangan merupakan suatu hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Sedangkan menurut Trianto (2017), kinerja keuangan merupakan suatu pencapaian atau prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan perusaahan, dengan memakai aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar serta sesuai dengan standar yang digunakan.

Menurut Purwaningsih & Kusuma (2015), faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja pada usaha mikro dan menengah (UKM) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu meliputi aspek sumber daya manusia (SDM), aspek keuangan, aspek pasar dan pemasaran, dan aspek teknik produksi dan operasi. Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu meliputi aspek kebijakan pemerintah, aspek sosial, budaya dan ekonomi, serta aspek peranan lembaga terkait.

Menurut Munawir (2012), kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :

(6)

a. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

b. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

d. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang – hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang – hutangnya tepat pada waktunya.

Menurut Munawir (2011) manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Digunakan untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode untuk mencerminkan tingkat keberhasilan.

b. Memberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan organisasi dan melakukan keputusan pada umumnya.

(7)

c. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan modal agar dapat meningkatkat efisiensi dan produktifitas perusahaan.

d. Digunakan untuk dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa selanjutnya.

Kinerja keuangan itu harus melakukan pengukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah selama melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan terdapat perbedaan dari rencana yang telah ditentukan. Pada kompetisi global, suatu perusahaan diharapkan mampu untuk memberikan nilai yang lebih pada barang atau jasa yang ditawarkan baik itu secara kualitas maupun efesien daripada pesaing. Hal tersebut sangatlah sulit dilakukan oleh pelaku usaha mikro kecil menengah, disebabkan adanya pengelolaan modal kerja yang terbatas dan terdapat minimnya kemampuan manajemen. Meskipun terdapat keterbatasan, akan tetapi pelaku usaha mikro kecil menengah cenderung mempunyai ketahanan atau kinerja yang stabil terhadap perubahan iklim bisnis dan ekonomi.

Pelaku usaha mikro dan kecil masih banyak yang belum membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Munizu (2010) telah menjelaskan bahwa indikator kinerja itu sebagai berikut:

a. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa penerimaan pasar terhadap suatu produk atau jasa yang akan mempengaruhi

(8)

kemampuan dalam mempertahankan usaha. Apabila terjadi pertumbuhan penjualan maka pasti akan meningkatkan pendapatan, sehingga kinerja usahanya juga akan meningkat. Pertumbuhan penjualan itu dapat diukur berdasarkan perubahan penjualan dari periode sebelumnya ke periode sekarang.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator pertumbuhan penjualan, yaitu sebagai berikut :

1) Penjualan suatu produk atau jasa mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

2) Peningkatan jumlah konsumen dari sebelumnya.

b. Pertumbuhan Modal

Dalam menjalankan suatu usaha salah satu faktor yang penting adalah permodalan yang menjadi landasan awal dalam berdirinya suatu usaha. Modal usaha mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha (Purwanti, 2012). Modal memegang peranan penting dalam menciptakan laba, sehingga pertumbuhan modal yang tinggi akan meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Pertumbuhan modal dapat diukur dengan perubahan modal yang digunakan dalam kegiatan usaha dari periode sebelumnya ke periode sekarang baik itu berupa modal sendiri atau modal eksternal.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator pertumbuhan modal, yaitu sebagai berikut :

1) Setiap periode modal perusahaan meningkat

(9)

2) Jumlah modal usaha bertambah dari periode sebelumnya.

c. Pertumbuhan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan orang atau karyawan yang bekerja pada pemilik usaha untuk menjalankan kegiatan di dalam perusahaan. Apabila suatu perusahaan itu semakin besar, maka akan semakin banyak kegiatan yang dimiliki perusahaan, dan semakin banyak tenaga kerja yang digunakan di perusahaan. Pertumbuhan tenaga kerja itu menunjukkan bahwa kinerja usaha yang dimiliki semakin meningkat. Pertumbuhan tenaga kerja diukur berdasarkan perubahan angkatan kerja yang dimiliki periode sebelumnya ke periode saat ini.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator pertumbuhan tenaga kerja, yaitu sebagai berikut:

1) Akibat meningkatnya kegiatan di perusahaan, jumlah pekerja meningkat.

