• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab II berikut akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab II berikut akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Bab II berikut akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini, yaitu tentang trace matriks, rank matriks, determinan matriks, invers matriks, bentuk linier dan bentuk

kuadratik, beserta diferensiasinya. Kemudian, dibahas pula mengenai vektor random berdistribusi normal. Metode penaksiran parameter menggunakan Metode Maximum Likelihood juga dibahas dalam Tugas Akhir ini disertai dengan pendekatan numerik, yaitu Scoring Algorithm. Selain itu, dibahas juga mengenai definisi faktor fixed dan faktor random, definisi Linear Regression Model (LRM), Generalized Linear Regression Model (GLRM), serta General Linear Mixed Model dengan metode penaksiran masing-masing

parameternya. Pada akhir Bab II dibahas pula mengenai definisi fungsi genap, fungsi ganjil, dan translation- invariant.

(2)

2.1 Matriks 2.1.1 Trace Matriks

Misalkan A=

{ }

aij suatu matriks persegi berukuran n n× , maka trace dari A didefinisikan sebagai jumlah dari elemen diagonal A dan dinotasikan dengan tr A

( )

, yaitu tr

( )

A =a11+a22 +…+ann. Beberapa sifat dari trace di antaranya adalah sebagai berikut:

1. tr

( )

In =n 2. tr

( )

k ⎤ = k

3. tr

( )

kA =ktr

( )

A

4. tr

(

A+B

)

=tr

( )

A +tr

( )

B

5. tr

( )

AT =tr

( )

A                 (2.1.1.a)

di mana k adalah sembarang skalar, sedangkan A dan B adalah matriks berukuran n n× . Untuk k k1, 2, …, kr adalah sembarang skalar dan

1, 2, , r

A AA adalah matriks berukuran n n× maka

( )

1 1

tr tr .

r r

i i i i

i i

k k

= =

⎛ ⎞=

⎜ ⎟

A

A

(3)

Misalkan A=

{ }

aij adalah matriks berukuran m n× dan B=

{ }

bij

adalah matriks berukuran n m× , maka

( )

1 1

tr

m n

ij ji

i j

a b

= =

=

∑∑

AB di mana

1 n

ij ji j

a b

=

=

AB . Berdasarkan (2.1.1.a) maka

( ) ( )

tr AB =tr B AT T (2.1.1.b)

sehingga dapat diperluas sebagaimana diberikan dalam lemma berikut ini.

Lemma 2.1 Untuk sembarang matriks A berukuran m n× dan matriks B berukuran n m× maka tr

( )

AB =tr

( )

BA .

Bukti:

( ) ( )

1 1 1 1 1 1

tr tr

m n n m n m

ij ji ij ji ji ij

i j j i j i

a b a b b a

= = = = = =

=

∑∑

=

∑∑

=

∑∑

=

AB BA

Catatan: Berdasarkan (2.1.1.b) dan lemma 2.1, untuk sembarang matriks A berukuran m n× dan matriks B berukuran n m× , maka

( ) ( ) ( ) ( )

tr AB =tr B AT T =tr BA =tr A BT T .

Bentuk di atas dapat diperluas untuk trace dari perkalian matriks ABC di mana A matriks berukuran m n× , B matriks berukuran n× , dan p C matriks berukuran p m× sehingga

( ) ( ) ( )

.

tr ABC =tr CAB =tr BCA       (2.1.1.c)

(4)

2.1.2 Rank Matriks

Definisi 2.2 Himpunan bagian W dari ruang vektor V disebut subruang dari V jika W merupakan ruang vektor terhadap penjumlahan dan perkalian skalar yang didefinisikan pada V.

Definisi 2.3 Suatu vektor w disebut kombinasi linier dari vektor-vektor

1 2

v ,v ,,vr jika dapat dinyatakan ke dalam bentuk w=k1v1+k2v2+ +… krvr dengan k k1, 2,,kr adalah skalar.

Definisi 2.4 Jika S=

{

v , v ,1 2, vr

}

adalah himpunan vektor-vektor tak kosong, maka persamaan vektor

1v1 2v2 rvr 0

k +k + +… k =

memiliki paling tidak satu penyelesaian, yaitu:

= = … =

1 0, 2 0, , r 0.

k k k

Jika ini adalah satu-satunya penyelesaian, maka S disebut himpunan yang bebas linier.

Definisi 2.5 Jika S=

{

v , v ,1 2, vr

}

adalah himpunan vektor dalam ruang vektor ,V maka subruang W dari V yang terdiri dari semua kombinasi linier dari vektor-vektor dalam S disebut ruang yang direntang oleh v ,v ,1 2,vr.

(5)

Vektor-vektor dalam himpunan S =

{

v , v ,1 2, vr

}

merupakan vektor-vektor merentang W, sehingga W dapat dituliskan sebagai

( )

=span

W S atau W =span v ,v , ,v

{

1 2r

}

.

Definisi 2.6 Jika ruang vektor V dan S =

{

v , v ,1 2, vr

}

adalah himpunan vektor-vektor dalam V, maka S disebut basis untuk V jika dua syarat berikut ini dipenuhi:

1. S bebas linier 2. S merentang V.

Definisi 2.7 Ruang vektor tidak nol V berdimensi hingga jika V memuat himpunan berhingga vektor-vektor {v ,v ,1 2,vr} yang membentuk basis.

