• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerangka keduniaan semata. Akibatnya membawa manusia terjerumus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam kerangka keduniaan semata. Akibatnya membawa manusia terjerumus"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hakikat pendidikan tidak saja merupakan usaha membangun dan mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun umat manusia dalam menjalani hidup, tetapi juga untuk memperbaiki nasib dan peradabannya.1 Berkembangnya sikap hidup materialistik, individu-alistik dan hedonistik menyebabkan realitas sosial masyarakat semakin menyempit dalam kerangka keduniaan semata. Akibatnya membawa manusia terjerumus kepada penghambatan diri terhadap harta benda yang sifatnya fatamorgana.2 Dalam hal ini perlu adanya pembinaan pengetahuan keagamaan sehingga masyarakat tidak terjerumus kedalam kehidupan yang globalisasi seperti zaman sekarang ini.

Pembinaan pengetahuan di bidang agama dapat berupa kegiatan- kegiatan yang bernuansa keagamaan secara umum sangat penting dalam memenuhi kebutuhan jiwa manusia dan membentuk kepribadian yang baik dan mulia, terutama pendidikan dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bernuansa Islam. Keberadaan majelis taklim dalam era globalisasi sangat penting dan salah satu benteng terpenting dalam menangkal dampak negatif dari globalisasi itu sendiri. selain itu juga berfungsi sebagai membina dan mengembangkan agama Islam, taman rekreasi rohani, ajang silaturrahmi, sarana dialog

1 Samsul Kurniawan, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 15.

2 Busyairi Harits, Dakwah Kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 183.

(2)

berkesinambungan antara ulama, umaroh dan umat dan sebagai media penyampai gagasan modernisasi yang bermanfaat bagi pembangunan umat. 3

Majelis taklim sebagai bagian dari komunitas muslim memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga keberlangsungan hidup umat. Berdasarkan dengan ciri-ciri abad modern ini, setidaknya majlis Taklim memiliki tiga peran utama yaitu sebagai lembaga pendidikan umat. Lembaga peningkatan ekonomi umat dan lembaga kesehatan umat. Dengan ketiga peran ini Majelis taklim diharapakan mampu menjaga umat islam dari pengaruh-pengaruh negatif yang sedang melanda masyarakat sekarang ini.4

Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta. Dalam prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu.

Majelis taklim menjadi lembaga pendidikan ibadah alternative bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu dan kesempatan menimba ilmu agama di jalur formal. Inilah yang menjadikan majelis taklim memiliki karakteristik tersendiri dibanding lembaga-lembaga ibadah lainnya.5

3 Muhammad Nuh Hasibuan, Peran Penyuluh Agama dalam Pemberdayaan Majelis Taklim Kaum Ibu dalam Meningkatkan Pemahaman dan Pengalaman Agama, PDF, Penyuluh Agama Fungsional Pada Kankemenag Kota Padangsidimpuan, Http://Sumut.Kemenag.Go.Id/ , diakses Pada Tanggal 24 Juni 2015 Pukul 13.55 WIB.

4 Saepul Anwar, Aktualisasi Peran Majelis Taklim dalam Peningkatan Kualitas Ummat di Era Globalisasi, PDF, Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 10 No. 1- 2012, Diakses Pada Tanggal 24 Juni 2015 Pukul 14:22 WIB.

5 Oyoh Bariah, Iwan Hermawan, H. Tajuddin Nur, Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah Bagi Masyarakat Di Desa Teluk Jambe Karawang, Pdf. P3m Universitas

(3)

Majelis Taklim Al-Maslakhah sebagai suatu lembaga dakwah yang berperan aktif di Desa Jeruksari, terlihat dari antusias masyarakat yang mengikuti pengajian di Majelis taklim tersebut. Setiap pembelajaran di majelis taklim para jamaahnya diberikan penguatan-penguatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga para jamaah ibu-ibu dapat langsung mempraktekkan. Pengajian tersebut memberi peran penting dalam membentuk sikap religius jamaah di Desa Jeruksari bahkan sampai daerah sekitar pun banyak yang ikut mengikuti pengajian yang dilaksanakan setiap hari tersebut.

Tingkat pendidikan jamaah majelis taklim al-maslakhah di desa Jeruksari sangat beragam disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang berbeda-beda. Selain tingkat pendidikannya yang berbeda-beda, faktor yang lain pun mempengaruhi, seperti tingkat kesadaran masyarakatnya yang masih kurang terhadap hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan, lebih mementingkan kehidupan dunia, dan juga pandangan masyarakatnya yang lebih fokus pada tingkat kebutuhan ekonominya, karena rata-rata masyarakatnya berada ditingkat sedang kebawah. Namun ada pula pendidikannya yang sudah baik tetapi tidak sedikit yang masih kurang.

