• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Salak

Tanaman salak merupakan salah satu buah yang banyak tumbuh di lahan pertanian negeri ini serta paling digemari dan mudah ditemukan dimana saja.

Tanaman salak termasuk dalam golongan tumbuhan berumah ganda atau dua, yaitu pada satu tanaman hanya terdapat satu jenis kelamin (Hastuti & widiyantika, 2018).

Apabila hanya ditanami satu jenis bunga maka tidak akan didapatkan buahnya.

Proses pembentukan buahnya di peroleh dari, salak jantan ditanam di tengah-tengah salak betina. Salak (Salacca zalacca) dapat dikatakan buah yang unik dari segi bentuk dan kulit luarnya karena kulit buahnya yang dilapisi duri halus, tidak tajam sehingga aman untuk dipegang. Tanaman salak ini tidak hanya dikulit buahnya saja yang berduri, tetapi dibagian batang pohonnya (pelepah batang) juga tumbuh duri (Jumanto, 2019). Tanaman salak pada umumnya mampu tumbuh dan berkembang bertahun-tahun sampai ketinggian mencapai sekitar 7 meter, tetapi pada umumnya tanaman salak hanya tumbuh tidak lebih dari 4-5 meter saja (Hastuti & widiyantika, 2018)

Tanaman salak termasuk bagian tanaman perdu, beranak banyak dan berduri. Memiliki batang yang menjalar di atas tanah hingga bawah tanah, sehingga membentuk rimpang yang bercabang dengan diameter 10-15 cm (Jumanto, 2019).

Ibu daun tanaman salak berbentuk majemuk menyirip (pinnatus). Daun salak dewasa termasuk jenis daun majemuk yang berbentuk menyirip pada bagian bawah dan bagian tengah, sedangkan ujungnya bercabang dua (Darmawati, 2019). Ciri- ciri buah salak yang sudah matang adalah: (1) bila ditekan dibagian ujungnya akan terasa empuk dan lembut, (2) buahnya dapat dipetik dengan mudah dan mudah terlepas dari tandan buah, (3) kulit buah bersih mengkilap dan susunan sisik pada kulit buahnya lebih merenggang, (4) aroma buah salak yang khas bila dimasukan ke dalam air akan terapung, dan (5) biji salak di dalam daging buah berwarna coklat kehitaman (Haryanto & Priyanto, 2018).

(2)

10 2.1.1 Klasifikasi Ilmiah Tanaman Salak

Tanaman salak merupakan salah satu spesies palm yang tergolong dalam famili Araceae yang tersebar di daerah Indonesia dan Malaysia, sehingga terdapat 18 jenis salak yang berkembang di berbagai daerah (Karta et al., 2015), dan mampu tumbuh di pekarangan rumah atau kebun di pelosok desa seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Tanaman Salak (Sumber: Dokumen Pribadi,2020)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Arecales Famili : Araceae Genus : Salacca

Spesies : Salacca zalacca

2.2 Kandungan Biji Salak

Kandungan biji salak menurut Karta et al., (2015) mengandung senyawa tannin dan flavonoid dan sedikit alkaloid, dan juga memiliki antioksidan.

Antioksidan dimaksud sebagai senyawa yang dapat mengurangi pergerakan atau memperlambat reaksi oksidasi. Senyawa antioksidan berperan sangat penting dalam, kuatnya imun tubuh, mencegah penyakit saraf, proses pertahanan tubuh

(3)

11

terhadap pengaruh buruk yang banyak disebabkan radikal bebas. Radikal bebas ini mampu menginduksi penuaan, kanker yang disebabkan oleh rusaknya jaringan karena proses oksidasi (Irmawati, 2014) dalam (Karta et al., 2015). Kandungan kopi biji salak juga terdapat kadar air sebesar 54,84%, lemak sebesar 0,48%, karbohidrat 38,9%, antioksidan sebesar 0,4596% (Ayuni et al., 2017) dan kandungan kafein kopi biji salak sebesar 0,207% nilai tersebut lebih rendah daripada kandungan kafein pada kopi robusta jawa 1,48%, kopi arabica 1,16%, dan kopi liberica 2,19%.

