• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH PENGEMBANGAN DESAIN PENDIDIKAN KARAKTER SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT. Akmaluddin, S.Pd.I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LANGKAH PENGEMBANGAN DESAIN PENDIDIKAN KARAKTER SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT. Akmaluddin, S.Pd.I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LANGKAH PENGEMBANGAN DESAIN PENDIDIKAN KARAKTER SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Akmaluddin, S.Pd.I

MI No. 27/E.3 Muhammadiyah Sebukar akmaluddin39@gmail.com

ABSTRAK

Merujuk pada Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter, mengetahui bentuk pengembangan desain pendidikan karakter di lingkungan sekolah, mengetahui bentuk pengembangan desain pendidikan karakter di dalam keluarga, dan mengetahui bentuk pengembangan desain pendidikan karakter di lingkungan masyarakat. Metode penelitian ini adalah studi literatur dengan mengumpulkan materi baik dari internet maupun buku cetak lainnya. Hasil penelitian ini adalah secara keseluruhan pendidikan karakter dapat memperluas wawasan para pelajar tentang nilai-nilai moral dan etika yang membuat mereka semakin mampu mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggung jawabkan.

KATA KUNCI : Desain Pendidikan Karakter, Lingkungan, Masyarakat, dan Sekolah

(2)

PENDAHULUAN

Pemerintah telah mengupayakan penekanan dalam pengembangan pendidikan karakter di instansi pendidikan, dengan tujuan untuk meningkatkan akhlakuk karimah bagi seluruh peserta didik. Pentingnya pendidikan karakter di masa ini. Karena pendidikan karakter dapat memperluas wawasan para belajar tentang nilai-nilai moral dan etika yang membuat mereka semakin mampu mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggung jawabkan. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa termaksud investasi untuk menancapkan perilaku sosial yang penuh dengan praktek etika.

Dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

Pada Pasal 3 dijelaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”2

Sebagaimana isi dari UU RI No 20 tahun 2003 tersebut menuntut bahwasannya pelaksanaan pendidikan agar dapat menciptakan manusia Indonesia menjadi manusia seutuhnya. Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani (2013) menyatakan amanah Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernapas nilai luhur bangsa serta agama3.

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter menyatakan bahwa, “Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan kompetensi yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan ynag menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat dan kompetensi yang tinggilah jatidiri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21. Untuk itu, pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter di samping pembentukan kompetensi4.

1 Salinan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (pdf) 14/07/2018 : 17:57 hal 1

2 Ibid. Hal :3

3 Ibid. Hal :1

4 Tim PPK Kemendikbud, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter, (Jakarta : Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan dasar dan Menengah Dirjen GTK Kemendikbud) 2018, hal : iii

(3)

Untuk mewujudkan dan sekaligus mendidik moralitas, yang tidak dapat kita lupakan adalah lembaga pendidikan kita yaitu sekolah atau madrasah. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.

Nilai-nilai moral itu berlandas pada tiga prinsip dasar yaitu prinsip kemerdekaan, kesamaan dan saling terima5. Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan seseorang dalam berfikir dan bertindak sehingga melahirkan perilaku moral yang tinggi.

Pengembangan karakter ditingkat sekolah tidak dapat lepaskan dari dua tugas yaitu pengembangan kemampuan intelektual dan kemampuan moral. Dengan dua arah pengembangan ini, diharapkan menjadi semacam idealisme bagi para siswa agar mereka semakin mampu mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat. Untuk melengkapi Pendidikan karakter yang kuat itu, pendidikan karakter yang dilengkapi dengan pendidikan Islam. Dengan adanya pendidikan karakter yang menerapkan cara-cara Islam membawa pendidikan menjadi terarah.

Dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak dijumpai mata pelajaran yang berkenaan dengan karakter atau budi pekerti. Sehingga banyak menimbulkan masalah bangsa yang semakin kompleks yang mengacu pada masalah akhlak dan moral dikalangan peserta didik peda berbagai level atau tingkatan.

