• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BEBAN KERJA TERHADAP IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD BALARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN BEBAN KERJA TERHADAP IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD BALARAJA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BEBAN KERJA TERHADAP IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT

INAP RSUD BALARAJA

Nining Sriningsih, Reni Agustyaningsih RSUD Kabupaten Tangerang

Mahasiswa Program Studi SI Keperawatan STIKesYatsi Tangerang sriningsihnining373@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Keselamatan pasien telah menjadi prioritas utama untuk pelayanan kesehatan seluruh dunia. Pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini mengalami trend diantaranya adalah keselamatan pasien. Keselamatan pasien ada kaitannya dengan beban kerja yang berlebihan sehingga dapat berdampak pada tenaga kesehatan khususnya perawat.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety pada perawat di ruang rawat inap RSUD Balaraja.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah perawat di ruang rawat inap sebanyak 57 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuesioner. Analisa data yang digunakan analisa univariat dan bivariat.

Hasil Penelitian : Ada hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety dengan hasil p value 0,002 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety pada perawat.

Kesimpulan : Ada hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety. Semakin berlebihan beban yang diberikan kepada perawat maka semakin sulit perawat tersebut melaksanakan tindakan keselamatan dan menyebabkan tindakan tidak aman yang dapat membahayakan pasien.

Kata kunci : Beban Kerja, Implementasi, Pasien Safety

ABSTRACT

Background : Patient safety has become a top priority for health services worlwide. Hospital helath services are currently experiencing a trend such as patient safety. The implementation of patient safety carried out by nurses depends on the nurse in. Patient safety has to do with excessive impact on health workers, especially nurses.

Research Objectives : To find out the workload on the implementation of patient safety in nurses in the Balaraja Hospital.

Research Methods : This research uses descriptive correlation using cross sectional approach.

The population was 57 nurses in the inpatient room. The sampling technique in this study using total sampling. The instrument used was a questionnaise sheet. Analysis of the data usen univariate and bivariate analysis. The Results Of Stude : There is a relationship of workload on the implementation of patient safety with the results of p value 0,002 < 0,05 it can be concluded that there is a lationship of workload on the implementation of patient safety in nurses.

Conclusion : There is relationship between workload and patient safety implementation. The more burdens placed on nurses, the more sifficult nurses carry out safety easures and cause unsafe actions that can endanger patients.

Keywords : Workload, Patient Safety Implementation

(2)

PENDAHULUAN

Memberikan mutu pelayanan kesehatan yang optimal, Rumah Sakit memerlukan tenaga-tenaga kesehatan yang produktif dalam bekerja. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter, perawat, bidan, apoteker, fisioterapi dan tenaga kesehatan lainnya (Fatimah, 2012).

Berdasarkan laporan insiden keselamatan pasien (IKP) di Inggris yang dilaporkan pada National Reporting and Learning System (NRLS) (2015), bahwa dalam enam bulan terakhir terlapor 825.416 insiden. Dari laporan tersebut, 0,22% insiden menyebabkan kematian (NHS England, 2015), sedangkan National Patient Agency (2017), telah melaporkan angka kejadian IKP di Inggris (2016), sebanyak 1.879.822 insiden, dari negara Malaysia pada tahun 2013 melaporkan sebanyak 2.769 insiden dan Indonesia dalam rentant waktu tahun 2006-2011, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPS) melaporkan sebanyak 877 insiden (RSUDZA, 2017). Pelaporan IKP menjadi hal penting dalam perbaikan mutu pelayanan, sebab dapat digunakan sebagai koreksi bagi organisasi untuk memperbaiki sistem pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Melalui program pengabdian ini, dilakukan pendekatan Probelm Solving For Better Nursing Service (PSBNS) dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan.

Beban kerja terdiri dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing memiliki elemen yang berbeda terdiri dari banyaknya pekerjaan, beragamnya tindakan, obsevasi terus menerus, tanggung jawab, dan tuntutan keluarga pasien dan pimpinan rumah sakit (Mediawati, 2012). Beban kerja yang terlalu berat akan menyebabkan seorang perawat stress, dampak buruk yang ditimbulkan yaitu dapat mengganggu interaksi sosialnya, baik itu dengan rekan kerja, dokter dan pasien. Efektivitas kerja dapat pula menjadi terganggu, karena pada umumnya apabila seseorang mengalami stress, maka akan terjadi gangguan psikologis maupun keadaan fisikologisnya (Anil JC, 2010).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Balaraja menurut wawancara kebagian mutu pada program keselamatan pasien sudah diterapkan, akan tetapi menurut observasi peneliti masih terdapat beberapa perawat yang belum melaksanakan program keselamatan pasien. Dari data PMKP RSU Kabupaten Tangerang tahun 2018 didapatkan 10 insiden dan pada tahun 2019 didapatkan 5 insiden meliputi KTD, KNC, KPC, dan KTC. Hasil wawancara beban kerja masing-masing perawat memiliki beban yang hampir sama yaitu melakukan pelayanan asuhan keperawatan, mencakup diagnosa dan tindakan keperawatan seperti pencatatan, pelaporan dan dokumentasi pada pasien.

