Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Januari 2019
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SOPPENG
Andi Jumardi [email protected] Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kabupaten Soppeng dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran geografi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIc SMPN yang berjumlah siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil akhir pada setiap tahap dan pedoman observasi. Data dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis varians, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I nilai rerata 52 dengan standar deviasi (SD) 11,11 sedangkan pada siklus II nilai rerata 59,25 dengan standar deviasi (SD) 10,81 dan pada siklus III nilai rerata 68,62 dengan standar deviasi (SD) 10,78 Nilai F tabel 3,076/ Dilihat dalam tabel dengan taraf signifikan 0,05. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kabupaten Soppeng dengan menggunakan Media gambar pada pembelajaran Geografi.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Geografi, Media Gambar I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat akan mempengaruhi tatanan sosial kemasyarakatan. Teknologi informasi saat ini dan yang akan datang merupakan tantangan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
Pendidikan adalah suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia untuk mengupayakan manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu usaha kongkrit dari berbagai pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
Salah satu masalah pendidikan yang kita alami sampai saat ini adalah masalah mutu pendidikan yang merupakan masalah nasional yang sedang dihadapi dan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui pendidikan yang baik dan terencana dengan tepat. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia
Indonesia untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman.
Usaha Peningkatkan mutu pendidikan senantiasa dicari, diteliti dan diupayakan melalui kajian berbagai komponen pendidikan, seperti perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, bahan-bahan instruksional, penataran guru dan proses belajar mengajar. Demikian pula sarana dan fasilitas belajar lainnya, tidak seluruh usaha tersebut berhasil dengan benar. Oleh karena itu, dalam teori belajar mengajar dikatakan bahwa yang diperuntukkan bagi siswa yang hendaknya disesuaikan dengan perkembangan mereka.
Media Pembelajaran Geografi terdiri dari beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti: Peta, atlas, globe, gambar atau potret, slide, video pendidikan, VTR, diagram atau grafik, dan media cetak.
Namun, dilihat dari kondisi keterjangkauan Sekolah lokasi penelitian dalam pemenuhan media pembelajaran.
Jadi dapat dirumuskan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa dan sebagai alat
komunikasi dalam menyampaikan pesan (materi pembelajaran) yang lebih kongkrit pada siswa sehinmgga lebih mudah dipahami. Oleh karena itu penulis hanya
menggunakan beberapa media
pembelajaran khususnya mata pelajaran Geografi yaitu media gambar.
Dari hasil observasi awal peneliti diperoleh, bahwa masih minimnya penggunaan media gambar yang efisien.
Kebanyakan media gambar yang ditampilakan pada saat pengajaran hanya langsung di gambarkan pada papan tulis dengan menggunakan kapur tulis atau spidol permanent sehingga terkadang gambar yang dihasilkan tidak terlalu mengantarkan daya serap siswa untuk memahami suatu objek atau gambar yang ditampilkan. Kemudian banyak para pengajar hanya memberikan contoh media gambar yang terdapat pada buku paket tertentu, sehingga siswa sering merasa jenuh yang akibatnya motivasi belajar siswapun menurun. Hal ini juga sangat berpengaruh pada pengembangan kreatifitas siswa dalam mengamati suatu objek yang memiliki sudut pandang yang berbeda.
Misalnya, siswa kelas tersebut jarang yang bisa membedakan antara gunung dengan pegunungan. Terlalu banyak hal-hal yang tidak bisa disebutkan dampak dari kurang maksimalnya penggunaan media gambar pada proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran geografi. Hal ini sanagtlah berpengaruh pada tingkat motivasi dan hasil belajar para siswa.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana motivasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar pada mata pelajaran geografi terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Soppeng?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar pada mata pelajaran geografi terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Soppeng?
I.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar pada mata pelajaran geografi terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Soppeng.
2. Untuk mengetahui hasil belajar geografi dengan menggunakan media gambar pada mata pelajaran geografi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kabupaten Soppeng.
I.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk melatih penulis dalam mengungkapkan pemikiran secara ilmiah dan sistematis, juga menambah pengetahuan bagi peneliti khususnya setelah terjun ke lapangan dapat menggunakan media yang tepat.