Definisi 2.8 Dimensi ruang vektor V berdimensi hingga, yang dinyatakan dengan dim

( )

V , didefinisikan sebagai banyak vektor dalam suatu basis untuk V.

Definisi 2.9 Untuk matriks A berukuran m n× ,

A

n n

m m mn

a a a

a a a

a a a

⎡ ⎤

⎢ ⎥

⎢ ⎥

=⎢ ⎥

⎢ ⎥

⎣ ⎦

11 12 1

21 22 2

1 2

(6)

Vektor-vektor

[ ]

[ ]

[ ]

1 11 12 1

2 21 22 2

1 2

r r

r

n n

m m m mn

a a a

a a a

a a a

=

=

=

dalam ℜn yang dibentuk dari baris-baris A disebut vektor-vektor baris dari A, dan vektor-vektor

11 12 1

21 22 2

1 2

1 2

c , c , , c

n n n

m m mn

a a a

a a a

a a a

⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ⎡ ⎤

⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥

⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥

= = =

⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥

⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥

⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦

dalam ℜm yang dibentuk dari kolom-kolom A disebut vektor-vektor kolom dari A.

Definisi 2.10 Jika matriks A berukuran m n× maka subruang dari ℜ, n yang direntang oleh vektor-vektor baris dari A disebut ruang baris dari A, dan subruang dari ℜm yang direntang oleh vektor-vektor kolom disebut ruang kolom dari A.

Definisi 2.11 Dimensi dari ruang baris dan ruang kolom dari suatu matriks A disebut rank dari A.

Definisi 2.12 Matriks A berukuran m n× dikatakan full rank jika

( )

A

(

,

)

r =min m n

(7)

2.1.3 Invers Matriks

Misalkan A matriks full rank berukuran n n× . A disebut nonsingular jika terdapat matriks A sedemikian sehingga −1 A A1=A A1 =I .

Catatan: Invers dari suatu matriks bujur sangkar adalah tunggal.

2.1.4 Determinan dan Adjoint Matriks

Definisi 2.13 Suatu permutasi himpunan bilangan bulat

{

1, 2,,n

}

adalah

suatu susunan bilangan-bilangan bulat ini ke dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan.

Misalkan

(

j j1, 2,…, jn

)

menyatakan suatu permutasi umum dari himpunan

{

1, 2,,n

}

di mana j adalah bilangan bulat pertama dalam 1

permutasi, j adalah bilangan bulat yang kedua, dan seterusnya. 2

Definisi 2.14 Suatu pembalikan dikatakan terjadi dalam suatu permutasi

(

j j1, 2,…, jn

)

bilamana suatu bilangan bulat yang lebih besar mendahului yang lebih kecil.

Total jumlah pembalikan yang terjadi dalam suatu permutasi dapat diperoleh sebagai berikut:

(8)

1. Cari jumlah bilangan bulat yang lebih kecil dari j dan yang mengikuti 1

j dalam permutasi tersebut. 1

2. Cari jumlah bilangan bulat yang lebih kecil dari j dan yang mengikuti 2

j dalam permutasi tersebut. 2

3. Teruskan proses menghitung ini untuk j3,j4,…,jn1.

Total dari jumlah-jumlah ini adalah total jumlah pembalikan dalam permutasi tersebut.

Definisi 2.15 Suatu permutasi disebut genap jika total jumlah pembalikan merupakan suatu bilangan bulat genap dan disebut ganjil jika total jumlah pembalikan merupakan suatu bilangan bulat ganjil.

Misalkan A adalah suatu matriks berukuran n n× , determinan dari matriks A, dinotasikan dengan A atau det A

( )

, didefinisikan sebagai

1 2

1j 2j njn

a a a

=

±

A

di mana ∑

 menunjukkan bahwa suku-suku dijumlahkan atas semua permutasi

(

j j1, 2,…,jn

)

, dan + serta – dipilih pada setiap suku, tergantung pada apakah permutasi tersebut genap (+) atau ganjil (-).

Beberapa sifat determinan, di antaranya:

(9)

1. AT = A . 2. kA =kn A . 3. AB = A B . 4. A AT = A2. 5. A1 =1 A .

untuk sembarang matriks A dan B berukuran n n× serta skalar k.

Misalkan A=

{ }

aij menyatakan matriks berukuran n n× dan A ij

menyatakan submatriks dari A berukuran

(

n− ×1

) (

n1

)

yang didapat dengan menghilangkan baris serta kolom yang mengandung elemen a , yakni baris ij ke-i dan kolom ke-j. Determinan dari submatriks A disebut minor dari ij

elemen a , sedangkan ij

( )

1i j ij

+ A disebut kofaktor dari a . Misalkan ij a ij

menyatakan elemen ke-ij dari matriks berukuran n n× , dan misalkan αij menyatakan kofaktor dari a ij

(

i j, =1, 2,,n

)

. Maka, untuk i=1, 2,… , ,n

1 1 1

n

ij ij i i in in

j

a α a α a α

=

=

= + +

A

dan untuk j=1, 2,… , ,n

1 1 1

.

n

ij ij j j nj nj

i

aα a α a α

=

=

= + +

A

(10)

Catatan: Transpose matriks kofaktor dari A disebut matriks adjoint dan dinotasikan dengan adj

( )

A , yaitu:

11 1 11 1

1 1

T

n n

n nn n nn

adj

α α α α

α α α α

⎛ ⎞ ⎛ ⎞

⎜ ⎟ ⎜ ⎟

=⎜ ⎟ =⎜ ⎟

⎜ ⎟ ⎜ ⎟

⎝ ⎠ ⎝ ⎠

A

di mana memenuhi sifat:

1. Aadj

( ) (

A = adjA A

)

= A In.

