• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN BIRO HUKUM KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL JAKARTA, JANUARI 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN BIRO HUKUM KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL JAKARTA, JANUARI 2022"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

BIRO HUKUM

SEKRETARIAT JENDERAL

BIRO HUKUM

KEMENTERIAN PERTANIAN

LAPORAN TAHUNAN

2021

JAKARTA, JANUARI 2022

(2)

I LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 i IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2021 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal Tahun 2021 merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Biro Hukum Sekretariat Jenderal.

Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi, telah ditetapkan tujuan, sasaran, dan indikator yang ingin dicapai dalam tahun 2021 sebagai berikut.

Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tahun 2021

Tugas dan fungsi Biro Hukum Sekretariat Jenderal telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan, sasaran strategis, dan indikator kinerja yang ditetapkan. Selama tahun 2021, Biro Hukum Sekretariat Jenderal telah melaksanakan koordinasi penyusunan peraturan perundang- undangan dan pelaksanaan advokasi hukum yang berkualitas dan bersinergi dengan rencana pembangunan hukum pertanian secara vertikal dan horizontal melalui Renstra Kementerian Pertanian. Sinergi secara vertikal diwujudkan dengan keselarasan produk hukum bidang pertanian dalam mendukung swasembada pangan. Sinergi secara horizontal diwujudkan dengan terintegrasi dan sinkronnya antara rencana kerja antar fungsi baik direktorat maupun biro/pusat.

Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih telah dilakukan perbaikan penataan peraturan perundang-undangan. Perbaikan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dalam mendukung opini dari Badan Pemeriksa Keuangan untuk mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian sebagai opini tertinggi, serta peningkatan akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian.

TUJUAN

Terwujudnya Sistem Hukum Pertanian yang Kuat, Lengkap, Harmonis dan Berkerakyatan untuk Mendukung Pembangunan Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern

SASARAN

Legislasi dan Advokasi Hukum yang Optimal

INDIKATOR

•Deregulasi Kebijakan (PMPRB)

•Tingkat kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Hukum (Skala Likert 1 – 4)

(3)

I LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 ii Perjanjian Kinerja Tahun 2021

Biro Hukum Sekretariat Jenderal

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1. Legislasi dan advokasi hukum yang optimal

1. Deregulasi Kebijakan (PMPRB) 2.97 Nilai 2. Tingkat kepuasan unit eselon I

terhadap layanan Biro Hukum (Skala Likert 1 – 4)

3.31 Skala Likert

Capaian Kinerja Biro Hukum Tahun Anggaran 2021

No. SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1 Legislasi dan advokasi hukum yang optimal

1. Deregulasi Kebijakan (PMPRB)

2.97 3

2. Tingkat kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Hukum

(Skala Likert 1 – 4)

3.31 3.3158

Hasil pengukuran survey kepuasan unit Eselon I terhadap layanan Biro Hukum Tahun 2021 dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

kepuasan 60 2.85 4.00 3.3158 .36852

Valid N

(listwise) 60

Target kinerja Pengukuran Kepuasan unit Eselon I terhadap layanan Biro Hukum tahun 2021 adalah sebesar 3,31 (Skala Likert 1-4).

Berdasarkan tabel pengukuran statistik capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang telah dilakukan mendapatkan nilai sebesar 3,3158 (Skala Likert 1-4) atau dengan kata lain tercapai sebesar 100,18%, melebihi target yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan kepuasan terhadap layanan Biro Hukum secara umum dapat dikatakan Puas.

Capaian kinerja kepuasan unit Eselon I terhadap layanan Biro Hukum tahun 2019-2021 sebagai berikut:

Tahun Target Kinerja Capaian Kinerja

2019 3.3 3.4

2020 3.3 3.35

2021 3.31 3.3158

(4)

I LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 iii Akuntabilitas Keuangan Tahun Anggaran 2021

Secara umum Biro Hukum Sekretariat Jenderal telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi misi dan tujuan, sasaran strategis, serta indikator kinerja. Beberapa pembenahan yang telah dilakukan selama tahun 2021 adalah sebagai berikut: (1) penguatan peraturan perundang-undangan bidang Pertanian (deregulasi kebijakan), (2) peningkatan kualitas pelayanan hukum secara konsisten dengan memperhatikan pergeseran paradigma pembangunan hukum yaitu privatisasi, desentralisasi dan globalisasi untuk menghormati hak asasi manusia, hak kekayaan intelektual dan lingkungan hidup serta menjamin terwujudnya supremasi hukum bagi masyarakat petanian, (3) peningkatan penyusunan naskah perjanjian bidang pertanian, (4) peningkatan kualitas ketersediaan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum. Walaupun hasil kinerja yang didapat semakin meningkat, namun masih terdapat beberapa upaya perbaikan (area of improvement) yang dapat dilakukan, antara lain:

a. peningkatan penyempurnaan, evaluasi, serta pengkajian produk hukum pertanian sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat;

b. peningkatan pengembangan pemberian pertimbangan dan litigasi hukum serta perjanjian di bidang pertanian;

c. peningkatan profesionalisme dan semangat kerja SDM di bidang hukum;

d. peningkatan kualitas ketersediaan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum;

dan

e. menyelenggarakan ketatausahaan yang profesional.

Melalui Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya. Biro Hukum Sekretariat Jenderal akan senantiasa terus berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran kegiatan, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran kegiatan dapat lebih optimal.

(5)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’la yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2021 dapat diselesaikan pada waktunya. Laporan Kinerja ini merupakan bagian dari pelaksanaan transparasi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka good governance dan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian perjanjian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 17 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Biro Hukum Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan advokasi hukum. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi penyiapan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan di bidang pertanian, pengembangan sistem dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian, penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan litigasi hukum, serta pelaksanaan urusan tata usaha biro, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Biro Hukum Sekretariat Jenderal terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas penataan peraturan perundang-undangan bidang pertanian, melalui pelaksanaan reformasi birokrasi. Tingkat akuntabilitas diwujudkan untuk mendukung opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian dan evaluasi atas Laporan Kinerja Kementerian Pertanian.

Jakarta, Januari 2022 Kepala Biro Hukum,

MM. Eddy Purnomo NIP 196311301983031002

(6)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 v

DAFTAR ISI

IKHTISAR EKSEKUTIF... i

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tugas dan Fungsi... 2

C. Struktur dan Organisasi... 3

D. Sumber Daya Manusia... 5

E. Permasalahan... 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA... 7

A. Rencana Strategis... 7

B. Visi dan Misi... 7

C. Tujuan... 8

D. Sasaran Kegiatan... 8

E. Perjanjian Kinerja... 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 10

A. Kriteria Ukuran Keberhasilan... 10

B. Capaian Kinerja... 10

C. Akuntabilitas Keuangan... 56

BAB IV PENUTUP... 61

(7)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 vi

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2021... 10 TABEL 2

TABEL 3 TABEL 4

Matrik Capaian Kinerja Biro Hukum TA 2021...

Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2021...

Tabel penanganan perkara lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2021...

11 19 28 TABEL 5

TABEL 6 TABEL 7

TABEL 8

TABEL 9 TABEL 10

Tabel Naskah Perjanjian yang dihasilkan Tahun 2021...

Uji Validitas dan Reliability...

Hasil Survey Kepuasan unit Eselon I terhadap layanan Biro Hukum Tahun 2021...

Hasil Capaian kinerja kepuasan unit Eselon I terhadap layanan Biro Hukum tahun 2019-2021...

GAP Analysis Services Quality...

Matrik Akuntabilitas Keuangan...

35 49 50

50

51 56

(8)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 vi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Struktur Organisasi Biro... 5 GAMBAR 2 Persentase Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 5 GAMBAR 3

GAMBAR 4

GAMBAR 5

GAMBAR 6

GAMBAR 7

GAMBAR 8

GAMBAR 9 GAMBAR 10

Persentase Pegawai Berdasarkan Tingkat Pangkat dan Golongan...

Rapat Pembahasan Permentan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar...

Rapat Pembahasan Permentan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Sumber Daya Genetik dan Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan...

Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan Tumbuhan...

Penyusunan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan...

Penandatangan Kerja Sama antara Kementerian Pertanian dan Kepolisian Negara Republik Indonesia...

Grafik Important Performance Analysis (IPA) Biro Hukum...

Grafik Capaian Realisasi Anggaran TA. 2021...

6 12

13

15

16

17

53 60

(9)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka (machsstaat). Maknanya, adalah sudah seharusnya hukum mempunyai peran sentral dan strategis sebagai pengarah, pengayom dalam menjalankan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Hukum positif menjadi dasar dalam segala kehidupan, sehingga tidak semata-mata berdasarkan kekuasaan belaka. Hukum positif adalah hukum yang berlaku, identik dengan peraturan perundang-undangan, selain itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Biro Hukum Sekretariat Jenderal bertanggung jawab atas penyelenggaraan hukum di lingkungan Kementerian Pertanian, memposisikan pada kedudukan yang spesifik yaitu in house consultan of law bidang pertanian. Pertama, berperan dalam melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pertanian. Dalam hal ini Biro Hukum Sekretariat Jenderal mengharmonisasikan peraturan perundang- undangan bidang pertanian yang merupakan delegasi undang-undang yang diterbitkan berdasarkan prolegnas, progsun PP dan Perpres, prolegtan, serta peraturan perundang- undangan yang diajukan dalam keadaan tertentu seperti berdasarkan kebutuhan undang- undang, putusan Mahkamah Konstitusi, putusan Mahkamah Agung, untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam, akibat kerja sama dengan pihak lain, dan keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu Rancangan Peraturan sehingga menjadi suatu peraturan perundang-undangan yang harmonis dan sinkron dengan peraturan lain secara vertikal maupun horizontal. Kedua, berperan dalam pelaksanaan advokasi hukum baik yang berada di tingkat pusat maupun daerah di lingkungan Kementerian Pertanian dalam memberikan pertimbangan hukum baik secara litigasi maupun nonlitigasi.

(10)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 2 Dalam rangka pembangunan pertanian yang berkelanjutan untuk mewujudkan swasembada pangan nasional diperlukan adanya landasan kerja dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan kepastian pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas kelembagaan, Biro Hukum Sekretariat Jenderal senantiasa meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas. Pencapaian kualitas akuntabilitas keuangan diupayakan terus untuk mendukung opini terbaik dari Badan Pemeriksa Keuangan. Disamping itu, melalui program reformasi birokrasi, upaya untuk meningkatkan penataan peraturan perundang-undangan bidang pertanian dan meningkatkan kapasitas serta akuntabilitas kinerja terus dilaksanakan secara konsisten.

Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah juncto Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,yang mengamanatkan bahwa Menteri sampai dengan Unit Kerja Eselon II setiap akhir tahun untuk membuat Laporan Kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban kepada atasan masing-masing menjadi dasar dalam penyusunan laporan kinerja yang merupakan bagian dari penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Pasal 17 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Biro Hukum Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang- undangan dan pelaksanaan advokasi hukum.

Dalam Pasal 18 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Biro Hukum Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;

b. Pengembangan sistem dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian;

(11)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 3 c. Penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan litigasi hukum; dan d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Hukum.

C. STRUKTUR DAN ORGANISASI

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, peran Biro Hukum Sekretariat Jenderal pada Pasal 19 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Biro Hukum Sekretariat Jenderal terdiri atas Subbagian Tata Usaha Biro dan Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam Pasal 20 Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Hukum.

Dalam Pasal 29 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kelompok Substansi dan Subkelompok Substansi pada Kelompok Jabatan Fungsional lingkup Kementerian Pertanian, Kelompok Jabatan Fungsional pada Biro Hukum terdiri atas 3 (tiga) kelompok yang saling terkait yang terdiri dari beberapa sub kelompok dengan tugas sesuai dengan bidang masing-masing.

1. Kelompok Perundang-Undangan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang perkebunan, hortikultura, tanaman pangan, penelitian dan pengembangan pertanian, prasarana dan sarana, ketahanan pangan, manajemen, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, serta pengawasan internal.

Kelompok Perundang-undangan I terdiri atas:

a. Subkelompok Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan dan evaluasi serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

b. Subkelompok Prasarana, Sarana, Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan dan evaluasi serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang prasarana, sarana, penelitian dan pengembangan, serta ketahanan pangan; dan

c. Subkelompok Manajemen dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan dan evaluasi serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang manajemen,

(12)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 4 penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, serta pengawasan internal.

2. Kelompok Perundang-Undangan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan, dan karantina.

Kelompok Perundang-undangan II terdiri atas:

a. Subkelompok Ternak dan Hewan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan dan evaluasi serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

b. Subkelompok Karantina mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, penyusunan dan evaluasi serta penelaahan peraturan perundang- undangan di bidang karantina pertanian.

3. Kelompok Advokasi Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan, dan litigasi hukum, serta pengembangan sistem, dokumentasi dan informasi hukum.

Bagian Advokasi Hukum terdiri atas:

a. Subkelompok Perjanjian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyiapan penyusunan dan penelaahan naskah perjanjian di bidang pertanian.

b. Subkelompok Pertimbangan dan Litigasi Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberian pertimbangan dan litigasi hukum di bidang pertanian, serta penyelesaian sengketa perdata dan tata usaha negara.

c. Subkelompok Dokumentasi dan Informasi Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan sistem, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum.

