• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fasilitas utama dalam penangkalan musibah, terjadinya kecacatan serta kematian akibat dari kecelakaan kerja tersebut ialah Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3. K3 memiliki tujuan untuk menghindari, meminimalisir, hingga meniadakan resiko dari kecelakaan kerja atau zero accident. Pelaksanaan konsep ini wajib dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang sehingga tidak dapat dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja serta penyakit dari pekerjaan yang menghabiskan banyak keuangaan dari industri (Prasetyo, 2009). Perlengkapan, tempat kerja, dan tenaga kerja menurut (Management of health and safety at work, 1999) adalah beberapa banyak pemikiran dan pandangan yang mempunyai pengaruh K3.

Permenaker Nomor. 5 tahun 1996 dan Departemen Pekerjaan Umum memakai Permen Nomor. 09 tahun 2008 adalah pedoman yang digunakan oleh industri dalam melakukan SMK3L sebelum diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor. 50 tahun 2012. Dengan dibentuknya aturan ini, seluruh ketentuan yang bertabiat umum dilakukan penyegaran aturan dan disegerakan. Kemudian, dari dasar Undang- Undang Nomor. 01 tahun 1970 dan Undang- Undang Nomor. 13 tahun 2003 menghasilkan PP 50 tahun 2012.

Kementrian Tenaga Kerja serta Transmigrasi memberikan data kurang lebih dari 6 tenaga kerja di Inonesia merenggut nyawa tiap harinya dikarenakan kecelakaan kerja, hingga tahun 2013. Nilai kematian tersebut terkategori besar dibanding Negeri Eropa sebanyak 2 orang wafat per hari yang disebabkan dari kecelakaan kerja. Sedangkan, International Labor Organization( ILO) menjelaskan, rata-rata di Indonesia tercatat 99.000 peristiwa dari kejadian kecelakaan kerja di setiap tahunnya. Dari keseluruhan angka itu, cacat diri seumur hidup bahkan kematian sebesar 70% dari dampak terparah yang terjadi.

(2)

Pasal 5 (1) Peraturan Pemerintah No. 50, Tahun 2012 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menetapkan jika tiap cabang harus mempraktikkan SMK3 di area kerja atau perusahaannya sendiri.

Secara keseluruhan, SMK3 merupakan suatu bagan yang penting dari sistem manajemen yang mencakup sumber energi yang diperlukan untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengevaluasi, dan memelihara struktur organisasi, perancangan, pelaksanaan, prosedur, tanggung jawab, proses, dan peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Kegiatan tenaga kerja yang tentunya memiliki risiko yang terkait yaitu untuk menciptakan lingkungan kerja yang melindungi dan aman, nyaman, produktif, dan dapat meningkatkan pekerjaan menjadi lebih efektif. Dan juga ruang kerja, proses kerja yang tidak nyaman, dan perlindungan K3 yang tidak membebani aspek sistematika pekerjaan yang semakin rumit dan mengikuti zaman dapat menimbulkan percikan sebab kecelakaan tertentu terhadap K3 (Tarwaka, 2008:2).

Pada peraturan yang tertuang di PP No 50 Tahun 2012, yaitu mengendalikan tentang keharusan melaksanakan audit yang dilakukan berkesinambungan dan berkala untuk industri yang sudah mempraktikkan SMK3. Tertuang juga pada PP No 50 Tahun 2012 pula mengendalikan mengenai karakteristik bagaimana audit SMK3 yang dicoba oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah yaitu perusahaan atau lembaga swasta atau independen. Di Semarang, PT. PLN APP telah memperoleh audit mengenai SMK3 oleh pihak Sucofindo pada 2012. Bagi industri yang memperkerjakan tenaga kerja yang melebihi ataupun sejumlah 100 pekerja, wajib dalam pelaksanaannya, serta ataupun memiliki kecenderungan bahaya yang dihasilkan dari pekerjaan-pekerjaan, ledakan, kebakaran, pencemaran serta penyakit akibat kerja, ataupun bahan olahan yang bisa menimbulkan kecelakaan kerja lainnya.

