• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. FREEPORT INDONESIA PADA MASYARAKAT

SUKU AMUNGME DAN KAMORO DI TIMIKA, PAPUA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

AGUSTINUS GOO 150902068

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

IMPLEMENTASI CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. FREEPORT INDONESIA PADA MASYARAKAT

SUKU AMUNGME DAN KAMORO DI TIMIKA, PAPUA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial

Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh:

AGUSTINUS GOO 150902068

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT.FREEPORT INDONESIA PADA MASYARAKAT SUKU AMUNGME DAN KAMORO DI TIMIKA, PAPUA

Nama Mahasiswa : Agustinus Goo

NIM : 150902068

Departemen/Prodi : Kesejahteraan Sosial

Menyetujui, DOSEN PEMBIMBING

Husni Thamrin, S.Sos, M.SP NIP. 19720308 200501 1 001

KETUA DEPARTEMEN

Agus Suriadi, S.Sos, M.Si NIP. 19670808 199403 1 004

DEKAN FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si NIP. 19740930 200501 1 002

(4)

Telah diuji pada Tanggal:

PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua :

Anggota : 1.

2.

(5)

PERNYATAAN

Judul Skripsi

IMPLEMENTASI CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. FREEPORT INDONESIA PADA MASYARAKAT

SUKU AMUNGME DAN KAMORO DI TIMIKA, PAPUA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada program studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Medan, Mei 2019

Penulis,

Agustinus Goo

(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. FREEPORT INDONESIA PADA MASYARAKAT

SUKU AMUNGME DAN KAMORO DI TIMIKA, PAPUA

Perusahaan sebagai pelaku ekonomi saat ini telah mengalami paradigma pembangunan. Diawali dari pembangunan berbasis ekonomi yang memiliki orientasi tujuan pada pencapaian laba semaksimal mungkin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi corporate social responsibility PT. Freeport Indonesia pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro di Timika, Papua.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dilakukan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi CSR PT.Freeport Indonesia pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro di Timika, Papua diwujudkan dalam program keberlanjutan Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Infrastruktur bagi masyarakat, program hubungan dengan masyarakat, program Budaya, dan program Hak Asasi Manusia. Program-Program tersebut dijalankan oleh Departemen Governance, Corporate Social Responsibility and Compliance (GCSRC), Divisi Community Affairs PT. Freeport Indonesia, dan dijalankan juga Lembaga mitra lainnya. Strategi yang digunakan dalam implementasi CSR PT.Freeport Indonesia adalah menggunakan Mixed type. Prinsip yang digunakan dalam implementasi CSR PT.Freeport Indonesia adalah keberlanjutan, pertanggung jawaban, dan keterbukaan. Evaluasi program CSR yaitu pimpinan turut ikut serta ambil alih dalam implementasi program CSR PT.Freeport Indonesia. Proporsi bantuan ditetapkan sebesar US$ 93,4 juta. Transparansi, yaitu pelaporan kegiatan CSR sekali setiap tahun. Cakupan wilayah yaitu masyarakat suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan (Dani, Damal, Mee, Moni, dan Nduga) dengan lima desa wilayah penghuni suku Kamoro (Nayaro, desa Ayuka, desa Tipuka, desa Nawaripi, dan desa Koprapoka), dan tiga desa daerah penghuni suku Amungme (Waa, Arwanop, dan Tsinga). Monitoring yang dilakukan sudah maksimal, karena semua program dilaksanakan dengan baik.

Pelibatan stakeholder yaitu pada program kemitraan. Hasil nyata ditunjukkan dengan keberhasilan setiap program investasi sosial. Program investasi social berlanjut setiap tahun.

Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, progran investasi sosial, dan Kemitraan

(7)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION of CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. FREEPORT INDONESIA ON THE COMMUNITY

AMUNGME AND KAMORO PEOPLE IN TIMIKA, PAPUA

The company as a current economic practitioner has undergone a development paradigm. Starting from an economic-based development that has a goal orientation on achieving profit as much as possible.

This research aims to determine the implementation of corporate social responsibility of PT. Freeport Indonesia on Amungme and Kamoro people in Timika, Papua. This research is a descriptive study with a qualitative approach.

Determination of the subject of this study using purposive sampling technique.

The data collection techniques used are observations, interviews, and documentation. Data analysis is done using data reduction, data presentation, and withdrawal of conclusions. Data validity checks are performed by the triangulation of the source and method.

The results showed that PT CSR implementation. Freeport Indonesia on Amungme and Kamoro people in Timika, Papua is realized in the sustainability program of health, education, economics, infrastructure for the community, community relations programs, cultural programs, and human rights programmes Human. The programs are run by the Department of Governance, Corporate Social Responsibility and Compliance (GCSRC), the Community Affairs division of PT. Freeport Indonesia, and also run other partner institutions. Strategy used in the implementation of CSR PT. Freeport Indonesia is using Mixed type.

Principles used in the implementation of CSR PT. Freeport Indonesia is sustainability, responsibility, and openness. Evaluation of CSR Program is the leader also take part in implementing CSR program PT. Freeport Indonesia. The proportion of help set at US $93.4 million. Transparency, which is reporting CSR activities once every year. The coverage is the people of Amungme and Kamoro tribes and five kinship tribes (Dani, Damal, Me, Moni, and Nduga) with the five villages of the Kamoro tribe inhabitants (Nayaro, Ayuka village, Tipuka Village, Nawaripi village, and Koprapoka villages), and three regional villages The inhabitants of Amungme (Waa, Arwanop, and Tsinga) tribes. Monitoring done is maximum, because all programs are implemented well. Stakeholder engagement is in the partnership program. Tangible results are demonstrated with the success of every social investment program. Social investment programs continue every year.

Keywords : Corporate Social Responsibility, social Investment program, and partnership

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yaang Maha Kuasa, karena dengan kuasa dan Rahmat-Nyalah penulis hidup, bernapas, dan dapat menyelesaikan skripsi dan penelitian ini dengan tepat waktu. Adapun skripsi ini berisikan mengenai hasil penelitian yang penulis teliti dengan judul “ Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT.Freeport Indonesia pada Masyarakat Suku Amungme dan Kamoro Di Timika, Papua” tersebut.

Dalam mengerjakan penelitian skripsi ini, penulis dapat memperoleh banyak bantuan tenaga, biaya, dan pikiran serta materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada berbagai pihak yang telah membantu saya, yaitu:

1. Tua yang saya banggakan, Bapak Anaratus Goo dan Ibu Marike Yobee, beserta adik-adik saya Pius Goo, Piter Goo, Yulincela Goo, Piet Goo, Pitalia Goo, pincesia Goo, Pilemon Goo, Pidelis Goo dan adik bungsu Pirakesa Goo beserta semua keluarga yang telah mendukung baik secara moral maupun finansial.