Jabatan Fungsional lingkup Biro Hukum, terdiri atas Perancang Peraturan Perundang- undangan, Analis Hukum, dan Jabatan Fungsional lainnya yang sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Hukum. Jumlah dan jenjang jabatan fungsional dimaksud ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(13)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 5 Gambar 1. Struktur Organisasi Biro

D. SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya guna menghasilkan produk hukum yang berkualitas, sinergis dan kredibel perlu didukung oleh sumber daya manusia yang handal.

Dengan sistem organisasi yang mencakup semua fungsi, sumber daya manusia Biro Hukum Sekretariat Jenderal perlu menyesuaikan diri baik dari sisi kualitas maupun bidang penguasaannya. Pada tahun 2021, kualitas sumber daya manusia Biro Hukum Sekretariat Jenderal relatif baik, tercermin dari tingkat pendidikan setara sarjana dan magister. Jumlah tersebut terdiri dari 50 pegawai, 14 pegawai berpendidikan Magister, 31 pegawai berpendidikan sarjana, dan 5 pegawai berpendidikan diploma atau sederajat.

Gambar 2.

Persentase Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(14)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 6 Sedangkan menurut posisi pangkat dan golongan Biro Hukum Sekretariat Jenderal memiliki 7 pegawai pada golongan IV, 40 pegawai pada golongan III, dan 3 pegawai pada golongan II.

Gambar 3.

Persentase Pegawai Berdasarkan Tingkat Pangkat dan Golongan

E. PERMASALAHAN

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Biro Hukum Sekretariat Jenderal selama tahun 2021 telah dilaksanakan dengan baik, namun masih ada kendala yang dihadapi diantaranya:

1. Penyelesaian Rancangan Peraturan Perundang-undangan lingkup Kementerian Pertanian dirasa belum maksimal dikarenakan adanya dinamika perubahan lingkungan strategis;

2. Masih kurang maksimalnya pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum Pertanian sehingga banyaknya keluhan yang masuk terkait akses untuk mendapatkan informasi terkait peraturan perundang-undangan;

3. Pelaksanaan sinkronisasi dan harmonisasi Peraturan Perundang-undangan belum optimal, sehingga perlu penyelarasan lebih dalam antara satu Peraturan dengan Peraturan yang lain dengan melibatkan kementerian terkait;

4. Sumber daya manusia Biro Hukum pada tahun 2021 secara kompetensi masih perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya 4 pegawai jabatan fungsional perancang peraturan perundang-undangan yang belum mengikuti diklat dasar dan kurangnya diklat khusus untuk pegawai Biro Hukum lainnya.

(15)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Biro Hukum Tahun 2020-2024, yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 yang disusun sebagai perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang saat ini posisinya telah memasuki tahap keempat (RPJMN 2020-2024). Rencana Strategis ini dijadikan alat pengendalian program dan kegiatan pembangunan hukum dibidang Pertanian. Untuk mengimplementasikan Renstra Biro Hukum tersebut, berdasarkan tugas dan fungsi peran Biro Hukum sebagai pembina hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan landasan operasional produk hukum, arah kebijakan dan pengembangan hukum bidang Pertanian, menata sistem secara nasional khususnya hukum pertanian, dan mensosialisasikan pembangunan pertanian.

B. VISI DAN MISI

Biro Hukum dalam menjalankan tugas dan fungsinya melaksanakan koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan advokasi hukummenetapkan visi 2020-2024 yaitu: “Terwujudnya Sistem Hukum Pertanian yang Kuat, Lengkap, Harmonis dan Berkerakyatan untuk Mendukung Pembangunan Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern”. Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Misi yang harus diemban oleh Biro Hukum, Kementerian Pertanian 2020-2024 adalah:

a. Menelaah dan menyusun peraturan perundang-undangan bidang pertanian melalui Deregulasi Kebijakan berdasarkan Prolegnas dan Prolegtan;

b. Memberikan advokasi, litigasi hukum, dan penyusunan naskah perjanjian dan kerja sama bidang pertanian;

(16)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 8 c. Mengembangkan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum dan melakukan

sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian; dan

d. Membangun pengelolaan sumber daya manusia Biro Hukum yang profesional, kredibel dan akuntabel.

C. TUJUAN

Sesuai dengan visi, misi, tugas dan fungsi Biro Hukum, maka tujuan yang akan dicapai oleh Biro Hukum meliputi:

a. Melaksanakan deregulasi kebijakan dan sistem pengendalian dalam menelaah dan menyusun peraturan perundang-undangan, serta meningkatkan harmonisasi dan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan.

b. Tersusunnya naskah perjanjian dan kerja sama dalam bidang Pertanian serta terlayaninya pertimbangan dan litigasi hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, serta Uji Materiil (judicial review).

c. Berkembang dan terkelolanya Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Pertanian dengan lengkap dan akurat dalam pendokumentasian hukum pertanian.

d. Memfasilitasi kegiatan ketatausahaan serta peningkatan kemampuan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia Biro Hukum.

D. SASARAN KEGIATAN

Sesuai tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran kegiatan “Legislasi dan Advokasi Hukum yang Optimal’’, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Tersusunnya peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang memuat unsur kemudahan dan efisiensi pelayanan, sinkron, harmonis, serta terlaksananya monitoring dan evaluasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.

b. Tersusunnya naskah perjanjian dan kerja sama dan terlaksananya layanan pemberian Pertimbangan dan Litigasi Hukum di bidang pertanian.

c. Terkelolanya Jaringan dan Dokumentasi Informasi Hukum di bidang pertanian.

d. Terselenggaranya pelayanan Ketatausahaan serta peningkatan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia Biro Hukum melalui pendidikan dan pelatihan.

(17)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 9 E. PERJANJIAN KINERJA

Dalam rangka mewujudkan visi dan misinya, Biro Hukum menetapkan tujuan dan sasaran program. Untuk dapat mengetahui capaian keberhasilan setiap sasaran program diukur menggunakan indikator kinerja sasaran program. Perjanjian kinerja tahun 2021 telah ditetapkan sebagai komitmen pimpinan untuk berkinerja dengan baik. Perjanjian kinerja tersebut sebagaimana disampaikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Biro Hukum Sekretariat Jenderal

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1. Legislasi dan advokasi hukum yang optimal

1. Deregulasi Kebijakan (PMPRB) 2.97 Nilai 2. Tingkat kepuasan unit eselon I

terhadap layanan Biro Hukum (Skala Likert 1 – 4)

3.31 Skala Likert

(18)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN

Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan, perlu dibuat kriteria ukuran keberhasilan organisasi sebagai tolak ukur kinerja organisasi agar semakin baik dari tahun ke tahun. Capaian kinerja organisasi diukur dengan cara membandingkan antara kinerja yang dihasilkan dengan kinerja yang diharapkan. Dalam hal ini, capaian kinerja diukur dari Perjanjian Kinerja yang memuat sasaran kegiatan dan indikator kinerja dengan hasil capaian selama satu tahun.