Definisi Sistem Manajemen K3 didefenisikan di Indonesia selaku bagian dari sistem manajemen dengan cara totalitas yang mencakup didalamnya bentuk badan, penyusunan, tanggung jawab, aplikasi, patokan

(3)

metode, cara dan pangkal tenaga yang dipakai dalam bagan, penerapan, pendapatan, analisis, dan perawatan kebijaksanaan keamanan dan kesehatan kegiatan yang mempunyai tujuan agar mengoptimalkan pengaturan yang berhubungan dengan kegiatan kegiatan sampai terciptanya lingkungan kegiatan yang aman, nyaman, efisien, dan bisa tingkatkan daya produksi (Peraturan Menteri Daya Kegiatan. Nomor: PER. 05 atau MEN atau 1996).

Dari tahun 1970, prinsip jika SMK3L sebetulnya sudah ada dalam peraturan hukum. Dituangkan dan dijelaskan dalam peraturan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 pada Tahun 1970 mengenai Keamanan Kegiatan menerangkan bila seluruh daya kegiatan berkuasa memperoleh perlindungan atas keamanan dirinya dalam melakukan profesi dalam bagan keselamatan dan agar meningkatkan pengembangan serta daya produksi nasional.

(OHSAS) The Occupational Health and Safety Assessment Series project group diprakarsai oleh Badan Nasional Standar Inggris, British Standard Institution( BSI). OHSAS series setelah itu diterbitkan pada tahun 1999 yang terdiri dari 2 perinci dalam series ini, yakni 18001 serta 18001.

Untuk 18001 sediakan persyaratan untuk SMK3 dan 18002 menerangkan hal mengenai support dengan sediakan prinsip buat penerapannya. Hal ini dapat membantu suatu institusi dalam menata efek dan mengurangi kecelakaan kerja yang merupakan sebagai prasyarat buat SMK3. OHSAS 18001:1999 tidak dilibatkan dalam The International Organization for Standardization (ISO) seperti standar garis besar ISO dan audit sertifikasi tidak diperbolehkan oleh pihak ketiga yang terikat. Nilai dari sertifikasi SMK3L ini sudah banyak dipahami oleh badan di seluruh dunia, alhasil setelah itu mencuat banyak desakan agar ISO cepat menerbitkan standar terkait SMK3L.

(4)

4

Pada 80 negara hampir 16.000 badan yang sudah memakai OHSAS 18001 sebagai standar hingga tahun 2005. Kemudian pada Juli 2007, diluncurkan BS OHSAS 18001: 2007, yang di dalamnya berisikan penjelasan mengenai koreksi OHSAS 18001: 1999. Koreksi dicoba agar menambah penguatan terhadap standar sistem manajemen yang lain serta dengan mengenalkan persyaratan keahlian dan tingkatkan kemampuan, semacam ISO 14001 serta ISO 9001. Sistem manajemen ISO tidak berubah dengan Bs OHSAS 18001: 2007, tetapi bukan di dalam naungan desain sertifikasi ISO.

Sertifikasi pihak ketiga disediakan oleh BSI untuk badan yang sudah penuhi syarat-syarat di dalam BS OHSAS 18001: 2007. Akta OHSAS tercatat pada 2009, lebih dari sekitar 54.000 sudah diterbitkan di 116 negera. Hingga tahun 2017, industri yang sudah tersertifikasi BS OHSAS 18001: 2007 lebih dari 90. 000.

Pada 2013, agar meningkatkan standar, ISO membuat kategorisasi standar global untuk SMK3L serta membuat ISO Project Committee (PC) 283, ialah ISO 45001 Occupational Health and Safety Management Systems–

Requirements with Guidance for Use. Tujuan dari standar ini hendak mengambil alih BS OHSAS 18001: 2007. Setelah perencanaan tersebut kurang lebih dari 5 tahun, setelah melewati kajian dari bermacam golongan yang kompeten tercantum pada ILO, hingga semenjak Maret 2018 SMK3L bersumber pada ISO 45001: 2018 diberlakukan sebagai standar global dengan memakai bentuk tingkatan besar ataupun high tingkat structure, alhasil bisa diintegrasikan dengan standar sistem manajemen ISO yang lain.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada tahun 2019, selaku badan pemerintah non departemen yang memiliki tanggung jawab dalam pembinaan serta pengembangan pada aspek standardisasi serta evaluasi kesesuaian di Indonesia mengadopsi ISO 45001: 2018 dengan cara yang sama menjadi Standar Nasional Indonesia. Perihal inilah yang dicoba supaya mempermudah serta meluaskan dalam aplikasi standar itu untuk semua badan ataupun industri di Indonesia. Di sebagian proyek ada sebagian permasalahan kecelakaan kegiatan semacam pekerja jatuh dikala menyemen dinding

(5)