2. Untuk bahan bacaan kepustakaan dan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk jenis peneliti yang relevan.
3. Sebagai bahan informasi bagi guru Geografi untuk memikirkan alternative yang dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa, misalnya melalui penggunaan media pada pembelajaran Geografi.
4. Untuk memberikan informasi kepada pembaca khususnya, pada peneliti yang lain yang mengkaji tentang penggunaan media pembelajaran Geografi terhadap peningkatan hasil belajar geografi.
II. Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir
III. METODE PENELITIAN III.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian terdapat beberapa jenis penelitian antara lain:
a. Penelitian Survei
b. Classroom Action Research c. Grounded Research
d. Kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif
e. Analisa data sekunder
Dari berbagai jenis penelitian yang disebutkan di atas maka salah satu jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Penelitian ilmiah yang secara langsung dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas praktik kependidikan adalah penelitan tindakan. Perpaduan antara istilah penelitian dan tindakan menggambarkan ciri esensial dari pendekatan ini, yaitu mencoba menerapkan ide-ide atau pemikiran kedalam praktik sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengetahuan tentang sesuatu.
Misal penelitian tindakan kelas merupakan perbaikan praktik.
Manfaat Penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengembangkan pemikiran dan peningkatan pengetahuan serta praktik kependidikan dan pembelajaran. Hasilnya digunakan untuk mengembangkan sekolah dan kelas, serta artikulasi secara tepat dan justifikasi terhadap rasionalisasi pendidikan yang dilakukan. Stenhouse secara cermat menekankan bahwa penelitian tindakan seharusnya tidak hanya melakukan praktik namun juga sebuah teori pendidikan dan pembelajaran yang dapat diakses ke guru- guru lain. Sehingga penelitian tindakan merupakan suatu cara untuk menggabungkan teori dan praktik menjadi satu kesatuan.
Secara singkat penelitian kelas dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat relektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek- praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, penelitian tindakan kelas (classroom action research) dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Merencanakan, Melakukan Tindakan,
Mengamati, Refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum maksimal untuk memacahkan masalah yang merisaukan. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah berakhir, namun biasanya muncul akan muncul kembali masalah baru atau kerisauan baru.
Masalah ini akan kembali dipecahkan dengan mengikuti dayr PTK. Jika
III.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini perlu diketahui. Penelitian ini terdiri dari atas dua variabel yaitu motivasi belajar siswa dan hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Soppeng.
III.3. Definisi Operasional Variabel a. Motivasi belajar siswa, artinya di
dalam proses pembelajaran peneliti ingin mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran gambar yang relevan dengan materi pokok bahasan.
b. Hasil belajar geografi siswa adalah nilai yang diperoleh melalui tes akhir di setiap siklus. Tingkat penguasan materi oleh siswa tercermin dari skor yang dicapai setiap siswa dari jawaban tes hasil belajar geografi.
III.4. Bentuk dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kelas dengan bentuk penelitian tindakan. Pada pembelajaran pertama, sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran kedua dan ketiga, hanya refleksi terhadap setiap pembelajaran berbeda tergantung dari fakta dan interpretasi data yang ada atau situasi dan kondisi yang dijumpai. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal mengenai cara penggunaan media pembelajaran media gambar.
III.5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk data mengenai motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar akan diambil dengan menggunakan pedoman observasi.
b. Data tentang hasil belajar geografi yang diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar pada setiap akhir tahap.
III.6. Analisis Data
Data hasil prestasi belajar geografi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif dan analisis statistic inferensial. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar siswa adalah berdasarkan teknik kategorisasi skala lima. Menurut Depdikbud (1993:7) bahwa skor standar umum yang digunakan adalah skala lima yaitu pembagian tingkat penguasan yang terbagi atas lima kategori, yaitu:
90 - 100 dikategorikan sangat tinggi 80 - 89 dikategorikan tinggi 65 - 79 dikategorikan sedang 55 - 64 dikategorikan rendah 0 - 54 dikategorikan sangat rendah
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan penerapan media pengajaran geografi dan skor hasil belajar siswa. Analisis data tersebut ditampilkan dalam bentuk nilai maksimum, minimum, nilai rata-rata standar deviasi serta frekuensi dan persentase hasil belajar.
