75
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sekilas Tentang Film PK
Gambar 4.1 Poster Film PK
Sumber: https://www.imdb.com
Film PK (Peekay) adalah film yang berasal dari India karya sutradara Rajkumar Hirani dan diproduseri oleh Vinod Chopra dan Rajkumar Hirani Film.
PK rilis pada tanggal 19 Desember 2014. Rajkumar Hirani atau yang akrab dipanggil Raju bekerjasama dalam melakukan penulisan naskah dengan Abhijat Joshi. Film ini menjadi salah satu film India terlaris sepanjang masa (2014-2015), dan menjadi film India pertama yang mendapatkan penghasilan sekitar $100 million di seluruh dunia, serta banyak mendapat penghargaan. Pemeran utama dalam film ini adalah Aamir Khan yang berperan sebagai PK, tokoh yang digambarkan sebagai orang yang mencari tahu bahwa adanya keberagaman tentang agama di India, dan Anushka Sharma memerankan karakter wanita yang bernama Jaggu, seorang juranlis yang pantang menyerah dalam mencari berita.
76
Film ini merupakan film yang berani menanggapi permasalahan tentang kepercayaan, khususnya di India. Meskipun demikian, film ini tidak menampilkan konflik atau kekerasan yang terjadi akibat perbedaan agama yang ada. Film ini hanya menampilkan bagaimana keberagaman atau pluralitas terjadi pada elemen agama yang meliputi kepercayaan atau keyakinan, simbol-simbol agama, dan ritual yang dijalankan setiap agama. Film ini tidak menunjukan kepada khalayak agama manakah yang paling benar, namun hanya memperlihatkan bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhan yang diyakininya.
4.1.2 Sinopsis Film PK
Film PK memiliki genre drama komedi yang menceritakan tentang seorang makhluk ruang angkasa yaitu PK (Peekay) yang turun ke bumi tepatnya daerah Rajasthan, India. Peekay turun ke bumi menggunakan pesawat ruang angkasanya, dia memiliki penampilan sama seperti manusia hanya saja tidak mengenakan pakain untuk menutupi tubuhnya, dia membawa kalung dengan bentuk liontin lingkaran yang cukup besar dan dikenakan dilehernya, liontin tersebut digunakan sebagai remote control untuk pesawatnya.
Pertama kali tiba di bumi Peekay terlihat kebingungan, karena tujuannya turun ke bumi adalah untuk meneleti apakah ada kehidupan di planet ini. Tidak lama kemudian Peekay bertemu dengan seorang pria bumi, dia merasa senang karena ada orang yang mirip dengannya namun perbedaanya dia menggunakan pakaian. Tidak lama pria tersebut mengambil liontin miliknya dan pergi begitu saja mengejar kereta pasir dan menaikinya, Peekay hampir meraih pria itu, namun dia hanya mendapatkan radio yang di bawa pria tersebut, setelah itu Peekay kebingungan dan berpikir bagaimana caranya dia bisa pulang.
77
Sedangkan di sisi lain, kisah seorang wanita yang jatuh cinta dengan pria berbeda agama dikisahkan. Wanita bernama Jaggu dengan kepercayaan agama Hindu dan Sarfaraz pria dengan kepercayaan agama Islam. Kisah cinta mereka tidak berujung baik karena orang tua Jaggu tidak merestui hubungan beda agama yang dilakukan oleh anaknya.
Kembali kepada cerita Peekay, setelah kejadian tersebut dia mencoba untuk memahami berbagai hal yang ada di bumi, mulai dari cara berpakaian, cara menggunakan uang untuk mendapatkan makanan, serta bagaimana berbicara seperti manusia pada umumnya. Proses Peekay mengetahui bagaimana cara berbicara dimulai pada saat dia tertabrak mobil dari rombongan pemain musik yang diketuai oleh Bhairon. Peekay dapat memahami bahasa dari memagang tangan manusia, setelah dia memahami bahasa manusia, dia mulai pergi mencari keberadaan sang pencuri liontin tersebut dan akhirnya dia pergi ke New Delhi.
Pada saat ia tiba di New Delhi, dia bertanya kepada polisi untuk menemukan pencuri tersebut, karena tempat kehilangan liontin tersebut jauh dari New Delhi polisi itu kemudian mengatakan bahwa “polisi adalah manusia bukan Tuhan” setelah mendengar kalimat itu Peekay mulai kebingungan, lalu dia bertanya kepada orang-orang dan banyak orang yang mengatakan minta bantuanlah kepada Tuhan. Hingga akhirnya Peekay merubah tujuannya untuk mencari liontin dengan mengutamakan mencari Tuhan dengan harapan liontinnya akan ditemukan.
Setelah mendengar banyak perkataan orang untuk meminta bantuan kepada Tuhan, Peekay mencoba untuk memahami berbagai macam agama yang dilihat dan diberitahu orang-orang kepadanya, untuk mendapatkan jawaban dari
78
masalahnya ia mencoba untuk menganut berbagai macam agama yang ada di India, seperti agama Hindu, Islam, Kristen, Sikh, dan Jain.
Banyaknya pertanyaan yang diungkapkan Peekay kepada orang-orang mengenai Tuhan membuatnya dipanggil “Peekay” dalam bahasa India memiliki arti “pemabuk”, karena dia baru mengetahui beberapa kepercayaan terhadap Tuhan, membuat dia mempertanyakan Tuhan mana yang harus diyakini dalam diri untuk mendapatkan jawaban dari setiap masalah, karena setiap agama memiliki caranya masing-masing dalam menjalani kehidupan.
Film ini mencoba untuk memberitahu kepada khalayak bahwa agama itu beragam, dan keyakinan terhadap agama tidak dapat dipaksakan, karena untuk percaya terhadap ajaran Tuhan dari setiap agama yang ada, diperlukan keyakinan penuh dalam hati, karena setiap agama menuntun kepada kebaikan.
4.1.3 Profil Sutradara dan Pemeran Utama Film PK 1. Rajkumar Hirani (Sutradara)
Gambar 4.2 Rajkumar Hirani
Sumber: www.masala.com
Sutradara film PK “Peekay” yang bernama Rajkumar Hirani atau biasa dipanggil Raju Hirani lahir pada tanggal 20 November 1962 di Nagpur, Maharashtra, India. Ia berasal dari keluarga beragama Sindhi (salah satu suku yang termasuk agama Hindu). Raju belajar di SMA St. Francis De’Sales, Nagpur, Maharashtra.
79
Rajkumar Hirani mengambil Jurusan Editing atau penyuntingan. Raju mendapat beasiswa dan selama tiga tahun ia berhasil mendapat gelar diploma sebagai spesialis editing film. Sebagai seorang editor dia bertarung didunia editing film selama bertahun-tahun, pengalaman buruk memaksanya untuk beralih ke iklan. Hingga akhirnya lambat laun dia membuktikan dirinya sebagai sutradara dan produser iklan. Dia melakukan bisnis iklan dengan bagus tetapi dia ingin membuat film sehingga dia berhenti dari iklan dan mulai bekerja dengan Vidhu Vinod Chopra. Mulai saat itu film-filmnya sukses meraih box office Bollywood dan mendapat keuntungan besar.
Salah satu film yang menjadikan Raju Hirani sebagai sutradara terbaik di India adalah melalui film Three Idiots yang meraih kesuksesan terbesar sepanjang karirnya dalam film. Film ini diterima oleh para kritikus film dan juga meraih gelar film grosis termahal di India memecahkan berbagai macam film yang pernah ada pada saat itu. Setelah suksesnya film Three Idiots Ia membuat kembali sebuah film yang membawa namanya kembali melambung dikancah perfilman India, lewat film PK “Peekay” dia mendapatkan banyak penghargaan terutama untuk sutradara terbaik diberbagai ajang kompetisi, selain itu film ini menjadi salah satu film dengan keutungan terbesar dibandingkan dengan film-film India yang lain.
Beberapa film yang telah dibuat oleh Rajkumar Hirani diantaranya, seperti Munnabhai M.B.B.S. (2003), Vasool Raja M.B.B.S (2004), Lage Raho Munnabhai (2006), 3 Idiots (2009), Ferrari Ki Sawaari (2012), Peekay (2014), Shamatibh (2015), Saala Khadoos (2016), Sanju (2018), dan Munnabhai 3 (Coming Soon).
80
2. Aamir Khan (Pemeran Utama Pria)
Gambar 4.3 Aamir Khan
Sumber: www.northernirelan dscreen.co.uk
Aamir Khan merupakan aktor berkelas di perfilm Bollywood, Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1965 di Bombay (Sekarang Mumbai), India. Aktor film India yang dikenal dengan penampilannya yang konsisten dan pemilihan naskah yang cerdas. Desakannya pada pemilihan naskah yang ada sangat teliti sebelum dia melakukan syuting.