2) Jumlah pekerja sekarang melebihi jumlah pekerja pada periode sebelumnya.

d. Pertumbuhan Pasar

Pertumbuhan pasar menunjukkan tingkat perubahan dalam penerimaan produk atau layanan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan pasar maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian investasi yang membuat kinerja perusahaan semakin baik. Peningkatan pangsa pasar dapat dilihat melalui cakupan pasar

(10)

yang lebih luas dan banyaknya permintaan akan produk atau jasa di luar pasar yang ada.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator pertumbuhan pasar, yaitu sebagai berikut:

1) Banyaknya jumlah permintaan dari pasar 2) Pasar yang dijangkau lebih luas.

e. Pertumbuhan Laba

Laba merupakan pendapatan yang didapatkan melebihi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan dari kegiatan bisnis adalah memaksimalkan keuntungan untuk menjaga kelangsungan bisnis. Laba biasanya digunakan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin membaik. Pertumbuhan laba diukur dengan perubahan pendapatan dari periode sebelumnya ke periode sekarang.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator pertumbuhan laba, yaitu sebagai berikut:

1) Laba perusahaan mengalami peningkatan dari periode sebelumnya.

2) Perusahaan tidak mengajukan kredit ke bank atau lembaga keuangan lainnya.

2. Literasi Keuangan

Keuangan merupakan suatu aspek yang penting dan sudah melekat pada kehidupan masyarakat. Menurut Manurung (2009), Literasi keuangan

(11)

merupakan suatu keterampilan dan kemampuan yang memungkinkan seorang individu untuk membuat suatu keputusan dan mengelola semua sumber daya keuangan yang mereka miliki secara efektif. Sedangkan menurut Lusardi (2008), literasi keuangan itu merupakan suatu keahlian seseorang dalam merencanakan, mengelola dan menganalisis keuangan suatu usaha yang dapat mempengaruhi kesejahteraannya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2017) juga mengartikan literasi keuangan itu sebagai suatu pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk meningkatkan kualitas dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan guna mencapai suatu kesejahteraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa, literasi keuangan adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami dan mengerti mengenai bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik.

Menurut Margaretha & Pambudhi (2015), pengetahuan mengenai keuangan itu mampu untuk membantu seorang individu dalam mengambil suatu keputusan dan pengelolaan keuangan yang dapat mengoptimalkan keputusan keuangannya. Pengetahuan keuangan sangatlah penting untuk seorang individu agar mereka tidak salah dalam menentukan suatu keputusan keuangan. Apabila pengetahuan mengenai keuangan mereka itu kurang, hal tersebut dapat merugikan bagi individu. Selain itu, menurut Margaretha & Pambudhi (2015) juga menyatakan bahwa kurangnya

(12)

pengetahuan mengenai keuangan dapat menyebabkan seseorang sulit untuk melakukan investasi atau mengakses ke pasar keuangan

Literasi keuangan itu mampu meringankan seorang individu agar dapat terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan mengenai keuangan itu bukan hanya rendahnya pendapatan saja melainkan juga terdapat kesalahan dalam mengelola keuangan, seperti kesalahan dalam penggunakan kredit dan tidak melakukan perencanaan keuangan (Margaretha & Pambudhi, 2015). Jadi, dengan memiliki pengetahuan keuangan yang baik, dapat mempermudah seorang individu untuk mengelola keuangan dan menjadikan seorang individu untuk tidak melakukan pengeluaran yang boros dan konsumtif, tetapi disarankan untuk lebih berhati – hati dalam mengatur perencanaan keuangan pribadi mereka, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang didapat dan akan meningkatkan taraf kehidupannya (Margaretha & Pambudhi, 2015).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2017) menjelaskan bahwa literasi keuangan itu mempunyai tujuan, yaitu sebagai berikut :

a. Mampu untuk meningkatkan literasi keuangan seseorang

b. Mampu untuk meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan

Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (2017:80) terdapat prinsip – prinsip yang perlu dilakukan dalam menerapkan kegiatan meningkatkan literasi keuangan, yaitu:

