• Tidak ada hasil yang ditemukan

Form Bimbingan Magang Program Studi Ilmu Komunikasi Semester Gasal 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Form Bimbingan Magang Program Studi Ilmu Komunikasi Semester Gasal 2020/2021"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Form Bimbingan Magang Program Studi Ilmu Komunikasi

Semester Gasal 2020/2021

Nama : ADZRA VABIANT PURWANTI

NIM : 00000008933

Angkatan : 2015

Dosen Pembimbing : Gusti Nur Cahya Aryani, S.Si., M.A.

No Tanggal Jam Keterangan Tanggal Approval

1 18 September 2020 13:35 Sharing lokasi magang 12 Desember 2020 13:57

2 06 Oktober 2020 10:00 Membahas struktur laporan magang

12 Desember 2020 13:58

3 08 November 2020 10:00 masih banyak salah dalam menuliskan di sebagai awalan dan di sebagai akhiran.

Kemudian Bab 3 masih sangat tidak detail.

12 Desember 2020 13:58

4 06 Desember 2020 10:00 Adzra saya sudah oke, tinggal kamu rapikan susunannya supaya tidak terpotong2 antara gambar dengan keterangannya dan betulkan kesalahan2 penulisan terutama terkait di sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Cek ulang juga penulisan referensi.

12 Desember 2020 13:58

(2)

LAMPIRAN

JADWAL BIMBIMBINGAN MAGANG

Tanggal Jam

Bimbingan Keterangan

Paraf Pembimbing

Magang 18

September 2020

13:35

Sharing lokasi magang

6 Oktober 2020

10:00 Membahas struktur laporan magang

8

November 2020

10:00 masih banyak salah dalam menuliskan di sebagai awalan dan di sebagai akhiran.

Kemudian Bab 3 masih sangat tidak detail.

6

Desember 2020

10:00 Adzra saya sudah oke, tinggal

kamu rapikan susunannya supaya

tidak terpotong2 antara gambar

dengan keterangannya dan

betulkan kesalahan2 penulisan

terutama terkait di sebagai

awalan dan di sebagai kata

depan. Cek ulang juga penulisan

referensi dan tambahkan abstrak.

(3)

Dess y NL

Digitally signed by Dessy NL Date:

2020.09.24 15:47:42 +07'00'

(4)

Form KM-02 : Surat Pengantar Kerja Magang

Tangerang, 3 September 2020 

No. : ​146/JR-Intern/UMN/IX/2020 Lampiran : -

Perihal : Permohonan Kuliah Kerja Lapangan

Yth.

Unversitas Multimedia Nusantara Jl. Scientia Boulevard,

Gading Serpong, Tangerang, Banten. 15811

Dengan hormat,

Dalam rangka memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai praktek di dunia kerja, Universitas Multimedia Nusantara mewajibkan setiap mahasiswa untuk melakukan kuliah kerja lapangan. Melalui program tersebut mahasiswa dilatih untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di dunia kerja dengan bekal ilmu yang telah dipelajari di kampus, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa melalui pengaplikasian ilmu, memberikan pelatihan dan pengalaman kerja bagi mahasiswa, ​link and match pengetahuan yang telah dipelajari di kampus dengan dunia industri.

Bersama dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu kiranya berkenan menerima mahasiswa/i kami berikut ini :

NIM NAMA PROGRAM STUDI NO KONTAK

8933 Adzra Vabiant

Purwantie Jurnalistik 087885037246

Untuk melaksanakan praktek kerja di Instansi/Perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Adapun pelaksanaan praktek kerja mahasiswa/i Universitas Multimedia Nusantara mohon dapat disesuaikan dengan program studi mahasiswa tersebut. Untuk kelancaran kegiatan tersebut, kami mohon konfirmasi kesediaan dari Bapak/Ibu.

Demikian permohonan kami. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya

Hormat kami, ​Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, M.A.

Kampus UMN, Scientia Garden | Jl. Boulevard Gading Serpong – Tangerang | ​P.​ +62 21 5422 0808 | ​F. ​+62 21 5422 0800 | www.umn.ac.id

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

PENILAIAN SOFT SKILL PROYEK INDEPENDEN PENELITIAN UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

NIM : 8933

Nama Mahasiswa/i : Adzra Vabiant Purwantie

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Nama Perusahaan : Universitas Multimedia Nusantara

Alamat Perusahaan : Jl. Scientia Boulevard, Summarecon

Gading Serpong, Curug Sangereng, Tangerang Banten.