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian mengenai hubungan beban kerja perawat dengan implementasi patient safety peneliti menggunakan desain penelitian korelasi deskriptif (descriptive corelational) dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dan dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini pengumpulan data dengan cara memberikan kuesioner kepada responden dalam satu waktu secara bersamaan.

HASIL PENELITIAN

Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, dan Masa Kerja

Berdasarkan hasil dari karakteristik usia diketahui bahwa dari 57 responden sebagian besar ber usia ≤ 40 tahun sebanyak 49 responden (86,0%) dan >40 tahun sebanyak 8 responden (14,0%).

Berdasarkan hasil dari karakteristik jenis kelamin menunjukan bahwa sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 responden (64,9%) dan jenis kelamin laki laki sebanyak 20 responden (35,1%). Berdasarkan hasil dari karakteristik pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar yang berpendidikan D3 sebanyak 49 responden (86,0%) dan S1 (Ners) berjumlah 8 responden (14,0%). Berdasarkan hasil dari masa kerja menunjukkan bahwa sebagian besar ≤10 tahun sebanyak 39 responden (68,4) dan >10 tahun sebanyak 18 responden (18%).

Analisa Bivariat

Tabel 1.1 . Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja Beban

Kerja

Frekuensi Presentase (%)

Ringan 39 68,4

Berat 18 31,6

Total 57 100

(4)

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui hasil sebagian besar responden memiliki beban kerja ringan yaitu sebanyak 39 orang (68,4%) dan responden memiliki beban kerja berat sebanyak 18 orang(31,6%).

Tabel 1.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Pasien Safety Pasien Safety Frekuensi Presentase

(%)

Dilaksanakan 37 64,9

Tidak

Dilaksanakan

20 45,1

Total 57 100

Sebagian besar responden memiliki implementasi patient safety dilaksanakan sebanyak 37 orang (64,9%) dan responden yang tidak melaksanakan implementasi patient safety sebanyak 20 orang (35,1%).

Analisa Bivariat

Tabel 1.3. Crostabulation Hubungan Beban Kerja Terhadap Implementasi

Patient Safety

Beban Kerja

Perilaku seksual pranikah

Total

OR (95% CI)

P Value Dilaksanak

an

Tidak Dilaksanakan

N % N % N %

7.750 (2.219-27,071) 0.002 Ringan 31 79,5% 8 20,5% 39 100%

Berat 6 33,3% 12 66,7% 18 100%

Total 37 64,9% 20 35,1% 57 100%

Berdasarkan tabel 1.3 mayoritas beban kerja ringan responden dengan kategori dilaksanakan sebanyak 31 orang (79,5%) dan beban kerja berat responden dengan kategori tidak dilaksanakan sebanyak 8 orang (20,5%), sedangkan mayoritas beban kerja ringan dengan tidak dilaksanakan sebanyak 8 orang (20,5%) dan beban kerja berat

(5)

dengan tidak dilaksanakan sebanyak 12 orang (66,7%). Dengan nilai OR (95% CI) yaitu 7.750 (2.219-27.071).

Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh hasil secara statistik bahwa nilai signifikasinya adalah 0,002 (0,002 < 0,05) artinya ada hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety pada perawat di ruang rawat RSUD Balaraja Tahun 2019.

Tabel 1.4

Koefisien Correlations

Tabel 1.5

Nilai Interprestasi koefisien korelasi

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan

±0,00-0,199 Korelasi sangat

rendah

±0,20-0,399 Korelasi sedang

±0,40-0,599 Korelasi cukup

±0,60-0,799 Korelasi kuat

±0,80-1,00 Korelasi sangat

kuat

Dari hasil statistik menggunakan person correlations maka didapatkan hasul p-value 0,94 untuk hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety. Pada tabel 1.5. dimana hasil tersebut jika dilihat dari hubungan keeratan yang di kemukakan oleh Sugiyono (2012) dari tabel 51.5. diatas maka di dapatkan hasil bahwa keeratan hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety di ruang rawat inap RSUD Balaraja adalah sangat kuat.

