• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN SOSIAL DAN EKONOMI PASCA RELOKASI (STUDI KASUS DESA SAWITTO KECAMATAN BUNGIN KABUPATEN ENREKANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN SOSIAL DAN EKONOMI PASCA RELOKASI (STUDI KASUS DESA SAWITTO KECAMATAN BUNGIN KABUPATEN ENREKANG)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

ARNO 10538 2719 13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR SEPTEMBER, 2017

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

memberi tujuan hidup. Ingatlah, sukses bukan kunci , kebahagiaalah kunci

kesuksesan. Semangat !

Kesenangan dalam sebuah pekerjaan membuat kesempurnaan pada hasil yang dicapai (

Aristoteles)

Orang sukses akan mengambil keuntungan dari kesalahan dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda

(Dale Carnegie

)

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ayahanda, Ibunda, Saudara-saudariku serta seluruh keluargaku karena berkat do'a dan kerelaan segalanya sehingga dapat mencapai kesuksesan

(7)

vii

Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurlina Subair dan Pembimbing II Jasmin Daud.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengungkapkan Dampak lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi Desa Sawitto dan Persepsi Masyarakat terhadap Relokasi Peduduk.

Jenis penelitian ini adalah penelitian sosial budaya yang bertujuan untuk mengetahui Dampak lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi Desa Sawitto dan Persepsi Masyarakat terhadap Relokasi Peduduk. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa (1) Dampak lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi lebih maju (2) Adapun Persepsi masyarakat terhadap relokasi adalah mereka tidak berpindah sebagian disebabkan karena mereka tidak ingin terlalu jauh dari tempat mata pencaharian. Kemudian ada juga masyarakat yang lebih memilih berpindah karena mereka berpikir untuk masa depan lebih maju.

Kata kunci: dampak lingkungan sosial dan ekonomi pasca relokasi

(8)

viii

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

Swt, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-Nya kita kembali. Dari-Nya segala sumber kekuatan dan inspirasi terindah dalam menapaki jalan hidup ini, Dialah yang memberikan begitu banyak nikmat khususnya kesehatan dan kesempatan sehingga skripsi yang berjudul "Analisis terhadap Dampak Lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi (Studi Kasus Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang” dapat penulis selesaikan. Shalawat dan taslim semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. yang merupakan uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik bagi ummat manusia sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, berkat pertolongan dan petunjuk dari Allah Swt. dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam wujud yang sederhana. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan kepada kedua orang tuaku Ayahanda terhormat Tatto dan Ibunda tercinta Alm. Simen yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan cintanya serta doa restu yang tak henti- hentinya untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang

(9)

beliau berikan kepada penulis bernilai kebaikan dan dapat menjadi penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah sangat membantu selama penulis menyusun skripsi ini yaitu diantaranya :

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. H. Nursalam, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd. sebagai sekretaris Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Nurlina Subair, M.Si. dan Dr. Jasmin Daud, M.Pd. sebagai Pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktunya membantu dan membimbing penulis.

6. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn, sebagai Penasihat Akademik atas bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis.

8. Terkhusus kepada narasumber atas segala informasi dan kerjasamanya yang baik selama penulis melaksanakan penelitian.

(10)

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Sosiologi angkatan 2013 terkhusus kelas D yang telah bersama-sama berjuang keras dan penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini akan menjadi sebuah kenangan yang indah.

Hanya Allah Subuhana Wata’ala yang dapat memberikan imbalan yang

setimpal. Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-Nya. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ini.

Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Amin.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Makassar, September 2017

Penulis,

(11)

HALAMAN SAMPUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Relokasi Penduduk ... 8

2. Dampak... 8

3. Sosial Ekonomi... 10

4. Hakikat pembangunan ... 12

5. Pembangunan Pemukiman... 17

6. Teori Perubahan Sosial ... 19

(12)

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi penelitian... 30

C. Informan Penelitian ... 30

D. Fokus Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Jenis dan sumber data penelitian ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 33

I. Teknik Keabsahan Data... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian... 37

B. Hasil Penelitian ... 47

C. Pembahasan... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 72

B. Saran... 73 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

4.1 Tingkat Pedidikan ... 42

4.2 Mata Pecaharian ... 42

4.3 Kepemilikan Ternak... 42

4.4 Sarana dan prasarana... 42

4.5 Jumlah Penduduk ... 43

(14)

1 A. Latar Belakang

Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 agustus tahun 1945 dan dari saat itulah memulai pembangunan yang sebenarnya. Tujuan pembangunan yaitu tidak lain adalah mensejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Indonesia terdiri dari pulau-pulau besar maupun kecil yang terbesar dari sabang sampai merauke dan terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan kebudayaan.

Tidaklah mudah bangsa indonesia melaksanakan pembangunan yang dengan keadaan yang beraneka ragam. Tentu pembangunan disesuaikan dengan keadaan wilayah diamana pembangunan itu dilaksanakan.

Penduduk indonesia merupakan penduduk yang terbesar di dunia dan memiliki kekayaan-kekayaan alam yang terbentang di diseluruh nusantara. Hal ini merupakan suatu modal yang sangat penting bagi pelaksanaan pembangunan di indonesia, sumber daya alam yang dimiliki bangsa indonesia sangatlah besar dan sangat mendukung keberhasilan pembangunan di indonesia.

Pembangunan sepertinya sebagai suatu fenomena yang tidak ada habis- habisnya dibahas dalam kerangka kajian keberlangsungan manusia. fenomena ini melekat sebagai salah satu ciri kehidupan manusia yang kerap mengalami perubahan dimensi yang ada. Pembangunan merupakan semua proses yang dilakukan melaui usaha sadar dan terencana untuk memperbaiki berbagai aspek

(15)

kehidupan masyarakat seperti pembangunan sosial dan ekonomi. Pembangunan kata yang digunakan meluas dalam semua media massa diseluruh dunia dan konsep yang kerap kali di perbincangkan di lapisan masyarakat, terutama dikalangan ahli politik, wartawan, pemerintah dan lapisan masyarakat bawah.

Indonesia sampai saat ini masih dibilang sebagai negara yang aktif dalam pembangunan dan juga budayanya. Tujuan dari pembentukan pemerintah adalah untuk melindungi segenap bangsa indonesia, memajukan kesejahteraan umum bagi masyarakat, mencerdaskan kehidupan generasi-generasi penerus bangsa serta ikut dalam ketertiban dunia yang diharapkan.

Konsep pembangunan biasanya melekat sebagai konteks kajian suatu perubahan yang diartikan sebagai perubahan yang bentuknya direncanakan, setiap orang atau kelompok tertentu akan mengharapakan perubahan bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan sebelumnya, untuk mewujudkan harapan ini tentu harus mempunyai perencanaan, perubahan yang dikhendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau di rencanakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan didalam masyarakat.

