• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Jahe terhadap Frekuensi Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Jahe terhadap Frekuensi Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

211

The Effect of Ginger Extract on the Frequency of Nausea and Vomiting in Trimester I Pregnant Women

Keumalahayati, Azwarni

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh

Jl. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Aceh Besar Email: k_mala70@yahoo.co.id

Abstrak: Mual dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness, biasanya terjadi pada 75-80% wanita hamil. Sebagian besar mual dan muntah dapat hilang sendiri, namun sekitar 1-3% mual dan muntah pada wanita hamil dapat berkembang menjadi mual dan muntah berat, yang biasa disebut sebagai hiperemisis gravidarum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I. Desain penelitian ini adalah Quasy Exsperimental Design dengan rancangan One Group pretest-posttest Design. tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposif Sampling dengan 15 Responden, dimana 15 responden dilakukan dengan pemberian ekstrak Jahe. Data dianalisa menggunakan uji paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi mual sebelum pemberian ekstrak jahe sebagian besar mengalami mual sebanyak 9 kali dalam sehari yaitu 4 (26,7%) responden dan sesudah pemberian ekstrak jahe mengalami penurunan menjadi 2 kali dalam sehari sebanyak 5 (33,3%) responden, frekuensi muntah sebelum pemberian ekstrak jahe sebagian besar mengalami mual sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu 6 (40%) responden dan sesudah pemberian ekstrak jahe mengalami penurunan menjadi 2 kali dalam sehari sebanyak 9 (60%) responden. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak jahe terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I. Peneliti menyarankan kepada Puskesmas Langsa Baro untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menambah informasi yang akan meningkatkan wawasan bagi tenaga kesehatan untuk dapat menerapkan dan memberi informasi pada ibu hamil mengenai ekstrak jahe yang dapat mengurangi mual selama kehamilan.

Kata kunci: Ekstrak Jahe, Mual, Muntah, Ibu Hamil

Abstract : Nausea and vomiting in pregnancy is called morning sickness, usually occurs in 75- 80% of pregnant women. Most nausea and vomiting can disappear on their own, but about 1- 3% of nausea and vomiting in pregnant women can develop severe nausea and vomiting, commonly referred to as hyperemisis gravidarum. This study aims to determine the effect of ginger extract on the frequency of nausea and vomiting in first trimester pregnant women. The design of this study was Quasy Experimental Design with One Group pretest-posttest Design.

The sampling technique used was Purposive Sampling with 15 respondents, in which 15 respondents were carried out by administering Ginger extract. Data were analyzed using paired t test and independent t test. The results showed that the frequency of nausea before administration of ginger extract mostly experienced nausea 9 times a day ie 4 (26.7%) respondents and after administration of ginger extract decreased to 2 times a day by 5 (33.3%) respondents, the frequency of vomiting before giving ginger extract most experienced nausea three times a day, namely 6 (40%) respondents and after giving ginger extract decreased to 2 times a day by 9 (60%) respondents. The results of the study concluded that there was an effect of giving ginger extract to the frequency of nausea and vomiting in trimester I pregnant women.

The researcher suggested to the Langsa Baro Health Center to improve the quality of services and add information that would increase the insight for health workers to be able to apply and inform pregnant women about extracts ginger which can reduce nausea during pregnancy.

Keywords: Extract Ginger, Nausea, Vomiting, Mother Pregnant

(2)

PENDAHULUAN

Mual dan muntah pada wanita hamil merupakan hal yang sering terjadi, terutama pada trimester pertama. Pada beberapa wanita hamil, mual dan muntah yang terjadi pada trimester pertama dapat berlanjut sampai masa kelahiran. Mual dan muntah yang berlangsung hebat, disebut dengan hiperemesis gravidarum, yang dapat membahayakan ibu dan fetus.2

Salah satu jenis adaptasi maternal dapat terjadi pada system gastrointestinal dengan gejala kehilangan selera makan, pengurangan sekresi intestinal, gangguan fungsi lever, absorbsi, nutrisi terganggu. Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami mual-mual yang disertai dengan atau tanpa muntah-muntah (Morning Sickness) yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar Human Crorionic Gonadotropin (hCG) serta gangguan metabolisme karbohidrat.3