Gambaran kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal tahun 2021 dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) yaitu dengan membandingkan antara realisasi dengan target yang ditentukan di awal tahun. Untuk mengukur tingkat capaian kinerja tahun 2021 tersebut, maka digunakan beberapa metode scoring diantaranya berasal dari hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan skala likert (untuk mengukur tingkat kepuasan).

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Realisasi capaian kinerja Tahun Anggaran 2021 jika melihat dari Perjanjian Kinerja Tahun 2021 secara keseluruhan melewati target Indikator Kinerja, Realisasi Kinerja Biro Hukum Tahun 2021 dapat dilihat dari tabel realisasi, sebagai berikut:

Tabel 2. Matrik Capaian Kinerja Biro Hukum TA 2021 No. SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1 Legislasi dan advokasi hukum yang optimal

1. Deregulasi Kebijakan (PMPRB)

2.97 3

(19)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 11 No. SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

2. Tingkat kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Hukum (Skala Likert 1 – 4)

3,31 3,3158

Biro Hukum dalam upaya mencapai Sasaran Strategis menciptakan legislasi dan advokasi hukum yang optimal, salah satu indikator kinerja yang harus dicapai adalah nilai deregulasi kebijakan yang ditarget nilai sebesar 2.97 di tahun 2021. Untuk mencapai target tersebut Biro Hukum telah melakukan upaya dan juga kegiatan-kegiatan untuk mendukung pencapaian tersebut diantaranya:

1. Permentan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar

Penyusunan RPermentan tentang Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat merupakan penyusunan untuk melaksanakan Pasal 23 dari Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian, sebagai turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Fasilitasi pembangunan kebun adalah tanggung jawab perusahaan untuk memberikan dukungan dan kemudahan akses pembiayaan, akses pengetahuan dan teknik budidaya dalam membangun kebun sampai tanaman menghasilkan dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Adapun sistematika yang menjadi lingkup pengaturan dari Permentan tersebut adalah Bab I, Ketentuan Umum; Bab II, Pola dan Bentuk Fasilitasi; Bab III, Tahapan Fasilitasi; Bab IV, Ketentuan Peralihan; Bab V, Ketentuan Penutup. Fasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar dapat dilakukan melalui: a. pola kredit; b.

pola bagi hasil; c. bentuk pendanaan lain yang disepakati para pihak; dan/atau d.

bentuk kemitraan lainnya. Dalam tahapan fasilitasi, terbagi kepada dua kegiatan, yaitu:

 Persiapan

Tahapan persiapan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar terdiri atas:

a. sosialisasi;

(20)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 12 b. identifikasi Calon Lahan;

c. identifikasi Calon Pekebun;

d. kelembagaan Pekebun;

e. pemenuhan administrasi; dan

f. penetapan Calon Pekebun dan Calon Lahan.

g. perjanjian kerjasama

Gambar 4. Rapat Pembahasan Permentan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar

 Pelaksanaan

Pelaksanaan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar dilakukan hingga kegiatan pembangunan fisik Kebun. Pelaksanaan pembangunan fisik Kebun dilakukan melalui tahapan, a. pembenihan; b. persiapan lahan; c. penanaman; d.

pemeliharaan; dan e. panen pertama. Selain kegiatan pembangunan fisik kebun, perusahaan perkebunan wajib memenuhi kelayakan fisik kebun sebelum kebun diserahkan kepada masyarakat sebagai dasar penyelesaian kewajiban fasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar.

(21)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 13 2. Permentan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Sumber Daya Genetik dan Pelepasan

Varietas Tanaman Perkebunan

Penyusunan RPermentan tentang SDG dan Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan merupakan penyusunan untuk melaksanakan Pasal 46 dan Pasal 52 dari Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian, sebagai turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Sumber Daya Genetik Tanaman Perkebunan yang adalah material genetik yang berasal dari tumbuhan, atau jasad renik yang mengandung unit yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan, baik yang mempunyai nilai nyata maupun potensial. Sedangkan Pelepasan Varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas hasil pemuliaan di dalam negeri atau introduksi dari luar negeri yang menyatakan bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat diedarkan.

Gambar 5. Rapat Pembahasan Permentan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Sumber Daya Genetik dan Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan

Pada bagian Sumber Daya Genetik Tanaman Perkebunan, ruang lingkup pengaturannya meliputi:

 persetujuan, pencarian dan pengumpulan SDG memuat pengaturan tentang hal- hal yang bersifat umum, tata cara permohonan, kewajiban pemegang persetujuan Menteri, pelaporan, dan bank SDG;

(22)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 14

 pemanfaatan SDG, untuk a. Pemuliaan; b. penelitian dan pengembangan;

dan/atau c. pemeliharaan bank SDG Tanaman Perkebunan;

 pelestarian SDG, dilakukan melalui: a. penetapan sumber keragaman genetik di dalam habitat; b. pengumpulan hasil pencarian SDG di kebun koleksi khusus di luar habitat; c. pemeliharaan terhadap aksesi yang terdapat dalam bank SDG; d.

perlindungan terhadap perubahan peruntukan areal bank SDG; dan e.

inventarisasi SDG hasil pencarian dan pengumpulan.

Pada bagian pelepasan varietas perkebunan, ruang lingkup pengaturannya meliputi hal-hal yang bersifat umum, pengujian calon varietas, evaluasi dan penilaian calon varietas, dan pelepasan calon varietas. selain itu, varietas yang telah dilepas dilakukan evaluasi oleh Dirjen Perkebunan dengan menugaskan Tim Pelepasan Varietas.

Sebagai amanat dari Putusan MK, permentan tersebut juga sudah mengakomodir pengaturan mengenai pengecualian bagi petani kecil terhapap kewajiban pengujian, penilaian, tata cara pelepasan, dan penarikan Varietas Perkebunan. Petani kecil merupakan petani perseorangan yang melakukan usaha budi daya tanaman perkebunan di lahan paling luas 4 (empat) hektare. Varietas perkebunan hasil pemuliaan petani kecil tetap harus diberi nama sesuai dengan sifat karakter calon varietas perkebunan yang akan dilepas, wajib didaftar ke pemerintah, dan peredarannya hanya untuk komunitas sendiri terbatas pada kelompok tani dan gabungan kelompok tani.

3. Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan Tumbuhan

Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintan tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan diselenggarakan secara daring dan luring pada hari Rabu, 15 Desember 2021 di Swiss Bellin Hotel Bogor dan daring melalui Zoom. Rapat dibuka dan dipimpin oleh Kepala Bagian Hukum Baratan, dengan moderator Dr. Ir. Antarjo

(23)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 15 Dikin (PusKTKHN) serta dihadiri oleh Anggota Panitia AntarKementerian dan AntarNonKementerian (Kementerian Sekretariat Negara, KKP, Kementerian Pertanian, KLHK, Kemenpan RB, Kemenkeu, BPOM) serta perwakilan dari Biro Hukum Kementan, BKIPM-KKP, dan Badan Karantina Pertanian.

Pembahasan Draft RPP melanjutkan BAB V, diimulai dari Bagian Ketujuh Tata Cara Pengawasan dan/atau Pengendalian terhadap Pemasukan dan/atau Pengeluaran Pangan, Pakan, PRG, SDG, Agensia Hayati, JAI, serta Tumbuhan Liar dan Langka (Pasal 448) hingga selesai (Pasal 494) dan Penjelasan.

Tindak Lanjut:

1. Pusat Teknis Barantan (Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati serta Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani) dan BKIPM KKP diminta memperbaiki konsep RPP sesuai hasil PAK dan menyesuaikan dengan format baru sesuai arahan Kemenkumham yang telah disepakati semua pihak.

2. Konsep RPP tersebut disampaikan kepada Bagian Hukum paling lambat Rabu, 22 Desmember 2021, untuk dibahas bersama direncanakan pada Senin, 27 Desember 2021.

Gambar 6. Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan

Tumbuhan

(24)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 16 4. Penyusunan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2021 secara virtual. Dalam rangka mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern maka diperlukan adanya generasi petani milenial. 40% masyarakat Indonesia adalah generasi mida untuk itu Kementerian Pertanian menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui gagasan merdeka belajar dengan mengupayakan institusi pendidikan khususnya vikasi dan pendidikan tinggi agar menjadi kolaborasi dalam dunia usaha dan industri khususnya industri pertanian.

Kegiatan yang dikerjasamakan oleh kedua Kementerian meliputi: koordinasi dan sinkronisasi program, pengembangan pendidikan pertanian, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kewirausahaan, penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan rekcipta, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama lainnya.

Gambar 7. Penyusunan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bersamaan dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama juga ditandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian tentang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pertanian Melalui Kesinergisan Program Pendidikan Tinggi.

(25)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 17 5. Penyusunan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama antara

Kementerian Pertanian dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

Dalam pelaksanaan pembangunan pertanian diperlukan adanya pendampingan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut pada tanggal 16 November 2021 telah dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Pertanian dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Ruang lingkup Nota Kesepahaman tersebut meliputi: pertukaran data dana tau informasi, pendampingan dan bantuan pengamanan pada program pembangunan pertanian, penegakan hukum, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sarana dan prasarana, dan kegiatan lainnya.

Gambar 8. Penandatangan Kerja Sama antara Kementerian Pertanian dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Sebagai implementasi Nota Kesepahaman dimaksud, selain penandatanganan Nota Kesepahaman juga ditandatangani Perjanjian Kerja Sama antara 5 Direktorat Jenderal Teknis di Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Baharkam, Bareskrim, dan Baintelkam POLRI).

(26)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 18 Pencapaian kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal berdasarkan sasaran terbentuknya peraturan perundang-undangan dan menurunnya permasalahan hukum bidang pertanian yang telah dicapai selama tahun 2021, yaitu sebagai berikut:

1. Peraturan Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan Prolegnas dan Prolegtan.

Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan, merupakan bagian integral dari pembangunan hukum nasional yang merupakan perwujudan dari asas negara hukum dimana dalam penyusunan peraturan perundang-undangan dimasukkan dalam suatu Prolegnas. Prolegnas merupakan instrumen perencanaan program pembentukan peraturan perundang- undangan yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis sesuai dengan program pembangunan nasional dan perkembangan kebutuhan masyarakat.

Dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, disebutkan bahwa perencanaan penyusunan Undang-Undang dilakukan dalam suatu Prolegnas sedangkan perencanaan penyusunan Peraturan Daerah dilakukan dalam suatu Prolegda.

Sedangkan Program Legislasi Pertanian (Prolegtan) merupakan langkah nyata dan proaktif dalam rangka penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian untuk membangun sinergi antara Unit Kerja Eselon Idan Biro Hukum selaku Unit Kerja Eselon II yang membidangi hukum dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian. Hal ini agar terdapat satu persamaan persepsi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan sehingga implementasi di daerah berjalan dengan baik. Selain itu, Prolegtan juga dimaksudkan sebagai sarana komunikasi antara pejabat/staf di Unit Kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang membidangi tugasnya sehari-hari dengan perancangan peraturan perundang-undangan. Prolegtan merupakan instrumen mekanisme perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan di bidang pertania, serta merupakan materi hukum atau potret politik hukum pertanian. Prolegtan dalam pendekatan

(27)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 19 substansi hukum memuatdaftar Peraturan Menteri Peraturan yang akan disusun dalam periode satu tahun untuk menindaklanjuti amanat dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Dalam dimensi inilah diharapkan Prolegtan dapat mengarahkan pembangunan hukum pertanian sehingga terwujud konsistensi seluruh peraturan perundang-undangan bidang pertanian serta meniadakan pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang telah ada baik secara horizontal maupun vertikal yang bermuara pada terciptanya hukum pertanian yang dapat menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat. Sasaran dari Prolegtan yaitu terencananya penyusunan tindak lanjut peraturan perundang-undangan bidang pertanian dengan Unit Kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan bertujuan untuk mempercepat proses pembentukan peraturan perundang- undangan di bidang pertanian.