Hakikatnya pendidikan karakter ini harus diterapkan bukan hanya di instansi pendidikan saja atau dilingkungan sekolah, namun juga harus diterapkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Makalah ini akan memaparkan secara lebih dalam tentang pengembangan desain pendidikan karakter di sekolah, keluarga dan masyarakat.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan studi literatur pada tinjauan pustaka dibentuklah pertanyaan penelitian yaitu apa yang dimaksud dengan penelitian studi literatur, dan kemudian bagaimana penelitian dengan studi literatur sebagai karya ilmiah. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka.

Metode yang akan digunakan untuk pengkajian ini studi literatur. Data yang diperoleh dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai studi literatur. Studi Literatur Penelitian kepustakaan dan studi pustaka/riset pustaka meski bisa dikatakan mirip akan tetapi berbeda. Studi pustaka adalah istilah lain dari kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori, telaah putsaka (literature review), dan tinjauan teoritis. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan (Embun, 2012).

Meskipun merupakan sebuah penelitian, penelitian dengan studi literatur tidak harus turun ke lapangan dan bertemu dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen. Menurut (Zed, 2014), pada riset pustaka (library research), penelusuran pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian (research design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Selain data, beberapa hal yang harus ada dalam sebuah penelitian supaya dapat dikatakan ilmiah, juga memerlukan hal lain seperti rumusan masalah, landasan teori, analisis data,

5 Sjarkawi, 2009.

(4)

dan pengambilan kesimpulan. penelitian dengan studi literatur adalah penelitian yang persiapannya sama dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan penelitian.

Meskipun terlihat mudah, studi literatur membutuhkan ketekunan yang tinggi agar data dan analisis data serta kesimpulan yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk itu dibutuhkan persiapan dan pelaksanaan yang optimal. Penelitian studi literatur membutuhkan analisis yang matang dan mendalam agar mendapatkan hasil. Dengan demikian penelitian dengan studi literatur juga sebuah penelitian dan dapat dikategorikan sebagai sebuah karya ilmiah karena pengumpulan data dilakukan dengan sebuah strategi dalam bentuk metodologi penelitian. Variabel pada penelitian studi literatur bersifat tidak baku. Data yang diperoleh dianalisis secara mendalam oleh penulis. Data-data yang diperoleh dituangkan ke dalam sub bab-sub bab sehingga menjawab rumusan masalah penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Karakter

Karakter (character) adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etika atau moral, misalnya kejujuran; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap6. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas dalam Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani adalah “bawaan, hati, jiwa kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.” Adapun berkarakter adalah b erkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak7.

Pendapat lain menyatakan bahwa “karakter itu sama dengan akhlak dalam pandangan Islam. Akhlak dalam pandangan Islam ialah kepribadian. Kepribadian itu komponenya tiga yaitu tahu (pengetahuan), sikap, dan perilaku. Yang dimaksud kepribadian utuh ialah bila pengetahuan sama dengn sikap dan sama dengan perilaku.

Kepribadian pecah ialah bila pengetahuan sama dengan sikap tetapi tidak sama dengan perilakuknya; atau pengetahuan tidak sma dengan sikap, tidak sama dengan perilaku8. B. Pengembangan Desain Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah

Suyadi dalam Kemendiknas menyatakan bahwa Pendidikan dewasa ini dituntut untuk dapat merubah peserta didik ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 Nilai Karakter yang akan ditamamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa.

1. Religius

Religius yaitu ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

6 Aziez, F. Ensiklopedia Pendidikan Lengkap, (Jakarta : Adhi Aksara Abadi Indonesia) 2010, hal : 93.

7 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Pustaka Setia), 2013, hal : 30

8Abdul Majid, dkk, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya) 2013, cetakan ketiga, hal : iv.

(5)

2. Jujur

Jujur yaitu sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

3. Toleransi

Toleransi yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal- hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

4. Disiplin

Disiplin yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

5. Kerja keras

Kerja keras yaitu perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif

Kreatif yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

7. Mandiri

Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

8. Demokratis

Demokratis yaitu sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.

9. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu yaitu cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme

Semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.

11. Cinta tanah air

Cinta tanah air yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

12. Menghargai prestasi

Menghargai prestasi yaitu sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

13. Komunikatif

Komunikatif biasa disebut senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga

(6)

tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

14. Cinta damai

Cinta damai yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

15. Gemar membaca

Gemar membaca yaitu kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan

Peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

17. Peduli sosial

Peduli social yaitu sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

18. Tanggung jawab

Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.8

Pengembangan desain pendidikan karakter di lingkungan sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam segenap penerapannya di masa yang akan datang atau pembentukan, pengembangan peningkatan pemeliharaan dan perbaikan perilaku peserta didik agar mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi seimbang lahir bathin, jasmani, rohani, material spritual, individu sosial, dan dunia akhirat.

C. Pengembangan Desain Pendidikan Karakter di dalam Keluarga

Pada bagian pembahasan berikut ini akan dibahas Pendidikan Karakter yang harus ditingkatkan di dalam keluarga. Adapun bagian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fathanah (Cerdas/Cerdik)

Kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan tugas secara cermat, tepat dan cepat9. Kecerdasan dalam konsep karakter pendidikan Islam diartikan sebagai sikap Fathanah. Fathanah (Kebijaksanaan dan cerdas). Sifat ini adalah sifat penting yang perlu ada pada seorang mukmin yang bertugas menyampaikan dakwah kepada masyarakat. Sifat fathanah akan menyempurnakan sifat tabligh. Seseorang pendidik yang terlibat secara langsung akan selalu terlibat dalam perbincangan dengan siswa, menghadapi pertanyaan, serangan serta kritikan tentang hal yang masih meragukan.

Seorang yang memiliki sifat fathanah ini cukup paham keadaan mereka yang ingin diajarkan dan mengambil pendekatan lemah lembut dan penuh hikmah.

Fathonah artinya cerdas, lawannya adalah jahlun atau bodoh. sifat fathonah ini bisa diibaratkan dengan kompetensi pedagogik. pendidikan adalah suatu kegiatan yang terprogram dan terarah untuk mengembangkan potensi siswa. Kecerdasan untuk mengaplikasikan kurikulum dibarengi dengan kecermatan dalam memilih metode pembelajaran. Karena itu pemahaman terhadap karakter kepribadian, kejiwaan, sifat dan interest siswa, penguasaan tentang teori belajar dan prinsip pembelajaran sangatlah

9 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Pustaka Setia), 2013, hal : 167

(7)

diperlukan agar siswa dapat mengaktualisasilkan kemampuannya dalam kegiatan belajar10.

b. Kerjasama

Kerja sama atau syirkah berarti bagian yang berserikat. Menurut istilah, yang dimaksud dengan syirkah, para fuqaha berpendapat antara lain menurut Muhammad Al- Syarbini Al-Khatib, yang dimaksud dengan syirkah ialah ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara mashur (diketahui). Menurut Idris Ahmad menyebutkan bahwa syirkah sama dengan serikat dagang, yakni dua orang atau lebih sama-sama berjanji aka bekerja sama dalam dagang, dngen menyerahkan modal masing- masing, dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar kecilnya modalnya masing-masing11.

c. Percaya Diri dan Bekerja Keras

Percaya diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri terhadap lingkungan maupun situasi yang akan dihadapi. Memiliki sifat percaya diri sangat penting bagi seseorang, karena dalam hal ini mereka akan mampu mengambil tindakan yang sesuai dan tepat dengan masalah yang dihadapi.

Kerja keras tenyata sangat diwajibkan dalam islam bukan Cuma dalam urusan akhirat tetapi dalam kegiatan duniawi. Seorang muslim itu dianjurkan untuk menyeimbangkan dunia dan akhirat. Sangat baik untuk memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan sangat baik pula untuk kita untuk bekerja keras untuk kesejahteraan hidup kita di dunia.

d. Saling Hormat

Saling menghormati atau ihtiram artinya saling menghargai atau saling hormat menghormati kepada sesama manusia. Saling harga menghargai adalah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim sebagai wujud akhlakul mahmudah. Harga menghargai ditengah pergaulan hidup setiap muslim punya tanggung jawab moral untuk mempertahankan dan mewujudkan citra baik islam dengan menampakkan tutur kata, sikap dan tingkah laku, yang lebih bagus dari yang lain.