Aamir dilahirkan dari keluarga yang memiliki latar belakang dari dunia film, itu membuatnya mudah dalam memasuki industri film Bollywood. Ayahnya Tahsir Hussain adalah seorang produser, dan sutradara terkemuka pada tahun 1970. Pada tahun 1973 Aamir memulai karir filmnya dengan berperan dalam drama hit Yaadon ki baaraat (Procession of Memories).
Seiring berjalannya waktu Aamir Khan memerankan karakter dalam film- film yang menjadikan film tersebut film terlaris di India dengan kerjasamanya bersama sutradara Rajkumar Hirani, seperti fim Three Idiots, dan PK “Peekay”.
Sebagai seorang aktor Aamir jatuh cinta dengan seorang sutradara film yang beranama Kiran pada saat ia syuting film “Dhobi Ghat”. Beberapa film yang telah diperankan Aamir Khan, seperti Dil (1990), Mela (2000), Fanaa (2006) Taare Zameen Par (2007), Three Idiots (2009), Dhobi Ghat (2010), Dhoom 3: Back in Action (2013), Peekay (2014), Dangal (2016), dan Secret Superstar (2017).
81
3. Anushka Sharma (Pemeran Utama Wanita)
Gambar 4.4 Anushka Sharma
Sumber: www.bollywood hungama.com
Anushka Sharma adalah seorang aktris Bollywood yang lahir pada tanggal 1 Mei 1988 di kota Ayodhya dan dibesarkan di Bangalore, India. Selain seorang aktris ia juga seorang produser film. Awal karir Sharma adalah sebagai seorang model tepatnya pada tahun 2007.
Setalah menjadi model, Sharma mengikuti audisi di Mumbai bersama Yash Raj Films, kemudian ia sukses mendapat debut perfilmannya di layar lebar, bermain bersama Shah Rukh Khan di film “Rab Ne Bana Di Jodi” (2008) persembahan Aditya Chopra’s, dan ia meraih gelar penghargaan pertama Filmfare Award untuk nominasi Best Actrees, dan pada film “Sleeper hit Band Baaja Baaraat” (2010) menandai titik puncak dalam karirnya. Dimana pujian, sanjungan dan penghargaan banyak Ia dapatkan. Hingaa akhirnya pada tahun 2014 Ia bekerjasama dengan Rajkumar Hirani dalam film PK dan berperan sebagai Jaggu.
Dalam film PK dia memerankan seorang wanita yang memiliki karakteristik seorang yang pantang menyerah, hal itu tergambar karena dia menjadi seorang jurnalis. Beberapa film yang telah diperankan oleh Anushka Sharma, seperti Rab Ne Bana Di Jodi (2008), Sleeper hit Band Baaja Baaraat (2010), Ladies vs Ricky Bahl (2011), Matru Ki Bijlee Ka Mandola (2013), Peekay (2014), Dil Dhadakne Do (2015), Ae Dil Hai Mushkil (2016), dan Sanju (2018).
82
4.1.4 Tim Produksi Film PK
Pada sebuah proses pembuatan film, pasti dibutuhkan tim produksi dalam penggarapannya, baik dari orang yang mengatur keseluruan jalannya pembuatan film, orang yang mengatur pengambilan gambar, pencahayaan, suara, properti, make up dan wardrobe serta orang yang melakukan proses editing dalam film, di bawah ini beberapa tim yang bertugas dalam proses pembuatan dari film PK, yaitu sebagai berikut:
A. Produser Eksekutif : Sanjiv Kishinchandani B. Produser : Vidhu Vinod Chopra
Rajkumar Hirani C. Sutradara : Rajkumar Hirani
D. Penulis : Rajkumar Hirani dan Abhijat Joshi E. Pemeran : Aamir Khan (Peekay)
Anushka Sharma (Jagat Janani/Jaggu) Sushant Singh Rajput (Sarfaraz Yusuf) Sanjay Dutt (Bhairon Singh)
Saurabh Shukla (Tapasvi Maharaj) Boman Irani (Cerry Bajwa)
Parikshat Sahni (Ayah Jaggu) Amardeep Jha (Ibu Jaggu) F. D.O.P : Muraleedharan C. K.
G. Penyunting Gambar : Rajkumar Hirani H. Make-Up : Vikram Gaikwad I. Efek Visual : Viral Thakkar
83
4.1.5 Penghargaan Film
Adapun beberapa penghargaan yang diperoleh dari hasil karya sang sutradara Rajkumar Hirani dari Film PK yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Filmfare Award 2015
No Kategori Pemenang Film Tahun
1 Dialog Terbaik Rajkumar Hirani dan
Abhijat Joshi PK 2015 2 Skenario Terbaik Rajkumar Hirani dan
Abhijat Joshi PK 2015 3 Sutradara Terbaik Rajkumar Hirani PK 2015 Sumber : https://www.imdb.com diakses pada 25 Juni 2019 Pukul 20:00 WIB
Tabel 4.2 The 10th Renault Star Guild Awards 2015
No Kategori Pemenang Film Tahun
1 Dialog Terbaik Rajkumar Hirani dan
Abhijat Joshi PK 2015 2 Film Terbaik Vinod Chopra dan
Rajkumar Hirani Film PK 2015 3 Sutradara Terbaik Rajkumar Hirani PK 2015
4 Tata Suara
Terbaik Anup Dev PK 2015
Sumber : https://www.brandsynario.com diakses pada 25 Juni 2019 Pukul 20:30 WIB
Tabel 4.3 16th International Indian Film Academy Awards 2015
No Kategori Pemenang Film Tahun
1 Sutradara Terbaik Rajkumar Hirani PK 2015
2 Dialog Terbaik Rajkumar Hirani dan
Abhijat Joshi PK 2015 Sumber : https://www.ibpsguide.com diakses pada 25 Juni 2019 Pukul 21:11 WIB
84
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Film PK dalam Unsur Pemaknaan Denotasi dan Konotasi
Memasuki bab ini, maka peneliti akan mulai memberikan jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Lewat film PK yang memiliki genre drama komedi, dengan adanya unsur keagamaan yang membahas pluralitas dari adanya agama di India, seperti Hindu, Islam, Kristen, Sikh, dan Jain. Peneliti akan meneliti dan menemukan adanya makna pluralitas agama yang direpresentasikan dari beberapa shot dalam scene pada film PK yang telah peneliti pilih, penjelasannya yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4
Pernyataan untuk Percaya Tuhan pada Scene 30
Shot
1 (Time: 51:41) 2 (Time: 52:01)
Deskripsi: Potongan-potongan gambar di atas menceritakan scene 30 pada menit ke 51:41 dan 52:01 mengenai jawaban yang diberikan oleh beberapa orang kepada Peekay, mereka memberika pernyataan bahwa untuk dapat menemukan sesuatu yang dicari atau adanya keresahan dalam hati, dan sesama manusia tidak dapat membantu, maka dia harus bertanya, berdoa, dan percaya kepada Tuhan. Makna tanda dari scene ini akan dijelaskan dengan kajian semiotika Roland Barthes.
85 85 Tabel 4.5
Mise En Scene (Scene 30)
No Type Of Shot Camera
Angle Framing Lighting Colour Dialog/Voice Over/Lirik Lagu Audio/Musik
1 Medium Shot (MS)
Eye
Level Rule of third Soft light dan Back light
Biru dan Putih
Dialog:
Pria Muda “Hanya Tuhan yang bisa membantumu”
Backsound Menegangkan 2
Medium Cloce Up
(MCU)
Eye
Level Centred Soft light
Dialog:
Pria Tua “Percayalah pada Tuhan nak”
Tabel 4.6
Tanda Denotasi Scene 30 First Order
Reality Signs
Denotation:
Kedua pria yang berdialog tersebut dapat dikatakan memiliki kepercayaan atau memeluk agama dan percaya kepada Tuhan mereka masing-masing dan setiap Tuhan bisa membantu umatNya
Signifier:
Dialog: Pria Muda “Hanya Tuhan yang bisa membantumu” dan Pria Tua “Percayalah pada Tuhan nak”
Signified:
Pria muda dan pria tua tersebut percaya akan adanya Tuhan dan Tuhan bisa membantu
86
1. Penjelasan Makna Tanda Denotasi Scene 30
Beberapa shot yang telah digambarkan pada scene 30 memiliki makna tanda denotasi pada dialog yang diucapkan, yaitu mengenai kepercayaan kepada Tuhan, kedua shot tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar pertama memperlihatkan seorang pria yang sedang duduk di atas motor dengan dialog “Hanya Tuhan yang bisa membantumu” mengenakan baju berwarna biru dan ada salah satu pria yang dapat dilihat menggunakan busana berwarna putih dan mengenakan penutup kepala putih serta memiliki janggut, pria tersebut berada tepat dibagian samping belakang kiri dari pria yang sedang berdialog tersebut. Kemudian terlihat juga beberapa pria disebelah kanan yang juga menggunakan busana putih sedang melakukan kegiatan dibagian pojok kanan gambar dan salah satu pria yang memegang sebuah panci.