Sebagai majelis taklim yang memiliki jamaah yang relatif banyak, perlunya di kembangkan strategi yang tepat guna untuk mensukseskan tujuan pembelajaran dari majelis taklim tersebut begitupun Singaperbangsa Karawang, Majalah Ilmiah Solusi Unsika Issn 1412-86676 Vol.10 No.21 Ed. Des 2011 – Feb 2012. diakses Pada Tanggal 24 Juni 2015 Pukul 14: 18 WIB.

(4)

di majelis taklim AL-Maslakhah dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran yang efektif. Strategi pembelajaran di Majelis Taklim ini seperti membentuk kaum perempuan agar menjadi lebih baik, dan lebih berakhlakul karimah, pembelajarannya menekankan pada contoh-contoh yang nyata. Dalam pembelajarannya majelis taklim al-maslakhah jadwalnya sudah tertata rapi setiap harinya. Selain sudah terjadwal dengan rapi dalam majelis taklim al-maslahah juga ada evaluasi yang dilakukan guna memngetahui seberapa besar hasil pengetahuan yang telah di capai oleh jamaah dari proses mengikuti pembelajaran di majelis taklim Al- maslakhah.

Pembelajaran di majelis taklim al-maslakhah sangat beragam, salah satunya yaitu penekanan pada materi fiqih. Materi fiqih sendiri berkaitan dengan perkara agama, baik akidah, ibadah maupun muamalah. Di majelis taklim al-maslakhah materi fiqih dianggap sangat penting karena bisa memberikan pengetahuan dasar kepada ibu-ibu seperti pada bab ibadah. yang dirasa dibutuhkan oleh jamaah majelis taklim al-maslakhah yang jamaahnya ibu-ibu dengan tingkat pengetahuan yang berbeda-beda.

Tujuan Pembelajaran di Majelis Ta’lim sendiri yaitu bisa memberikan penguatan kepada para jamaah majelis taklim al-maslakhah guna memperbaiki kualitas ibadah dari jamaah agar lebih baik lagi.

Berhubungan dengan latar belakang diatas penulis tertarik mengangkat judul: “ Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al- Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan”.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas, secara sederhana dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari kec. Tirto Kab. Pekalongan?

2. Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pelaksanaan Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec.

Tirto Kab. Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Melihat pokok permasalahan diatas, sebagai arahan yang tepat dalam penulisan maka peneliti bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran fiqih di Majelis taklim Al- Maslakhah Desa Jeruksari kec. Tirto Kab. Pekalongan.

2. Untuk mendeskripsikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pelaksanaan Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini:

1. Secara teoretis, mencakup:

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dan data tentang strategi pembelajaran di Majelis Taklim.

(6)

b. Dapat menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran fiqih di majelis taklim dan pengetahuan lainya.

2. Secara praktis, mencakup:

a. Memberi informasi kepada pembaca tentang strategi pembelajaran fiqih di Majelis Taklim.

b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dasar serta landasan awal untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran fiqih di majelis taklim.

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teoretis dan Penelitian yang Relevan a. Analisis Teoretis

Menurut Abdul Majid dalam bukunya Srtategi Pembelajaran, Strategi

pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu. 6

Menurut Kemp seperti yang dikutip oleh Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul belajar dan pembelajaran, strategi adalah suatu kegiatan pembelaajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien.7

Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan strategi adalah suatu dasar dan pedoman untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

6Abdul Majid, Srtategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)., hlm. 7.

7 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)., hlm.

129.

(7)

ditentukan. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.8

Menurut Kustini, dalam bukunya Peran Serta Masyarakat Dalam

Pendalaman Ajaran Agama Melalui Majelis Taklim. Majelis taklim mempunyai makna: tempat belajar. Majelis taklim adalah sebuah lembaga pendidikan non formal yang memiliki jamaah dengan jumlah yang relatif banyak, usia yang heterogen, memiliki kurikulum berbasis keagaman dan waktu yang fleksibel sesuai kebutuhan jamaah.9

Majelis taklim sebagai lembaga pendidikan islam non formal dipandang mempunyai kedudukan yang penting di tengah masyarakat muslim Indonesia yaitu Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada allah swt, sebagai taman rekreasi rohaniyah, sebagai wadah silaturahim yang menghidupkan islam, dan media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat.10

Majelis taklim adalah termasuk lembaga atau sarana dakwah islamiah yang secara self-standing dan self-disciplined dapat mengatur dan

8 Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 5.

