58 5.1. Kesimpulan
- Penulis mengambil kesimpulan dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas bahwa perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra tidak memiliki divisi desain yang secara khusus bertugas untuk melakukan inovasi produk secara terus menerus sehingga apabila konsumen menginginkan desain produk terbaru dalam waktu yang singkat dan perusahaan tidak dapat membuat dalam waktu yang singkat maka perusahaan akan memberikannya kepada jasa penggambaran produk tas dan koper. Hal tersebut menurut penulis dinilai kurang efisien dikarenakan perusahaan harus mengeluarkan biaya (cost) untuk jasa penggambaran desain dari inovasi produk tersebut.
- Selain itu juga, perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra melakukan import terhadap beberapa bahan baku meskipun ada juga bahan baku yang dibeli dari lokal dan ada juga bahan baku yang dibuat sendiri oleh perusahaan dikarenakan harga dari bahan baku untuk pembuatan tas dan koper yang lebih murah daripada membeli bahan baku di lokal meskipun .
- Jumlah tenaga kerja di perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra yang terlalu banyak sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya dalam jumlah yang besar dan hal tersebut menjadi permasalahan bagi perusahaan untuk tetap dapat bersaing dengan produk dari pesaing.
5.2. Rasionalisasi
Berikut ini adalah bahan baku tas dan koper perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra yang diimport dan yang dipesan di lokal.
Tabel 5.1 Bahan Baku Koper Dan Tas PT. Graha Cendana Abadi Mitra Bahan Baku
produk tas dan koper
Import Lokal
1. Kain 2. Eva 3. Trolley 4. Kain jala 5. Slider Tipe 10K Tipe 8K Tipe 5K 6. Foring (kain bagian dalam) 7. Handle 8. Emblem 9. Mika
10. Karet variasi 11. Elastis 12. Monolon (tulisan samping) 13. Zipper
Tipe 10k Tipe 8k Tipe 5k
14. Fung Jao Pan
Rp. 7000 / yard Rp. 2200 / lembar
Rp. 13000 / biji Rp. 4000 / yard
Rp. 1300 / biji Rp. 850 / biji Rp. 100 / biji Rp. 4000 / yard
- - - - - -
- - - Rp. 3500 / biji
Rp.8000 / yard Rp.2400 / lembar
Rp.24.500 / biji Rp.5000 / yard
- - - Rp. 6000 / yard
- - - - - Rp. 1100 / yard
Rp. 1500 / yard Rp. 850 / yard Rp. 100 / yard
-
Sumber : Manajer Produksi
Keterangan dari tabel 5.1 yaitu bahan baku untuk pembuatan tas dan koper di perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra ada yang berasal dari import dan ada juga yang dipesan di lokal seperti nomer 1sampai 4 dan nomer 6 sedangkan bahan baku yang hanya diimport dan tidak dilakukan pesanan di dalam lokal adalah nomer 5 dan nomer 14 dikarenakan bahan baku slider tidak dapat dibuat
didalam lokal terutama dalam penulisan merek dari perusahaan dan bahan baku Fung Jao Pan yang tidak dapat dibuat di pasar lokal. Bahan baku yang dapat dibuat sendiri oleh perusahaan tanpa membeli dari import maupun lokal dapat ditunjukkan pada nomer 7 sampai 11. Selain itu juga, ada bahan baku yang hanya dibeli didalam lokal ditunjukkan pada nomer 12 sampai 13.
Perusahaan beranggapan bahwa pemesanan bahan baku yang hampir seluruhnya diimport dari Cina dikarenakan harganya yang lebih murah daripada yang ada di pasaran lokal. Bahan baku yang diimport dari Cina lebih murah dikarenakan pemerintah Cina menerapkan sistem trend revans kepada para pengekspor yaitu pemerintah Cina akan memberikan potongan sebanyak 10% dari total jumlah barang yang dieksport kepada pengeksport dari Cina. Selain itu juga, sumber daya manusia (tenaga kerja) yang murah di Cina juga menjadi penyebab dari murahnya harga bahan baku di Cina (penulis melakukan wawancara dengan Setyo Prayogo).
Oleh karena itu, perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra harus dapat melakukan pengurangan tenaga kerja untuk tetap dapat bersaing dengan produk dari para pesaingnya. Pengurangan tenaga kerja dapat dilakukan pada bagian mesin jahit yang terdapat tenaga kerja sebanyak 45 karyawan dan pada bagian mesin potong terdapat karyawan sebanyak 17 karyawan. Biaya total tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu Rp.130.000.000.00. Maka dari itu perusahaan perlu mengganti tenaga kerja karyawan dengan sistem komputerisasi yang memerlukan biaya antara 350 juta sampai 390 juta keatas.
Perusahaan PT.Graha Cendana Abadi Mitra hanya mempekerjakan satu orang untuk membuat desain produk tersebut dan hal tersebut kurang efisien untuk dapat dilakukan karena inovasi produk yang dihasilkan menjadi tidak maksimal seperti yang diharapkan.
