• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MEDIA COMIC STRIP PADA PEMBELAJARAN MATERI PEWARISAN SIFAT DI SMP N 2 TAMAN KAB. PEMALANG DENGAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MEDIA COMIC STRIP PADA PEMBELAJARAN MATERI PEWARISAN SIFAT DI SMP N 2 TAMAN KAB. PEMALANG DENGAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)."

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMP N 2 TAMAN KAB. PEMALANG DENGAN

PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI,

VISUAL, INTELEKTUAL)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Teti Elina

4401405007

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Efektivitas Media Comic strip pada Pembelajaran Materi Pewarisan Sifat di SMP N 2 Taman Kab. Pemalang dengan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Juni 2009

(3)
(4)

iv

ABSTRAK

Elina, Teti. 2009. Efektivitas Media Comic strip pada Pembelajaran Materi Pewarisan Sifat di SMP N 2 Taman Kab. Pemalang dengan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. drh. R. Susanti, MP. dan Drs. Ibnul Mubarok

Hasil observasi di SMP N 2 Taman memberikan gambaran bahwa pembelajaran biologi didominasi oleh guru, penggunaan media untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa belum efektif sehingga siswa cenderung pasif. Materi pewarisan sifat merupakan materi yang relatif sulit dipahami oleh siswa karena sebagian dari materi berupa hitungan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi pewarisan sifat adalah penggunaan comic strip sebagai media belajar yang dipadukan dengan pendekatan SAVI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran materi pewarisan sifat menggunakan media comic strip dengan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Taman. Sampel yang digunakan adalah kelas IX A dan IX B sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain the one shot case study. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media comic strip dengan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar, dan aktivitas siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keefektifan yaitu sebanyak 95 % siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai akhir sebesar 80,05. Demikian pula keaktifan siswa secara klasikal mempunyai kriteria sangat tinggi pada pertemuan 1, 2, 3, dan 4 yaitu berturut – turut sebesar 95%, 98,75 %, 98,75 %, dan 98,75 %.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa media comic strip dan pendekatan SAVI sangat efektif diterapkan pada pembelajaran materi pokok pewarisan sifat di kelas IX SMP Negeri 2 Taman tahun ajaran 2008 / 2009.

(5)

v

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Efektivitas Media Comic Strip pada Pembelajaran Materi Pewarisan Sifat di SMP N 2 Taman Kab. Pemalang dengan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)”.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, antara lain : 1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah member ijin untuk

melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam hal administrasi.

3. Dr. drh. R. Susanti, MP, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi.

4. Drs. Ibnul Mubarok, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan serta mengarahkan penulis dalam penyempurnaan skripsi.

6. Kedua orang tua dan kakak-kakakku yang selalu mendoakan dan memberi semangat demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Hernanto, S. Pd, M. Pd, selaku Kepala sekolah SMP Negeri 2 Taman yang sudah mengijinkan penelitian.

(6)

vi

9. Teman – teman kost dan biologi angkatan 2005 serta orang – orang terdekatku yang sudah menemani, membantu, dan memberikan semangat dan doa demi terselesaikanya skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang menjadi bagian dari setiap peristiwa yang penulis alami.

Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan kecuali untaian doa, ”Semoga amal baik yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT”. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

(7)

vii

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Penegasan Istilah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Hipotesis Penelitan ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 15

B. Variabel Penelitian ... 15

C. Rancangan Penelitian ... 15

D. Prosedur penelitian ... 16

1. Persiapan ... 16

2. Pelaksanaan Penelitian ... 21

3. Analisis hasil penelitian ... 22

E. Data dan Cara Pengumpulan Data ... 22

(8)

viii

G. Indikator Kerja... 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 27 B. Pembahasan ... 30 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(9)

ix

1. Rekapitulasi Validitas Hasil Uji Coba Instrumen ...18

2. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen ………19

3. Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen ...20

4. Soal Uji Coba Tes Evaluasi Akhir ………...21

5. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Pembelajaran ...27

6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran ……….28

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(11)

xi

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 49

3. Comic strip ... 57

4. Lembar Diskusi Siswa (LDS) ... 75

5. Lembar jawab LDS ... 84

6. Lembar praktikum ... 88

7. Lembar jawab praktikum ... 92

8. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 93

9. Lembar jawab LKS ... 97

10. Kisi – kisi soal tes evaluasi akhir ... 99

11. Soal tes evaluasi akhir ... 102

12. Analisis validitas, Daya beda, Tingkat kesukaran, dan Reliabilitas soal tes evaluasi akhir………... 109

13. Daftar nama siswa kelas sampel ... 120

14. Rekapitulasi nilai akhir siswa kelas sampel ...    122 

15. Rubrik lembar aktivitas siswa ...    124 

16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………. 126

17. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa kelas sampel ... 127 

18. Lembar observasi kinerja siswa...    129 

19. Rekapitulasi hasil observasi kinerja siswa kelas sampel………. 130

20. Lembar penilaian afektif………. 132

21. Rekapitulasi penilaian afektif  kelas sampel ………   133

22. Lembar angket tanggapan siswa ………..   134

23. Rekapitulasi angket tanggapan siswa ...    135 

24. Contoh lembar jawab soal yang diisi oleh siswa………... 136 

25. Contoh lembar observasi yang diisi oleh observer ………... 140 

26. Contoh angket yang diisi oleh siswa ……… 142 

(12)

xii

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Di dalam kegiatan pembelajaran, guru harus berpegang pada prinsip-prinsip dasar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun prinsip dasar KBM pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antara lain berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Prinsip KBM akan mencapai hasil maksimal jika memadukan berbagai metode dan teknik serta pendekatan belajar yang melibatkan sebanyak mungkin indera.

Namun, secara umum pembelajaran biologi di sekolah-sekolah masih menggunakan metode ceramah dan tingkat dominasi guru dalam interaksi belajar mengajar juga relatif tinggi sehingga membuat siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Biologi hanya diajarkan dengan hafalan dan penguasaan produk lebih diutamakan daripada proses dan sikap ilmiah. Fakta-fakta tersebut menunjukan bahwa proses pembelajaran biologi saat ini semata-mata ditujukan pada Learning to Know, sedangkan Learning to learn belum tersentuh dengan memadai.

Padahal esensi biologi adalah menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, sehingga siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses yang dapat mengungkap proses-proses penemuan. Bagi seorang siswa, untuk membuat penemuan-penemuan ia harus melakukan proses ilmiah, contohnya mengamati dan menafsirkan pengamatan, menggolong-golongkan, memprediksi, menggunakan peralatan dan mengukur, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan penyelidikan/ percobaan, menginterpretasikan/ membuat kesimpulan dan berkomunikasi.

(14)

2

biologi khususnya pada materi pewarisan sifat di SMP Negeri 2 Taman, masih menunjukkan pembelajaran konvensional yaitu menggunakan model ceramah, sehingga siswa merasa bosan, tidak menyenangkan (joyful) dan cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa menganggap materi pewarisan sifat adalah materi yang sulit dan membosankan karena banyak materi hafalan dan hitungan sehingga perlu adanya suatu media yang bisa membuat suasana proses pembelajaran tidak terasa membosankan.

Melihat kenyataan di lapangan yang tidak sejalan dengan prinsip Kegiatan Belajar Mengajar dalam KTSP maka penulis mencoba memadukan antara penggunaan media comic strip dengan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada materi pewarisan sifat di SMP Negeri 2 Taman. Penggunaan media comic strip dalam pembelajaran materi pewarisan sifat dirasa efektif karena media comic strip dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan, comic mampu menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini terjadi karena comic

memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita bergambar. Teks pada comic dengan penggunaan bahasa yang sederhana membuat informasi lebih mudah dimengerti, dan alur cerita membuat informasi lebih mudah diikuti dan diingat.

Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru merupakan penyediaan pengalaman belajar bagi siswa. Hal ini menuntut perlunya guru memahami modus atau pola pengalaman belajar siswa dan kemungkinan hasil belajar yang dicapainya, ada beberapa pola pengalaman belajar dan kemungkinan hasil belajar yang dapat dicapai yaitu :

- Apabila kita belajar dengan cara membaca maka kita ingat 10% dari yang kita baca.

- Apabila kita belajar dengan cara mendengar maka kita ingat 20% dari yang kita dengar.

(15)

- Apabila kita belajar dengan cara melihat dan mendengar maka kita ingat 50% dari yang kita lihat dan dengar.

- Apabila kita belajar dengan cara mengatakan maka kita ingat 70% dari yang kita katakan.

- Apabila kita belajar dengan cara melihat, mengatakan, mendengar, dan melakukan maka kita ingat 90% dari apa yang kita lihat, dengar, katakan dan lakukan, karena hal itu akan melibatkan lebih banyak alat indera dalam proses belajar (Magnesen 1983 diacu dalam De porter et al. 2005).

Sejalan dengan beberapa pola pengalaman belajar di atas, pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dalam pembelajaran biologi merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang memanfaatkan keterlibatan indera sebanyak mungkin sehingga pembelajaran dapat berpusat pada siswa dan mengembangkan kreativitas siswa. Pendekatan SAVI juga mampu untuk menyediakan pengalaman belajar yang beragam sehingga siswa diharapkan dapat mengungkap, dan menyelesaikan masalah serta dapat mengulang pada kesempatan yang lain.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media comic strip pada pembelajaran materi pewarisan sifat dengan pendekatan SAVI efektif dilakukan pada materi pewarisan sifat di SMP Negeri 2 Taman?”

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari beragamnya penafsiran istilah yang digunakan dalam penelitian perlu ditegaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Efektivitas

(16)

4

keberhasilan dari suatu media comic strip pada pembelajaran biologi materi pewarisan sifat dengan pendekatan SAVI. Penggunaan media comic strip

dengan pendekatan SAVI disebut efektif apabila: a. rata-rata nilai akhir belajar siswa mencapai ≥ 70

b. lebih dari 75% siswa memperoleh nilai akhir belajar ≥ 70 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMP N 2 Taman. c. keaktifan siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori tinggi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni 2005). Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kognitif, dan afektif, yang diperoleh siswa setelah belajar sesuai dengan indikator pada silabus.

3. ComicStrip

Istilah "comic strip" (komik strip) mengacu kepada gambar maupun urutan gambar yang menuturkan sebuah cerita. Comic ini biasanya hanya terdiri dari beberapa panel gambar. Terkadang cerita yang disampaikan selesai dalam satu rangkaian, namun ada pula yang disajikan bersambung. Jadi media

comic strip adalah media comic yang berbentuk lembaran-lembaran bingkai kolom (Kurnia 2008).

4. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)

Pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan lebih banyak melibatkan alat indera (Meier 2005).

5. Materi Pewarisan Sifat

(17)

kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan (kompetensi dasar 2.4). Sesuai dengan latar belakang di atas maka materi yang akan diteliti hanya materi mengenai pewarisan sifat yang mempunyai 2 kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan konsep pewarisan sifat pada makhluk hidup (kompetensi dasar 2.2) dan mendeskripsikan proses pewarisan sifat dan hasil pewarisan sifat beserta penerapanya (kompetensi dasar 2.3). Materi pewarisan sifat pada silabus biologi SMP kelas IX terdiri dari sub konsep sifat beda dan penurunan sifat yang meliputi gen dan kromosom, letak kromosom, jumlah kromosom, istilah dalam penurunan sifat, serta menentukan rasio persilangan monohibrid dan dihibrid ( Purwanto dan Nugroho 2008 ).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran materi pewarisan sifat menggunakan media comic strip dengan pendekatan SAVI di SMP Negeri 2 Taman.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi : 1. Siswa

a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mempelajari materi pewarisan sifat.

b. Mempermudah memahami materi pewarisan sifat.

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran yang menyenangkan.

2. Guru

a. Memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru membuat media belajar yang menarik. b. Guru dapat mengetahui media belajar yang efektif digunakan untuk

proses pembelajaran pewarisan sifat.

(18)

6

3. Sekolah

a. Hasil penelitian merupakan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran biologi yang lebih baik.

b. Sebagai bahan acuan penggunaan variasi media dan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas kelulusan.

4. Peneliti

(19)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Hasil Belajar

Belajar berperanan penting dalam perkembangan, perubahan perilaku, kebiasaan, sikap, tujuan, kepribadian bahkan persepsi manusia (Anni 2005). Belajar adalah proses perubahan perilaku, berkaitan dengan pengalaman dan latihan.

Pengertian belajar menurut Sudjana (2008) adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu.

Menurut Hamalik (2007), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi individu dengan lingkungan. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang di dalamnya terjadi perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman (Anni 2005).

Pembelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dimana siswa dibekali dengan berbagai kemampuan tentang cara “mengetahui” dan cara “mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam. Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.

(20)

8

yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Sesuai dengan indikator yang terdapat pada silabus biologi SMP kelas IX tentang materi pewarisan sifat maka dalam penelitian ini hanya dilakukan penilaian pada 2 ranah yaitu ranah kognitif, dan afektif. Penilaian ranah kognitif diambil dari hasil penjumlahan nilai LDS, nilai tugas, dan dua kali nilai evaluasi akhir kemudian dibagi 4, sedangkan penilaian ranah afektif dilakukan dengan pengisian angket tentang sikap mereka setelah proses pembelajaran.

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Ranah kognitif dapat dilatih dengan memberikan tugas berupa : pendalaman teori yang berhubungan dengan tugas yang akan dilakukan, menggabungkan berbagai teori yang telah diperoleh, menerapakan teori yang pernah diperoleh pada problem yang nyata.

Hasil pembelajaran ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran ranah afektif meliputi penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian

(valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup

(organization by a value complex). Ranah afektif dapat dilatih dengan cara: merencanakan kegiatan sendiri, bekerja sama dalam kelompok kerja, disiplin dalam waktu dan perilaku, bersikap jujur dan terbuka, menghargai ilmunya.

2. ComicStrip Sebagai Media Belajar

Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) media comic

adalah rangkaian gambar-gambar yang keseluruhanya merupakan rentetan suatu cerita. Gambar-gambar tersebut dilengkapi balon-balon ucapan dan disertai narasi sebagai penjelasan.

(21)

Istilah Comic awalnya digunakan untuk menyebut pertunjukan komedi atau komedi panggung yang umumnya dilakukan secara monolog di Amerika. Paralel dengan itu, di Inggris muncul istilah cartoon yang berasal dari kata cartone, yang berarti karton/ kertas keras. Saat itu karton digunakan untuk membuat sketsa lukisan istana yang banyak berisi sindiran terselubung terhadap pejabat istana. Kemudian muncul istilah

cartoon strip untuk menyebut kartun yang dibuat dalam beberapa panel/ bingkai gambar. Di Amerika, karena cartoon strip isinya mirip dengan isi monolog komedi, maka disebut comic strip. Comic Strip ini dimuat di media massa secara berkala (Oyasujiwo 2007).