2.3 Biji Salak

Biji adalah alat perkembangbiakan yang paling utama, karena biji (semen) mengandung calon lembaga atau tumbuhan baru (Darmawati, 2019). Proses terjadinya biji yaitu setelah terjadi penyerbukan yang diikuti pembuahan, bakal buah akan tumbuh menjadi buah sejati, dan bakal biji akan menjadi biji. Hasil dari proses pembentukan biji, tumbuhan akan mampu mempertahankan jenisnya, dan ada beberapa jenis tanaman lain biji tersebut akan terpencar ke tempat lain untuk menjadi bakal lembaga atau tumbuhan baru. Biji dalam suatu tanaman mengindikasikan bahwa suatu kandungan air dalam biji pada saat proses tanam akan sangat menentukan pertumbuhan bibit (Coffeland Indonesia, 2018). Apabila, semakin rendah kadar airnya semakin buruk juga laju pertumbuhnnya. Berlaku hal sebaliknya, jika semakin tinggi kadar airnya semakin baik pula laju pertumbuhannya.

Biji salak dengan kadar air tinggi tetapi kehilangan kadar airnya sangat cepat, terutama saat minggu pertama, bahkan 50% kadar air telah hilang saat sesudah 28 hari penyimpanan. Kandungan air biji salak memang cukup tinggi sekitar 60% dari berat total biji awal mula, sehingga biji salak ini termasuk kelompok biji yang rekalsitran (Ashari, 2013). Biji salak memiliki bentuk seperti bulat telur, dengan warna coklat agak kehitaman berdiamter 1-3 cm, dan tekstur biji keras dan dalam satu buah salak mengandung 1-3 biji.

(4)

12 2.4 Kopi

Kopi di Indonesia memiliki komoditas perkebunan sendiri sehingga banyak dikonsumsi oleh warga lokal karena memiliki aroma, rasa yang unik dan khas. Tak selamanya kopi berefek negative selagi dikonsumsi dalam jumlah wajar.

Hal ini sesuai studi yang dilakukan oleh Dr. Murdoch Ritchie, dalam “The Pharmalogical Basis of Therapeutics” yang ditulis dalam buku (Olivia, 2014) kafein 1-2 cangkir kopi ini dapat menambah kecepatan berfikir serta inspirasi dalam otak menjadi kuat, membuat badan lebih segar, mengobata rasa ngantuk dan lelah.

2.4.1 Rasa Kopi

Minuman yang sering diminum oleh masyarakat setiap harinya adalah minuman kopi, karena bagi masyarakat dengan meminum kopi dapat memberikan rasa nikmat kepada orang yang meminumnya, dan berkhasiat untuk mengusir rasa ngantuk. Biji kopi pada umumnya sebenarnya tidak mempunyai aroma sama sekali, karena aroma kopi ini akan timbul setelah melalui proses sangrai. Setelah proses sangrai akan dihaluskan, baik secara manual atau menggunakan mesin, biasanya tekstur bubuk kopi disesuaikan dengan selera masing-masing. Olivia (2014) mengatakan mutu rasa kopi sangat ditentukan oleh biji kopi, sangrai (roested), mencampur (blended), dan menyeduhnya (brewing).

Kopi dari biji buah salak merupakan bubuk yang terbuat dari proses pengahalusan biji salak yang penyajiannya tidak berbeda jauh pada kopi umumnya.

Proses pembuatannya menurut penelitian yang dilakukan (Lokaria & Susanti, 2018) tahap persiapannya yaitu proses sortasi biji salak, dengan mencuci, pemotongan biji salak menjadi 2 atau 4 potongan kecil, lalu dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari, tahap penyangraian dengan waktu tertentu, lalu proses penggilingan, dan yang terakhir pengujian organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur rasa, dan daya terima oleh masyarakat.

(5)

13 2.5 Standar Mutu Kopi

Mutu kopi merupakan standarisasi yang digunakan untuk mengetahui persyaratan mutu kopi yang sudah ditetapkan oleh ruang lingkup Standar Nasional Indonesia 2017. Ruang lingkup SNI menetapkan syarat mutu biji kopi secara umum menurut (kusumo,2017) kepala bidang pertanian, pangan dan kesehatan pusat perumusan standar BBN.

Tabel 2.1 Tabel SNI Biji Kopi 2017

No. Kriteria Satuan Persyaratan

1. Serangga Hidup Tidak ada Tidak ada

2. Biji berbau busuk dan atau berbau kupang

Tidak ada Tidak ada

3. Kadar Air % fraksi massa Maks 12,5

4. Kadar Kotoran/ abu/ rendemen % fraksi massa Maks 0,5 Penilaian organoleptik aroma juga memiliki standart juga menurut (Lokaria &

Susanti, 2018)

Tabel 2.2 Standar penilaian aroma

Karakteristik Nilai

Apek 0,5 sampai 1,5

Harum 1,6 sampai 2,4

Sangat harum 2,5 sampai 3,5

Penilaian organoleptik rasa juga memiliki standart juga menurut (Lokaria &

Susanti, 2018)