Telepon : (021) 54220808

Periode Waktu Kerja Magang : 12 Juni 2020 - 11 Agustus 2020

Nama Pembimbing Lapangan Kerja Magang : Dr. Indiwan Seto Wahjuwibowo

NO. ASPEK YANG DINILAI NILAI (0-100) BOBOT NILAI AKHIR (NILAI

X BOBOT) 1 Caring : membangun relasi dan memahami nilai kepedulian ketika

menyelesaikan project independen 60 20% 12

2 Credibel : tanggung jawab, komitmen dan kredibel dalam

penyelesaian project independen 60 20% 12

3 Competent : optimal dalam berkontribusi kompetensi yang dimiliki

dalam penyelesaian project 60 20% 12

4 Competitive : berusaha sekuat tenaga dalam menghadapi tantangan

dalam menyelesaikan Project Independen 60 20% 12

5 Customer delight : memberikan ide inovatif dalam pengerjaan project

independen serta memenuhi ekspetasi dosen pembimbing 60 20% 12

TOTAL NILAI 100% 60

Menyetujui, Tangerang 23 Okt 2020

Ika Yanuarti, MSF. , CSA

Wakil Rektor III Kemahasiswaan UMN

(16)

ADZRA VABIANT

undergraduate degree of Communication Science

Name

Adzra Vabiant Purwantie

Date of Birth

February 8, 1997

Phone

087885037246

Email

[email protected]

Instagram

@raraarva

Phone: 087885037146 Email: [email protected]

Address

Jl. Danau Kelapa Dua IX, No 79, Kelapa Dua, Tangerang

RESUME

PROFILE EXPERIENCES

EDUCATION

SKILLS SOCIAL MEDIA

2012 - 2014 : THE FIKSi ( Theater and Film) – SMA ISLAMIC VILLAGE

2012 : PHOTOGRAPHY COMPETITION – SUMARECON SERPONG 2012 : PHOTOGRAPHER FOR AN WARDAH EVENT AT KEBAYORAN JAKARTA – WARDAH COSMETIC

2017 – 2018 : COMPRESS – JOURNALIST UMN

2019 - 2020 : BIPA UMN – BAHASA LEARNING PROGRAM FOR FOREIGNERS

ELEMENTARY SCHOOL : SDN Sukasari 5, Cikokol, Tangerang MIDDLE SCHOOL : SMP Islamic Village, Tangerang

HIGH SCHOOL : SMA Islamic Village, Tangerang

COLLEGE : Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Tangerang

HARD SKILLS SOFT SKILLS

Photography Videography Writing Editing

Teamwork

Public Speaking Stroytelling Adaptability Desire to Learn Flexibility

Willingness to Learn

(17)
(18)

KOMODIFIKASI PENYIMPANGAN SEKSUAL DALAM FILM

“Kucumbu Tubuh Indahku”

Adzra Vabiant Purwantie¹ dan Indiwan Seto Wahjuwibowo² Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia

ABSTRAK

Film dapat berperan sebagai bentuk komunikasi penyampaian pesan dari si pembuat pesan kepada si penerima pesan, yaitu penonton. Namun bagaimana jika pesan yang di sampaikan pada film tersebut menimbulkan salah persepsi bagi penontonnya. Seperti pada film “Kucumbu Tubuh Indahku” yang menceritakan seorang laki-laki yang sedang mencari jati dirinya. Namun pada film itu ada beberapa adegan penyimpangan seksual, dan hal ini menimbulkan banyak kontroversi di masyarakat. Dengan demikian peneliti ingin menganalisis penyimpangan seksual yang ada pada film tersebut dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana komodifikasi penyimpangan seksual dalam film

“Kucumbu Tubuh Indahku”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode semiotika Roland Barthes, dengan teknik pengumpulan data studi dokumen, juga lima kode semiotika Roland Barthes untuk menganalisis film tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa pada film

“Kucumbu Tubuh Indahku” ada unsur penyimpangan seksualnya, dan kemudian unsur tersebut di komodifikasikan dalam bentuk adegan di film untuk dijadikan sebuah produk yang dapat dijual. Hal ini dapat dilihat dari beberapa adegan yang sudah dianalisis secara mendalam.

Kata Kunci: Penyimpangan Seksual, Semiotika Roland Barthes, Lima Kode

Semiotika Roland Barthes, Komodifikasi Film

SEXUAL PERVERSION COMMODIFICATION IN THE MOVIE

“KUCUMBU TUBUH INDAHKU”

ABSTRACT

Movie have significant role as a channel for giving out informations from

messager to the receiver (audience). However, what if there's a misunderstanding

caused by wrong perception of the audience. “Kucumbu Tubuh Indahku” told a

story about a guy who’s looking for his identity. There were some sexual

perversions that cause controversy in society. That’s why the researcher would

(19)

like to do an analysis the sexual perversions that happened in the movie, and would like to know about how the sexual perversions commodification in the movie. This is a descriptive qualitative research and using semiotic method by Roland Barthes as document study for the data collection and 5 Roland Barthes semiotic codes for data analysis. The result of this research prove that there is sexual perversions that commodificated in the “Kucumbu Tubuh Indahku’s”

scenes. The commodification of the sexual perversion made in purpose of marketing. It will showed by the deep analysis of the scenes.

Keywords: sexual perversion, semiotic method by Roland Barthes, 5 Roland

Barthes semiotic codes, commodification of films.