Masyarakat indonesia, jika bisa dikatakan demikian maka tidak terlepas dari fenomena pembangunan ini. Keanekaragaman, etnik, ras, kelompok, dan agama dengan bentuk dan tingkat kehidupan yang berbeda dalam masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mendorong timbulnya perubahan dalam masyarakat sendiri atau menurut orientasinya yang diluar masyarakat.

Kurangnya komunikasi yang terjadi antara penentu kebijakan dengan rakyat

(16)

kebanyakan menyebabkan model atau bentuk pembangunan yang diterapkan

“top-down planning” yang menurut kondisi yang lebih baik, namun dari sisi yang

lain memberikan dampak yang kurang diharapkan.

Salah satu contoh pembangunan di indonesia yang sering di perbincangkan berbagai lapisan masyarakat adalah pembanguan desa, pembangunan desa memegang peranan penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan nasional, hal ini dirancang pemerintah untuk pembangunan desa. Desa merupakan bagian dari wilayah dari pemerintahan Kabupaten berada dibawah Kecamatan yang dipimpin oleh kepala desa. Wilayah desa terletak jauh dari perkotaan berada didaerah dataran tinggi atau didaerah pegunungan yang kondisi wilayahnya terdapat banyak hamparan yang luas yang terdiri dari pesawahan, perkebunan, dan kehutanan yang merupakan sumber mata pencarian masyarakat desa, dengan kehidupan masyarakat desa erat sekali hubungannya dengan alam sekitar, secara umum desa bertempat di suatu wilayah administrasi dimana semua penduduk saling mengenal dan masih didominasi nilai-nilai leluhur dari penduduk desa tersebut, desa sebagai tempat hidup masyarakat didominasi oleh mata pencarian dari segi pertanian, perkebunan dan juga biasaya penduduknya bersifat homogen. Dan dengan memiliki tanah yang produktif masyarakat desa bisa bercocok tanam, seperti tanaman padi, sayur-sayuran, dan tanaman jangka panjang lainnya sehingga dengan potensi yang dimiliki tersebut desa merupakan lambung bahan mentah yang berasal dari petani-petani desa yang mampu menghasilkan produksi pangan.

(17)

Masyarakat desa sebagai sistem sosial lain seperti kelompok sosial dan organisasi sosial. Masyarakat desa merupakan sistem sosial yang komprehensif, artinya didalam masyarakat desa terdapat semua bentuk pengorganisasian atau lembaga-lembaga yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Sebagai kesatuan masyarakat hukum adat desa mempunyai lembaga-lembaga, ekonomi, sosial dan budaya, dan hankam yang dikembangkan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik lahir maupun batin. Dan untuk menunjang kelangsungan hidup kesatuan masyarakat hukum desa mempunyai kekayaan yang diatur sesuai dengan dengan sistem kelembagaan yang dikembangkan sendiri. Desa yang mempunyai keadaan seperti itu disebut mempunyai rumah tangga sendiri, yaitu wilayah yang hanya masyarakat desa bersangkutan boleh mengurus urusannya. Orang-orang diluar yang tidak berkepentingan tidak boleh ikut campur mengurus kepentingan desa yang bersangkutan. Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern dan pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan dan rasa percaya pada diri sendiri. Pembanguann masyarakat desa memilki arti yakni pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota masyarakat dan menciptakan hubungan yang selaras antara masyarakat dengan lingkunagannya. Berbagai sudut pandang yang dapat digunakan dalam menelaah pedesaan yaitu, pembangunan pedesaan dipandang sebagai suatu proses alamih yang bertumpu pada potensi dan kemampuan masyarakat desa itu sendiri, disisi

(18)

lain memandang bahwa pembanguan pedesaan sebagai suatu interaksi dalam masyarakat desa dan dorongan dari luar untuk mempercepat pembangunan desa.

Usaha untuk menggalakkan desa yang dimaksudkan adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup serta kondisi sosial masyarakat desa yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat indonesia yang melibatkan tiga pihak, yaitu pemerintah, swasta dan warga desa. Pembanguan desa merupakan hal yang harus diprioritasakan dengan meningkatkan status desa dengan bantuan yang seminimum mungkin dari pemerintah. Artinya, sedapat mungkin menggerakkan partisipasi masyarakat, pemerintah memang berkewajiban menyediakan fasilitas yang menjadi tanggung jawab seperti jalan utama, listrik, telepon, sarana pendidikan dan hal inilah yang dialami salah satu desa yang terletak di kabupaten enrekang, desa tersebut sebelum direloksi tidak dijangkau oleh alat-alat transportasi atau dengan kata lain masih jauh dari infrastuktur dasar, namun setelah direlokasi masih ada sebagian masyarakat yang tetap memilih untuk tinggal atau menetap di desa sebelumnya. Dengan demikian untuk meningkatkan status desa tidak cukup hanya dari usaha pemerintah saja tetapi juga terkait dengan partisipasi masyarakat. Dari uraian diatas maka peneliti ingin meneliti tentang “Analisis Terhadap Dampak Lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi ( Studi Kasus pada Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang).

(19)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak terhadap lingkungan sosial dan ekonomi pasca relokasi penduduk desa sawitto kecamatan bungin Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap relokasi penduduk?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan sosial dan ekonomi pasca relokasi penduduk desa sawitto kecamatan bungin Kabupaten Enrekang 2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap relokasi penduduk

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam menambah Khasanah keilmuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada jurusan sosiologi dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan sekaligus mampu memberikan stimulus untuk peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang terkait sehingga studi sosiologi selalu mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

(20)

b. Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangsi bagi pengetahuan masyarakat tentang dampak kondisi lingkungan sosial dan ekonomi pasca relokasi.

(21)

8 A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Relokasi Penduduk

Menurut Ridlo (Mokoginta, 2015:144) menjelaskan tentang relokasi bahwa:

Relokasi merupakan proses pemindahan penduduk dari lokasi yang tidak sesuai dengan yang diperuntukkannya ke lokasi baru yang disiapkan sesuai peruntukkan kota.

Sedangkan menurut KBBI Relokasi adalah pemindahan tempat, kemudian relokasi penduduk adalah memindahkan tempat kediaman dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih layak untuk dihuni. Prosedur yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan relokasi yaitu; pendekatan interaktif kepada masyarakat yang terkena relokasi, dalam rangka menginformasikan rencana proyek relokasi tersebut.

Pembentukan forum diskusi warga untuk menggali respon, aspirasi, dan peran serta warga dalam proyek tersebut. Dan kegiatan forum diskusi ini harus dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan relokasi.

2. Dampak

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.

Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu

(22)

keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI, 2008).

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.

Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.

Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil.

Dari penjabaran diatas maka kita dapat membagi dampak ke dalam dua pengertian yaitu ;

a. Pengertian Dampak Positif

Dampak adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Sedangkan positif adalah pasti atau tegas dan nyata dari suatu pikiran terutama memperhatikan hal-hal yang baik. Positif adalah suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan dari pada kesedihan, optimisme. Positif adalah keadaan jiwa seseorang yang dipertahankan melalui usaha-usaha yang sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya tidak membelokkan fokus mental seseorang pada yang negatif. Bagi orang yang berpikiran positif mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir buruk maka ia akan segera memulihkan dirinya. Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak positif

(23)

adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang baik.

b. Pengertian Dampak Negatif

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dampak negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif. Dampak adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. berdasarkan beberapa penelitian ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah pengaruh buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

3. Sosial Ekonomi

Kata sosial ekonomi terdiri dari dua kata yaitu : sosial dan ekonomi. Kata sosial dalam bahasa latin adalah socius artinya, sahabat kata ekonomi dalam bahasa yunani adalah oikonomikos, oikonomia, dari penggalan kata/oikos sama dengan rumah dan sama dengan mengurus, mengola. Adapun pengertian sosial ekonomi menurut FS chpan (Zunaidi, 2013 : 3)

Sosial ekonomi diartikan sebagai posisi yang ditempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum tentang pendapatan dalam kaitannya dengan kesejahteraan.

Istilah sosial ekonomi disini membawa kita kepada persoalan yang saling berkaitan. Pertama manusia makhluk bersahabat atau makhluk sosial tidak bisa hidup menyendiri, seperti dalam ungkapan klasik inggris yang terkenal No Man

(24)

Is An Island artinya tidak ada manusia seperti sebuah pulau yang hidup

menyendiri. Kedua, manusia adalah makhluk ekonomi yang mana manusia tidak mungkin hidup tanpa makan dan minum. Secara gambalangnya sosio ekonomi bertujuan untuk menggali persoalan ekonomi dan sosial pada masyarakat.

Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial merujuk pada objek yakni masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial merujuk pada kegiatan yang ditunjukan untuk mengatasi persoalaan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan terkait dengan kesejahteraan sosial.

Dalam kamus besar bahasa indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat. Sedangkan, dalam konsep sosiologi manusia sering disebut sebagai makluk sosial yang artinya, manusia tidak dapat hidup wajar tanpa ada bantuan orang lain disekitar sehingga kata-kata sosial dapat akhsirkan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa yunani yakni oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos peraturan aturan hukum.

Maka, secara garis besar ekonomi diartiakn sebagai peraturan rumah tangga atau menejeman rumah tangga.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhuan kebutuhan yang ada di masyarakat atau yang lebih umumnya terkait dengan kesejahteraan masyarakat.

(25)

4. Hakikat Pembangunan

Upaya-upaya untuk tercapainya kenaikan kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas, dalam pengertian sehari-hari seringkali disebut sebagai upaya pembangunan. Pendek kata, pembangunan merupakan segala upaya yang terus-menerus ditujukan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa yang belum baik, atau untuk memperbaiki kehidupan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Istilah pembangunan yang biasa digunakan dalam bahasa indonesia, desawa ini telah semakin berkembang sebagai terjemahan dari beragam istilah asing, sehingga terkadang mengandung kerancuan pengertian.

Pembanguann, dalam kehidupan sehari-hari, dapat digunakan sebagai terjemahan atau padanan istilah: development, growth, and change, modernization, atau bahkan juga progress (Theresia, 2014:1)

Karena itu, kian menjadi sangat sulit untuk mendefenisikan ” pembangunan”

dalam suatu rumusan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan, harapan-harapan, atau fungsi yang sangat beragam yang melekat pada istilah “pembangunan” itu. Sebab, pembangunan mencakup banyak makna, baik

fisik maupun non fisik, baik proses maupun tujuannya, baik yang duniawi maupun yang rohaniah. Pada istilah pembangunan melekat pula pengertian- pengertian; ekonomi, polotik, maupun sosial dan kebudayaan. Meskipun demikian, apa maksud, tujuan, dan makna yang terkandung dalam pengertian yang dimaksudkan dalam suatu istilah yang sama yaitu “ pembangunan”

kesemuanya akan selalu merujuk pada sesuatu yang memilki arah positif, lebih

(26)

baik dan lebih bermanfaat bagi kehidupan umat manusia secara individual maupun bagi masyarakatnya (Martono, 2012).

Selaras dengan pengertian diatas, maka secara ringkas dapat dikemukakan bahwa (Theresia, 2014) :

Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana, dilaksanakan terus menerus oleh pemerintah bersama-sama dengan segenap warga masyarakatnya atau dilaksanakan oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh pemerintah, dengan menggunakan teknologi terpilih untuk memenuhin segala kebutuhan atau memecahkan masalah-masalah yang sedang dan akan dihadapi, demi tercapainya mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakat dari suatu bangsa yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan tersebut.

Mengenai defenisi tentang istilah pembangunan itu sendiri, Riyadi (Theresia, 2014:2), pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat (individu-Individu di dalamnya) yang berkehendak dari melaksanakan perubahan itu.

Dari kedua defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pembangunan merupakan proses yang dilakukan oleh banyak pihak, dalam upaya terus menerus memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat dan individu-individu yang menjadi anggotanya.

Yang dimaksud dengan kesejahteraan disini, bukanlah sekadar terpenuhinya kebutuhan pokok yang terdiri atas pangan, sandang, dan perumahan atau pemukiman, tetapi Goulet (Thersia, 2014:6) mengemukakan sedikitnya tiga nilai yang terkandung didalamnya, yaitu :

a. Tercapainya swasembada, dalam artian kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar

(27)

yang mencakup pangan, sandang dan perumahan/pemukiman, kesehatan, pendidikan, dasar, keamanan, rekreasi, dll.

b. Peningkatan harga diri, dalam artian berkembangnya rasa percaya diri untuk hidup mandiri yang tidak tergantung kepada atau ditentukan oleh pihak lain, terlepas dari penindasan fisik maupun ideologi, dan tidak dimanfaatkan oleh pihak lain untuk kepentingan mereka.

c. Diperolehnya suasana kebebasan, dalam artian adanya kesempatan dan kemampuan untuk mengembangkan dan untuk memilih alternatif-alternatif yang dapat boleh dilakukan dalam mewujudkan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan yang terus menerus bagi setiap individu bagi setiap warga yang sedang membangun itu, tanpa adanya rasa takut dan tekanan dari pihak-pihak lain.

