1
Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan penghasilan utama suatu Negara dan pendapatan dari pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara. Permasalahan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan yang bersumber dari pajak adalah banyaknya wajib pajak yang tidak berkeinginan membayar pajak atau yang biasa disebut dengan Tax Resistance. Kasipillai et al.(2003) pada penelitiannya menyatakan bahwa tax resistance dapat dilakukan dengan melakukan penghindaran pajak atau penggelapan pajak. Penghindaran pajak sangatlah merugikan Negara dan jika banyak wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak, akan mengakibatkan pendapatan Negara berkurang.
Persepsi dari seorang wajib pajak juga harus diperhatikan, karena persepsi wajib pajak banyak yang salah dan menganggap bahwa penghindaran pajak dapat dibenarkan. Nickerson et al. (2009) menemukan bahwa kemungkinan terjadinya penghindaran pajak diakibatkan oleh wajib pajak memiliki persepsi bahwa penghindaran pajak merupakan tindakan yang diperbolehkan. Palil dan Mustapha (2011) menemukan bahwa persepsi wajib pajak memiliki hubungan positif dengan kepatuhan pajak wajib pajak. Oleh karena itu persepsi wajib pajak juga harus diperhatikan oleh pemerintah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yee et al. (2017) ditemukan bahwa persepsi wajib pajak tidak akan jauh berbeda dengan moral pajak seseorang, sebagai contoh jika wajib pajak memiliki moral pajak yang kurang maka wajib pajak akan memiliki persepsi bahwa penghidaran pajak itu boleh dilakukan.
McGree dan Yoon (2014) menemukan bahwa wajib pajak yang memiliki moral pajak yang tinggi cenderung memiliki persepsi bahwa penghindaran pajak itu merupakan tindakan yang salah.
Peningkatan moral pajak dalam melakukan pelaporan perpajakan juga penting. Brick dan Porcano (2016) menyatakan bahwa moral pajak yang tinggi dapat menyebabkan penghindaran pajak menjadi lebih berkurang. Berkurangnya wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak akan membuat Negara menjadi
2
Universitas Kristen Petra
lebih berkembang karena pendapatan Negara meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan belanja Negara. Moral pajak wajib pajak dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mengakibatkan wajib pajak menjadi patuh dengan hukum perpajakan yang berlaku. Wajib pajak yang memiliki moral pajak yang tinggi akan terlihat pada sikap mereka dalam melaporkan pajak, semakin tinggi moral pajaknya maka wajib pajak akan melaporkan pajak mereka dengan jujur. McGee dan Yoon (2014) menyatakan bahwa wajib pajak yang memiliki moral pajak yang tinggi, wajib pajak cenderung akan mematuhi undang-undang pajak yang berlaku dan persepsi mereka akan menganggap bahwa penghindaran pajak itu merupakan tindakan yang salah.
Faktor-faktor seperti keadilan pajak, pengetahuan pajak, penegakan hukum, dan pertukaran sosial dapat mempengaruhi dalam meningkatkan moral pajak wajib pajak. Keadilan pajak merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan sikap wajib pajak menjadi tidak patuh terhadap peraturan pajak dan menyebabkan menurunnya moral pajak. Keadilan pajak ini merupakan faktor penting karena dapat memperngaruhi sikap wajib pajak (Tan & Chin-Fatt, 2000). Azmi dan Perumal (2008) menemukan bahwa perlakuan peraturan perpajakan yang adil kepada setiap wajib pajak dapat mengarahkan sikap wajib pajak untuk menjadi lebih baik, sehingga mengakibatkan meningkatnya moral pajak wajib pajak. Wajib pajak tidak melaporkan pajaknya sesuai dengan peraturan perpajakan karena wajib pajak menganggap bahwa peraturan perpajakan tidak adil. Wajib pajak akan menganggap bahwa peraturan pajak tidak adil pada saat pungutan pajak tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Pada penelitian Yee et al. (2017) menemukan bahwa wajib pajak meganggap peraturan pajak adil apabila tarif pajak ditentukan sesuai dengan penghasilan wajib pajak, sehingga wajib pajak yang berpenghasilan tinggi akan membayar pajak lebih tinggi dan wajib pajak yang berpenghasilan rendah akan membayar pajak sedikit.