5

proyek, tergelincir karena lingkungan yang licin dan berlumpur saat alat berat keluar masuk di area proyek pekerja yang disebabkan kurang pengetahuan mengenai keselamatan dan penggunaan perlengkapan safety, serta lain serupanya. Bersumber pada informasi BPJS Ketenagakerjaan, pada tahun 2019 terdaftar 114. 235 permasalahan musibah kegiatan. Sebaliknya pada tahun 2020, rentang waktu Januari sampai Oktober, BPJS menulis 177. 161 permasalahan musibah kegiatan, 53 permasalahan penyakit dampak kecelakaan, dimana 11 antara lain merupakan permasalahan Covid- 19. Ini membuktikan nilai kecelakaan kerja sedang relatif besar apalagi bertambah dari tahun ketahun. Semacam ilustrasi, pada proyek pembangunan pasar pon Trenggalek terdapat seseorang pekerja yang kakinya terinjak paku. Perihal semacam inilah yang sepatutnya dijauhi serta dilindungi dengan aplikasi Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja di Lapangan, alhasil perihal semacam ini serta keadaan lain yang mematikan tidak terulang di kemudian waktu.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditekankan karena bertujuan untuk menciptakan lingkungan dan kondisi kerja yang baik, rapi, nyaman, bersih dan aman, serta diperlukannya pencegahan kecelakaan dan kecelakaan akibat kerja. Makalah tugas akhir ini berfokus pada analisis penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggale. Hal ini terkait dengan prosedur aplikasi dan analisis yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Proyek Pembangunan pasar Pon Trenggalek. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Analisa Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (SMK3L) Sesuai dengan SNI ISO 45001:2018 (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggalek”.

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Setelah memperhatikan hal-hal yang telah dijelaskan pada sub bab latar belakang, hingga muncul permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan dari (SMK3L) Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggalek?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi (SMK3L) Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggalek?

3. Apakah (SMK3L) Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kerja pada proyek pembangunan Pasar Pon Trenggalek?

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah dijelaskan bagaimana rumusan masalah dalam penelitian ini, maka didapatkan tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan juga dari penerapan (SMK3L) Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggalek.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dari (SMK3L) Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Lingkungan di Proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggalek.

3. Mengetahui pengaruh (SMK3L) Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan terhadap tenaga kerja di proyek Pasar Pon Trenggalek.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penulis menjadikan tulisan ini adalah sarana sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan.

2. Menjadi sarana pengaplikasian ilmu yang diiperoleh dari bangku perkuliahan ke dalam permasalahan studi kasus penelitian ini.

(7)

7

3. Menjadikan sebagai gambaran dan acuan untuk badan yang akan memulai penerapan dan aplikasi di bidang konstruksi SMK3L pada setiap perusahan.

4. Menjadi bahan untuk masukan bagi para pelaku konstruksi dalam pertimbangan penerapan SMK3L dalam suatu proyek konstruksi.

1.5 Batasan Masalah

1. Lokasi studi ini adalah Proyek Pembangunan Pasar Pon Trenggalek untuk mengevaluasi pengaplikasian da penerapan Sistem Manajemen K3.

2. Tidak membahas mengenai sisi finansial yang disertakan dalam penerapan dari Sistem Manajemen K3 pada proyek yang ditinjau..

Referensi

Dokumen terkait

Pasca diluncurkannya 11 (sebelas) denominasi Uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 19 Desember 2016 yang juga bertepatan dengan Hari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan biji nyamplung sebagai bahan pembuatan biodiesel dengan proses liquid-liquid extraction dan transesterifikasi menggunakan

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, tetapi semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat ilmu bagi pembaca,

Namun hingga saat ini, dasar pemikiran oleh Boothroyd – Dewhurst mengenai cara meminimasi jumlah komponen yang digunakan, adalah konsep terbaik untuk digunakan

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Pimpinan Redaksi menyerahkan Proposal Penerbitan Jurnal dan Formulir Pengajuan Penerbitan Jurnal yang telah ditandatangani Dekan Fakultas atau Ketua Program Studi atau

Tesis Magister Pendidikan pada FIPS UPI Bandung; tidak diterbitkan... Pembinaan Kesadaran Hukum Siswa dalam Implementasi Program Ketertiban Kebersihan dan Keindahan

Untuk mehasilkan poin ada beberapa macam teknik menyerang dalam cabang olahraga Bola Voli yaitu seperti yang dikemukakan oleh Dieter Beutelstahl (2008, hlm. Dalam