Comic merupakan media kartun, mirip cerita bergambar. Media

comic terdiri dari beberapa jenis yaitu : 2.1 Buku komik ( comic book )

Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku komik (comic book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam buku komik berisikan 32 halaman, ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.

2.2 Komik potongan ( comic strip )

Comic strip artinya penggalan-penggalan gambar yang

(22)

lain-10

lain pada edisi Minggu yang mewakili comic strip Indonesia (Kurnia 2008).

Dalam penelitian ini digunakan media comic strip yang berbentuk lembaran-lembaran yang terbagi menjadi kotak-kotak gambar yang disesuaikan dengan ukuran kertas. Media comic dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami rumusan yang abstrak dan sukar, merangsang terjadinya perubahan kognitif dengan meningkatkan kemampuan menggambarkan hakekat suatu pesan dalam bentuk yang menyerupai sesungguhnya. Media comic mempunyai kelebihan adanya keterpaduan gambar yang mengandung pesan-pesan pengetahuan sehingga diharapkan mampu mengatasi keterbatasan berpikir visual pada peserta didik serta memperjelas sajian-sajian yang abstrak. Adanya intruksi yang berupa kata-kata dalam visual memungkinkan terjadinya perubahan pada aspek kognitif peserta didik. Dengan rangsangan visual yang dipadukan dengan gambar-gambar peserta didik diharapkan pula lebih mudah memahami materi pewarisan sifat.

3. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)

Pendekatan SAVI merupakan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaaan semua indera (Meier 2005). Unsur-unsur belajar SAVI meliputi Somatis, Auditori, Visual, Intelektual :

3.1 Somatis

(23)

menggerakkan berbagai komponen dalam suatu proses atau sistem, Memeragakan suatu proses, sistem atau seperangkat konsep, Mendapatkan pengalaman, mendiskusikan, dan merefleksikannya, Melengkapi suatu tugas dari guru yang memerlukan kegiatan, Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar). 3.2 Auditori

Belajar auditori merupakan cara belajar standar secara umum. Semua pembelajar (terutama yang memiliki kecenderungan auditori yang kuat) belajar dari suara, dialog, membaca keras, menceritakan kepada orang lain apa yang baru saja dialami, didengar, dipelajari, berbicara dengan diri sendiri, mengingat bunyi dan irama, mendengarkan kaset dan mengulang suara dalam hati (Meier 2005). Lebih lanjut disebutkan bahwa cara-cara meningkatkan penggunaan sarana auditori dalam belajar, adalah dengan : Menceritakan kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran, Meminta pembelajar mempraktekkan suatu keterampilan, dan kemampuan sambil mengucapkannya secara terperinci, Mengajak pembelajar membuat hafalan, Meminta pembelajar berkelompok dan berbicara tentang apa yang sedang mereka pelajari.

3.3 Visual

Para pembelajar visual lebih mudah belajar melalui melihat sesuatu yang sedang dibicarakan atau dibahas. Pada pembelajar visual, belajar paling baik jika dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, gambar dan gambaran dari suatu konsep. pembelajaran lebih visual jika melalui pengamatan dunia nyata, benda tiga dimensi seperti diagram, video, grafik, peta, dan ikon alat bantu (Meier 2005).

3.4 Intelektual

(24)

12

menciptakan makna, pengetahuan dan nilai yang dapat dipraktikan oleh pikiran pembelajar. Aspek intelektual akan dicapai jika pelaku belajar diajak menganalisis dan memecahkan masalah, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan dan melahirkan gagasan kreatif (Meier 2005).

4. Materi Pewarisan Sifat

Materi tentang pewarisan sifat pada silabus Biologi SMP kelas IX meliputi:

4.1 Materi genetik

4.1.1 Gen adalah segmen – segmen DNA. Gen juga bisa berarti bagian kromosom atau satu kesatuan kimia dalam kromosom yang mengendalikan ciri genetik suatu makhluk hidup. Gen berfungsi mengatur sifat-sifat yang akan diwariskan dari induk kepada keturunanya. Selain itu, gen juga berfungsi mengatur perkembangan dan metabolisme individu (Campbell et al. 2002). 4.1.2 Kromosom adalah benang-benang halus berfungsi sebagai

pembawa informasi genetik kepada keturunanya. Kromosom hanya terdapat di dalam nukleus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop pada saat sel sedang membelah secara mitosis atau meiosis. Ketika sel sedang membelah, di dalam inti terdapat benang-benang halus yang dapat menyerap zat warna yang disebut kromatin (chroma=berwarna, tin=benang). Pada tahap profase benang-benang kromatin menebal dan memendek dan disebut kromosom (chroma=berwarna, soma=badan). Di sepanjang benang-benang kromatin terletak struktur yang disebut gen. Setiap gen menempati tempat tertentu dalam kromosom yang disebut lokus gen (Campbell et al. 2002).

4.1.3 Peranan mitosis dan meiosis dalam proses pewarisan sifat

(25)

Sperma memiliki inti sel yang di dalamnya mengandung kromosom haploid. Ovum juga memiliki inti sel yang di dalamnya juga mengandung kromosom haploid. Dengan cara berhubungan seksual, sel sperma haploid dari bapak mencapai dan bersatu dengan ovum haploid dari ibu. Penyatuan gamet ini dinamakan fertilisasi. Hasil yang berupa telur yang dibuahi disebut zigot. Zigot mengandung dua set haploid kromosom yang membawa gen-gen yang mewakili garis keluarga ibu dan bapak (mengandung kromosom dari sperma dan kromosom dari ovum sehingga disebut diploid (2n) ). Bila terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Zigot dan semua sel lain yang memiliki dua set kromosom dinamakan sel diploid. Pada saat manusia berkembang dari zigot menjadi orang dewasa yang telah matang secara seksual, gen dari zigot berpindah secara tepat pada seluruh sel somatik tubuh melalui proses mitosis. Satu – satunya sel tubuh manusia yang tidak dibuat melalui mitosis adalah gamet, yang berkembang dalam gonad (indung telur pada perempuan dan testis pada laki – laki). Sementara mitosis mempertahankan jumlah kromosom, meiosis mengurangi jumlah kromosom menjadi separuhnya. Sebagai hasilnya, sperma dan indung telur manusia mempunyai set haploid yang terdiri dari 23 kromosom yang berbeda. Gametogenesis memulihkan kembali kondisi haploid dan siklus hidup manusia berulang kembali dari generasi ke generasi (Campbell et al. 2002).

4.2 Percobaan Mendel

(26)

14

campuran dari kedua induknya. Sifat yang demikian itu disebut sifat

intermediet (dominan parsial).

Mendel melakukan penyerbukan silang dengan satu sifat beda yang disebut monohibrid. Penyerbukan silang dengan dua sifat beda disebut dihibrid sedangkan penyerbukan silang dengan banyak sifat beda disebut polihibrid. Dari hasil percobaanya Mendel menyusun hipotesis untuk menjelaskan peristiwa persilangan. Hipotesis yang dikemukakan Mendel adalah sebagai berikut :

4.2.1 Bentuk alternatif gen (alel-alel yang berbeda) menjelaskan terjadinya variasi pada karakter yang diwarisi. Contohnya gen untuk warna bunga hadir dalam 2 bentuk yaitu satu untuk bunga ungu dan yang lain untuk bunga putih.

