• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DARI MINYAK INTI SAWIT PRODUKSI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DARI MINYAK INTI SAWIT PRODUKSI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN TUGAS AKHIR"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DARI MINYAK INTI SAWIT PRODUKSI PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA IV MEDAN

TUGAS AKHIR

GERHARD JEREMIA PARTOGI MANURUNG 162401020

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)

PENENTUAN KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DARI MINYAK INTI SAWIT PRODUKSI PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA IV MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

GERHARD JEREMIA PARTOGI MANURUNG 162401020

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(3)

i

(4)

ii

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DARI MINYAK INTI SAWIT PRODUKSI PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA IV MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri.Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.

Medan, Juli 2020

GERHARD JEREMIA P M 162401020

(5)

iii

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini yang berjudul “Penentuan Kadar Air dan Asam Lemak Bebas (ALB) Dari Minyak Inti Sawit Produksi PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN”.Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Kedua Orangtua tercinta M.Manurung.S.Si dan Y.Sitepu.S.Si yang telah banyak membantu bersusah payah dan berbuat baik demi kemajuan anaknya serta keluarga yang telah memberikan dukungan.

2. Ibu Dra.Herlince Sihotang,M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan yang berguna dan bermanfaat bagi penulis.

3. Bapak Dr.MintoSupeno, M.Si selaku ketua program studi D-3 Kimia FMIPA USU.

4. Bapak/Ibu staf pengajar FMIPA USU Medan yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5. Pimpinan dan seluruh staf PTPN IV Medan yang telah memberikan fasilitas dan bimbingan kepada penulis selama menjalani praktek kerja lapangan.

6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa/I IMADIKA 2016 yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Rekan-rekan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Nuriyana Ginting dan Miftah Arba’Aina.

8. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani dan membantu saya untuk mengerjakan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan ketidakmampuan.Oleh karena itu,penulis dengan rendah hati mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan tugas akhir ini.

(6)

iv

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir Ini bermanfaat bagi penulis serta dari semua pihak yang membaca dalam meningkatkan wawasan

pengetahuan dibidang Ilmu Kimia.

Medan, Juli 2020 Penulis

(GERHARD MANURUNG)

(7)

v

PENENTUAN KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DARI MINYAK INTI SAWIT PT.PERKEBUNAN NUSANTARA

IV MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan penetuan kadar air dn kadar asam lemak bebas(ALB) dari minyak inti sawityang diproduksi PTPN IV.Sampel yangdigunakan adalah minyak inti sawit yang diprodukis PTPN IV,dimana kadar air ditentukan dengan metode gravimetri dan ALB dengan metode titrasi alkalimetri masing-masing dari setiap PKS adalah PKS Adolina 3,57%;173%,PKS Pabatu 5,7%;1,88%,PKS Bahjambi 5,32%;1,99%,PKS Dolok Sinumbah 6,31;2,01% dan dari data yang diperoleh kadar air dan kadar ALB dari masing-masing PKS telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kata kunci:minyak inti sawit,kadar air,kadar asam lemak bebas.

(8)

vi

DETERMINATION OF WATER CONTENT AND FREE FATTY ACID CONTENT (FFA) FROM PALM KERNEL OF PRODUCTION

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

ABSTRACT

Determination of water content and levels of free fatty acid (ALB) from sawityang core oil produced by PTPN IV. The sample used is palm kernel oil produced by PTPN IV, where the water content is determined by the gravimetric and ALB methods with each alkalimetry titration method of each PKS is PKS Adolina 3.57%, 173%,PKS Pabatu 5.7%, 1.88%,PKS Bahjambi 5.32%, 1.99% PKS Dolok Sinumbah 6.31; 2.01% and from data obtained by the water content and ALB levels of each VFD has met the Indonesian National Standard (SNI).

Keywords: palm kernel oil,water content, free fatty acid levels.

(9)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Pengesahan Tugas Akhir

i

Pernyataan

ii

Penghargaan iii

Abstrak iii

Abstract iv

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Singkatan x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

` 1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4.Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1.Tanaman Kelapa Sawit 4