PENDAHULUAN

Isu penyimpangan seksual sangat sensitif di beberapa negara, termasuk Indonesia. Namun bagaimana juga isu penyimpangan seksual tersebut di masukan pada sebuah film. Seperti film

“Kucumbu Tubuh Indahku”, karya dari sutradara terkenal di Indonesia, yaitu Garin Nugroho ini menimbulkan banyak kontroversi di masyarakat. Masyarakat mengungkapkan bahwa film ini mengandung unsur LGBT. Hal ini disebabkan karena ada beberapa adegan yang sangat sensitif bagi masyarakat Indonesia. Hal ini menimbulkan beberapa reaksi dari masyarakat, salah satunya adalah melakukan boikot, karena banyak masyarakat berspekulasi bahwa film tersebut mendukung isu LGBT.

Dikutip dari tempo.com bahwa film yang sudah mendapatkan beberapa penghargaan internasional, termasuk dari Italia, Prancis, Australia, dan Meksiko ini ternyata menuai kontroversi saat diputar di Indonesia. Film yang sudah diputar lebih dari 30 festival film di seluruh dunia ini kini memicu munculnya petisi penolakan penayangan film tersebut.

Seperti petisi yang dimuat di Charge.org itu ditujukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia dan sudah ditandatangani lebih dari 5.800 orang pada Jumat 26 April lalu. Isi dari petisi tersebut adalah imbauan untuk memboikot film ini, yang dinilai mendukung kehadiran lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) (Suyanto, 2019, para. 2-3).

(20)

Rakhmi Marshita, penggagas dari petisi tersebut mengajak para warganet menilai film yang dianggapnya tidak sesuai dengan norma masyarakat di Indonesia. Seperti yang di tulisnya pada petisi yang ia buat, berbunyi “Jika film seperti ini diizinkan tayang dan disebarluaskan, kita mesti khawatir bahwa generasi muda yang mengalami kesulitan menemukan jati diri akan mencontoh perilaku dalam film ini”.

Sejumlah kalangan khawatir bahwa film ini akan beresiko memicu efek negatif bagi masyarakat. Sebenarnya isu mengenai LGBT bukanlah suatu hal yang baru, bahkan dua hingga tiga tahun terakhir ini polemik mengenai keberadaan LGBT terus menjadi kontroversi. Hal ini dikarenakan keberadaan mereka dinilai makin massif dan berani memperlihatkan eksistensinya dikhawatirkan bukan hanya berpotensi berdampak buruk di masyarakat, tapi juga dituding melanggar nilai dan norma keagamaan (Suyanto, 2019, para. 4-5).

Penayangan film ini juga diberhentikan di beberapa daerah di Indonesia. Seperti yang dikutip oleh kompas.com pada Selasa 11 November 2019, yang memberitakan bahwa sebuah organisasi masyarakat menghentikan secara paksa film Kucumbu Tubuh Indahku karena dinilai mempromosikan isu LGBT. Pada saat itu, sejumlah orang

tengah menggelar acara nonton bareng film “Kucumbu Tubuh Indahku” di Gedung Kesenian Lampung yang berada di Kompleks PKOR Way Halim, Selasa siang. Sebelum itu, sejumlah elemen masyarakat hingga pemerintah daerah menentang dan menolak film tersebut untuk ditayangkang. Salah satunya adalah Bupati Kubu Raya, Kalimatan Barat, yang mengeluarkan surat ederan melarang penayangan. Ia melarang karena khawatir film itu berdampak negatif pada masyarakat Kabupaten Kubu raya khususnya. Kemudian hal sama juga diikuti oleh Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat; Pemerintah Kota Pontianak, Kalimanta Barat; hingga Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini berujung pada petisi yang menentang dan memboikot film tersebut untuk tayang di beberapa kota bermunculan di media sosial. Petisi ini berjudul “Gawat! Indonesia Sudah Mulai Memproduksi Film LGBT dengan Judul Kucumbu Tubuh Indahku” (Sembiring, 2019, para. 15-22).

Maka dari itu peneliti sangat tertarik meneliti mengenai topik tersebut dan ditambah lagi Indonesia sangat kontra dengan isu tersebut. Selain itu film tersebut juga menuai banyak kontroversi di masyarakat. Oleh karena itu peneliti akan menganalisis topik tersebut dengan menggunakan metode

(21)

semiotika dari Roland Barthes. Peneliti memilih Barthes karena dalam metodenya ada beberapa unsur yang dapat digunakan peneliti untuk menganalisis maksud dari film

“Kucumbu Tubuh Indahku”. Selain itu Barthes juga memiliki unsur-unsur non- visual yang bisa memudahkan peneliti menganalisis makna dan tanda yang tersembunyi dari film tersebut.