Gambar selanjutnya memperlihatkan seorang pria tua yang berdialog
“Percayalah pada Tuhan nak” sedang berdiri dengan menggunakan pakaian putih dengan kumis dan janggut yang sudah memutih juga, serta pria tua tersebut menggunakan penutup kepala berwarna biru, selain itu terlihat ada beberapa pria dibelakangnya.
Setelah menjelaskan tanda denotasi pada shot tersebut, di bawah ini penjelasan dari Mise en scene dalam scene 30, yaitu sebagai berikut:
1) Type of Shot
(1) Medium Shot, Pada gambar pertama terlihat tubuh manusia dari bagian pinggang sampai atas kepala.
(2) Medium Close Up, Pada gambar kedua terlihat bagian tubuh manusia dari atas kepala sampai bagain dada.
87
2) Camera Angle
Eye Level, Pada gambar pertama dan kedua memberikan keterangan bahwa shot ini sejajar dengan mata penonton yang melihatnya.
3) Framing
(1) Rule of thirds, Point of interest pada gambar pertama terletak dibagian kiri.
(2) Centred, Fokus objek pada gambar kedua berada diposisi tengah.
4) Lighting
(1) Soft light dan Back light, Pada gambar pertama cahaya terlihat rata dalam menyinari objek, sehingga bayangan terlihat halus atau tidak ada sama sekali, sedangkan ada sedikit cahaya di arah belakang yang memisahkan objek dari latar belakang.
(2) Soft light, Pada gambar pertama cahaya terlihat rata dalam menyinari objek, sehingga bayangan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.
5) Colour
(1) Biru, Memiliki arti kepercayaan (2) Putih, Memiliki arti suci
6) Audio/Music: Backsound yang ada dalam shot ini memberikan nuansa serius dan menegangkan untuk membuat adegan menjadi lebih dramatis.
88
Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan penanda (signifier) dan juga petanda (signified) yang telah diuraikan, maka tanda denotasi pada scene 30 adalah penggambaran bahwa kedua pria yang berdialog tersebut mimiliki kepercayaan (agama) dan percaya kepada Tuhan, baik pria muda yang ada pada shot pertama dan juga pria tua yang ada pada shot kedua.
Berdasarkan analisa dari Mise en scene dan juga tanda-tanda yang terlihat dalam gambar, dapat dikatakan mereka berdua memiliki latar belakang agama yang berbeda. Hal tersebut dapat diperjelas dengan adanya setting lokasi pada gambar pertama yang memperlihatkan adanya pria berpakaian muslim, sedangkan pada gambar kedua terlihat pria tersebut memakai pakaian ciri khas dari agama Sikh, yaitu penggunaan sorban berwarna biru yang memiliki arti kepercayaan.
Setelah memberikan bahasan mengenai tanda denotasi dari scene 30, maka peneliti akan melakukan pembahasan mengenai tahapan selanjutnya dalam konsep semiotika dari Roland Barthes, yaitu tahapan konotasi, pada tahapan ini peneliti akan mengkaji makna tanda yang telah dijelaskan, baik dari adanya penanda (signifier) dan petanda (signifed). Pada tahap konotasi peneliti akan menjelaskan secara lebih dalam berdasarkan sudut pandang yang peneliti ketahui dari masing- masing tanda agama yang telah digambarkan sebagai tanda denotasi.
89 89 Tabel 4.7
Tanda Konotasi Scene 30 Second Order
Signs Culture
Signifier:
Dialog: Pria Muda “Hanya Tuhan yang bisa membantumu” dan Pria Tua “Percayalah pada Tuhan nak”
Conotative:
Hampir semua umat manusia yang memeluk suatu agama mempercayai adanya Tuhan yang mengatur alam semseta ini.
Meskipun diakui bahwa setiap manusia yang coba direpresentasikan dalam film tersebut mempercayai adanya banyak Tuhan. Karena adanya pluralitas agama, hal tersebut dapat dilihat dari shot yang ditampilkan, pada shot pertama mencoba memberikan gambaran lingkungan dari umat Islam, dengan pakaian muslim dan peci yang dikenakan seorang pria, sedangkan untuk shot kedua diperlihatkan sosok pria tua dengan menggunakan pakaian yang memiliki ciri berjanggut dan menggunakan sorban dengan warna biru, gambaran tersebut merupakan salah satu penampilan dari umat penganut agama Sikh di India. Setiap Tuhan yang dipercayai pada setiap agama yang ada, mereka yakin bahwa Tuhan dari masing-masing agama tersebut, pasti mampu untuk memberikan bantuan kepada setiap umat yang mempercayaiNya.
Signified:
Pria muda dan tua tersebut percaya akan adanya Tuhan dan Tuhan bisa membantu
90
2. Penjelasan Makna Tanda Konotasi Scene 30
Pada scene 30 dapat memberikan penjelasan bahwa kedua pria tersebut percaya dengan Tuhan, kepercayaan mereka terhadap Tuhan dapat ditekankan pada dialog yang mereka katakan, selain itu mereka berdua percaya akan Tuhan dari agama mereka masing-masing, dimana hal itu dapat terlihat dari lingkungan yang pria muda itu tempati pada gambar pertama, yaitu lingkungan umat Islam, dan yang kedua terlihat dari pakaian pria tua tersebut yang merupakan ciri khas dari umat agama Sikh.
Pengambilan gambar Medium Shot pada gambar pertama memberikan makna adanya hubungan personal dari pria dan orang-orang disekitarnya. Kemudian Medium Close Up digunakan dalam pengambilan gambar kedua untuk memberikan makna pendekatan atau penjelasan dari tokoh tersebut, dan adanya hubungan yang lebih personal kepada tokoh pria tua itu.
Sudut kamera Eye Level pada gambar pertama dan kedua menjadikan fokus utama dalam gambar tersebut yang sejajar dengan pandangan penonton.
Komposisi gambar pertama memiliki Point of interest yaitu orang yang berdialog, dan tepat berada di sebalah kiri pada titik poin dari rule of thirds.
Sedangkan untuk gambar kedua yaitu komposisi gambar Centred, yang digunakan untuk menempatkan tokoh pria tua di tengah frame sebagai fokus atau point of interest dari shot tersebut, sehingga penonoton lebih fokus.
Tanda konotasi yang ada pada scene 30 memberikan keterangan bahwa kedua pria tersebut percaya pada Tuhan. Pada gambar pertama terlihat lingkungan umat Islam yang sedang pria itu tempati, dimana dijelaskan dengan adanya seorang pria yang menggunakan pakaian dan peci berwarna putih sebagai pakaian yang
91
menjadi ciri khas pria muslim, bagi umat Islam pakaian berwarna putih lebih baik dari pakaian berwarna lain, karena putih mengartikan bersih dan juga suci walaupun pakaian dengan warna lain tidak dilarang.
Dalam pandangan umat muslim, agama Islam mencoba menampilkan dan menggambarkan kepada manusia tentang ajaran keseluruhan dari Watak Tuhan yang memungkinkan bahasa manusia untuk memahaminya. Islam adalah agama penghambaan kepada Allah SWT yang merupakan realitas tertinggi, asal muasal dari seluruh realitas, dan kepada-Nya semua makhluk akan dikembalikan, karena Allah SWT adalah asal, pencipta, pengatur, pemelihara dan juga akhir dari alam semesta. (Nasr dalam Firdaus, 2015:103)
Penulis dapat memahami bahwa Islam dalam menjelaskan konsep Tuhan memberikan arti kepada manusia bahwa Allah SWT adalah Tuhan pencipta alam dan semua yang ada di dunia merupakan ciptaanNya dan hanya kepadaNya semua akan dikembalikan. Oleh sebab itu, sebagai umat Islam, mereka benar-benar harus percaya dan meyakini bahwa Allah SWT menjadi Tuhan yang hanya ada satu dan patut disembah, karena bagi umat Islam tiada Tuhan yang lain selain Allah SWT.
Kemudian dilanjutkan kepada shot kedua yang memperlihatkan gambaran pria tua yang berasal dari agama Sikh dengan menggunakan penutup kepala atau sorban, yang menjadi ciri khas bagi para penganut agama tersebut, dengan warna biru yang memiliki arti kepercayaan.
