• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapi tujuan perusahaan yang telah di tetapkan. Hampir seluruh kegiatan yang ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mencapi tujuan perusahaan yang telah di tetapkan. Hampir seluruh kegiatan yang ada"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada umumnya seorang pemimpin memegang peranan yang sangat penting dalam mencapi tujuan perusahaan yang telah di tetapkan. Hampir seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan selalu memerlukan peranan seorang pemimpin di dalam mengatur karyawanya(Hermanto, 2010).

Peran pimpinan dalam perusahaan termasuk dalam meningkatkan disiplin kerja karyawannya. Dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pemimpin dapat memberikan contoh kepada karyawannya, karena kedisiplinan karyawan merupakan hal yang penting bagi perusahaan.

Menurut Nitisemito (2000), disiplin kerja merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Menurut Hasibuan (2009) peraturan yang termasuk dalam disiplin adalah absensi, lambat masuk kerja serta tepat watu tidaknya pulang karyawan.

Penulis melakukan penelitian saat melaksanakan On the Job Training di PT. Triarta Aditama. PT. Triarta Aditama adalah anak perusahaan dari PT. Tripilar Betonmas yang bergerak dalam bidang 1opic11y bahan bangunan seperti gelombang asbes dan plafon. PT.

Triarta Aditama memiliki 8 divisi yaitu HRD & GA, Accounting, Lab & QC, Admin 1 yang beranggotakan customer service, Admin 2 yang berisi purcashing, Produksi, Maintenance dan Gudang. Masing-masing divisi terdiri dari tiga staff. Divisi Marketing perusahaan tersebut masih menjadi satu dengan induk perusahaan yaitu PT. Tripilar Betonmas karena lokasi kedua perusahaan masih berdekatan.

(2)

2

Penulis melaksanakan kegiatan On the Job Training (OJT) pada divisi HRD. Dalam kurun waktu satu minggu, penulis mengamati adanya banyak teguran yang ditujukan pada buruh produksi yang dikarenakan keterlambatan masuk kerja. Oleh sebab itu penulis akan fokus pada pengamatan dan topik penulisan pada devisi produksi saja.

Berdasarkan pengamatan penulis dalam kurun waktu satu minggu di divisi produksi perusahaan tersebut sering terjadi keterlambatan kerja buruh produksi, pada divisi produksi yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu SM, Ballmill, Finishing Line dan Greadingplane.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan total keterlambatan buruh perbulan:

SM BALLMILL FINISHING LINE GREADINGPLANE

Maret 6 Orang 2 Orang 0 Orang 0 Orang 8 Orang

April 5 Orang 0 Orang 2 Orang 0 Orang 7 Orang

Mei 5 Orang 3 Orang 1 Orang 1 Orang 9 Orang

Jumlah 16 Orang 5 Orang 3 Orang 1 Orang 24 Orang BAGIAN

BULAN TOTAL

PERBULAN

Tabel 1.1Jumlah keterlambatan karyawan (Sumber : Data Absensi PT. Triarta Aditama diolah oleh penulis)

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam 2opic22y bahan bangunan, tentunya karyawan di PT. Triarta Aditama dituntut untuk datang tepat waktu untuk memenuhi standar kinerja yang telah di tentukan. Namun, selama penulis melakukan observasi, masih banyak karyawan yang sering datang terlambat. Untuk mempertahankan kinerja dan produktivitas yang baik PT. Triarta Aditama telah memiliki controlling di HRD dengan cara melakukan check absen karyawan setiap harinya melalui CCTV dan 2opic2 informasi absen. Namun, controlling tersebut nampaknya belum efektif untuk mencegah keterlambatan kerja yang terjadi oleh karyawan divisi produksi di PT. Triarta Aditama.

Oleh karena itu, berkaitan dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memilih judul “Persepsi Pimpinan& Karyawan Divisi Produksi di PT. Triarta Aditama Tentang Disiplin Kerja”.

(3)

3 1.1 DEFINISI OPERASIONAL

1. PERSEPSI

Menurut Walgito dan Bimo (2000) persepsi adalah proses pengorganisasian, pengintrepertasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisasi atau individu sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu aktif berperan dalam persepsi itu.

Menurut Walgito( 2000) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:

a. Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi presepsi yang berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendindikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu waktu tertentu.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.

Sedangkan menurut Thoha (2000 : 147) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:

a. Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu didalam dunia ini sangat dipengaruhi oleh psikologi.

(4)

4 b. Family (Keluarga)

Pengaruh paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus didalam memahami dan melihat kenyataan didunia ini. Banyak sikap dan persepsi-persepsi yang diturunkan kepada anaknya.

c. Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakan tertentu juga merupakan salah satu faktor kuat didalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan didunia ini.

2. DISIPLIN KERJA

Disiplin berasal dari kata “discipline” yang berarti latihan atau pendidikan kemampuan atau juga kerohanian serta pengembangan tabiat. Dari definisi diatas jelas sekali bahwa arah dan tujuan disiplin pada dasarnya adalah keharmonisan dan kewajaran kehidupan kelompok atau organisasi formal maupun non formal (Maryono, 1999:141).

Menurut Mangkunegaran dalam Sinambela (2012), disiplin kerja adalah kemampuan kerja seseoarang untuk secara teratur, tekun, terus menerus dan bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Dalam suatu perusahaan mempunyai struktur organisasi yang luas, maka perlu peraturan-peraturan yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar oleh para karyawan. Apabila karyawan melanggar atau melakukan tindakan yang tidak

(5)

5

disiplin maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan (Hermanto, 2010).

A. Aspek pengukuran disiplin kerja menurut PT. Triarta Aditama 1. Tepat waktu dalam bekerja

2. Ketaatan terhadap PP (Peraturan Perusahaan) a. Memakai seragam perusahaan

b. Membawa ID card

c. Absen masuk dan pulang kerja

d. Menggunakan kelengkapan safety (helm, masker dan sepatu boot)

e. Mengurus surat cuti, keterlambatan masuk kerja, tukar shift dan jika id card rusak atau hilang.

3. Tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan 4. Tidak merokok di lingkungan perusahaan

5. Dilarang keluar perusahaan selain di waktu istirahat

6. Menaati aturan K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keamanan kerja)

Yang termasuk dalam Peraturan Perusahaan tentang disipin kerja adalah:

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana persepsi pimpinan divisi produksi di PT. Triarta Aditama tentang disiplin kerja?

(6)

6

2. Bagaimana persepsi karyawan divisi produksi PT. Triarta Aditama tentang disiplin kerja?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pimpinan divisi produksi PT. Triarta Aditama tentang disiplin kerja.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan divisi produksi PT. Triarta Aditama tentang disiplin kerja.

1.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penulis membutuhkan keterangan-keterangan yang bersangkutan dengan topik yang penulis ambil, oleh karena itu untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan, maka penulis melakukan teknik pengambilan data sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Nawawi (2007), metode observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana pengumpulan data mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan sehingga validasi data sangat tergantung pada kemampuan observer (Muharto, 2016).