Penelitian ini menggunakan konsep Komodifikasi, sebagai dasar dari konsep komodifikasi film. Komodifikasi Menurut Karl Marx dalam Nurfikria &

Tawulo (2018) mengemukakan bahwa komodifikasi sebagai ‘ideologi’ yang bersemayam di balik media, dan bisa dimaknai sebagai upayah mendahulukan tujuan untuk meraih keuntungan dibandingkan tujuan-tujuan lain.

Moscow berpendapat bahwa komunikasi merupakan arena potensial tempat terjadinya komodifikasi (Nurfikria &

Tawulo, 2018). Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan komodifikasi yang sangat besar pengaruhnya karena yang terjadi bukan hanya komodifikiasi untuk mendapatkan surplus value, tetapi juga pesan yang disampaikan mengandung simbol dan citra yang bisa dimanfaatkan untuk mempertajam kesadaran penerima pesan (Nurfikria &

Tawulo, 2018). Sedangkan komodifikasi film itu sendiri Menurut Adorno &

Horkheimer film dan radio ridak perlu berpura-pura sebagai seni, karena mereka hanyalah sebuah bisnis yang dijadikan ideologi untuk menjustifikasi apa yang mereka produksi dengan bebas (Arifin, 2018). Jadi, industri media sama sekali tidak memproduksi seni saat ia merilis film atau menyiarkan acara radio dan televisi, tetapi yang dilakukan hanyalah memproduksi apa yang bisa mereka produksi dengan sumber daya yang bisa dikatakan tidak terbatas (manusia, teknologi, modal dan sebagainya) (Arifin, 2018).

Penelitian ini menggunakan semiotika Roland Barthes. Dalam pemikirannya Barthes menyatakan bahwa mitos merupakan bagian dari system semiotic menjadi dasar dari pembicaraan mengenai pemaknaan dengan tanda dan menjadikan mitos sebuah pembicaraan yang berbentuk wacana, selain itu semiologi telah mengajarkan seseorang bahwa mitos memiliki tugas untuk memberikan maksud sejarah suatu justifikasi alami, dan menjadikan ketidakpastian tampak abadi (Prasetya, 2019, p. 22). Dalam buku Wahjuwibowo (2018, p. 21) dijelaskan bahwa Barthes membuat model dua tahap dalam pemaknaan sebuah tanda, yang disebut dengan two order of signification. Lewat model ini barthes menjelaskan bahwa signifikasi

(22)

tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (konten) di dalam sebuah tanda terhadap realitas external. Sedangkan pada signifikasi tahap kedua berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Selain itu konsep kerja semiotika dan film pada tataran ini bisa diketahui korelasinya, sehingga bisa disimpulkan bahwa antara semiotika dengan film merupakan sebuah bentuk relasi pemaknaan mengenai penyampaian bentuk-bentuk simbol visual dan linguistik dalam konsep sinemotografis (Prasetya, 2019, p. 43).

Pada sebuah film tentu saja ada sebuah makna dan tanda, juga bahasa tubuh yang dapat dijadikan pesan kepada penontonnya. Menurut Danesi (2011, p.

6) tanda adalah segala sesuatu yang mempresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya, seperti warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika, dan lain-lain. Tanda secara logis dikenal sebagai referen (objek atau petanda), ada dua jenis referen: (1) referen konkrit dan (2) referen abstrak (Danesi, 2011, p. 7).

Referen konkrit adalah sesuatu yang dapat ditunjukan hadir di dunia nyata, sedangkan referen abstrak bersifat imajiner dan tidak dapat diidentifikasi hanya dengan menunjuk pada suatu benda (Danesi, 2011, p. 7).

Borg (2020, p. 55) menyatakan bahwa Bahasa tubuh terdiri dari dua golongan, yaitu terbuka dan tertutup.

Bahasa tubuh yang terbuka ditandai sengan ekspresi menyambut, santai, dan penuh perhatian. Bahasa tubuh tersebut menunjukkan tidak adanya rintangan dalam bentuk apa pun, baik secara fisik maupun mental. Sedangkan tubuh yang tertutup merupakan sekumpulan isyarat, Gerakan, dan sikap yang membawa masuk tubuh ke dalam diri sendiri.

Bahasa tubuh terdiri dari gerakan mata, senyuman dan ekspresi wajah.

Gerakan mata merupakan salah satu cara non-visual yang mampu menunjukkan hal-hal, seperti:

menunjukkan kesukaan atau keakraban dan bagaimana hubungan tersebut berjalan, melatih control, mengatur interaksi, dan juga memberikan informasi mengenai suasana hati dan karakter (Borg, 2020, p. 67-68).

Senyuman adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh semua orang dan merupakan aktivitas wajah yang pembawaanya alami dilakukan ketika kita sedang bahagia, sedangkan senyum palsu adalah senyuman yang dilakukan ketika kita sebenarnya sedang tidak bahagia (Borg, 2020, p. 101-102).