Koren (2000) menggambarkan mual muntah sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Power et al (2001) sekitar 51,4% wanita mengalami mual muntah dan 9,2% wanita mengalami muntah. Glick dan Dick (1999) beranggapan bahwa sekitar 50%

wanita mengalami gejala. Emilianova et al (1999) menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insidensi muntah dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang, sementara O’Brien dan Naber (1992) mengatakan bahwa70% wanita mengalami mual dan 28% mengalami muntah.4

Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung. Keadaan ini dapat menyebabkan kekhawatiran ibu hamil dan menakutkan keluarganya sekalipun terjadi muntah dalam bentuk hiperemisis gravidarum tidak banyak dijumpai, namun penanganannya memerlukan perhatian yang serius.5

Mual dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness, biasanya terjadi pada 75 - 80% wanita hamil. Meskipun sering disebut dengan morning sickness, namun hanya 17%

wanita hamil yang mengalami muntah pada pagi hari, sebagian wanita hamil mengalami mual muntah sepanjang hari.

Sebagian besar mual dan muntah dapat hilang sendiri, namun sekitar 1 - 3%

mual dan muntah pada wanita hamil dapat berkembang menjadi mual dan muntah berat, yang biasa disebut sebagai hiperemisis gravidarum.6

(3)

Emesis gravidarum bisa berlanjut menjadi Hiperemisis Gravidarum jika tidak dikelola dengan baik. Hiperemisis Gravidarum akan menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit, cairan tubuh akan berkurang sehingga darah menjadi kental dan sirkulasi darah ke jaringan terhambat. Akibatnya, konsumsi oksigen dan makanan kejaringan juga ikut berkurang.

Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. Gejala klinis mual dan muntah bervariasi dari mual ringan sampai mual berat dan muntah yang tidak tertahankan sepanjang hari. Ini terjadi antara minggu keempat sampai minggu ke tujuh setelah periode menstruasi terakhir dan berkurang pada minggu ke-20 setelah masa kehamilan pada hampir semua wanita hamil. Bagi sebagian besar wanita, mual dan muntah dapat hilang sendiri selama usia kehamilan muda tanpa adanya efek negatif bagi kesehatan dirinya sendiri maupun kesehatan bayinya.6

Pada umumnya ibu - ibu yang mengalami mual muntah tidak merasa nyaman dan ingin segera melewati masa ini. Untuk mengatasi mual muntah bisa

secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi, diberikan vitmin B6, tablet besi/Fe sebagai penambah darah, dan lain-lain.

Secara non farmakologi adalah dengan melakukan tindakan pencegahan dengan pengobatan tradisional. Salah satu pengobatan tradisional adalah dengan meminum teh jahe, ataupun minum air rebusan jahe.8

Jahe merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditemukan di Asia pasifik dan digunakan untuk berbagai keperluan. Di Cina dan Jepang jahe digunakan sebagai bumbu wajib dalam banyak jenis masakan, karena memberikan aroma yang khas dan rasa yang istimewa pada makanan. Selain itu, jahe banyak digunakan sebagai obat herbal atau jamu karena kandungan bahan - bahan alaminya.6

Pada wanita hamil sudah terdapat beberapa penelitian acak terkontrol tentang efektifitas ekstrak jahe dalam mengurangi mual muntah. Terdapat juga ulasan sistematik Cochrane mengenai penatalaksanaan mual dan muntah dalam kehamilan dan ulasan ekstrak jahe untuk mual dan muntah. Penelitian acak terkontrol tersebut menyatakan bahwa ekstrak jahe lebih baik daripada placebo dalam mengurangi mual muntah, tetapi

(4)

jangka waktu penelitian mereka sangat pendek, sementara ulasan sistematik Cochrane menyimpulkan 1 gram serbuk ekstrak jahe dapat mengurangi mual muntah.9

Sebagai obat herbal, jahe digunakan untuk mencegah motion sickness dan sebagai anti muntah. Khasiatnya sebagai anti muntah mulai banyak digunakan tidak hanya untuk penderita gastritis, tetapi juga oleh kalangan ibu hamil, karena dianggap mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding obat - obat anti muntah yang beredar di masyarakat.6

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak jahe terhadap frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro tahun 2017.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment), dari hasil penggalian tersebut selanjutnya dilakukan analisis dinamik mengenai adanya korelasi antara fenomena yakni antara faktor risiko dengan faktor efek. Penelitian ini menggunakan desain one group pretest- post test yaitu eksperimen yang

dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. 22

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa, pada September 2017.