5.3. Saran
Penulis akan memberikan saran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan untuk mengatasi temuan-temuan permasalahan yang telah dijelaskan diatas yaitu :
a. Adanya bahan baku pembuatan tas dan koper yang lebih murah daripada bahan baku yang ada di lokal maka perusahaan harus dapat membuat sendiri bahan baku yang hanya diimport maupun yang hanya dibeli di lokal seperti trolley, monolon (tulisan samping), zipper (resleting) sebab monolon dan zipper hanya mengambil dari produk lokal dan apabila perusahaan kehabisan bahan baku maka perusahaan akan kesulitan untuk melakukan proses produksi sedangkan harga bahan baku untuk produk tas dan koper yang paling mahal adalah trolley maka perusahaan perlu membuat sendiri. Selain itu juga, perusahaan sudah dapat membuat sendiri bahan bakunya seperti handle, emblem, mika, karet variasi, elastis meskipun ada bahan baku yang mengharuskan perusahaan untuk membelinya seperti Fung Jao Pan, kain, kain jala, slider, eva. Dengan cara tersebut maka perusahaan sudah dapat melakukan penghematan biaya dikarenakan perusahaan tidak perlu membeli bahan baku lagi karena sudah dapat dibuat sendiri sehingga perusahaan dapat bersaing dengan produk dari pesaing. Berdasarkan wawancara dengan saya dengan bapak Setyo Prayogo bahwa bahan baku yang hanya dipesan dilokal seperti monolon, zipper, dan trolley dapat dibuat sendiri akan tetapi masih belum dilakukan oleh perusahaan sehingga apabila dibuat sendiri maka lebih murah seperti monolon yang beli dipasaran dengan harga Rp1100/yard, apabila perusahaan membuat sendiri maka biaya monolon dapat ditekan sampai dengan harga Rp.1000/yard sehingga perusahaan melakukan penghematan Rp100/yard sedangkan zipper yang beli dipasaran lokal dengan harga Rp1500/yard maka perusahaan dapat membuat sendiri dengan harga Rp.1350/yard sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar Rp.150/yard sedangkan trolley yang dijual di lokal dengan harga Rp.24.500/biji maka perusahaan dapat membuat sendiri dengan harga Rp.24.250 maka perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar Rp250/biji.
b. Perusahaan mempunyai banyak tenaga kerja sehingga perusahaan perlu melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja sangat banyak dan banyaknya tenaga kerja yang ada menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya
melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja dan perusahaan juga dapat mengganti tenaga kerja manusia dengan menggunakan sistem komputerisasi yang hanya memakai beberapa tenaga kerja manusia dalam sistem pengoperasiannya dan juga kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat menjadi lebih bagus dan sistem produksinya dapat menjadi lebih efisien. Dengan memakai sistem komputerisasi maka perusahaan dapat bersaing dalam kualitas dan harga produk dengan produk dari pesaingnya.
Oleh karena itu, Perusahaan harus melakukan pengurangan sebanyak 39 karyawan mesin jahit yang terdapat tenaga kerja sebanyak 45 karyawan dan akan dikurangi sebanyak 30 karyawan sedangkan pada bagian mesin potong terdapat karyawan sebanyak 17 karyawan dan akan dikurangi sebanyak 9 karyawan. Total biaya pengurangan 39 karyawan adalah sebesar Rp.25.350.000.00.
Dengan rincian sebagai berikut :
- Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk seluruh karyawan yang berjumlah 200 karyawan adalah sebesar Rp130.000.000.00
- Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setelah pengurangan karyawan yang berjumlah 39 karyawan adalah sebesar Rp.
130.000.000.00 – Rp.25.350.000.00 = Rp 104.650.000.00
Maka penghematan yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu Rp.
130.000.000.00 – Rp.104.650.000.00 = Rp.25.350.000.00. Oleh karena itu, dengan pengurangan tenaga kerja tersebut maka perusahaan perlu menggantikan tenaga kerja sebanyak 39 karyawan dengan sistem komputerisasi seharga Rp.390.000.000.
Perusahaan harus memproduksi tas dan koper sebanyak 1250 per bulan dengan total biaya Rp118.750.000.00 sedangkan total biaya tenaga kerja setiap bulan yang telah dilakukan pengurangan sebesar Rp.104.650.000.00. Selain itu juga, perusahaan juga mengeluarkan biaya setiap bulan untuk biaya listrik, air, telepon dan biaya lain-lainnya sejumlah Rp.8.500.000.00 sehingga keuntungan yang didapat setiap bulan oleh perusahaan adalah Rp.5.600.000.00. Perusahaan
mendapatkan kembali keuntungannya dari pembelian mesin komputerisasi pada tahun kelima yaitu sebesar Rp.403.200.000.00.