Sampai dengan akhir tahun 2021 Biro Hukum Sekretariat Jenderal telah melaksanakan koordinasi dan menyelesaikan penyusunan peraturan perundang-undangan sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) peraturan bidang pertanian, dengan uraian sebagi berikut:

Tabel 3. Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2021

NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

01 01 TAHUN

2021

Dokumen Karantina Hewan dan Dokumen Karantina Tumbuhan

7 Januari 2021 12 Januari 2021 11 Mencabut Permentan 14/2016 jo 33/2019

Permentan 17/2017 jo 34/2019

02 03 TAHUN

2021

Fasilitasi Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian

29 Januari 2021 - - Mencabut Permentan Nomor 12 Tahun 2020

(28)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 20 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

03 04 TAHUN

2021

Tata Cara Penunjukan Pelaksana Harian dan Pelaksana Tugas di Lingkungan Kementerian Pertanian

01 Februari 2021

17 Maret 2021 213 -

04 05 TAHUN

2021

Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Pertanian Tahun 2021

- - Mencabut Permentan Nomor 57 Tahun 2019

05 06 TAHUN

2021

Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian TA.2021

- - -

06 07 TAHUN

2021

Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana

Ketahanan Pangan Dan Pertanian Tahun Anggaran 2021

5 Maret 2021 8 Maret 2021 190 -

07 08 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Lingkup Kementerian Pertanian

29 Maret 2021 13 April 2021 422 -

(29)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 21 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

08 09 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan

Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

29 Maret 2021 13 April 2021 423 -

09 10 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan

Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian

29 Maret 2021 13 April 2021 424 -

10 11 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan

29 Maret 2021 13 April 2021 425 -

11 12 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Balai Besar Pengembangan

29 Maret 2021 13 April 2021 426 -

(30)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 22 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman

12 13 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian

29 Maret 2021 13 April 2021 427 -

13 14 TAHUN

2021

Kelompok Substansi Dan Sub Kelompok Substansi Pada Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan

29 Maret 2021 13 April 2021 428 -

14 15 TAHUN

2021

Standar Kegiatan Usaha Dan Standar Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Pertanian

1 April 2021 1 April 2021 262 -

15 16 TAHUN

2021

Kajian Lapang Dan Pengawasan Obat Hewan

29 April 2021 18 Mei 2021 497 Mencabut,

74/Permentan/OT.1 40/12/2007

18/Permentan/OT.1 40/4/2009

(31)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 23 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

16 17 TAHUN

2021

Tata Cara Penetapan Kawasan Penggembalaan Umum

29 April 2021 18 Mei 2021 498 -

17 18 TAHUN

2021

Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar

29 April 2021 18 Mei 2021 499 -

18 19 TAHUN

2021

Sumber Daya Genetik Dan Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan

29 April 2021 18 Mei 2021 500 -

19 20 TAHUN

2021

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian T.A 2021

30 April 2021 - - -

20 21 TAHUN

2021

Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian

11 Juni 2021 31 Mei 2021 669 Mencabut

Permentan Nomor 16/Permentan/OT.1 40/2/2013

21 22 TAHUN

2021

Praktik Hortikultura Yang Baik

17 Juni 2021 31 Mei 2021 699 Mencabut,

Permentan No.: 48 Tahun 2009, 62 Tahun 2010, 57 Tahun 2012, 48 tahun 2013, 73 Tahun 2013

(32)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 24 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

22 23 TAHUN

2021

Perbenihan Hortikultura 17 Juni 2021 31 Mei 2021 700 Mencabut,

48/Permentan/SR.1 20/8/2012, Jo 34/Permentan/SR.0 60/9/2017

23 24 TAHUN

2021

Petunjuk Teknis Jafung Pengawas Alat Dan Mesin Pertanian

11 Juni 2021 16 Juni 2021 685 -

24 25 TAHUN

2021

Penerapan Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

11 Juni 2021 17 Juni 2021 686 Mencabut, 121/Permentan/OT.

140/11/2013

25 26 TAHUN

2021

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Bidang Karantina Pertanian

15 Juni 2021 25 Juni 2021 726 -

26 27 TAHUN

2021

Kode Etik Personal Unit

Kerja Pengadaan

Barang/Jasa Kementerian Pertanian

15 Juni 2021 25 Juni 2021 727 -

27 28 TAHUN

2021

Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penanganan Perizinan Berusaha Sektor Pertanian Yang Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (covid-19)

27 Juli 2021 30 Juli 2021 879 -

(33)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 25 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

28 29 TAHUN

2021

Penamaan Dan Pendaftaran Varietas Tanaman

28 Juli 2021 2 Agustus 2021 886 Mencabut, 01/Pert/SR.120/2/2 006

29 30 TAHUN

2021

Pengelolaan Karya Cetak Dan Karya Rekam Lingkup Kementerian Pertanian

30 September 2021

8 Oktober 2021 1139 -

30 31 TAHUN

2021

Pedoman Pemberian Tugas Belajar Dan Izin Belajar PNS Lingkup Kementerian Pertanian

30 September 2021

8 Oktober 2021 1140 Mencabut, 10/Permentan/OT.1 40/3/2015

31 32 TAHUN

2021

Perubahan Atas Permentan Nomor 17 Tahun 2019 tentang Tatacara Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai Lingkup Kementan

1 Oktober 2021 8 Oktober 2021 1141 -

32 33 TAHUN

2021

Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Dan Dana Tugas Pembantuan

25 Oktober 2021 - - -

33 34 TAHUN

2021

Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian TA.2022

25 Oktober 2021 - - -

34 35 TAHUN

2021

Pengelolaan Kinerja Pegawai Lingkup Kementerian Pertanian

29 Oktober 2021 5 Nopember 2021 1228 -

35 36 TAHUN

2021

Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran

15 November 2021

- - Mencabut,

Permentan No 49 Tahun 2020

(34)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 26 NO NOMOR

PERMENTAN PERIHAL PERMENTAN TANGGAL DITETAPKAN

TANGGAL DIUNDANGKAN

NOMOR BERITA NEGARA

KETERANGAN

Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2021

36 38 TAHUN

2021

Penerapan Manajemen Risiko Lingkup

Kementerian Pertanian

7 Desember 2021

- - -

37 39 TAHUN

2021

Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan Bagi Penyuluh Pertanian dan Pendamping Program Pertanian

17 Desember 2021

- - -

38 40 TAHUN

2021

Penyelenggaraan Satu Data Indonesia Oleh Walidata dan Produsen Data Lingkup Kementerian Pertanian

17 Desember 2021

28 Desember 2021 1440 -

39 41 TAHUN

2021

Penetapan Alokasi Dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian

29 Desember 2021

30 Desember 2021 1463 -

(35)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 27 2. Layanan Bantuan Hukum Lingkup Pertanian yang Terselesaikan

Penyelenggaraan pembangunan pertanian serta pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian sering dihadapkan pada permasalahan hukum. Untuk itu dalam rangka memberikan bantuan dan pelayanan hukum terhadap unit kerja/satuan kerja lingkup Kementerian Pertanian, sesuai tugas dan fungsi Biro Hukum Sekretariat Jenderal memberikan layanan Bantuan Hukum untuk penanganan perkara Perdata, Tata Usaha Negara, Judicial Review di Mahkamah Agung dan Konstitutional Review di Mahkamah Konstitusi.

Dalam penanganan perkara Perdata, Tata Usaha Negara, Judicial Review di Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, Biro Hukum berkoordinasi dengan Eselon I terkait/satker di Lingkup Kementerian Pertanian dan khusus penanganan perkara terkait aset BMN berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan c.q.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Sedangkan dalam penanganan perkara Konstitutional Review di Mahkamah Konstitusi, Biro Hukum berkoordinasi dengan Eselon I terkait Lingkup Kementerian Pertanian dan Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia selaku Kuasa Hukum Presiden Republik Indonesia.

