• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SD DALAM MENYUSUN RPP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SD DALAM MENYUSUN RPP"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

SD DALAM MENYUSUN RPP Yohanes Juwari

E-mail: [email protected] SD Karanggondang Sewon Bantul Yogyakarta

Abstrak: Standar Kelulusan menjadi tolok ukur bagi penyelenggaraan pendidikan di Lembaga Pendidikan formal. Satuan Pendidikan dapat melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan mencermati termasuk pada kategori mana satuan Pendidikan tersebut. Hasil belajar siswa sangat berkaitan erat dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar yang menjadi tugas pokok guru. Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui supervisi klinis. Subyek dalam penelitian adalah 3 guru yang belum memiliki RPP lengkap. Pengumpulan data dengan observasi praktek mengajar dan penilaian RPP.

Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data dihitung dimasukan dalam kategori, dibandingkan dengan indikator keberhasilan, kemudian dipersentase. Penelitian dilaksanakan dua siklus, masing-masing siklus ada empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan nilai RPP diatas 71. Hasil penelitian siklus I nilai RPP diatas 71 ada 2 guru (67%). Siklus II ketiga guru memperoleh nilai diatas 71. Hasil penelitian dengan supervisi klinis di SD Karanggondang ketiga guru (100%) mampu menyusun RPP dengan lengkap.

Kata kunci: Kompetensi Guru, RPP, Supervisi Klinis

A CLINICAL SUPERVISION TO INCREASE ELEMENTARY SCHOOL TEACHER’S COMPETENCE TO IMPROVING A LESSON PLAN

Abstract: Graduation Standards become a benchmark for the implementation of education in formal educational institutions. An Education Unit can evaluate

student learning outcomes by observing which category the Education Unit belongs to. Student learning outcomes are closely related to the planning, implementation and evaluation of learning outcomes which are the main tasks of teachers. This study aims to help teachers develop lesson plans (RPP) through clinical supervision.

The subjects in the study were 3 teachers who did not have a complete lesson plan.

Collecting data by observing teaching practice and assessment of lesson plans. The research method uses descriptive qualitative analysis. The calculated data is

included in the category, compared with the indicators of success, then a percentage.

The research was carried out in two cycles, each cycle having four stages, namely:

planning, implementation, observation, and reflection. The indicator of the success of the lesson plan value is above 71. The results of the research cycle I value of the lesson plan above 71 there are 2 teachers (67%). In the second cycle, the three teachers scored above 71. The results of the research with clinical supervision at SD Karanggondang three teachers (100%) were able to compose a complete lesson plan Kata kunci: Teacher competence, lesson plan, clinical Supervision

(2)

2 Pendahuluan

Perencanaan pembelajaran merupakan acuan guru untuk melaksanakan tugasnya.

Aqib (2018: 77) untuk mewujudkan tujuan pendidikan maka sekolah perlu melaksanakan pembelajaran yang komprehensip mulai dari pendidikan agama, pendidikan moral, pendidikan estetika, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Lantip, (2015: 28) menjelaskan sekolah merupakan salah satu pendidikan formal, yang bertugas untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Banyak sinyalemen dari masyarakat, dunia usaha, serta para politisi menyatakan tentang rendahnya mutu pendidikan di negara kita.

Rendahnya mutu pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, lingkungan, sarana pendidikan, serta ketekunan peserta didik itu sendiri.

Pendapat H. Nurbin Lubis dalam Lantip (2015: 29) menyatakan bahwa rendahnya mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan “kualitas guru”. Menurut Undang- undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 (2003: 18) bahwa guru merupakan tenaga pendidik profesional yang bertugas (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan proses pembelajaran, (3) menilai hasil pembelajaran, (4) melakukan bimbingan dan pelatihan, (5) melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Disamping itu diperlukan sosok kepala sekolah yang mempunyai kompetensi yang memadai dalam demensi kompetensi supervisi.

Majid (2017: 37) standar proses berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Standar proses sebagai pedoman bagi guru pada proses pembelajaran agar pembelajaran berlangsung kondusif, efektif, dan efisien.

Berbicara standar kelulusan di SD Karanggondang, hasil USBN tahun 2019 bisa dikatakan belum memuaskan. Dinas Dikpora Bantul 2019 mengumumkan hasil USBN SD Karanggondang mata pelajaran bahasa Indonesia nilai terendah 30, dengan rata-rata 65,70. Matematika nilai terendah 14,29, dengan rata-rata 43,29. IPA nilai

terendah 44, dengan rata-rata 60,67. Data diatas hasil rata-rata bahasa Indonesia dan IPA berkisar antara 60 sampai dengan 66.