2.1.1.Sejarah Kelapa Sawit 4

2.1.2.Morfologi Kelapa Sawit 6

2.1.3.Varietas Kelapa Sawit 10

2.2.Inti Sawit 12

2.2.1.Pengolahan Inti Kelapa Sawit 12

2.2.2.Mutu Inti Sawit 16

2.3 Minyak Inti Sawit 16

2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minyak Inti Sawit 16

2.4 Minyak Dan Lemak 18

2.5 Air 18

(10)

viii

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 20

3.1.Alat 20

3.1.1.Penentuan Kadar ALB Inti Sawit 20

3.1.2.Penentuan Kadar Air Inti Sawit 20

3.2.Bahan 20

3.2.1.Penentuan Kadar ALB Inti Sawit 20

3.2.2. Penentuan Kadar Air Inti Sawit 20

3.3.Prosedur Percobaan 20

3.3.1.Penentuan Kadar ALB Inti Sawit 20

3.3.2. Penentuan Kadar Air Inti Sawit 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23 4.1.Hasil 23

4.2.Perhitungan 23

4.2.1.Perhitungan Kadar Air 23

4.2.2.Perhitungan Kadar ALB 23

4.3.Pembahasan 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan 25

5.2.Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

4.1 Data Analisis Kadar Air dan Kadar ALB 23

(12)

x

DAFTAR SINGKATAN

ALB = Asam Lemak Bebas

PTPN = Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara SNI = Standar Nasional Indonesia

PKS = Pabrik Kelapa Sawit CPO = Crude Palm Oil PKO = Palm Kernel Oil TBS = Tandan Buah Segar DTB =Daun The Basah

CBC = Cake Breaker Convenyor LTDS = Light Tenera Dry Separation KOH = Kalium Hidroksida

N = Normalitas

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT. Perkebunan Nusantar IV (Persero) disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT.Perkebunan VI,Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII,dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan IV dan Akta Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IV No.37 tanggal 11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil,SH dan Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor: C2-8332 HT.01.01.Th.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesai No.81 tanggal 8 Oktober 1996.Tambahan BErita Negara Republik Indonesia No.86,anggaran dasar telah disesuaikan dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Sri ISmiyati,SH No.11 tanggal 4 Agustus 2008 dan telah mendapatkan pengesahan dan Menteri Hukum HAM RI melalui Surat Keputusan No.AHU- 60615.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 10 September 2008,Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan,terakhir berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.16 tanggal 8 Oktober 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Ihdina Nida Marbun.SH.

PTPN IV adalah Bdana Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri.PTPN IV memiliki usaha perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan the yang memcakup pengolahan areal dan tanaman,kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan,pengolahan komoditas memjadi bahan baku berbagai industry,pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.PTPN IV memiliki 30 unit kebun yang mengelola Kelapa Sawit dan teh,dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit,1 unit Proyek Pengembanagn Kebun Plasma Kelapa Sawit,yang menyebar di 9 Kabupaten,yaitu Kabupaten Langkat,Deli Serdang,Serdang Berdagai,Simalungun,Asahan,Labuhan Batu,Padang Lawas,Batubara dan Mandailing Natal (Andoko,2013).

Dalam proses pengolahan,PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit(PKS) dengan kapasitas total 575 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam,2 unit Pabrik The dengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari,dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 450 ton per hari.

Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan dan habitat aslinya adalah daerah

(14)

2

semak belukar.Kelapa sawit yang sudah dibudidayakan terdiri dari dua jenis : E.guineensis dan E.oleifera.Jenis pertama adalah yang pertama kali dibudidayakan sebagai tanaman komersial.Sementara E.oleifera belakangan ini mulai dibudidayakan untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.Kelapa sawit yang dikenal berdasarkan ketebalan cangkang ada tiga jenis,yakni Dura,Pisifera, dan Tenera.Dutra merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal,sehungga dianggap memperpendek umur mesin pengolah,namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kadungan minyak per tandannya berkisar 18% .Pisifera memiliki buah yang tidak memiliki cangkang,namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jangtan Pisifera(Sibuea,2014).

Minyak yang berasal dari kelapa sawit terdiri dari dua macam,pertama minyak yang bersal dari daging buah (mesocarp) yang dihasilkan melalui perebusan dan pemerasan (press).Minyak jenis ini dokenal sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO).Kedua,minyak yang berasal dari inti sawit,dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) (Fauzi dkk,2002).

Adapun mutu minyak sawit sangat dipengaruhi oleh kadar kotoran,dimana jika kadar kotoran meningkat ini diakibatkan terjadinya kesalahan pada mesin produksi,yaitu ripple mill,claybath,dan juga kernel silo.Penyimpanan nut yang tidak merata akan mengakibatkan nut yang belum masak ikut jatuh ke stasiun pengiriman yaitu bulk silo,sehingga inilah yang mengakibatkan tingginya kadar air (Tim Penulis,1997).