Hal-hal yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu kinerja karywan di divisi produksi PT. Triarta Aditama.

(7)

7 2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab antara peneliti dengan subyek atau informan secara lisan untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti (Muharto, 2016).

Pada penelitian ini yang akan menjadi narasumber dalam wawancara adalah pimpinan divisi produksi PT. Triarta Aditama sejumlah 2 (dua) orang dan karyawan 3 (tiga) orang.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan tempat menjalankan On the Job Training.

1. Hasil penelitian ini diharap berguna bagi HRD PT. Triarta Aditama untuk memahami persepsi supervisior maupun karyawan terkait dengan disiplin kerja, khususnya di divisi produksi.

2. Sebagai acuan bagi HRD dan kepala bagian divisi produksi untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan khususnya divisi produksi. .

(8)

8 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses pengorganisasian, pengintrepertasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisasi atau individu sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu aktif berperan dalam presepsi itu (Bimo, 2010).

Menurut Walgito (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:

a. Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi persepsi yang berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendindikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu waktu tertentu.

Menurut Gibson faktor internal yang mempengaruhi persepsi adalah:

1. Fisiologis

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga berbeda.

(9)

9 2. Perhatian

Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperlihatkan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi setiap orang yang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

3. Minat

Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung apa seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan, untuk mempersepsi perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus dapat ikatakan sebagai minat.

4. Kebutuhan Searah

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

5. Pengalaman dan Ingatan

Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

6. Suasana Hati

Keadaan emosi yang mempengaruhi perilaku seseorang ini dapat memunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat

(10)

10

mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.

Faktor eksternal yang memperngaruhi persepsi menurut Gibson adalah:

1. Ukuran dan penempatan dari obyek stimulus

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah di pahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

2. Warna dari obyek-obyek

Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

3. Keunikan dan kekontrasan stimulus

Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan inividu yang lain akan banyak menarik perhatian.

4. Intensitas dan kekuatan dari stimulus

Stimulus dari luar akan member makna lebih, bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

(11)

11 5. Motion atau gerakan

Individu akan banyak memberikan perhatian terhaap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan dibandingkan obyek yang diam.

Sedangkan menurut Thoha (2000) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan(Sagala, 2017), adalah:

1. Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu didalam dunia ini sangat dipengaruhi oleh psikologi.

2. Family (Keluarga)

Pengaruh paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus didalam memahami dan melihat kenyataan didunia ini. Banyak sikap dan persepsi-persepsi yang diturunkan kepada anaknya.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakan tertentu juga merupakan salah satu faktor kuat didalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan didunia ini.

Menurut Davi Kerch dan Cruthfield (Thoha, 2004) terapat dua faktor utama dalam membentuk persepsi (Sagala, 2017), yaitu:

1. Faktor Fungsional

(12)

12

Faktor ini berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal lainnya yang termasuk dalam faktor personal. Persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimulus tetapi juga oleh karakteristik individu yang memberikan respon pada stimulus tersebut. Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi seting disebut sebagai suatu kerangka tujuan. Awalnya konsep ini berasal dari penellitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi obyek. Para psikolog menerapkan konsep ini berkaitan untuk menjelaskan persepsi sosial faktor- faktor fungsional tersebut adalah:

a. Kebutuhan

Yaitu, kebutuhan sesaat dan kebutuhan pada diri seseorang, yang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi.

b. Kesiapan mental

Yaitu, suasana mental seseorang mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang.

c. Suasana emosi

Yaitu, suasana emosi seseorang baik atau seseorang tersebut dalam keadaan sedih, bahagia, marah, kesal ataupun gelisah akan sangat mempengaruhi persepsinya terhaap suatu obyek rangsangan.

d. Latar belakang budaya

Yaitu, latar belakang seseorang tersebut terhadap suatu rangsanganya.

(13)

13 2. Faktor Struktural

Faktor-faktor sruktural merasang semata-mata dari stimulasi fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu Krench dan Crulfied seperti yang dikutip oleh Jalanudin Rahmat (2004) merumuskan dalil persepsinya (Sudarmanto, 2009) yaitu:

a. Bahwa medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti manusia, kemudian mengorganisasikan konsep tentang sebuah obyek yang diterima lalu menginterpetasikan konteks pertunjukan.

b. Sifat perseptual dan kognitif dari substuktur pada umumnya ditentukan oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhanakan memberikan efek kontras atau asimilar terhadap substruktur.

c. Obyek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung sebagai bagian dari struktur yang sama.

Faktor-fatktor fungsional dan struktural lebih menunjukkan pada kebutuhan dan pengalaman, yang dialami oleh individu yang dirasakan melalui stimuli atau panca indera terhadap obyek tersebut.

2.1.2 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport ada 3 yaitu:

(14)

14 a. Komponen Kognitif

Komponen konoaktif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek seikapnya. Pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

b. Komponen Aktif

Komponen aktif yaitu komponen yang berhubungan denganrasa sengang dan tidak senang. Sifatnya evaluative yang berhubungan dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.

c. Komponen Konoaktif

Komponen konoaktif yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

Melalui ketiga komponen inilah orang biasanya menduga bagaimana sikap seseorang terhadap suatu keadaan yang sedang dihadapinya. Ketiga komponen tersebut (Kognitif, Aktif dan Konoaktif) berhubungan erat. Namun. Seringkali pengalaman “menyenangkan” atau “tidak menyenangkan” yang didapat seseorang didalam masyarakat menyebabkan hubungan ketiga komponen tersebut tidak sejalan. Jika sejalan, maka bisa diramalkan perilaku apat menunjukkan sikap, tetapi jika tiak sejalan maka alam hal itu perilaku tidak dapat igunakan untuk mengetahui sikap.

(15)

15 2.1.3 Proses Persepsi

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dikutip oleh Munandar Soeleman pada bukunya Ilmu Sosial Dasar (1995) terdapat tiga komponen utama dalam proses persepsinya yaitu:

a. Seleksi

Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi

Interpretasi adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman melalui sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, kecerdasan dan lain sebagainya. Interpretasi yang tergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya yaitu, proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

c. Interpretasi dari persepsi

Interpretasi dari persepsi kemudian di terjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

2.2 Disiplin Kerja

2.2.1 Pengertian disiplin kerja

Disiplin kerja merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Peraturan yang

(16)

16

dimaksud termasuk absensi, lambat masuk serta cepat pulang karyawan. Jadi hal ini merupakan suatu sikap indisipliner karyawan yang perlu di sikapi dengan baik oleh pihak manajemen.

Menurut Hasibuan (2009), banyak yang mengartikan disiplin itu bilamana karyawan selalu datang serta pulang tepat pada waktunya. Pendapat itu hanya salah satu yang dituntut oleh organisasi. Oleh karena itu, kedisiplinan dapat diartikan sebagai tingkah laku yang tertulis maupun tiak tertulis (Sudarmanto, 2009).