Keyakinan tentang Tuhan dari agama Sikh dapat dijabarkan dalam istilah Mystic Monotheism. Guru Nanak menerima pokok keyakinan dalam agama Islam tentang ke Esaan Allah Maha Kuasa, tidak beranak, tidak diperanakan, tanpa ada
92
suatu apapun yang mirip denganNya, pencipta alam semesta, dan memiliki wewenang penuh atas makhlukNya. (Sou’yb dalam Mayaratu, 2011:37)
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa Tuhan yang dipercayai oleh umat agama Sikh adalah Allah, dan dianggap sebagai Tuhan Maha Kuasa yang Tunggal, dan memiliki kuasa penuh atas semua makhluk hidup yang percaya akan ke Esaan Allah. Dapat dilihat bahwa konsep ketuhanan yang diyakini oleh agama Sikh sama dengan ajaran agama Islam. Agama Sikh dan agama Islam sama-sama mempercayai bahwa Allah SWT Tuhan pencipta alam semesta dan tiada Tuhan lain yang mirip denganNya, karena hanya Allah yang memiliki kehendak kepada semua makhluk ciptaanNya.
Setelah membicarakan tanda konotasi pada scene 30 maka peneliti akan membahas tanda denotasi dan konotasi kembali, namun pada scene selanjutnya dalam film PK, dibawah ini merupakan pembahasan scene 31 mengenai tanda- tanda tersebut, yang akan peneliti jelaskan yaitu sebagai berikut:
93
Tabel 4.8
Visual Ibadah Agama Hindu pada Scene 31 Shot
1 (Time: 52:19) 2 (Time: 52:27)
3 (Time: 52:30) 4 (Time: 55:27)
Deskripsi: Potongan-potongan gambar di atas menceritakan scene 31 mulai dari menit ke 52:19-55:27, dalam scene tersebut diceritakan bagaiamana tata cara umat Hindu dalam melakukan ibadah di dalam sebuah kuil ibadah. Oleh sabab itu, peneliti akan menjelaskan makna tanda dari potonga gambar tersebut yang akan dibahas dengan menggunakan kajian semiotika dari Roland Barthes.
94 94 Tabel 4.9
Mise En Scene (Scene 31)
No Type Of Shot Camera
Angle Framing Lighting Colour Dialog/Voice Over/Lirik Lagu Audio/Musik
1 Long Shot (LS)
Low Angle
Negative
Space Soft light Putih dan Oranye
VO: Mereka bahkan membuatkan tempat, Ratusan ribu orang pergi menyembahNya, Dia memecahkan semua masalah hanya dengan sedikit biaya, Ini semacam sihir yang tidak ada
di dunia kali.
Backsound Menegangkan 2 Close Up
(CU)
Eye
Level Centred Sof tlight Emas dan Merah
3 Medium Shot (MS)
Low
Angle Centred Soft light Emas dan Merah
4 Long Shot (LS)
High
Angle Repetation Soft light Putih
95 95 Tabel 4.10
Tanda Denotasi Scene 31 First Order
Reality Signs
Denotation:
Kumpulan orang yang sedang berada dalam sebuah kuil besar berwarna putih dengan bendera oranye, mereka disana sedang melakukan ritual ibadah dengan cara membawa sesaji, lalu mengantri, kemudian memasukan uang ke dalam kotak berwarna emas, mereka mengantri untuk menghadap patung berwarna hitam yang memiliki tangan empat tersebut.
Signifier:
Terlihat bangunan besar atau kuil dengan bendera yang berkibar, serta ada beberapa karangan bunga dan kalung, lalu terlihat tangan yang memasukan uang ke dalam kotak, dilanjutkan dengan adanya dua orang pria yang sedang berdiri dihadapan sebuah patung, kemudian terlihat kumpulan orang yang sedang mengantri ke arah sebuah patung dibagian depan.
Signified:
Bangunan besar atau kuil tersebut memiliki warna dominan putih dengan bendera berwarna oranye yang berkibar, serta karangan bunga dengan warna kuning dan oranye serta kalung berwana hitam, lalu ada tangan seseorang dengan menggunakan gelang yang memasukkan uang kedalam kotak dengan warna kotak dominan emas, dilanjutkan dengan adanya dua orang pria mengenakan kain berwarna merah di lehernnya sedang memegang kumpulan lilin, dan juga lonceng didekat patung berwarna hitam yang sedang duduk, dan patung itu juga memiliki tangan empat dengan menggunakan kain berwarna kuning dan ada beberapa kalung yang digunakan, dengan latar belakang warna dominan merah dan emas, kemudian kumpulan orang itu berada dalam ruangan kuil tersebut dan sedang mengantri untuk menghadap patung bertangan empat tersebut, dengan membawa sesaji di tangan mereka.
96
1. Penjelasan Makna Tanda Denotasi Scene 31
Beberapa shot yang telah digambarkan pada scene 31 yang memiliki tanda denotasi mengenai cara beribadah Agama Hindu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar pertama terlihat sebuah tempat dengan bentuk bangunan putih besar (kuil), kuil tersebut memiliki bendera berwarna oranye yang berkibar tepat di atas atap bangunan. Terlihat juga beberapa karangan bunga dengan dominan warna kuning dan oranye, terdapat kalung dengan wana hitam di sebelah kiri gambar.
Gambar kedua terlihat tangan seseorang dengan menggunakan gelang, kemudia ia memasukkan selembar uang kedalam sebuah kotak yang memiliki warna dominan emas.
Gambar ketiga terlihat adanya dua orang pria mengenakan kain berwarna merah di lehernya, dan salah satu dari mereka sedang memegang kumpulan lilin dalam suatu wadah, pria yang lainnya sedang memegang lonceng. Mereka berada didekat patung yang memiliki warna hitam dan sedang duduk. Patung itu juga memiliki empat tangan dengan menggunakan kain berwarna kuning dan juga ada beberapa kalung yang digunakan, latar belakang warna dominan merah dan emas.
Gambar keempat terlihat kumpulan orang berada di dalam ruangan bangunan besar tersebut dan mereka sedang mengantri untuk menghadap patung bertangan empat yang ada dibarisan depan mereka. Kumpulan orang tersebut juga sedang membawa sesaji di tangan mereka masing-masing, sesaji tersebut memiliki warna dominan yaitu kuning. Setelah menjelaskan tanda denotasi tersebut, di bawah ini penjelasan dari Mise en scene dalam scene 31, yaitu sebagai berikut:
97
1) Type of Shot
(1) Long Shot, Pada gambar pertama terlihat bentuk bangunan besar, mulai dari atap sampai hampir kedasar bangunan. Pada gambar keempat terlihat keseluruhan tubuh manusia mulai dari atas kepala sampai dengan bawah kaki.
(2) Close Up, Pada gambar kedua terlihat detail gambar tangan seseorang sedang memegang uang.
(3) Medium Shot, Pada gambar ketiga terlihat tubuh manusia dari bagian pinggang sampai atas kepala.
2) Camera Angle
(1) Low Angle, Pada gambar pertama dan ketiga memberikan keterangan bahwa shot ini memiliki motivasi bahwa gambar tersebut besar, mewah, dan keagungan.
(2) Eye Level, Pada gambar kedua memberikan keterangan bahwa shot ini sejajar dengan mata penonton yang melihatnya.
(3) High Angle, Pada gambar keempat memberikan keterangan bahwa shot ini memiliki motivasi bahwa gambar tersebut terkesan lemah.
3) Framing
(1) Negative Space, Pada gambar pertama terdapat banyak ruang kosong dibagian atas objek bangunan dan yang menjadi ruang kosong tersebut adalah langit.
(2) Centred, Fokus objek pada gambar kedua dan ketiga berada diposisi tengah.
98
(3) Repetation, Pada gambar keempat terlihat adanya pengulangan atau pola terhadap pengambilan objek manusia.
4) Lighting
Soft light, Pada gambar pertama, kedua, ketiga dan keempat cahaya terlihat rata dalam menyinari objek yang ada, sehingga bayangan terlihat halus atau tidak ada sama sekali
5) Colour
(1) Putih, Memiliki arti suci
(2) Kuning, Memiliki arti bahagia, dan juga intelektual (3) Emas, Memiliki arti mewah
(4) Merah, Memiliki arti kekuatan (5) Oranye, Memiliki arti keberanian
6) Audio/Music: Backsound yang ada dalam shot ini memberikan nuansa serius dan menegangkan untuk membuat adegan menjadi lebih dramatis.
Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan penanda (signifier) dan juga petanda (signified) yang telah diuraikan, maka tanda denotasi pada scene 31 adalah penggambaran atau representasi salah satu ritual keagamaan dari agama Hindu yang divisualkan dengan adanya kumpulan beberapa orang yang sedang berada dalam sebuah kuil besar berwarna putih dengan bendera oranye, mereka sedang melakukan ritual keagamaan dengan cara membawa sesaji, lalu mengantri, kemudian memasukan uang ke dalam kotak berwarna emas, mereka mengantri untuk mendapatkan giliran untuk menghadap patung yang memiliki warna hitam dengan menggunakan kain berwarna kuning dan memiliki empat tangan.