Selain itu dalam bahasa tubuh, wajah merupakan bagian yang paling ekspresif pada setiap interaksi. Hal ini

(23)

karena wajah merupakan hal pertama yang akan dirujuk secara alami saat seseorang berbicara dengan orang lain cenderung memandang wajahnya. Hal ini dikarenakan seseorang memberikan lebih banyak isyarat melalui wajah daripada melalui bagian tubuh lainnya. Misalnya dari wajah seseorang bisa tahu kalau orang tersebut sedang marah, lalu bahasa tubuh lainnya akan memberi tahu kita apa yang telah dilakukan oleh perasaan marah tersebut, sehingga orang tersebut tergerak untuk melakukan sesuatu (Borg, 2020, p. 93).

Dalam sebuah pembuatan film tentu saja tak lepas dari teknik pengambilan gambar. Hal ini dikarenakan supaya penonton yang melihat dapat mengerti makna, tanda, ataupun pesan yang di sampaikan pada film ataupun iklan tersebut. Teknik pengambilan gambar yang tidak benar dapat menimbulkan salah persepsi bagi penontonnya, sehingga makna pesan yang disampaikan tidak dapat di mengerti oleh penontonnya. Limbong et al (2020, p. 27-31) menjelaskan teknik pengambilan gambar video berdasarkan ukuran gambar, yaitu: (1) Extremen Close Up (ECU), merupakan pengambilan gambar dari jarak sangat dekat, hingga pori-pori kulit bisa terlihat.

Teknik bertujuan supaya objek menjadi sangat-sangat jelas. (2) Big Close Up

(BCU), teknik ini untuk menunjukkan ekspresi dari objek dan sasarannya adalah dari atas kepala hingga dagu objek. (3) Close Up (CU), dilakukan dengan mengambil gambar atas kepala objek hingga bawah leher. Hal ini bertujuan supaya objek kelihatan lebih jelas. (4) Medium Close Up (MCU), teknik ini bertujuan mempertegas gambaran profil seseorang dan pengambilan gambarnya dengan menyorot dari kepala hingga dada. (5) Medium Shoot (MS), teknik pengambilan gambar ini hampir sama dengan medium long shot. Tetapi medium shot lebih terbatas ruang lingkupnya tidak seperti medium long shot yang lingkupnya luas.

Lingkup medium shot yaitu dari atas rambut hingga bagian perut. (6) Full Shoot (FS), teknik ini memperlihatkan seluruh tubuh objek, yaitu dari kepala hingga kaki. Teknik ini menjadikan sisi background menjadi luas. Biasanya teknik ini digunakan untuk mengambil pemandangan dengan objek manusia. (7) Long Shoot (LS), teknik pengambilan gambar dengan ukuran pas atau semua objek terlihat semua di dalam frame.

Teknik ini cocok digunakan untuk pengambilan objek dengan menampilkan semua objek. (8) One Shoot (1S), teknik ini mengambil seluruh objek hanya saja objek yang di foto hanya satu objek.

Teknik one shoot merupakan teknik

(24)

shooting untuk menampilkan satu objek saja tidak lebih maupun kurang. Teknik ini bisa digunakan untuk pengambilan gambar supaya objek jelas. (9) Two Shoot (2S), merupakan teknik yang lebih luas dibandingkan dari pada teknik pengambilan gambar one shoot. Two shoot ini menampilkan adegan dua objek yang terlibat dalam percakapan. Teknik ini biasanya digunakan untuk foto prewedding. (10) Group Shoot (GS), merupakan teknik pengambilan gambar untuk kumpulan orang. Seperti adegan pasukan, kerumunan orang dan sebagainya. Teknik pengambilan group shoot biasanya digunakan untuk pengambilan gambar foto keluarga.

Pada penelitian ini peneliti menemukan sebuah rumusan masalah, yaitu bagaimana komodifikasi penyimpangan seksual dalam film

“Kucumbu Tubuh Indahku”?

METODE PENELITIAN

Paradigma yang digunakan pada penelitian ini adalah paradigma Konstruktivis. Menurut Patton (2002, P. 96-97) para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dengan demikian, penelitian

dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan terebut.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut Kirl &

Miller dalam Anggito dan Setiawan (2018, p. 7) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, dengan sifat ini peneliti harus mendeskripsikan suatu objek, fenomena atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat naratif dan data ataupun fakta yang dihimpun diolah dalam bentuk kata atau gambar (Anggito &

Setiawan, 2018, p. 11).

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes.

Menurut Barthes tujuan penelitian

semiologis adalah untuk

merekonstitusi berfungsinya sistem-

(25)

sistem signifikasi di luar bahasa menurut proses-proses tipikal dari aktivitas strukturalis apa pun, yakni untuk membangun suatu simulakra (simulacrum) objek-objek yang diobservasi (Barthes, 2017, p. 135).

Unit yang akan di analisis oleh peniliti adalah makna dan tanda yang ada pada film “Kucumbu tubuh Indahku”, baik dari segi visual ataupun non-visual. Peneliti akan menganalisisnya dengan melihat

bagaimana komodifikasi

penyimpangan seksual dalam film tersebut terjadi dan seberapa banyak komodifikasi penyimpangan seksual yang ada dalam film tersebut. Dalam penelitian ini tentunya peneliti akan mencari tanda-tanda visual dan non- visual yang ada pada film tersebut.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen.