2. adj

( )

A = A A1 atau ekivalen dengan A1=

(

1 A

)

adj

( )

A . (2.1.4.a)

2.2 Notasi Bentuk Linier, Bentuk Kuadratik, dan Definit Positif

Misalkan a=

(

a1,,an

)

T adalah vektor kolom berdimensi n. Pandang fungsi a xT =

ia xi i , dengan vektor x=

(

x1,,xn

)

Tdi ℜn. Fungsi tersebut merupakan fungsi bentuk linier.

Misalkan matriks A= ⎣ ⎦ berukuran ⎡ ⎤aij n n× . Pandang fungsi

=

=

2 +

, ,

x AxT ij i j i i ij i j

i j i i j i

a x x a x a x x

dengan vektor x =

(

x1,,xn

)

Tdi ℜn. Fungsi tersebut merupakan bentuk kuadratik.

(11)

Definisi 2.16 Misalkan x AxT merupakan bentuk kuadratik dengan

A= ⎣ ⎦ adalah matriks berukuran ⎡ ⎤aij n n× dan vektor x=

(

x1,,xn

)

Tdi ℜn. Bentuk kuadratik dikatakan definit positif jika

>0 untuk setiap ≠0

x A xT , x .

Definisi 2.17 Matriks simetris A disebut matriks definit positif jika x AxT adalah bentuk kuadratik definit positif.

Berikut ini adalah lemma mengenai matriks definit positif yang merupakan matriks nonsingular (bukti diberikan pada lampiran 1).

Lemma 2.18 Sembarang matriks definit positif adalah nonsingular.

2.3 Diferensiasi Matriks

2.3.1 Definisi dan Notasi Diferensiasi Matriks

Sebelum membahas lebih jauh mengenai turunan atau diferensiasi pada matriks, ada beberapa hal yang perlu diketahui, di antaranya mengenai definisi, notasi, dan beberapa pendahuluan lainnya. Misalkan c menyatakan sembarang vektor kolom berdimensi m. Neighborhood dari c didefinisikan sebagai sebuah himpunan dengan bentuk umumnya

{

x∈ℜm×1: x c− <r

}

di

mana r adalah suatu bilangan positif yang disebut radius dari neighborhood.

(12)

Oleh karena itu, neighborhood dari c dengan radius r adalah himpunan semua vektor kolom berdimensi m yang memiliki jarak terhadap c kurang dari r . Definisi tersebut dapat diperluas untuk vektor baris dan matriks.

Neighborhood dari sembarang matriks berukuran m n× adalah sebuah himpunan dengan bentuk umumnya adalah

{

X∈ℜm n× : X C <r

}

.

Misalkan S menyatakan sembarang himpunan vektor kolom berdimensim. Maka, vektor x di S disebut interior point dari S jika ada neighborhood dari x yang semua titiknya berada diS. Hubungan tersebut berlaku pula untuk sembarang matriks berukuran m n× .

Misalkan suatu fungsi f bernilai skalar memiliki domain di sebuah himpunan ℜm n× . Nilai fungsi f dari vektor x atau matriks X dinotasikan dengan f x

( )

atau f X

( )

. Misalkan f =

{ }

fs adalah vektor berukuran p× 1 dan F=

{ }

fst adalah matriks berukuran p q× di mana setiap elemennya adalah fungsi yang terdefinisi di himpunan ℜm n× . Maka untuk sembarang matriks X , vektor ⎡⎣f1

( ) ( )

X ,f2 X ,…,fp

( )

X ⎤⎦T berukuran p× dan matriks 1 dengan elemen ke- st adalah fst

( )

X dapat dinotasikan sebagai f X

( )

atau

( )

F X serta dapat dinyatakan sebagai nilai dari f atau F di X .

Misalkan f menyatakan fungsi yang domainnya adalah himpunan S di ℜ . Maka berdasarkan definisi, f dikatakan kontinu di sebuah interior 1

(13)

point c dari S, jika lim fxc

( )

x = f

( )

c di mana lim fxc

( )

x berupa skalar

(misalkan: b). Dengan demikian, untuk setiap skalar ε , ada neighborhood Nε dari c sedemikian sehingga f

( )

x − <b ε di mana x− <c δ dengan δ

adalah radius dari neighborhood Nε. Sebuah matriks F berukuran p q× yang setiap entri-nya memiliki domain yang sama pada himpunan S di ℜ 1 dapat dikatakan kontinu di sebuah interior point c dari S jika semua elemen dari F kontinu di c.