D. Pengembangan Desain Pendidikan Karakter di Lingkungan Masyarakat

Pada bagian pembahasan berikut ini akan dibahas Pendidikan Karakter yang harus ditingkatkan di lingkungan masyarakat. Adapun bagian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Shidiq (Jujur)

Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya12. Kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya

10 https://www.kompasiana.com/shokhibulaarifin/55182098a333117607b66341/korelasi- kompetensi-guru-dengan-sifat-rasulullah, 15/10/2018, 08.30

11Idris Ahmad, Fiqh al-syafi‟iah, (Jakarta : karya Indah)1984

12 Abdul Majid, dkk, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya) 2013, cetakan ketiga, hal : 14.

(8)

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri maupun pihak lain13.

e. Amanah (Dapat Dipercaya)

Al-amanah, dapat dipercaya, sebagai salah satu konsekuensi iman ialah amanah atau penampilan diri yang dapat dipercaya. Amanah sebagai budi luhur adalah lawan khiyanah yang amat tercela. Secara bahasa, amanah berasal dari kata bahasa Arab yang berarti aman/tidak takut. Dengan kata lain, aman adalah lawan dari kata takut. Dari sinilah diambil kata amanah yang merupakan lawan dari kata khianat. Dinamakan aman karena orang akan merasa aman menitipkan sesuatu kepada orang yang amanah.

f. Tabligh (Menyampaikan Perintah)

Tabligh secara bahasa berasal dari kata ballaga, yuballigu, tabligan yang artinya menyampaikan. Tabligh secara istilah dapat diartikan dengan menyampaikan ajaran- ajaran Islam yang diterima dari Allah swt. melalui Nabi Muhammad kepada umat manusia sebagai pedoman hidup dalam menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Orang yang menyampaikan tabligh disebut dengan mubalig atau mubaligah.

g. Kepemimpinan Dan Berbuat Adil

Adil adalah menempatkan sesuatu hal pada tempatnya sesuai dengan kadar dan porsinya masing-masing. orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku. Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama. keadilan adalah milik seluruh umat manusia tanpa memandang suku, agama, status jabatan ataupun strata sosial.

h. Dermawan

Kedermawanan adalah ciri orang Islam, dan kemurahan hati adalah adat kebiasaannya. Seorang Muslim bukanlah orang yang kikir dan bakhil karena keduanya adalah akhlak yang tercela, yang sumbernya dari jiwa yang kotor dan hati yang gelap.

Sedangkan seorang muslim dengan iman dan amal shalihnya, jiwanya menjadi bersih dan hatinya menjadi cenerlang, maka sirnalah sifat kikir dan bakhil oleh bersihnya jiwa dan cemerlangnya hati, sehingga seorang Muslim tidak akan menjadi kikir dan bakhil.

i. Tolong Menolong

Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah ta’awun. Sedangkan menurut istilah, pengertian ta’awun adalah sifat tolong menolong diantara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim. Sudah semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan dalam kebaikan dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong dalam hal dosa atau permusuhan.

j. Pemaaf

Pemaaf adalah salah satu dari sifat yang mahmudah dimana lawan dari sifat ini adalah sifat pemarah dan pendendam.. pemaaf berarti orang yang rela member maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikitpun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab

13 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Pustaka Setia), 2013, hal : 167

(9)

pemaaf disebut al-„afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah. Pemaaf adalah sifat luhur yang perlu dimiliki oleh setiap muslim.

k. Tidak Sombong (Tawadhu’/Rendah Hati)