Air merupakan media untuk berlangsungnya proses biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas,pemechan protein,dan hidrolisa karbohidrat yang cukup banyak terkandung dalam inti.Kadar air inti dari pemisahan basah sekitar 15- 25%.Oleh karena itu,inti perlu dikeringkan untuk dapat memperpanjang daya simpan agar lebih awet dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.Selain itu,permukaan inti yang basah merupakan media tumbuh mikroba yang lebih baik seperti jamur yang menempel pada permukaan.Mikroba tersebut akan menghasilkan enzim yang akan merusak lenak,protein,karbohidrat,dan vitamin baik secara hidrolisis atau oksidasi.Oleh karena itu,perlu segera dilakukan penurunan kadar air.Inti dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan bila kadar air rendah,yakni sekitar 6% sampai 7%.Pengamatan pada beberapa PKS dengan kadar air 7%,kadar inti pecah 15% paa penyimpanan selama 6 bulan menunjukkan kadar ALB akhir 3-5% (Sibuea,2014).

Oleh sebab itu untuk mengetahui mutu minyak sawit,hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan minyak tersebut telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Maka dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk memilih judul “Penentuan Kadar Air dan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Inti Sawit Produksi PTPN IV Medan”.

(15)

3

1.2 Permasalahan

Apakah kadar air dan kadar asma lemak bebas yang terdapat pada inti sawit produksi yang masuk di PTPN IV Medan dari setiap PKS sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

1.3.Tujuan

Untuk mengetahui apakah kadar air dan kadar asam lemak bebas yang terdapat pada inti sawit produksi yang berasal dari setiap PKS pada PTPN IV Medan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

1.4 Manfaat

Untuk memberikan informasi tentang persentase kadar air dan kadar asam lemak bebas yang terdapat pada inti sawit produksi serta perbandingannya dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

(16)

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fraksi TBS dan Mutu Panen

Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar ALB-nya randah, rendemen minyak yang dihasilkan juga rendah. Fraksi-fraksi sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga kualitas minyak yang dihasilkan

2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari TPH ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil-hasil sampingnya. (Tim penulis, 1997) Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang, dan tandan kosong (Sibuea, 2014)

Tahap-tahap pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1. Penimbangan TBS

Tandan buah buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut untuk menghindari kadar asam lemak bebas (ALB) yang meningkat. Tandan buah segar yang diangkut ke pabrik terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang (weight bridge) sehingga diketahui berat brutonya. Jembatan timbang merupakan alat ukur berat yang berfungsi untuk menimbang dan mengetahui jembatan berat TBS yang diterima pabrik .

Penimbangan yang akurat dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

• Pada awal penimbangan jarum harus berada pada titik nol.

(17)

19

• Saat menimbang, timbangan dibaca pada posisi jarum maksimum.

• Keluar masuk kendaraan harus perlahan-lahan sehingga terhindar dari goncangan atau benturan.

• Kebersihan timbangan harus diperiksa setiap hari.

• Timbangan harus terhindar dari genangan air untuk mengontrol penyimpanan timbangan dan kerusakan pada alat (Sibuea, 2014).

2. Bongkaran Buah (Loading ramp)

Loading Ramp adalah tempat penimbunan sementara dan pemindahan tandan buah ke dalam lori rebusan. Setelah truk buah ditimbang, kemudian dibongkar di loading ramp. Pada kesempatan ini ±5% dari jumlah truk buah disortasi untuk penilaian mutu. Selanjutnya buah dipindahkan ke keranjang lori rebusan yang berkapasitas ±2,5 ton (Risza, 1994).

3. Perebusan

Selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam lori adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 10 lori. Buah beserta lorinya kemudian direbus dalam sebuah tempat rebusan (sterilizer) atau ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung pada besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekanan uap yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu 125°C. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. Sebaliknya, perebusan dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya: Tujuan perebusan adalah:

- Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB, - Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang - Memperlunak daging buah sehingga memudahkan pemerasan, serta - Untuk mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan

pemisahan minyak.

(18)

19

4. Proses Penebah (Thereser Process)

Setelah perebusan lori yang berisi TBS ditarik keluar dan diangkat dengan alat Hoisting Crane yang digerakkan dan diangkat dengan alat Hoisting Crane yang digerakkan dengan motor. Hoisting Crane akan membalikkan TBS ke atas mesin perontok buah (thresher). Dari thresher, buah yang telah rontok dibawa ke mesin pelumat (digester) untuk lebih memudahkan penghancuran daging buah. Dan pelepasan biji, selama proses pelumatan TBS dipanasi (diuapi).

Tandan buah kosong yang sudah tidak mengandung buah diangkut ke tempat pembakaran dan digunakan sebagai bahan bakar.