4.2.2 Organisme mewarisi dua alel untuk setiap karakter, alel tersebut berasal dari masing-masing induk

4.2.3 Jika kedua alel berbeda, maka salah satunya alel dominan

(diekspresikan sepenuhnya dalam penampakan organisme) dan alel yang satunya merupakan alel resesif.

4.2.4 Pada saat pembentukan sel kelamin, pasangan gen memisah. Setiap gamet akan menerima salah satu gen dari pasangan itu. Pada proses pembuahan (fertilisasi), gen-gen itu akan berpasang-pasangan secara acak. Dari hipotesis tersebut, Mendel dapat mengemukakan beberapa hukum, yaitu :

4.2.4.1 Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel – alel dari suatu gen yang berpasangan). Dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet), pasangan – pasangan alel memisah secara bebas. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid.

(27)

dihibrid atau polihibrid (Campbell et al. 2002). 4.3 Teknologi reproduksi

Penerapan genetika telah banyak digunakan dalam bidang pertanian dan peternakan untuk kesejahteraan manusia. Melalui genetika, para ahli dapat memperoleh tanaman dan hewan ternak yang bersifat unggul sehingga produksinya tinggi. Salah satu contoh teknologi reproduksi yang telah dilakukan adalah :

4.3.1 Kloning yaitu upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik.

4.3.2 Inseminasi buatan yaitu suatu cara atau teknik untuk memasukan sperma ternak jantan yang telah diproses ke dalam alat reproduksi ternak betina dengan alat khusus.

4.3.3 Bayi tabung yaitu suatu cara yang dilakukan untuk mempertemukan sperma suami dengan ovum istrinya diluar tubuh sehingga terjadi pembuahan (Saktiyono 2007).

(28)

16

lainnya sehingga dapat mengatasi keterbatasan berpikir visual pada peserta didik.

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

(29)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester II SMP Negeri 2 Taman tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 8 kelas. Sampel yang digunakan adalah dua buah kelas dari delapan kelas yang berasal dari populasi penelitian. Kedua kelas tersebut dijadikan sebagai kelas eksperimen semua tanpa menggunakan kelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Random Sampling.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi suatu kejadian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan media comic strip dengan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu variabel sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar, dan aktivitas, siswa pada pembelajaran materi pewarisan sifat.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain

(30)

18

Keterangan :

X :kelas perlakuan (pembelajaran menggunakan media comic strip

dengan pendekatan SAVI).

O : hasil belajar siswa pada kelas perlakuan tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu : tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil penelitian.

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :

a. Observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan analisis akar penyebab masalah melalui observasi langsung pada proses belajar dan wawancara dengan guru bidang studi biologi. b. penentuan tindakan solusi pemecahan masalah melalui penggunaan

media comic strip dengan pendekatan pembelajaran SAVI pada materi pewarisan sifat.

c. Penyusunan instrumen pembelajaran berupa silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Pembuatan media comic strip dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- pembuatan karakter tokoh genetika dan beberapa karakter lain pada kertas HVS kemudian diberi warna.

- Gambar yang telah diwarnai kemudian discan dan diprint.

e. Penyusunan Lembar Diskusi Siswa (LDS), lembar praktikum, dan Lembar Kerja Siswa (LKS), Penyusunan alat evaluasi (tes) berupa soal-soal pilihan ganda untuk penilaian aspek kognitif.

f. Penyusunan rubrik untuk lembar observasi aktivitas, rubrik untuk lembar observasi kinerja siswa, penyusunan rubrik untuk penilaian

X O

(31)

aspek afektif, serta kuesioner tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan.

g. Uji coba alat evaluasi. Alat evaluasi ini berupa soal-soal pilihan ganda yang terlebih dahulu diujicobakan di salah satu kelas di luar sampel penelitian.

h. Analisis hasil uji coba instrumen. Analisis hasil uji instrumen adalah sebagai berikut.

a) Analisis Validitas Soal

Valid artinya mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas dihitung untuk mengetahui butir-butir soal yang tidak memenuhi syarat alat evaluasi (Arikunto 2002). Analisis validitas soal dalam penelitian ini dilakukan terhadap validitas substansi soal dan validitas butir soal. 1) Validitas substansi soal

Pada tahap awal disusun kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum yang berlaku. Selanjutnya, kisi-kisi soal dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.

2) Validitas butir soal

Validitas tiap butir soal dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Mp = rata – rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

Mt = rata – rata skor total

St = Standart deviasi skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

Harga rpbis yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r

tabel. Soal dikatakan valid Apabila rpbis ≥ r tabel.

Kriteria koefisien korelasi adalah : 0,000 – 0,200 : sangat rendah

q p S

M M

r

t t p

pbis

(32)

20

0,201 – 0,400 : rendah 0,401 – 0,600 : cukup 0,601 – 0,800 : tinggi

0,801 – 1,000 : sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan diperoleh r hitung, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel = 0,312. Item soal dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran12 hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Hasil uji validitas soal uji coba* Uji

validitas

No. Soal Jumlah soal Valid 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,

22, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 41, 43, 45, 46, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 60

40

Tidak valid

5, 6, 8, 11, 17, 21, 23, 26, 27, 33, 37, 40, 42, 44, 47, 48, 50, 56, 58, 59

20

Jumlah 60 *perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 12

b) Analisis Reliabilitas Soal

Teknik uji reliabilitas dihitung dengan rumus KR-21:

(

)

⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⋅− − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = − Vt k M k M k k r 1 1 1 1 Keterangan:

r1-1 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal M = rata-rata skor

Vt= varians skor total

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment

dengan taraf signifikan 5% jika r11 > r tabel product moment maka soal

(33)

Tingkat reliabilitas adalah sebagai berikut : Antara 0,801 – 1,00 : sangat tinggi

Antara 0,601 – 0,800 : tinggi Antara 0,401 – 0,600 : cukup Antara 0,201 – 0,400 : rendah Antara 0,001 – 0,200 : sangat rendah

Berdasarkan perhitungan diperoleh r11= 0,846 (lampiran 12) dengan taraf

signifikan 5% dan n = 40 didapat r tabel = 0,312 karena r11 > r tabel

maka soal tes tersebut reliabel.

c) Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tingkat kesukaran suatu soal dihitung dengan rumus:

P =

JS B

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab benar JS = jumlah seluruh peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: P = 0,00 : terlalu sukar

0,00 < P ≤ 0,30 : sukar 0,30 < P ≤ 0,70 : sedang 0,70 < P ≤ 1,00 : mudah

P = 1,00 : terlalu mudah (Arikunto 2002)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal maka soal yang diuji cobakan ada yang termasuk dalam kategori sukar, sedang, dan mudah. Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 12 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

(34)

22

Tingkat kesukaran

No. Soal Jumlah soal Mudah 6, 11, 13, 15, 17, 19, 23, 26, 29, 30, 31, 40,

48, 52, 53

15

Sedang 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 24, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 54, 55, 57, 58, 59

33

Sukar 1, 21, 22, 25, 27, 38, 41, 44, 46, 50, 56, 60 12 Jumlah 60 *perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 12

d) Daya Beda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan murid pandai (kelompok upper) dengan murid tidak pandai (kelompok lower). Kelompok upper dan lower ditentukan dengan mengambil 27% sampel siswa pada kelompok upper dan 27% siswa dari kelompok lower. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut:

Ja Bb Ba DB= −

Keterangan:

DB = daya pembeda soal

Ba = banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar Bb = banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah peserta kelompok atas/ bawah

Kriteria yang digunakan:

DB = 0,00 - 0,20 : daya beda soal jelek DB = 0,20 – 0,40 : daya beda soal cukup DB = 0,40 – 0,70 : daya beda soal baik

DB = 0,70 – 1,00 : daya beda soal baik sekali (Arikunto 2002).