Sedangkan untuk matematika dengan rata- rata 43,29. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan perlu dicari penyebabnya.

Berawal dari masalah tersebut, peneliti mencoba mencari solusi terbaik yang perlu dilakukan. Dokumen daftar nilai ulangan harian matematika belum semuanya mencapai ketuntasan. Hal tersebut penyebabnya bisa kurang lengkapnya perangkat pembelajaran yang dibuat guru.

Bisa jadi kurangnya tindak lanjut perbaikan, belum pernah dilakukan supervisi klinis. Kondisi demikian tentu akan berpengaruh terhadap hasil USBN peserta didik.

Penyebab lain yang diamati kepala sekolah yaitu ada guru dalam membuat rancangan pembelajaran dalam RPP kurang lengkap. Bisa jadi pelaksanaan pembelajaran dalam kelas kurang menyenangkan. Kemungkinan lain rancangan dan pelaksanaan pembelajaran tidak sinkron sehingga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar. Pengamatan peneliti dari hasil supervisi dan raport mutu bahwa masih belum terpenuhinya standar proses dan standar penilaian.

Ada benarnya pendapat Nurbin Lubis bahwa rendahnya mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan “kualitas guru”.

Hasil laporan tahunan dan dari pengamatan kepala sekolah SD Karanggondang masih ada guru yang belum mampu menyusun perencanaan pembelajaran dengan benar dan lengkap.

Perencanaan RPP yang lengkap, praktek mengajar yang benar, pelaksanaan pembelajaran yang kondusif, dan evaluasi beserta tindak lanjut remedial dan pengayaan akan berimbas pada hasil USBN yang diinginkan.

Laporan program kerja tahunan SD Karanggodang tahun 2019 belum membawa hasil yang maksimal. Kepala sekolah dan bidang kurikulum pada kegiatan supervisi kelas sudah dilaksanakan tetapi belum berhasil sesuai

(3)

3 harapan. Terbukti hasil USBN SD Karanggondang tahun 2019 menurun dibanding tahun sebelumnya. Kondisi tersebut apabila tidak segera ditindaklanjuti hasil USBN kemungkinkan akan semakin menurun.

Hasil supervisi semester awal tahun 2020 di SD Karanggondang masih terdapat 3 guru yang kurang lengkap perangkat mengajarnya. Muis (2019:33) menyatakan pendukung karier dan pengembangan kompetensi guru bukan semata-mata terletak pada pada perangkat pembelajaran yang disusun tetapi harus menguasai teknologi. Dengan kata lain disamping persiapan perangkat mengajar, guru juga harus menguasai IT sesuai dengan perkembangan IPTEK. Sehingga guru dapat meningkatkan kompetensi sesuai perkembangan pendidikan seperti sekarang.

Temuan di SD Karanggondang masih ada guru cara mengajar menggunakan metode konvensional. Ada pula guru yang kehilangan ruh sebagai guru, kompetensi sebagai guru belum dimiliki sepenuhnya.

Jika kondisi guru demikian maka pendidikan bermutu sulit diwujudkan.

Temuan di SD Karanggondang masih rendah kompetensi guru dalam mengajar.

Hasil supervisi SD Karanggondang dari 9 guru ada 3 guru yang RPP belum lengkap. Maka akan dilakukan penelitian dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Penelitian dilaksakan sebagai upaya penjaminan mutu pembelajaran. Lantip (2015: 29) menyatakan mengingat terdapat berbagai hal yang berpengaruh terhadap hasil prestasi peserta didik, maka supervisi merupakan keniscayaan. Dari mausalah tersebut maka perlu mengadakan supervisi klinis, agar guru SD Karanggondang mampu menyusun RPP lengkap dan benar.

Perencanaan pembelajaran pembuatan RPP merupakan langkah awal persiapan mengajar. Perencanaan yang matang akan menyokong pembelajaran yang kondusif dan efektif. Tujuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP harus mengacu pada KI

KD yang akan diajarkan. Pada persiapan pembelajaran langkah atau skenario pembelajaran dari pendahuluan, inti, dan penutup harus runtut dan sistematis.

Tahap evaluasi ketuntasan hasil belajar perlu diperhatikan. Siswa yang belum mencapai KKM harus menempuh pembelajaran remedial dan tes perbaikan.