4. Proses Pengempaan (Pressing Process)

Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, maka perlu dilakukan pengadukan selama 25 – 30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adalah pemerasan atau ekstraksi yang bertujuan untuk mengambil minyak dari masa adukan. Proses ini terdiri dari :

Digester

Bejana Pengaduk (Digester) berfungsi untuk melumatkan brondolan, sehingga dari daging buah terpisah dari biji. Bejana pengaduk ini terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak didalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk (strring arms) sebanyak 5 tingkat yang diikat pada proses dan digerakkan oleh motor listrik. Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros 2, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press.

Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut :

1. Bejana pengaduk selalu dalam keadaan penuh atau ¾ dari volumenya 2. Temperatur pemanasan (uap) 95-98˚C

3. Waktu pengadukan 20-25 menit

(19)

19

4. Tekanan uap (steam) 2-3 kg/cm2

5. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan, akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat.

 Screw Press

Pengempa dipakai untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dan daging buah (pericarf).Pengempa terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubanglubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh dua buah konus (cones) yang berada pada ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolisis. Ampas akan diolah untuk mendapatkan inti (kernel). Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran sehingga massa bubur buah kempa tidak terlalu rapat. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 90˚C. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat. Selanjutnya minyak menuju stasaiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk kestasiun kernel.

6.Proses Pemurnian Minyak ( Clarification Station )

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel- partikel dari tempurung dan serabut serta 40-45% air.Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik minyak sawit kasar tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank) dan setelah melalui pemurnian atau klarifikasi yang bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO). Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam minyak. Minyak sawit ini dapat ditampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni (Proscessed Palm Oil PPO) dan hasil olahan lainnya.

Sedangkan sisa olahan yang berupa lumpur, masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya (Tim Penulis, 1997). Minyak

(20)

19

hasil pengempaan dialirkan (masuk) ke stand trap tank (penangkap pasir) lalu menuju vibro separator untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan ketangki penampungan minyak kasar (crude oil tank).

Selanjutnya dikirim ke Vertical Continue Tank (VCT), di VCT proses pemisahan dilakukan berdasarkan berat jenis antara minyak, air dan sludge, dimana minyak yang ringan akan keatas, lalu dikirim ke oil tank, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fasa campuran yang masih mengandung minyak (Pahan, 2006).

2.3 Inti Sawit

Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna coklat.Inti sawit mengandung lemak,protein,serat,dan air.Pada pemakaiannya lemak yang terkandung di dalamnya(disebut minyak inti sawit) diekstraksi dan sisanya atau bungkilnya yang kaya protein dipakai sebagai bahan makanan ternak.Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 -53 %.

Minyak inti sawit juga dapat mengalami hidrolisis.Hal ini lebih mudah terjadi pada inti pecah dan inti berjamur.Faktor yang menentukan pada peningkatan kadar ALB minyak inti sawit adalah kadar asam lemak permulaan,proses pengeringan yang tidak baik,kadar air akhir dalam inti sawit kering,dan kadar inti pecah.Inti sawit pecah yang basah akan menjadi tempat biakan mikroorganisme (jamur).Dalam keadaan normal kadar ALB minyak inti sawit tidak lebih dari 0,5%,sedangkan pada akhir pengolahannya tidak lebih dari 1%.Dengan demikian kenaikan kadar ALB selama dan akibat pengolahan hanya 0,5%.Jadi pembentukan ALB lebih banyak terjadi pada penimbunan,yaitu jika tempat penimbunannya lembap dan atau kadar air inti sawit terlalu tinggi melebihi kadar air kesetimbangan terhadap lembap nisbi udara sekitarnya(di daerah tropika sekitar 7-8%).

(21)

19

Pada suhu tinggi inti sawit dapat mengalami perubahan warna.Minyaknya akan berwarna lebih gelap dan lebih sulit dipucatkan.Suhu tertinggi pada pengolahan minyak sawit adalah pada perebusan,yaitu sekitar 130.Suhu kerja maskimum dibatasi setinggi itu untuk menghindarkan terlalu banyak inti yang berubah warna.Berondolan dan buah yang lebih tipis daging buahnya atau lebih tipis cangkangnya adalah lebih peka terhadap suhu tinggi tersebut (Mangoensoekarjo&Semangun,2003).

2.3.1 Pengolahan Inti Kelapa Sawit

Pengolahan itni sawityang dimaksudkan untuk memperoleh itni sawit yang berasal dari biji sawit (nut) dengan urutan pengolahan sebagai berikut:

a.CBC (sake Breaker Cnvenyo).