Correlations

Beban Kerja Patient Safety

Beban Kerja Pearson Correlation 1 ,094

Sig. (2-tailed) ,487

N 57 57

Pasien Safety Pearson Correlation ,094 1

Sig. (2-tailed) ,487

N 57 57

(6)

PEMBAHASAN

1. Demografi Responden Usia

Demografi responden dilihat dari tabel berdasarkan kelompok usia responden yang berusia ≤40 tahun sebanyak 49 responden (86,0%%) dan usia >40 tahun sebanyak 8 responden (14,0%). Berdasarkan hasil penelitian Dwi Retnaningsih (2016) bahwa distribusi responden berdasarkan kelompok umur responden adalah 20-30 yaitu sebanyak 78 responden (50,3%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar usia ≤40 tahun sebanyak 49 responden (86,0%) karena usia ≤40 tahun puncak dari kondisi fisik dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinnya (Robbins, 2008) usia tersebut memungkinkan adanya pemikiran yang terbaik dan penilaian yang tepat bagi perawat dalam pelaksanan keselamatan pasien (Sopiah, 2009). Menurut pendapat peneliti bahwa usia ≤40 tahun usia yang produktif untuk bekerja, usia tersebut adalah usia yang matang dalam proses berfikir. Semakin bertambahnya usia, maka akan bertambah pula pengalaman yang didapatkan, dan pelaksanaan keselamatan pasien akan lebih baik. Umur individu juga mempengaruhi kondisi, fisik, mental dan kemampuan dan cenderung absensi. Sebaliknya karyawan yang umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang tepat bekerja ulet dan mempunyai tanggung jawab lebih besar (Lombagia, Rottie, & Karundeng, 2016).

2. Analisa Analisa Univariat Gambaran Perawat Berdasarkan Beban Kerja

Mayoritas beban kerja responden dengan kategori ringan sebanyak 39 responden (68,4%) dan beban kerja reponden dengan kategori berat sebanyak 18 responden (31,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Yunita, (2015) dari 57 responden yang mengalami beban kerja ringan dengan penerapan keselamatan pasien sebanyak 33 responden (57,9%). Sehingga dapat disimpulkan beban kerja perawat di RSUD Balaraja kategori beban kerja ringan sebanyak 39 responden (68,4%) tetapi masih ada yang beban kerja kategori berat hal ini mengatakan sebanyak 18 responden (31,6%).

Sehingga didapat beban kerja terhadap implementasi pasien safety.

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Dengan demikian beban kerja yang harus ditanggung oleh perawat tergantung pada tugas

(7)

perawat dalam suatu unit pelayanan keperawatan (Shoker, 2008). Beban kerja perawat terjadi pada jangka waktu tertentu, sehingga terkadang bebannya sangat ringan dan saat-saat lain bebannya bisa berlebihan (Ilyas, 2004 dalam Titok, 2013).

3 Hasil Analisa Univariat Gambaran Perawat Berdasarkan Implementasi Pasien Safety

Berdasarkan tabel 5.3. diketahui bahwa dari 57 responden yang melaksanakan pasien safety sebanyak 37 responden (64,9%) dan yang tidak melaksanakan pasien safety sebanyak 20 responden (35,1%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Dwi Retnaningsih (2016) dari 155 responden dengan implementasi pasien safety dalam kategori baik yaitu 61 responden (39,4%). Sehingga dapat disimpulkan masih ada yang belum melaksanakan pasien safety.

Salah satu tujuan penting dari penerapan keselamatan pasien di rumah sakit adalah mencegah dan mengurangi Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah suatu kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien. Dihubungkan dengan teori-teori yang menjelaskan terjadinya IKP cukup banyak aspek yang harus diperhatikan dalam implementasi pasien di rumah sakit adalah mendesain pekerjaan dengan memperhatikan faktor manusia. Ini berarti dalam penatannya, memperhitungkan jam kerja dan beban kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, siklus tidur dll (Munandar. 2009).

Hasil Analisa Bivariat

Hubungan Beban Kerja Terhadap Implementasi Patient Safety Di Ruang Rawat Inap RSUD Balaraja

Berdasarkan hasil uji chi-square mengenai Hubungan beban kerja Terhadap Implementasi Patient Safety Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Balaraja. 57 usia responden lebih banyak yang berusia ≤40 tahun sebanyak 49 responden (86,0%) dan yang berusia >40 tahun sebanyak 8 responden (14,0%). Rata responden berjenis kelamin di dominasi oleh laki laki sebanyak 20 responden (35,1%) sedangkan perempuan 35 responden (64,9%).

Berdasarkan tabel 5.2. mayoritas beban kerja ringan responden dengan kategori dilaksanakan sebanyak 31 orang (79,5%) dan beban kerja berat responden dengan kategori tidak dilaksanakan sebanyak 8 orang (20,5%), sedangkan mayoritas beban

(8)

kerja ringan dengan tidak dilaksanakan sebanyak 8 orang (20,5%) dan beban kerja berat dengan tidak dilaksanakan sebanyak 12 orang (66,7%).