Populasi penelitian ini adalah semua Ibu Hamil Trimester I yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa. Sampel dalam penelitian ini ibu hamil trimester I usia kehamilan

< 12 Minggu dengan Kriteria inklusi yaitu: Ibu Hamil pertama, Kehamilan Tunggal hidup, Tidak Mengalami Komplikasi seperti Diabetes Militus, Hipertensi, Kelainan Jantung dan Preaklamsia, Berdomisili Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro, Dapat menulis, membaca dan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, Bersedia menjadi responden dan menandatangani lembar persetujuan informed consent.

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini usia kehamilan > 12 minggu, Ibu hamil

> dari satu kali, hamil kembar, mengalami komplikasi kehamilan seperti DM, Hipertensi Dan Kelainan Jantung, tidak menetap diwilayah tersebut. Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 15 orang yang diberikan ekstrak jahe dan dilakukan penarikan sampel secara purposif sampling

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro didapatkan hasil sebagai berikut:

Frekuensi Mual Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Jahe

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Mual Sebelum Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa Tahun 2017

No Sebelum (f) (%) 1

2 3 4 5 6 7 8

4 kali 5 kali 6 kali 7 kali 8 kali 9 kali 11 kali 12 kali

1 2 1 3 2 4 1 1

6,6 13,3 6,6 20 13,3 26,7 6,6 6,6

Jumlah 15 100

No Hari 3 (f) (%)

1 2 3 4 5 6

2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali 7 kali

1 4 4 1 3 2

6,6 26,7 26,7 6,6 20 13,3

Jumlah 15 100

No Hari 10 (f) (%) 1

2 3 4 5

2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali

3 4 3 2 3

20 26,7 20 13,3 20

Jumlah 15 100

No Sesudah (f) (%) 1

2 3 4 5

2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali

5 4 3 2 1

33,3 26,7 20 13,3 6,6

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2017)

Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi mual sebelum pemberian ekstrak jahe sebagian besar mengalami mual sebanyak 9 kali dalam sehari yaitu 4 (26,7%) responden, pada hari ke-3 sebagian besar responden mengalami mual sebanyak 3-4 kali sebanyak 4 responden (26,7%), pada hari ke-10 sebagian besar responden mengalami mual sebanyak 3 kali sebanyak 4 responden (26,7%) dan sesudah atau pada hari ke-15 pemberian ekstrak jahe mengalami penurunan menjadi 2 kali dalam sehari sebanyak 5 (33,3%) responden.

Frekuensi Muntah Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Jahe

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Muntah Sebelum Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa Tahun 2017

No Sebelum (f) (%) 1

2 3 4 5

2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali

3 6 3 2 1

20 40 20 13,3 6,6

Jumlah 15 100

No Hari 3 Frekuensi (f)

Persentase (%)

1 2 3 4

1 kali 2 kali 3 kali 4 kali

4 5 3 3

26,7 33,3 20 20

Jumlah 15 100

(6)

No Hari 10 (f) (%) 1

2 3 4

1 kali 2 kali 3 kali 4 kali

2 10 2 1

13,3 75 13,3 6,6 Jumlah 15 100 No Sesudah (f) (%) 1

2 3

1 kali 2 kali 3 kali

5 9 1

33,3 60 6,6 Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2017)

Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi muntah sebelum pemberian ekstrak jahe sebagian besar mengalami mual

sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu 6 (40%) responden, pada hari ke-3 sebagian besar responden mengalami muntah sebanyak 2 kali sebanyak 5 responden (33,3%), pada hari ke-10 sebagian besar responden mengalami muntah sebanyak 2 kali sebanyak 10 responden (75%) dan sesudah pemberian ekstrak jahe atau pada hari ke-15 mengalami penurunan menjadi 2 kali dalam sehari sebanyak 9 (60%) responden.

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe terhadap Mual Muntah pada Ibu Hamil.