Misalkan f menyatakan sebuah fungsi yang terdefinisi di sebuah himpunan S dari vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m variabel. Anggap bahwa

S mengandung beberapa interior point dan misalkan c=

(

c c1, 2,…,cm

)

T

menyatakan salah satu dari titik-titik tersebut. Misalkan u menyatakan kolom j ke- j dari I . Pandang limit berikut m

( ) ( )

0

lim j .

t

f t f

t

+ −

c u c

Ketika limit tersebut ada, ini disebut turunan parsial first order ke- j dari f di c dan dinotasikan dengan D f cj

( )

atau D f . Notasi j D menyatakan vektor f baris

(

D f D f1 , 2 ,…,D fm

)

di mana elemennya adalah turunan parsial first order dari f , sedangkan notasi Df

( )

c berarti vektor baris

( ) ( ) ( )

(

D f1 c ,D f2 c ,…,D fm c

)

di mana elemennya adalah turunan parsial first

(14)

order dari f di c. Notasi lainnya adalah ∂f

( )

xxj yang merupakan turunan parsial ke- j dari f di x . Selain itu, f

( )

x xT menyatakan vektor baris

( ) ( ) ( )

(

f x ∂ ∂x1, f xx2,…,∂f xxm

)

di mana elemennya adalah turunan parsial first order dari f di x , sedangkan f

( )

x x menyatakan vektor kolom

( ) ( ) ( )

(

f x ∂ ∂x1, f x x2,,f x xm

)

T di mana elemennya juga merupakan turunan parsial first order dari f di x .

Fungsi f dengan domain S di ℜ dikatakan continuously 1

differentiable di interior point c pada S jika D f1

( )

x ,D f2

( )

x ,…,D fm

( )

x ada dan kontinu di setiap titik x dalam neighborhood dari c. Dengan demikian, jika sebuah fungsi f , dengan domain S di ℜ continuously differentiable di 1 interior point c dari S maka f kontinu di c.

Anggap bahwa D f1

( )

x ,D f2

( )

x ,…,D fm

( )

x ada untuk setiap x dalam neighborhood dari c. Ketika turunan parsial first order ke- i dari D f di j c ada, ini disebut turunan parsial second order ke- ij dari f di c dan

dinotasikan dengan D f cij2

( )

atau dalam bentuk matiks, yaitu Hf

( )

c . Selain

itu, notasi tersebut dapat juga ditulis sebagai ∂2f

( )

x ∂ ∂x xi j atau pada kasus khusus i= ∂j, 2f

( )

xxi2. Notasi ∂2f

( )

x ∂ ∂x xi j dan 2f

( )

xxi2 biasanya disingkat menjadi ∂2f ∂ ∂x xi j dan ∂2fxi2 . Fungsi f dikatakan continuously

(15)

differentiable dua kali di c jika f dan semua turunan parsial first order continuously differentiable di c.

Misalkan ada vektor kolom f =

(

f f1, 2,, fp

)

T dengan p fungsi, kemudian diturunkan. Domain dari semua fungsi ini adalah himpunan S di

1

ℜ . Misalkan S memiliki beberapa interior point dan c menyatakan salah satu titik tersebut. Simbol Djf digunakan untuk menyatakan vektor kolom berdimensi-p di mana elemen ke-s adalah turunan parsial ke-j dari fs dan dinotasikan dengan D f . Notasi j s Df digunakan untuk menyatakan matriks

p m× di mana elemen ke-sj adalah D f , atau ekivalen dengan matriks p mj s × di mana kolom ke-j adalah Djf . Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut:

1. Djf c

( )

= ⎣⎡D fj 1

( )

c ,D fj 2

( )

c ,…,D fj p

( )

c ⎤⎦T dan

2. Df c

( )

= ⎡⎣D1f c

( )

,D2f c

( )

,…,Dmf c

( )

⎤⎦ di mana setiap m turunan parsial dari setiap p fungsi f f1, 2,…,fp di c ada.

Selain itu, bentuk di atas dapat pula ditulis sebagai berikut. Misalkan

(

x x1, 2, ,xm

)

T

=

x … merupakan vektor dengan m variabel. Kemudian tuliskan

( )

T

f xx (atau ∂ ∂f xT ) untuk matriks p m× di mana elemen ke-sj adalah

( )

s j

f x

x ∂ . Pada konteks ini, f x

( )

xT disebut turunan dari f x

( )

terhadap

(16)

x di mana notasi T f x

( )

xT memiliki interpretasi yang sama dengan Df x

( )

(atau biasa disingkat menjadi Df ).

Anggap bahwa ada matriks F=

{ }

fst berukuran p q× dengan pq fungsi, diturunkan. Domain dari fungsi-fungsi tersebut adalah himpunan S di

1

ℜ . Matriks F disebut continuously differentiable di interior point c (pada S) jika semua entri-nya continuously differentiable di c, dan continuously differentiable dua kali di c jika semua entri-nya continuously differentiable dua kali di c.

2.3.2 Diferensiasi Bentuk Linier dan Bentuk Kuadratik

Berikut ini diberikan diferensiasi dari bentuk linier a xT dan bentuk kuadratik x A xT yang buktinya dapat dilihat pada lampiran 2.