Tabel 2.3 Standar penilaian rasa

Karakteristik Nilai

Sepet 0,5 sampai 1,5

Pahit 1,6 sampai 2,4

Sangat pahit 2,5 sampai 3,5

(6)

14

Tabel 2.4 Standar penilaian warna

Karakteristik Nilai

Coklat muda 0,5 sampai 1,5

Coklat tua 1,6 sampai 2,4

Hitam 2,5 sampai 3,5

Berdasarkan penelitian ini akan diketahui 3 kriteria yang akan dinilai seperti aroma, rasa dan warna. Skala penilaian uji hedonikdaya terima kesukaan menurut standart yang berlaku dalam (Susanti & Zuki, 2011) seperti pada Tabel 2.5 di bawah ini

Tabel 2.5 Skala penelian hedonic daya terima kesukaan

Skala hedonik Penilaian

5 Sangat suka

4 Suka

3 Netral

2 Tidak suka

1 Sangat tidak suka

2.6 Manfaat Kopi Biji Salak

Manfaat kopi biji salak ini telah dilakukan penelitian oleh (Karta et al., 2015) memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti adanya antioksidan.

Manfaat lain yang telah ditemukan dan telah dilakukan oleh (Ayuni et al., 2017) kopi biji salak mampu mengatasi asam urat, system pencernaa, menambah energi dan tenaga dan mengurangi rasa sakit pada diare. Pemanfaatan biji salak sangat ekonomis dan antioksidannya sangat diperlukan oleh masyarakat dalam menjaga Kesehatan dari proses oksidasi dan radikal bebas. Menurut (Coffeland Indonesia, 2018) dalam Paliling, (2019) manfaat biji salak sebagai berikut:

(7)

15 1. Menambah tenaga

2. Meningkatkan kinerja otot pada tubuh 3. Mencegah hipertensi

4. Mencegah risiko kanker 5. Mengatasi penyakit asam urat 6. Dapat meningkatkan kecerdasan

7. Menjaga kesehatan indra perasa atau area mulut 8. Mencegah dan mengurangi risiko Alzheimer 9. Dapat memperlancar sistem pencernaan

2.6 Tinjuan Tentang Sumber Belajar Biologi 2.6.1 Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah segala sumber daya (resources) yang meliputi berbagai materi pelajaran, alat, teknik, manusia, lingkungan yang dapat digunakan untuk mendukung suatu proses pembelajaran pada peserta didik untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran (Musfiqon, 2016).

Dalam usaha kreasi, dan kreativitas siswa sumber belajar ini mampu menjadi alat yang berperan untuk membantu siswa mendapatkan ilmu apa yang ada di sekitarnya dan apa yang siswa lakukan. Sumber belajar berasal dari pengetahuan, keterampilan, norma, sikap tertentu dari berbagai lingkungan sekitar kita seperti orang tua, teman sebaya, guru, saudara, tetangga, koran, radio, televisi, film, majalah, bahkan dari berbagai pengalaman, atau peristiwa-peristiwa tertentu. Dari semua sumber tersebut, secara tidak langsung memberikan makna tersirat, yaitu mampu mempengaruhi proses belajar peserta didik dan memudahkan suatu proses pembelajaran.

Berbagai sumber belajar yang ada, memungkinkan ada hal yang terjadi pada pikiran dan sikap peserta didik yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti, yang awalnya pasif menjadi aktif, dan juga lebih terampil.

(8)

16 2.6.2 Jenis sumber belajar

Jenis sumber belajar yang dapat kita pahami menurut Musfiqon (2016) jenis sumber belajar ada 6 komponen yaitu:

1. Pesan (message): sumber informasi yang diteruskan oleh sebuah komponen yang lain berbentuk dalam ide pikiran, sebuah fakta, arti dan data. Contoh:

seluruh bidang studi disekolah seperti Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa dan lainnya.

2. Media-software (materials): sesuatu yang digunakan untuk menyimpan dokumen, pesan untuk di transmisikan menggunakan sebuah peralatan.

Contoh: slide, film, radio, tape record, modul, buku, jurnal dan lainnya 3. Orang (people): manusia yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan

dengan penyimpan, mengolah, mengedit dan menyampaikan isi pesan.

Contoh: teman, orang tua, guru, tetangga, orang sekitar dan yang lainnya.

4. Peralatan-hardware (divide): sesuatu yang digunakan untuk meneruskan isi pesan/materi. Contoh: proyektor slide, video tape recorder dan lainnya.