2. Om kandung yang saya hormati Melkias Yobee, yang membiayai pendidikan saya dari kecil sampai saat ini, selama penulis menyusun skripsi.

3. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M,Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(9)

4. Bapak Husni Thamrin S.Sos, M.Sp selaku Wakil Dekan I sekaligus Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si selaku ketua departemen kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Supervisor sekolah saya Praktikum Kerja Lapangan II (PKL II) pada waktu yang sama.

6. Dosen penguji seminar Proposal yang saya hormati Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Kessos dan Bapak Husni Thamrin S.Sos, M.Sp atas saran, kritik, dan pengarahannya.

7. Kakak Deby sebagai sekertaris Program study kesejahteraan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara.

8. Kakak bety sebagai staf administrasi Program study kesejahteraan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara.

9. Seluruh staff pengajar departemen Ilmu kesejahteraan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara, yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

10. Teman setia saya Krisnatania Hutabarat yang telah begitu banyak meluangkan waktunya untuk membantu saya menyiapkan skripsi dan memberikan dorongan semangat untuk mencapai yang saya cita-citakan.

11. Adik jago Delpin Kotouki dan Yance Emany yang begitu banyak mempermudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tetaplah menjadi adik-adik yang memberi motivasi buat penulis, terimakasih banyak.

(10)

12. Teman-teman angkatan 2015 S1 Ilmu kesejahteraan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara, yang membuat hari-hari saya lebih indah selama waktu perkuliahan dan selalu menginspirasi serta selalu tanya-tanya perkembangan perkuliahan saya.

13. Semua keluarga besar Ikatan Mahasiswa Papua Sumatera Utara (IMP SUMUT) yang selalu merasakan suka, duka, canda, tawa, dan kesusah payaan bersama selama perkuliahan, sekaligus sebagai keluarga dan saudara kandung di tanah perantauan di Medan Sumatera Utara.

14. Seluruh keluarga besar Komunitas Mahasiswa Papua Se-Sumatera (KOMPAS) yang selalu mendukung, tanya kabar dan selalu kordinasi antar sesama. Ada wadah atau Komunitas ini sehingga saya selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini, sekaligus sebagai wadah penginspirasi terimakasih banyak.

15. Penulis hormati Kakak Sophie Ginting sebagai orang tuah kandung di tanah perantauan yang selalu memberikan motivasi, dorongan, nasehat, membantu dalam berbagai kekurangan, membagi pengalaman serta kebiasaan dan tradisi orang Batak di Medan Sumatera Utara. Sungguh kakak Sophie Ginting orang batak yang berjiwa dan nurani Papua, Tuhan memberkati selalu.

16. Bapak Ade Marinus Tebay yang memerima saya di Timika dan mengurus, mengantar, dan mempermudahkan segalah urusan lapangan ditempat penelitian Skripsi, sehingga penulis tidak merasa susah dan kekurangan apapun dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak Bapak Ade

(11)

jadikan saya seperti sebutir telur yang sangat berhati-hati untuk pecah, semua sikap baikmu saya punya Kakak laki-laki yang membalasnya.

17. Semua keluarga besar Bapak Ade Silfester tebay Mama Tekege dan anak- analnya (Ela, Elis, dan Amoye Philip) serta tete Agus tebay yang selalu menemani dan canda tawa selama penulis menulis skripsi di Timika, Papua. Mama Tekege yang selalu siapkan makanan, tempat tinggal, dan semua pertolongan dan kasih sayang Mama, Tuhan Yesus Kristus yang membalas segalanya.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah banyak membantu dan memberikan pertolongan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritis dari berbagai kalangan yang membangun, demi kemajuan penulisan skripsi kedepannya. Namun, harapan besar penulis semoga skripsi ini bermamfaat kepada seluruh pembaca baik kalangan akademik, masyarakat, pemerintah, agama dan adat, serta pihak PT.Freeport Indonesia sendiri. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita sekalian, Amin.

Penulis

Agustinus Goo Nim :150902068

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Dan Mamfaat Penelitian ... 5

1.4 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 8

2.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) .. 8

2.3 Konsep Dasar Corporate Social Responsibility (CSR) 10

2.4 Regulasi Corporate Social Responsibility (CSR) ... 12

2.5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) ... 14

2.5.1 Dampak Corporate Social Responsibility (CSR) 17

2.5.2 Lingkup Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 23

2.6 Tahap Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) 24 2.7 Bentuk-Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) 26

2.8 Masyarakat ... 28

2.9 Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) 32

2.9.1 Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) 32 2.9.2 Teori Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 35

3.9.3 Jenis-Jenis Program Corporate Social Responsibility (CSR) ... 36

2.9.4 Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) 38

2.10 Evaluasi Corporate Social Responsibility (CSR) ... 40

2.11 Penelitian yang relevan ... 43

2.12 Kerangka Berpikir ... 46

2.13 Definisi Konsep ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1 Bentuk Penelitian. ... 56

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 56

(13)

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 58

3.5 Teknis Analisis Data ... 59

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 62

4.1. Letak Geografis ... 62

4.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah ... 62

4.1.2 Geologi Regional ... 63

4.2 Sejarah Perkembangan PT. Freeport Indonesia ... 64

4.3 Profil PT. Freeport Indonesia ... 65

4.4 Visi Misi dan Tujuan PT. Freeport Indonesia ... 66

4.5 Kondisi Umum Masyarakat Asli Suku Amungme dan Kamoro ... 67

4.6 Karyawan Divisi Urusan Masyarakat (Community Affairs) 69 4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 70

4.7.1 Program Kesehatan ... 70

4.7.2 Program Pendidikan ... 71

4.7.3 Program Ekonomi ... 72

4.7.4 Program Infrastruktur Bagi Masyarakat ... 73

4.7.5 Program Hubungan dengan Masyarakat ... 75

4.7.6 Program Budaya ... 76

4.7.7 Hak Asasi Manusia ... 77

BAB V HASIL PENELITIAN ... 79

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 79

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

5.3 Monitoring dan Evaluasi Program ... 85

5.3.1 Indikator Pengukuran Keberlanjutan ... 85

5.3.2 Pelaporan ... 87

5.3.3 Pemantauan ... 88

5.3.4 Konsep ... 89

5.4 Keterbatasan Penelitian ... 91

5.4.1 Waktu Penelitian yang terbatas ... 91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

6.1 Kesimpulan ... 92

6.1.1. Beroperasi sebagai pemangku kepentingan Sektor swasta ... 92

6.1.2 Membangun Keberlanjutan ... 93

6.1.3 Menjalin Kemitraan ... 93

6.1.4 Menjadikan Masyarakat sebagai mitra dan Sasaran pembangunan ... 93

6.2 Saran ... 94

6.2.1 Bagi Perusahaan ... 94

6.2.2 Bagi Pemerintah ... 94

6.2.3 Bagi Masyarakat ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

DAFTAR LAMPIRAN ... 97

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Kunjungan pasien dirumah sakit dan Klinik yang didanai PT.FI 71 Tabel 4.2. Penerima beasiswa LPMAK ... 72 Tabel 4.3. Skala dan jenis Usaha Program Ekonomi ... 73