(35)

sekali. Contoh perhitungan daya beda soal dapat dilihat pada lampiran 12 Hasil perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Daya pembeda soal uji coba*

Daya pembeda No. Soal Jumlah soal Jelek 3, 6, 8, 10, 11, 13, 17, 21, 23, 25, 26,

27, 31, 33, 37, 40, 42, 44, 47, 48, 50, 56, 58

23

Cukup 1, 2, 5, 7, 9, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 24, 28, 29, 30, 32, 34, 36, 38, 39, 41, 43, 45, 46, 49, 51, 52, 53, 54, 57, 59, 60

32

Baik 4, 12, 18, 35, 55 5 Jumlah 60 *perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 12

Dari hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda dengan kriteria cukup, dan baik. Adapun untuk taraf kesukaran soal dilihat komposisinya antara soal yang sukar, sedang, dan mudah. Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 4. Soal uji coba yang digunakan

Jenis soal Nomor butir soal

Digunakan Tidak digunakan Pilihan ganda 2, 4, 7, 9, 12, 14, 15, 16, 18,

19, 22, 24, 28, 29, 30, 34, 35, 38, 39, 41, 43, 45, 46, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 57,

1, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 13, 17, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 36, 37, 40, 42, 44, 47, 48, 50, 56, 58, 59, 60

Jumlah 30 30

(36)

24

2. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut : a. Pelaksanaan pembelajaran pada materi pewarisan sifat menggunakan

media comic strip dengan pendekatan SAVI. Adapun tahap – tahap pembelajaranya adalah sebagai berikut :

- Pengenalan media dan pendekatan belajar yang akan digunakan oleh guru selama proses pembelajaran materi pewarisan sifat

- Pembentukan kelompok belajar yang terdiri dari 5 siswa untuk tiap kelompok

- Pembagian Comic strip dan Lembar Diskusi Siswa (LDS) kepada masing – masing kelompok

- Pelaksanaan diskusi kelompok - Presentasi hasil diskusi kelompok

- Pembagian lembar praktikum pada masing – masing kelompok - Pelaksanaan praktikum

- Pencatatan hasil praktikum dan analisis hasil praktikum yang diperoleh

- Pemaparan hasil praktikum di depan kelas - Pembagian Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Pengamatan terhadap aktivitas dan kinerja siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer.

c. Pelaksanaan tes evaluasi akhir.

3. Analisis Hasil Penelitian

Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut : a. Analisis terhadap data hasil belajar siswa, aktivitas dan kinerja siswa

selama proses pembelajaran, nilai afektif siswa, dan data tanggapan siswa

(37)

E. Data dan Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip, buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian (Arikunto 1998). Dokumentasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah, nama siswa sampel penelitian, nama siswa responden dalam uji coba instrumen dan data nilai biologi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Taman tahun ajaran 2008/2009 pada semester gasal.

2. Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai belajar siswa dalam pembelajaran materi pewarisan sifat kelas IX SMP Negeri 2 Taman sebagai penilaian aspek kognitif.

3. Observasi

Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan kinerja siswa dalam proses pembelajaran.

4. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang data diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 1998). Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan penilaian aspek afektif dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media comic strip dengan pendekatan SAVI pada pembelajaran pewarisan sifat.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis data hasil belajar

(38)

26

a. Menghitung skor evaluasi harian yang diperoleh dari pengerjaan LDS pada 4 kali pertemuan. Kemudian menghitung rata-rata nilai jawaban LDS dengan rumus :

) (SMI Ideal um SkorMaksim Diperoleh Yang Skor Jumlah LDS jawaban

Skor = X 100

4 evaluasi Skor Jumlah LDS jawaban nilai rata

Rata− =

b. Menghitung skor perolehan dari pengerjaan penugasan (studi literatur dan observasi, laporan praktikum). Kemudian menghitung tingkat penguasaan penugasan dengan rumus :

) (SMI Ideal Maksimum Skor perolehan skor Jumlah penugasan

Skor = X 100

tugas Jumlah penugasan skor Jumlah penugasan nilai rata

Rata− =

c. Menghitung skor evaluasi akhir yang diperoleh kemudian menghitung tingkat penguasaan evaluasi akhir dengan rumus :

) (SMI Ideal Maksimum Skor evaluasi skor Jumlah akhir evaluasi

Nilai = x 100

d. Menghitung nilai akhir belajar siswa dengan rumus :

4 2C B A NA= + +

Keterangan : NA = Nilai akhir hasil belajar siswa A = Rata-rata nilai jawaban LDS B = Rata-rata nilai jawaban penugasan C = Nilai tes evaluasi akhir

e. Menentukan batas kelulusan individual siswa sesuai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP N 2 Taman yaitu untuk hasil belajar ≥ 70.

f. Analisis ketuntasan belajar siswa secara klasikal

(39)

X100%

n ni P

=

Keterangan :

P = ketuntasan belajar siswa secara klasikal

ni = jumlah siswa tuntas belajar individual

n = jumlah total siswa

Ketuntasan klasikal kelas dicapai jika ≥ 75% siswa mencapai ketuntasan belajar secara individu.

2. Analisis data aktivitas dan kinerja siswa dalam pembelajaran

Lembar observasi aktivitas siswa berupa rating scale dengan skala penilaian 1-5, jika ada 8 pernyataan yang dipakai untuk mengukur aktivitas siswa, maka skor terendah 8 dan skor tertinggi 40. Apabila dibagi menjadi 5 kategori maka :

Skor 33-40 = sangat tinggi Skor 25-32 = tinggi

Skor 17-24 = cukup Skor 9-16 = rendah

Skor 1-8 = sangat rendah

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa secara klasikal ditentukan dengan rumus :

aktivitas siswa secara klasikal = X100%

N ST T

∑ ∑

+

keterangan :

∑ T = jumlah siswa yang memperoleh kriteria tinggi

∑ ST = jumlah siswa yang memperoleh kriteria sangat tinggi N = jumlah siswa kelas sampel

Kriteria penilaian :

85%-100% = sangat tinggi 70%- 84 % = tinggi

(40)

28

0 %- 50 % = jelek (Ridlo & Rudyatmi, 2005)

Selain data tentang aktivitas siswa observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran yang digunakan sebagai data pendukung. Data kinerja siswa selama proses pembelajaran diberi nilai 1 untuk kegiatan yang dilakukan siswa dan 0 untuk kegiatan yang tidak dilakukan, kemudian menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran kemudian dikali 10. Rumus yang digunakan :

Skor = jumlah kegiatan yang dilakukan x 10 Kriteria penilaian :

Skor 70 – 90 = Sangat terampil ( ST ) Skor 40 – 60 = Cukup terampil ( CT ) Skor 10 – 30 = Kurang terampil ( KT ) 3. Analisis data penilaian afektif

Untuk penilaian afektif digunakan rumus sebagai berikut :

% 100 x maksimal skor jumlah setuju menjawab yang skor jumlah Nilai=

Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut : 85%-100% = sangat tinggi

70%- 84 % = tinggi 60%- 69 % = cukup 50%- 59 % = kurang 0 %- 50 % = jelek

4. Analisis data angket tanggapan siswa

Hasil jawaban angket dianalisis menggunakan skala Likert untuk mengetahui nilai persetujuan angket. Dalam penelitian ini angket yang digunakan mempunyai jawaban ya atau tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

(41)

Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut : 85%-100% = sangat tinggi

70%- 84 % = tinggi 60%- 69 % = cukup 50%- 59 % = kurang 0 %- 50 % = jelek

G. Indikator Kinerja

Penggunaan media comic strip dengan pendekatan SAVI dikatakan efektif apabila :

a. rata-rata nilai akhir belajar siswa mencapai ≥ 70

b. lebih dari 75% siswa memperoleh nilai akhir belajar ≥ 70 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMP N 2 Taman.