Sugiarto (2015, p. 12) menjelaskan bahwa studi dokumen atau teks merupakan jenis penelitian kualitatif yang berbasis pada dokumen.

Penelitian ini akan dianalisis menggunakan lima kode pembaca Roland Barthes sebagai teknik analisis data. Lima kode pembaca Roland Barthes yang digagas oleh

Budiman dalam Wahjuwibowo (2018, p. 37-38), yakni: (1) Kode Hermeneutik (hermeneutic code) adalah satuan – satuan yang dengan berbagai cara berfungsi, atau yang

justru menunda-nunda

penyelesaiannya, atau bahkan yang menyusun semacam teka-teki (enigma) dan sekadar memberi isyarat bagi penyelesaiannya. (2) Kode Semik atau konotasi merupakan kode yang menggunakan isyarat petunjuk, atau “kilasan makna” yang ditimbulkan oleh penanda-penanda tertentu. Sehingga dengan menggunakan kode semik dapat memberikan konotasi berdasarkan kajian penelitian yang dilakukan. (3) Kode Simbolik (symbolic code) merupakan kode “pengelompokan”

atau konfigurasi yang mudah dikenali

karena kemunculannya berulang-

ulang secara teratur melalui vervagai

cara dan sarana tekstual. (4) Kode

Proairetik (proaireteic code)

merupakan kode tindakan. Kode ini

didasarkan atas kemampuan untuk

menentukan hasil atau akibat dari

suatu tindakan secara rasional yang

mengimplikasikan suatu logika

perilaku manusia, berupa tindakan-

(26)

tindakan yang membuahkan dampak, dan masing-masing dampak akan memiliki bana generik tersendiri. (5) Kode Kultural (cultural code) atau kode referensial yang berwujud sebagai semacam suara kolektif yang anonim dan otoritatif yang bersumber dari pengalaman manusia, yang mewakili atau berbicara tentang sesuatu yang hendak dikukuhkan sebagai pengetahuan atau kebijaksanaan yang diterima oleh hukum.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis peneliti pada film “Kucumbu Tubuh Indahku” peneliti menemukan bahwa adanya komodifikasi penyimpangan seksual pada film tersebut, melalui beberapa adegan yang menunjukkan adanya penyimpangan seksual secara jelas. Setelah itu peneliti menganalisisnya dengan metode semiotika Roland Barthes

Dalam menganalisis film tersebut peneliti menggunakan lima kode semiotika dari Roland Barthes dalam teknik analisis datanya.

Peneliti menyimpulkan bahwa adanya penyimpangan seksual yang sangat

terlihat jelas pada film “Kucumbu Tubuh Indahku”, hal ini digambarkan dengan jelas pada adegan-adegan penyimpangan seksual yang ada pada film tersebut. Adegan penyimpangan seksual tersebut digambarkan mulai dari yang tingkat kecil hingga ke tingkat besar.

Lima kode semiotika Roland Barthes terdiri dari kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proairetik, kode budaya. Kode hermeneutik yang muncul pada film ini ditunjukkan secara langsung bahwa isi dari film ini terlalu banyak memasukkan unsur komodifikasi penyimpangan seksual, hal ini dilihat dari beberapa adegan yang banyak menunjukkan unsur penyimpangan seksualnya. Bahkan unsur budaya dari penari lenggernya tidak terlalu terlihat dan hal ini dikarenakan terlalu banyaknya adegan penyimpangan seksual yang ada pada film ini.

Selanjutnya dengan kode semik

pada film ini berfungsi untuk melihat

bagaimana makna konotatif itu

digambarkan. Seperti teknik

pengambilan gambar pada setiap

adegan pada film “Kucumbu Tubuh

Indahku” yang terdiri dari: Close Up,

(27)

pada wajah Juno saat ia tersenyum sambil melihat bunga di jarinya pada detik 55.07. Medium Shot, teknik ini diambil pada detik 1.28.29 saat Juno dengan seorang laki-laki tua sedang tidur bersama tanpa mengenakan pakaian dan ia memeluk lelaki tua tersebut. Medium Long Shot, diambil pada detik 55.27 dan 55.45 saat Juno sedang bermesraan dengan seorang lelaki diatas becak saat hujan turun.

Long Shot, pada saat Juno dan

seorang lelaki sedang memakai sepasang baju kebaya pernikahan dan seorang lelaki tersebut tidak sengaja menusuk kulit Juno dengan peniti, lalu ia langsung menghisap darahnya yang keluar pada detik 48.37.

Kode semik tidak hanya dilihat dari teknik pengambilan gambar saja, tetapi juga dilihat dari teknik pencahayaannya. Pencahayaan pada film ini hampir menggunakan correct

exposure pada seluruh adegan yang

menunjukkan waktu pagi hari. Juga

under exposure pada saat ada adegan

penyimpangan seksual yang digambarkan secara jelas, seperti pada detik 55.27, 55.45, 1.28.29.