Dimana CBC adalah suatu alat yang digunakan untuk membawa dan memecahkan gumpahan cake dari stausiun press ke depricarper dengan system convenyor sehingga mengurangi kerja blower(Risza,2001).

b.Depricarper

Dimana depricarper berfungsi untuk memisahkan dan membersihkan fiber dari serabut-serabut yang masih melekat pada biji serta membawa fiber menjadi bahan bakar boiler(Risza,2001).

c.Nut Polishing Drum

Alat ini berupa drum dengan kerangka berputardan memiliki plat pembawa yang dipasang miring pada dinding.Biji kelapa sawit yang telah dipisahkan dari ampasnya

(22)

19

masuk kedalam alat ini.Akibat putaran drum tersebut,biji-biji akan dipoles(dilepaskan serat-seratnya yang masih tertinggal pada biji)(Risza,2001).

d.Convenyor Under Polishing Drum

Fungsinya untuk mendorong nut yang telah dipolish untuk dihisap oleh nut transport (Risza,2001).

e.Nut Transport

Untuk mengangkat nut menuju nut silo dengan sistem hisapan dari blower cyclone (RIsza,2001).

f.Nut Silo

Tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya (Risza,2001)

g.Ripple Mill

Digunakan untuk memecahkan biji (nut) dari cangkangnya dengan cara ditekan/menjepit biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji (Risza,2001)

h.Light Tenera Dry Separation (LTDS 1)

Fungsinya yaitu,memisahkan cangkang,inti utuh,dan inti pecah dari ripple mill,membawa cangkang untuk bahan bakar boiler (Risza,2001).

(23)

19

i.Light Tenera Dry Separation (LTDS II).

Fungsinya yaitu:

a.Memisahkan cangkang,inti utuh,inti pecah yang berasal dari light tenera dry separation I,dimana inti dialirkan menuju kernel oil,sedangkan inti pecah dan

cangkang berukuran besar menuju claybath.

b.Membawa cangkang yang berukuran lebih kecil menuju shell hopper bahan bakar boiler(risza,2001).

j.Claybath

Untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya sama.Dimana untuk yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar dari larutan akan tenggelam(Risza,2001)

k.Kernel Silo

Fungsinya yaitu,untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi sehingga kelembapan menjadi 7%(Risza,2001)

i.Bulk Silo

Tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual dengan kapsitas 400 ton(Risza,2001)

2.3.2 Mutu Inti Sawit

Contoh yang diperiksa adalah inti produksi paa waktu penggonian.Contoh diambil dari setipa goni pada waktu sedang mengisi goni yang kemudian dikumpulkan menjadi contoh harian setiap dinas gilir.Data yang diperlukan adalah % air,% kotoran,% inti pecah,% kadar minyak,dan % ALB.

Kadar kotoran dalam inti sawit sedikit banyaknya ada hubungnnya dengan kehilangan inti dalam cangkang.Kehilangan inti yang tinggi disertai dengan kotoran inti yang rendah,namun bisa juga keduanya sama-sama tinggi.Dalam hal ini demikian perlu memeriksa pemeraman biji,putaran pemecah dan lain-lain.

Pengujian ALB pada waktu pengiriman juga perlu untuk memeriksa apakah sterilisasi inti berlangsung baik atau tidak(Tim Penulis,1997).

(24)

19

2.4 Minyak Inti Sawit

Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit(palm kernel oil) dan sebagaia hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit(palm kernel meal atau pellet).Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan.Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm,selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak.

Minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan.Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah(Ketaren,S.2005).

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minyak inti sawit

Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.Faktor- faktor tersebut daapt langsung dari sifat pohon induknya penanganan pascapanen,atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutannya.Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak inti sawit dan sekaligus cara pencegahannya,serta standar mutu minyak inti sawit yang dikehendaki pasar.

a.Asam Lemak Bebas (free fatty acid).

Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan diolah dipabrik.Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB.Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas,air,keasaman,dan katalis (enzim).Semakin lama reaksi ini berlangsung,maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relative tinggi dalam minyak inti sawit antara lain:

 Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu

 Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah

 Penumpukan buah yang terlalu lama

 Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik

(25)

19

b.Kadar zat menguap dan kotoran

Pada umumnya,penyaringan hasil minyak inti sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan.yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan sentrifugasi.Dengan proses diatas,kotoran-kotoran yang berukuran besar memang bisa disaring.Akan tetapi,kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa disaring,hanya melayang-layang minyak inti sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak inti sawit.

c.Kadar Logam

Beberapa jenis logam yang dapat terikut dalam minyak sawit antara lain besi,tembaga,dan kuningan.Logam-logam tersebut biasanya berasal dari alat-alat pengolahan yang digunakan.Tindakan preventif pertama yang harus dilakukan untuk menghindari terikutnya kotoran yang berasal dari pengelupasan alat-alat dan pipa adalah mengusahakan ala-alat dari stainless-steel.