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Stadion Mimika ... 75

(16)

BAGAN DAN DIAGRAM

Halaman Bagan 2.1. Kerangka berpikir ... 47 Diagram 5.1. Investasi sosial PT.FI ... 84

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1.1. Ibu Jerry Jizs Dan Bapak Yahya Alkatiri sebagai

informan utama ... xiv Lampiran 1.2. Foto bersama Bapak Kristianus Ukago setelah

interview personal ... xv Lampiran 1.3 Bapak Stefanus Beanal setelah interview di kantor

LEMASA ... xvii Lampiran 1.4. Bapak Silvester Tebay (Kepala Biro suku Mee

LPMAK) ... xix Lampiran 1.5. Foto bersama Penguji sesudah presentasi hasil

penelitian skripsi ... xx

(18)

DAFTAR SINGKATAN

CSR : Corporate Social Responsibility PT.FI : PT. Freeport Indonesia

NNGPM : Nederlandsche Niew- Guinea Petroleum Maatschappij

LPMAK : Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro HAM : Hak Asasi Manusia

MIGAS : Minyak dan Gas

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan OBM : Oost-Borneo Maatschappij

FSC : Freeport Sulphur Company PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa PEPERA : Penentuan Pendapat Rakyat FMC : Freeport Minerals Company

FMC & GI : Freeport McMoran Copper & Gold Inc.

LEMASA : Lembaga Musyarawarah Adat suku Amungme LEMASKO : Lembaga Musyarawarah Adat suku Kamoro CA : Community Affairs

ICMM : International Council on Mining and Metals GRI : Globar Reporting Initiatives

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai pelaku ekonomi saat ini telah mengalami paradigma pembangunan. Diawali dari pembangunan berbasis ekonomi yang memiliki orientasi tujuan pada pencapaian laba semaksimal mungkin, menjadi paradigma keberlanjutan dimana didalamnya memiliki upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi dimasa depan. Keberadaan suatu perusahaan dalam lingkungan masyarakat akan hidup, tumb

uh, dan berkembang dengan baik apabila mendapat dukungan dari masyarakat.

Masyarakat merupakan pemasok utama kebutuhan perusahaan akan SDM, dan pemakaian produk dari perusahaan. Menurut Elkington (1997) daalam Lako (2011:44) agar bisnis korporasi bisa tumbuh secara keberlanjutan hanya ada satu pilihan, yaitu menyelaraskan pencapaian kinerja laba (profit), dengan kinerja sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) secara berkesinambungan.

Pendapat tersebut dimaksudkan agar perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan, namun juga tanggung jawab akan dampak aktivitas serta kondisi lingkungan sosial perusahaan.

Perusahaan dapat saja menjaling hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya dengan menjalankan program yang dikenal dengan istilah corporate social responsibilty (CSR). Pemerintah melalui undang-undang Nomor 40 Tahun

(20)

perusahaan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kajian ruang lingkup CSR dalam arti sempit dimulai dari perkembangan terhadap karyawan, dilanjutkan dengan pemangku kepentingan dan masyarakat umum.

Pemangku kepentingan adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang mempunyai hubungan baik bersifat mempengaruhi atau dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Terdapat dua pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada dalam ruang lingkup CSR yaitu: pertama adalah lokal, yaitu masyarakat yang berada disekitar korporasi beroperasi. Kedua yaitu masyarakat yang tidak mempunyai hubungan kontraktual dengan korporasi, masyarakat umum, bukan konsumen atau pihak ketiga lainnya. Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan secara terus menerus merupakan salah satu cara untuk mencegah konflik melalui peningkatan citra perusahaan.Tujuan melakukan CSR adalah membangun hubungan baik dengan masyarakat, sehingga terbentuk sikap publik yang baik dan membangkitkan kepercayaan publik kepada perusahaan.

Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang dikenal dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu komitmen berkelanjutan dunia bisnis untuk bertanggung jawab atas dampak negatif yang ditimbulkan dan mencegah agar dampak negatif yang ditimbulkan tidak merugikan masyarakat dan lingkungan.

Dunia bisnis juga ditunjuk untuk menyelaraskan kinerja laba dengan kinerja soaial dan kinerja lingkungan. Pencapaian itu akan menempatkan perusahaan menjadi warga masyarakat yang baik (Good corporate citizen) dan meraih keuntungan yang langgeng (Lako, 2011). Hal ini menunjukkan perluh adanya keseimbangan antara pengambilan-pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak bisnis dengan dampak-dampak bagi masyarakat dan lingkungan melalui perilaku sosial.

(21)

Keberadaan konsep CSR merupakan investasi jangka panjang yang berguna meminimalisasi resiko sosial serta befungsi sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan dimata publik. Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelolah perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Diperluhkannya tata kelolah perusahaan yang baik agar pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisah dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh pemangku kepentingan (Stakeholder) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

Konsep CSR mencakup berbagai kegitan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat didalam dan diluar perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung meski perusahaan hanya memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai bidang. Kegiatan CSR penting dalam upaya membangun citra dan reputasi perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan baik dari konsumen maupun mitra bisnis perusahaan tersebut.

CSR sendiri dikemas dalam 3 fokus yang disingkat menjadi 3P yaitu Profit, People and planet. Profit berarti perusahaan mengejar keuntungan sebagai tujuan utamanya, people merupakan kontribusi sosial perusahaan terhadap sosial dan planet adalah tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk kepedulian pihak perusahaan terhadap lingkungan hidup.

Perusahaan PT.Freeport Indonesia berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar wilayah operasi yang diwujudkan melalui

(22)

berbagai kegiatan investasi sosial Freeport Indonesia yang dijalankan oleh PT.

Freeport Indonesia dan ada juga yang dijalankan bersama mitra. Perusahaan PT.Freeport Indonesia menginvestasikan dalam beberapa bidang, yaitu program kesehatan, program pendidikan, program ekonomi, program infrastruktur bagi masyarakat, program hubungan dengan masyarakat, program budaya, dan program Hak Asasi Manusia (laporan investasi sosial PT.Freeport Indonesia Tahun 2017: 4-5).

Menurut wawancara dengan bagian departemen CSR PT. Freeport Indonesia, delapan kampung masyarakat suku Amungme dan Kamoro yang kena dampak langsung dari kegiatan operasi perusahaan PT. Freeport Indonesia.