5. Teknik-metode (technique): acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, material, lingkungan, peralatan, dan orang yang meneruskan pesan.

Contoh: pengajaran yang terprogram.

6. Lingkungan (setting): lingkungan sekitar disaat inti isi pesan dapat diterima dengan baik dan mudah dipahami. Contoh lingkungan fisik: di Gedung sekolah, di laboratorium, perpustakaan, studio suatu mata pelajaran. Contoh lingkungan non-fisik: sirkulasi udara, sebuah cahaya dan lainnya.

2.6.3 Bahan Ajar Berbentuk Leaflet

Dalam penelitian ini media yang akan digunakan sebagai sumber belajar leaflet. Priyanto, Mulyana, & Mumpuni (2016) mengatakan leaflet adalah media pembelajaran yang berupa selembar kertas yang berisi tulisan dan beberapa gambar yang menarik dan informatif pada kedua sisi depan belakang kertas, dapat dilipat menjadi ukuran kecil, mudah dibawa dan praktis. Manfaat leaflet yaitu untuk memberikan informasi penting secara singkat. Pentingnya media bahan ajar berbentuk Leaflet mengandung gagasan langsung ke pokok topik serta memaparkan cara melakukan Tindakan secara singkat, lugas dan mudah dipahami sesuai pernyataan Asfar & Nur (2020) Leaflet adalah media sarana publikasi padat dan

(9)

17

singkat atau sumber pembelajaran yang sudah diringkas berbentuk selembar kertas yang berukuran kecil.

Leaflet biasanya hanya berisi tulisan tentang suatu masalah khusus untuk tujuan tertentu (Maulana, Marwah, 2017). Umumnya leaflet ini agar menarik didesain dengan sekreatif mungkin, sebagus mungkin, ilustrasi yang menarik, dan menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, singkat supaya mudah dipahami dan kertas yang digunakan biasanya berukuran A4 dan HVS sehingga dapat dilipat menjadi 3 atau 4 bagian. Leaflet ini umumnya bersifat tata cara atau intruksi untuk melakukan sesuatu, berisi pesan yang singkat tetapi tetap mengandung tujuan dan makna di dalamnya, media ini dibuat selembar agar mudah dibawa sehingga lebih ringkas dan mudah untuk disebarluaskan (Juniarto, 2016).

Menurut Maulana, Marwah (2017) leaflet sendiri memiliki ciri-ciri:

1. Isi leaflet harus dapat dipahami dan dibaca dengan sekali pandang

2. Ukuran kertas leaflet biasanya menggunakan A4 atau HVS (mudah untuk dilipat supaya ringkas)

3. Tulisan dalam leaflet teridri dari 200 sampai 400 huruf saja dan diselingi gambar disekitar tulisannya.

Leaflet juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari leaflet sendiri adalah:

1. Mudah dimengerti

2. Menarik bagi pembacanya karena penuh ilustrasi bergambar 3. Lebih ringkas tentang materi informasi didalamnya

Kekurangan dari leaflet adalah:

1. Jika ada yang salah dalam pembuatan desain maka tidak menarik bagi pembacanya

2. Leaflet biasanya hanya disebarluaskan untuk dibagikan pada masyaralat umum, tetapi tidak disarankan untuk dipajang/ ditempel.

2.6.4 Pemanfaatan leaflet pada materi aditif dan zat adiktif-psiktropika Pemanfaatan hasil penelitian sebagai bahan ajar yang berbentuk media pembelajaran leaflet harus memenuhi bebapa syarat untuk menjadi suatu media pembelajaran yang baik. Menurut Pribadi (2017) leaflet tersebut harus memuat sebuah informasi dan pengetahuan yang dapat dipelajari oleh siswa atau pengguna

(10)

18

dan pembacanya, tentunya ada hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan media bahan pembelajaran yang telah tersedia yaitu 1) Topik atau isu pada bahan (leaflet); 2) Penyajian isi atau topik harus informatif; 3)Tata letak (layout) media cetak. Maka dari itu, leaflet harus memuat informasi yang terkini sehingga akan meningkatkan minat bagi para pembacanya, tentunya untuk mempelajari isi informasi dan pengetahuan subjek tertentu yang terdapat di dalam leaflet. Melina (2014) dalam Juniarto (2016) bahan ajar leaflet harus memperhatikan beberapa hal yaitu: 1) Judul haru singkat dan diturunkan dari KD; 2) Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami, jelas dan tidak bertele-tele; 3) Informasi yang ditulis harus jelas, ringkas, padat dan menarik.