( )

∂ =

a x a

x

T

(2.3.2.a)

( )

∂ =

a x a

x

T

T

T

(2.3.2.b)

( ) ( )

∂ = +

x A x

A A x x

T

T (2.3.2.c)

(17)

2.3.3 Diferensiasi dari Penjumlahan dan Perkalian Matriks

Misalkan F=

{ }

fis menyatakan matriks berukuran p q× dari fungsi- fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan

m variabel. Jika F=K di mana K adalah suatu matriks konstanta berukuran p q× , maka di sembarang interior point dari S, ∂ ∂ =F xj 0 .

Misalkan F=

{ }

fis dan G=

{ }

gis menyatakan matriks-matriks berukuran p q× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m variabel. Misalkan pula a dan b suatu fungsi konstanta yang kontinu di sembarang interior point dari S. Jika F dan

G continuously differentiable di sembarang interior point dari S maka aF+bG juga continuously differentiable di sembarang interior point tersebut dengan

( )

j j j

a b

a b

x x x

∂ + ∂ ∂

= +

∂ ∂ ∂

F G F G

(2.3.3.a)

(bukti dapat dilihat pada lampiran 3)

sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

( ) ( )

, ,

j j j j j j j j

a a

x x x x x x x x

∂ + ∂ −

∂ = ∂ = ∂ +∂ = ∂ −∂

∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂

F G F G

F F F G F G

.

(18)

Misalkan F=

{ }

fis dan G=

{ }

gis menyatakan matriks-matriks

berukuran p q× dan q r× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m variabel. Jika F dan G continuously differentiable di sembarang interior point dari S maka FG juga continuously differentiable di sembarang interior point tersebut dengan

j j j

x x x

∂ = ∂ + ∂

∂ ∂ ∂

FG G F

F G. (2.3.3.b)

(bukti dapat dilihat pada lampiran 4).

Bentuk di atas dapat diperluas untuk F , G, dan H , yaitu matriks- matriks berukuran p q× , q r× , dan r v× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m variabel. Jika F , G, dan H continuously differentiable di sembarang interior point dari S maka

FGH juga continuously differentiable di sembarang interior point tersebut dengan

j j j j

x x x x

∂ = ∂ + ∂ + ∂

∂ ∂ ∂ ∂

FGH H G F

FG F H GH

.     (2.3.3.c)

2.3.4 Diferensiasi dari Trace Matriks

(19)

Misalkan F=

{ }

fis menyatakan matriks berukuran p× dari fungsi-p fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan

m variabel. Jika F continuously differentiable di sembarang interior point dari S maka tr F

( )

juga continuously differentiable di sembarang interior point tersebut dengan

( )

11 22 pp

j j j j j

tr f f f

x x x x tr x

⎛ ⎞

∂ ∂ ∂ ∂ ∂

= + + + = ⎜⎜ ⎟⎟

∂ ∂ ∂ ∂ ⎝∂ ⎠

F F

di mana tr

( )

F = f11+ f22+…+ fpp .

Misalkan F=

{ }

fis dan G=

{ }

gis menyatakan matriks-matriks

berukuran p q× dan q p× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m variabel. Jika F dan G continuously differentiable di sembarang interior point dari S maka tr FG

( )

atau tr GF

( )

juga continuously differentiable di sembarang interior point tersebut dengan

( ) ( )

j j j j

tr tr

tr tr

x x x x

⎛ ⎞ ⎛ ⎞

∂ ∂ =∂ ∂ = ⎜⎜⎝ ∂∂ ⎟⎟⎠+ ⎜⎜⎝ ∂∂ ⎟⎟⎠

FG GF G F

F G

.     (2.3.4.a)

2.3.5 Aturan Rantai

(20)

Aturan rantai dapat membantu dalam melakukan penurunan parsial dari fungsi f yang merupakan komposit dari fungsi g dengan vektor fungsi

h , di mana f memiliki nilai di sembarang titik x yang diberikan oleh formula

( ) ( )

f x = ⎡gh x ⎤⎦.

Misalkan h=

{ }

hi menyatakan vektor berukuran n×1 dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m

variabel. Misalkan pula g menyatakan sebuah fungsi yang terdefinisi di T oleh vektor y=

(

y y1, 2,…,yn

)

T dengan n variabel. Anggap bahwa h x

( )

T

untuk setiap x di S. Kemudian, ambil f sebagai fungsi komposit yang terdefinisi di himpunan S di mana f

( )

x = ⎡gh x

( )

. Jika h continuously differentiable di sembarang interior point c dari S dan jika g continuously differentiable di h c

( )

(asumsikan bahwa h c

( )

adalah interior point dari T) maka f continuously differentiable di c dengan

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

1 n

j i j i j

i

D f D g D h g D

=

=

⎡⎣ ⎤⎦ = ⎡⎣ ⎤⎦

c h c c D h c h c . (2.3.5.a)

Bentuk di atas dapat pula ditulis sebagai berikut:

1 n

i T

j i i j j

f g h g

x = y x x

∂ ∂ ∂ ∂ ∂

= =

∂ ∂ ∂yh , (2.3.5.b)

(21)

di mana ∂ ∂g yi dan ∂ ∂yg T diinterpretasikan memiliki nilai di y=h x

( )

.