Daerah yang mengalami dampak langsung tersebut lima kampung wilayah penghuni suku Kamoro, dan tiga kampung daerah penghuni suku Amungme.

Kampung Nayaro, kampung Ayuka, Kampung Tipuka, Kampung Nawaripi, dan Kampung Koprapoka sebagai wilayah penghuni suku Kamoro. Sedangkan Kampung Waa, kampung Arwanop, dan kampung Tsinga sebagai wilayah penghuni suku Amungme yang terletak didataran tinggi Papua.

Lembaga-lembaga lokal menjadi mitra penting PT.FI dalam melaksanakan kegiatan investasi sosial maupun menjadi hubungan dengan masyarakat disekitar area operasi perushaan PT.FI. LPMAK mengelolah anggarang sebesar US$ 44 juta (44 persen dari total nilai investasi sosial). Sejak awal program pada tahun 1996, PT.FI telah berkontribusi sebesar US$ 737 juta dalam dana kemitraan untuk mengembangkan masyarakat Papua.

Dalam laporan tahunan investasi sosial PT. Freeport Indonesia pada tahun 2017 melaporkan bahwa, Lembaga-lembaga lokal mitra perusahaan PT.Freeport

(23)

Indonesia adalah lembaga pengembangan masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), Lembaga musyawarah adat suku Amungme (LEMASA), Lembaga musyawarah adat suku Kamoro (LEMASKO), Yayasan waartsing dan Yayasan Yu Amako, Yayasan hak asasi manusia anti kekerasan (YAHAMAK), dan Forum MoU 2000 (laporan investasi sosial PT.FI tahun 2017: 20-21).

Selain suku Amungme dan Kamoro, PT. Freeport Indonesia dan lembaga mitra lainnya memperhatikan lima suku kekerabatan lainnya yang berada sekitar Kabupaten Mimika, yaitu suku Dani, Damal, Mee, Moni, dan Nduga. Tujuh suku tersebut telah terbentuk dalam kelompok usaha yang dapat mendukung kelangsungan hidupnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang seperti yang diungkap oleh Yohanes Deikme, ketua badan pengurus LPMAK dalam sambutan laporan berkelanjutan LPMAK 2017 tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disajikan, rumusan masalah penelitian yaitu “Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT.Freeport Indonesia pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro di Timika, Papua”.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Freeport Indonesia pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro di Timika, Papua.

Adapun mamfaat dari penelitian ini yaitu:

a. Bagi perusahaan

(24)

Penelitian ini menjadi suatu informasi bagi departemen CSR PT.Freeport Indonesia, mengenai implementasi CSR (Corporate Social Responsibity) pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro di Timika, Papua.

b. Bagi pemerintah dan masyarakat

Menjadi refrensi tambahan kepada pemerintah dalam rangka merumuskan kebijakan dalam melindungi dan pengembangan hak-hak masyarakat Asli atau lokal suku Amungme dan Kamoro.

Bagi masyarakat sebagai menambah wawasan, bahan informasi, dan pengetahuan tentang implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Freeport Indonesia di Timika Papua.

c. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT Freeport pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro di Timika Papua.

d. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, bahan informasi, perbandingan, serta pengetahuan dan sumber bacaan di Universitas Sumatera Utara.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

(25)

Pendahuluan berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan mamfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang Landasan teoritis, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, dan definisi konsep.

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Menguraikan tentang letak geografis lokasi penelitian, sejarah perkembangan lokasi penelitian, profil lokasi penelitian, visi/misi/ dan tujuan lokasi penelitian, struktur organisasi/lembaga lokasi penelitian, kondisi umum tentang clien, kondisi umum tentang petugas, dan keadaan sarana dan prasarana lokasi penelitian.

BAB V : HASIL PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang deskripsi data hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.

BAB : PENUTUP

Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat keseluruhan.

Kebutuhan kororat untuk beradaptasi dan guna mendapatkan keuntungan sosial dari hubungannya dengan komunitas lokal, sebuah keuntungan sosial berupa kepercayaan (trust) (Rudito Bambang & Famiola Melia).

2.2. Pengertian Corporate Social Responsibilty (CSR)

Menurut bahasa, corporate social responsibility diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas memilih penggunaan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk penjabaran dalam peraturan tersebut. Pada saat ini belum adanya kesatuan bahasa terhadap istilah CSR namun secara konseptual semuanya memiliki kesamaan makna.

Corporate Social Responsibilty (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan keperdulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip sukarela dan kemitraan. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu isu tertentu dimasyarakat atau lingkungan guna menciptakan lingkungan yang lebih baik.

(27)

Menurut Untung (2009:1) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Kompleksitas permasalahan sosial yang semakin rumit dalam dekade terakhir dan implementasi desentralisasi telah menetapkan CSR sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin.

Menurut Elkington (1999) dalam Fitri (2015: 500) mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan bahwa tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (Profit);

masyarakat, khususnya komunitas sekitar (People); serta lingkungan hidup (Planet bumi).

Triple bottom line dengan 3P yaitu:

1. Profit yang mendukung laba perusahaan

2. People yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat 3. Planet yang meningkatkan kualitas masyarakat.

Menurut Reinald (2007) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial memiliki muatan strategis dalam mendukung konstruksi strategi perusahaan guna mewujudkan keunggulang kompetitif (Conpetitive advantage). Lebih lanjut kegiatan social responsibility dapat dikemas mewarnai berbagai bentuk keperdulian terhadap stakeholder dalam promosi, yang mana hal itu cukup mematahkan konstruksi strategi perusahaan yang selama ini telah ada. Social responsibility memiliki pesan sosial dan perhatian terhadap lingkungan dan

(28)

pembangunan dimasa yang akan datang. Hal itu sejalan dengan pendapat menurut Feedman dan Janggi (1974: 74) menyatakan bahwa perusahaan perluh melakukan keterbukaan atas aktivitas sosial yang telah dilakukan. Aktifitas sosial perusahaan memiliki kemamfaatan untuk meningkatkan legimitasi stakeholder terhadap perusahaan, termasuk market force dan konsumen jangka panjang.

Pengertian CSR sangat beragam intinya, CSR dalah operasi bisnis yang berkomitmen tidah hanya meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk membangun sosial ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Berbagai nama lain yang memiliki kemiripan dengan CSR adalah Corporate giving, Corporate philanthtropy, Corporate community relation, dan kommunity development.

Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisah dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau carity, corporate philanthtropy bermotif kemanusiaan dan corporate comunity relations bernapaskan tebar pesona, comunity development lebih bernuansa pemberdayaan.