Kemudian dengan kode simbolik yang muncul, maka dapat

terlihat pesan nonverbal yang ada pada film “Kucumbu Tubuh Indahku”, seperti menunjukkan mata yang berbinar dan menunduk kebawah pada detik 55.07 saat Juno mendapatkan bunga dari seorang lelaki dan bunga tersebut dipasangkan di telinga sebagai anting dan di jarinya sebagai cincin. Selain itu tatapan langsung saat Juno dan seorang lelaki sedang berada di dalam becak saat hujan turun pada detik 55.27 sampai 55.45 saat kedua pasangan tersebut bermesraan di dalam becak dengan ditutupin plastik yang buram. Juga gestural nya yang menunjukkan sikap feminim selalu di tunjukkan oleh Juno pada setiap adegannya, seperti yang ditunjukkan pada menit 55.07.

Selanjutnya penyimpangan

seksual pada film tersebut juga di

tunjukkan dengan kode proairetik

yang bertujuan untuk menunjukkan

kehidupan penari lengger yang ada di

daerah Jawa dan juga bagaimana Juno

yang lahir di tempat tarian lengger itu

berasal harus dipaksa belajar menari,

selain itu juga dia harus bertahan

hidup tanpa kedua orang tua. Pada

akhirnya ia harus pergi meninggalkan

(28)

tempat kelahirannya untuk mencari jati dirinya dan ia harus mengalami banyak kekerasan setiap ia bertempat disatu tempat. Yang pada akhirnya ia jatuh cinta oleh seorang lelaki.

Film “Kucumbu Tubuh Indahku” juga menunjukkan kode budaya. Budaya yang terdapat pada film “Kucumbu Tubuh Indahku” ini menunjukkan bahwa adanya komodifikasi penyimpangan seksual, hal ini terlihat dari kode-kode budaya yang ada pada film tersebut yang menunjukkan bahwa menjadi seorang lengger lanang tidaklah mudah karena terlihat dari film tersebut bahwa banyak yang mendiskriminasi penari lengger lanang. Jika dilihat pada film tersebut memang banyak nya adegan penyimpangan seksual. Selain itu pada film itu tersebut digambarkan bahwa penyimpangan seksual antara lelaki di kalangan lengger lanang di sebuah desa kecil di Jawa itu adalah hal yang biasa, seperti terlihat pada detik 1.28.29 saat Juno sedang tidur dengan seorang lelaki tua yang merupakan seorang dukun di desa tersebut. Dan si dukun percaya bahwa ia akan mendapatkan ilmu yang lebih

kuat jika dirinya harus tidur dengan Juno.

Kode budaya pada film ini juga dilihat dari teknik penggunaan warna, untuk menegaskan makna dari setiap adegannya. Namun pada film ini warna yang digunakan adalah warna yang hanya menggambarkan bahwa film ini seperti film yang sudah lama, sehingga ada beberapa warna yang tidak digambarkan dengan jelas.

Komodifikasi penyimpangan seksual pada film “Kucumbu Tubuh Indahku” ini bisa dilihat dari beberapa adegan yang diperankan oleh para tokohnya, seperti pada menit 48.37, 55.00 - 55.45, 1.28.29.

film ini menggambarkan bagaimana isu penyimpangan seksual yang ada di Indonesia dan kemudian dikemas dalam bentuk film, untuk mendapatkan sebuah keuntungan bagi orang yang membuat film tersebut.

PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil analisis

penelitian dalam film “Kucumbu

Tubuh Indahku” peneliti menemukan

unsur penyimpangan seksual yang di

jadikan sebagai bentuk komodifikasi

film. Hal ini peneliti lihat dari

(29)

beberapa adegan yang ada pada film tersebut. Kemudian adegan yang sudah dipilih langsung dianalisis oleh peneliti menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes.

Peneliti menggunakan lima kode pembacaan milik Roland Barthes dalam menganalisis film

“Kucumbu Tubuh Indahku”. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya unsur penyimpangan seksual dalam film tersebut. Kemudian penyimpangan seksual tersebut dikomodifikasikan dalam bentuk film untuk dipergunakan sebagai produk yang dapat dijual. Tindakan tersebut supaya si pembuat film “Kucumbu Tubuh Indahku” mendapatkan sebuah keuntungan dalam pendistribusian film tersebut. Dengan demikian film ini lebih banyak memunculkan adegan penyimpangan seksual yang kemudian dijadikan sebagai bentuk komodifikasi film, dibandingkan unsur nilai moral yang ada pada film tersebut. Sehingga penayangan film ini menimbulkan banyak pertentangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia, karena film ini tidak sesuai dengan nilai moral yang ada di Indonesia.

SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah di analisis oleh peneliti, menyimpulkan benar bahwa adanya komodifikasi penyimpangan seksual pada film “Kucumbu Tubuh Indahku”.