(42)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengujian efektivitas pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI pada materi pokok pewarisan sifat diukur berdasarkan nilai hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa, hasil observasi kinerja siswa, hasil angket untuk menilai aspek afektif siswa, dan hasil angket tanggapan siswa. 1. Hasil Belajar Siswa

Hasil analisis nilai akhir siswa ( Tabel 5 ) menunjukan bahwa 95% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini sekaligus juga menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada materi pewarisan sifat telah memenuhi indikator kinerja yaitu minimal 75% siswa mencapai KKM yaitu ≥ 70. Nilai akhir siswa diperoleh dari rata – rata nilai LDS (A), rata – rata nilai penugasan (B), dan rata – rata nilai tes evaluasi akhir (C) yang dijumlahkan kemudian dibagi 4.

Tabel 5. Hasil analisis data hasil belajar siswa*

Data Kelas sampel

Nilai tertinggi 92,5 Nilai terendah 68

Rata – rata nilai akhir siswa 80,05 Jumlah siswa yang tuntas belajar 76 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 4 Ketuntasan klasikal (%) 95%

Kualitas hasil belajar sangat baik *Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14

2. Hasil Observasi Aktivitas dan Kinerja Siswa Selama Pembelajaran

Hasil observasi keaktifan siswa selama pembelajaran menggunakan media

(43)

6.

Tabel 6. Hasil observasi keaktifan siswa selama pembelajaran* Kategori

keaktifan siswa

Jumlah siswa pada

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Sangat tinggi ( ST ) 18 47 52 57 Tinggi ( T ) 58 32 27 22 Cukup ( C ) 4 1 1 1 Keaktifan klasikal 95% 98,75% 98,75% 98,75% Kriteria keaktifan sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi *Data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 17

Distribusi keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang keaktifanya sangat tinggi secara gradual mengalami kenaikan dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, sementara jumlah siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dan cukup mengalami penurunan dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya.

Gambar 1. Distribusi keaktifan siswa selama proses pembelajaran

(44)

32

Selain data tentang aktivitas siswa observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran yang digunakan sebagai data pendukung. Hasil observasi kinerja siswa diperoleh pada saat siswa melakukan pengamatan terhadap keanekaragaman ciri pada teman sekelas (pertemuan 1), simulasi persilangan monohibrid (pertemuan 2), simulasi persilangan dihibrid (pertemuan 3), dan macam – macam teknologi reproduksi (pertemuan 4). Hasil observasi kinerja siswa selama pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat terlihat pada Tabel 7. 

Tabel 7. Hasil observasi kinerja siswa selama proses pembelajaran*

Kategori kinerja Siswa

Jumlah siswa pada

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Sangat terampil ( ST ) 59 56 66 68 Cukup terampil ( CT ) 16 22 14 12 Kurang terampil ( KT ) 5 2 - - *Data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 19

Distribusi kinerja siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan 1, 2, 3, dan 4 (Gambar 2) menunjukan bahwa sebagian besar siswa mempunyai kinerja sangat terampil. Jumlah siswa yang mempunyai kinerja sangat terampil pada pertemuan 2 mengalami penurunan dibandingkan pertemuan 1, 3, dan 4.

(45)

3. Hasil Penilaian Afektif

Berdasarkan hasil rekapitulasi data penilaian afektif yang terdapat pada lampiran 21 terlihat bahwa sebanyak 93,38 % siswa menjawab setuju atas pertanyaan yang terdapat pada lembar angket penilaian afektif.

4. Hasil Analisis Tanggapan Siswa

Berdasarkan hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa terlihat bahwa sebanyak 88,37% siswa menyatakan sangat senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan Tabel 5 diketahui sebanyak 95% siswa mencapai ketuntasan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini dihitung dari rata-rata nilai LDS (A), rata-rata nilai penugasan (B), dan 2 x nilai tes evaluasi akhir (2C) kemudian dijumlahkan dan dibagi 4. Sebanyak 5% siswa (4 siswa) belum mencapai KKM disebabkan nilai tes evaluasi akhir yang diperoleh rendah. Meskipun rata – rata nilai tugas dan rata – rata nilai LDS yang diperoleh ke empat siswa tersebut tinggi namun nilai tes evaluasi akhir yang diperoleh hanya 50 sehingga siswa tersebut tidak dapat mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil pengolahan data hasil belajar siswa terlihat bahwa nilai tertinggi sebesar 92,5 sedangkan untuk nilai terendah berturut-turut adalah 68.

(46)

34

siswa yang kurang berperan aktif dalam diskusi dan praktikum, siswa yang lebih banyak berperan adalah siswa yang termasuk kategori pandai di dalam kelompok tersebut sehingga perlu dilakukan pembentukan kelompok baru dalam setiap pertemuanya agar proses pembelajaran tidak hanya di dominasi oleh siswa yang pandai saja. Pembelajaran berkelompok juga membuat nilai tugas dan nilai LDS yang diperoleh siswa sangat tinggi sehingga nilai tugas dan nilai LDS mempunyai kontribusi paling tinggi pada nilai akhir siswa jika dibandingkan dengan nilai tes evaluasi akhir.

Ketuntasan klasikal pada kelas sampel sebesar 95% dan tergolong dalam kualitas belajar yang sangat baik. Kriteria ketuntasan belajar yang tergolong sangat baik tersebut dikarenakan guru menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI dalam pembelajaran. Pemakaian media yang menarik dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu perasaan senang terhadap pembelajaran akan menimbulkan ketertarikan dan motivasi yang besar untuk menggali pengetahuan yang ada sehingga mereka mempunyai kesan yang mendalam terhadap materi yang disajikan. Penggunaan media comic strip dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, gambar – gambar yang menarik pada comic strip membuat siswa antusias untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya. Teks yang terdapat pada comic strip menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayani (2008) yang menyatakan bahwa kesan seorang siswa terhadap pembelajaran akan selalu diingat oleh siswa karena masuk dalam memori jangka panjang yang setiap saat dapat diingat kembali, misalnya pada saat tes hasil belajar.

(47)

sesuai jika pembelajaran dilakukan dengan pendekatan SAVI, karena pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan belajar yang menggabungkan aktivitas fisik, dan aktivitas intelektual serta lebih banyak melibatkan alat indera sehingga pengalaman belajar dapat diperoleh melalui pemecahan masalah dengan berdiskusi dengan teman sekelompok, dan melalui pengalaman langsung dengan praktikum.