Oleh sebab itu, pembangunan, terkandung begitu banyak pokok-pokok pikiran, yang antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pembangunan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan yang tidak pernah kenal berhenti, untuk terus-menerus mewujudkan perubahan- perubahan dalam kehidupan masyarakat dalam rangka mencapai perbaikan mutu hidup, dalam situasi lingkungan yang juga terus menerus mengalami perubahan. Meskipun demikian, kegiatan, di dalam praktik, perencanaan pembangunan senantiasa memiliki batas waktu yang tegas, tetapi batasan- batasan itu pada haklikatnya hanyalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menghadapi kondisi yang terjadi pada selang waktu yang sama, untuk kemudian terus dilanjutkan dengan tahapan-tahapan

(28)

berikutnya yang yang juga dimaksudkan untuk terus memperbaiki mutu hidup masyarakat (dan individu-individu didalamnya) dalam suasana perubahan lingkungan yang akan terjadi pada selang waktu tertentu.

b. Proses pembangunan yang terjadi, bukanlah sesuatu yang sifatnya alami atau given melainkan suatu proses yang dilaksankan dengan sadar dan terencana. Artinya, pembangunan tersebut dilaksanakan melalui suatu proses perencanaan terlebih dahulu, untuk menganalisis masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, tujuan-tujuan yang ditetapkan atau yang hendak dicapai, alternatif pencapaian tujuan dan pengambilan keputusan tentang cara-cara mencapai tujuan yang ingin di capai, alternatif pencapaian tujuan yang terpilih, dengan senantiasa mempertimbangkan; kekuatan, kelemahan, peluang,dan resiko yang harus dihadapi.

c. Proses perubahan yang akan dilaksanakan dan ingin dicapai dalam setiap pembangunan, adalah perubahan yang menyeluruh yang mencakup beragam aspek dan tatanan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Pembangunan pada hakikatnya adalah suatu “ eco developpment” yang

tidak hanya perubahan-perubahan ekonomi. Pembangunan juga mencakup

“ dehumanisasi” kultural dan perubahan mentalitas masyarakat dalam

struktur sosial tertentu. Dengan demikian, pembangunan bukanlah semata- mata bersifat ekonomi yang berupa kenaikan pendapatan, pertumbuhan dan pemerataan serta hal-hal lain yang dapat diukur dengan indikator-indikator ekonomi, melainkan mencakup banyak aspek non materi seperti :

(29)

penentuan nasib sendiri, swadaya, kemerdekaan, dan pengayoman politik, partisipasi identitas kultural.

d. Pembangunan, dimaksudkan untuk menghasilkan individu-individu yang senantiasa memiliki kepekaan tentang : keadaan-keadaan yang akan terjadi, masalah-masalah yang sedang dan kan terjadi, alternatif-alternatif yang akan dilaksanakan untuk menagtasi masalah-masalah tersebut.

e. Pembangunan adalah sesuatu yang : dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Sehingga, pembangunan bukanlah kegiatan direncanakan, dilaksanakan, dan dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan atau segolongan atau sekelompok warga masyarakat.

f. Pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat bersangkutan. Artinya, pembangunan harus benar-benar memperbaiki mutu hidup masyarakat dan bukan mengorbankan manusia ( dan masyarakat) demi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan.

Pengorbanan dalam pembangunan memang sesuatu yang wajar terjadi, tetapi melalui pengorbanan yang diberikan itu, mereka harus memperoleh manfaat dari hasil pembangunan ( baik ekonomis maupun sosial) yang besar dibanding pengorbanan yang diberikan. Di lain piha, juga harus jelas, bahwa yang berkorbanlah yang harus diurtamakan sebagai penerima utama manfaat atau hasil pembangunan, bukan sebaliknya yang berkorban memang sengaja harus dikorbankan demi kepentingan pihak lain yang justru tidak pernah mengeluarkan pengorbanan apapun.

(30)

4. Pembangunan Pemukiman

Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, fasilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Menurut Koestoer (Musa, 2009:3) batasan permukiman adalah terkait erat dengan konsep lingkungan hidup dan penataan ruang. Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan.

Pembangunan nasional merupakan usaha peningatan kualitas manusia, masyarakat indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacuh pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujutkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejaterah, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Konsep pembangunan berkelanjutan diletakkan sebagai dasar kebijaksanaan.

Kesejahteraan rakyat ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada terpenuhinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

Penyediaan kebutuhan pokok terutam,a perumahan dan pangan rakyat serta pasilitas publik yang memadai didasarkan prinsip persaingan sehat dan

(31)

pertumbuhan ekonomi, nila-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam Taufik (1996:3) perumahan atau pemukiman memiliki arti yang sangat strategis dan juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks yang luas, pada hakekatnya masalah peruhan tdak dapat dilepaskan dan bahkan merupakan bagian integral dari masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan bangsa serta pemukiman nasional dalam arti luas. Ini mengingat bahwa perumahan merupakan bagian dari kebutuhan dasar, yang mesti dipenuhi setiap orang untuk mempertahankan eksistensinya.

Rumah mempunyai dua pengertian, yaitu sebagai kata benda dan sebagai kata benda. Sebagai kata benda rumah (housing) menggambarkan suatu komoditi atau produk, sedangkan sebagai kata kerja, rumah menggambarkan suatu proses aktivitas manusia yang terjadi dalam penghunian tersebut. Ada tiga fungsi rumah disamping fungsi umumnya yaitu:

a. Sebagai identitas keluarga yang berkaitan dengan pekerjaan (quality of shelter provided by housing)

b. Menunjang kesempatan keluarga, yang berkaitan dengan pekerjaan (economic base resources).

c. Pemberi rasa aman yang berkaitan dengan jaminan terhadap rasa aman keluarga.

(32)

5. Teori Perubahan Sosial

Menurut Marx (Nursalam, 2016: 36) pembagian kerja antara kelas-kelas yang berbeda, faktor yang paling penting mempengaruhi gaya hidup dan kesadaran individu adalah posisi kelas. Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam waktu yang berlainan.

Untuk itu, konsep dasar mengenai perubahan sosial yang menyangkut tiga hal, yaitu pertama, studi mengenai perbedaan; kedua studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda; dan ketiga,pengamatan pada sistem sosial yang sama. Artinya bahwa untuk dapat melakukan studi perubahan sosial, kita harus melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi. Kedua, harus dilihat dalam konteks waktu yang berbeda, dengan kata lain harus melibatkan studi komparatif dalam waktu yang berbeda. Ketiga ,objek yang menjadi fokus studi komparasi haruslah objek yang sama.