Tabel 5.2 Biaya Keuntungan Pembelian Mesin
Tahun Biaya (cost) Keuntungan (benefit) 0 Rp. 390.000.000.00 Rp. 67.200.000.00
1 Rp. 390.000.000.00 Rp.134.400.000.00
2 Rp. 390.000.000.00 Rp.201.600.000.00
3 Rp. 390.000.000.00 Rp.268.800.000.00
4 Rp. 390.000.000.00 Rp.336.000.000.00
5 Rp. 390.000.000.00 Rp.403.200.000.00
c. Konsumen dari perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra hanya berasal dari konsumen yang telah ada maka perusahaan harus mendapatkan pelanggan-pelanggan baru untuk meningkatkan penjualan produknya dan tidak hanya mengandalkan pelanggan yang sudah ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain seperti ikut melakukan kegiatan sponsorship dalam suatu acara yang diselenggarakan sehingga melalui kegiatan tersebut dapat menambah jumlah pelanggan yang baru maupun mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
d. Semakin banyaknya pesaing dengan usaha sejenis yang menyebabkan penurunan jumlah tingkat penjualan. Dengan semakin banyaknya pesaing dari usaha yang sejenis maka perusahaan harus dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggannya dan berusaha secara terus menerus memahami selera dari para konsumennya untuk membuat desain produk yang sesuai dengan selera konsumen. Hal tersebut mengingat selera konsumen yang selalu berubah-ubah.
e. Perusahaan hanya melakukan promosi melalui brosur dan kurang gencar dalam melakukan kegiatan promosi yang lainnya. Perusahaan harus berusaha melakukan promosi melalui media cetak seperti surat kabar, majalah sedangkan promosi melalui media elektronik seperti radio. Oleh Karena itu,
melalui promosi tersebut maka produknya diharapkan dapat dikenal oleh kalangan umum dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
f. Belum adanya divisi desain produk yang khusus untuk mendesain produk.
Perusahaan harus berusaha membentuk divisi desain produk sehingga apabila ada konsumen yang menginginkan desain produk yang berbeda dari yang sudah ada dalam waktu yang cepat maka perusahaan sudah dapat memberikan desain produk terbarunya. Oleh karena itu divisi desain harus dapat membuat produk baru sebanyak empat sampai lima macam produk dalam jangka waktu satu bulan dikarenakan kemampuan dari pesaing yang meniru produk yang sejenis.
Keuntungan yang didapat oleh perusahaan apabila membentuk divisi desain yaitu antara lain
- Dengan adanya divisi desain maka perusahaan dapat membuat desain produknya untuk memenuhi permintaan dari konsumen yang menginginkan desain produk yang berbeda dengan yang sudah ada dalam waktu yang cepat meskipun ada juga desain yang berasal dari konsumen sendiri. Maka dari itu, dengan adanya divisi desain maka perusahaan dapat memberikan berbagai macam desain produknya baik kepada konsumen yang menginginkan desain produk yang berbeda dengan yang sudah ada maupun konsumen yang mempunyai desain produk sendiri juga dapat diberikan desain produk terbaru dari perusahaan.
- Perusahaan dapat melakukan inovasi produknya secara terus menerus dikarenakan adanya pesaing dari Cina yang memiliki kemampuan untuk meniru desain produk. Oleh karena itu dengan adanya divisi desain maka perusahaan dapat menghadapi persaingan dengan Cina dikarenakan perusahaan selalu melakukan inovasi produknya secara terus menerus. Meskipun Cina meniru desain produk dari perusahaan maka hal tersebut tidak menjadi permasalahan bagi perusahaan karena perusahaan sudah memiliki desain produk yang terbaru. Selain itu juga, konsumen tidak akan merasa cepat bosan dengan desain produk
yang sudah ada dari perusahan dikarenakan adanya inovasi terhadap desain produk.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk divisi desain maupun tanpa adanya divisi desain yaitu
Biaya dengan adanya divisi desain:
1. Kepala bagian Divisi Desain ( pemilik perusahaan )
2. Staff desain (2orang) Rp. 2000.000.00/ orang Rp.4.000.000 Total biaya untuk divisi desain Rp.4.000.000
Biaya tanpa adanya divisi desain :
Jasa penggambaran (5desain) Rp. 1.000.000 / desain Rp.5.000.000 Total biaya untuk jasa penggambaran Rp.5.000.000
Dari penjelasan biaya diatas maka dapat diketahui bahwa dengan adanya divisi desain perusahaan perlu mengeluarkan biaya yang lebih sedikit yaitu sebesar empat juta rupiah dibandingkan dengan biaya tanpa divisi desain tetapi melalui jasa penggambaran yang memerlukan biaya sebesar lima juta rupiah.
Mahalnya biaya dari jasa penggambaran dikarenakan perusahaan menginginkan desain produk terbaru sehingga pihak jasa penggambaran menetapkan biaya yang mahal. Selain itu juga, desain produk terbaru yang diinginkan oleh perusahaan tidak boleh diberikan kepada orang lain oleh pihak dari jasa penggambaran sehingga hal tersebut juga membuat mahalnya biaya untuk membuat desain produk terbaru.
Selain itu juga perusahaan PT. Graha Cendana Abadi Mitra harus mampu memahami kebutuhan dan keinginan dari selera para konsumennya untuk dapat bersaing dengan para pesaing dengan cara memanfaatkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat mempertahankan dan menempatkan produknya pada posisi di pasar dengan benar.