BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu
Tinjauan peneliti terdahulu mengenai Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi, peneliti sajikan tabel referensi yang digunkan dalam penelitian ini.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu No. Judul & Author Variabel Metode
Penelitian
Hasil 1. Optimalisasi
Kinerja Perawat Berbasis Beban Kerja Dengan Intervening Stres Kerja Pada Perawat Di Puskesmas.
(Hermawati &
Yosiana, 2021)
X:Beban Kerja, Z:Stres Kerja, Y: Kinerja
Penelitian kuantitatif dengan teknik analisis path analysis
1. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja,
2. Beban kerja dan stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja,
3. Stres kerja mampu
memedeiasi beban kerja terhadap
kinerja.
2. Impact Of Employees Recognition, Rewards, And Job Stress on Job Performance:
Mediating Role Of Perceived Organization Support.
(Durrab Hussain et al., 2019)
X1: Kompensasi, X2: Pengakuan, X3: Stres Kerja, Z: Dukungan Organisasi, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan
analisis faktor konfirmatori dan alat analisis SEM.
1. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
3. Pengaruh Beban Kerja Terhadap
X: Beban Kerja, Penelitian kuantitatif
1. Beban kerja berpengaruh
Kinerja
Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya
Cabang Manado Kota.
(Rolos et al., 2018)
Y: Kinerja Karyawan
dengan pendekatan korelasi dan regresi
sederhana.
signifikan terhapdap kinerja karyawan.
4. Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Dengan Stress Kerja Sebagai Variabel Mediasi.
(Maudul, 2019)
X: Beban Kerja, Z: Stres Kerja, Y: Kinerja
Penelitian kuantitatif dengan teknik analisis path analysis.
1. Beban kerja memiliki
pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja,
2. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja,
3. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja,
4. Stres kerja mampu
memediasi hubungan antara beban kerja terhadap
kinerja.
5. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
Dimediasi Stres Kerja Pada PT.
Korin Technomic.
(Hastutiningsih, 2019)
X: Beban Kerja, Z: Stres Kerja, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian Kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear
berganda.
1. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 2. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja,
3. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan,
4. Stres kerja memediasi beban kerja terhadap kinerja karyawan.
6. Effect Of Workload And Job Stress on Employee
Performance At Tax Consultant Office.
(Kartanto, 2018)
X1: Beban Kerja, X2: Stres Kerja, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian Kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear
berganda.
1. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 2. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
7. Analysis Of The Impact Of Risk And Workload On Motivation And Impact On Employee
Performance.
(Rusmiati &
Harjadi, 2021)
X1: Resiko Kerja, X2: Beban Kerja, Z: Motivation, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan
analisis SEM- AMOS.
1. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap
motivasi dan kinerja
karyawan.
8. Effect Of Work- Family Conflict, Job Stress, And Organizational Commitment Of Employee
Performance.
(Hendra & Made, 2019)
X1: Konflik Pekerjaan-
Keluarga, X2: Stres Kerja, Z: Komitmen Organisasi, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan teknik analisis path analysis.
1. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
9. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel
Intervening.
(Y., Kriswara &
Sanosra A., 2017)
X: Beban Kerja, Z: Stres Kerja, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan metode Partial Least Square (PLS).
1. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja,
2. Stress kerja dan beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 3. Stres kerja memiliki peran
mediasi antara pengaruh beban kerja terhadap kinerja
karyawan.
10. Peran Stres kerja Dalam
Memediasi Pengaruh Beban
Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan.
(Welas, 2019)
X1: Beban Kerja, X2: Lingkungan Kerja,
Z: Stres Kerja, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan teknik analisis path analysis.
1. Beban kerja dan stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 2. Stres kerja memediasi pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan.
11. Employee
Performance In High Stressed Indian Garment Industry.
(Sharmila Sharan, 2021)
X: Stres Kerja, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantititaf dengan teknik analisis regresi linear
berganda
1. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
12. How
Transformational Leadership, Communication, And Workload On The Employee Performance Affect Shoes Industries.
