PERAKARAN POHON
Fungsi utama akar bagi pohon :
~ Pengambilan air dan hara dari tanah.
~ Tempat berjangkarnya pohon agar tetap tegak berdiri.
~ Penyimpanan makanan.
Bentuk perakaran tergantung pada keadaan tanah dan sifat jenis pohon, serta sifat yang merupakan hasil adaptasi dengan tempat tumbuh.
Sebagai contoh :
Pada daerah kering biasanya dijumpai jenis berakar dalam.
Pada daerah rawa akan
dijumpai jenis berakar nafas.
Contoh lain : Adanya jenis akar gantung, tunjang, lutut, dan
banir Semua hasil penyesuaian diri.
1. Akar bermikorisa
Akar-akar Istimewa
2. Akar berbintil (nodule roots) Rhizobium sp.
Frankia sp.
3. Akar nafas
Akar antena : Avicennia marina
Akar jangkar : Rhizophora sp.
Akar lutut : Bruguiera sp.
4. Akar banir
KARAKTERISTIK PERAKARAN POHON
• Bervariasi besar di antara jenis, individu dalam jenis yang sama, dan bahkan di antara akar berbeda dalam satu individu pohon.
• Kesehatan dan vigoritas sistem perakaran sangat mendasari kesehatan dan vigoritas pohon secara keseluruhan.
• Idealnya, perlakuan silvikultur didasarkan pada karakteristik akar dan tajuk secara seimbang.
• Berkembang untuk membantu tanaman memanjat, contoh : tumbuhan menjalar.
• Membantu perkembangan modifikasi batang di dalam tanah, seperti umbi- umbian.
• Biasanya terdapat pada dikotil dan monokotil.
Adventi ous roots
• Terletak dekat dengan permukaan tanah.
• Menyimpan hujan sebelum turun masuk ke dalam tanah.
• Sering dijumpai tumbuh berdampingan dengan taproots : 2 tipe kombinasi akar
memaksimalkan efisiensi.
• Banyak ditemukan pada tanaman monokotil.
Fibrous roots
• Tampak besar dan gemuk.
• Tumbuh masuk ke dalam tanah untuk mencari makanan.
• Dapat menyimpan makanan,
khususnya pada tanaman tahunan selama periode dormansi.
• Terdapat pada tanaman dikotil.
Tap roots
Dalam sistem
perakaran pohon, dikenal :
1. Taproots 2. Lateral roots 3. Fibrous roots
4. Adventitious roots
Hasil penelitian pengaruh media dan kontiner terhadap pertumbuhan semai Eucalyptus sp.
menunjukkan perakaran yang bentuknya berbeda-beda
Area Perakaran
Fungsi dari :
Ukuran tajuk.
Kualitas tempat tumbuh.
Kerapatan tegakan.
Akar Lateral
Penyebaran lateral sistem perakaran biasanya 2-5 kali radius tajuk pohon.
Akar Lateral
Radius akar lateral makin
membesar pada tempat tumbuh yang jelek, dan pada kondisi yang lebih kering.
Perkembangan lateral akar pohon yang ekstensif berarti konsentrasi tertinggi akar-akar halus penyerap makanan
terdapat pada jarak tertentu dari batang pokok Hal ini penting terkait dengan proses pemupukan (penempatan pupuk
Kedalaman Akar
1. Sampai batas tertentu dipengaruhi oleh faktor genetis beberapa
jenis cenderung mempunyai akar dangkal, dan yang lain memproduksi akar tunggang yang dalam. Secara umum, jenis yang berbiji besar
serta kaya akan persediaan makanan seperti jenis Quercus dan Castanea memiliki akar tunggang panjang yang berkembang cepat
mencapai kedalaman tanah yang lebih dalam dan kemudian membantu secara nyata kelanjutan hidup pohon di areal yang cenderung kering.