Tabel 3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Terhadap Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa Tahun 2017

Pemberian Ekstrak Jahe Paired Differences

t P- Value

Mean CI (95%) Mual Sebelum

Mual Sesudah

7,73 3,33

3,492 5,308

10,398 0,000

Muntah Sebelum Muntah Sesudah

3,47 1,73

1,124 2,342

6.104 0,000

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran mual muntah sebelum dan sesudah pemberian ekstrak jahe dengan menggunakan uji paired sampel T-Test didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05 atau dengan signifikan 95%

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak jahe terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil pengukuran mual muntah sebelum dan sesudah pemberian ekstrak jahe diperoleh bahwa frekuensi mual sebelum pemberian ekstrak jahe sebagian besar mengalami mual sebanyak 9 kali dalam sehari yaitu 4 (26,7%) responden, pada hari ke-3 sebagian besar responden mengalami

(7)

mual sebanyak 3-4 kali sebanyak 4 responden (26,7%), pada hari ke-10 sebagian besar responden mengalami mual sebanyak 3 kali sebanyak 4 responden (26,7%) dan sesudah atau pada hari ke-15 pemberian ekstrak jahe mengalami penurunan menjadi 2 kali dalam sehari sebanyak 5 (33,3%) responden.

Frekuensi muntah sebelum pemberian ekstrak jahe sebagian besar mengalami mual sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu 6 (40%) responden, pada hari ke-3 sebagian besar responden mengalami muntah sebanyak 2 kali sebanyak 5 responden (33,3%), pada hari ke-10 sebagian besar responden mengalami muntah sebanyak 2 kali sebanyak 10 responden (75%) dan sesudah pemberian ekstrak jahe atau pada hari ke-15 mengalami penurunan menjadi 2 kali dalam sehari sebanyak 9 (60%) responden.

Hasil uji paired sampel T-Test didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05 atau dengan signifikan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak jahe terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I.

Penelitian yang peneliti peroleh juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Masruroh (2016), mengenai khasiat jahe (zingiber officinale) sebagai anti mual dan muntah pada wanita hamil yang menyimpulkan bahwa jahe memiliki khasiat sebagai anti mual dan muntah pada wanita hamil.

Pada wanita hamil sudah terdapat beberapa penelitian acak terkontrol tentang efektifitas ekstrak jahe dalam mengurangi mual muntah. Terdapat juga ulasan sistematik Cochrane mengenai penatalaksanaan mual dan muntah dalam kehamilan dan ulasan ekstrak jahe untuk mual dan muntah. Penelitian acak terkontrol tersebut menyatakan bahwa ekstrak jahe lebih baik daripada placebo dalam mengurangi mual muntah, tetapi jangka waktu penelitian mereka sangat pendek, sementara ulasan sistematik Cochrane menyimpulkan 1 gram serbuk ekstrak jahe dapat mengurangi mual muntah.25

Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain gingerol, shogaol, zingerone, zingiberol dan paradol. Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingerone, sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat zingiberol. Dalam kaitannya sebagai anti

(8)

lemak, mekanisme kerja zat-zat tersebut pada dasarnya masih belum jelas.

Dikatakan jahe bekerja menghambat reseptor serotonin dan menimbulkan efek anti emetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat. 6

Wiraharja (2011), juga mengatakan dalam kaitannya sebagai anti inflamasi, ekstrak jahe telah memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivasi TNF (tumour necrosing factor) dan ekspresi siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari sinoviosit manusia. Zat yang menghambat siklo-oksigenase 2, yaitu gingerol, bekerja dengan cara menghalangi aktivasi p38 MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe dapat menghambat proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H .pylori. Oleh karena itu, frekuensi mual dan muntah yang disebabkan oleh infeksi H.pylori dapat dikurangi.6

Peneliti berasumsi bahwa jahe sangat efektif untuk anti emetik sehingga mampu mengurangi frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I, hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana frekuensi mual muntah sesudah pemberian ekstrak jahe

mengalami penurunan dibandingkan frekuensi mual muntah sebelum pemberian ekstrak jahe. Sesuai dengan pendapat Masruroh (2016), yang mengatakan bahwa sebagai anti mual dan muntah, jahe bekerja dengan beberapa cara. Pertama, memodulasi efek di saluran gastrointestinal seperti menstimulasi motilitas, sekresi saliva dan empedu. Kedua, menghambat 5- HT3. Ketiga, menghambat efek karminatif. Keempat, menurunkan efek cisplatin seperti pada kemoterapi.