99
Berdasarkan analisa dari Mise en scene dan juga tanda-tanda yang terlihat dalam gambar, dapat dikatakan Peekay dan beberapa orang yang sedang berada di dalam kuil sedang melakukan pelaksanaan ibadah dari agama Hindu, yaitu mereka sedang melakukan pemujaan kepada salah satu Dewa yang menjadi kepercayaan umat tersebut, yaitu memuja Arca dari Dewa Wisnu.
Setelah memberikan bahasan mengenai tanda denotasi dari scene 31, maka peneliti akan melakukan pembahasan mengenai tahapan selanjutnya dalam konsep semiotika dari Roland Barthes, yaitu tahapan konotasi, pada tahapan ini peneliti akan mengkaji makna tanda yang telah dijelaskan, baik dari adanya penanda (signifier) dan petanda (signifed). Pada tahap konotasi peneliti akan menjelaskan secara lebih dalam berdasarkan sudut pandang yang peneliti ketahui dari masing- masing tanda agama yang telah digambarkan sebagai tanda denotasi.
100 100 Tabel 4.11
Tanda Konotasi Scene 31 Second Order
Signs Culture
Signifier:
Terlihat bangunan besar atau kuil dengan bendera yang berkibar, serta ada beberapa karangan bunga dan kalung, lalu terlihat tangan yang memasukan uang ke dalam kotak, dilanjutkan dengan adanya dua orang pria yang sedang berdiri dihadapan sebuah patung, kemudian terlihat kumpulan orang yang sedang mengantri ke arah sebuah patung dibagian depan.
Connotation:
Bangunan besar berwarna putih tersebut merupakan tempat ibadah orang Hindu atau biasa disebut dengan kuil namun dalam bahasa India disebut Mandir atau Mandira, dan aksesoris seperti kalung bunga tersebut digunakan pada saat peribadahan atau saat selesai melakukan ibadah, dan kalung manik-manik hitam biasanya digunakan untuk dipakai sebagai ciri khas agama Hindu.Salah satu tata cara dalam melakukan ibadah dalam agama Hindu yaitu menaruh uang kedalam kotak yang telah disediakan, dan warna emas dapat mengartikan kemegahan atau kemewahan di dalam kuil. Selain menaruh uang, membawa sesaji yang berupa kacang, buah kelapa, dan dupa menjadi salah satu syarat dalam melakukan ibadah tersebut. Ada beberapa orang yang mengatur kegiatan di tempat ibadah atau pemuka agama yang memberikan kalung bunga serta menjaga patung yang ada di tempat ibadah, diperlihatkan dengan ciri-ciri tersebut maka patung itu merupakan patung Dewa Wisnu. Setelah selesai melakukan doa, maka penjaga atau pemuka agama yang ada dalam kuil memberikan beberapa makanan dan mengalungkan kalung bunga kepada orang yang beribadah tersebut.
Signified:
Bangunan besar atau kuil tersebut memiliki warna dominan putih dengan bendera berwarna kuning yang berkibar, serta karangan bunga dengan warna kuning dan oranye serta kalung berwana hitam, lalu ada tangan seseorang dengan menggunakan gelang yang memasukkan uang kedalam kotak dengan warna kotak dominan emas, dilanjutkan dengan adanya dua orang pria mengenakan kain berwarna merah di lehernnya sedang memegang kumpulan lilin, dan juga lonceng didekat patung berwarna hitam yang sedang duduk, dan patung itu juga memiliki tangan empat dengan menggunakan kain berwarna kuning dan ada beberapa kalung yang digunakan, dengan latar belakang warna dominan merah dan emas, kemudian kumpulan orang itu berada dalam ruangan kuil tersebut dan sedang mengantri untuk menghadap patung bertangan empat tersebut, dengan membawa sesaji di tangan mereka dengan dominan warna kuning.
101
2. Penjelasan Makna Tanda Konotasi Scene 31
Pada scene 31 dapat memberikan penjelasan bahwa tempat peribadahan umat Hindu adalah di dalam kuil, dapat digambarkan dari adanya beberapa orang yang terlihat sedang mengantri di dalam kuil untuk mendapatkan giliran dalam proses pemujaan Arca Dewa Wisnu, dan mereka membawa sesaji untuk diberikan kepada Dewa yang ditangani oleh pemuka agama yang ada di dalam kuil, serta mereka memberikan uang sebagai sedekah untuk kuil tersebut.
Pengambilan gambar Long Shot pada gambar pertama dan keempat memberikan makna jarak kepada penonton untuk memberitahukan lokasi dan juga suasana yang sedang terjadi di dalam shot tersebut. Sedangkan Close Up pada gambar kedua menandakan bahwa adanya perhatian yang khusus untuk pemberian uang dalam proses pemujaan Dewa di dalam kuil. Serta untuk pengambilan gambar Medium Shot pada gambar ketiga memberikan informasi kepada penonton bahwa adanya hubungan personal antara pemuka agama (pedanda) dengan proses pemujaan kepada Arca Dewa Wisnu.
Sudut kamera dalam scene ini memberikan beberapa penjelasan, Low Angle pada gambar pertama dan ketiga menandakan bahwa kuil sebagai tempat ibadah merupakan bangunan yang megah dan juga agung, serta untuk arca Dewa Wisnu yang merupakan kepercayaan umat Hindu sebagai bentuk keagungan dari sosok Dewa Sang pemelihara. Sedangkan untuk Eye Level memiliki kesan bahwa gambar tersebut mendapat perhatian dari penonton dengan sejajarnya gambar bagi mata penonton, kemudian untuk High Angle memberikan kesan bahwa sebagai manusia sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya dihadapan Tuhan, khususnya pada saat melakukan ibadah.
102
Kompisisi yang ditampilkan pada gambar pertama yaitu Negative Space yang memberikan ruang luas dalam gambar kuil yang membuat gambar terkesan lebih megah dan juga luas, karena tempat beribadah (kuil) dipakai untuk siapa saja umat beragama Hindu saat ingin melakukan pemujaan kepada Dewa. Centred ditempatkan pada gambar kedua dan ketiga, pada gambar kedua tangan yang memberikan uang menjadi fokus untuk penonton dalam melihat proses peribadahan tersebut, kemudian untuk gambar ketiga, walaupun terlihat ada tiga objek dalam gambar, namun yang menjadi fokus tetap Arca dari Dewa Wisnu.
Kemudian Repetation menjadi komposisi gambar keempat yang memberikan kesan adanya pengulangan gambar manusia yang melakukan kegiatan yang sama, khsususnya pada scene ini digambarkan bahwa banyaknya manusia yang ingin melakukan ibadah kepada Tuhan sebagai bentuk keagungan Dewa.
Bangunan besar berwarna putih tersebut merupakan tempat ibadah orang Hindu atau biasa disebut dengan kuil namun dalam bahasa India disebut Mandir atau Mandira, dan aksesoris seperti kalung bunga tersebut digunakan pada saat peribadahan atau saat selesai melakukan ibadah, dan kalung manik-manik hitam biasanya digunakan untuk dipakai sebagai ciri khas agama Hindu.
Sembahyang atau peribadahan maupun pemujaan dalam bahasa sehari-hari, umat Hindu menyebutnya “muspa” atau “mebhakti” atau “maturam”. Sebutan untuk istilah Muspa (sembahyang atau pemujaan) yang lazim dilakukan dengan mempersembahkan kembang atau puspa. Mebhakti istilah lain yang mengartikan bahwa sembahyang merupakan sebuah proses penyerahan diri setulus hati tanpa pamrih kepada Dewa yang di puja. Sedangkan maturam merupakan persembahan
103
apa saja yang merupakan hasil karya sesuai dengan kemampuan dengan perasaan ikhlas, dan juga niat dalam hati. (Bajrasana dkk dalam Wardani, 2016)
Kuil yang memiliki warna putih melambangkan kesucian, dan adanya bendera oranye dengan arti keberanian dan pengorbanan. Kuil digunakan untuk aktivitas keagamaan atau spiritual, seperti berdoa, pengorbanan, pemujaan, ritual, dan juga sebagai tempat untuk mencari ketenangan.
Garbha griha menjadi inti induk bangunan pada kuil biasa disebut vamina (di India Selatan) atau mulaprasada (di India Utara). Denah utama berbentuk persegi, dan atapnya memliki tingkat yang terlihat seperti pyramid, bentuk bangunan kuil sangat diperhitungkan untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan.