Sampai dengan akhir tahun 2021 Biro Hukum Sekretariat Jenderal telah menyelesaikan 7 (tujuh) perkara, 2 (dua) perkara sedang dalam proses di Pengadilan Tingkat Pertama, dan 1 (satu) perkara ditunda karena adanya Putusan Perkara No. 91/PUU-XVIII/2020 terkait Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Tabel penanganan perkara lingkup Kementerian Pertanian dapat diuraikan sebagai berikut:

(36)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 28 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

1 232/Pdt.G/2016/PN.Dpk di PN Depok jo. 40/Pdt/2018/PT.Bdg di Pengadilan Negeri Bandung

Pokok Gugatan:

Mengenai proses alih status rumah negara golongan II ke golongan III terletak di Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Para Penggugat meminta untuk dilakukan proses sewa beli terhadap rumah dinas atau membayar ganti kerugian

Penggugat:

Ir. Muhtarom

Wijosentono, M.M. dan Ir. Suparman Hamid Tergugat:

Menteri Pertanian (Tergugat), Menteri Keuangan (Tergugat I), dan Presiden R.I. (Tergugat II)

Kasasi Selesai  Putusan Sela Majelis Hakim PN Depok Nomor 232/ Pdt.G/2016/ PN.Dpk tanggal 31 Mei 2017, amarnya menyatakan:

Pengadilan Negeri Depok tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo.

 Putusan PT Bandung amarnya menyatakan: Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal 31 Mei 2017.

 Berdasarkan Pemberitahuan Isi Putusan Mahkamah Agung No. 3112/Pdt/2019 jo.

No. 232/Pdt.G/2016/PN.Dpk tanggal 25 Juni 2021 amarnya menyatakan Menolak Permohonan Kasasi dari Para Pemohon Kasasi Ir. Muhtarom Wijosentono, M.M.

dan Ir. Suparman Hamid 2 383/Pdt.Bth/2017/PN.Bks di

Pengadilan Negeri Bekasi Pokok Gugatan:

Gugatan Perlawanan diajukan oleh DJKN Kemenkeu

Pelawan:

DJKN Kemenkeu

(Mengajukan gugatan perlawanan berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat

Peninjauan Kembali

Proses Berdasarkan Surat Pemberitahuan Isi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1649 K/Pdt/2020 jo. 383/Pdt.Bth/2017/PN.Bks jo. No. 54/Akta.K/2019/PN.Bks tanggal 31 Mei 2021 amarnya menyatakan

(37)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 29 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

sehubungan perkara Nomor 362/Pdt.G/2009/PN.Bks di Pengadilan Negeri Bekasi yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (Inkracht van gewijsde) karena adanya Relaas Pemberitahuan Aanmaning melaksanakan Eksekusi secara sukarela terhadap tanah seluas 25.565 m2 terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi.

(5) huruf c PMK No.

244/PMK.06/ 2012)

Para Terlawan:

Lanih binti Manan

(Terlawan) Ahli Waris Ir.

Soleh Somaatmadja (Turut Terlawan I), PT.

Sri Rejeki Perdana Steel (Turut Terlawan II), PT.

Karsindo Utama (Turut Terlawan III), Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi (Turut Terlawan IV), Camat Kecamatan Cikarang Timur (Turut Terlawan V), Kepala Desa Karangsambung (Turut Terlawan VI), Kepala Desa Karangsari (Turut Terlawan VII), dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Turut Terlawan VIII)

Menolak Permohonan Kasasi Pemohon Kasasi Kementerian Keuangan c.q.

DJKN.

3 225/Pdt.G/2018/PN.Mtrm di Pengadilan Negeri Mataram

Penggugat: Haerani binti Amak Mangin

Kasasi Selesai Berdasarkan Surat Relaas Pemberitahuan Putusan Kasasi Nomor 225/Pdt.G/2018/

(38)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 30 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

Pokok Gugatan:

Klaim Penggugat Tanah seluas 700 m2 terletak di Dusun Aiq Genit, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat (Berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 00013 Tahun 2015 atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Pertanian luas tanah 579 m2 terletak di Desa Batu Layar, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat)

Tergugat: Kementerian Pertanian

PN.Mtr tanggal 7 September 2021 amarnya menyatakan: Menolak permohonan Kasasi Pemohon Kasasi (Haerani).

4 13/G/2019/PTUN.YK di PTUN Yogyakarta

Pokok Gugatan:

pembatalan Sertifikat Hak Pakai No. 110/Wedomartani dengan luas 7.152 m2 dan Sertifikat Hak Pakai No. 111/Wedomartani dengan luas 91.700 m2 terletak di Kecamatan Ngemplak,

Penggugat:

Winarno Tergugat:

Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman Tergugat II Intervensi:

Menteri Pertanian

Kasasi Selesai Berdasarkan Relas Pemberitahuan Putusan Kasasi Nomor 13/G/2019/

PTUN.Yk tanggal 23 Maret 2021 amarnya menyatakan: Menolak Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi Winarno.

(39)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 31 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang tercatat atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q.

Kementerian Pertanian 5 442/PDT.G/2020/PN,Mnd di

Pengadilan Negeri Menado Pokok Gugatan:

Obyek sengketa Sertifikat Hak Pakai (SHP) Nomor 13/Desa Kairagi Dua, tanggal 04 April 1995, Gambar Situasi Khusus Nomor 01/1995 tanggal 26 Maret 1995, seluas 271.905 m2.

Penggugat:

Robby Londok Tergugat:

Kementerian Pertanian (Tergugat I); Balai Penelitian Tanaman Palma (Tergugat II)

Tingkat Pertama

Selesai Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Manado tanggal 27 Mei 2021 amarnya menyatakan Gugatan Penggugat dicabut.

6 476/PDT.G/2021/PN,Mnd di Pengadilan Negeri Manado Pokok Gugatan:

Obyek sengketa Sertifikat Hak Pakai (SHP) Nomor 13/Desa Kairagi Dua, tanggal 04 April 1995, Gambar Situasiu Khusus Nomor 01/1995 tanggal 26 Maret 1995, seluas 271.905 m2.

Penggugat:

Robby Londok Tergugat:

Kementerian Pertanian (Tergugat I); Balai Penelitian Tanaman Palma (Tergugat II)

Tingkat Pertama

Proses Jawab Menjawab

(40)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 32 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

7 865/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel di PN Jakarta Selatan

Pokok Gugatan:

Tanah yang digunakan untuk Sekolah Tinggi Perikanan Pasar Minggu

Sdr. Hj. S. Rochmani bin H. Moertadi bin Naib, Dkk

Tergugat III:

Menteri Pertanian R.I.