(Soelton et al., 2018)
X1:
Kepemimpinan Transformasional, X2: Komunikasi, X3: Beban Kerja Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear
berganda
1. Beban kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
13. Job Insecurity dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Mediasi stress Kerja.
(Antari, 2021)
X1: Job
Insecurity, X2: Beban Kerja, Z: Stres Kerja, Y: Kinerja Karyawan
Penelitian kuantitatif dengan teknik analisis path analysis.
1. Beban kerja
dan job
insecurity berpengaruh signifikan terhadap stress kerja,
2. Beban kerja dan stress kerja
tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, 3. Stres kerja tidak mampu memediasi pengaruh job insecurity dan beban kerja terhadap kinerja karyawan.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan peneliti sebelumnya yaitu penelitiannya yaitu karyawan perusahaan Indah Cemerlang bagian produksi.
Peneliti tidak enggunakan metode CFA ataupun metode SEM-AMOS.
Persamaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu pengumpulan data melalui kuisioner. Merupakan penelitian kuantitatif, Menggunakan variabel mediasi atau intervening dalam penelitian. Menggunakan metode PLS-SEM dan teknik analisis yaitu analisis jalur.
B. Tinjauan Pustaka Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan hasil dari pekerjaan atau tugas yang dikerjakan oleh seseorang dalam suatu organisasi. Kinerja adalah kewajiban dan tanggungjawab yang diberikan pada karyawan agar berkontribusi dalam memproduksi suatu barang atau jasa atau untuk tugas-tugas administratif (Robbins, 2015:396). Kinerja Menurut Ivancevich (2008:91) kinerja adalah hasil kerja yang diinginkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberi saran dan solusi untuk keputusan penting (Rivai, 2010:370). Kinerja tiap karyawan berbeda karena kemampuan karyawan dalam mengerjakan tugasnya juga berbeda. Kinerja merupakan suatu tindakan yang terdiri dari beberapa unsur dan hasilnya tidak bisa dilihat dalam sekejap (Huseno, 2016:85). Menurut Hellriegel (2001) kinerja akan tinggi apabila terdapat tujuan yang menantang, ada moderator
(kemampuan, kompleksitas pekerjaan, komitmen dalam tujuan), dan ada mediator (ketekunan, usaha, strategi) yang beroperasi.
Kinerja juga dapat menurun apabila individu merasa telah mencapai batas kemampuan dan waktu (Ivancevich, 2008:193). Untuk dapat mengukur kinerja setiap individu maka tugas atau tanggungjawab yang diberikan oleh organisasi harus jelas dan tepat. Tanggungjawab atau tugas dapat menjadi acuan dalam menilai hasil kerja, apabila hasil kerja seseorang memiliki kesesuaian tinggi dengan harapan organisasi maka kinerja individu tersebut juga bagus.
Penilaian kinerja karyawan penting dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui kemampuan para karyawan. Penilaian kinerja adalah evaluasi kinerja karyawan terhadap standar kinerja. Tujuan penilaian kinerja yaitu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan karyawan dalam bekerja, untuk menentukan gaji atau reward yang sepadan, untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sehingga nantinya dapat mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan (Dessler, 2017:279).
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil dari pekerjaan, tugas, dan tanggungjawab yang diberikan kepada karyawan oleh atasan dalam sebuah organisasi.
Sejalan dengan penjelasan diatas, penelitian oleh Kartanto (2018). Hasil dari penelitian ini adalah variabel beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan variabel stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Adapula penelitian lain yang dilakukan oleh Y. Kriswara, Sanosra A., (2017). Hasil penelitian ini yaitu beban kerja berpengaruh signifikan, stress kerja berpengaruh signifikan, stress kerja memediasi antara pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan. Adapula penelitian yang dilakukan oleh Hastutiningsih (2019). Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh tidak langsung antara beban kerja terhadap kinerja melalui stress kerja.
Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan menurut Simanjuntak (2011:11) yaitu :
1. Faktor Individu a. Kemampuan b. Keahlian
Sejauh mana pengetahuan tentang pekerjaan yang dimiliki daripada karyawan lain yang brada di bidang yang sama.
c. Kebutuhan
Hal-hal atau alasan dasar yang membuat karyawan melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas.
d. Tanggung jawab 2. Faktor Organisasi
Dukungan dari organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kerja seorang karyawan. Organisasi harus memberi kejelasan bagi setiap karyawan dan unit kerja mengenai sasaran dan tugasnya.