2.3. Konsep Dasar Corporate Social Responsibility (CSR)

Konsep awal tanggung jawab sosial perusahaan secara eksplisip dikemukakan oleh Bowen (Carol, 1999) (Dalam Ismail Solihin, 2011: 15-16) yang berjudul “Social Responbilities of the Businessmen” memberikan kerangka dasar bagi pengembangan konsep tanggung jawab sosial “it refers to the obligations of the businessmen to pursue those police, to make those decisions, or to follow those lines of action which are desirablein terms of the objektives and value of our society”. Bowen memberi landasan awal bagi kewajiban pelaku

(29)

bisnis untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat pada awal 1970 merupakan babak penting perkembangan CSR dengan terbentuknya Commite for Ekonomic Development (CED) yang terdiri dari pelaku bisnis di Amerika dan para peneliti yang diakui dibidangnya. Dalam Solihin (2011: 20-21) CED membagi tanggiung jawab sosial kedalam tiga lingkungan tanggung jawab:

1. Inner circle of responsibilities mencakup tanggung jawab perusahaan untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang berkaitan dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien serta pertumbuhan ekonomi.

2. Intermediate circle of responsibilities mencakup tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomi sementara pada saat yang sama memiliki kesadaran terhadap perubahan nilai-nilai dan prioritas-prioritas sosial, seperti hubungan dengan karyawan, meningkatkan konsumen, observasi lingkungan hidup, dan perlakuan adil terhadap karyawan.

Indonesia busines links (dalam Andreas Lako, 2011: 45) juga merumuskan tentang konsep CSR yang menekankan perlunya perusahaan menyelaraskan pencapaian ekonomi dengan tujuan sosial dan lingkungan dalam visi misi praktek bisnisnya. Rumusan pilar CSR yaitu:

1. Pengembangan SDM dan pemberdayaan masyarakat setempat 2. Memperkuat ekonomi komunitas dilingkungannya

3. Menjaga keharmonisan dengan masyarakat disekitarnya 4. Mendorong good governance

5. Menjaga kelestarian.

(30)

Berdasarkan pendapat diatas, kunci dari konsep CSR adalah komitmen terhadap kepentingan perusahaan, stakeholder, masyarakat luas, lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. CSR merupakan suatu aktivitas perusahaan untuk ikut mengatasi permasalahan sosial dengan peningkatan ekonomi, perbaikan kualitas kehidupan seluruh stakeholder dan masyarakat serta mengurangi berbagai dampak dari aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sosial maupun alam yang dalam jangka panjang mempunyai keuntungan bagi perusahaan dan pembangunan masyarakat.

2.4. Regulasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility di Indonesia secara tegas mewajibkan setiap investor untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan melalui Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing, dimana pasal 15 huruf b undang undang No.25 tahun 2007 adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Selain itu dalam pasal 16 UU No. 25 tahun 2007 diatur bahwa setiap penanaman modal bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara, dan Peraturan pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan dan batu bara, dimana memberi petunjuk teknis soal kewajiban-kewajiban pengusaha tambang yang diatur dalam Undang-Undang minerba tersebut.

(31)

Ada juga dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas diwajibkan bagi perusahaan perseroan terbatas untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 74 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 ayat 1-4 (dalam ismail Solihin, 2011: 165) dijelaskan sebagai berikut:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanggung jawab perseorangan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseorangan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Sanksi-sanksi, diatur dalam pasal 34, sanksi yang dimaksud bisa berbentuk

sanksi administratif dan sanksi lainnya, sebagaimana tertulis dalam regulasi:

a. Peringatan tertulis; b. Pembatasan kegiatan usaha; c. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau d. Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

Dengan adanya regulasi CSR ini sebagai langkah pencegahan terjadinya dampak negatif yang lebih besar yang ditimbulkan oleh perusahaan yang bergerak dibidang Industri.

(32)

2.5. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yaitu laba, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan deviden bagi pemegang saham, mengalokasikasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiyayai pertumbuhan dan pengembangan usaha dimasa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.

Dari sisi perusahaan terdapat berbagai mamfaat yang diperoleh dari aktivitas CSR seperti yang diungkapkan oleh susanto (2009: 14-16) antara lain:

1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. CSR akan mengdongrak citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.

2. Sebagai pelindung dan pembantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pulah ketika perusahaan diterpa kabar miring atau bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.

3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang dimiliki reputasi baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

4. Mampu memperbaiki dan mempererat hubungan perusahaan dengan para stakeholder-nya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keperdulian kepada pihak-pihak yang selama ini

(33)

berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih.

5. Meningkatkan perjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worldvide, yaitu bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang dihasilkan perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

Manfaat CSR tidak hanya dirasakan oleh perusahaan saja namun bagi masyarakat dan pemerintah. Menurut wibosono (2007: 99), menguraikan mamfaat pelaksanaan CSR bagi perusahaan, bagi masyarakat, bagi lingkungan, dan bagi Negara.

1.Bagi Perusahaan

a. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh, berlanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat yang luas.

b. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap moral (Capital) c. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (Human

resources) yang berkualitas.

d. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal kritis (critical decisions making) dan mempermudah pengelolaan manajemen resiko (risk management).

2. Bagi Masyarakat

Akan meningkatkan nilai tamba adanya suatu perusahaan disuatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial didaerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat

(34)

lokal, praktik CSR akan menghargai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut.

3. Bagi Lingkungan

Praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sember daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat populasi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannya.

4. Bagi Negara

Praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut “Corporate Misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu negara akan menikmati pendapatan dari pihak yang wajar oleh perusahaan.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Dzahro (2012) (Dalam Totok Mardikanto, 2014: 137-138) beberapa mamfaat CSR bagi perusahaan:

1. Meningkatkan citra perusahaan 2. Memperkuat “Brand” perusahaan

3. Mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan 4. Membedakan perusahaan dengan para pesainnya

5. Menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan.

Melakukan kegiatan CSR masyarakat yang juga sebagai konsumen perusahaan akan lebih mengenal dan dapat menciptakan image baik dimata masyarakat. Produk perusahaan juga akan lebih dikenal oleh masyarakat dan menimbulkan kesadaran akan keberadaan produk yang akan meningkatkan penjualan. Tidak hanya kepada masyarakat saja, perusahaan juga melakukan relasi

(35)

kepada pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi misi perusahaan. Csr yang dilakukan perusahaan akan menonjolkan keunggulan komperatifnya yang dapat membedakan dengan perusahaan.