d.Angka Oksidasi

Proses oksidasi yang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif akan mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna(menjadi semakin gelap).Keadaan ini jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit menjadi menurun.Dari angka ini dapat diperkirakan sampai sejuah mana proses oksidasi berlangsung sehingga dapat pula dinilai kemampuan minyak sawit untuk menghasilkan barang jadi yang memiliki daya tahan dan dayasimpan yang lama.

e.Pemucatan

Minyak sawit mempunyai warna kuning oranye sehingga jika digunakan sebagai bahan baku untuk pangan perlu dilakukan pemucatan.Pemucatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak inti sawit yang lebih memikat dan sesuai dengan kebutuhannya.Keintensifan pemucatan minyak inti sawit sangat ditentukan oleh kualitas minyak inti sawit yang bersangkutan.Semakin jelek mutunya,maka biaya pemucatan juga semakin besar.Dengan demikian,minyak sawit yang bermutu baik akan mengurangi biaya pemucatan pada pabrik konsumen.(Tim Penulis,1997).

2.5 Minyak dan Lemak

Minyak dan lemka tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya,tetapi hanya berbeda dalam bentuk.Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya.Pada suhu kamar lemka berwujud padat,sedangkan minyak berwujud cair.Titik leleh minyak dan lemak tergantung pada struktrurnya,biasanya meningkat

(26)

19

dengan bertambahnya jumlah atomkarbon.Banyaknya ikatan rangkap atom karbon juga berpengaruh.Dimana semakin banyak ikatan rangkap atom karbon maka lemak akaan semkain cair didalam suhu kamar.Trigliserida yang kaya akan lemak tak jenuh,seperti asam oleat dan linoleat,biasanya berwujud cair sedangkan trigliserida yang kaya akan lemak jenuh speerti asam stearate dan palmitat,bias any adalah bewujud padat.Semua jeni lemak tersusun oleh asam-asam lemak yang terikat oleh gliserol.Trigliserida alami ialah trimester dari asam lemak berantai panjang dan gliserol merupakan penyusun utama lemak hewani dan nabati.Trigliserida termasuk lipid sederhana dan juga merupapakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh manusia(Tambun,2006).

Pada umunya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap.Makin panjang rantai karbon,makin tinggi lebur dari asam lemak.Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh,asam lemka tidak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah.Asam lemak adalah asam lemah.Apabila dapat larut dalam air kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon(Poedjiadi,1994).

2.6 Air

Air merupakan media untuk proses reaksi biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas.Pemecahan protein dan hidrolisa karbohidrat yang cukup banyak terdapat dalam inti sawit yang dihasilkan dengan pemisahan secara basah.Kandungan air dalam inti berkisar 15-25% tergantung dari proses pengolahan.Pemisahan air(bahan yang mudah menguap) dari minyak dipengaruhi oleh:

1. Suhu minyak,pemisahan air atau bahan mudah menguap semakin efektif bila suhu semakin tinggi.

2. Kehampaan udara,bahan lebih menguap apabila dalam keadaan hampa udara,kehampaan udara tergantung dari fluktuasi debit minyak masuk.

3. Interaksi suhu minyak dan kehampaan,hal ini berinteraksi penting terhadap pengurangan kadar air atau bahan yang mudah menguap.

4. Pengaturan kapasitas alat,semakin tinggi kapasitas alat yang sama maka penguapan air semakin lambat dan akan menghasilkan minyak yang bermutu jelek.

Kadar air inti sawit yang diinginkan dalam penyimpanan adalah 6-7% karena pada kadar air tersebut mikroba sudah mengalami kesulitan untik hidup dalam kondisi ruang penyimpanan pada kelembapan 70%.Umumnya pada inti yang sudah kering tidak lagi ditemukan plant enzim,akan tetapi dijumpai enzim yang berasal dari mikroba yang terkontaminasi selama penanganan dan penyimpanan(Naibaho,1996).