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2003). Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk mingkatkan kesadaran dan kesediaan (Veizdal, 2006).

Menurut Moekizat (2002) Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan norma sosial. Oleh karena itu disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai tujuan, maka pembinaan disiplin merupakan bagian yang sangat penting. Disiplin dikatakan juga ada kepatuhan dan supaya dapat berjalan dengan tertip dan teratur dalam organisasi. Disiplin juga ikatakan sebagai alat berkomunikasi oleh atasan dan sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah ditetapkan. Pembagian disiplin ada dua jenis yaitu:

(17)

17 a. Self Imposed Discipline

Self imposed discipline yaitu disiplin yang dipaksakan diri sendiri. Disiplin yang berasal dari diri seseorang yang ada pada hakikatnya merupakan suatu tanggapan spontan terhadap pimpinan yang cakap dan merupakan semacam dorongan pada dirinya sendiri, artinya suatu keinginan dan kemauan unuk mengerjakan apa yang sesuai dengan keinginan kelompok.

b. Command Discipline

Command discipline yaitu disiplin yang diperintahkan. Disiplin yang berasal dari suatu kekuasaan yang diakui dan menegakkan cara-cara menakutkan untuk memperoleh pelaksanaandengan tindakan yang diinginkan yang dinyatakan melalui kebiasaan, peraturan-peraturan tertentu. Dalam bentuknya yang ekstrim

“command discipline” memperoleh pelaksanaannya dengan menggunakan hukuman.

2.2.2 Aspek pengukuran dimensi kerja A. Aspek pengukuran dimensi kerja

Menurut Hasibuan (2000) perlu dipahami indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan pada suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hai ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada seseorang karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu diluar

(18)

18

kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan akan rendah. Disini letak pentingnya asas the right man in the right pleace and the right man in the right job.

b. Teladan pimpinan

Dalam melakukan disiplin kerja karyawan maka pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, disiplin yang baik, jika dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh para bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan agar pimpinan mempunyai kedisipinan yang baik, supaya bawahannya memiliki kedisiplinan yang baik.

c. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Perusahaan harus memberikan balas jasa yang sesuai. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terimaa kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhannya beserta keluarganya. Karyawan sulit untuk disiplin baik jika selama kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.

d. Keadilan

Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karywan, karena ego dan sifat manusia yang yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Apabila keadilanyang dijadikan

(19)

19

dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Pimpinan atau manager yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil terhadap semua karyawannya, karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang baik akan menciptakan keisiplinan yang baik pula.

e. Pengawasan melekat

Pengawasan meelekat harus dijaikan suatu tindakan tang nyata dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan pengawasan ini, berarti atasan harus aktid an langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi bawahan. Hal ini berarti atasan harus selalu ada atau hadir ditempat kerjanya, supaya dia dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika karyawannnya mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya.

f. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting salam memelihara kedisiplinan karyawan.

Karena dengan adanya sanksi hukuman semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku karyawan yang tidak disiplin akan berkurang. Berat ringannya sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua karywan.

g. Ketegasan

Pemimpin harus berani tegas dan bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang telah

(20)

20

ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karywan yang tidak disiplin akan disegani dan diakui kepemimpinannya. Tapi, apabila seorang pimpinan kurang tegas atau tidak menghukum karyawan yang tidak disiplin, maka sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan karyawannya, bahkan sikap tidak disiplin karyawan tersebut akan semakin meningkat.

h. Hubungan kemanusiaan

Hubungna kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. hubungan- hubungan itu baik bersifat vertikal maupun horizontal. Pimpinan atau manager harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat. Jika tercipta hubungan yang serasi, maka terwujud lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.

B. Sedangkan menurut Soedjono (2000), disiplin keja dipengaruhi oleh faktor yang sekaligus inikator sebagai berikut:

a. Ketepatan waktu

Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertiban teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja yang baik.

b. Menggunakan peralatan kantor dengan baik

Sikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor dapat mewujukan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan.

(21)

21 c. Tanggung jawab yang tinggi

Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan tanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.

d. Ketaatan terhadap paturan kantor

Pegawai memakai seragam kantor, menggunakan kartu tanda pengenal atau identitas, membuat izin bila tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi.

(22)

22 BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Profil Narasumber

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 5 (lima) narasumber yang terdiri dari 2 (dua) supervisior, 2 (dua) Kashift dan 1 (satu) Mekanik junior, narasumber tersebut adalah:

1. Nama : Yasir

TTL : -

Jabatan : Supervisior Masa kerja : 10 thn

2. Nama :Toto Sugianto

TTl : Semarang, 5 Januari 1972 Jabatan : Supervisior Ballmill Masa kerja : 2004-2018 (14 Tahun) 3. Nama : Muhammad Yahya

TTL : -

Jabatan : KaShift Ballmill Masa kerja : -

4. Nama : Tugiono

TTL : Kab. Semarang, 13 Juli 1980 Jabatan : Kashift SM C

Masa kerja : 10 thn

(23)

23 5. Nama : Ayusta Prayoga

TTL : Kab.Semarang, 8 Oktober 1998 Jabatan : Mekanik Junior

Masa kerja : 1 thn

3.2 Diskripsi Penelitian

Berikut ini adalah hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan. Periode observasi sejak tanggal 2 Mei – 31 Juli 2018, wawancara dengan narasumber dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2018 di divisi produksi PT. Triarta Aditama.

Berikut ini adalah hasil dari wawancara dengan pimpinan dan karyawan divisi produksi:

1. Yasir

a. Menurut anda apa yang dimaksud dengan disiplin kerja?

“Disiplin kerja yaitu adalah tatatertib yang harus diikuti oleh semua karyawan baik itu ari tingkatan atas sampai bawah sekalipun. Baik itu kedisiplinan absensi, pekerjaan termasuk juga di mesein. Jadi, semua harus sepadan jangan sampai jompalang, biar serasi”

b. Apa saja kriteria disiplin kerja di PT. Triarta Aditama?

“Sebenarnya kalau masalah dimanapun sebenarnya sama sih… cuma nanti bagaiman persepsi masing-masing pekerja dan pimpinan yang dimaksud disiplin itu apa. Semua di perusahaan sama ga ada kriteria-kriteria yang khusus.

c. Bagaimana pendapat anda tentang disiplin kerja di divisi produksi secara umum?