9 Kustini, Peran Serta Masyarakat Dalam Pendalaman Ajaran Agama Melalui Majelis Taklim (Jakarta: puslitbang kehidupan keagamaan, 2007), hlm. 32.

10 Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia: Rekonstruksi Sejarah Untuk Aksi, (Malang: Umm Press), Hlm. 242.

(8)

melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Rasullullah juga menyelenggarakan sistem taklim secara periodik di rumah sahabat arqom di mekkah dimana pesertanya tidak dibatasi oleh usia , lapisan sosial, ataupun ras.11

b. Penelitian yang Relevan

Dari sekian penelitian yang membahas tentang Majelis Taklim tetapi peneliti tidak menemukan penelitian yang berjudul Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec.

Tirto Kab. Pekalongan. Walaupun ada beberapa penelitian yang membahas tentang Majelis Taklim diantaranya:

Skripsi Siti Robiatul Badriyah dengan judul: “Peranan Pengajian Majelis Taklim Al Barkhah dalam Membina Pengamalan Ibadah Pemulung Bantar Gebang Bekasi”, dengan hasil penelitian: bahwa peranan majelis taklim al barkhah dalam membina pengamalan ibadah benar benar mempunyai peranan yang sangat besar, karena kegiatan majelis taklim al barkhah mampu merubah tatanan hidup bermasyarakat kepada kehidupan yang lebih baik. Hasil yang di capai dari pelaksanaan pengajian ini adalah di sambut positifnya oleh masyarakat khususnya pemulung yang mengikuti pengajian , dan hasilnya bisa di lihat dari prilaku mereka sehari-hari yang mengalami evolusi.12

Skripsi Erni Wulandari dengan judul: “Majelis Taklim Ahad Pagi Sebagai Sarana Penguatan Religiusitas dalam Keluarga Di Desa

11 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.

81.

12 Siti Robiatul Badriyah, NIM.10605111756, Peranan Pengajian Majelis Taklim Al Barkhah dalam Membina Pengamalan Ibadah Pemulung Bantar Gebang Bekasi , skripsi (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. xvi.

(9)

Kampung Kidul Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul Provinsi D.I Yogyakarta” dengan hasil penelitian: (1) peran majelis taklim ahad pagi dalam memberikan pengetahuan keagamaan yaitu sebagi tempat menimba ilmu pengetahuan, agama, sebagai tempatpelatihan baca al- Quran dan sebagai tempat menimba pengetahuan fikih wanita; (2) materi- matewri yang diberikan dalam kegiatan ini adalah materi tauhid, materi muamalah, materi akhlak dan fikih; (3) hasil yang sudah dicapai oleh jamaah dari kegiatan majelis taklim ahad pagi yaitu dalam di mensi ideologis jamaah merasa semakin menyakini dengan hal-hal ghaib seperti tuhan pencipta alam, takdir, kehidupan akherat dan malaikat. Dalam dimensi ritualistik, jamaah selalu rutin melakukan ibadah-ibadah seperti sholat lima waktu, puasa ramadhan, dan membaca alquran. Dalam dimensi experiensial, jamaah senantiasa mendukung kegiatan –kegiatan keagamaan seperti adanya majelis taklim dan aktif menghadiri pengajian, dalam dimensi konsekuensial, jamaah merasa bahwa kehidupan sosial tidak akan lepas dari mereka seperti selalu menolong yang tertimpa musibah dan saling mengingatkan dalam kebaikan, dalam dimensi intelektual, jamaah merasa kehadiran majelis taklim sangat bermanfat sehingga ilmu agama mereka semakin bertambah.13

Skripsi Saefudin dengan judul: “Pendidikan Majelis taklim Sebagai Upaya Mempertahankan Nilai-nilai Keagamaan, Studi Di Majelis Taklim Raudhatut Thalibin Dusun Tempuran Kecamatan

13 Erni wulandari, NIM.10470030, Majelis Taklim Ahad Pagi Sebagai Sarana Penguatan Religiusitas Dalam Keluarga Di Desa Kampung Kidul Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul Provinsi D.I Yogyakarta, skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014 ), hlm. xvi.