Kelima, memiliki efek yang mirip dengan dimenhydrinate. Penggunaannya sebagai anti mual dan muntah sudah dikenal di Indonesia, maupun di dunia dan dapat dikonsumsi dalam berbagai cara.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas menunjukkan bahwa banyak faktor yang melatar belakangi kejadian mual muntah pada ibu diantaranya adalah faktor usia kehamilan, paritas, hormon dan pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilannya. Untuk itu diperlukan penanganan dan pencegahan lebih lanjut agar kejadian mual muntah yang menimpa pada sebagian besar responden tidak menjadi tanda bahaya dalam kehamilan. Penanganan dan pencegahan

(9)

lebih lanjut tersebut seperti mengkonsumsi makanan dengan porsi sedikit tapi sering, meningkatkan kunjungan ANC serta mengkonsumsi ekstrak jahe untuk membantu mengurangi mual dan muntah.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kejadian mual muntah pada ibu hamil sesudah mengkonsumsi ekstrak jahe di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro paling sedikit sebanyak 1 kali/hari, paling banyak 5 kali/hari, serta rata-rata sebesar 2 kali/hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan pada ibu hamil sesudah diberikan ekstrak jahe sebagai salah satu penanganan alternatif terhadap kejadian mual muntah pada responden.

Penurunan yang efektif tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian responden tidak mengalami mual muntah lagi setelah mengkonsumsi ekstrak jahe dan frekuensi kejadian mual muntah rata-rata hanya 2 x sehari setelah diberikan ekstrak jahe.

Jahe bekerja menghambat reseptor serotonin dan menimbulkan efek antiemetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat. Pada percobaan binatang, gingerol

meningkatkan transport gastrointestinal.

Gingerol dan komponen lainnya dari jahe diketahui mempunyai aktivitas sebagai anti-hidroksitriptamin melalui percobaan pada ileum babi.

Galanolakton merupakan unsur lain yang terkandung pada jahe, adalah suatu antagonis kompetitif pada ileus 5- HT reseptor, yang menimbulkan efek anti- emetik. Efek jahe pada susunan saraf pusat ditunjukkan pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan frekuensi muntah.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian jahe menurunkan gejala motion sickness pada responden. Dalam kaitannya sebagai antiinflamasi, ekstrak jahe telah memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivasi TNF (tumour necrosing factor) dan ekspresi siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari sinoviosit manusia. Zat yang menghambat siklo-oksigenase 2, yaitu gingerol, bekerja dengan cara menghalangi aktivasi p38 MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe dapat menghambat proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H. pylori. Oleh karena itu, frekuensi mual dan muntah yang disebabkan oleh infeksi H. pylori

(10)

dapat dikurangi. Dosis rata-rata yang peneliti gunakan berkisar antara 0,5-2- gram berbentuk bubuk ekstrak kering, dosis tersebut dapat memberikan efek untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa: Frekuensi mual muntah sesudah pemberian ekstrak jahe mengalami penurunan dibandingkan sebelum pemberian ekstrak jahe. Hasil uji paired sampel T-Test didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05 atau dengan signifikan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak jahe terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I.

SARAN

Bagi Ibu hamil (ibu hamil yang mengalami mual muntah) maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala mual muntah salah satunya mengkonsumsi ekstrak jahe agar dapat mengurangi gejala mual muntahnya, jadi bisa mengurangi penggunaan obat-

obatan farmakologi yang ada efek sampingnya.

Untuk institusi kesehatan untuk mengembangkan dan menerapkan kualitas pelayanan keperawatan maternitas bagi ibu hamil dengan pemberian ekstrak jahe sebagai cara untuk menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil.

Untuk Puskesmas Langsa Baro untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menambah informasi yang akan meningkatkan wawasan bagi tenaga kesehatan untuk dapat menerapkan dan memberi informasi pada ibu hamil mengenai ekstrak jahe yang dapat mengurangi mual selama kehamilan.

Untuk pengembangan ilmu keperawatan agar mengembangkan keranah penelitian yang lebih spesifik sehingga penelitian tentang mual selama kehamilan ini dapat berguna dalam pengembangan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil yang mengalami mual yang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

1. SDKI. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

(http://nasional.sindonews.com/

diakses: Maret 2017

(11)

2. Masruroh, (2016). Khasiat Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Anti Mual dan Muntah pada Wanita Hamil, Jurnal Majurity., Volume 5 :107.