“kalau semua yang di harapkan sebenarnya masih ada sih dikit-dikit masih ada itu lumrah, jadi yang namanya karyawan mungkin ada kelalaian atau keteledoran

(24)

24

itu lumrah sih, tapi selama masih dalam batas toleransi yang tidak merugikan perusahaan saya rasa masih wajar-wajar saja.

d. Bagaimana pendapat anda tentang:

- Tidak mengenakan seragam saat bekerja - Tidak berangkat kerja (Alfa)

- Tidak membawa ID Card

- Pulang Cepat tidak menggunakan surat ijin

„‟Ya itu sudah melanggar peraturan kedisiplinan sih, yang namanya apaitu seragam merupakan peraturan, jadi kalau memang dia ga sampe memakai seragam juga melanggar, dan itu juga sah-sah saja jika HRD memberikan sanksi atau peringatan. ID card merupakan salah satu identitas untuk keluar masuk di perusahaan mbak. Yaitu pelanggaran mbak, kan sini ada jam masuk, jam keluar jadi kalau dia keluar belumsaatnya jelas-jelas melanggar peraturan. Jadi, bisa- bisa saja HRD tau dari pihak security menegur saat itu juga kalau memang masih terus jalan ya dikenakan sanksi.”

e. Apakah sejauh ini ada controlling internal terkait dengan disiplin kerja di divisi produksi?

“kalau controlling pasti ada mbak, kalau dari produksi selama proses tiap hari juga ada, jadi sini bagian KaShift atau kepala regu kan juga pada ngontrol tiap hari. Jadi, keluar masuk tapi yang penting jam-jam kerja mereka sudah ada, kalau yang berurusan dengan absensi ini mungkin baru bisa kontrol dari HRD.

(25)

25 f. Sanksi apasaja yang diberikan?

“kalau yang merupakan pelanggaran itu sebaenarnya tergantung catatan HRD mbak, jadi kalau dia masih belum katakanlah masih bersih, belum pernah dapat SP eh atau teguran, ya mungkin surat teguran dulu, tapi sifatnya mungkin bisa dibagi”

g. Bagaimana Tanggapan anda apabila ada karyawan yang masih melakukan pelanggaran yang sama?

“Misalnya kalau masih intern sesama regu mungkin bisa dari Kashift nya atau supervisiornya tapi kalau sudah menyangkut ditingkat yang agak berat tinggal dari HRD yang jelas surat teguran dulu. Tapi kalau dari internal ini memang dirasa sudah pelanggaran yang berat nanti bisa diajukan ke HRD”

2. Toto Sugiarto

a. Menurut anda apa yang di maksud dengan disiplin kerja?

“Eee sebenarnya kalau disiplin kerja itu menaati peraturan apa yang ada di tempat kerja mereka, itu standar-standarisasinya untuk kedisiplinannya.”

b. Apa saja kriteria disiplin kerja di PT. Triarta Aditama?

“yaaa sebentar, kalau kriterianya ya itu tadi memgikuti apa peraturan yang ada di perusahaan terkait untuk standarisasi disiplin”

c. Bagaiman menurut anda tentang disiplin kerja divisi produksi secara umum?

“Yaa kalau menurut saya masih cukup ee istilahnya masih ada toleransi, artinya toleransinya mereka tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sifatnya fatal atau mungkin dia mangkir tanpa alasan atau semacamnya seperti itu. Suah sesuai

(26)

26

karena sesuai itukan ddalam aturan kalau sesuai seratjus persen kan pastinya ada kesalahan, mis-mis ya tapi mungkin masih batas-batas toleransilah”

d. Bagaimana pendapat anda tentang karyawan yang datang terlambat?

“sebenarnya kalau untuk departemen divisi saya yaa… sebetulnya semuanya sih, cumakan biasanyakan kebijakan pimpinan itu sendiri, kan Cuma selama ini kan ee.. artinya kebutuhannya konsisi karyawan yang khususnya yang ada di ballmill inikan sangat terbatas. Artinya terbataskan memang ketika salah satu tidak masuk itukan sangat-sangat repot, itu tentunya toleransi itu ada tergantung tadi keterlambatannya itu bisa dipertanggung jawabkan. Tidak selama meraka bisa membuktikan sesuatu hal yang bisa dimengerti, dipahami saya sebagai pimpinannya pasti bisak memaklumi.”

e. Apakah sejauh ini ada controlling dari internal tentang mengenakan seragam dan membawa ID card?

“kalau untuk keseragaman itukan sudah ada bagian tersendiri dalam hal ini seperti satpam, jadi satpam itu sudah ada filter dari awalnya sudah ada.

Misalnya di awal ada filternya disitu pasti sudah ada apa istilahnya pemberitahuan awal. Jadi misalnya sekiranya itu eee… sangat-sangat tidak memungkinkan misalnya ID card tertinggal itu memang tidak bisa di tolerir karena itu salah satu syarat yang harus mereka ajukan apa maksutnya mengetahui kalau mereka betul-betul masuk.”

f. Apakah ada sanksi internal jika melakukan pelanggaran di divisi ballmill?

“Kalau sanksi internal ada, jadi sebelum kita masuk ke HRD ada sanksi internal yang tentunya itu masih bersifat teguran ataupun istilahnya tertulis tetapi yang itu

(27)

27

bisa dikatakan tidak harus langsung ke HRD, tentunya ada hal yang terbatas, kesalahan-kesalahan yang bisa ditolerir itu tadi”

g. Bagaimana tanggapan anda jika masih ada karyawan yang melakukan pelanggaran yang sama?

“Yaa kalau ada teguran itu ka nada batas waktunya, ada berapa kali dia melakukan kesalahan jadi, itu kalau mereka masih melakukan kesalahan- kesalahannya terulang kita harus mengajukan ke pengajuan yang tingkatnya lebih tinggi misalnya ke HRD yang bisa eee apa ya SP atau semacamnyalah, nanti di HRD itu ada kriterianya”

h. Bagaimana harapan anda kedepannya tentang kedisiplinan karyawan kedepannya?

“yak intinya kalau harapan seorang pemimpin tentunya dibawahnya itu bisa mengikuti aturan apa yang ada syukur mereka bisa melebihi apa yang ee diharapkan seorang pemimpin. Misalnya contoh kalau ada ini contoh saja misalnya adakaryawan dalam jangka waktu misalnya masuknya jam sekian, jam tujuh lah misalnya mereka bisa masuk jam setengah tujuh atau jam enam gitu lebih bagus, karena apa mereka bisa mempersiapkan lebih dalam waktu pekerjaannya, karena dalam apa persiapan yang cukup mereka dapat melakukan antisipasi-antisipasi lebih awal itu tujuan seorang pimpinan khususnya saya pribadi. Karena ya itu tujuannya lebih mendisiplinkan meraka jadi mereka sendiri bisa apa ya eee ada motivasinya cara mereka bekerja menjadi tolok ukur, kalau masih sama, masih stanart-standart ya ini masih anggap saja mereka masih standart kan, jadi ga ada kelebihannya, karna kan ya seperti itu tadi, harapan

(28)

28

seorang pemimpin itu masing-masing apa yang dibawahinya bisa berinovasi atau inisiatif yang muncul dari mereka sendiri seperti itu.

3. M. Yahya

a. Menurut anda disiplin kerja dalam melakukan pekerjaan sehari-hari apakah penting?

“Kalau menurut saya itu sangat penting karena, itukan karna disiplin kita mempunyai tanggung jawab dan kita mempunyai apa yang diharapkan oleh perusahaan.”

b. Bagaiman menurut anda tentang kriteria disiplin?