Walaupun pembuat film bertujuan untuk mengeksplor kisah hidup dari penari lengger lanang yang ada di desa kecil di Jawa, namun pada film tersebut di gambarkan bahwa penari lengger lanang sangat sentiment dengan kelompok LGBT. Sedangkan masyarakat di Indonesia sangat kontra dengan unsur- unsur yang mengandung LGBT.

Oleh karena itu dengan adanya

penayangan film “Kucumbu Tubuh

Indahku” banyak masyarakat dan

pemerintah daerah yang memboikot

penayangan film tersebut. Karena

mereka menganggap bahwa film

tersebut mendukung kelompok LGBT

dan juga banyak yang khawatir jika

film tersebut dapat mempengaruhi

masyarakat yang menonton film

tersebut. Selain itu juga ada yang

beranggapan bahwa film tersebut

tidak sesuai dengan norma

masyarakat di Indonesia.

(30)

SARAN

Peneliti memiliki beberapa saran untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik serupa. Saran ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu di segi akademis dan segi praktis.

Pada segi akademis peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya dapat mengangkat topik komodifikasi penyimpangan seksual dalam film “Kucumbu Tubuh Indahku” dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes tahap pertama, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Sedangkan pada segi praktis peneliti menyarankan Lembaga Sensor Film dapat lebih teliti dalam melihat film yang cocok dengan norma masyarakat di Indonesia. Selain itu peneliti juga menyarankan jika ingin mengangkat cerita tentang kelompok penyimpangan seksual, diusahakan jangan terlalu digambarkan secara jelas, supaya tidak menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat.

REFERENSI Book

Barthes, R. (2017). Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta:

BASABASI.

Borg, J. (2020). Pintar Membaca Bahasa Tubuh Orang Lain. Depok:

Noktah.

Danesi, M. (2011). Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi . Yogyakarta:

Jalasutra .

Prasetya, A. B. (2019). Analisis

Semiotika Film dan Komunikasi.

Malang: Intrans Publishing.

Wahjuwibowo, I. S. (2018). Semiotika Komunikasi - aplikasi praktisi bagi penelitian dan skripsi komunikasi (Vol. 3). Jakarta:

Penerbit Mitra Wacana Media.

Electronic (e-book)

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018).

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jawa Barat: CV Jejak.

Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods (3 ed.). California: Sage Publications.

Sugiarto, E. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Suaka Media.

Artikel dari website dengan nama penulis

Limbong, T., Napitupulu, E., & Sriadhi.

(2020). Multimedia: Editing Video dengan Corel Videostudio X10. (J. Simarmata, Ed.)

Yayasan Kita Menulis.

Jurnal cetak

Arifin, T. S. (2018, Oktober). SASTRA DALAM MEDIA MASSA, BUDAYA DALAM KOMODIFIKASI. Jurnal Komunikasi, 13(1), 114.

Nurfikria, I., & Tawulo, M. A. (2018, Februari). Komodifikasi Konflik Dalam Tayangan Televisi (Kajian terhadap Program Acara Pagi-Pagi Pasti Happy di Trans TV). JURKOM, 1(1), 47-49.

(31)

Surat kabar online

Sembiring, I. G. (2019, 11 14).

Kompas.com. Retrieved Agustus 2020, from Kompas.com:

https://www.kompas.com/hype/r ead/2019/11/14/101651466/kucu mbu-tubuh-indahku-film- kontroversi-dengan-sederet- prestasi?page=all

Suyanto, B. (2019, April 29). Tempo.co.

Retrieved Agustus 2020, from Tempo.co:

https://kolom.tempo.co/read/120 0149/kontroversi-film-kucumbu- tubuh-indahku/full&view=ok

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen presentasi untuk matakuliah yang diampu oleh lebih dari satu dosen disusun bersama, dikoordinasi oleh Dosen Koordinator atau oleh Kaprodi.. Buku

Selanjutnya, penelitian terdahulu yang sesuai dilakukan oleh Tutia Rahmi (2016) dengan judul efektivitas penggunaan bahasa dalam tertib berlalu lintas (polisi

1) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiamana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Cokro Group selama masa pandemi. 2) Kelima unsur

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi CRM yang dilakukan PT Astra Internasional Daihatsu Tbk dalam mempertahankan loyalitas pelanggan. Dalam

Setelah dilakukan bimbingan, maka Skripsi dengan Judul : Peran Event Manager dalam Kegiatan Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Radio Learning yang diajukan oleh Indro Kasino Dono –

Setelah dilakukan bimbingan, maka Skripsi dengan Judul ”Explorasi Shot Dalam Penciptaan Program Dokumenter Televisi Jelajah Jakarta Episode Glodok Riwayatmu Kini”

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR JENIS SKRIPSI     4   Penelitian adalah keseluruhan kegiatan baik di dalam pikiran maupun dalam kegiatan nyata yang dilakukan oleh

Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita akan