Skenario pembelajaran berfungsi untuk memberi arah pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran efektif dan efisien. Salah satu perencanaan pembelajaran yang baku adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dipersiapkan oleh guru secara sistematis agar guru dalam menyampaikan materi cukup waktu guna mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Mengacu pada kurikulum 2013 guru harus pandai mengembangkan kompetensi dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci dalam kompetensi dasar.

Dalam RPP berisi antara lain: KI, KD, KKM yang ditargetkan, indikator pencapaian kompetensi, materi yang akan diajarkan, langkah pembelajaran atau skenario pembelajaran yang memuat (pendahuluan, inti, dan penutup), media pembelajaran, sumber belajar, instrumen penilaian, aturan pensekoran, program remedial, dan pengayaan.

RPP memainkan peran yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus merancang, membuat, dan mempergunakan RPP sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

Kenyataan dilapangan ada beberapa guru yang belum mampu menyusun RPP secara lengkap bahkan masih bentuk softcopy.

Sebagai salah satu tugas kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan untuk mengevaluasi kinerja guru. Hasil pengamatan di SD Karanggondang masih rendahnya kompetensi guru dalam menyusun RPP.

Kompetensi Kepala Sekolah

Seperti dalam bukunya Lantip (2017: 3) meliputi: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Setiap dimensi kompetensi memiliki

(4)

4 kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya. Depdiknas (2004: 7) merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Menurut Syah (2000: 230), “kompetensi” adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya dijelaskan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya penuh rasa tanggung jawab.

Robbins (2001: 37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Spencer & Spencer (1993: 9) mengatakan “Competency is underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-reference effective and/or superior performance in a job or situation”

Mulyasa (2011: 26) kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi, investigasi, menganalisis, memikirkan, serta memberikan perhatian arahan kepada seseorang untuk menemukan cara dalam mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian kompetensi penulis dapat menyimpulkan kompetensi sebagai peleburan dari tiga unsur utama yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Dengan demikian orang yang kompeten adalah orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk melakukan/mengerjakan sesuatu. Dari beberapa pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat dilakukan perilaku kognetif, afektif dan psikomotorik dengan baik.

Peraturan pemerintah 19 tahun (2005:28) menyebutkan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari atas empat kompetensi, yaitu: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi profesional, dan 4) kompetensi sosial. Keempat kompetensi diatas merupakan satu kesatuan yang melekat pada guru untuk dapat dijalankan.

Pengertian Supervisi

Purwanto, (2004: 76) menjelaskan bahwa supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya didalam mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa supervisi berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru, serta bimbingan dalam usaha pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat pelajaran dan metode pembelajaran yang lebih baik, cara penilaian yang sitematis terhadap fase seluruh proses pengajaran.

Supervisi Klinis

Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan secara sistematis kepada guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan dengan tujuan untuk membina keterampilan mengajar.

Pembinaan dilakukan dengan cara yang memungkinkan guru menemukan sendiri cara untuk memperbaiki kekurangannya (dalam pengakuan yang jujur dan tulus).

Sullivan & Glanz dalam Lantip (2015:113) Supervisi klinis adalah pembinaan performansi guru mengelola proses pembelajaran. Menurut Sergiovanni dalam Lantip (2015:113) ada dua tujuan

(5)

5 supervisi klinis, yaitu pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah proses kepemimpinan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru.

Tujuan dan fungsi supervisi klinis

Supervisi klinis bertujuan memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru agar personel tersebut mampu meningkatakan kualitas kinerjanya.

Daryanto (2015: 31) menyatakan bahwa fungsi utama supervisi ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.

Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan sekolah. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus. Apabila pada siklus I kompetensi guru dalam menyusun RPP belum lengkap maka bisa dilakukan perbaikan di siklus II. Setiap siklus terdapat 4 komponen: perencanan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Data yang dikumpul meliputi: lembar penilaian RPP, lembar pelaksanaan supervisi klinis, dan lembar observasi pembelajaran. Lembar supervisi klinis bertujuan untuk mengamati guru dalam praktek mengajar. Pengamatan supervisi klinis oleh kolaborator dimulai pertemuan awal, pengamatan di kelas dan evaluasi.

Lembar instrumen RPP bertujuan untuk memperoleh data kelengkapan komponen RPP. Lembar observasi pembelajaran berguna untuk mengumpulkan data kelengkapan mengajar.