“Menurut saya disiplin itu yang pertama kita tepat waktu dalam semua hal, dalam artian dalam bekerja juga, absensi juga nah itu apa namanya jika itu sangat penting menyangkut semua.”

c. Menurut anda mengenakan seragam saat bekerja apakah penting?

“Ya sangat penting karena gini, kalau kita memakai seragam kita mempunyai jati diri dalam perusahaan itu dan apabila kita di dalam perusahaan itu kelihatan itu orang dalam atau orang luar.”

d. Apakah menggunakan perlengkapan safety itu penting? Dan apakah itu mempermudah pekerjaan?

“Sangat membantu, soalnya kan namanya safety kan itu memang sesuatu yang buat kita nyaman dalam artian nyaman kita dalam bekerja, ga terlalu ee mempunyai resiko dan itu mempengaruhi dengan K3. Hampir semua menaati peraturan”

e. Sejauh ini apakah pimpinan mensosialisasikan tentang kedisiplinan?

(29)

29

“Ooo kalau di perusahaan ini ada sosialisasi. Satu minggu sekali itu ada KaShif juga ada ataupun di Top Management atau dibawah Top Managemen, nanti setiap satu minggu atau 3 hari itu berkala.”

f. Bagaimana harapan anda kepada pimpinan untuk sosialisasi kedisiplinan?

”Harapannya ya kedisiplinan itu ditingkatkan eem ga dari bawahan aja tapi mencakup seluruhnya dari bawahan sampai atasan.”

4. Tugiono

a. Menurut anda disiplin kerja dalam melakukan pekerjaan sehari-hari apakah penting?

“Iya penting. Karena gini, disiplin kerja yang sebernarnya nanti untuk kemajuan perusahaan. Disiplin kerja itu berguna untuk ee kemajuan etos kerja kita gitu.”

b. Apasajakah kriteria disiplin kerja di PT. Triarta Aditama?

“Yang harus ilakukan dispilin kerja mungkin pertama absensi, terus kedisiplinan kerja dalam masing-masing operator harus disiplin, mungkin masalah keselamatan kerja ada hal yang penting terutama yang tidak merugikan perusahaan.”

c. Menurut anda mengenakan seragam saat bekerja apakah penting?

“Ya kalau seragam itu sebernarnya penting ga penting, tapi kalau emang pihak perusahaan itu dianjurkan harus pakai seragam itukan juga pertama kerapian, keseragaman itukan juga semangat kerja mempengaruhi ya.”

d. Apakah menggunakan perlengkapan safety itu penting? Dan apakah itu mempermudah pekerjaan?

(30)

30

“Sangat membantu terutama masker, kan untuk udara terutama disini kan pabrik asbes itukan sangat berbahaya sekali, jadi kalu ga pakai masker ya nanti untuk kedepannya terutama paru-paru gitukan kurang bagus bagi kesehatan. Kalau sepatu gini, disinikan alat-alat sangat rawan, yaa mungkin kecelakaan entah itu rantai, entah mungkin ada gigi-gigi. Kalau pakai sepatu mungkin ada benda tajam kalu ga pakai sepatu nanti ya tau sendiri akibatnya. Kalau kaos tangan ada terutama pelepas, mungkin mixser, mungkin kalau dari yang lain kadang ya tapi yang lebih efektif masker.”

e. Bagai mana pendapat anda tentang keterlambatan kerja dan pengaruhnya?

“Yang telah disepakati mungkin yang telah di anjurkan oleh perusahaan kan paling tidak seperempat jam sebelumnya kan harus suah disini, mungkin ada kepentingan. Keterlambatan itu sangat mempengaruhi, kan karena ka nada dua orang mungkin yang satu di atas, yang satu di bawah kalau yang satu diatas yang dibawah siapa? Jadi pengaruh juga jo meneh kalau trouble gitu wah tambah kualahan.”

f. Sejauh ini apakah pimpinan mensosialisasikan tentang kedisiplinan?

“Ada, sudah efektif tapi belum eee diatas rata-rata ya kalau masalah kedisiplinannya itu.”

g. Bagaimana harapan ana kepada pimpinan untuk sosialisasi kedisiplinan?

“harapannya apa yang ddianjurkan oleh perusahaan insyaallah nanti kalau masalah disiplin mungkin dari segi absensi dan buang sampah sembarangan bisa lebih baik lagi.”

5. Ayusta Prayoga

(31)

31

a. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan disiplin kerja?

“disiplin kerja itu bagi saya suatu kepatuhan di.. seseorang kepada perusahaan untuk mematuhi semua peraturan yang aa pada perusahaan tersebut”

b. Apasajakah krirteria disiplin di PT. Triarta Aditama?

“ya.. seperti kalau berangkat tidak telat atau gimana, mengikuti peraturan yang ada seperti emmm berangkat lebih awal, misalkan 10 menit atau 15 menit sebelum bel perusahaan berbunyi, kemudian tiak keluar perusahaan sebelum bel istirahat dan masih banyak lagi mbak”

c. Bagaimana pendapat anda tentang kedisiplinan kerja di bagian produksi PT.

Triarta Aditama?

“kalau pekerjaan sesuai peintah dari coordinator untuk melakukan pekerjaan yang semestinya dan harus diselesaikan secara tepat waktu. Karena, kalau tidak tepat waktu mesin-mesin yang lain bisa kalu ada yang rusak tidak punya spearpart yang lainnya untuk dipasang”

d. Bagaimana pendapat anda tentang karyawan yang datang terlambat dan pulang sebelum waktunya?

”kalau berangkat telat atau itu bisa dikenakan sanksi, biasanya sanksi yang pertama itu berupa teguran yang jika dilakukan lagi bisa diberikan surat teguran yang pertama dilanjutkan keddua, ketiga kemudian di PHK”

e. Apakah menurut Anda mengenakan seragam saat bekerja itu penting?

“sebenarnya, kalau sudah didalam pabrik seragam tidak diperlukan lagi karena di bagian saya yang saya kerjakan itu bagian mekanik, kalu seragam itu ikenakan

(32)

32

terus akan cepat kotor dan rusa. Jadi, kalau Cuma berangkat dan pulang saja buat formalitas di pabrik.”

f. Apakah mengenakan perlengkapan safety itu penting dan membantu pekerjaan anda?

“kalau perlengkapan safety disemua perusahaan harus digunakan, karena peralatan safety itu berguna untuk menjaga keamanan dari diri kita. Menjaga keselamatan, kesehatan kita saat bekerja sangat penting.”

g. Menurut anda apakah upah mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan?

“menurut saya upah itu juga bisa terjadi, upah dan kompensasi itu juga bisa mempengaruhi kinerja karyawan. Apabila upah dan kompensasinya sesuai dengan yang apa yang didapatkan karyawan kerja secaya maksimal itu bisa membuat faktor seseorang karyawan menjadi semangat dan menjadi lebih giat lagi dalam bekerja.”

h. Bagaimana harapan anda kedepannya tentang kedisiplinan kerja di PT. Triarta Aditama kedepannya?