Persamaan (2.3.5.a) dan (2.3.5.b) dapat dinyatakan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

1 n

i i

i

f D g h g

=

=

⎡⎣ ⎤⎦ = ⎡⎣ ⎤⎦

D c h c D c D h c Dh c

atau

1 n

i

T T T T

i i

f g h g

= y

∂ = ∂ ∂ = ∂ ∂

x

∂ ∂xyxh .

Bentuk-bentuk di atas dapat diperluas dengan mengambil g=

{ }

gs

sebagai vektor berukuran p× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di T oleh y , 1 sedangkan f =

{ }

fs sebagai vektor berukuran p× dari fungsi komposit yang 1 terdefinisi di himpunan S dengan fs

( )

x =gs⎡⎣h x

( )

⎤⎦

(

s=1, 2,,p

)

atau

( )

= ⎡

( )

f x g h x . Jika h continuously differentiable di sembarang interior point c dari S dan g continuously differentiable di h c

( )

, maka f continuously differentiable di c dengan

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

1 n

j i j i j

i

D D D h D

=

=

⎡⎣ ⎤⎦ = ⎡⎣ ⎤⎦

f c g h c c Dg h c h c (2.3.5.c)

atau

1 n

i T

j i i j j

h

x = y x x

∂ = ∂ ∂ = ∂ ∂

f

∂ ∂gygh (2.3.5.d)

(22)

di mana ∂ ∂g yi dan ∂ ∂g yT diinterpretasikan memiliki nilai di y=h x

( )

.

Persamaan (2.3.5.c) dan (2.3.5.d) dapat dinyatakan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

1 n

i i

i

D h

=

=

⎡⎣ ⎤⎦ = ⎡⎣ ⎤⎦

Df c g h c D c Dg h c Dh c

atau

1 n

i

T T T T

i i

h

= y

∂ = ∂ ∂ = ∂ ∂

xf

∂ ∂g xygxh .

Berikut ini akan disajikan generalisasi dari aturan rantai pada matriks.

Misalkan H=

{ }

his adalah matriks berukuran n r× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di S oleh x di mana g adalah sebuah fungsi yang terdefinisi di himpunan T oleh sebuah matriks Y=

{ }

yis berukuran n r× dengan nr variabel. Misalkan pula H x

( )

T untuk setiap x di S dan f merupakan fungsi komposit terdefinisi di S dengan f

( )

x = ⎡gH x

( )

.

Anggap bahwa elemen-elemen dari H dan Y masing-masing disusun ke dalam bentuk vektor kolom h dan y . Kemudian, untuk tujuan penurunan,

g diinterpretasikan kembali sebagai fungsi dari y . Jika h atau H

continuously differentiable di sembarang interior point c dari S dan jika g continuously differentiable di h c

( )

atau H c

( )

(asumsikan bahwa H c

( )

(23)

adalah interior point dari T ) maka f continuously differentiable di x=c, yakni:

1 1

n r

is

i s

j is j

f g h

x = = y x

∂ ∂ ∂

∂ =

∑∑

∂ ∂

atau dapat ditulis kembali sebagai

T

j j

f g

x tr x

⎡ ⎤

∂ = ⎢⎛⎜∂ ⎞⎟ ∂ ⎥

∂ ⎢⎣⎝∂ ⎠ ∂ ⎥⎦ H

Y (2.3.5.e)

di mana ∂ ∂g yis dan ∂ ∂Yg diinterpretasikan memiliki nilai di Y=H x

( )

.

2.3.6 Diferensiasi Parsial Pertama dari Determinan, Invers, dan Adjoint Matriks

Misalkan X=

{ }

xij menyatakan sebuah matriks berukuran m m×

dengan m variabel “independen” (di mana 2 m≥2), kemudian anggap bahwa nilai dari X terdiri dari bilangan-bilangan di m m× . Misalkan ξij menyatakan kofaktor dari x . Maka ij f

( )

X =det

( )

X di m m× continuously differentiable di setiap X dengan

( )

det

ij

xij ξ

∂ =

X . (2.3.6.a)

(24)

Untuk melihat hal tersebut, susun kembali elemen-elemen dari X ke dalam bentuk vektor kolom x berdimensi m , dan misalkan f sebagai fungsi 2 dari x . Oleh karena penjumlahan serta perkalian dari fungsi yang

continuously differentiable adalah continuously differentiable, berdasarkan definisi determinan maka f continuously differentiable. Bentuk det X

( )

dapat

dijabarkan sebagai det

( )

X =

mt=1xitξit di mana ξ ξi1, i2,,ξim berupa konstanta sehingga didapat

( )

1

det m it

it ij

ij t ij

x

x ξ x ξ

=

∂ = ∂ =

X

.

Hasil (2.3.6.a) mengindikasikan bahwa turunan dari det X

( )

terhadap

X adalah matriks kofaktor dari X atau ekivalen dengan

( ) ( )

det T

adj

= ⎡⎣ ⎤⎦

X X

X .