Menurut Patton dalam Moleong (2013:

56) teknik analisis data adalah proses

kategori urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis.

Menurut Bagdan & Bliken dalam Moleong (2017: 248) analisis data adalah upaya dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola dan menemukan apa yang penting.

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2010:

336) proses analisis dimulai sejak merumuskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Sugiyono, (2009:

246) menyampaikan maksud analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya, aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interatif sampai tuntas. Teknik pengumpulan data seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Alur Pengumpulan Data.

Analisis data pada penelitian: 1.

Pengumpulan data dari tiga orang guru dengan melakukan observasi. 2. Reduksi data yaitu proses seleksi, pemfokusan data mentah. 3. Penarikan kesimpulan penelitian harus tanggap terhadap hasil yang diteliti. Hasil dibandingkan dengan kriteria keberhasilan untuk ditarik kesimpulan.

Indikator keberhasilan kompetensi guru menyusun RPP dengan supervisi klinis, dikatakan berhasil jika hasil setiap instrument diatas indikator keberhasilan.

Penilaian RPP, hasil pelaksanaan supervisi klinis, dan hasil observasi pembelajaran meningkat dan nilai ketiga guru pada siklus II diatas 71.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Data pra siklus guru SD Karanggondang terdiri 9 orang ada 3 guru yang nilai RPPnya dibawah standar. Nilai RPP guru

Pengumpulan Data

Display Data

Kesimpulan dan Verifikasi Reduksi Data

(6)

6 SD Karanggondang hasil supervisi oleh

pengawas terlihat seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai RPP Pra Siklus

No Subyek Nilai RPP Kategori

1 AK 89 Sangat Baik

2 APP 88 Sangat Baik

3 FT 65 Cukup

4 KL 75 Baik

5 TW 75 Baik

6 IPR 67 Cukup

7 NR 68 Cukup

8 TA 73 Baik

9 MS 74 Baik

Nilai tertinggi 82

Nilai terendah 65

Rata - rata 73,29

Jumlah < 70 3

Jumlah ≥ 71 6

Persentase

Ketuntasan 66,67%

Nilai RPP kategori “Sangat baik” ada 2 guru, kategori “Baik” ada 4 guru, kategori

“Cukup” ada 3 guru. Rekap nilai RPP pra siklus terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi RPP Pra Siklus

No Klasifikasi Rentang

Nilai Frekuensi Persentase

1 A 86 - 100 2 23 %

2 B 71 - 85 4 44%

3 C 56 - 70 3 33%

4 D 0 - 55 0 0 %

Jumlah 9 100%

Dari tabel diatas terdapat 3 guru yang nilai RPPnya dibawah 70. Hal ini menjadi kendala untuk mencapai kompetensi guru profesional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, supervisi klinis dilakukan pada guru yang belum kompeten, berikut gambaran hasil penelitian.

Siklus I

Perencanaan: Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan meliputi: 1)

Mempersiapkan jadwal supervisi klinis (pelaksanaannya bulan September). 2) Meminta guru yang akan disupervisi klinis untuk mengumpulkan RPP dan siap praktek mengajar. 3) Mempersiapkan lembar penilaian RPP. 4) Mempersiapkan lembar pelaksanaan supervisi siklis 5) Mempersiapkan lembar observasi pembelajaran. 6) Menentukan waktu untuk memulai tindakan.

Pelaksanaan: Tindakan siklus I peneliti dan kolaborator melaksanakan supervisi klinis kepada tiga orang guru dengan kode subyek: FT, IPR, dan NR. Tahap-tahap yang akan dilalui ada 3 yaitu: tahap awal, tahap observasi, dan tahap evaluasi.

Pengamatan: Berdasarkan hasil observasi oleh kolaborator tentang penilaian RPP siklus I terhadap 3 guru diperoleh data sebagai berikut.

Rekap hasil penilaian RPP siklus I dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Nilai RPP Siklus I

No Kode

Subyek Skor Nilai RPP

1 FT 97 84

2 IPR 83 72

3 NR 79 68

Nilai Tertinggi 97 84

Nilai Terendah 79 68

Rata- Rata 86,33 74,67

Jumlah < 70 1 1

Jumlah ≥ 71 2 2

Nilai RPP siklus I disajikan pada tabel 3, terdapat nilai RPP yang kurang dari 71 ada 1 guru. Peneliti dan kolaborator mencatat kekurangan dari 1 guru untuk diperbaiki disiklus II. Hasil penilaian RPP siklus I pada tabel 4 nilai RPP dengan kategori baik ada 2 guru yaitu 67%, sedangkan nilai RPP dengan kategori cukup ada 1 orang guru yaitu 33%. Peneliti dan kolaborator memberi motivasi kepada guru agar tetap semangat dalam melengkapi RPP. Rekap nilai RPP siklus I dalam kategori dapat dilihat pada tabel 4.