“harapannya semua karyawan bisa menaati peraturan dan melakukan sikap disiplin itu karena jika semua peraturan dilakukan disiplin itu, perusahaan juga untung dan karyawan juga akan sama untungnya. Karena itu saya harap kedepannya semua karyawan bisa melakukan kedisiplinan itu.”

(33)

33 BAB IV ANALISIS 4.1 Rangkuman Wawancara

Berikut ini adalah tabel hasil rangkuman wawancara yang di lakukan penulis dengan narasumber yang berjumlah lima (5) orang.

No Pertanyaan

Jawaban

Pimpinan Karyawan

1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan disiplin kerja?

Peraturan atau tata tertib perusahaan yang harus dilakukan dan ditaati oleh seluruh karyawan yang ada di perusahaan.

Peraturan yang dimiliki perusahaan dan seluruh karyawan memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk mematuhinya.

2. Apasaja kriteria disiplin kerja di PT.

Triarta Aditama?

- Masuk tepat waktu atau paling tidak 15 menit sebelum bel berbunyi - Tidak melakukan hal-hal

yang merugikan

perusahaan

- Mengenakan seragam - Pulang tepat waktu

- Masuk tepat waktu - Tidak keluar pabrik di

luar jam istirahat - Mengenakan seragam - Pulang tepat waktu - Mengenakan atribut

yang diberikan perusahaan

3. Bagaimana pendapat anda tentang disiplin kerja di divisi produksi secara

Masih belum sepenuhnya baik, tetapi sejauh ini

Sudah baik, sejauh ini jarang melihat karyawan

(34)

34 umum? Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan?

masih dapat di toleransi jika ada yang melakukan kesalahan dapat diatasi dengan baik.

yang tidak disiplin.

Mengerjakan perintah koordinator dengan baik dan tepat waktu.

4. Bagaimana pendapat anda tentang karyawan yang tidak memakai seragam, tidak membawa ID card, dan datang terlambat?

Itu adalah tindakan yang melanggar peraturan yang telah di tetapkan perusahaan. jika melanggar peraturan maka karyawan akan dikenakan sanksi.

Karyawan yang tidak memakai seragam, ID card dan datang

terlambat akan

mendapatkan teguran dan surat peringatan dari atasan atau HRD.

5. Sejauh ini apakah ada controlling internal tentang kedisiplinan seperti yang tertera di nomor 4?

Controlling dilakukan setiap hari, bukan hanya dari atasan tapi juga dari satpam.

Controlling dilakukan secara berkala oleh atasan, di lakukan setiap hari dari di lakukan dari satpam atas perintah dari HRD.

6. Apakah menurut anda mengenakan seragam saat bekerja itu penting?

Mengenakan seragam saat bekerja itu penting, karena sebagai identitas dari karyawan yang dapat membuktikan bahwa karyawan tersebut

Seragam hanya untuk formalitas saat berangkat dan pulang. Karena jika seragam terus digunakan saat bekerja akan cepat kotor dan cepat rusak.

(35)

35

merupakan karyawan perusahaan tersebut.

7. Apakah mengenakan perlengkapan safety saat bekerja itu penting dan apakah itu mempermudah pekerjaan anda?

Sangat penting apalagi dibagian produksi karena itu untuk melindungi karyawan saat bekerja dan merupakan prosedur yang harus ditaati.

Sangat penting, karena di produksi asbes udaranya sangat berbahaya jika tidak mengenakan masker, dan akan membahayakan paru- paru jika terus menerus.

Selain itu satung tangan dan sepatu juga sangat penting karena banyak alat yang tajam.

8. Sanksi apasaja yang diberikan jika melanggar peraturan kedisiplinan?

Sanksi yang pertama di berikan kepada karyawan

yang melanggar

kedisiplinan merupakan teguran dari atasan langsung yaitu supervisior, jika masih terus melakukan kesalahan supervisior akan menghubungi HRD untuk

Sanksi yang diberikan secara bertahap. Pertama akan ditegur dari atasan atau supervisior, jika masih melakukan pelanggaran akan diberikan surat teguran yang berlaku selama satu tahun, jika masih melakukan pelanggaran

(36)

36

ditindak lanjuti. Dari HRD akan memberikan surat peringatan kemudian akan dilanjutkan surat pelanggaran.

akan diberikan surat peringatan pertama dilanjutkan kedua dan ketiga.

9. Bagaimana tanggapan anda bila ada karyawan yang masih terus melakukan pelanggaran yang sudah diberikan teguran?

Bila melakukan

pelanggaran yang sama akan ada teguran lebih lanjut, dan juga surat pelanggaran dan teguran ada batas waktunya, jika sudah mencapai batas waktu aka nada keputusan Pumutusan Hubungan Kerja atau PHK.

Melakukan pelanggaran akan diberikan surat teguran yang pertama memiliki batas waktu selama satu tahun, jika itu masih melakukan lagi akan diberikan rurat pelanggaran yang pertama kemudian ke dua dan ketiga.

10. Sejauh mana pimpinan memberikan sosialisasi tentang kedisiplinan?

Sosialisasi yang diberikan sudah ada tetapi belum efektif karena jika dilihat kejadian dilapangan masih ada yang melakukan pelanggaran kedisiplinan.

Selama satu tahun terakhir beluma ada sosialisasi kterkait dengan kedisiplinan kerja karyawan, dari pihak

atasan hanya

memberikan buku panduan atau buku

(37)

37

peraturan perusahaan.

11. Apakah upah juga berpengaruh terhadap kedisiplinan yang dilakukan oleh karyawan di PT. Triarta Aditama?

Berpengaruh karena dengan upah yang sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh

karyawan akan

menambah semangat kerja dan juga semakin patuh dengan peraturan

yang diberikan

perusahaan.

12. Bagaimana harapan anda kedepannya tentang kedisiplinan di PT. Triarta Aditama ini?

Harapan untuk selanjutnya kedisiplinan karyawan semakin ditingkatkan dan tidak hanya dari bawah tetapi juga dari tingkat atas juga mematuhi peraturan yang ada di PT. Triarta Aditama.

Harapannya agar keisiplinan di PT. Triarta Aditama semakin ditingkatkan dan karyawan lebih dapat mematuhi peraturan yang ada sehingga saling menguntungkan.