Tingkat Pertama

Putus Putusan Majelis Hakim tanggal 22 November 2021 Gugatan Penggugat dinyatakan tidak diterima dengan amar Putusan menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidka berwenang mengadili perkara perdata gugatan Nomor 865 /Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel;

8 156/Pdt.G/2021/PN.Jkt.Pst di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Objek Gugatan:

yaitu mengenai tidak diberikannya hak lahan inti plasma paling rendah seluas 20% kepada Para Penggugat dari total luas areal kebun seluas 14.738,4 ha yang diusahakan oleh PT. Pinang Witmas Sejati (Tergugat IX)

Sdr. Sahwan (Penggugat I) dan Sdr. Zainal

Abidin, Mustar, Suwarno (Penggugat II) melalui Yayasan Lembaga Bantuan Hukum melawan Kementerian Pertanian (Tergugat I)

Tingkat Pertama

Putus Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 19 Januari 2021 amarnya menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili.

9 227/G/TF/2021/PTUN-JKT Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

Pokok Gugatan:

Tidak melakukan tindakan konkrit sebagaimana mestinya dalam penyelenggaran

pemerintahan untuk melindungi Penggugat melalui: (a) tindakan stabilisasi ketersediaan ayam

Alvino Antonio W yang diwakili oleh Kuasa Hukumnya Hermawanto, S.H., M.H., Dede

Kusnadi, S.H., dan Budi Waluyo, S.H. dari Kantor Hukum Hermawanto &

Rekan melawan Menteri Pertanian

Tingkat Pertama

Belum Putus, Proses

Pemeriksaan Saksi dan Ahli

-

(41)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 33 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

ras berupa mengurangi impor bibit ayam ras (grand parent stock/GPS), pengendalian jumlah bibit ayam (parent stock/PS) dan pengendalian distribusi ayam final stock (FS);

(b) Menerapkan Asuransi

Peternakan; dan (c) menerapkan lindung nilai produk peternakan 10 Nomor 108/PUU-XVIII/2020 di

Mahkamah Konstitusi

Ketentuan yang di Uji Pasal 6, Pasal 17 angka 16, Pasal 24 angka 44, Pasal 25 angka 10, Pasal 27 angka 14, Pasal 34 angka 2, Pasal 41 angka 25, Pasal 50 angka 9, Pasal 52 angka 27, Pasal 82 angka 2, Pasal 114 angka 5, Pasal 124 angka 2, Pasal 150 angka 31, Pasal 151, dan Pasal 175 angka 6 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK).

Pasal yang diuji materiil khusus di sektor pertanian yaitu ketentuan Pasal 34 angka 2 UUCK dalam Pasal 13 Undang- Undang tentang Peternakan dan

Permohonan Uji Materiil diajukan oleh Ignatius Supriyadi, S.H., LL.M., Dkk

Tunda Kerena

adanya Putusan Perkara No.

91/PUU- XVIII/2020 terkait Pengujian Formil Undang- Undang No.

11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

-

(42)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 34 No. Nomor Perkara Penggugat Tergugat

Status Perkara

Amar Putusan Status Keterangan

Kesehatan hewan dan Pasal 124 angka 2 UUCK dalam Pasal 73 Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Tabel 4. Tabel penanganan perkara lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2021

(43)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 35 3. Naskah Perjanjian yang Dihasilkan

Untuk melaksanakan dan mendukung pembangunan pertanian, Biro Hukum setiap tahunnya melakukan penyusunan kerjasama dengan berbagai pihak yang dituangkan dalam naskah perjanjian. Kerjasama yang telah dilakukan tersebut diharapkan memberikan kontribusi yang nyata dalam optimalisasi tugas pokok dan fungsi dari Kementerian Pertanian. Kerjasama yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dapat berupa Kesepakatan Bersama, Nota Kesepahaman maupun Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian atau oleh Pejabat Eselon I dengan Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah maupun dengan pihak swasta. Kerjasama yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian tersebut diharapkan dapat memberikan nilai kemanfaatan yang maksimal untuk para pihak, khususnya Kementerian Pertanian sehingga dapat menumbuh kembangkan kegiatan di bidang pertanian, dengan tujuan akhir yaitu kesejahteraan masyarakat khususnya petani.

Selama tahun 2021 subbagian Perjanjian telah menyelesaikan sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) naskah perjanjian yang terdiri dari 6 (enam) Kesepakatan Bersama, 7 (tujuh) Nota Kesepahaman dan 24 (dua puluh empat) Perjanjian Kerjasama, dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 5. Tabel Naskah Perjanjian yang dihasilkan Tahun 2021

NO. KESEPAKATAN BERSAMA WAKTU

PENANDATANGANAN 1 Kesepakatan Bersama antara Kementerian

Pertanian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 01/MoU/HK.220/I/2021 dan Nomor 1/P/A.1/2021 tentang Percepatan Penanaman Modal Pada Sektor Pertanian,

11 Januari 2021

2 Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Badan Usaha

Milik Negara Nomor

02/MoU/HK.220/1/2021 dan Nomor MoU- 01/MBU/01/2021 tentang Sinergi dalam Pengembangan Pertanian.

11 Januari 2021

3 Kesepakatan Bersama antara 8 Kementerian tentang Revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA).

15 Januari 2021

4 Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor

3 Maret 2021

Gambar

Gambar 4. Rapat Pembahasan Permentan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Fasilitasi  Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar
Gambar 5. Rapat Pembahasan Permentan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Sumber Daya  Genetik dan Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan
Gambar 6. Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Peraturan  Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan
Gambar 7. Penyusunan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertanian dan  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode evaluasi dan metode pengumpulan data yang meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi dan kuesioner

Agar kebijakan tersebut sesuai dengan permasalahan dan situasi aktual maka dilaksanakan pertemuan pengembangan kebijakan dan pedoman pelak- sanaan kegiatan program

Temuan ini menunjuk- kan bahwa private label brands ditentukan oleh persepsi konsu- men terhadap harga produk Pri- vate Label Brands, maka sebaik- nya harga produk

Menindaklanjuti Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pelayanan Publik, Kementerian Pertanian setelah melalui proses pembahasan

Bagian Perundang-Undangan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan,

Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Biro Hukum dan Informasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ini disusun untuk dijadikan sebagai

Penelitian dengan judul “Penerapan ecoprint menggunakan teknik pounding pada anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya.” merupakan studi kualitatif terhadap data yang

Rencana Kerja Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, yang merupakan alat pengendalian program dan kegiatan pembangunan di lingkup Kementerian Pertanian dan