Berdasarkan hasil uji Chi-square bahwa p-value diperoleh hasil secara statistik bahwa nilai signifikasinya adalah 0,002 (0,002 < 0,05) artinya ada hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety pada perawat di ruang rawat inap RSUD Balaraja Tahun 2019. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dwi Retnaningsih dkk di STIKES Widya Husada Semarang dengan p=value 0,009 maka apabila p value < 0,05 Ha diterima H0 ditolak

Berdasarkan hasil uji korelasi dapat diketahui hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety sebesar 0,94 yaitu memilki hubungan yang sangat kuat.

Adapun nilai OR yang didaptkan = 7.750 (95% CI = 2.219-27.071). Sehingga terdapat hubungan yang signifikan, dengan beban kerja yang ringan berpeluang delapan kali dapat melakukan implementasi patient safety dibandingkan dengan beban kerja yang berat.

KESIMPULAN

Sebagian besar responden berusia ≤40 tahun sebanyak 49 perawat, berjenis kelamin perempuan 35 perawat, berpendidikan D3 49 perawat, dan memilki masa kerja

≤10 tahun sebanyak 39 perawat. Sebagian besar responden diketahui yang beban kerja ringan sebanyak 39 perawat. Sebagian besar responden diketahui yang melaksanakan implementasi patient safety sebanyak 37 perawat.

Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety pada perawat dengan hasil p-value 0.002 dengan nilai OR = 7,750. (95% CI

= 2.219-27.071). Sehingga terdapat hubungan yang signifikan, dengan beban kerja yang ringan berpeluang delapan kali dapat melakukan implementasi patient safety dibandingkan dengan beban kerja yang berat.

DAFTAR PUSTAKA

Anil, JC. (2010). Hubungan beban kerja perawat dengan stres kerja di instalasi rawat inap RSU Islam. Surakata: Universitas Muhammadiyah Suarakarta.

(9)

Dwi., Retnaningsih. (2016). Beban Kerja Perawat Terhadap Implementasi Pasien Safety Di Ruang Rawat Inap. Jurnal keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing). Volume 11 Nomer 1.

Fatimah, I (2012). Hubungan pengetahuan, motivasi dan supervisi dengan kinerja perawat dalam melaksanakan patient safety di RSUD Lambuang Baji.

Makasar: Universitas. Hasanudin.

Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia.

Lombagio, A., Rottie, J., & Karundeng, M. (2016). Hubungan Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO, Volume 4 Nomor 2.

Mediawati, Christine. (2012). Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Kebutuhan Tenaga Perawat. Universitas Indonesia.

Munandar. 2009. Stress dan Keselamatan Kerja. Jakarta: UI.

National Patient Safety Agency. 2006. Manchester Patient Safety Framework (MaPSAF) – Acute. Diakses pada 13 Januari 2017, dari: . http://www.nrls.npsa.nhs.uk/resources/?EntryId45=59796

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Robbins, S. 2008. Perilaku Organisasi, Jilid I dan II, alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaja.

Jakarta: Prenhallindo.

RSUDZA, 2017. Pentingnya pelaporan insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit.

Aceh: RSUDZA.

Shocker. 2008. Patient care standart: nursing process diagnosis, alih bahasa Yasmin et al, Jakarta: EGC

Sopiah. (2009). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

(10)

Yunita Aulia (2015) Pengaruh beban kerja terhadap tingkat stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Pelni Petamburan Tahun 2015. Universitas Esa Unggul. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari hasil SEM – EDX dapat dianalisa baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dari data yang diperoleh dapat diketahui jenis atau unsur-unsur

Upaya guru dalam mengembangkan potensi nilai moral peserta didik di kelas I MI. Irsyaduth Thullab Tedunan dan MI. Mabda’ul Huda Kedungkarang dengan melalui metode observasi,

Data uji coba tes kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh dari uji coba tes kemampuan berpikir kritis matematis yang terdiri dari 6 soal pada siswa di luar

N-heksan merupakan pelarut yang inert, sehingga hanya bisa mengekstrak minyak, sedangkan pelarut etanol merupakan pelarut polar yang dapat mengekstrak senyawa resin,

Target program PKM ini adalah sekelompok orang yang produktif secara ekonomi (usaha kecil). Program ini bertujuan untuk mengembangkan komunitas yang mandiri secara

Pada penelitian ini, diawali dengan pra eksperimen berupa pembuatan desain halter neck macramé, dilanjutkan dengan membuat beberapa simpul macramé, sesuai desain

perlindungan hukum terhadap pasien rawat inap sebagai konsumen. Pendekatan secara sosiologis merupakan pendekatan yang bertujuan. untuk melihat bagaimana proses

The qmail-local program is also simple; its task is to read an email from standard input and deliver it to the specified local user, using the procedures detailed in that user's