Hasil belajar dan ketuntasan belajar aspek kognitif yang diperoleh menunjukan bahwa media comic strip dan pendekatan SAVI efektif digunakan pada pembelajaran materi pewarisan sifat. Hal ini terbukti dari ketuntasan klasikal pada kelas sampel dapat memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar minimal 75% siswa memenuhi KKM untuk materi pewarisan sifat yaitu ≥ 70. Hal ini sesuai dengan penelitian Marisa (2008), dan Yunita (2008) yang menemukan bahwa penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar, dan ketuntasan belajar siswa. Namun ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain penilaian yang dilakukan oleh guru sebagian besar adalah penilaian kelompok kecuali penilaian pada saat tes evaluasi akhir. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal, berdasarkan Tabel 5, ketuntasan klasikal yang dicapai sangat tinggi yaitu sebesar 95% hal ini tidak hanya disebabkan oleh penggunaan media

comic strip dan pendekatan SAVI saja tetapi juga dipengaruhi oleh cara penilaian yang dilakukan oleh guru. Dari hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai tugas dan nilai LDS yang sangat tinggi hal ini disebabkan karena tugas dan LDS dikerjakan secara berkelompok, penggunaan bahasa yang sederhana pada soal LDS dan tugas membuat siswa lebih mudah untuk memahami dan mengisi soal yang terdapat di dalamnya, selain itu soal – soal pada LDS dan LKS juga perlu ditambahkan soal dalam bentuk studi kasus.

2. Hasil Observasi Aktivitas dan Kinerja Siswa Selama Pembelajaran

(48)

36

klasikal sebesar 95% dengan kriteria keaktifan sangat tinggi, sedangkan pada pertemuan II memiliki persentase (%) keaktifan klasikal sebesar 98,75% dengan kriteria keaktifan sangat tinggi, pada pertemuan III memiliki persentase (%) keaktifan klasikal sebesar 98,75% dengan kriteria keaktifan sangat tinggi, dan pada pertemuan IV memiliki persentase (%) keaktifan klasikal sebesar 98,75% dengan kriteria keaktifan sangat tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Marisa (2008), dan Yunita (2008) yang menemukan bahwa pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang tinggi dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar dan berdampak pada peningkatan hasil belajar.

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa pada pertemuan I jumlah siswa yang mempunyai keaktifan sangat tinggi relatif lebih sedikit dibanding jumlah siswa yang mempunyai keaktifan tinggi. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan praktikum di depan kelas. Keberanian dan kesadaran siswa untuk maju ke depan tanpa harus ditunjuk oleh guru masih rendah sehingga guru harus menunjuk salah satu kelompok terlebih dahulu untuk melaporkan hasil diskusi dan praktikum di depan kelas. Namun pada pertemuan berikutnya siswa sudah terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan praktikum sehingga jumlah siswa yang keaktifanya sangat tinggi mengalami peningkatan.

(49)

ada konsep – konsep penting yang tidak tercantum pada buku biologi milik pemerintah.

Sugandi (2004) menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari pengalaman subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif siswa, kepadanya perlu diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar sendiri. Hal tersebut terintegrasi dalam penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI dimana siswa sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran pada materi pewarisan sifat yang menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI memungkinkan siswa untuk mendiskusikan informasi pada media tersebut berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan dengan teman sekelompoknya, selain itu siswa secara langsung dapat mengamati perbedaan ciri genetik pada teman sekelas, serta dapat melakukan simulasi persilangan monohibrid dan dihibrid melalui kegiatan praktikum. Minat siswa yang tinggi terhadap kegiatan pembelajaran juga disebabkan karena tampilan gambar yang menarik pada media comic strip, serta penggunaan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami.

Penggunaan media dan pendekatan belajar yang menarik dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga aktivitas pembelajaran akan meningkat yang akan mengakibatkan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu perasaan senang terhadap pembelajaran akan menimbulkan ketertarikan dan motivasi yang besar untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dari hasil analisis diketahui bahwa keaktifan klasikal siswa pada 4 kali pertemuan termasuk dalam kategori keaktifan yang sangat tinggi hal ini tidak hanya disebabkan oleh adanya penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI saja tetapi juga disebabkan oleh adanya kalimat yang rancu pada rubrik no. 6, 7, dan 8 (Lampiran 15) sehingga membuat observer lebih banyak memberi skor 5 (skor maksimal) pada saat mereka melakukan pengamatan untuk rubrik no. 6, 7, dan 8. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan skor keaktifan yang diperoleh siswa menjadi sangat tinggi.

(50)

38

melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran yang digunakan sebagai data pendukung. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan pada saat siswa berdiskusi tentang materi pelajaran yang terdapat di dalam comic strip dan berdiskusi tentang soal – soal pada LDS. sedangkan pengamatan terhadap kinerja siswa dilakukan pada saat siswa sedang melakukan praktikum dan berdiskusi tentang hasil praktikum. Berdasarkan observasi secara umum kinerja siswa dalam proses pembelajaran menunjukan kategori sangat terampil, baik pada saat siswa melakukan diskusi maupun pada saat praktikum. Hal ini dikarenakan kegiatan praktikum yang dilakukan tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh siswa. Praktikum yang dilakukan siswa meliputi praktikum mengenai keanekaragaman ciri pada manusia, praktikum simulasi persilangan monohibrid, dan praktikum simulasi persilangan dihibrid. Berdasarkan gambar 2 tentang distribusi kinerja siswa selama proses pembelajaran tampak bahwa pada pertemuan 2 jumlah siswa yang mempunyai kinerja sangat terampil lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertemuan berikutnya, hal ini dikarenakan pada saat melakukan praktikum simulasi persilangan monohibrid banyak siswa yang kurang tertib dalam memakai alat praktikum yang telah dibuat guru sehingga ada beberapa alat yang tercecer dan berpengaruh terhadap kinerja siswa selama melakukan kegiatan praktikum persilangan monohibrid. Namun pada saat pertemuan berikutnya siswa sudah terbiasa untuk tertib baik pada saat diskusi maupun praktikum. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum bisa tertib dalam mengikuti pelajaran namun secara keseluruhan kinerja siswa mengalami peningkatan pada pertemuan 3, dan 4.

3. Hasil analisis penilaian afektif siswa

Data penilaian afektif diambil dengan menggunakan angket. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket dapat diketahui bahwa nilai afektif secara klasikal berada pada kriteria yang sangat baik dengan persentase sebesar 93,38 % siswa menyatakan setuju terhadap pernyataan yang terdapat pada angket.

(51)

bahwa pernyataan yang paling menojol adalah pernyataan nomor 4 (saya akan menghargai perbedaan fisik orang lain sebagai salah satu bentuk adanya keanekaragaman ciri genetik pada manusia) yaitu sebanyak 100% siswa menyatakan setuju terhadap pernyataan nomor 4. Hal ini menunjukan bahwa guru telah berhasil mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Guru juga telah berhasil menanamkan salah satu sifat positif berkaitan dengan materi pewarisan sifat yaitu sifat menghargai adanya perbedaan fisik setiap orang sebagai salah satu bentuk adanya keanekaragaman ciri genetik pada manusia. Sedangkan pernyataan yang kurang menonjol adalah pernyataan nomor 5 (saya selalu aktif dalam mengajukan / menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan pendapat) hal ini dikarenakan siswa kurang percaya diri dengan jawaban yang mereka miliki sehingga mereka merasa takut salah untuk menjawab pertanyaan dari guru. Namun untuk aktivitas bertanya pada awal pertemuan mereka masih merasa malu untuk mengajukan pertanyaan tetapi guru selalu memotivasi siswa untuk bertanya sehingga pada pertemuan berikutnya siswa sudah terbiasa untuk mengajukan pertanyaan, hal ini sesuai dengan hasil observasi keaktifan siswa yang menunjukan bahwa aktifitas bertanya adalah aktifitas yang paling menonjol selama kegiatan pembelajaran.