3. Noviantika, (2015). Hubungan Pengetahuan dan sikap Ibu tentang penanganan Mual dan Muntah dalam kehamilan

4. Maltepe C, Koren G. Preempetive treatment nausea and vomiting o pregnancy: result o randomized controlled trial. Obstet Gynecol Int.

2013;809787:8

5. Manuaba, I. B. (2009). Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC 6. Wiraharja, (2011). Kegunaan Jahe

untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan. Damjalus Jurnal of medicine.Vol.10.

7. Lacasse A, Rey E, Berard A.

Epidemiology of nausea and vomiting of pregnancy: prevalance, severity, determinants, and the importance of race/ethnicity. Article Information.

BMC Pregnancy

Childbirth.2009;9:26.

8. Aini, (2010). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Mual Muntah pada Ibu yang mengalami

emesis gravidarum di Wilayah Kerja PKM Wirobrajan Yogyakarta 9. Ibrahimi N, Maltepe C, Einarson A.

Optimal management of nausea and vomiting of pregnancy. Article Information. Int J Womens Health.

2010;2:241-8.

10. Bobak, I.M, Deitra, L.L, &

Margaret, D.J. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed ke-4.

Jakarta: EGC

11. Rukiah, (2012). Asuhan Kebidanan 1 kehamilan. Jakarta: Trans Info media.

12. Maryunani, A (2010). Nyeri Dalam Persalinan “Teknik dan cara penanganannya”. Jakarta: CV. Trans Info Media

13. Ambarwati, E.R, Wulandari, D.

(2008). Asuhan Kebidanan Nifas.

Bandung: Nuha Medika

14. Prawirohardjo, Sarwono. (2013).

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka 15. Wiraharja RS, Heidy, Rustam S,

Iskandar M. Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dan muntah dalam kehamilan. Tinjauan Pustaka.

DJM. 2011;10(3):161-70.

16. Setyaningrum. (2013). Jahe.Jakarta:

Niaga Swadaya.

(12)

17. Varney, Helen. dkk. (2004). Buku Ajar Asuhan Bidan. Jakarta: EGC 18. Prawirrohardjo, Sarwono. 2009.

Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

19. Anonim : www.anak-

ibu.com/panduan/penyebab-dan- penanganan-mual-mutah-pada- ibu-hamil Diakses: 04 Maret 2017 20. Anonim :http://manfaat.co.id/7-

manfaat-jahe-untuk-kesehatan-dan- kecantikan tgl 7 maret 2017

21. Tiran.D, (2007). Menagatasi mual muntah dan gangguan lain selama kehamilan. Diglossia, Yogyakarta 22. Sugiono, 2016. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Metohods).

Bandung: Alfabeta.

23. Nursalam, (2014). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:

Salemba Medika

24. Notoatmodjo, S. (2005).

Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta

25. Rimonta, 2011. Perbandingan Efektifitas Kombinasi Ekstrak Jahe dan Pridoksin dengan Piridoksin Saja dalam Mengurangi Keluhan Mual dan Muntah Pada Wanita Hamil. Bagian Obstetri Ginekologi.

Fakultas Kedokteran.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Mual  Sebelum  Pemberian  Ekstrak  Jahe  Pada  Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja  Puskesmas  Langsa  Baro  Kota  Langsa  Tahun 2017  No   Sebelum  (f)  (%)  1  2  3  4  5  6  7  8  4 kali 5 kali 6 kali 7 kali 8 kali 9
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Terhadap Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu  Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa Tahun 2017

Referensi

Dokumen terkait

a) Energetic dilakukan dengan minum air putih untuk membantu mengembalikan kadar air yang dibutuhkan. Meminum air putih secara perlahan – lahan dan sedikit – sedikit

Hasil penelitian yang diperoleh Irawati (2014), bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan pendekatan

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum.wr.wb. Segala puja puji hanya milik Allah SWT semata, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw,

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa d’academy telah merepresentasikan dangdut menjadi lebih kontemporer melalui kode-kode sosial seperti

Pengaruh Budaya Etnis Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis Di Provinsi

PLABSI adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan keteter Intra vena perifer &gt; 2 hari ditemukan tanda tanda Infeksi, sebagai berikut:  Pasien dengan bakteri patogen

jadi, Peranan kelompok tani merupakan tugas yang diharapksan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan anjuran oleh PPL (penyuluh pertanian lapangan) yang diterapkan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas kewirausahaan yang terdiri dari variabel bebas karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja