3 | GAGAL NAFAS 3 | GAGAL NAFAS
MAKALAH KONSEP ASKEP MAKALAH KONSEP ASKEP
“ GAGAL NAFAS ”
“ GAGAL NAFAS ”
DI SUSUAN OLEH:
DI SUSUAN OLEH:
Kelompok 2 Kelompok 2
1.
1. Agung Agung Jostiarko Jostiarko 7. 7. Rensa Rensa MaulanaMaulana 2.
2. Bayu Bayu Muhammad Muhammad I I 8. 8. Rendra Rendra Bagus Bagus SS 3.
3. Ertinda Ertinda Devita Devita Sari Sari 9. 9. Riska Riska DestrianaDestriana 4.
4. Giyarni Giyarni 10. 10. RositaRosita 5.
5. Intan Intan Wahyu Wahyu S S 11. 11. Sinta Sinta Dewi Dewi AA 6.
6. Nuring Widyawati Nuring Widyawati 12. Yuliska Isdayanti12. Yuliska Isdayanti
DIII -
DIII - DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2012/2013
2012/2013
BAB II BAB II
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkah, rahmat, dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini limpahan berkah, rahmat, dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Keperawatan Kritis dengan baik. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Keperawatan Kritis serta untuk memperdalam peng
serta untuk memperdalam pengetahuan ”etahuan ”Gagal NafasGagal Nafas” .” .
Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari dukungan beberapa Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari dukungan beberapa pihak,
pihak, oleh oleh karena karena itu itu dalam dalam kesempatan kesempatan ini ini penulis penulis ingin ingin menyampaikan menyampaikan ucapanucapan terima kasih kepada
terima kasih kepada Ibu Siti Lestari Ibu Siti Lestari MN selaku dosen Keperawatan Kritis MN selaku dosen Keperawatan Kritis yang telahyang telah membimbing
membimbing penulis penulis dalam dalam menyusun menyusun makalah makalah ini, ini, juga juga teman-teman teman-teman D-IVD-IV Keperawatan Medikal Bedah tingkat
Keperawatan Medikal Bedah tingkat III yang ikut mengapresiasi hasil makalah ini.III yang ikut mengapresiasi hasil makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan serta kesalahan baik penulisan maupun pembahasannya. Kritik dan saran dari serta kesalahan baik penulisan maupun pembahasannya. Kritik dan saran dari pembaca
pembaca sangat sangat saya saya butuhkan butuhkan demi demi sempurnanya sempurnanya makalah makalah ini. ini. Sepeti Sepeti peribahasaperibahasa
“Tak ada gading y
“Tak ada gading yang tak retak”, ang tak retak”, masih banyak kekurangan. masih banyak kekurangan. Semoga makalah iniSemoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
dapat bermanfaat. Terima kasih.
Surakarta, 10 September 2013 Surakarta, 10 September 2013
Penyusun Penyusun
5 | GAGAL NAFAS
DAFTAR ISI
HalamanJudul ... ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi... iii
BAB I TinjauanTeori Gagal Nafas A. Pengertian ... 1
B. Etiologi ... ... 2
C. Patofisiologi ... 2
D. Manifestasi klinis ... ... 6
E. Pemeriksaan penunjang ... ... 6
F. Komplikasi ... 6
G. Diagnosa banding ... 7
H. Pencegahan ... ... 8
I. Penatalaksanaan dan terapi ... 8
BAB II Asuhan Keperawatan Gagal Nafas A. Pengkajian ... 12
B. Pemeriksaan fisik... 14
C. Diagnosa keperawatan ... 15
D. Intervensi keperawatan ... 16
Daftar Pustaka ... 22
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997).
Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk, 2001)
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
(Brunner & Sudarth, 2001).
Klasifikasi gagal nafas:
Tipe I : Disebut gagal nafas normokapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 normal. Gagal napas hipoksemia (tipe I) ditandai dengan menurunnya tekanan arterial oksigen (Pa O2) hingga di bawah 60 mm Hg dengan tekanan arterial karbon dioksida yang normal atau rendah (Pa CO2).
Ini merupakan bentuk paling umum dari gagal napas dan dapat diasosiasikan dengan segala bentuk penyakit paru yang akut, yang secara menyeluruh melibatkan pengisian cairan pada unit alveolus atau kolaps dari unit alveolus.
Beberapa contoh dari gagal napas tipe I adalah edema paru kardiogenik atau nonkardiogenik, pneumonia, dan perdarahan pulmoner.
Tipe II : Disebut gagal nafas Hiperkapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 Tinggi. Gagal napas hiperkapnia (tipe II) ditandai dengan
7 | GAGAL NAFAS
pasien dengan gagal napas tipe ini yang bernapas dengan udara ruangan.
Keasaman atau pH bergantung pada kadar bikarbonat, yang kembali lagi bergantung pada durasi hiperkapnia. Etiologi umum termasuk overdosis obat, penyakit neuromuskular, abnormalitas dinding dada, dan gangguan jalan napas berat (contohnya padaasma dan PPOK/penyakit paru obstruktif kronis).
B. ETIOLOGI
1. Depresi sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak
(pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangat
mempengaruhi ventilasi.
3. Efusi pleura, hematotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin menyebabkan gagal nafas.
Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas.
Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.
Penyebab gagal nafas berdasarkan lokasi adalah : 1. Penyebab sentral
a. trauma kepala : contusio cerebri b. radang otak : encephaliti
c. gangguan vaskuler : perdarahan otak , infark otak d. Obat-obatan : narkotika, anestesi
2. Penyebab perifer
a. Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle relaxans
b. Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchiale c. Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDS
d. Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax, haematothoraks
e. Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri (harsono, 1996)
C. MANIFESTASI KLINIS 1. Tanda
Gagal nafas total
Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan
9 | GAGAL NAFAS
Adanya kesulitasn inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan
Gagal nafas parsial
Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
Ada retraksi dada 2. Gejala
Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)
D. PATOFISIOLOGI
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunyanormal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.
Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah
ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla).
Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.
Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood. Pnemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.
PHATWAY GAGAL NAFAS - Trauma
- depresi system saraf pusat - penyakit akut paru
- kelainan neurologis
- efusi pleura,hemotokrat dan pneumotorka
↓
Gg saraf pernafasan dan otot pernafasan
↓
↑ permeabilitas membrane alveolan kafiler
Gg evitalium alveolar gg endothalium
↓ kapiler
Odema paru ↓
↓ cairan masuk ke intertisial
↓comlain paru ↓
↓ ↑ tahanan jalan nafas
↓ cairan surfaktan ↓
↓ kehilangan fungsi silia sal pernafasan
11 | GAGAL NAFAS
Kolap alveoli
↓ ekspansi paru Ventilasi dan perfusi ↓
Tidak seimbang
↓
Terjadi hipoksemia/hiperkapnia
↓
↓O2 dan CO2→ dyspenia,sianosis → ↓curah jantu ng→
Sumber : ((harsono, 1996)\
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg Sedang : PaO2 < 60 mmHg Berat : PaO2 < 40 mmHg 2. Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui
• Hemodinamik
Tipe I : peningkatan PCWP
• EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan Disritmia
F. PENANGANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Terapi oksigen Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
pola nafas tidak efektif
gg pertukaran gas
erfusi arin an
3. Inhalasi nebuliser 4. Fisioterapi dada
5. Pemantauan hemodinamik/jantung 6. Pengobatan Brokodilator Steroid 7. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
G. ASKEP Pengkajian 1. Airway
a. Peningkatan sekresi pernapasan
b. Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi 2. Breathing
a. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
b. Menggunakan otot aksesori pernapasan
c. Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis 3. Circulation
a. Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia b. Sakit kepala
c. Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
d. Papiledema
e. Penurunan haluaran urine
4. Disability
Perhatikan bagaimana tingkat kesadaran klien, dengan penilain GCS, dengan memperhatikan refleks pupil, diameter pupil.
5. Eksposure