(7)

7

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai RPP Siklus I N

o Klasifikasi Rentang

Nilai Frekuensi Persentase 1 A 86 - 100

2 B 71 - 85 2 67 %

3 C 56 - 70 1 33 %

4 D 0 - 55 -

Jumlah 3 100 %

Keterangan:

A: Baik Sekali B: Baik

C: Cukup D: Kurang

Hasil rekap penyusunan RPP siklus I ada dua guru mendapatkan kategori nilai B.

Walaupun demikian masih terdapat satu guru mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Penelitian tindakan masih dilanjutkan pada siklus II.

Refleksi: Tahap ini dilakukan evaluasi terhadap tindakan dari data yang diperoleh dilakukan perbaikan dan pelengkapan. Dilanjutkan mengevaluasi hasil dan menyusun langkah mempersiapkan instrument perbaikan untuk siklus II. Sesuai dengan hasil tindakan siklus I dapat direfleksi sebagai berikut: 1) Merenungkan hasil pengamatan praktek mengajar dan hasil penyusunan RPP. 2) Mengolah data hasil penelitian dan membandingkan atau mencocokan dengan indikator keberhasilan. 3) Merencanakan perbaikan dan penyempurnaan. 4) Memberi penguatan kepada guru atas hasil yanag diperolehnya. 5) Merencanakan tindak lanjut siklus II.

Siklus II

Perencanaan: Tahap perencanaan, peneliti menyusun penjadwalan supervisi kelas dan menyiapkan instrument supervisi untuk lembar supervisi klinis, penilaian RPP, dan lembar wawancara pada masing-masing guru. Peneliti dan kolaborator membuat jadwal untuk melakukan tindakan siklus II. Waktu yang dirancanakan pada bulan Oktober 2020

minggu ke-1, ke-2, dan ke-3. Kepala sekolah dan kolaborator membuat kesepakatan, hari tanggal diadakan pengamatan dengan guru yang bersangkutan.

Pelaksanaan: Tindakan siklus II sesuai rencana kepala sekolah dan kolaborator melaksanakan tindakan perbaikan supervisi klinis kepada tiga orang guru dengan kode subyek: FT, IPR, dan NR.

Tahap yang akan dilalui ada 3 yaitu: tahap awal, tahap observasi, dan tahap evaluasi.

Tahap awal nama subyek FT

(a) Menciptakan suasana persahabatan antara supervisi dan FT, kepala sekolah bersama kolaborator memberi tahu kepada FT yaitu pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2020 akan dilaksanakan penilaian praktek mengajar subyek FT. Karena masa pandemi jadi pengamatan dilakukan dalam kelas kepada subyek FT tanpa siswa.

(b) Membicarakan rencana yang telah dibuat oleh guru, peneliti menanyakan RPP yang telah dipersiapkan. RPP yang telah dibuat diserahkan kepada kepala sekolah untuk diperiksa. (c) Mengidentifikasi jenis kompetensi dasar beserta indikator- yang akan dicapai, untuk subyek FT kompetensi dasar yang akan dicapai adalah “Menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media cetak atau elektronik”. (d) Mengembangkan instrument observasi, yaitu kepala sekolah bersama kolaborator menyiapkan instrument observasi untuk mengambil data subyek FT. (e) Mendiskusikan instrument observasi antara kepala sekolah dan guru, instrumen yang akan dipakai dalam pengamatan praktek mengajar telah didiskusikan antara kepala sekolah dengan subyek FT.

Tujuannya agar FT siap RPP dan praktek mengajar sesuai instrument yang sudah disepakati.