Salah satu tata cara dalam melakukan ibadah dalam agama Hindu yaitu menaruh uang kedalam kotak sebagai bentuk rasa syukur dari hasil pendapatan yang dilakukan selama beraktivitas dalam kehidupan dunia, dengan niat ikhlas dan tulus dalam hati, warna emas di dalam kuil dapat mengartikan kemegahan atau kemewahan. Sebagai tempat ibadah, kemegahan dan kemewahan dibuat sebagai bentuk syukur kepada Tuhan.
Ada beberapa orang yang mengatur kegiatan di tempat ibadah atau pemuka agama dalam agama Hindu disebut juga pedanda yang memiliki tugas untuk menjaga Arca, dan menerima sesaji dari para umat yang datang untuk diserahkan kepada Dewa. Selain itu juga, pemuka agama memberikan kalung bunga kepada orang yang beribadah, dan penggunaan lilin sebagai sarana untuk pengusiran hal- hal negatif atau roh jahat. Pada kuil tersebut diperlihatkan patung dengan ciri-ciri yang telah dijelaskan di atas, maka patung itu merupakan Arca dari Dewa Wisnu.
104
Dewa Wisnu menjadi salah satu konsep Tuhan dalam banyak perwujudan untuk memudahkan manusia dalam memahami Yang Maha Kuasa (Brahman) dan termasuk kedalam konsep trimurti yang memiliki makna untuk umat dari agama Hindu yaitu Wisnu Sang Pemelihara. Sebagai salah satu syarat dalam melakukan pemujaan kepada Dewa, umat Hindu biasanya membawa sesaji ke dalam kuil yang diantaranya berupa buah kelapa, bunga dan dupa.
Kelapa sebagai salah satu buah yang digunakan dalam melakukan pemujaan, penggunaan buah kelapa ini memiliki tujuan untuk menyenangkan para Dewa, dan juga sebagai simbol rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.
Bunga digunakan untuk menunjukkan pengabdian atau kesetiaan dari umat Hindu kepada Yang Maha Kuasa, oleh sebab itu bunga selalu digunakan dalam melakukan beribadahan atau pemujaan pada Arca Dewa dan Dewi. Bunga tidak hanya digunakan dalam melakukan pemujaan besar di dalam kuil, namun sebagai bentuk pengabdian untuk pemujaan sederhanapun umat Hindu akan menyertakan beberapa bunga yang disuguhkan kepada para Dewa.
Dupa menjadi salah satu alat yang digunakan oleh umat Hindu untuk beribadah, karena memiliki arti sebagai simbol keharuman dari nama baik seseorang, dan juga sebagai saksi dan penghantar sembahyang atau proses pemujaan kepada Yang Maha Kuasa.
Setelah membicarakan tanda konotasi pada scene 31 maka peneliti akan membahas tanda denotasi dan konotasi kembali, namun pada scene selanjutnya dalam film PK, dibawah ini merupakan pembahasan scene 34 mengenai tanda- tanda tersebut, yang akan peneliti jelaskan yaitu sebagai berikut:
105
Tabel 4.12
Visual Peekay membawa sesaji ke Gereja pada Scene 34 Shot
1 (Time: 58:28) 2 (Time: 58:40)
3 (Time: 58:41) 4 (Time: 59:43)
Deskripsi: Potongan-potongan gambar di atas menceritakan scene 34 mulai dari menit ke 58:28-59:43, dalam scene tersebut diceritakan Peekay memasuki tempat ibadah orang Kristen Katolik dengan membawa sesaji, pada saat jemaat umat Katolik sedang melangsungkan ibadah. Sebagai orang dengan kepercayaan lain, kita tidak bisa menyatukan cara beribadah agama satu dengan yang lain, karena bertentangan dengan ajaran masing-masing agama. Tanda yang ada dalam gambar tersebut akan dimaknai dengan konsep semiotika Roland Barthes.
106 106 Tabel 4.13
Mise En Scene (Scene 34)
No Type Of Shot Camera
Angle Framing Lighting Colour Dialog/Voice Over/Lirik Lagu Audio/Musik
1
Over Shoulder Shot (OSS)
Eye
Level Leading line Softlight Cokelat
___
Backsound Lagu Gereka
dengan Tiupan Terompet 2
Medium Long Shot
(MLS)
Eye
Level Head room Backlight Cokelat dan Ungu
3
Medium Long Shot
(MLS)
Eye
Level Head room Softlight Merah, Putih, dan Biru
4 Long Shot (LS)
Low
Angle Centred Softlight Merah dan Putih
107 107 Tabel 4.14
Tanda Denotasi Scene 34 First Order
Reality Signs
Denotation:
Peekay melakukan tindakan yang tidak tepat dengan membawa sesaji ke dalam gereja, tempat dimana ritual agama Katolik dilakukan.
Signifier:
Peekay membawa sesaji ke Gereja, tempat umat Agama Kristen Katolik melakukan ibadah, terlihat adanya patung salib di arah depan Peekay, lalu ada orang-orang yang sedang duduk membaca sebuah kitab, dan beberapa orang yang terlihat berdiri berkumpul dengan pakaian yang sama dan juga memegang kitab, serta ada alat musik didekatnya, terlihat juga ada seseorang yang sedang menyuguhkan gelas ke arah Tuhan kepercayaan umat Katolik (Yesus) yang sedang disalib.
Signified:
Peekay menggunakan pakaian berwarna cokelat dengan memegang sesaji yang berisi kelapa, bunga, kacang, dan dupa yang sudah dibakar menuju ke arah patung salib tersebut. Peekay melewati beberapa orang yang sedang duduk membaca kitab berwarna ungu yang sedang mereka pegang. Sekumpulan orang yang berdiri mengenakan pakaian sama dengan warna dominan merah dan putih juga memegang kitab berwarna biru, serta alat musik organ yang sedang dimainkan seorang pria. Salah satu pria terlihat mengenakan pakaian putih sedang menyuguhkan gelas berwarna emas ke arah Tuhan kepercayaan umat Katolik (Yesus) yang sedang disalib dengan latar belakang dominan merah.
108
1. Penjelasan Makna Tanda Denotasi Scene 34
Beberapa shot yang telah digambarkan pada scene 34 yang memiliki tanda denotasi mengenai cara tindakan Peekay yang tidak tepat dengan membwa sesaji ke dalam gereja dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar pertama memperlihatkan karakter utama yaitu Peekay sedang berdiri di dalam gereja menggunakan pakaian berwarna cokelat, dan salah satu tangannya terlihat sedang memegang sesaji yang berisi kelapa, bunga, kacang, dan dupa yang sudah dibakar menuju ke arah patung salib tersebut. Terlihat warna dominan dari bagian dalam bangunan gereja tersebut adalah putih.
Gambar kedua memperlihatkan Peekay berjalan ditengah melewati beberapa orang yang sedang duduk disampingnya membaca kitab kepercayaan umat Katolik (Injil) dengan warna ungu yang sedang mereka pegang.
Gambar ketiga memperlihatkan sekumpulan orang sedang berdiri mengenakan pakaian yang sama dengan warna merah dan putih, dan juga memegang kitab berwarna biru, serta ada dua orang pria, salah satu dari mereka sedang memainkan alat musik organ.
Gambar keempat memperlihatkan seorang pria terlihat sedang mengenakan pakaian putih, dan sedang menyuguhkan gelas berwarna emas yang berisi wine (anggur) dihadapan Tuhan Yesus yang sedang disalib dengan latar belakang dominan merah. Setelah menjelaskan beberapa keterangan mengenai visual yang menggambarkan tanda denotasi tersebut, di bawah ini penjelasan dari Mise en scene dalam scene 34, yaitu sebagai berikut:
109
1) Type of Shot
(1) Over Shoulder Shot, Pada gambar pertama terlihat sudut pandang kamera ada di bagian pundak Peekay yang sedang mengarah ke depan tepatnya ke arah patung salib.
(2) Medium Long Shot, Pada gambar kedua dan ketiga terlihat bagian tubuh manusia dari kepala sampai dengan lutut kaki.
(3) Long Shot, Pada gambar keempat terlihat sebagian patung salib dan manusia yang sedang berada di depannya, background dalam shot ini diutamakan.
2) Camera Angle
(1) Eye Level, Pada gambar pertama, kedua, dan ketiga memberikan keterangan bahwa dalam shot tersebut gambar sejajar dengan mata penonton yang melihatnya.
(2) Low Angle, Pada gambar keempat memberikan keterangan bahwa shot ini memiliki motivasi bahwa gambar terkesan keagungan dan mewah.
3) Framing
(1) Leading lines, Pada gambar pertama terbentuk garis maya yang menuntun pandangan penonton pada objek ditengah yang menjadi point of interest.
(2) Head room, Pada gambar kedua dan ketiga batas kosong yang ada di atas kepala sesuai.
(3) Centred, Pada gambar keempat objek yang menjadi point of interest berada diposisi tengah.