3. Faktor Psikologis
Kinerja karyawan maupun perusahaan tergantung pada kemampuan psikologis seperti motivasi, persepsi, dan sikap.
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu menurut Robbins (2016:260), yaitu:
1. Kuantitas Kerja
Merupakan berapa lama waktu yang dibutuhkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu hari dapat dilihat dari kecepatan masing-masing karyawan atau berapa unit yang dihasilkan oleh karyawan tersebut dalam satu hari.
2. Kualitas Kerja
Seberapa baik atau sempurna pekerjaan yang dilakukan oleh seorang karyawan dan seberapa baik keterampilan dan kemampuannya dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
3. Ketepatan Waktu
Pekerjaan diselesaikan sebelum waktu yang ditentukan atau tepat pada waktu yang ditentukan dilihat dari hasil output dan waktu yang tersisa dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain.
4. Efektifitas
Memanfaatkan sumber daya dengan baik dan dapat digunakan semaksimal mungkin.
5. Kemandirian
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaannya tanpa meminta bantuan dan bimbingan.
Beban Kerja
Beban kerja merupakan hal yang pasti ada pada setiap individu sebagai bentuk tanggungjawab dalam melakukan pekerjaan. Beban kerja yang diterima oleh setiap individu berbeda-beda tergantung jabatan, jenis pekerjaan dan kemampuan individu tersebut (Eni Mahawati, dkk. 2021:4). Beban kerja adalah tekanan yang merupakan respon yang tidak mampu menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan tiap individu atau proses psikologis sebagai konsekuensi dari setiap tindakan ekstern (lingkungan, peristiwa, tindakan yang terlalu banyak memerlukan tuntutan psikologis dan fisik) terhadap seseorang (Ivancevich, 1993:163). Davis (1985) mengemukakan bahwa beban merupakan suatu kondisi ketegangan yang bisa mempengaruhi emosi, kondisi fisik, dan proses berpikir. Beban kerja adalah sejumlah proses atau kegiatan yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam kurun waktu tertentu (Rino, 2020:1).
Menurut Menurut UU Kesehatan No. 39 Tahun 2009, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus ditanggung oleh suatu organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dan waktu. Menurut Rodahl (1989), beban kerja dipengaruhi oleh beberapa factor kompleks diantaranya yaitu factor eksternal yang meliputi tugas-tugas yang bersifat fisik, organisasi kerja, lingkungan kerja dan factor internal meliputi factor somatic dan factor psikis. Tiap karyawan dapat bekerja dengan sehat tanpa membahayakan dirinya atau orang di sekitarnya untuk
itu, kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja harus selaras agar memperoleh produktivitas kerja yang optimal (Kartanto, 2018).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari beban kerja yaitu pekerjaan yang diberikan kepada karyawan sebagai bentuk tanggungjawab karyawan yang harus diselesaikan sesuai deadline yang ditentukan dimana pekerjaan tersebut sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan.
Sejalan dengan uraian diatas, penelitian yang dilakukan oleh Rusmiati &
Harjadi (2021). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan beban kerja terhadap kinerja yang berarti semakin tinggi beban kerja semakin tinggi kinerja dan sebaliknya semakin rendah beban kerja maka kinerja juga menurun.
Adapun penelitian oleh Rolos et al. (2018). Hasil penelitiannya yaitu variabel beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Faktor yang digunakan dalam penelitian ini mengangkat indikator penelitian yang digunakan oleh Munandar (2010), yaitu:
1. Target Yang Harus Dicapai
Persepsi individu terhadap besarnya target kerja yang ditanggung dan harus diselesaikannya. Misalnya untuk melinting, mengapak, menyusun, dan mengangkut. Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
2. Kondisi Pekerjaan
Mencakup tentang bagaimana persepsi individu mengenai kondisi pekerjaannya. Misalnya mengatasi hal tak terduga seperti melakukan pekerjaan diluar jam kerja dan membuat keputusan dengan cepat pada saat bekerja.
3. Standar Pekerjaan
Kesan yang dimiliki individu terhadap pekerjaannya. Misalnya perasaan munculnya beban kerja yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.