(10)

Singorojo Kabupaten Kendal”, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan majlis talim Raudhatut Thalibin berbeda dengan pendidikan madrasah dan pesantren. Pendidikan majlis ta’lim identik dengan pendidikan non formal. Sebagai pendidikan non formal majelis taklim merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampillan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional yang diselenggarakan dalam masyarakat. Majelis taklim Raudhatut Thalibin berperan mempertahankan nilai-nilai keagamaan. Pendidikan yang diselengarakan oleh majelis taklim Raudhatut Thalibin merupakan identik konsep pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan tidak kenal usia dan berlaku dari lahir sampai mati. Peran majelis taklim Raudhatut Thalibin dalam mempertahankan nilai-nilai keagamaan tentunya ditemukan pendukung dan penghambatnya. Faktor pendukungnya adalah partisipasi masyarakat dan pemahaman agama secara benar, sedangkan faktor penghambatnya adalah pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan norma Islam dan gaya hidup masyarakat yang serba materialistik.14

Bertolak pada penelitian-penelitian terdahulu, persamaan penelitian ini adalah pada majelis taklim namun berbeda pada subyek dan fokus penelitian, dimana dalam penelitian ini subyek penelitiannya yaitu

14 Saefudin, NIM.3101168, Pendidikan Majelis Taklim Sebagai Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai Keagamaan, Studi Di Majelis Taklim Raudhatut Thalibin Dusun Tempuran Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal, Skripsi (Semarang: IAIN Walisongo, 2008), hlm. v.

(11)

ibu- ibu yang menjadi jamaah Majelis Taklim Al-Maslakhah dengan fokus penelitiannya yaitu untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Fiqih di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab.

Pekalongan.

c. Kerangka Berpikir

Salah satu bentuk dalam mengembangkan fitrah manusia diantaranya dengan pendidikan, pendidikan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu pendidikan formal dan nonformal. Wujud dari pendidikan agama nonformal tersebut adalah Majelis Taklim.

Dalam pelaksanaan pendidikan agama islam di majelis taklim para ustadz/ustadzah senantiasa mengarahkan jamaah kepada aspek aqidahnya, ibadah yang diharapkan dapat langsung dilaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam hal ini perlu strategi yang baik dari majelis taklim untuk dapat menarik para jamaah agar dapat mengikuti pengajian yang di selenggarakan. Agar pengajian di rasa tidak monoton, membosankan, bahkan ketinggalan jaman. Dengan strategi pembelajaran yang baik maka para jamaah pun dapat tertarik untuk ikut bergabung dengan majelis taklim tersebut.

Begitu pula dalam lingkungan masyarakat umum, khususnya pada Desa Jeruksari yang masyarakat dalam keagamaannya berbeda- beda, lembaga majelis taklim sangat diperlukan untuk terlaksananya penyelenggaraan pendidikan Islam, guna membina mental dan moral masyarakat, yang diharapkan nanti masyarakatnya dapat menjadi

(12)

masyarakat yang Islami atau paling tidak mengantisipasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi. Sehingga walaupun lingkungan masyarakat kompleks dalam berbagai hal, agama tetap menjadi pedoman dalam kehidupan mereka sehari-hari.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bertitik tolak

Majelis Taklim

Strategi pembelajaran

Output jamaah majelis taklim Strategi dengan

penekanan pada guru

Strategi berpusat pada

materi

Strategi berdasarkan pada pengolahan materi

(13)

dari realitas dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya dalam konteks tertentu.15

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian ini dilakukan dalam kancah yang sebenarnya, dimana

penelitian lapangan mempunyai tujuan memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.16

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek asal data dapat diperoleh. Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode penulisan data, sumber data yang merupakan sumber yang diperoleh untuk mengumpulkan data yang kita perlukan.17

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Sumber data primer merupakan sumber data utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah Pengurus, pengasuh dan Jamaah Majelis Taklim Al- Maslakhah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang menunjang sumber data primer. Yang termasuk sumber data sekunder adalah buku-

15 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 48.

16 Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: BumiAksara, 2003), hlm. 28.

17 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm. 169.

(14)

buku yang relevan dengan judul penelitian dan data-data lain yang mendukung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu dan keadaan tertentu.18

Yang diobservasi dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran fiqih di majelis taklim Al-Maslakhah.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang dengan melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.19 Metode wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.20 Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

18 Djunaidi Ghony dan Fauzan al-Mansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), hlm.165.

19Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), hlm. 180.

20 Amirul Hadi dan H.Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. Ke-10 (Bandung:

Pustaka Setia, 2005), hlm. 97.

(15)

adalah wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.21

Wawancara yang terkait dalam penelitian untuk mencari data tentang strategi pembelajaran fiqih di majelis taklim al-maslakhah.