Menurut Haryati (2007) aspek afektif memiliki karakteristik yang penting diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Aspek afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Artinya aspek afektif sangat menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar, maka hal ini akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal. Oleh karena itu seorang guru selain membantu peserta didik belajar, juga harus mampu membangkitkan minat atau karakter peserta didik untuk belajar.

4. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa

(52)

40

atas juga mengamati tanggapan siswa sebagai pelaku proses pembelajaran. Tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI diambil dengan menggunakan angket. Dari análisis terhadap angket yang diberikan kepada siswa diperoleh adanya respon positif terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari analisis angket siswa yang menunjukan rata-rata prosentase sebesar 88,37 %.

Dari hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa dapat diketahui bahwa pernyataan yang paling banyak mendapat respon positif dari siswa adalah pernyataan nomor 1 (suasana pembelajaran menyenangkan) yaitu sebanyak 92,5% siswa menyatakan bahwa suasana pembelajaran yang dilakukan menyenangkan. Hal ini terjadi karena media comic strip dan pendekatan SAVI mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pernyataan yang paling sedikit mendapat respon positif adalah pernyataan nomor 10 (apakah anda menyukai pendekatan pembelajaran yang dilakukan saat ini) yaitu sebanyak 85% siswa menyatakan suka dengan pendekatan belajar yang digunakan oleh guru dan sebanyak 15% siswa menyatakan tidak suka terhadap pendekatan belajar yang digunakan oleh guru. Pernyataan nomor 10 mendapatkan persentase yang paling sedikit dibanding pernyataan yang lain. Hal ini dikarenakan kelompok yang dibuat pada pertemuan I berlaku untuk pertemuan berikutnya sehingga siswa merasa bosan untuk bekerjasama dengan orang yang sama pada setiap pertemuanya. Seharusnya guru melakukan pembentukan kelompok baru pada setiap kali pertemuan sehingga siswa tidak merasa bosan.

Dari hasil tanggapan yang diberikan siswa menunjukan bahwa penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat mendapat respon positif dari siswa karena materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk

(53)

41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa media comic strip dan pendekatan SAVI sangat efektif diterapkan pada pembelajaran materi pokok pewarisan sifat di kelas IX SMP Negeri 2 Taman tahun ajaran 2008 / 2009. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah mencapai indikator keefektifan yaitu sebanyak 95% siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai akhir sebesar 80,05 serta keaktifan siswa secara klasikal termasuk kriteria sangat tinggi pada pertemuan 1, 2, 3, dan 4 yaitu berturut – turut sebesar 95 %, 98,75 %, 98,75 %, dan 98,75 % .

B. Saran

Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan berdasarkan hasil penelitian ini, meliputi :

1. Guru biologi diharapkan dapat menerapkan penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI ini pada materi pembelajaran yang lain dengan memodifikasi sesuai materi yang diajarkan.

2. Sebaiknya perlu dilakukan pembentukan kelompok baru dalam setiap pertemuanya agar siswa tidak merasa bosan dan proses pembelajaran tidak hanya di dominasi oleh siswa yang pandai saja.

(54)

42

DAFTAR PUSTAKA

Aleixo P & Norris C. 2007. Comics, reading, and primary aged children. Education and health 25 (4):70-73

Anni TC. 2005. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES

Arikunto S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta : Bumi Aksara

1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Beard C & Rhodes T. 2002. Experential learning : using comic strip as reflective tools in adult learning. Australian journal of outdoor education 6 (2):58-65

Campbell NA, Reece JB & Mitchell LG. 2000. Biologi Jilid 1. Terjemahan Rahayu lestari, 2002. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga

De porter B, Reardon M, & Nourie S. 2005. Quantum teaching. Bandung: Kaifa

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Falentina AR. 2008. Efektivitas Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) pada Pembelajaran Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP N 28 Semarang. (skripsi). Semarang : Biologi UNNES

Gonick L dan Wheelis M. 2007. Kartun Biologi Genetika. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Gonzales JW. 2003. Integrating physical science and the graphic arts with scientifically accurate comic strips : rationale, description, and implementation. Revista electronica de ensenanza de las encenancias 2 (1):1-10

Hamalik O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

(55)

Persada Press

Jagoan comic. 2007. Bentuk Rupa Jenis-Jenis Komik. Jakarta. On line at http://www.jagoancomic.com/tulisan_tutorial_jenis_rupa_komik. html (accessed 25 januari 2009)

Kurnia RS. 2008. Charles schulz, Charlie brown, dan Snoopy. Jakarta. On line at http://pelitaku.sabda.org/editorial_sekadar_pengantar (accessed 25 januari 2009)

Marisa A. 2008. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Konsep Penurunan Sifat Menggunakan Media Kartun di SMP Teuku Umar Semarang Kelas IX-1. (Skripsi). Semarang: Biologi UNNES

Meier D. 2005. The Accelerated Learning. Bandung : Kaifa, PT.Mizan Pustaka

Muslich M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oyasujiwo. 2007. Komik Indonesia. Jakarta. On line at. http://komikindonesia.com/index.php?Itemid=2&id=116&option=co m_content&task=view (accessed 25 januari 2009)

Purwanto B & Nugroho A. 2008. Eksplorasi ilmu alam 3 untuk kelas IX SMP dan MTS. Solo. On line at http://www.tiga serangkai. commiges file Eks. Alam% 20 SMP %20(Platinum)Eksplorasi % 20 Ilmu % 20 Alam %203.pdf.102.pdfl (accessed 25 januari 2009)

Ramendra DP & Ratminingsih NM. 2007. Pemanfaatan audio visual aids (ava) dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa inggris di sekolah dasar. JPPP Lemlit Undiksha 1 (2):78-95

Ridlo, S. & Rudiyatmi, E. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang: Biologi FMIPA UNNES

Saktiyono. 2007. IPA Biologi 3 SMP dan MTS Kelas IX. Jakarta : Erlangga

Sanjaya WN. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Erlangga

(56)

44

Sudjana N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sudjana .1991. Metode Statistik. Bandung : Transito

Sugandi A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES

Syamsuri I, Sulisetijono, Ibrohim, Rahayu SE. 2007. IPA Biologi Jilid 3 Untuk SMP Kelas IX. Jakarta : Erlangga

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Waluyanto HD. 2005. Komik sebagai media komunikasi visual pembelajaran. Nirmana 7 (1):45-55

(57)

SILABUS

Sekolah : SMP N 2 Taman Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran: I

Gambar

Tabel                                                                                                           Halaman
Gambar     Halaman
gambar yang
tabel. Soal dikatakan valid Apabila rpbis  ≥ r tabel.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian tarik dan pengamatan struktur mikro diperoleh hasil yang sebanding dengan hasil pengujian ulang komposisi kimia, sehingga dapat disimpulkan telah

[r]

Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dapat mengakibatkan berkurangnya kawasan- kawasan penyangga sehingga dapat meningkat- kan potensi kerusakan lahan (bencana alam

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada. perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab perilaku ini

Landskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan , baik yang terbentuk dari elemen landskap alamiah seperti bentuk topografi lahan

Hasil analisis korelasi hubungan antara frekuensi menjalani terapi hemodialisa dengan tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa didapatkan nilai p = 0,774

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi yang positif dan signifikan dari daya tahan otot perut, daya tahan otot lengan, fleksibilitas

hatinya dengan betul. Masalah pengajaran bahasa memang kompleks dan rumit. Di ddlamnya terdapat satuan-satuan yang berkaitan satu dengan yang lain, tak ubahnya seperti