Studi perubahan sosial melibatkan dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Dimensi ini mencakup pula historis yang terjadi pada wilayah tersebut. Dimensi waktu dalam studi perubahan meliputi konteks masa lalu (past), sekarang (present) masa depan (future). Konteks waktu “lalu” merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan studi perubahan sosial. Sosiolog akan mengamati perubahan yang terjadi dengan membandingkan konteks masa lalu dengan masa sekarang.

(33)

Dalam Martono (2012:4), perubahan sosial adakalanya hanya terjadi pada sebagian ruang lingkup, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem tersebut, namun perubahan sosial dapat mencakup keseluruhan (atau sekurang-kurangnya mencakup inti) aspek sistem yang secara mendasar berbeda dengan sistem lama. Berikut ini defenisi mengenai perubahan sosial (Martono, 2012) yang dikemukakan oleh tokoh Munandar mendefenisikan perubahan sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat.2) Konsep perubahan sosial menurut Ritzer mengacu pada hubungan antara individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu. 3) Menurut Lauer, perubahan sosial dimaknai sebagai perubahan fenomena sosial diberbagai tingkat hubungan manusia, mulai dari tingkat individu-individu sampai pada tingkat dunia. 4) Menurut Harper, perubahan sosial didefenisikan sebagai pergantian atau perubahan yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. Perubahan struktur ini mengandung tipe perubahan struktur sosial, yaitu : pertama, perubahan dalam personal, yang berhubungan dengan perubahan-perubahan peran dan individu baru dalam sejarah kehidupan manusia yang berkaitan dengan keberadaan struktur.

a. Bentuk-Bentuk perubahan Sosial

Bentuk perubahan sosial dapat dibedakan menjadi: Pertama, perubahan yang cepat (revolusi) dan perubahan yang lambat (evolusi. Revolusi merupakan wujud perubahan yang spektakuler; sebagai dasar perpecahan mendasar dalam proses historis; dan pembentukan ulang masyarakat dari

(34)

dalam. Menurut Sztomka (Martono, 2012:13) revolusi mempunyai perbedaan dengan bentuk perubahan sosial yang lain. perbedaan tersebut adalah : revolusi menimbulkan dalam cakupan yang luas; menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat; ekonomi, politik, organisasi sosial, kehidupan sehari-hari, dan kepribadian manusia. Kedua; perubahan yang kecil dan perubahan yang besar.

Perubahan yang kecil pada dasarnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung yang berarti bagi masyarakat. Sebaliknya, perubahan yang besar merupakan perubahan yang membawa pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat.

Ketiga; Perubahan yang dikhendaki( direncanakan) dan perubahan yang tidak dikhendaki( tidak direncanakan). Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan, yang dinamakan agent of change. Agent of change merupakan seseorang atau sekelompok masyarakat yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin pada suatu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Suatu perubahan yang direncanakan selalu dibawah kendali agent of change tersebut. Perubahan sosial yang tidak dikhendaki merupakan

perubahan yang terjadi tanpa direncanakan, berlangsung diluar jangkauan atau pengawasan masayarakat serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak dikhendaki.

b. Faktor penyebab perubahan sosial

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya.

Pada umumnya, ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam memunculkan

(35)

perubahan sosial. Faktor tersebut dapat digolongkan dari faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat (Martono , 2012:16). Faktor yang berasal dari dalam. Pertama, bertambah da berkurangnya penduduk. Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan jumlah dan persebaran wilayah pemukiman.

Wilyah pemukiman yang semula terpusat pada satu wilayah kekerabatan ( misalnya desa ) akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan.

Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya.

Kedua; penemuan-penemuan baru. Penemuan baru yang berupa teknologi dapat mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain. perkembangan teknlogi juga dapat mengurangi jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor industri karena tenaga manusia telah diganti oleh mesin-mesin produksi yang efektif dasn efisien. Ketiga; pertentangan atau konflik. Proses perubahan sosial dapat terjadi akibat adanya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik sosial dapat terjadi manakala ada perbedaan kepentingan atau terjadi ketimpangan sosial.

Sebagaimana kita ketahui, ketimpangan sosial akan dapat kita temukan dalam setiap masyarakat, hal ini lebih disebabkan setiap individu memiliki kemampuan yang tidak sama dalm sumber daya yang ada, misalnnya sumber daya ekonomi (uang). Perbedaan kepentingan akan menyebabkan munculnya berbagai konflik sosial: antara penguasaan dan rakyat yang memiliki pandangan yang berbeda. Konflik-konflik sosial tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan menghasilkan sebuah perubahan sosial. Faktor yang berasal dari luar : Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kondisi ini terkandung memaksa masyarakat satu daerah atau

(36)

mengungsi mneninggalkan tanah kelahirannya. Bila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan struktur dan pola kelembagaannya. Disisi lain, pembangunan sarana fisik njuga sangat memengaruhi perubahan aktivitas masyarakat salah satunya adalah terbukanya kesempatan bagi masyarakat yang tinggal di dearah terisolir atau “membuka diri” dan menikmati berbagai fasilitas

yang berada diluar daerahnya. Kedua ; peperangan. Ketiga; adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. adanya interaksi antara perubahan yang berbeda akan menghasilkan perubahan.

Selain faktor tersebut, juga dapat dijelaskan mengenai faktor yang mendorong( mempercepat) dan faktor yang menghambat proses perubahan sosial.

Adapun faktor yang mempercepat proses perubahan sosial adalah : Pertama, kontak dengan budaya lain. pertemuannya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan maupun menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilakan, baik dari budaya asli maupun dari budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu saja akan memperkaya kebudayaan yang ada. Kedua: sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan berupa salah satu faktor yang dapat mengukur tingkat kemajuan masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan mambiasakan berpola pikiran ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebuyaan masyarakatnya mampu memenuhi tuntutnan perkembangan zaman, dan memerlukan sebuah perubahan atau tidak. Ketiga:

(37)

sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sebuah hasil karya dapat memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya orang lain. orang yang berfikir dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk mengembangkan diri. Keempat; adanya toleransi tehadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Kelima; sistem stratifikasi masayarakat yang terbuka.

Keenam; penduduk yang heterogen. Ketujuh; ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu. Kedelapan; adanya orientasi masa depan. Kesembilan;

adanya nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk memperbaiki kehidupannya.

Faktor penghambat proses perubahan sosial. Pertama; kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, apabila ada masyarakat yang tidak kontak dengan masyarakat lain maka tidak akan terjadi tukar informasi. Kedua; perkembang an ilmu pegetahuan yang lambat. Ilmu pengertahuan merupakan kunci perubahan yang akan membawa masyarakat menuju pada peradaban yang baik. Ketiga ; sikap masyarakat yang tradisional.

c. Dampak perubahan Sosial

Perubahan sosial mengandung dampak positif maupun negatif. Untuk itu, dalam merespon perubahan diperlukan kearifan dan pemahamna yang mendalam mengenai nilai, arah program, dan strategi yang sesuai dengan sikap dasar perubahan itu sendiri.