Selanjutnya, akan diturunkan determinan dari matriks F=

{ }

fis

berukuran p× dari fungsi-fungsi yang terdefinisi di himpunan p S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan m variabel. Maka, fungsi yang diturunkan adalah fungsi h dari x yang terdefinisi di himpunan S dengan

( )

det

( )

h x = ⎡⎣F x ⎤⎦. Untuk menurunkan h, diperkenalkan fungsi g dari matriks

{ }

yis

=

Y berukuran p× dengan p p2 variabel, terdefinisi di ℜp p× , dengan

(25)

( )

det

( )

g Y = Y . Untuk menyatakan h sebagai komposit dari g dan F , yaitu

( ) ( )

h x = ⎡gF x ⎤⎦ telah jelas bahwa g continuously differentiable di setiap Y

dengan g = ⎡adj

( )

T

Y

Y .

Berdasarkan aturan rantai (2.3.5.e), jika F continuously differentiable di interior point c dari S, maka h continuously differentiable di x=c, yaitu:

( ) ( )

det

j j

tr adj

x x

⎡ ⎤

∂ ∂

= ⎢ ⎥

∂ ⎢⎣ ∂ ⎥⎦

F F

F . (2.3.6.b)

Oleh karena itu, jika F nonsingular dan continuously differentiable di c, maka berdasarkan (2.1.4.a) didapat

( )

1

det

j j

x tr x

∂ ∂

= ⎜⎜ ⎟⎟

∂ ⎝ ∂ ⎠

F F

F F . (2.3.6.c)

Sekarang anggap bahwa S adalah himpunan semua nilai x di mana

( )

det⎡⎣F x ⎤⎦>0. Misalkan l adalah sebuah fungsi dari x (di S) yang

didefinisikan sebagai l

( )

x =log detF x

( )

. Untuk tujuan penurunan, misalkan g menyatakan fungsi dari sebuah variabel y yang didefinisikan sebagai

( )

log

g y = y (untuk y> ). Kemudian, nyatakan 0 l sebagai komposit dari g dan h sedemikian sehingga l

( )

x = ⎡g h

( )

x . Diketahui dari kalkulus satu

(26)

variabel bahwa untuk y> , g continuously differentiable di setiap titik di 0 domain-nya dengan logy 1

y y

∂ =

∂ .

Menggunakan aturan rantai dan berdasarkan (2.3.6.b) serta (2.3.6.c) didapat bahwa jika F continuously differentiable di interior point c dari S (di mana h continuously differentiable di c), maka l continuously differentiable di x=c dengan

( ) ( ) ( )

1

log det 1 det 1

j j j j

tr adj tr

x x x x

⎛ ⎞ ⎛

∂ ∂ ∂ ∂

= = ⎜⎜ ⎟⎟= ⎜⎜ ⎟⎟

∂ ∂ ⎝ ∂ ⎠ ⎝ ∂ ⎠

F F F F

F F

F F . (2.3.6.d)

Selanjutnya, diketahui bahwa FF1=I . Maka berdasarkan (2.3.3.b), di x=c didapat

1

1

j j j

x x x

∂ + ∂ = ∂ =

∂ ∂ ∂

F F I

F F 0

dengan demikian

1

1

j j

x x

∂ = −∂

∂ ∂

F F

F F .

Dengan mengalikan kedua ruas dengan F didapat 1

1

1 1

j j

x x

∂ ∂

∂ = − ∂

F F

F F . (2.3.6.e)

(27)

Oleh karena adj

( )

F = F F1, berdasarkan (2.3.6.c) didapat pula

( )

1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

.

j j j

j j j j

adj

x x x

tr tr

x x x x

∂ = + ∂

∂ ∂ ∂

⎡ ⎤

⎛ ∂ ⎞ ⎛ ∂ ⎞ ⎛ ∂ ⎞ ∂

= ⎜⎜⎝ ∂ ⎟⎟⎠ + ⎜⎜⎝− ∂ ⎟⎟⎠= ⎢⎢⎣ ⎜⎜⎝ ∂ ⎟⎟⎠ − ∂ ⎥⎥⎦ F

F F

F F

F F F F

F F F F F F F F F F F

  2.3.7 Diferensiasi Parsial Kedua dari Determinan dan Invers Matriks

Misalkan F=

{ }

fis menyatakan matriks berukuran p× dari fungsi-p fungsi yang terdefinisi di himpunan S, oleh vektor x=

(

x x1, 2,…,xm

)

T dengan

m variabel. Anggap bahwa F x

( )

nonsingular untuk setiap x di S, dan notasikan c sembarang interior point dari S di mana F continuously differentiable dua kali sehingga F continuously differentiable di c. Pada kenyataannya F continuously differentiable di setiap titik dalam neighborhood N dari c.

Dari SubBab 2.3.6 diketahui bahwa det F

( )

dan F continuously 1 differentiable di setiap titik di N di mana untuk xN

( )

1

det

j j

x tr x

∂ ∂ = ⎜⎜⎝ ∂∂ ⎟⎟⎠

F F

F F dan

1

1 1

j j

x x

∂ ∂

∂ = − ∂

F F

F F

(28)

di mana ∂ ∂F xj continuously differentiable di x=c sehingga ∂det

( )

Fxj dan

1

xj

F ∂ continuously differentiable di c.