Tabel 1.2 Rangkuman wawancara narasumber

(38)

38 4.2 Persepsi Pimpinan dan Karyawan

a. Persepsi Pimpinan tentang Disiplin Kerja di Divisi Produksi PT. Triarta Aditama

Disiplin kerja dapat di definisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi- sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2003). Begitu juga menurut pimpinan divisi produksi PT. Triarta Aditama, disiplin kerja merupakan peraturan atau tatatertib yang dibuat oleh perusahaan untuk di taati oleh seluruh karyawan dari tingkat atas sampai tingkat bawah di perusahaan tersebut. Menurut penulis persepsi pimpinan divisi produksi PT. Triarta Aditama tentang disiplinan kerja di perusahaan tersebut sudah sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli seperti Soedjono (2000)

Kriteria disiplin menurut Soedjono (2000) yang meliputi ketepatan waktu, menggunakan fasilitas kantor dengan baik, tanggung jawab yang tinggi dan ketaatan terhadap peraturan perusahaan. Mengacu pada pernyataan tersebut dan pertanyaan yang diajukan oleh penulis kepada narasumber penulis menyimpulkan bahwa, menurut pimpinan atau supervisior divisi produksi kriteria disiplin kerja adalah tepat waktu dalam bekerja, datang lebih awal sebelum bel perusahaan berbunyi, tidak melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan dan mengenakan seragam saat bekerja.

Menurut pimpinan yang menjadi salah satu narasumber penulis, jika karyawan melakukan pelanggaran disiplin kerja akan mendapatkan sanksi. Sanksi tersebut adalah yang pertama akan mendapatkan teguran lisan dari pimpinan yang bersangkutan. Jika

(39)

39

masih melakukan pelanggaran pimpinan akan berkoordinasi dengan HRD dan menyerahkan kasus tersebut untuk ditindak lanjuti.

Menurut penulis pimpinan di divisi produksi masih perlu mendalami kriteria disiplin kerja pada PT. Triarta Aditama karena pada saat penulis menanyakan apa saja kriteria disiplin di perusahaan tersebut narasumber sempat sedikit bingung dan hanya menjawab seputar memakai seragam dan datang tepat waktu. Penulis berpendapat bahwa tidak adanya kriteria disiplin kerja yang jelas dan tertulis di PT. Triarta Aditama, berpotensi menimbulkan persepsi yang berbeda pada setiap pimpinan. Selain itu, penulis juga berpendapat bahwasosialisasi yang dilakukan dari top managemen tentang kriteria disiplin dan apa itu disiplin kerja masih kurang memadai. Oleh sebab itu, penulis berpendapat pihak perusahaan dapat melakukan sosialisasi mengenai kriteria disiplin kerja kepada seluruh karyawannya.

b. Persepsi Karyawan tentang Disiplin Kerja di Divisi Produksi PT. Triarta Aditama

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhaap karyawan divisi produksi disiplin kerja imaknai sebagai tanggung jawab yang harus di patuhi dan ditaati oleh seluruh karyawan yang ada di perusahaan. Sedangkan menurut (Sastihadiwiryo, 2003) disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut penulis, persepsi karyawan divisi produksi PT. Triarta Aditama ini sudah sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Soedjono (2000).

(40)

40

Kriteria disiplin menurut Soedjono (2000) yang meliputi ketepatan waktu, menggunakan fasilitas kantor dengan baik, tanggung jawab yang tinggi dan ketaatan terhadap peraturan perusahaan. Sedangkan menurut karyawan PT. Triarta Aditama memiliki kriteria disiplin yaitu memakai seragam perusahaan, membawa ID card, melakukan absen saat berangkat dan pulang kerja, tepat waku, menggunakan perlengkapan safety saat bekerja dan mengurus surat-surat yang diperlukan jika akan cuti atau terlambat masuk kerja.

Dari hasil observasi dan waawancara penulis mendapati kurangnya pemahaman karyawan tentang kriteria disiplin kerja di PT. Triarta Aditama, serta masih banyak karyawan yang kurang mengerti tentang apa saja kriteria disiplin kerja yang ada di perusahaan tersebut. Karyawan menganggap disiplin kerja itu hanya seputar berangkat tepat waktu dan melakukan perintah yang diberikan oleh atasan. Oleh sebab itu, penulis berpendapat bahwa pimpinan dapat melakukan briefing mingguan untuk melakukan sosialisasi kepada karyawannya. Berdasarkan informasi yang didapat penulis di PT.

Triarta Aditama ada jadwal briefing mingguan yang harus dilakukan pimpinan setiap bagian kepada karyawannya, akan tetapi kegiatan tersebut belum berjalan secara maksimal.

Penulis berpendapat bahwa persepsi dari karyawankususnya di divisi produksi PT.

Triarta Aditama masih belum mencukupi tentang kriteria kedisiplinan apa saja yang ada di perusahaan tersebut. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan penulis, pimpinan yang menjadi narasumber penulis mengatakan bahwa kedisiplinan kerja karyawan hanya dinilai dari tepat tidaknya berangkat pulang kerja, mengenakan seragam dan membawa ID card untuk melakukan absensi. Begitu pula dengan persepsi karyawan

(41)

41

di divisi produksi, disiplin kerja hanya diartikan sebatas datang pulang kerja tepat waktu dan mengenakan atribut yang telah diberikan oleh perusahaan.

Menurut karyawan divisi produksi terdapat beberapa tahap sanksi yang akan diberikan jika melanggar disiplin kerja. Sanksi tersebut adalah akan diberikan surat teguran. Surat teguran ini memiliki masa berlaku yaitu satu tahun, jika dalam jangka waktu satu tahun melakukan pelanggaran lagi akan diberikan surat peringatan. Surat peringatan ini memiliki tiga (3) tahap yaitu surat peringatan pertama, surat peringatan kedua dan surat peringatan ketiga.

Penulis berpendapat bahwa kriteria kedisiplinan di PT. Triarta Aditama kurang jelas dan tegas, selain itu pihak perusahaan kurang melakukan sosialisasi tentang apasaja kriteria disiplin yang ada di peusahaan tersebut untuk di patuhi setiap karyawannya.

Menurut penulis peran pimpinan managerial sangat penting dalam hal ini karena menentukan apasaja kriteria disiplin kerja yang harus dipatuhi oleh karyawannya, serta bagainmana mensosialisasikan hal tersebut sehingga kriteria disiplin kerja yang ada di perusahaan dapat benar-benar dipahami oleh karyawan. PT. Triarta Aditama telah memiliki buku Peraturan Perusahaan (PP) namun dibuku tersebut belum jelas tertulis peraturan disiplin kerja apa saja yang harus di patuhi.

(42)

42 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan yang telah di sampaikan oleh penulis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi pimpinan dan karyawan bahwa pengertian dari disiplin kerja adalah peraturan atau tata tertib yang dibuat oleh perusahaan untuk di patuhi dan dijalankan oleh karyawan yang berada di perusahaan tersebut. Disiplin kerja tersebut meliputi tepat waktu dalam bekerja, mengenakan seragam, membawa ID card, dan mengenakan peralatan safety saat bekerja. Sedangkan kriteria disiplin adalah hal yang mencakup tentang tepat waktu, datang dan pulang kerja pada waktunya, dan mengenakan atribut yang diberikan oleh perusahaan, menaati perintah dari koordinator dengan benar.