Wajib pajak melakukan penghindaran pajak karena mereka tidak memiliki pengetahuan pajak yang cukup. Sistem pelaporan pajak di Indonesia yang menggunakan cara self assessment, wajib pajak yang tidak memiliki pengetahuan pajak yang cukup tentu akan kesulitan. Saad (2014) menyatakan bahwa diperlukannya pengetahuan pajak yang baik agar wajib pajak dapat melaporkan
3
Universitas Kristen Petra
perpajakannya dengan benar. Pengetahuan pajak yang kurang akan mengakibatkan moral pajak wajib pajak menurun. Pada penelitian Loo dan Ho (2005) ditemukan kurangnya pengetahuan pajak seringkali dimiliki oleh pegawai atau pemilik usaha orang pribadi. Penyebab dari kurangnya pengetahuan pajak ini karena mereka tidak mendapatkan pelatihan tentang perpajakan. Kurangnya pengetahuan pajak ini mengakibatkan wajib pajak tidak mengetahui dokumen apa saja yang diperlukan untuk melaporkan pajak, tidak mengetahui bagaimana cara mengisi SPT, dan tidak mengetahui tentang pengelompokan pendapatan. Wajib pajak tidak melaporkan pajaknya sesuai peraturan karena mereka tidak mengetahui berapa besar tarif yang harus mereka gunakan dan wajib pajak juga tidak paham dengan sistem perpajakan yang berlaku sehingga mereka mengganggap bahwa sistem perpajakan ini rumit.
Pada penelitian Yee et al. (2017) menemukan bahwa memiliki ilmu tentang perpajakan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi sikap wajib pajak untuk melaporkan pajaknya sesuai peraturan. Peningkatan pengetahuan pajak untuk wajib pajak perlu dilakukan sehingga mereka dapat melakukan pelaporan pajak dengan benar dan melakukan perhitungan perpajakan dengan benar. Yee et al.
(2017) berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk meningkatkan moral pajak wajib pajak adalah dengan meningkatkan pengetahuan pajak mereka dan memastikan bahwa wajib pajak mengetahui informasi perpajakan yang terbaru.
Penegakan hukum pada hukum perpajakan Negara dapat mempengaruhi kepatuhan masyarakatnya, sehingga Negara harus lebih tegas dalam memberikan sanksi pelanggaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Williams dan Krasniqi (2017) menemukan bahwa Negara yang memiliki penegakan hukum yang tegas pada hukum perpajakan dapat meningkatkan moral pajak seseorang. Peningkatan penegakan hukum perpajakan pada suatu Negara dapat dilakukan dengan menerapkan sanksi penghindaran pajak menjadi lebih berat dan juga meningkatkan pemeriksaan pajak. Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa peningkatan pada kegiatan audit dan penegakan hukum mengakibatkan menurunnya keputusan wajib pajak untuk melakukan ketidakpatuhan pajak (Alasfour, Sammy, & Bampton, 2016).
Penerapan sanksi terhadap pelanggaran pajak juga harus diperhatikan karena dengan adanya sanksi dapat mempengaruhi sikap wajib pajak. Mardiasmo
4
Universitas Kristen Petra
(2011) menyatakan bahwa penerapan sanksi yang berat akan memberikan efek jera kepada wajib pajak yang tertangkap melakukan penghindaran pajak dan akan mengubah sikap wajib pajak tersebut sehingga wajib pajak tersebut tidak berani untuk melakukan penghindaran pajak. Pada penelitian Kamil (2015) ditemukan peningkatan penegakan hukum akan membantu Negara untuk menangkap wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak dan mengakibatkan wajib pajak untuk berpikir ulang jika ingin melakukan penghindaran pajak. Peningkatan penegakan hukum dalam hal meningkatkan sanksi pajak dapat mempengaruhi pemikiran wajib pajak, mereka tidak akan melakukan penghindaran pajak karena melakukan penghindaran pajak tidak akan menguntungkan mereka dan akan membuat mereka rugi pada saat ketahuan.
Wajib pajak melakukan penghindaran pajak bukan hanya karena mereka menganggap bahwa tarif perpajakan terlalu tinggi, tetapi juga terdapat faktor pertukaran sosial. Pertukaran sosial memiliki pengertian bahwa dalam setiap hubungan sosial terdapat unsur pengorbanan dan keuntungan yang saling mempengaruhi (Homands, 1961). Yee et al (2017) menyatakan bahwa pemerintah harus menunjukkan perkembangan yang telah dilakukan oleh pemerintah sehingga dapat membuat wajib pajak berpikiran bahwa mereka mendapatkan keuntungan dari membayar pajak. Pemerintah dapat menunjukkan kemajuan Negara apa saja yang sudah dilakukan, contohnya seperti jumlah jalan tol yang semakin banyak, jalan raya sudah tidak berlubang, dan fasilitas transportasi umum kualitasnya juga meningkat.