(38)

6. Penelitian yang Relevan

a. Musa. 2009. Dampak Relokasi Penduduk terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan wilayah (Studi Kasus Desa Siti Ambia, Takal Pasir dan Teluk Ambun Kecamatan Singil Kabupaten Aceh Singkil) Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak relokasi penduduk secara sosial telah meningkatkan keamanan didesa. Selain itu relokasi juga meningkatkan partisipasi sosial masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial di desa.

Lingkumganm perumahan yang baru telah menyebabkan kondisi kebersihan lingkungan semakin membaik. Kesempatan kerja dan pekerjaan bagi masyarakat yang direlokasi sehingga dengan demikian pendapatan masyarakat yang semakin meningkat. Peningkatan sosial dan ekonomi masyarakat tersebut telah mendorong terjadinya pengembangan wilayah. Sarana dan prasarana fisik bertambah sehingga meningkatkan akses masyarakat untuk memperbaiki pelayanan publik. Meskipun demikian masih dirasa perlu untuk melakukan program-program pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang direlokasi.

b. Syahrani, dkk. 2014. Persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan Relokasi Penduduk (Studi Kasus : Kebijakan Relokasi Penduduk Bantaran Sungai Karangmumus)

Hasil penelitian menunjukan bahwa :1) Sarana dan prasarana yang disediakan dalam program relokasi pemukiman bantaran sungai Karangmumus dapat dilihat dari hasil penelitian sarana dan prasarana yang ada kurang lengkap. Sehingga masyarakat yang pindah tidak kerasan tinggal di lokasi baru, sehingga pada proses pelaksanaan masih perlu ditingkatkan lagi agar masyarakat yang pindah benar- benar merasakan secara maksimal sarana dan prasarana yang disediakan oleh

(39)

pemerintah. 2) Ganti rugi untuk relokasi pemukiman bantaran sungai karangmumus, pembayaran dan pembagian uang ganti rugi telah dibayarkan oleh oleh pemerintah sehingga masyarakat yang terkena dampak relokasi merasa bahwa tanahnya dihargai dan pemiliknya dihormati sehingga warga yang terkena relokasi tidak dirugikan justru lahan yang baru sekarang bernilai amat tinggi yaitu 200 juta per rumah. 3) Kesadaran masyarakat yang pindah ke pemukiman bantaran sungai karangmumus, kesadaran masyarakat untuk dapat pindah kelokasi yang baru direspons oleh masyarakat, dimana masyarakat banyak yang pindah ke Bengkuring dan Sambutan. Pemerintah juga memberikan proses yang mudah bagi pemindahannya sehingga masyarakat sadar akan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah. 4) Peran dan fungsi pendamping dari pemerintah kota samarinda dalam program relokasi pemukiman bantaran sungai Karangmumus, peran dan fungsi pemerintah dalam pendampingan masyarakat yang pindah dapat dikatakan bekerja dengan baik dimana pemerintah kota samarinda bertanggung jawab penuh dalam kegiatan relokasi ini, sehingga semua warga yang pindah merasa aman dan mantap untuk pindah ke lahan baru.

c. Mokoginta, dkk. 2015. Persepsi Masyarakat terhadap Relokasi Pasar Tradisional di Kelurahan Genggulung Kecamatan Kotamobagu Utara

Relokasi pasar yang ada di pasar lama belum terealisasi 100% karena endapat penolakan dari masyarakat sekitar, hal ini terlihat dari persentase masyarakat dan pedagang yang setuju dan tidak setuju lebih besar yang tidak setuju, dengan persentase, dari 40 pedagang yang terdata peneliti mengambil sampel 17 responden atau 18% pedagang dipasar genggulang mayoritas pedagang yang ada di genggulang mengatakan setuju atas pembangunan pasar serta relokasi pasar

(40)

lama ke pasar baru, sedangkan masyarakat hasil pembagian kuisioner di 3 kelurahan dan 5 desa kecamatan Kotamobagu dari 80 orang responden atau 45%

atau 45 orang diantaranya tidak setuju. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk persepsi seperti faktor internal berupa usia dan pendidikan yang berhubungan dengan cara pandang seseorang menanggapi sesuatu, pekerjaan dengan kepentingan ekonomi atau kebutuhan, dan faktor eksternal yaitu sumber informasi yang berhubungan dengan pengetahuan seseorang tentang masalah relokasi pasar, jarak tempat tinggal yang berhubungan dengan aksebilitas, lama berdagang berhubungan dengan kenyamanan, serta status kepemilikan tempat dagang, serta penolakan masyarakat terhadap pelaksanaan relokasi.

B. Kerangka Konsep

Kegiatan relokasi penduduk memilki dampak baik sosial maupun ekonomi bagi masyarakat yang direlokasi, diharapakan dari kegiatan relokasi penduduk di desa sawitto dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

(KBBI,2010).

(41)

Adapun dalam pelaksanaan relokasi, tentunnya memilki dampak. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Upaya-upaya untuk tercapainya kenaikan kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas, dalam pengertian sehari-hari seringkali disebut sebagai upaya pembangunan. Pendek kata, pembangunan merupakan segala upaya yang terus- menerus ditujukan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa yang belum baik, atau untuk memperbaiki kehidupan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Dalam relokasi ini, pemerintah mengadakan pembangunan. Istilah pembangunan yang biasa digunakan dalam bahasa indonesia, desawa ini telah semakin berkembang sebagai terjemahan dari beragam istilah asing, sehingga terkadang mengandung kerancuan pengertian. Pembanguann, dalam kehidupan sehari-hari, dapat digunakan sebagai terjemahan atau padanan istilah:

development, growth, and change, modernization, atau bahkan juga progress.

Karena itu, kian menjadi sangat sulit untuk mendefenisikan ” pembangunan”

dalam suatu rumusan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan, harapan-harapan, atau fungsi yang sangat beragam yang melekat pada istilah “pembangunan” itu. Pembangunan yang dilakukan terkait relokasi ini

dilakukan pada sasaran penduduk Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang. Dari relokasi ini tentunya mempunnyai faktor-faktor penyebab, dampak pada sosial, dan dampak pada ekonomi masyarakat.

(42)

Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka disusun skema kerangka konsep yang disajikan.

Relokasi Penduduk Pembangunan Pemukiman

Persepsi Masyarakat

Dampak Sosial Dampak Ekonomi

pendidikan

Kesehatan

Akses jalan

Sarana dan prasarana olahraga

Penghasilan masyarakat

Jenis penghasilan

Akses pasar

Setuju

Tidak Setuju

(43)

30 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang menghasilkan deskripsi dari orang-orang atau perilaku dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan.

Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif dimana data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambaran dan bukan angka. Metode penelitian kualitatif ini juga sering disebut metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (naturalsetting).

(Sugiyono,2013:89). Data data tersebut lebih banyak bercerita mengenai objek penelitian sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang karena lokasi ini sangat tepat untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti.

C. Informan Penelitian

Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dengan maksud menemukan apa yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Disini peneliti mengambil sampel dengan memilih orang-orang yang dianggap

(44)

paling tahu tentang apa yang diharapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2013: 218-219).

D. Fokus Penelitian.

Spradley (Sugiyono, 2013: 208-209) menyatakan bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi fokus atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah “Analisis terhadap dampak lingkungan sosial dan ekonomi

pasca relokasi( Studin kasus Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang) ”

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Dimana peneliti dapat mengetahui secara langsung melalui proses melihat dan merasakan makna-makna tersembunyi yang dimunculkan oleh subjek penelitian. Sugiyono (2013: 222) menyatakan bahwa peneliti kualitatif sebagai Human Instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya.

F. Jenis dan Sumber Data

Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah penelitian.

Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula hasil akhir dari

(45)

suatu penelitian. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama, sedangkan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Jenis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah jenis data primer.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data yaitu:

1. Observasi langsung yang bertujuan dengan membandingkan apa yang telah diperoleh melalui literatul yang ada dengan apa yang betul-betul terjadi/berlangsung dilapangan. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Observasi ini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi lokasi penelitian, selanjutnya melakukan pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diteliti.

2. Wawancara, baik secara formal maupun informal. Wawancara ini bertujuan untuk memperkuat apa yang telah didapat dari observasi langsung. Dalam penelitian ini digunakan tekhnik wawancara mendalam (indepth iterview) yaitu dengan mengumpulkan sejumlah data dari informan dengan menggunakan daftar pertanyaan dengan merajuk pada pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis agar data yang ingin diperolah lebih lengkap dan valid.

(46)

3. Dokumentasi berupa gambar dan juga foto. Salah satu kelebihan dari dokumentasi ini adalah secara tidak langsung dapat mempresentasi realitas.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono,2013:244).

Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Milles dan Huberman yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung secara interaktif. Pertama, reduksi data, yaitu proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstraksikan data dari berbagai sumber data misalnya dari catatan lapangan dokumen, arsip, dan sebagainya, sedangkan proses mempertegas, memperpendek,membuang yang tidak perlu, menentukan fokus, dan mengatur data sehingga kesimpulan bisa dibuat. Kedua, penyajian data, seperti merakit data dan menyajikan dengan baik supaya lebih mudah dipahami.

Penyajian bisa berupa matrik, gambar, skema, jaringan kerja, table dan seterusnya. Ketiga menarik kesimpulan/verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal belum masih kuat, terbuka dan skeptic. Kesimpulan akhir akan dilakukan setelah pengumpulan data berkahir. (Sugiyono, 2010:246).

(47)

I. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadipada obyek penelitian.

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat digunakan uji kredibilitas. Menurut Sugiyono (2013: 270) untuk menguji kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Perpanjangan pengamatan: dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan membentuk hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan kehadiran peneliti tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat yang sedang dipelajari.

2. Meningkatkan ketekunan: yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

3. Triangulasi: yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi yaitu pertama, triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

(48)

beberapa sumber. Kedua, triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Ketiga, triangulasi waktu yaitu data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari, siang hari dan sore hari biasanya akan berbeda.

4. Analisis kasus negatif: yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan ditemukan, maka data tersebut sudah dapat dipercaya.

5. Menggunakan bahan referensi: yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia atau suatu keadaan perlu didukung oleh foto- foto.

6. Mengadakan membercheck: yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut dapat dikatakan valid, sehingga semakin kredibel data tersebut dan begitupun sebaliknya.

(49)

Apabila mengacu pada konsep kredibilitas tersebut, maka dalam penelitian ini pendekatan yang paling tepat untuk digunakan adalah triangulasi.

(50)

72

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dampak terhadap lingkungan sosial dan ekonomi pasca relokasi penduduk desa sawitto kecamatan bungin Kabupaten Enrekang.

a. Dampak Sosial:

1) Jalan semakin baik

2) Pendidikan menjadi lebih maju 3) Balai kesehatan lebih terjangkau

4) Sarana dan Prasarana olah raga lebih baik b. Dampak Ekonomi:

1) Penghasilan pasar lebih baik

2) Jenius mata pemcahalian bertambah banyak 3) Penghasilan petani meningkat

4) Kondisi pemukiman lebih maju.

2. Persepsi masyarakat terhadap relokasi adalah mereka tidak berpindah sebagian disebabkan karena mereka tidak ingin terlalu jauh dari tempat mata pencaharian. Kemudian ada juga masyarakat yang lebih memilih berpindah karena mereka berpikir untuk masa depan lebih maju.

(51)

B. Saran

Adapun saran kami sebagai peneliti adalah:

1. Untuk mkasyarakat dan pemerintah supaya menjalin kerjasama dengan baik supaya pembangunan bangsa juga akan lebih baik. Jangan ada diantara kedua elemen saling membuat konflik terhadap suatu kebijakan.

2. Untuk penelIti selanjutnya, saya berharap kepada peneliti selanjutnya supaya memperhatikan informan dengan baik sebelum melalukan wawancara sehingga informasi yang diperoleh valid.

(52)

72

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dampak terhadap lingkungan sosial dan ekonomi pasca relokasi penduduk desa sawitto kecamatan bungin Kabupaten Enrekang.

a. Dampak Sosial:

1) Jalan semakin baik

2) Pendidikan menjadi lebih maju 3) Balai kesehatan lebih terjangkau

4) Sarana dan Prasarana olah raga lebih baik b. Dampak Ekonomi:

1) Penghasilan pasar lebih baik

2) Jenius mata pemcahalian bertambah banyak 3) Penghasilan petani meningkat

4) Kondisi pemukiman lebih maju.

2. Persepsi masyarakat terhadap relokasi adalah mereka tidak berpindah sebagian disebabkan karena mereka tidak ingin terlalu jauh dari tempat mata pencaharian. Kemudian ada juga masyarakat yang lebih memilih berpindah karena mereka berpikir untuk masa depan lebih maju.

(53)

B. Saran

Adapun saran kami sebagai peneliti adalah:

1. Untuk mkasyarakat dan pemerintah supaya menjalin kerjasama dengan baik supaya pembangunan bangsa juga akan lebih baik. Jangan ada diantara kedua elemen saling membuat konflik terhadap suatu kebijakan.