110
4) Lighting
(1) Soft light, Pada gambar pertama, ketiga, dan keempat cahaya terlihat rata dalam menyinari objek, sehingga bayangan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.
(2) Back light, Pada gambar kedua terdapat cahaya menyinari dari arah pintu gereja yang membuat objek terpisah dari latar belakang 5) Colour
(1) Cokelat, Memiliki arti maskulin (2) Merah, Memiliki arti kekuatan (3) Putih, Memiliki arti suci (4) Ungu, Memiliki arti spiritual (5) Biru, Memiliki arti kepercayaan
6) Audio/Music: Dalam scene ini terdapat lagu ibadah umat Kristen dengan diiringi suara terompet.
Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan penanda (signifier) dan juga petanda (signified) yang telah diuraikan, maka tanda denotasi pada scene 34 penggambaran atau representasi dari tokoh utama yaitu Peekay sedang melakukan tindakan yang tidak tepat dengan membawa sesaji yang seharusnya digunakan untuk melakukan ibadah umat Hindu seperti pada scene sebelumnya, sedangkan ia membawanya ke dalam gereja, tempat dimana ritual agama Kristen Katolik sedang dilakukan. Pada scene ini yang akan diperjelas adalah mengenai bagaimana tata cara dari ajaran agama Kristen Katolik dalam melakukan peribadahan di gereja.
111
Berdasarkan analisa dari Mise en scene dan juga tanda-tanda yang terlihat dalam gambar, dapat dikatakan Peekay sedang memasuki gereja dengan keadaan para umat Kristen Katolik sedang melakukan peribadahan, walaupun terlihat Peekay sedang membawa sesaji, karena sebelumnya dia melakukan peribadahan agam Hindu, secara lebih jelas pada scene ini dapat dijelaskan bahwa agama Kristen Katolik sedang melakukan peribadahan yang biasa disebut Misa dan juga adanya proses sakramen Ekaristi yang dilakukan pemuka agama dengan menggunakan wine (anggur) di dalam cawan atau piala.
Setelah memberikan bahasan mengenai tanda denotasi dari scene 34, maka peneliti akan melakukan pembahasan mengenai tahapan selanjutnya dalam konsep semiotika dari Roland Barthes, yaitu tahapan konotasi, pada tahapan ini peneliti akan mengkaji makna tanda yang telah dijelaskan, baik dari adanya penanda (signifier) dan petanda (signifed). Pada tahap konotasi peneliti akan menjelaskan secara lebih dalam berdasarkan sudut pandang yang peneliti ketahui dari masing- masing tanda agama yang telah digambarkan sebagai tanda denotasi.
112 112 Tabel 4.15
Tanda Konotasi Scene 34 Second Order
Signs Culture
Signifier:
Peekay membawa sesaji ke gereja, tempat umat Agama Kristen Katolik melakukan ibadah, terlihat adanya patung salib di arah depan Peekay, lalu ada orang-orang yang sedang duduk membaca sebuah kitab, dan beberapa orang yang terlihat berdiri berkumpul dengan pakaian yang sama dan juga memegang kitab, serta ada alat musik didekatnya, terlihat juga ada seseorang yang sedang menyuguhkan gelas ke arah Tuhan kepercayaan umat Katolik (Yesus) yang sedang disalib.
Connotation:
Membawa sesaji ke dalam ruangan gereja merupakan perbuatan yang tidak tepat dalam melakukan ibadah yang dilakukan para umat Kristen Katolik, karena bukan salah satu syarat dalam melakukan ibadah, membawa sesaji merupakan salah satu syarat ibadah yang dilakukan umat Hindu di India seperti yang telah dijelaskan pada scene sebelumnya. Agama Katolik melakukan beribadahan yang disebut dengan Misa. Ibadah ini dilakukan di dalam gereja dengan adanya pemimpin yang memimpin jalannya ibadah yaitu seorang pastor. Saat beribadah, umat Katolik akan duduk dan membaca kitab yang juga sedang dibacakan oleh Imam atau Pastor, duduk adalah salah satu tata cara ibadah umat Kristen Katolik dalam melakukan Misa, pada saatu itu mereka harus mendegarkan dengan cermat dan tenang bacaan kitab suci yang sedang dibacakan oleh Imam. Selain itu beberapa orang yang menggunakan pakaian ibadah Misa sedang bernyanyi sebagai bentuk pujian kepada Tuhan Yesus, dan terakhir adalah proses persembahan yang dilakukan Imam atau Pastor dengan mengangkat kedua tangan yang sedang memegang cawan atau piala yang berisikan minuman (anggur) sebagai tanda dari perwujudan darah Yesus Kristus.
Signified:
Peekay menggunakan pakaian berwarna cokelat dengan memegang sesaji yang berisi kelapa, bunga, kacang, dan dupa yang sudah dibakar menuju ke arah patung salib tersebut. Peekay melewati beberapa orang yang sedang duduk membaca kitab berwarna ungu yang sedang mereka pegang. Sekumpulan orang yang berdiri mengenakan pakaian sama dengan warna dominan merah dan putih juga memegang kitab berwarna biru, serta alat musik organ yang sedang dimainkan seorang pria. Salah satu pria terlihat mengenakan pakaian putih sedang menyuguhkan gelas berwarna emas ke arah Tuhan kepercayaan umat Katolik (Yesus) yang sedang disalib dengan latar belakang dominan merah.
113
2. Penjelasan Makna Tanda Konotasi Scene 34
Pada scene 34 dapat memberikan penjelasan bahwa Peekay masih dalam keadaan bingung untuk memahami Tuhan dan juga tempat beribadah yang ada.
Karena pada scene 31 Peekay melakukan tata cara ibadah dari umat Hindu yang dilakukan di dalam kuil, oleh sebab itu pada scene ini dia membawa sesaji.
Sedangkan terlihat seperti apa yang dijelaskan oleh tanda denotasi bahwa digambarkan adanya kegiatan yang berbeda. Pada scene ini menjelaskan bagaimana tata cara umat Kristen Katolik melakukan ibadah tepatnya di gereja.
Pengambilan gambar Over Shoulder Shot pada gambar pertama biasanya pada pengambilan gambar ini dilakukan untuk adanya interaksi dari dua orang pemain, namun dalam shot ini dapat memberikan makna bahwa Peekay ingin melakukan interaksi kepada objek yang ada dihadapannya yaitu Yesus Kristus yang sedang di salib. Sedangkan Medium Long Shot pada gambar kedua dan ketiga menandakan bahwa adanya hubungan personal dengan orang-orang yang sedang ada digereja karena memiliki tujuan yang sama yaitu beribahdah. Serta untuk pengambilan gambar Long Shot pada gambar keempat memberikan informasi kepada penonton bahwa adanya jarak dari shot tersebut untuk memperlihatkan lokasi dan kejadian yang sedang terjadi di dalam gereja.
Sudut kamera dalam scene ini memberikan beberapa penjelasan, Eye Level pada gambar pertama, kedua, dan ketiga memiliki kesan bahwa gambar tersebut mendapatkan fokus perhatian dari penonton karena sejajar dengan mata penonton.
Kemudian untuk Low Angle pada gambar keempat menandakan bahwa Yesus Kristus yang di salib sebagai Tuhan yang dipercaya oleh umat Katolik adalah yang diagungkan dan manusia didepannya atau pemuka agama terkasan lemah.
114
Kompisisi yang ditampilkan pada gambar pertama yaitu Leading Line yang memberikan kesan untuk memfokuskan pandangan kepada garis maya yang tebentuk dengan arah menuju Yesus yang di salib. Kemudian pada gambar kedua dan ketiga Head room memiliki kesan bahwa Peekay dan Beberapa orang yang sedang bernyanyi saat beribadah dalam posisi yang tepat dalam pandangan penonton. Gambar keempat komposisi Centred menjadi fokus untuk penonton dalam melihat proses pengangkatan cawan atau piala yang berisi wine sebagai persembahan, dimana wine (anggur) dianggap sebagai darah Yesus.
Ibadah Katolik yang paling utama adalah misa. Umumnya, misa diadakan tiap hari, yang disebut “Misa Harian”. Misa kudus atau misa besar diadakan setiap hari Minggu. Misa menjadi salah satu bentuk ibadah yang memiliki hubungan paling dekat dengan iman dan kepercayaan umat Katolik. Setiap hari Minggu dapat disebut juga dengan Hari Tuhan, karena umat Katolik datang ke gereja untuk mendengarkan sabda Tuhan yang disampaikan oleh pastor, dan menerima sakramen Ekaristi atau komuni kudus.