Indikator-indikator beban kerja menurut Davis & Newstorm (1985) dalam Y.
Kriswara, Sanosra A. (2017):
1. Waktu yang terbatas (Time Urgency)
Waktu yang terbatas dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang dapat menekan dan dapat menimbulkan ketegangan pada diri seseorang.
Apabila pekerjaan dikerjakan dengan buru-buru maka bisa terjadi kesalahan.
2. Pekerjaan Yang Berlebihan (Work Oveload)
Pekerjaan yang berlebihan perlu kemampuan maksimal karyawan.
Pekerjaan yang berlebihan merupakan hal yang menekan dan dapat menimbulkan ketegangan.
3. Kurang Tepatnya Pemberian Wewenang Sesuai Dengan Tanggungjawab Yang Diberikan
Karyawan yang memiliki tanggungjawab lebih besar daripada wewenangnya akan mudah muncul perasaan tidak sesuai dan dapat berpengaruh pada kinerjanya.
4. Sistem Pengawasan Yang Tidak Efisien
Sistem pengawasan yang buruk dapat membuat karyawan merasa tidak tenang dalam bekerja karena karyawan pada umumnya ingin mendapat bimbingan dan pengawasan yang objektif dan baik dari atasan.
5. Kurang Umpan Balik Prestasi Kerja
Umpan balik yang tidak sesuai dapat menimbulkan ketidakpuasaan kerja . 6. Konflik Antarpribadi dan Antarkelompok
Dampak negatif dari perselisihan yaitu miss komunikasi dan kurang kompak dalam kerjasama. Perselisihan baisanya terjadi akibat perbedaan pendapat atau tujuan.
7. Perubahan Dalam Pekerjaan
Dapat terjadi ketidakstabilan situasi kerja dikarenakan perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi cara kerja karyawan. Misalnya perubahan organisasi, pergantian pemimpin, dan perubahan jenis pekerjaan.
8. Perbedaan Antara Nilai-Nilai Perusahaan Dengan Pekerja
Kebijakan atau pertauran yang diterapkan oleh perusahaan terkadang bertolak belakang dengan diri karyawan. Perusahaan mengarah pada provit sedangkan karyawan menginginkan upah tinggi dan jaminan kerja.
Stres Kerja
Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana individu dihadapkan dengan peluang, tuntutan, dan kendala yang berhubungan dengan apa yang mereka inginkan dimana hasilnya dianggap tidak pasti tetapi penting (Robbins, 2015:429).
Stres kerja merupakan fenomena yang kompleks. Stres merupakan kondisi ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang dimana orang terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan (Rivai, 2010:309). Stres merupakan cara seseorang untuk mengkonseptualisasikan hal-hal negatif yang terkait dengan pekerjaan, tekanan, ketegangan, dan konflik (Riggio & Porter, 2013:250).
Stres kerja adalah suatu keadaan emosional yang timbul sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara beban kerja yang diterima dengan kemampuan individu untuk mengatasi stress kerja yang dihadapi (Rino, 2020:37). Stres kerja adalah kondisi ketegangan yang menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang dapat mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan kondisi karyawan (Rino, 2020:37). Stres yang terlalu berlebih menyebabkan kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungannya menurun. Akibatnya akan timbul berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka (Rivai, 2008:516).
Stres kerja dapat memiliki pengaruh positif ataupun negatif. Stres yang memiliki sifat positif yaitu seperti sebagai meningkatkan inspirasi, motivasi, dan sebagai acuan untuk bekerja lebih keras. Stress buruk seperti kemacetan karir, birokrasi, dan politik kantor. Sedangkan stress baik seperti tantangan yang datang dengan pekerjaan sebagai bentuk tanggungjawab meningkat, tugas berkualitas tinggi, dan waktu tekanan (Luthans, 2011:277). Ada 3 kategori penyebab stress yaitu penyebab organisasional (tekanan untuk menghindari kesalahan, beban kerja, rekan kerja yang tidak menyenangkan), penyebab individual (mencakup kehidupan pribadi contohnya permasalahan dalam keluarga), dan penyebab lingkungan (kondisi lingkungan kerja, kemacetan, diskriminasi ras).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress kerja antara lain lebih banyak tidur, meditasi, mendapatkan konseling, dan mencari pekerjaan yang lebih cocok. Atasan sangat berperan dalam pengurangan stress yang dialami oleh karyawan hal yang dapat dilakukan oleh atasan yaitu melakukan pengawasan yang suportif dan memberi perlakuan yang adil terhadap karyawan (Dessler, 2017:542).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja merupakan kondisi ketegangan seseorang yang timbul karena adanya tekanan pekerjaan yang berlebih yang dapat mempengaruhi emosi dan kesehatan karyawan dalam bekerja.