Al-Tawadlu, yaitu sikap rendah hati, sebuah sikap yang tumbuh karena keinsafan bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah, maka tidak sepantasnya manusia mengklaim kemuliaan itu kecuali dengan pikiran yang baik dan perbuatan yang baik. Tawaduk artinya adalah rendah hati. Kerendahan hatinya diwujudkan dalam ucapan, sikap dan tindakan. Tawaduk adalah salah satu perbuatan yang sangat terpuji. Allah sangat mengahargai sikap rendah hati dan sangat membenci sikap sombong, karena sikap sombong hanya akan mendatangkan Kebencian dan kerusakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter dapat memperluas wawasan para belajar tentang nilai-nilai moral dan etika yang membuat mereka semakin mampu mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggung jawabkan. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa termaksud investasi untuk menancapkan perilaku sosial yang penuh dengan praktek etika.

2. Pengembangan karakter ditingkat sekolah tidak dapat lepaskan dari dua tugas yaitu pengembangan kemampuan intelektual dan kemampuan moral.

3. Pengembangan karakter di dalam keluarga adalah tentang sikap kita kepada orang yang lebih tua daripada kita, dan sikap kita kepada orang yang lebih muda daripada kita.

4. Pengembangan karakter di lingkungan masyarakat adalah tentang sikap kita dengan sesama, tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan kemampuan kita beradaptasi dengan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, dkk, 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya)

Amdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Pustaka Setia),

Aziez, F. 2010, Ensiklopedia Pendidikan Lengkap, (Jakarta : Adhi Aksara Abadi Indonesia) Abdul Majid, dkk, 2013,. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya) cetakan ketiga

Hofstede, G, 1980. (Inggris) "Culture Consequencies," Beverly Hills, CA: Sage Marzuki, 2017. Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah

Meglino dan Ravin. (Inggris)"Individual Value in Organizations," hal. 351-489 Ramayulis, 2012. "Ilmu Pendidikan Islam", Jakarta : Kalam Mulia Group

Robbins, Stephen P, 2007. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. hal.

146-156

Rokeach, (Inggris)The Nature of Human Value, hal. 6

Smola, K. W, 2002. (Inggris) "Generational Differences Revisiting Generational Work Values for the New Millenium," Journal of Organizational Behavior

(10)

Sapriadi,2018. Internalisasi, implementasi dan Transformasi Nilai Karakter Nasionalis dalam berbagai Lingkungan Kehidupan, materi tugas mata kuliah Konsep dan Teori Pendidikan karakter (IAIN Kerinci)

Tim PPK Kemendikbud, 2018. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter, Jakarta : Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasara dan Menengah Dirjen GTK Kemendikbud

Syaikh Abu bakar Jabir al-Jaza „iri, Penerjemah: Musthofa „Aini, dkk. 2014. Minhajul Muslim, Panduan Hidup Seorang Muslim, (Madinah : Maktabatul „Ulum wal Hikam), cet. VI tahun 1419 H, dicetak oleh MSP, cetakan ke II

Zemke, R, 1999. (Inggris) Generation at Work, New York: AMACOM

Zubaedi, 2012. "Desain Pendidikan Karakter", Jakarta : Kencana Prenada Media GroupSalinan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

model yang dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa ke dalam kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler; (4) pendidikan karakter

Pada buku ini juga, dibahas mengenai Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Transdisiplinaritas, Urgensi Keteladanan Guru dalam Membentuk Karakter

Terwujudnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai fondasi utama dari pembangunan karakter bangsa dan merupakan transformasi dari penanaman nilai-nilai Pancasila

optimalisasi Pendidikan Agama Islam pada Penguatan Pendidikan Karakter berbasis sekolah dengan mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berbasis takwa dan menjadikan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan

Pendidikan karakter wawasan kebangsaan diharapkan mampu untuk mengembalikan eksistensi dan image bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab, bangsa yang toleran, dan bangsa yang

Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi besar dalam memben- tuk karakter anak bangsa adalah madrasah, karena madrasah memiliki ciri khusus

Pendidikan karakter untuk siswa di sekolah sangat penting untuk mempersiapkan generasi penerus masa depan