Tahap awal nama subyek IPR

(a) Menciptakan suasana persahabatan antara supervisi dan IPR, kepala sekolah bersama kolaborator memberi tahu kepada IPR pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2020 akan dilaksanakan penilaian praktek mengajar. Karena masa pandemi jadi

(8)

8 pengamatan dilakukan dalam kelas kepada subyek IPR tanpa siswa. (b) Membicarakan rencana yang telah dibuat oleh guru, peneliti menanyakan RPP yang telah dipersiapkan. RPP yang telah dibuat diserahkan kepada kepala sekolah untuk diperiksa. (c) Mengidentifikasi jenis kompetensi dasar beserta indikator yang akan dicapai, untuk subyek IPR kompetensi dasar yang akan dicapai adalah “Mencermati ungkapan atau kalimat saran masukan dan penyelesaian masalah”. (d) Mengembangkan instrument observasi, yaitu kepala sekolah bersama kolaborator menyiapkan instrument observasi untuk mengambil data subyek IPR. (e) Mendiskusikan instrument observasi antara kepala sekolah dan guru, instrument yang akan dipakai dalam pengamatan praktek mengajar telah didiskusikan antara kepala sekolah dengan subyek IPR. Tujuannya agar IPR siap RPP dan praktek mengajar sesuai instrument yang sudah disepakati.

Tahap awal nama subyek NR

(a) Menciptakan suasana persahabatan antara supervisi dan NR, kepala sekolah bersama kolaborator memberi tahu kepada NR yaitu pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2020 akan dilaksanakan penilaian praktek mengajar subyek NR. Karena masa pandemi jadi pengamatan dilakukan dalam kelas kepada subyek NR tanpa siswa. (b) Membicarakan rencana yang telah dibuat oleh guru, peneliti menanyakan RPP yang telah dipersiapkan.

RPP yang telah dibuat diserahkan kepada kepala sekolah untuk diperiksa. (c) Mengidentifikasi jenis kompetensi dasar beserta indikator yang akan dicapai, untuk subyek NR kompetensi dasar yang akan dicapai adalah “Mengenal kosa kata yang berkaitan dengan peristiwa pagi, siang dan malam melalui teks pendek atau eksplorasi lingkungan”. (d) Mengembangkan instrument observasi, kepala sekolah dan kolaborator menyiapkan instrument observasi untuk mengambil data subyek NR. (e) Mendiskusikan instrumen observasi antara kepala sekolah dan guru, instrumen yang dipakai dalam

pengamatan praktek mengajar telah didiskusikan antara kepala sekolah dengan subyek NR. Tujuannya agar NR siap RPP dan praktek mengajar sesuai instrument yang sudah disepakti.

Tahap Observasi Kelas nama subyek FT (a) Supervisor bersama nama subyek FT memasuki ruang kelas, pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2020. (b) FT menjelaskan kepada siswa maksud kedatangan supervisor (karena masa pandemi poin ini tidak terlaksana. (c) FT mempersilahkan supervisor menempati tempat duduk. (d) FT melaksanakan praktek mengajar materi tentang “penyelenggaraan kegiatan yang mendukung keberagaman sosial budaya masyarakat”. (e) Supervisor mengobservasi penampilan FT, dilihat dari intonasi suara saat menjelaskan, ketepatan waktu, keruntutan penyampaian materi. (f) FT mengakhiri pembelajaran, dan mengucap salam. Peneliti bersama kolaborator mengamati dan menilai FT saat praktek mengajar di kelas. Kelebihan dan kekurangan FT dicatat oleh peneliti dan kolaborator.

Tahap Observasi Kelas nama subyek IPR (a) Supervisor bersama nama subyek IPR memasuki ruang kelas, pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2020. (b) IPR menjelaskan kepada siswa maksud kedatangan supervisor (karena masa pandemi poin ini tidak terlaksana). (c) IPR mempersilahkan supervisor menempati tempat duduk. (d) IPR melaksanakan praktek mengajar materi tentang “Materi konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan eksplorasi”.

(e) Supervisor mengobservasi penampilan IPR, dilihat dari intonasi suara saat menjelaskan, ketepatan waktu yang digunakan, keruntutan penyampaian materi. (f) IPR mengakhiri kegiatan pembelajaran. Peneliti bersama kolaborator mengamati dan menilai IPR saat praktek mengajar. Kelebihan dan kekurangan IPR dicatat oleh peneliti dan kolaborator.

Tahap Observasi Kelas nama subyek NR

(9)

9 (a) Supervisor bersama nama subyek NR memasuki ruang kelas, pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2020. (b) NR menjelaskan kedatangan supervisor (karena masa pandemi poin ini tidak terlaksana. (c) NR mempersilahkan supervisor menempati tempat duduk. (d) NR melaksanakan praktek mengajar materi tentang “Materi konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan eksplorasi”. (e) Peneliti mengobservasi penampilan IPR, dilihat dari intonasi suara saat menjelaskan, ketepatan waktu yang digunakan, keruntutan penyampaian materi. (f) NR mengakhiri kegiatan pembelajaran. Peneliti bersama kolaborator mengamati dan menilai NR saat praktek mengajar. Kelebihan dan kekurangan NR dicatat oleh peneliti dan kolaborator.