2.5.1. Dampak Corporate Social Responsibility (CSR)

Saat ini berbagai perusahaan, mayoritas multinasional baik yang bergerak disektor ekstraktif, sektor genetik, sektor manufaktur, dan sektor jasa dalam arti luas telah mengumumkan tata kelola perusahaan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sebuah sustainability report. Dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang ditimbulkan operasi perusahaan menurut global reporting initiative (2001: 25-36) adalah sebagai berikurt:

1. Dampak Ekonomi

Global reporting initiative (GRI) mengelompokkan adanya dua jenis dampak ekonomi, yaitu dampak ekonomi langsung dan dampak ekonomi tidak langsung.GRI mendefinikan dampak ekonomi langsung sebagai perubahan potensi produktif kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan komunitas atau parah pemangkuh kepentingan dan prospek pembangunan dalam jangka panjang. Sedangkan yang dimaksud dengan dampak ekonomi tidak langsung adalah konsekuensi tambahan yang muncul sebagai akibat pengaruh langsung transaksi keuangan dan aliran uang antara organisasi dan para pemangku kepentingannya. GRI menyebutkan adanya 3 aspek yang harus dikaji untuk mengukur dampak ekonomi dan operasi perusahaan. Ketiga aspek tersebut adalah:

a. Kinerja Ekonomi (Ekonomic Performance)

(36)

Berbagai indikator yang terdapat dalam kategori kinerja ekonomi menunjukkan dampak ekonomi yang ditimbulkan secara langsung dari aktivitas perusahaan dan nilai tamba ekonomi yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan.

b. Interaksi Pasar (Market Presence)

Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori market presence, akan dapat memberikan informasi mengenai interaksi yang terjadi antara perusahaan dengan pasar yang spesifik.

c. Pengaruh Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Ekonomic Impact) Indikator-indikator yang tercakup dalam kategori ini mengukur dampak ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi dan transaksi. Yang termasuk kedalam indikator-indikator untuk mengukur dampak ekonomi secara tidak langsung adalah:

- Investasi perusahaan dalam bentuk pembangunan insfrastruktur dan penyediaan layanan untuk publik baik yang dilakukan secara komersial maupun Cuma-Cuma.

- Memahami dan menjelaskan signifikan dampak ekonomi tak langsung berikut sampai sejauh mana dampakm tersebut mempengaruhi masyarakat. Dampak ekonomi tidak langsung merupakan indikasi penting bagi manajemen perusahaan untuk mengantisipasi bagaimana reputasi perusahaan dimata komunitas lokal, dengan melihat sifat komunitas lokal terhadap berbagai infrastruktur dan layanan yang diberikan perusahaan selama ini.

(37)

2. Dampak Sosial

GRI membagi dampak sosial dalam empat kategori, yakni Hak Asasi Manusia (human rights), tenaga kerja (labour), masyarakat (society), serta tanggung jawab produk (product responsibility).

a. Hak Asasi Manusia (HAM)

Berbagai indikator untuk mengukur dampak operasi perusahaan terhadap hak asasi manusia (HAM) adalah:

- Persentase dan jumlah infestasi yang signifikan yang memuat klausul tentang hak asasi manusia.

- Jumlah jam pelatihan yang diberikan kepada karyawan untuk memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak asasi manusia.

- Jumlah insiden diskriminasi ditempat kerja serta tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya.

- Ada tidaknya kebebasan didalam membentuk serikat pekerja untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif dalam perumusan kesepakatan kerja bersama.

b. Tenaga Kerja

Berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur dampakm operasi perusahaan terhadap tenaga kerja, antara lain:

- Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dipekerjakan diperusahaan berdasarkan kategori pekerja, kontrak dan wilayah dimana karyawan bekerja.

(38)

- Benefit yang ditawarkan perusahaan kepada karyawan penuh yang tidak diberikan kepada karyawan kontrak atau pun paruh waktu.

- Persentase jumlah karyawan yang dilindungi oleh kesepakatan kerja bersama.

- Tingkat cedera karena pekerjaan, penyakit akibat kerja, hari-hari yang hilang karena sakit, tingkat kemangkiran kerja serta jumlah kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan berdasarkan wilayah kerja.

- Rata-rata jam pelatihan yang diberikan kepada karyawan per tahun per kategori pegawai.

- Berbagai program untuk meningkatkan kemampuan manajemen serta kegiatan belajar seumur hidup yang memungkinkan karyawan bisah tetap bekerja diperusahaan.

- Komposisi badan pengelolah perusahaan yang menunjukkan adanya peluang yang sama antara pria dan wanita serta antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas.

c. Masyarakat

Berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur dampak operasi perusahaan terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

- Sifat, cakupan, efektivitas dari berbagai program dan praktik yang dapat mengukur dan mengelolah dampak dari operasi perusahaan terhadap masyarakat.

- Persentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki risiko korupsi.

(39)

- Persentase jumlah karyawan yang dilatih dalam hal kebijakan dan prosedur menanggulangi korupsi didalam organisasi.

- Tindakan yang diambil perusahaan terhadap tindakan korupsi.

- Partisipasi dalam lobi dan perumusan kebijakan publik.

- Jumlah nilai uang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan karena membayar denda atau sanksi non-moneter akibat ketidak patuhan perusahaan terhadap undang-undang dan peraturan tentang lingkungan hidup yang berlaku disuatu negara.

d. Tanggung Jawab atas Produk (Product Responsibilities)

Berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur dampak operasi perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa terhadap para pemangku kepentingan, dan lingkungan, adalah sebagai berikut:

- Dampak kesehatan dan keselamatan dari pemakaian produk dan jasa yang diperhitungkan perusahaan sejak produk tersebut masih berada dalam tahap R&D sampai produk tersebut dibuang oleh konsumen setelah dikonsumsi.

- Jumlah kejadian yang berkaitan dengan tuntutan konsumen terhadap dampak kesehatan dan keselamatan atas konsumsi produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, sebagai akibat ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan yang berlaku.

- Jenis informasi yang dibutuhkan oleh konsumen dari suatu produk dan jasa sesuai dengan prosedur yang berlaku serta persentase

(40)

produk dan jasa perusahaan yang telah memuat informasi sebagai prosedur.

- Jumlah kejadian yang berkaitan dengan ketidak patuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku dalam hal pengajian informasi produk dan jasa.

- Berbagai praktek yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasaan konsumen, termasuk didalamnya survei untuk mengukur kepuasaan konsumen.

- Berbagai program komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan standar dan hukum yang berlaku.

Komunikasi pemasaran tersebut mencakup: periklanan, promosi, dan sponsorship.

- Jumlah kejadian yang berkaitan dengan ketidak patuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku dalam hal komunikasi pemasaran.

- Jumlah keluhan konsumen akibat pelanggaran privasi konsumen dan hilangnya data konsumen

- Jumlah nilai uang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan karena membayar denda atau sanksi non-moneter akibat ketidakpatuhan perusahaan terhadap undang-undang dan peraturan tentang ketentuan kesehatan dan keselamatan produk dan jasa.