(13)

a. Terencana dan Terukur

Kegiatan yang dilakukan memiliki konsep yang sesuai dengan strategi, sasaran, kebijakan otoritas dan kebijkan pelaku usaha jasa keuangan serta memiliki indikator guna memperoleh suatu informasi peningkatan literasi keuangan.

b. Berorientasi pada pencapaian

Kegiatan yang dilakukan bisa mencapai tujuan peningkatan literasi keuangan dengan mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

c. Berkelanjutan

Kegiatan dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang direncanakan serta memiliki aspek jangka panjang.

d. Kolaborasi

Kegiatan yang dilakukan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan kegiatannya yang dilakukan secara bersama-sama.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2017), bahwa tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia dibagi menjadi empat bagian, yakni:

a. Well literate yakni memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

(14)

b. Sufficient literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.

c. Less literate, hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.

d. Not literate, tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Pengukuran literasi keuangan dapat diukur menggunakan beberapa indikator. Menurut Chen & Volpe (1998) ada 4 indikator literasi keuangan yaitu :

a. Pengetahuan Mengenai Keuangan Pribadi

Pengetahuan mengenai keuangan pribadi yaitu pemahaman seorang individu dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki dan juga memahami konsep dasar keuangan. Suatu pemahaman mengenai pengetahuan keuangan dibutuhkan agar dapat membuat suatu keputuan yang benar mengenai keuangan (Yushita, 2017). Konsep dasar keuangan adalah keputusan tentang sumber modal, keputusan tentang investasi, dan pengelolan biaya operasi perusahaan.

(15)

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator pengetahuan umum mengenai keuangan yaitu sebagai berikut :

1) Memiliki pemahaman mengenai pengetahuan dasar keuangan agar dapat melaksanakan pengelolaan keuangan dengan baik 2) Memiliki pemahaman dan melakukan pencatatan atas

pendapatan dan pengeluaran dalam usahanya.

b. Tabungan dan Pinjaman

Tabungan merupakan simpanan yang berasal dari sebagian pendapatan yang tidak dikonsumsi sekarang melainkan dapat digunakan pada saat – saat yang dikehendaki atau di masa yang akan datang. Tabungan disini lebih ditekankan pada tabungan simpanan di bank maupun yang tidak disimpan di bank. Dengan adanya pengetahuan dari pelaku usaha mengenai tabungan dapat membantu pelaku usaha dalam memahami bagaimana menyimpan sebagian dari dana usaha yang dimilikinya kepada bank dalam kurun waktu tertentu. Dan dengan adanya tabungan di bank tersebut, pelaku usaha akan mempunyai buku tabungan dan bukti transaksi penarikan dan penyetoran atau transfer ke buku tabungan yang dimiliki (Manurung, 2008).

Pinjaman merupakan penerimaan uang tunai, barang atau jasa dimasa sekarang dan yang akan dibayar dimasa yang akan datang dengan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

(16)

(Kapoor, 2016). Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Ningsih, 2018) indikator tabungan dan pinjaman yaitu sebagai berikut:

1) Selalu menabungkan keuntungan yang didapat dari usahanya 2) Melakukan peminjaman apabila usaha sedang merosot.

c. Asuransi

Asuransi merupakan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian dan mengandung resiko. Individu tidak bisa memprediksi keuntungan atau kerugian dimasa yang akan datang.

Namun dengan asuransi memungkinkan individu bersiap untuk hal terburuk dan hal ini memberikan perlindungan terhadap banyak resiko, seperti kehilangan asset yang tidak terduga. Disimpulkan bahwa asuransi merupakan perlindungan dari kerugian keuangan ketika terjadi sesuatu yang tidak terduga.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator asuransi yaitu sebagai berikut:

1) Memiliki pemahaman mengenai asuransi sebagai perlindungan terhadap resiko yang dihadapi.

2) Memiliki pemahaman mengenai jenis produk asuransi yang dibutuhkan oleh perusahaan sebagai faktor mempertimbangkan dalam memilih asuransi.

d. Investasi

Suatu investasi itu berkaitan dengan sejumlah dana tertentu yang dikorbankan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa

(17)

yang akan datang dalam rentang waktu tersebut terkandung unsur ketidakpastian. Perencanaan keuangan perlu dipikirkan untuk mengelola dan mengalokasikan pendapatan dengan tujuan investasi yang dapat memperoleh keuntungan di masa depan.