Tahap Evaluasi nama subyek FT

(a) Supervisor menanyakan perasaan FT selama proses observasi, apakah merasa sudah percaya diri di depan kelas. (b) Supervisor memberi penguatan kepada FT.

(c) Supervisor menunjukan hasil observasi, kepada FT. (d) Supervisor bersama FT membicarakan data, hasil dari kegiatan praktek mengajar. (e) Supervisor menanyakan kembali perasaan FT setelah mendiskusikan hasil analisis. (f) Supervisor bersama FT membuat kesimpulan capaian hasil supervisi klinis siklus II.

Tahap Evaluasi nama subyek IPR

(a) Supervisor menanyakan perasaan IPR selama proses observasi, apakah merasa sudah percaya diri di depan kelas. (b) Supervisor memberi penguatan kepada IPR. (c) Supervisor menunjukan hasil observasi, kepada IPR. (d) Supervisor bersama IPR membicarakan data, hasil dari kegiatan praktek mengajar. (e) Supervisor menanyakan kembali perasaan IPR setelah mendiskusikan hasil analisis. (f) Supervisor bersama IPR membuat kesimpulan capaian hasil siklus II.

Tahap Evaluasi nama subyek NR

(a) Supervisor menanyakan perasaan NR selama proses observasi, apakah merasa sudah percaya diri di depan kelas. (b)

Supervisor memberi penguatan kepada NR. (c) Supervisor menunjukan data hasil observasi, kepada NR. (d) Supervisor bersama NR membicarakan data, hasil dari kegiatan praktek mengajar. (e) Supervisor menanyakan kembali perasaan NR setelah mendiskusikan hasil analisis. (f) Kolaborator beserta NR membuat kesimpulan capaian hasil pada siklus II.

Pengamatan

Pada siklus II peneliti mengobservasi kesesuain praktek mengajar dengan RPP.

Peneliti dan kolaborator mengumpulkan data kekurangan dari ketiga guru. Hasil penilaian RPP siklus II terlihat seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Rekap Nilai RPP Siklus II

No Kode Subyek Skor Nilai RPP

1 FT 108 93

2 IPR 106 91

3 NR 96 83

Nilai Tertinggi 108 93

Nilai Terendah 96 83

Rata-rata 103,33 89

Jumlah < 70 0 0

Jumlah ≥ 71 3 3

Sebanyak 3 guru telah membuat perencanaan pembelajaran sesuai standar RPP. RPP yang dikumpulkan adalah hasil karya mereka sendiri. Tindakan siklus II, menunjukan peningkatan pruduk RPP sesuai standar. Rekap nilai RPP siklus II terlihat di tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi RPP Siklus II

No Klasifikasi Rentang Nilai

Frekuensi Persentase

1 A 86 - 100 2 66,67%

2 B 71 - 85 1 33,33%

3 C 56 - 70 - -

4 D 0 - 55 - -

Jumlah 100%

Keterangan A: Baik sekali B: Baik

C: Cukup D: Kurang

(10)

10 Pada siklus II sudah tidak ada lagi guru yang mendapatkan nilai RPP dengan kategori C atau D. Hasil penilaian RPP nilai A ada 2 guru dan 1 guru mendapatkan nilai B.

Tabel 7. Rekapitulsi RPP Pra Siklus, Siklus I, dan II

No Kode

Subyek

Pra

Siklus Siklus I Siklus II

1 FT 68 84 93

2 IPR 67 72 91

3 NR 65 68 83

Nilai Tertinggi 68 84 93

Nilai Terendah 65 68 83

Rata – Rata 66,67 74,67 89,00

Jumlah < 70 3 1 0

Jumlah ≥ 70 0 2 3

Persentase

ketuntasan 0% 67% 100%

Nilai RPP pra siklus dengan rata-rata 66,67, siklus I rata-rata 74,67 dan rata rata meningkat disiklus II menjadi 89. Nilai RPP keseluruhan terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram Nilai RPP Pra Siklus, Siklus I, dan II

Berikut adalah kategori RPP

keseluruhan dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Kategori RPP Pra Siklus, Siklus I dan II

No Kategori Nilai Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1 A 86 - 100 - - 2

2 B 71 - 85 - 2 1

3 C 56 - 70 3 1 -

4 D 00 - 55 - - -

Keterangan:

A: Baik sekali B: Baik, C: Cukup D: Kurang

Hasil penilaian RPP pra siklus guru yang mendapat nilai 56-70 ada 3 orang. Siklus I yang mendapat nilai 56-70 ada 1 orang dan yang mendapat niali 71-85 ada 1 orang.

Siklus II yang mendapat nilai 71-85 ada 1 orang dengan kategori baik dan yang mendapat nilai 86-100 ada 2 orang dengan kategori amat baik. Pada sklus II tidak adalagi guru mendapat nilai cukup atau kurang

Refleksi

Siklus II peneliti melakukan kegiatan: 1) Merekap hasil siklus II. 2) Membandingkan hasil tindakan siklus I dan siklus II. 3) Mencocokan dengan indikator keberhasilan. 4) Rencana tindak lanjut.

Pada siklus II peneliti sedikit menemukan kekurangan. Guru sudah dapat menyusun RPP secara baik dan lengkap. Hasil siklus II ada peningkatan dan sudah melampaui indikator keberhasilan. Peneliatian supervisi klinis di SD Karanggondang dapat dihentikan pada siklus II.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan penelitian supervisi klinis di SD Karanggondang dapat disimpulkan, bahwa dengan dilaksanakan pengamatan atau observasi mengajar dan kelengkapan RPP dapat meningkatkan kompetensi guru.

1. Melalui supervisi klinis terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP di SD Karanggondang. Dibandingkan dengan nilai rerata 66,67 pada pra siklus, nilai rerata ketiga guru mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 74,67 pada akhir siklus I, dan 89,00 pada akhir siklus II.

2. Ada peningkatan kompetesi guru dalam menyusun RPP melalui supervisi klinis pra siklus dari ketiga guru dengan kategori cukup (C), siklus I dua guru mendapat kategori baik (B) dan satu guru dengan kategori cukup (C). Pada siklus II guru yang mendapat kategori baik (B) ada satu guru dan kategori amat baik (A) ada dua guru.

0 20 40 60 80 100

Pra Siklus I

Siklus ISiklus II

FT IPR

(11)

11 Daftar Pustaka

Anonim. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Departemen Pendikan Nasional.

Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2018. Penelitian Tindakan Kelas Teori & Aplikasi. Andi Offset.

Yogyakarta

Depdikdas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdikdas.

Depdiknas.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kompetensi Dasar Pendidikan. Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal 28).

Depdiknas. Jakarta.

Diat Prasojo, Lantip, dkk. 2015. Supervisi Pendidikan. Gava Media. Yogyakarta.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan

Menyenangkan. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian kualitatif. Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Majid, Abdul. 2017. Strategi Pembelajaran.

PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Purwanto, N. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Robbin, Stephen P. 2001. Perlaku Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall. Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.

Bandung.

(12)

12

Gambar

Gambar 1. Alur Pengumpulan Data.
Tabel 1. Nilai RPP Pra Siklus
Tabel 7. Rekapitulsi RPP Pra Siklus, Siklus  I, dan II

Referensi

Dokumen terkait

Supervisi klinis merupakan supervisi yang memiliki ciri-ciri esensial, yakni (1) bimbingan dari supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi, sehingga

Berdasarkan temuan penelitian dengan adanya supervisi klinis kompetensi profesional guru mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari proses kegiatan pembelajaran

Berdasarkan temuan penelitian dengan adanya supervisi klinis kompetensi profesional guru mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari proses kegiatan pembelajaran

Abstrak: Supervisi klinis sangat dibutuhkan oleh guru untuk meningkatkan kinerja guru yang profesional. Melalui supervisi klinis, kepala sekolah dapat melakukan pembinaan kinerja

Hasil setelah dievaluasi pada tindakan 2 melalui implementasi platform edmodo dalam supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI SD tahap 2

Supervisi klinis merupakan supervisi yang memiliki ciri-ciri esensial, yakni (1) bimbingan dari supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi, sehingga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada studi awal pemahaman kepala sekolah terhadap supervisi klinis kurang baik, setelah penelitian berkembang menjadi sangat baik

Berdasarkan temuan penelitian dengan adanya supervisi klinis kompetensi profesional guru mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari proses kegiatan pembelajaran