3. Dampak Lingkungan

GRI menjabarkan dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan kedalam tiga struktur dampak, yaitu dampak yang diakibatkan oleh

(41)

pemakaian input produksi, dampak yang diakibatkan oleh output produksi, serta modus dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan. Energi, air dan material merupakan tiga tipe input standar yang banyak digunakan oleh berbagai jenis perusahaan. Selain ketiga jenis input tersebut, aspek keanekaragaman hayati (biodiversity) juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan input sepanjang input tersebut berasal dari sumber daya alam.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh operasi perusahaan terhadap lingkungan yang dinyatakan dalam tiga struktur dampak, selanjutnya dijabarkan lagi oleh GRI kedalam 9 (sembilan) aspek sebagai berikut, yaitu 1. Aspek lingkungan, 2. Aspek energi, 3. Aspek air, 4. Aspek keanegaragaman hayati, 5. Aspek emisi, efluents, dan limbah, 6. Aspek produk (barang dan jasa), 7. Aspek kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku dibidang lingkungan hidup, 8. Aspek transportasi, dan 9. Aspek lingkungan menyeluruh.

2.5.2. Lingkup Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility)

Menurut pakar manajemen universitas Manchester, Kavel (2009: 74) CSR dipraktikan di tiga area, yaitu :

a. Tempat kerja, Implementasinya mencakup:

1. Kesehatan dan keselamatan kerja

2. Pengembangan knowledge dan skil karyawan,

3. Peningkatan kesejahteraan dan bahan kepemilikan saham.

(42)

b. Komunitas, yaitu implementasinya mencakup : 1. Charity

2. Philanthropty

3. Community development c. Lingkungan

Praktiknya bisah berupa proses produk dan produksi yang ramah lingkungan, ikut serta dalam upaya kelestarian lingkungan, dan sebagainya.

2.6. Tahap Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Umumnya, perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR menggunakan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:

a. Awarenes building, merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen.

Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok dan lain-lain.

b. CSR assessment, merupakan karya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.

(43)

c. CSR manual building, upaya yang dilakukan antara lain bencmarking, menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang mengingingkan langkah instan, menyusung manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.

2. Tahap Implementasi

Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang mesti dijawab. Dalam istilah manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:

a. Pengorganisasian (organizing) sumber daya yang diperluhkan

b. Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya.

c. Pengarahan (directing) yang terkait dengan bagimana cara melakukan tindakan.

d. Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan e. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

f. Penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu kewaktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR.

Evaluasi bukan tindakan mencari-cari kesalahan, atau mencari kambing hitam justru dilakukan untuk penganbilan keputusan.

4. Tahap pelaporan

Pelaporan diperluhkan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan

(44)

keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi, selain berfungsi untuk keperluan stakeholder juga untuk stakeholder yang memerlukan.

2.7. Bentuk-Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR)

Adapun beberapa program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Community Relations

Menurut Budi Manta (2003: 43), Community Relation adalah kegiatan- kegiatan yang mengangkut kegiatan komunikasi dan informasi parah pihak yang terkait dengan semua kepentingan perusahaan. Community relations adalah kegiatan-kegiatan mengangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada parah pihak yang terkait (pemangkuh kepentingan), misalnya:

a. Pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak, untuk meningkatkan hubungan baik dengan kelompok masyarakat dan pemerintah setempat.

b. Bantuan konsultasi publik c. Bantuan penyuluhan 2. Community Service

Community Service adalah program bantuan yang diberikan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk-bentuknya meliputi:

a. Bantuan kepada korban bencana alam (force majaure), yaitu :

(45)

1). Dalam tahap darurat; penyediaan bahan-bahan kebutuhan pokok, air bersih dan MCK, pelaksanaan dapur umum, 9 (sembilan) bahan pokok, tenda, obat-obatan dan tenaga medis, perahu karet, sewa angkutan/transportasi pengunsian, dan alat-alat berat.

2). Dalam tahap pemulihan: dilakukan pemberian bantuan dalam bentuk perbaikan sarana umum.

b. Bantuan sarana Ibadah, yaitu bantuan untuk meningkatkan kualitas sarana ibadah masyarakat, misalnya:

1. Pembangunan/rehabilitasi rumah ibadah 2. Pengadaan perlengkapan ibadah

3. Bantuan pelaksanaan kegiatan keagamaan

c. Bantuan peningkatan kesehatan, yaitu bantuan yang diberikan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, misalnya:

1. Bantuan tenaga para medis, penyuluhan.

2. Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan pemukiman, renovasi posyandu atau balai pengobatan.

3. Pemberian obat-obatan, sunatan massal, Penyomprotan DBD.

4. Perbaikan gizi sehat dan balita (anak dibawah lima tahun)

5. Percontohan lingkungan sehat yaitu bantuan keikutsertaan pada kegiatan pemerintah setempat (penataan taman untuk umum, bak sampah, penataan rumah sehat dan lain-lainnya)

6. Bantuan kegiatan yang bersifat kesehatan masyarakat.

(46)

3. Community empowering

Community empowering adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Bantuan produksi dan pengembangan b. Bantuan pelatihan manajemen pemasaran c. Bantuan kursus menjahit

d. Bantuan pelatihan budi daya ternak.

2.8. Masyarakat

Dalam bahasa inggris masyarakat adalah “society” yang berasal dari kata

“sicius” artinya kawan. Sedangkan kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu

“syirk” artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu ada bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebkan oleh manusia/seseorang melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Manusia mulai dari lahir sampai mati sebagai anggota masyarakat, mereka saling bergaul dan berinteraksi, karena mempunyai nilai-nilai, norma, cara-cara dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan mengalami pengaruh serta mempengaruhi orang lain. Interaksi sosial sangat utama dalam tiap masyarakat.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Selanjutnya dengan terciptanya sistem adat istiadat atau sistem bergaul, kemudian

(47)

diciptakan pulah kaidah-kaidah atau norma-norma pergaulan yang akhirnya menciptakan suatu kebudayaan.

Ralph Linton menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan kerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan dengan jelas (dalam Soekanto, 1983). Sedangkan Selo Soemarjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (dalam Soekanto, 1983).