(27)

23

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

3.1.1 Penentuan Kadar ALB Inti Sawit

 Gelas ukur 100 ml

 Buret digital

 Hotplate

3.1.2 Penentuan Kadar Air Inti Sawit

 Alat Penggiling inti

 Oven

 Neraca analitik

 Spatula

 Cawan petri

 Desikator

3.2 Bahan

3.2.1 Penentuan Kadar ALB Inti Sawit

 Alkohol 95%

 Indicator PP 1%

 KOH

 N-heksan

Larutan titar terdiri dari :

 Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 N

 Larutan 4 gram Natrium Hidroksida (NaOH) dalam 1 liter aquadest

 Larutan kalium hidroksida (KOH) 0,1 N

 Larutkan 5,6 gram Kalium Hidroksida (KOH) dalam 1 liter aquadest

 Larutan Natrium Hidroksida (Naoh) 0,25 N

 Larutkan 10 gram Natrium Hidroksida (NaOH) dalam 1 liter aquadest 3.2.2 Penentuan Kadar Air Inti Sawit

Inti sawit

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Penentuan Kadar ALB Inti Sawit

(28)

23

Persiapan contoh :

 Standarisasi NaOH 0,1 N/KOH 0,1 N/NaOH 0,25 N dengan menggunakan Kalium Hidrogen Ptalate dengan rumus COOHC6H4COOK

 Keringkan Kalium Hidrogen Ptalate dalam oven pada suhu sekitar 1200C selama 2 jam,kemudian masukkan kedalam desikator,diamkan sampai dingin

 Timbang teliti 0,4 ±0,02 gram Kalium Hidrogen Ptalate untuk NaOH 0,1 N dan KOH 0,1 N atau 1,0 gram untuk NaOH 0,025 N kedalam erlenmeyer 250 ml,tambahkan 50 ml aquades dan beberapa tetes larutan indikator PP 1%

 Panaskan diatas hot plate sambil digoyang-goyang sampai larut semua titrasi dengan larutan titar hingga timbul warna merah muda(merah jambu) yang stabil.

Prosedur Analisa ;

Gunakan contoh uji hasil ekstraksi inti sawit (penentuan kadar minyak) yang sudah diketahui beratnya .

 Tambahkan 15 ml n-heksan

 Tambahkan 50 ml etanol 90%

 Panaskan diatas hot plate

 Tambahkan 3 tetes indikator PP dan titar dengan larutan standar KOH 0,1 N hingga wana merah muda stabil

 Hitung kadar asam lemak bebas dalam contoh

Perhitungan

Kadar asam lemak bebas (%)=

V=volume larutan titar yang digunakan (ml) N=normalitas larutan titar

W=berat contoh uji(g)

200=Bek (berat ekuivalen) Asam Laurat 3.3.2 Penentuan Kadar Air Inti Sawit Prosedur analisa :

 Giling contoh uji didalam penggiling mekanis

 Timbanglah dengan teliti ± 10 gram hasil gilingan dengan ketelitian 0,001 gram kedalam wadah yang sudah diketahui berat kosongnya.Masukkan wadah dengan contoh uji tersebut kedalam desikator hingga suhu inti sawit mencapai suhu ruang,kemudian timbang.

(29)

23

 Panaskan dalam oven selama 1030C ± 20C selama 3 jam,kemudian segera masukkan deskator,dinginkan selama 15 menit,lalu timbang

 Ulangi pemanasan dalam oven selama 30 menit,pendingin dalam desikator dan penimbangan beberapa kali sampai selisih berat antara 2 pertimbangan berturut-turut tidak melebihi 0,025 dari berat berat contoh uji.

Perhitungan

Kadar Air(%)=( ) ( )( ) ×100%

W=berat wadah (g)

W1=berat wadah dengan contoh (g)

W2=berat wadah dengan contoh uji setelah didinginkan (g).

(30)

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Dari hasil analisis yang dilakukan di Laboratorium Kantor Pusat PTPN IV Medan diperoleh data dari hasil analisis kadar air dan asam lemak bebas (ALB) dari inti sawit seperti ditunjukkan pada table sebagai berikut:

4.1 Data Analisis Kadar Air dan Kadar ALB

NO UNIT PKS KADAR AIR(%)) KADAR ALB(%)

1 ADOLINA 3,57% 1,73%

2 PABATU 5,70% 1,88%

3 BAHJAMBI 5,32% 1,99%

4 DOLOK SINUMBAH 6,13% 2,01%

4.2 Perhitungan

4.2.1 Penentuan Kadar Air

%Kadar Air=( ) ( )

×100%

=( ) (

×100%

=

×100%

=5,70%

Dilakukan perhitangan yang sama untuk kadar yang lain.

4.2.2 Penentuan Kadar ALB

%ALB= ( )

×100%

=

×100%

= ×100%

=1,73%

Dilakukan perhitungan yang sama untuk kadar ALB yang lain.