Umat Katolik duduk ketika Kitab Suci dibacakan (selain Injil), sebagai suatu ungkapan kesediaan mendengar dan merenungkan sabda dari Tuhan. Persiapan persembahan sebagai ungkapan kesediaan memberikan diri kepada Tuhan dengan penuh penyerahan. Duduk dapat dikatakan dari suatu sikap ketika beribadah pada saat mendengarkan. Umat Katolik duduk ketika bacaan pertama yang seringkali dari Perjanjian Lama, Mazmur yang juga seringkali dinyanyikan, dan bacaan kedua dari Perjanjian Baru tetapi bukan dari Injil. Umat Katolik juga duduk ketika persembahan dan homili atau khotbah.
115
Selanjutanya pada gambar terlihat pemuka agama atau pastor sedang mempersembahkan cawan atau piala kepada Yesus, hal tersebut dapat diartikan dalam agama Katolik sebagai sakramen Ekaristi. Ekaristi menjadi salah satu sakramen terpenting, karena umat Katolik percaya bahwa Yesus Kristus benar- benar hadir dalam bentuk roti dan anggur. Kegiatan ini diadakan di setiap misa, dan tidak ada batasan untuk mendapatkan sakramen tersebut. Umat Katolik bisa saja menerima sakramen Ekaristi setiap hari saat dia mengikuti misa harian.
Setelah membicarakan tanda konotasi pada scene 34 maka peneliti akan membahas tanda denotasi dan konotasi kembali, namun pada scene selanjutnya dalam film PK, dibawah ini merupakan pembahasan scene 36 mengenai tanda- tanda tersebut, yang akan peneliti jelaskan yaitu sebagai berikut:
116
Tabel 4.16
Visual Peekay membawa Wine Menuju Masjid pada Scene 36 Shot
1 (Time: 1:00:44) 2 (Time: 1:00:50)
3 (Time: 1:01:01) 4 (Time: 1:01:22)
Deskripsi: Potongan-potongan gambar di atas menceritakan scene 36 mulai dari menit ke 1:00:44-1:02:22, scene tersebut memperlihatkan saat Peekay membawa botol minuman anggur (wine) menuju ke arah lingkungan umat Islam yang ada di India, gambaran dari apa yang diceritakan merupakan sebuah larangan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dilingkungan umat Islam. Karena tidak semua aturan dalam agama itu sama, walaupun tujuannya baik. Tanda-tanda yang ada pada gambar tersebut akan dikaji dengan semiotika Roland Barthes.
117 117 Tabel 4.17
Mise En Scene (Scene 36)
No Type Of Shot Camera
Angle Framing Lighting Colour Dialog/Voice Over/Lagu Audio/Musik
1 Close Up (CU)
Low
Angle Leading lines Hard light Hitam
-
Backsound Lagu Islami 2
Over Shoulder Shot (OSS)
Eye
Level Rule of thirds Hard light Merah
3
Over Shoulder Shot (OSS)
Low
Angle Rule of thirds Hard light Merah, Putih, dan Hitam
Dialog: Pemuka Agama: “Tunggu/Kau bawa apa?”//PK: “Anggur/Untuk
Tuhan/dimana Dia?”
4
Medium Long Shot
(MLS)
Eye
Level Head room Direct light Merah - Backsound
Komedi
118 118 Tabel 4.18
Tanda Denotasi (Scene 36) First Order
Reality Signs
Denotation:
Peekay membawa botol minuman yang berisi wine (anggur) atau minuman keras ke lingkungan masjid yang terdapat beberapa umat Islam disekitarnya.
Signifier:
Terlihat tangan seseorang sedang membawa botol minuman ke arah masjid, lalu dia melewati pemukiman umat Muslim dengan ciri khas pakaian muslim, kemudian ia di hadang oleh dua orang pria Muslim. Setelah itu Peekay berlari sambil membawa kedua botol minuman tersebut dan dibelakangnya terlihat ada beberapa pria umat Muslim sedang mengejarnya.
Signified:
Terlihat tangan Peekay sedang membawa botol minuman anggur (wine) atau minuman keras menuju ke arah masjid yang terlihat dari kejauhan, dia menggunakan baju berwarna dominan merah sedang berada di lingkungan umat Muslim, terlihat adanya beberapa pria menggunakan pakaian muslim dan juga kopiah, serta ada wanita yang menggunakan penutup kepala wanita atau kerudung dengan warna hitam. Peekay dihadang oleh dua orang pria muslim dengan pakaian muslim satu berwarna putih dan satu berwarna hitam. Lalu dia dikejar beberapa pria muslim karena membawa minuman keras di area masjid.
119
1. Penjelasan Makna Tand Denotasi Scene 36
Beberapa shot yang telah digambarkan pada scene 36 yang memiliki tanda denotasi mengenai cara atau tindakan Peekay yang tidak tepat dengan membawa wine ke araea masjid tampat orang-orang Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar pertama memperlihatkan tangan seseoarang yaitu Peekay yang sedang membawa botol minuman anggur (wine) atau minuman keras menuju ke arah masjid yang terlihat di depannya dari kejauhan.
Gambar kedua memperlihatkan Pekkay menggunakan baju berwarna dominan merah yang sedang berada di lingkungan umat Muslim, karena terlihat adanya beberapa pria menggunakan pakaian muslim dan juga kopiah, serta ada wanita yang menggunakan penutup kepala wanita atau kerudung dengan warna hitam.
Gambar ketiga memperlihatkan bahwa Peekay sedang dihadang oleh dua orang pria muslim dengan menggunakan pakaian muslim, pria yang satu memakai baju berwarna putih dan yang satu lagi berwarna hitam.
Gambar keempat memperlihatkan para pria yang ada dilingkungan masjid tersebut mencoba mengejar Peekay yang membawa dua botol minuman keras.
Setelah peneliti menjelaskan beberapa keterangan mengenai visual yang menggambarkan tanda denotasi tersebut, di bawah ini penjelasan dari Mise en scene dalam scene 36, yaitu sebagai berikut:
1) Type of Shot
(1) Close Up, Pada gambar perama terlihat detail botol minuman anggur (wine) atau minuman keras yang sedang dibawa oleh Peekay menuju masjid.
120
(2) Over Shoulder Shot, Pada gambar kedua dan ketiga terlihat sudut pandang kamera ada di bagian pundak Peekay yang sedang berjalan ke depan masjid, dan ketika dihadang oleh kedua pria muslim tersebut.
(3) Medium Long Shot, Pada gambar keempat terlihat bagian tubuh manusia dari kepala sampai dengan lutut kaki.
2) Camera Angle
(1) Low Angle, Pada gambar pertama dan ketiga memberikan keterangan bahwa shot ini memiliki motivasi bahwa gambar terkesan besar dan dermawan.
(2) Eye Level, Pada gambar kedua dan ketempat memberikan keterangan bahwa dalam shot tersebut gambar sejajar dengan mata penonton yang melihatnya.
3) Framing
(1) Leading lines, Pada gambar pertama terbentuk garis maya yang menuntun pandangan penonton pada objek ditengah yang menjadi point of interest.
(2) Rule of thirds, Pada gambar kedua dan ketiga penempatan objek yang ada tersusun diantara titik bagian kiri dan kanan.
(3) Head room, Pada gambar keempat batas kosong yang ada di atas kepala objek sesuai.
4) Lighting
(1) Hard light, Pada gambar pertama, kedua, dan ketiga cahaya yang menyinari objek cukup tinggi sehingga bayangan nampak jelas.
121
(2) Direct light, Pada gambar keempat terlihat cahaya langsung yang dominan menyinari objek dari arah kiri.
5) Colour
(1) Hitam, Memiliki arti elegan (2) Merah, Memiliki arti kekuatan (3) Putih, Memiliki arti suci
6) Audio/Music: Dalam scene ini terdapat backsound lagu islami dan instrument komedi.
Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan penanda (signifier) dan juga petanda (signified) yang telah diuraikan, maka tanda denotasi pada scene 36 penggambaran dari tokoh utama yaitu Peekay yang sedang membawa botol minuman yang berisi wine (anggur) atau minuman keras ke lingkungan Masjid yang terdapat beberapa umat Islam disekitarnya.
Berdasarkan analisa dari Mise en scene dan juga tanda-tanda yang terlihat dalam gambar, dapat dikatakan dalam scene ini Peekay masih belum mengerti mengenai aturan dari masing-masing agama, setelah melihat pemberian wine dari pemuka agama Kristen Katolik kepada Yesus. Pada scene ini dia membawa wine di area masjid dan bertemu dengan pemuka agama Islam (Ustadz) kemudian dia dilarang membawa minuman tersebut, dan akhirnya dia dikejar oleh beberapa umat Muslim, karena terjadi perbincangan anatara Peekay dan Pemuka agama yaitu, Pemuka Agama: “Tunggu, Kau bawa apa?”, Peekay: “Anggur, Untuk Tuhan, dimana Dia?”.