Sejalan dengan penjelasan yang telah diuraikan, penelitian yang dilakukan oleh Maudul, n.d. (2019). Hasil penelitiannya yaitu stress kerja sebagai variabel mediasi dapat memediasi beban kerja terhadap kinerja perawat. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Hermawati & Yosiana (2021). Hasil penelitian ini yaitu beban kerja dan stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat, beban kerja terhadap kinerja dengan stress kerja sebagai variabel intervening terkondisi lebih baik. Ada pula penelitian oleh Sugara et al. (2020). Hasil penelitiannya yaitu stress kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan di masa pandemic Covid-19.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stress kerja menurut Robbins (2014:373) yaitu :
a. Konflik Kerja
Merupakan ketidaksetujuan atau terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara dua orang atau lebih atau sekelompok orang dalam organisasi saat melakukan pekerjaan atau tugas secara kelompok atau pekerjaan yang diberikan harus dikerjakan bersama-sama sebagai tim.
b. Beban Kerja
Merupakan suatu tuntutan tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada karyawan sebagai tanggungjawab yang harus diselesaikan. Beban kerja dirasa terlalu berat ketika tugas yang diberikan melebihi kemampuan dan waktu yang diberikanuntuk menyelesaikannya tidak cukup.
c. Waktu Kerja
Merupakan waktu yang ditentukan oleh perusahaan untuk karyawan menyelesaikan pekerjaannya.
d. Sikap Pimpinan
Seorang pemimpin, dapat memberi dampak terhadap karyawannya. Para karyawan akan bekerja lebih baik apabila pimpinan dapat melakukan tanggungjawabnya dengan baik dan melakukan pengarahan yang baik pula.
Indikator stress kerja menurut Robbins (2015:430), yaitu:
1. Faktor Intrinsik Pekerjaan
Seperti tuntutan pekerjaan dan tekanan waktu (deadline).
2. Peran Dalam Organisasi
Seperti Tanggungjawab dalam pekerjaan, ketidakpastian, dan kurangnya informasi peran pekerjaan.
3. Hubungan di Tempat Kerja
Seperti hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan kerja.
4. Pengembangan Karir
Seperti kurangnya keamanan pekerjaan (ketakutan akan tidak dipakai lagi atau pensiun dini).
Indikator stress kerja menurut Rivai & Mulyadi (2010:314) dalam Y. Kriswara, Sanosra A. (2017) yaitu:
1. Beban kerja
Kuantitatif (pekerjaan terlalu banyak dan waktu tidak mencukupi) dan kualitatif (karyawan merasa kemampuannya tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan).
2. Ketidakjelasan peran
Karyawan mendapat peran ganda dalam pekerjaan 3. Hubungan dengan pimpinan
4. Struktur Organisasi
Struktur yang kaku dan tidak bersahabat
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian yang dilakukan oleh Rolos et al. (2018) menunjukkan hasil bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja artinya apabila beban kerja meningkat maka kinerja karyawan menurun dan sebaliknya apabila beban kerja menurun maka kinerja karyawan meningkat.
2. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja
Menurut Rodahl (1989), apabila beban kerja yang diterima berlebihan, maka akan mengakibatkan timbulnya stress kerja baik dalam bentuk fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional lain seperti mudah marah, pusing, gangguan pencernaan. Sedangkan apabila beban kerja yang diterima terlalu sedikit, maka akan meimbulkan kebosanan karena melakukan pekerjaan yang sama atau dirasa kurang menantang.
3. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian Harrisma & Witjaksono (2013) menyatakan bahwa stress kerja pada tingkat tertentu dapat memberikan pengaruh. Individu menjadi lebih baik dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain, stress kerja dapat meningkatkan kinerja
namun apabila dibiarkan berkepanjangan, stress kerja dapat menurunkan kinerja karyawan.
Penelitian ini mengajukan bentuk penelitian seperti berikut, kinerja karyawan sebagai variabel yang akan diukur dengan melihat pengaruh beban kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y) dan stress kerja (Z) sebagai variabel mediasi. Dari kerangka dasar tersebut akan dilihat pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan dan stress kerja terhadap kinerja karyawan.
Dalam penelitian ini kerangka berpikir yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : BK : Beban Kerja SK : Stres Kerja
K : Kinerja Karyawan Beban Kerja (X)
Kinerja Karyawan
(Y)
Stres Kerja (Z) BK1
BK2
BK5 BK6 BK7 BK8 BK3 BK4
SK1 SK2 SK3 SK4 SK5
K1
K2
K3 K4
K5
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
Sumber: Davis & Newstrom (1985); Robbins (1998:278); Rivai & Mulyadi (2010:314); Robbins (2016:260).
D. Perumusan Hipotesis
Beban kerja didefinisikan sebagai usaha untuk melakukan pekerjaan juga efisiensi dan kinerja individu (Hutami Pramesti & Piartrini, 2020). Menurunnya produktivitas kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja dapat disebabkan oleh beban kerja yang melebihi kemampuan dan kapasitas kerja (Wahdaniyah &
Miftahuddin, 2019). Menurut Lisnayetti & Hasanbasri (2006) dalam jurnal Rolos et al., (2018) ada keterkaitan antara beban kerja dan kinerja karyawan yaitu beban kerja yang tinggi akan menyebabkan kinerja menurun yang artinya semakin tinggi beban kerja maka akan mempengaruhi kinerja dari karyawan.
Menurut Rolos et al. (2018) hasil penelitiannya menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki beban kerja berlebih akan merasa kinerjanya kurang maksimal. Menurut Idayanti et al., (2020) hasil penelitian menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Menurut Yousefi & Abdullah (2019) hasil penelitiannya menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan Menurut Soelton et al. (2018) hasil poenelitiannya menyatakan bahwa beban kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan artinya apapun pekerjaan atau beban kerja yang diberikan tidak mempengaruhi kinerja karyawan menjadi lebih baik atau tidak. Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis:
Hipotesis 1 : Beban kerja bepengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Lu et al., (2015) dalam jurnal Hutami Pramesti & Piartrini (2020) mendefinisikan stress kerja sebagai tekanan psikologis dari individu atau organisasi di tempat kerja yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan individu dalam menyelesaikannya. Beban kerja yang berlebih dapat menimbulkan stress kerja. Menurut Y. Kriswara, Sanosra A. (2017) dalam
penelitiannya, menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja. Begitu pula dalam hasil penelitian oleh Hermawati & Yosiana (2021) bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja. Artinya semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggu juga stress kerja yang dialami begitu juga sebaliknya. Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis:
Hipotesis 2 ; Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja.
Stres kerja berarti ketegangan mental dan fisik ketika tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaan. Stres kerja mungkin muncul karena adanya persepsi akan kehilangan pekerjaan. Karyawan yang stres cenderung terlihat kurang termotivasi, tidak sehat, dan kurang produktif. Stres kerja secara tidak langsung berhubungan dengan kinerja karyawan. Apabila stress kerja meningkat, maka kinerja dapat menurun (Durrab Hussain et al., 2019).
Menurut Durrab Hussain et al. (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa stress kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Sugara et al., (2020) hasil penelitianya menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara stress kerja di masa pandemic Covid-19 terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis :
Hipotesis 3 : Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Y. Kriswara, Sanosra A. (2017) stress kerja memediasi pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut berarti karayawan harus bisa mengendalikan tingkat stress yang dialaminya. Hasil penelitian oleh Maudul, n.d.(2019) bahwa stress kerja sebagai variabel mediasi dapat memediasi hubungan antara beban kerja terhadap kinerja. Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis :
Hipotesis 4 : Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan melalui stress kerja.