2. Untuk penelIti selanjutnya, saya berharap kepada peneliti selanjutnya supaya memperhatikan informan dengan baik sebelum melalukan wawancara sehingga informasi yang diperoleh valid.

(54)

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Empat. Jakarta: PT. Gramedia Utama.

Ina, E, Salamet, Pokok-pokok Pengertian Pembangunan Masyarakat Desa, Bharatara, Jakarta, 1999.

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial Budaya. Jakarta : Rajawali pers

Mokoginta, dkk. 2015. Persepsi Masyarakat terhadap Relokasi Pasar Tradisional di Kelurahan Genggulung Kecamatan Kotamobagu Utara.

Musa. 2009. Dampak Penduduk terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan wilayah (Studi Kasus Desa Siti Ambia, Takal Pasir dan Teluk Ambun Kecamatan Singil Kabupaten Aceh Singkil). Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Pascasarjasna Universitas Sumatera Utara.

Nursalam. dkk. 2016. Teori Sosiologi. Yogyakarta : Writing Revolution Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiutatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiutatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Syamsuri., S. dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Tim Panrita Pres Uinismuh Makassar.

Syahrani, dkk. 2014. Persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan Relokasi Penduduk (Studi Kasus: Kebijakan Relokasi Penduduk Bantaran Sungai Karangmumus). eJournal Administrative Reform, 2014, 2 (4): 2422- 2434. Samarinda: Universitas Mulawarman.

Taufik M, 1996, Evaluasi Lokal Pemukiman Warga Karangmumus di Desa dan Bengkuring Kotamadya Samarinda.

(55)
(56)
(57)

ekonomi pasca relokasi

1. Bagaimana perbandingan antara jalan transportasi sebelum dan sesudah relokasi?

2. Bagaimana perbandingan pendidikan masyarakat sebelum dan sesudah relokasi?

3. Bagaimana perbandingan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah relokasi?

4. Bagaimana sarana dan prasana olahraga sebelum dan sesudah relokasi?

5. Bagaiman akses pasar sebelum dan sesudah relokasi?

6. Bagaimana perbandingan penghaslan masyrakat sebelum dan sesudah relokasi ?

7. Apa jenis penghasilan sebelum dan sesudah relokasi?

(58)

Peta Kabupaten Enrekang

Peta Kecamatan Bungin

(59)
(60)
(61)
(62)

1

ARNO

(Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar)

ABSTRAK

Arno. 2017. Analisis terhadap Dampak Sosial dan ekonomi Pasca Relokasi (Studi kasus Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang) . Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hj. Budi Setiawati dan Pembimbing II Jasmin Daud.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengungkapkan Dampak lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi Desa Sawitto dan Persepsi Masyarakat terhadap Relokasi Peduduk.

Jenis penelitian ini adalah penelitian sosial budaya yang bertujuan untuk mengetahui Dampak lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi Desa Sawitto dan Persepsi Masyarakat terhadap Relokasi Peduduk. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa (1) Dampak lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi lebih maju (2) Adapun Persepsi masyarakat terhadap relokasi adalah mereka tidak berpindah sebagian disebabkan karena mereka tidak ingin terlalu jauh dari tempat mata pencaharian. Kemudian ada juga masyarakat yang lebih memilih berpindah karena mereka berpikir untuk masa depan lebih maju.

Kata Kunci: Dampak Lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi

PENDAHULUAN

Usaha untuk menggalakkan desa yang dimaksudkan adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup serta kondisi sosial masyarakat desa yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat indonesia yang melibatkan tiga pihak, yaitu pemerintah, swasta dan warga desa. Pembanguan desa merupakan hal yang harus diprioritasakan dengan meningkatkan status desa dengan bantuan yang seminimum mungkin dari pemerintah. Artinya, sedapat mungkin

(63)

2

untuk tinggal atau menetap di desa sebelumnya. Dengan demikian untuk meningkatkan status desa tidak cukup hanya dari usaha pemerintah saja tetapi juga terkait dengan partisipasi masyarakat. Dari uraian diatas maka peneliti ingin meneliti tentang “Analisis Terhadap Dampak Lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi ( Studi Kasus pada Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sawitto Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang karena lokasi ini sangat tepat untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah pelecehan seksual di Kota Makassa18 orang di Desa Sawitto. Informan penelitian diperoleh dengan menggunakan cara purpose sampling. fokus atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah “Analisis terhadap Dampak Lingkungan Sosial dan Ekonomi Pasca Relokasi”. Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri.

Sugiyono (2013: 222) menyatakan bahwa peneliti kualitatif sebagai Human Instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya.

Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah penelitian.

Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula hasil akhir dari suatu penelitian. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama, sedangkan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Jenis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah jenis data primer. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data yaitu: wawancara dan dokumentasi.

Teknik Analisis data adalah teknik yang digunakan untuk menyakinkan public, masyarakat, audients, mengenai data yang di dapatkan dapat di percaya atau dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sehingga peneliti dapat berhati- hati dalam memasukan data hasil penelitian, data yang dimasukan adalah data yang sudah melalui berbagai tahapan analisis data. Adapun untuk menentukan analisis data dapat di gunakan teknik triangulasi menurut Bachtiar (2010:3-17) Teknik triangulasi yaitu suatu cara yang di gunakan adalah teknik pemeriksaan yang memamfaatkan penggunaan sumber (wawancara, dan triangulasi) dengan sumber yang berarti membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dan hasil belajar Matematika dengan menggunakan penerapan strategi discovery inquiry

Di sisi lain, kekeringan dan kemarau panjang juga menyebabkan banyak wilayah sentra pertanian mengalami gagal panen karena distribusi curah hujan yang tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari gel kitosan yang diambil dari limbah kulit udang windu (Peneaus monodon) dengan penambahan ekstrak

intelektual, kekayaan tersebut harus dimiliki bersama, dan Para Pihak harus membuat pengaturan terpisah sesuai hukum dan peraturan peundang-undangan yang berlaku

1. Memberikan terapi trauma healing Trauma healing adalah salah satu metoda dalam pemberian terapi yang dapat menghilangan trauma masa lalu seseorang. Pada pengabdian

Pasal 56 KHI 1 Suami yang berhak beristri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari Pengadilan Agama 2 Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat 1 dilakukan menurut tata

Beberapa potensi untuk memacu kinerja petani dalam mengusahakan lahannya yang tidak produktif menjadi produktif adalah adanya, niat, akhlaq, ilmu dan pengamalan ke

Bahan-bahan organik maupun anorganik termasuk logam berat khususnya Cu yang terlarut di dalam air dapat direduksi oleh mikrobia rhizosfera yang terdapat pada akar eceng gondok