Usaha mengembangkan konsep masyarakat ternyata tidak menghasilkan suatu rumusan yang seragam. Satu aspek yang disepakati bersama adalah masyarakat menyangkut kelompok manusia yang hidup bersama. Maka dalam rangka usaha menyamakan pandangan tentang masyarakat ini yang paling penting adalah membutiri unsur-unsur dari masyarakat itu sendiri. Hidup bersama dikatakan sebagai masyarat apa bila mempunyai unsur-unsur sebagai berikut (dalam Soekanto, 1983):

a. Manusia yang hidup bersama

b. Bercampur atau bersama-sama untuk waktu yang cukup lama c. Menyadari bahwa mereka merupakan satu kesatuan

d. Mematuhi terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang menjadi kesepakatan bersama

e. Menyadari bahwa mereka bersama-sama diikuti oleh perasaan diantara parah anggota yang satu dengan yang lainnya, dan

f. Menghasilkan suatu kebudayaan tertentu

(48)

Demikianlah akhirnya masyarakat mengandung pengertian yang sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Masyarakat terdiri atas berbagai kelompok besar maupun kecil tergantung pada jumlah anggotanya. Dua orang atau lebih dapat merupakan kelompok. Dalam pengelompokan sering dibedakan kelompok primer dan kelompok sekunder. Dilihat dari fungsinya, ada kelompok orang dalam (in grouph) dan orang luar (out grouph). Semua jenis kelompok diatas hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Ada pun beberapa komponen dalam masyarakat sebagai berikut:

a. Etnis

Menurut KBBI, etnik adalah sesuatu yang berkaitan dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Tidak seperti ras yang berkaitan dengan ciri-ciri fisik tubuh, etnis berkaitan dengan karakteristik budaya kelompok. Karaktersitik budaya tersebut antara lain berupa perbedaan bahasa, agama, suku bangsa, kedaerahan, dan tempat. Salah satu faktor yang membedakan masing- masing etnis adalah perbedaan bahasa dan adat istiadat. Apa saja ya, faktor yang membedakan bahasa dan adat istiadat setiap suku bangsa.

b. Adat Istiadat

Adat istiadat adalah seringkali diganti dengan adat kebiasaan, namun pada dasarnya artinya tetap sama, Apabila mendengar kata adat istiadat biasanya aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas selalu berulang dalam jangka waktu tertentu. J.C. Mokoginta menyatakan bahwa Adat istiadat adalah hukum atau aturan yang terdapat dalam suatu

(49)

masyarakat dengan didalamnya terdapat aturan-aturan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial serta tingkah laku manusia didalam masyarakat tersebut. Namun, menurut Van den Berg adat istiadat adalah tradisi dan kebiasaan nenek moyang yang hingga sekarang masih dipertahankan untuk mengenang nenek moyang sebagai keanekaragaman budaya di Indonesia.

Adapun faktor penyebab perbedaan adat istiadat, yaitu:

1. Keadaan dan letak geografis yang berbeda 2. Pemukiman penduduk yang berpisah-pisah 3. Latar belakang sejarah yang berbedah

4. Lingkungan hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan c. Masyarakat Lokal

Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu.” (Pasal 1 Angka 34 UU Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil). Yang diubah menjadi (Pasal 1 Angka 34 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil).

(50)

2.9. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

Setelah memahami CSR secara utuh, baru tahap pelaksanaan CSR bisa dimulai. Dewasa ini banyak terjadi perubahan-perubahan drastis dalam implementasi CSR. Dibutuhkan upaya dan strategi ekstra agar implementasi CSR sanggup bahkan berjalan sesuai dengan ide dan konsep dasarnya. Dalam tahapan pelaksanaan diperlukan juga prinsip, teori pelaksanaan, jenis progran dan strategi serta perlunya evaluasi hasil pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut.

2.9.1. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam melaksanakan program CSR, terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman. Menurut Crowter (2008) (dalam Nor Hadi, 2011: 59) mengungkapkan bahwa “identifikasi kegiatan CSR melalui tiga prinsip utama yakni Sustainability (keberlanjutan), Accountability (Pertanggung jawaban), dan Transparency (keterbukaan)”.

a. Sustainability (Keberlanjutan)

Prinsip ini berkaitan dengan tindakan yang dilakukan sekarang yang kemudian hari dapat berdampak atau berpengaruh terhadap langkah- langkah yang dapat diambil dimasa depan. Jika sumber daya sekarang tidak lagi tersedia, dimasa datang dimana sumber daya tersebut dikatakan terbatas dalam jumlah. Maka dari itu, pada saat tertentu sumber daya alternatif dibutuhkan untuk sekedar memenuhi fungsi dari sumber daya yang ada saat ini. Prinsip ini berdampak baik bagi organisasi untuk dapat mengendalikan biaya dengan menggunakan sumber daya atau bahan yang tersedia sendiri dengan mencarinya dari luar. Jadi, tujuan utamanya adalah

(51)

melakukan kegiatan yang berlanjutan untuk masa yang akan datang.

Adapun enam strategi isu-isu keberlanjutan adalah:

1. Pertumbuhan yang berkelanjutan 2. Merubah kualitas pertumbuhan

3. Pemenuhan kebutuhan yang esensi seperti pekerjaan, makanan, energi, air, dan sanitasi.

4. Pemeliharaan dan peningkatan basis sumber daya

5. Orientasi teknologi terus menerus dan manpu mengatur resiko.

6. Menggabungkan lingkungan dann ekonomi dalam pengambilan keputusan.

b. Accountability (Pertanggung jawaban)

Upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab atas aktifitas yang dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Akuntabilitas digunakan sebagai media perusahaan membangun image dan network terhadap para pemangku kepentingan. Konsep ini berlaku dengan mengkuantitatifikasikan akibat apa saja yang bisah timbul dari tindakan yang diambil baik internal organisasi maupun eksternal. Lebih kepada pelaporan terhadap stakeholder yang berhubungan dengan menjelaskan bagaimana keterkaitannya antara aktifitas yang dilakukan terhadap stakeholder.

c. Transparency (Keterbukaan)

Merupakan sebuah prinsip diaman sebuah dampak eksternal dilaporkan secara nyata tanpa disembunyikan. Tranparency merupakan prinsip yang

Gambar

Tabel 4.1.   Kunjungan  pasien  di  rumah  sakit  dan  klimik  yang  didanai  PT.Freeport Indonesia
Tabel 4.2. Penerima beasiswa LPMAK
Tabel 4.3. Skala dan Jenis Usaha Program Ekonomi
Gambar : 4.1. Stadion Mimika
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk pertunjukan Kesenian Dames Group Laras Budaya di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, serta

Yang dimaksud dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah bahan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmadnya, sehingga penyusunan Tugas Akhr (TA) dengan judul:” Peningkatan Kemampuan Menulis

Kompone mikroskop dan fungsinya,yaitu 1.) Lensa Okuler untuk membentuk bayangan maya,tegak,diperbesar dari lensa objektif 2.) Lensa objektif untuk membentuk

peneliti menyimpulkan bahwa ketika lansia melakukan gerakan Latihan gerak sendi lutut secara bertahap maka akan berdampak pada penurunan nyeri sendi dikarenakan

penelitian ini, soal open ended yang diberikan adalah soal yang memiliki lebih. dari satu jawaban atau cara penyelesaian