2. Pertumbuhan awal (juvenile) perkembangan akar tunggang yang cepat ditandai dengan pertumbuhan pucuk yang agak lambat.
3. Pada tanaman dewasa, perkembangan akar lebih dipengaruhi faktor lingkungan tempat tumbuh, seperti tipe tanah, status hara, tingkat drainase tanah, dan tipe bahan organik.
4. Sebagai akibatnya, pada tanaman dewasa pencirian genus maupun jenis tanaman berakar dangkal atau dalam tidak dapat lagi dijamin.
DISTRIBUSI DAN BIOMASSA AKAR
1. Merupakan fungsi dari jenis, umur pohon, lingkungan dan unit ukuran.
2. Lingkungan: Ketersediaan unsur hara serta kelembaban yang tinggi mengakibatkan perkembangan akar halus (fibrous roots : diameter kurang dari 3 mm) cenderung terletak pada horizon atas Cenderung terjadi sistem perakaran yang lebih dangkal untuk semua jenis pohon.
3. Unit ukuran: tergantung pada apa yang dievaluasi :
panjang akar, biomassa akar ataukah luas permukaan akar Mis. : Panjang akar halus dapat mencapai 85-99% total
panjang akar, luas permukaannya mencapai 65-80% total luas permukaan, tetapi hanya 14-60% biomassa total.
• Kuantitas perakaran halus (diameter kurang dari 2 mm) pada tegakan konifer mencapai antara 2-3 kg setiap pohon, setara dengan 2,8 ton per acre (4.000 m²).
• Seluruh perakaran halus ini terletak
berdekatan dengan permukaan tanah, tempat terdapatnya humus dan hara.
Contoh : Tegakan P. glauca di Kanada, dan P. radiata di Australia
KECEPATAN DAN PERIODISITAS PERTUMBUHAN AKAR
• Pada masa perkecambahan, akar primer muncul dan memanjang lebih cepat menggunakan
persediaan energi dan hara dalam biji, selanjutnya melambat diikuti perkembangan akar lateral
dengan cepat, sampai melebih panjang akar utama.
• Pemanjangan maksimal akar harian 5-16 mm untuk konifer, 50 mm untuk daun terbuka.
• Pertumbuhan akar bersifat siklis, tidak kontinyu.
• Setelah 1 minggu terbentuk, akar menjadi berwarna coklat oleh terbentuknya lapisan gabus untuk
mencegah kehilangan air.
KECEPATAN DAN PERIODISITAS PERTUMBUHAN AKAR
• Periodisitas pertumbuhan akar dipengaruhi oleh aktivitas tajuk dan kondisi tanah.
• Dalam kondisi baik, sistem akar berkembang
sepanjang tahun, dan nampak tidak mempunyai masa dorman.
• Dua faktor pembatas pertumbuhan akar :
1. Rendahnya kelembaban tanah pada musim panas.
2. Rendahnya suhu tanah pada musim dingin.
Pola musimannya bi-mode, dengan aktivitas minimal pada pertengahan musim panas dan musim dingin
Zone of maturation
(zona pendewasaan) : akan
berkembang menjadi jaringan akar permanen yaitu
epidermis, korteks dan stele.
Meristematic zone (zona meristem apikal) : merupakan titik tumbuh yang menghasilkan sel-sel semua jaringan akar primer lain.
Zone of elongation (zona pemanjangan)
Tudung akar terdiri dari sel-sel parenkim berdinding tebal yang merupakan lapisan pelindung.
Akar-akar rambut terbentuk terus- menerus di belakang ujung akar, dan menjadi sangat penting dalam penyerapan air.
Faktor Lingkungan terhadap Perkembangan Akar
1. Suhu
• Suhu rendah menghambat pertumbuhan, metabolisme, dan
pendewasaan akar. Pada suhu rendah, air menjadi lebih pekat dan jaringan menjadi kurang permeabel.