(31)

24

4.3 Pembahasan

Berdasarkan penentuan mutu inti sawitdengan analisis kadar air dan kadar ALB,PTPN IV Medan menggunakan metode gravimetric untuk analisis kadar air dan metode titrasi alkalimetri untuk analisis kadar ALB.Dari hasil percobaan yang dilakukan,maka kadar air dan kadar ALByang terkandung dalam inti sawit dari PKS PTPN IV memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif tinggi dalam minyak inti sawit yaitu:

a. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu

b. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah c. Penumpukan buah terlalu lama

d. Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik

Menurut PTPN IV Medan,yang menyebabkan kadar air tinggi adalah waktu pengeringan kurang dari 12 jam.Standar Nasional Indonesia (SNI) pada mutu inti sawit produksi PTPN IV Medan untuk kadar air maskimal 7% dan kadar ALB maskimal 2%.Setelah dilakukan analisis mutu di PTPN IV Medan diperoleh kadar air dan kadar ALB yang terkandung dalam inti sawit yang dikirim dari PKS PTPN IV Medan telah memenuhi standar inti sawit yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).

(32)

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan kadar air dan kadar ALB dalam inti sawit yang diproduksi di PTPN IV Medan tersebut masih memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapka Standar Nasional Indonesia (SNI).

5.2 Saran

Sebaiknya analisis kadar air dan kadar ALB minyak inti sawit dilakukan secara rutin sebagai dasar untuk memberikan masukan kepada perbaikan proses pengolahan minyak inti sawit sehingga dihasilkan minyak inti sawit dengan mutu yang sesuai dengan standar perusahaan dilingkungan PT.Perkebunan Nusantara IV Medan serta mempertahankan mutu inti sawit produksi sehingga bermutu baik dan

tetap memenuhi Standar Nasional Indonesai (SNI).

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Andoko,A., 2013. Berkebun Kelapa Sawit Si Emas Cair. Jakarta:Agro Media Pustaka

Fauzi,Y.,Widyastuti,Y.E.,Satyawibawa,I., dan Paeru, H.R. (2012).Kelapa Sawit.Cetakan ke-1. Jakarta: Penebar Swadaya

Ketaren,S.2005.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta:UI-Press Mangoensoekardjo,S.Semangun,H.2003.Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Naibaho,P.1996.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Medan:Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Pahan,I.2006.Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajeman Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.Jakarta: Penebar Swadaya

Poedjiadi,A.1994.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia.

Risza,S.1994.Kelapa Sawit.Upaya Peningkatan Produktivitas.Yogyakarta : Penerbit Kansius

Risza,S.2001.Kelapa Sawit:Upaya Peningkatan Produktivitas.Yogyakarta:Penerbit Kansius.

Sastrosayono,I.2003.Budidaya Kelapa Sawit.Jakarta:Agromedia Pustaka

Setyamidjaja,D.2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya Panen Dan Pengolahan.Edisi Revisi.

Yogyakarta:Penerbit Kansius.

Sibuea,P.2014.Minyak Kelapa Sawit Teknologi & Manfaatnya Untuk Pangan Nutrasetikal.Penerbit Erlangga.Jakarta.

Sunarko. (2009).Budidaya Dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan Cetakan Ke-1.Jakarta:Gramedia Pustaka.

Tambun,R.2006.Teknologi Oleokimia.Medan:USU-Press.

Tim Penulis PS.1997.Kelapa Sawit.Jakarta:Penebar Swadaya.

(34)

Tim Penulis PS.1997.Kelapa Sawit Usaha Budidaya Panen Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran.Jakarta : Penebar Swadaya.

Referensi

Dokumen terkait

WONG PING FOO KLINIK KESIHATAN CHERAS BARU, JALAN 16, KAMPUNG CHERAS BARUOFF JALAN KUARI, 59200 KUALA LUMPUR.

JUDUL : UGM DAN PHAPROS PRODUKSI PENYEDOT HIDROSEFALUS. MEDIA

PERUMAHAAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Jalan Aghatis Telp. Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Direktur/Direktris atau yang mewakili untuk melakukan konfirmasi

Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi (Memberi Ulos) Pada Siklus Kehidupan Masyarakat Pengururan Kabupaten Samosir .(Skripsi).. Fakultas Ilmu Sosial Universitas

nama orang pada masyarakat Batak Toba di kecamatan Balige dilakukan dengan. cara adat istiadat (proses) berupa upacara penyambutan sampai kelahiran

Membawa dokumen kontrak dan berita acara serah terima pekerjaan (FHO) ASLI / LEGALISIR sesuai daftar pengalaman perusahaan (Yang Di Upload Pada Tabel Kualifikasi)..

Jalan Kolonel H. Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Direktur/Direktris atau yang mewakili untuk melakukan konfirmasi Administrasi, Alat dan Personil Inti, serta

yang diprediksi adalah suku bunga Bank Indonesia, data historis yang digunakan sebagai data uji dan data latih diambil dari website www.bi.go.id , suku bunga yang diprediksi