Pimpinan dan karyawan divisi produksi PT. Triarta Aditama masih belum memiliki pemahaman mendalam tentang apa saja kriteria disiplin kerja yang ada di perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena belum adanya ketentuan tertulis yang secara jelas menyebutkan apa saja kriteria disiplin kerja. Hal tersebut juga di buktikan pada saat penulis melakukan wawancara pada narasumber. Berdasarkan dari informasi HRD yang diperoleh penulis mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada kriteria disiplin kerja yang tertulis secara jelas di PT. Triarta Aditama. Sejauh ini karyawan menganggap bahwa disiplinan kerja hanya seputar tepat waktu dan mengenakan atribut yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu, kurangnya sosialisasi dan kesadaran dari pimpinan managerial dan karyawan terhadap disiplin kerja itu sendiri berdampak pada tingkat disiplin yang masih rendah.

(43)

43

Mentaati peraturan perusahaan atau disiplin dalam bekerja merupakan tanggung jawab dan kewajiban yang harus ditaati oleh seluruh karyawan, jika karyawan melakukan pelanggaran. Mekanisme untuk berusaha menertibkan pelanggaran disiplin keja perupa teguran dan surat peringatan.

5.2 Saran

Pimpinan dan HRD dapat merumuskan ulang apa saja poin penting tentang disiplin kerja dan diskripsi untuk dicantumkan dalam buku Peraturan Perusahaan (PP).

HRD sebaiknya mensosialisasikan hal tersebut melalui berbagai cara. HRD dapat melakukan sosialisasi tersebut melalui mengumpulkan karyawan per-regu dan mensosialisasikannya agar karyawan lebih memahaminya. Selain itu, HRD juga dapat memberikan sosialisasi satu bulan sekali melalui apel bulanan yang jatuh pada minggu pertama setiap bulannya dan membuat poster yang berisi kriteria disiplin kerja agar menimbulkan kesadaran disiplin kerja apada karyawan.

Pimpinan melaksanakan controlling yang dilakukan saat briefing mingguan yang telah ditetapkan perusahaan namun belum berjalan dengan baik dan belum dilaksanakan dengan teratur. Kegiatan ini dilakukan agar lebih memotivasi karyawan untuk mematuhi disiplin kerja berupa menggunakan seragam, mengenakan perlengkapan safety, tepat waktu dan penggunaan fasilitas perusahaan agar tidak

merugikan perusahaan dan karyawannya..

(44)

x

DAFTAR PUSTAKA

Bimo, W. (2010). Pengantar Psikolog Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Hermanto, R. (2010). Peran pemimpin dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada PT. Rama Bakti Estae. Thesis .

Muharto. (2016). Metode Penelitian Sistem Informasi. Jogjakarta: Deepublish.

Sagala, S. (2017). Human Capital Membangun Modal Sumber Daya Manusia Berkarakter Unggul Melalui Pendidikan Berkualitas. Depok: Kencana.

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Veizdal, R. (2006). Managemen sumber daya manusia untuk perusahaan. Managemen sumber daya manusia .

(45)

xi LAMPIRAN A. Profil Perusahaan

PT. Tripilar Betonmas adalah industri manufaktur Asbes dan Silica board yang sudah mendapatkan sertifikasi manajemen mutu berbasis ISO 9001 : 2008 dan secara nasional sudah mendapatkan pengakuan dari institusi terkait karena sudah memenuhi standar kualitas SNI ( Standar Nasional Indonesia ). Kantor pusat perusahaan saat ini berlokasi di Jl. Raya Salatiga – Solo Km. 6, Salatiga.

Perseroan Terbatas (PT) Tirpilar Betonmas sesuai dengan Akte Pendirian No. 8 berdiri pada tanggal 23 Februari 1995 di hadapan notaries Bambang Soegianto, SH di Semarang.

Ide awal didirikannya PT. Tripilat Betonmas merupakan gagasan dari Bapak Adi Budiarto yang pada waktu itu melihat peluang pasar untuk produk asbes cukup menjanjikan dan diharapkan akan dapat memberikan kontribusi margin yang cukup di masa yang akan datang.

Pada awalnya PT. Tripilar Betonmas didirikan diatas lahan seluas+ 14.950 m2 yang berlokasi di desa Noborejo Kelurahan Argomulyo. Seiring dengan perkembangan perusahaan, saat ini PT. Tripilar Betonmas menjalankan operasional perusahaan di atas lahan seluas +157.000 m2.

Hingga kini PT. Tripilar Betonmas memiliki anak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama yaitu PT. Triarta Aditama. PT. Triarta Aditama didirikan pada tahun 2011 yang terletak tidak jauh dari perusahaan induk yaitu di desa Noborejo, Kelurahan.

Argomulyo, Salatiga.

Bahanbakuutama yang di gunakan oleh PT. Tripilar Betonmas dan PT. Triarta Aditama saat ini adalah Semen dan Chrysotile Fibre. Guna mencapaimutu hasil produk

(46)

xii

sesuai Standard Nasional Indonesia (SNI) dan memenuhi system standar mutu ISO 9001 : 2008, maka PT. Tripilar Betonmas selalu memilih bahan baku yang berkualitas tinggi dengan cara melakukan kontrol yang ketat terhadap setiap supplier dan bahan baku yang masuk.

B. Visi Misi Perusahaan

a. VISI

“Menjadi perusahaan manufaktur Asbes dan Silicaboard yang terbesar dan bertaraf internasional “

b. MISI

“Menyediakan mutu produk berkualitas dengan harga terjangkau “ c. MOTTO

“ Kualitasmen jadi Prioritas “ d. FILOSOFI

“Kepuasan pelanggan adalah tujuan perusahaan, loyalitas dan kejujuran merupakan budaya perusahaan, komunikasi dan kerjasama sudah menjadi kebiasaan, efisiensi dan efektifitas adalah kekuatan perusahaan “

Gambar

Tabel 1.1Jumlah keterlambatan karyawan (Sumber : Data Absensi PT. Triarta Aditama diolah oleh penulis)
Tabel 1.2 Rangkuman wawancara narasumber

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dalam putusan pengadilan disebutkan adanya obyek sengketa yang berupa sertipikat hak atas tanah diputus oleh majelis hakim menjadi tidak berkekuatan hukum,

Semakin banyak munculnya organisasi – organisasi atau koperasi – koperasi lain yang timbul di masyarakat yang tentunya dapat menjadi pesaing bagi koperasi Sidowaluyo, salah

15 Pucakwangi BAGUS CAHYO KURNIAWAN UTOMO Drs... BAMBANG HERMANU HADI

Dalam persiapan divisi Communications Manager dalam menjalankan tugasnya dalam membuat strategi publikasi di dalam serangkaian acara Go-Food Culinary Festival , dengan

Sistem penciuman elektronik yang dipergunakan disini adalah sistem yang dikembangkan di Laboratorium Kecerdasan Komputasional Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Sistem

Siswa menulis karangan pendek de- ngan tema yang tidak ditentukan (bebas sesuai keinginan siswa) minimal satu halaman kertas folio dengan memperhatikan penggunaan bahasa dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pinjaman dana bergulir dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang dapat membantu meningkatkan produk, omzet penjualan,

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di set-up