Berdasarkan penelitian Alasfour, Sammy, dan Bamptoon (2016) ditemukan bahwa tingkat korupsi pemerintah berpengaruh terhadap sikap ketidakpatuhan pajak. Pengaruh dari pejabat yang korupsi inilah yang mengakibatkan wajib pajak tidak melaporkan pajaknya sesuai dengan peraturan, karena mereka beranggapan bahwa mereka rugi membayar pajak karena uang pajak yang mereka bayarkan pada akhirnya akan dikorupsi oleh pejabat Negara dan mengakibatkan moral pajak menurun. Pemerintah harus dapat menunjukkan kepada wajib pajak bahwa dengan meningkatnya penerimaan pajak, wajib pajak akan mendapatkan kualitas pelayanan pajak yang lebih baik dan pelayanan fiskus yang lebih baik.
5
Universitas Kristen Petra
Peningkatan moral pajak seseorang dapat diakibatkan oleh faktor internal dan faktor eksternal wajib pajak. Pada penelitian Eriksen dan Fallan (1996) menyatakan bahwa pengetahuan pajak merupakan contoh dari faktor internal wajib pajak yang akan mempengaruhi sikap mereka untuk melaporkan pajak sesuai peraturan dan menyebabkan peningkatan moral pajak seseorang, jika wajib pajak memiliki pengetahuan pajak yang tinggi maka wajib pajak akan lebih patuh dalam melakukan pelaporan perpajakan.
Keadilan pajak, penegakan hukum, dan pertukaran social merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi moral pajak seseorang menjadi lebih tinggi dan juga dapat menyebabkan menurunnya moral pajak wajib pajak. Berdasarkan penelitian Oberholzer dan Stack (2014) ditemukan bahwa jika wajib pajak menganggap bahwa peraturan perpajakan yang berlaku saat ini sudah adil maka hal ini akan meningkatkan moral pajak dan menganggap bahwa penghindaran pajak merupakan tindakan yang tidak dapat diterima.
Penegakan hukum juga merupakan faktor eksternal yang akan memberikan pengaruh pada sikap wajib pajak. Mohamad et al. (2013) menyatakan bahwa penegakan hukum yang ketat akan mengakibatkan wajib pajak menjadi tidak berani untuk melakukan kecurangan pada saat pelaporan pajak karena wajib pajak akan takut ketahuan pada saat pemeriksaan pajak dan akan terkena sanksi yang tinggi dan akan membuat mereka rugi, sehingga wajib pajak akan menjadi lebih bermoral.
Pertukaran sosial merupakan faktor eksternal juga yang akan mempengaruhi sikap wajib pajak. Justicia dan Theilen (2017) berpendapat bahwa jika wajib pajak merasakan keuntungan dari pembayaran pajak yang mereka lakukan, wajib pajak akan melakukan pelaporan pajak sesuai dengan ketentuan hukum dan hal ini akan berdampak pada meningkatnya moral pajak. Jika wajib pajak merasa dirugikan karena tidak mendapatkan manfaat dari pembayaran pajak yang mereka lakukan akan berdampak pada menurunnya moral pajak.
Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian terhadap pengaruh moral pajak terhadap persepsi wajib pajak pada penghindaran pajak. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi sikap wajib pajak atas moralitas pajak seperti keadilan perpajakan, pengetahuan perpajakan, penegakan hukum, dan pertukaran sosial.
6
Universitas Kristen Petra
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan Pada penelitian ini adalah:
1. Apakah keadilan perpajakan memiliki pengaruh terhadap moral pajak ? 2. Apakah pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap moral pajak?
3. Apakah penegakan hukum memiliki pengaruh terhadap moral pajak?
4. Apakah pertukaran sosial memiliki pengaruh terhadap moral pajak?
5. Apakah moral pajak memiliki pengaruh terhadap persepsi wajib pajak pada penghindaran pajak ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan yang ingin dicapai Pada penelitian ini sebegai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh keadilan perpajakan terhadap moral pajak.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak terhadap moral pajak.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat penegakan hukum terhadap moral pajak.
4. Untuk mengetahui pengaruh pertukaran sosial terhadap moral pajak.
5. Untuk mengetahui pengaruh moral pajak terhadap persepsi wajib pajak pada penghindaran pajak.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah kajian literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi moral pajak dan menambah kajian literatur mengenai pengaruh moral pajak terhadap persepsi wajib pajak pada penghindaran pajak.
2. Bagi otoritas yang berwenang
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan untuk Pemerintah dan Direktorat Jenderal Pajak dalam upayanya untuk mengatasi masalah penghindaran pajak.
7
Universitas Kristen Petra
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendukung penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan dengan memperluas kerangka sample.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini ditujukan khusus untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha kecil dan memiliki penghasilan bruto dibawah Rp4.800.000.000.
Pengumpulan data untuk penelitian ini akan menggunakan kuisioner yang akan dibagikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan perhitungan data akan menggunakan program WarpPLS 5.0.