Secara umum investasi dapat dilakukan apabila seseorang mempunyai pendapatan yang melebihi kebutuhan terutama kebutuhan dasarnya. Investasi meliputi, pengetahuan dasar mengenai suku bunga, reksadana, dan resiko investasi, yang merupakan salah satu bentuk pengalokasian pendapatan yang dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan di kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi. Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (Fardhansyah, 2020) indikator investasi yaitu sebagai berikut :

1) Memiliki pemahaman mengenai tujuan dari berinvestasi

2) Memiliki pemahaman mengenai resiko saat melakukan investasi.

3. Hubungan Antar Variabel

Pengetahuan pelaku usaha mengenai literasi keuangan itu sangat penting dalam mengelola usahanya dan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kinerja keuangan pada usaha mikro dan kecil. Dengan memiliki literasi keuangan yang baik, maka kemampuan pelaku usaha dalam mengelola keuangannya akan baik juga, yang mana nantinya akan berdampak pada pertumbuhan usaha yang dapat ditandai dengan terjadinya

(18)

peningkatan pendapatan, peningkatan laba usaha, peningkatan volume penjualan dan peningkatan permintaan.

Pelaku usaha mikro dan kecil yang mempunyai pemahaman mengenai literasi keuangan yang baik, maka akan mampu untuk mengelola sumber dana dan pengeluaran yang dimiliki. Pelaku usaha juga dapat menerapkan suatu rencana yang lebih baik untuk meciptakan peluangan dan mengurangi ancaman, sehingga suatu keputusan yang akan dibuat dapat menciptakan solusi yang terarah dengan baik untuk meningkatkan kinerja keuangan usaha mikro dan kecil (Sanistasya dkk., 2019).

C. Kerangka Pikir dan Hipotesis

Kerangka pikir pada penelitian itu digunakan sebagai acauan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian dan sesuai dengan tujuan.

Suatu kerangka pikir ini akan memberikan penjelasan sementara terhadap masalah (objek) penelitian. Kerangka pikir pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

(19)

Penelitian yang dilakukan oleh (Idawati & Pratama, 2020), menyatakan bahwa jika tingkat literasi keuangan seorang pengelola sebuah UMKM semakin tinggi maka kinerja yang dapat dicapai oleh UMKM itu akan semakin meningkat. Suatu keberhasilan atau kegagalan usaha kecil sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan dari pelaku usaha dan pada suatu proses kewirausahaan diperlukan tiga kategori dasar modal yang berkontribusi pada usaha yang sukses, yaitu modal manusia, modal sosial dan modal keuangan. Salah satu dari kategori yang diharapkan berkontribusi adalah modal keuangan, sehingga setiap UMKM perlu memperhatikan pengetahuan sumber daya manusia yang bersangkutan terkait dengan pengelolaan keuangan.

Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian terdahulu seperti (Aribawa, 2016) menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja UMKM kreatif di Jawa Tengah.

Selain itu, pada penelitian (Rahayu, 2017) menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan literasi keuangan terhadap kinerja UMKM di Kota Surabaya.

Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan usaha mikro dan kecil.

Referensi

Dokumen terkait

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA STUDI KASUS : KANTOR DESA BULULAWANG KECAMATAN.. BULULAWANG

Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035 Rencana ini merupakan salah satu wujud tanggungjawab pemerintah untuk meningkatkan keselamatan jalan

- Bila sesuai dengan perlengkapan yang dibebani arus beban lebih dalam waktu singkat (PUIL 2000:115) suatu pemutus sirkit yang nilai pengenalnya lebih besar dari

Metode kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

subjek ini tidak bisa menuliskan cara yang berbeda (flesibilitas) dan tidak bisa menyelesaikan soal secara baik dan rinci (penguraian). Siswa yang berada pada tingkat ini

Menurut Bungin (2006) pada bukunya Sosiologi Komunikasi menjelaskan secara sederhana mengenai khalayak yaitu sebagai massa yang menerima informasi massa yang

Tentang berapa jumlah hakam yang ideal, Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama tidak menentukan secara rinci, hanya menyebut

Menurut Sudana (2011), struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka.. panjang dengan modal