Adapun yang di wawancara adalah pengurus pengasuh dan jamaah majelis taklim Al-Maslakhah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen yang dibuat oleh subyek sendiri atau oleh orang lain tentang subyek.22

Data yang didokumentasikan antara lain: kegiatan-kegiatan yang di majelis taklim Al-Maslakhah.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Milles and Huberman, yaitu:

a. Reduksi data

Berarti bahwa kesemestaan potensi yang dimiliki oleh data disederhanakan dalam sebuah mekanisme antisipatoris. Hal ini dilakukan

21 Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.320.

22Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hlm. 117.

(16)

ketika peneliti menentukan kerangka kerja konseptual, pertanyaan, penelitian, kasus, dan instrumen penelitian yang digunakan. Jika hasil catatan lapangan, wawancara, rekaman dan data lain telah tersedia tahap seleksi data berikutnya adalah perangkuman data, pengkodean, merumuskan tema-tema pengeklompokan dan penyajian cerita secara tertulis.

b. Penyajian data atau display data

Yaitu sebagai konstruk informasi padat terstruktur yang memungkinkan pengambilan kesimpulan dan penerapan aksi. Penyajian data merupakan bagian kedua dari tahap analisis. Seorang peneliti perlu mengkaji proses reduksi data sebagai dasar pemaknaan. Penyajian data yang lebih terfokus meliputi ringkasan terstruktur dan sinopsis, deskripsi singkat , diagram-diagram. Matrik dengan teks dari pada angka dalam sel.

c. Tahap pengambilan kesimpulan dan verivikasi

Tahap ini melibatkan peneliti dalam proses interpretasi, penetapan makna, dari data yang tersaji. Cara yang bisa digunakan akan semakin banyak, metode komparasi, merumuskan pola dan tema, pengelompokan dan penggunaan metafora, tentang metode konfirmasi seperti triangulasi, mencari kasus-kasus negatif, menindak lanjuti temuan-temuan, dan cek silang hasilnya dengan responden.23

23 Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research, Terjemahan Dariyanto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 592

(17)

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah membaca gambaran skripsi ini maka dibuat sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Penelitian.

Bab II: Strategi pembelajaran, fiqih dan Majelis Taklim, berisi sub bab pertama strategi pembelajaran meliputi: pengertian strategi pembelajaran, jenis-jenis strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran, faktor yang mempngaruhi strategi pembelajaran, sub bab kedua berisi fiqih, meliputi:

pengertian fiqih, sumber hukum, dan ruang lingkup fiqih. Sub bab ketiga berisi majelis taklim, meliputi: pengertian majelis taklim, peranan majelis taklim, metode, materi pengajaran majelis taklim.

Bab III: Strategi pembelajaran Fiqih di Majelis Taklim Al- Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan berisi sub bab pertama gambaran umum Majelis Taklim Al-maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab.

Pekalongan, Sejarah berdirinya, tujuan majelis taklim, dan struktur organisasi, sarana dan prasarana. Sub bab kedua strategi pembelajaran Fiqih di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan, sub bab Apa Faktor-Faktor Yang Mempengarui pelaksanaan Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan.

Bab IV: Analisis Strategi pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al- Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan, berisi sub bab pertama

(18)

analisis strategi pembelajaran di Majelis Taklim Al-Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan, sub bab kedua Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengarui pelaksanaan Strategi Pembelajaran fiqih di Majelis Taklim Al- Maslakhah Desa Jeruksari Kec. Tirto Kab. Pekalongan.

Bab V: Penutup yang meliputi: simpulan dan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dan analisis : Analisis data penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan untuk persepsi kesehatan lansia pada kelompok perlakuan setelah diberikan perawatan

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

Shooting harus dijaga sealamiah mungkin dengan tujuan agar orang – orang yang berada di depan kamera dapat bertindak senyaman mungkin. Untuk mendapatkan hal tersebut

(2-tailed) kurang dari 0,05 (p<0,05), sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh terapi audio murottal Surah Ar-Rahman terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia di UPT

Karena menurunnya faktor daya (cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan

Tim Fakultas Hukum UMS, Perlindungan Hak-hak Asasi Manusia Dalam Proses Peradilan Pidana, Sumbangan Untuk Pembaharuan Hukum Acara Pidana, Makalah, Seminar Nasional yang

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Ngadirejo Kediri pada tahun 2013-2015 yang terdiri dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan, total biaya pemesanan dan penyimpanan bahan baku pembantu, dan fokus