• Aktivitas akar yang tidak efisien sebagai konsekuensi suhu tanah rendah biasanya menjadi sebab kegagalan suatu jenis tumbuh sesudah penanaman pada musim semi.
• Pada suhu tinggi kecepatan transpirasi yang naik mengurangi pertumbuhan akar.
• Mis. Pertumbuhan akar pada Pinus taeda 3,41 ± 0,24 mm pada suhu 20o C, dan menjadi 0,24 ± 0,34 mm pada suhu 35o C.
• Pada daerah dengan suhu panas tumbuhan menderita kekeringan dan stres air karena kecepatan transpirasi tinggi dan penyerapan air terbatas.
2. Oksigen
• Tingkat aerasi tanah penting karena pada saat
konsentrasi O2 minimal, akar semua pohon mulai bernafas secara anaerob.
• Respirasi anaerob menghasilkan toksin seperti karbon dioksida, asam laktat dan ethanol, serta penghentian pertumbuhan akar dan kematian akar.
• Beberapa perkecualian: jenis swamp cypress (Taxodium distichum), river red gum (Eucalyptus camaldulensis), dan juga redwood (Sequoia sempervirens) mampu
tumbuh kontinyu pada kondisi tanah anaerob/tergenang selama paling sedikit beberapa minggu.
2. Kesuburan
• Perkembangan perakaran berhubungan erat dengan kesuburan tanah.
• Semakin subur tanah, perkembangan akar semakin besar dalam hal massa per unit volume, dan juga semakin
tinggi penetrasi akar.
• Dampak nutrisi terhadap perkembangan akar terlihat
dalam perkembangan optimal perakaran di lapisan atas, lapisan tanah paling subur, dan juga dalam peningkatan perkembangan akar di sekitar penempatan pupuk dalam profil tanah.
• Pemberian pupuk cenderung mendorong perkembangan perakaran dangkal, dan sering disertai oleh berkurangnya kedalaman akar.
2. Kesuburan
• Pertumbuhan akar dihalangi oleh tanah padat karena hambatan fisik langsung aerasi lebih rendah dan kurang perlokasi air.
• Tanah padas juga membatasi pertumbuhan akar dengan menghalangi penetrasi akar akar berkembang di atas rintangan.
• Perintangan pertumbuhan akar menyebabkan sistem
perakaran dangkal dengan konsekuensi potensial pohon ditumbangkan angin.
• Tanah biasanya tidak seragam kepadatannya, dan
penetrasi maupun perkembangan akar terjadi pada areal yang kurang padat dan yang mempunyai resistensi kurang.
Penggolongan Jenis Pohon berdasarkan Sistem Perakaran (COSTER)
Kelompok dengan akar tunggang dalam dan akar cabang
banyak :
Paraserianthes falcataria
Leucaena
leucochephala
Cassia seamea
Acacia villosa
Melia azedarach
Lagerstroemia speciosa
Eucalyptus alba
Kelompok dengan akar tunggang dalam dan sedikit akar cabang :
– Tamarindus indicus – Cassia fistula
– Dalbergia latifolia – Pterocarpus indicus – Swietinia macrophylla – Tectona grandis
– Gluta renghas
– Schleichera oleosa
Penggolongan Jenis Pohon berdasarkan
Ketahanan Akar terhadap Kekurangan Oksigen (LPH Bogor)
0-10 hr Tectona grandis, Peronema canescens 10-20 hr Santalum album, Ochroma lagopus 20-30 hr Leucena glauca, Tristania confarta 30-40 hr Cassia fistula, Flemingia spp.
40-50 hr Pinus merkusii, Pterocarpus indicus
50-60 hr Schleichera oleosa, Paraserianthes falcataria 60-70 hr Coffea spp., Albizzia lebbeck
70-80 hr Swietenia spp., Dalbergia latifolia 90-100 hr Casuarina equisetifolia
100-180 hr Intsia bijuga
180-190 hr Samanea saman s/d 300 hr Gluta renghas