Berdasarkan syarat yang sudah dipaparkan, dalam pemanfaatan hasil penelitian untuk digunakan untuk pembelajaran. Menurut (Munajah & Susilo, 2015) pemanfaatan hasil penelitian yang digunakan sebagai sumber belajar terdapat 6 syarat yang terdiri dari (1) kejelasan potensi, (2) kejelasan sasaran, (3) kejelasan informasi yang akan diungkap, (4) kejelasan tujuan, (5) kejelasan pedoman eksplorasi, dan (6) kejelasan perolehan yang diharapkan. Dalam silabus Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII terdapat pembelajaran dengan pokok bahasan mengenai aditif dan zat adiktif-psikotropika. Materi tersebut tertulis dalam kompetensi dasar yang mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh manusia. Hal tersebut berkaitan dengan penelitian yang dilakukan karena menyangkut kandungan biji salak yang dapat dijadikan kopi yang baik untuk kesehatan sehingga media pembelajaran leaflet dipilih untuk menjadi bahan ajar siswa kelas VIII SMP.

2.7 Kerangka Konsep

Penelitian pembuatan kopi biji salak dengan variasi waktu jemur dan sangrai, peneliti ingin melihat pengaruh pada perlakuan waktu penjemuran dan penyangraian terhadap tingkat kesukaan aroma, rasa dan warna. Setiap perlakuan diberikan kode untuk setiap waktu jemur dan sangrai yaitu sebagai berikut:

(P1): Waktu jemur 5 hari, waktu sangrai 120, 90, 60,30 menit.

(P2): Waktu jemur 10 hari, waktu sangrai 120, 90, 60,30 menit.

(11)

19

(P3): Waktu jemur 15 hari, waktu sangrai 120, 90, 60,30 menit.

(P4): Waktu jemur 20 hari, waktu sangrai 120, 90, 60,30 menit.

Kemudian dari waktu jemur dan sangrai untuk tingkat kematangan yang sudah ditentukan nantinya akan diuji untuk memperoleh karakteristik uji organoleptik yang baik. Waktu jemur dan sangrai yang sudah ditentukan diharapkan mendapatkan rasa biji salak yang sekiranya akan digemari dan disukai oleh para penggemar kopi. Proses penelitian ini melalui beberapa tahap rangkaian masalah sampai menghasilkan sebuah hasil yang diharapkan sesuai pada gambar 2.2

(12)

20

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

2.8 Hipotesis

H0:Tidak ada perubahan aroma, rasa, dan warna antara empat perlakuan.

H1: Ada perbedaan aroma, rasa dan warna antara empat perlakuan.

Kopi biji salak Banyaknya produksi olahan salak

Banyak limbah biji salak terbuang.

Diolah kembali

Variasi waktu sangrai Variasi waktu jemur

Uji organoleptik

Kualitas Mutu Terhadap Aroma, rasa dan warna

Sebagai sumber belajar biologi

Gambar

Gambar 2.1 Tanaman Salak  (Sumber: Dokumen Pribadi,2020)
Tabel 2.1 Tabel SNI Biji Kopi 2017
Tabel 2.4 Standar penilaian warna
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Tugas sehari-hari seorang Public Relations officer (PRO) adalah mengadakan kontak social dengan kelompok masyarakat tertentu, serta menjaga hubungan baik (community

andersoni yang ditemukan adalah 311 ekor, sebagian besar ditemukan pada usus (82,96%), sisanya pada lambung dan cecum dengan jumlah cacing per individu inang adalah 1-66.. Jenis

Dari 30 Maret 2009 sampai 7 Juni 2009 dapat diamati terjadi perubahan yang signifikan: 1) Kawah di Pusat Semburan berbentuk elip dengan sumbu utara-selatan condong

mengkaji perubahan sosial ekonomi petani jeruk di desa

1) Biaya pendidikan untuk level yang ditempuh sebesar Rp1.650.000 (satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai ketentuan Pimpinan Pusat.. OIAA di Kairo. Biaya itu

Penilaian rata-rata responden untuk faktor Manusia (Human) pada ALAM sebesar 4,02, menunjukkan bahwa dari sisi penggunaan sistem yang terkait dengan siapa yang

Dari pengamatan yang dilakukan ketika kedua orang pengawai diminta untuk memasukkan metadata ke dalam WINISIS dan aplikasi data entry katalog, diketahui bahwa

DARUSSALAM 1990.. Us£he untuk r.cneiptalwn kebersihan ling lwngan hidup. p ortisipDSi semua wa.rgn o8.syera!tat un - tuk nendukung pro~rem tersebut. Penelitian lni