Dengan demikian, det F

( )

dan F continuously differentiable dua kali 1 di x=c, yaitu sebagai berikut:

( )

1 1 1

2

1 1

det i j i j

i j

i j

tr tr tr

x x x x

x x

tr x x

⎡ ⎛ ∂ ⎞ ⎛ ∂ ⎞ ⎛ ∂ ⎞⎤

+

⎢ ⎜⎜ ∂ ∂ ⎟⎟ ⎜ ∂ ⎟ ⎜⎜ ∂ ⎟⎟⎥

⎢ ⎥

∂∂ ∂ = ⎢⎢ ⎝⎛ ∂ ⎠ ∂ ⎞ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎥⎥

− ⎜ ⎟

⎢ ⎜⎝ ∂ ∂ ⎟⎠ ⎥

⎣ ⎦

F F F

F F F F

F F

F F

F F

  (2.3.7.a)

2 1

1 1 1 1 1

1 1 1

i j i j i j

j i

x x x x x x

x x

∂ = − ∂ + ∂ ∂

∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂

∂ ∂

+ ∂ ∂

F F F F

F F F F F

F F

F F F

       (2.3.7.b)

(bukti diberikan pada lampiran 5).

Sekarang anggap bahwa detF x

( )

>0 untuk setiap x di S. Berdasarkan hasil sebelumnya, log det F

( )

continuously differentiable di setiap titik di N dan (untuk xN )

( )

1

log det

j j

x tr x

∂ ∂

= ⎜⎜ ⎟⎟

∂ ⎝ ∂ ⎠

F F

F

(29)

Oleh karena F dan 1 ∂ ∂F xj continuously differentiable di c, maka

( )

log det xj

F ∂ juga continuously differentiable di c. Dengan demikian,

( )

log det F continuously differentiable dua kali di x=c, yakni:

( )

2

1 1 1

log det

i j i j i j

tr tr

x x x x x x

⎛ ⎞ ⎛ ⎞

∂ ∂ ∂ = ⎜⎜⎝ ∂ ∂∂ ⎟⎟⎠− ⎜⎜⎝ ∂∂ ∂∂ ⎟⎟⎠

F F F F

F F F (2.3.7.c)

(bukti diberikan pada lampiran 5).

2.4 Vektor Random Normal

Variabel random X dikatakan berdistribusi normal dengan probability density function (pdf)-nya adalah sebagai berikut:

( ) ( )

2

2

1 exp ,

2 2

X

f x x μ x

σ π σ

⎡ − ⎤

= ⎢− ⎥ −∞ < < ∞

⎢ ⎥

⎣ ⎦

di mana mean μ dan variansi σ2.

Penulisan fX

( )

x selanjutnya disederhanakan menjadi f x

( )

. X berdistribusi Normal biasanya direpresentasikan sebagai

(

2

)

~ ,

X N μ σ

di mana

( ) ( )

E X xf x dx

μ

= =

−∞

(30)

( )

2

( ) ( )

2

2 E X x f x dx

σ μ μ

⎡ ⎤ −∞

= ⎣ − ⎦=

Vektor random X =

(

X X1, 2,…,Xn

)

T∈ℜn berdistribusi normal jika pdf- nya adalah sebagai berikut:

( ) ( )

2 1 2

( )

1

( )

1 1

exp 2 2

T

f n m m

π

= ⎨− − ∑ − ⎬

⎩ ⎭

XX x X

x

x x x (2.4.a)

di mana

( )

mX =E X adalah vektor mean dari vektor random X ,

( )( )

T

Em m

∑ =XxX xX ⎦ adalah matriks kovarians, dan

dim

n= X adalah dimensi dari vektor random X .

X berdistribusi normal biasanya dinyatakan sebagai

( )

~N mX,∑X

X (2.4.b)

di mana

1

2

1 2

n

X

X

n X

X m X m

m E

X m

⎛ ⎞

⎛ ⎞

⎜ ⎟

⎜ ⎟

⎜ ⎟

⎜ ⎟

= ⎜ ⎟= ⎜ ⎟

⎜ ⎟

⎜ ⎟ ⎜ ⎟

⎝ ⎠ ⎝ ⎠

X

dan

Referensi

Dokumen terkait

12.Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, peserta didik mampu membuat laporan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 - 20 November 2013 terhadap 10 mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI

menunjukkan bahwa agresi pada anak dapat terbentuk karena setiap hari anak sering melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga baik secara langsung atau

Bukti lain bahwa keputusan dalam melakukan dan menunaikan ibadah Jumat di masjid Assuada oleh para jamaah tidak terjadi terjadi secara langsung, mereka memahami

Dengan menggunakan metode framework SDLC yaitu analisa dan perencanaan untuk mengumpulkan informasi dan referensi dari website rumah sakit lain, perancangan untuk melakukan gambaran

Hal tersebut sesuai dengan jenis loka- lisasi dimana sebagian besar WPS yang berada di eks lokalisasi Ngujang (pencer- minan prostitusi resmi) sebagian besar su- dah

a) Spesifikasi teknis barang (nama reagen, merek, satuan, nomor katalog, jumlah order, harga satuan, dan harga total) yang ditawarkan tercantum dengan lengkap

1) Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama didepan koma dan angka kedua di belakang koma. Jika angka yang ketiga.. sama dengan atau lebih