III.7. Indikator Keberhasilan
Indicator dari penilaian ini adalah apabila terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar geografi dari tahap pertama ke tahap kedua. Perlakuan dianggap berhasil apabila mencapai nilai ketuntasan individu mencapai 65 dan ketuntasan secara klasikal harus mencapai 85% dari jumlah siswa.
IV. HASIL PENELITIAN IV.1. Hasil Analisis Kuantitatif a. Analisis Statistik Deskriptif 1) Hasil Tes Akhir Siklus I (Pertama)
Tabel 1. Statistik Siklus I
Pada tes akhir siklus ini, diperoleh gambaran tentang kemampuan pemahaman siswa kelas VIIIc yang menjadi subjek penelitian. Tes akhir siklus ini diikuti oleh semua siswa kelas VIIIc SMP Negeri 2
Soppeng yang berjumlah 40 orang. Adapun data skor hasil tes siswa pada tes siklus I ini dapat dilihat pada tabel di atas.
Dari tabel di atas kita dapat memperoleh gambaran mengenai tingkat kemampuan dan pemahaman dari siswa setelah diterapkan pembelajaran Geografi dengan menggunakan media gambar. Pada siklus I ini nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 52 dari nilai ideal (nilai maksimum) yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 85, skor terendah adalah 30, dengan standar deviasi 11,11.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai tes Siklus
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa dari 40 siswa kelas VIIIc SMP Negeri 1 Anggeraja terdapat sekitar 2,5 % yang penguasaan materinya masuk dalam kategori sangat rendah, 52,5
% masuk dalam kategori rendah, 25
%masuk dalam kategori cukup, 17,5 % masuk dalam kategori baik dan 2,5 % masuk dalam kategori sangat baik.
Selanjutnya untuk melihat jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar individual pada akhir siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Kriteria Frekuensi dan Persentase Nilai tes Siklus
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa dari 40 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Soppeng terdapat sekitar 8 atau 20% siswa yang mencapai nilai standar ketuntasan belajar individual yang ditetapkan oleh dinas pendidikan nasional yaitu 65,0. Sedangkan siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar individual sebanyak 32 orang atau sekitar 80%.
2) Hasil Tes Akhir Siklus II
Siklus II ini merupakan lanjutan dari siklus I, sehingga dari hasil tes pada siklus II kita bisa melihat bagaimana perkembangan kemampuan pemahaman siswa kelas VIIIc terhadap mata pelajaran Geografi setelah tindakan kelas yaitu penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pada materi Letak Geografis dan Astronomis Indonesia. Tes akhir siklus ini diikuti oleh semua siswa kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng yang berjumlah 40 orang. Adapun data skor hasil tes siswa pada tes siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Statistik Siklus II
Dari tabel di atas kita dapat memperoleh gambaran mengenai tingkat kemampuan dan pemahaman siswa setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Pada siklus II ini, terjadi perubahan perolehan hasil tes siswa. Dimana nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah dari nilai ideal (nilai maksimum) yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 85, skor terendah adalah 35, dengan standar deviasi 10,81.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa dari 40 siswa kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng terdapat sekitar 32,5% yang penguasaan materinya masuk dalam kategori kurang. 30% masuk dalam kategori cukup, 35% kategori baik dan 2.5% masuk dalam kategori sangat baik.
b. Analisis Statistik Inferensial
hasil analisis statistik inferensial tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan Media pembelajaran geografi media gambar di SMP Negeri 2 Soppeng digunakan statistik parametrik yaitu Uji Anava (Analisis Varians).
F Hit = 23.133 F Tab = 3.076
Karena F Hit > F Tab maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Jadi ada peningkatan hasil belajar geografis siswa kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng dengan menggunakan media pembelajaran media gambar.
IV.2. Hasil Analisis Kualitatif
Pada bagian ini membahas tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng selama diterapkannya media gambar sebagai media pembelajaran. Pembahasan yang dimaksud merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi siswa yang dicatat oleh peneliti pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran berlangsung dari tiap-tiap siklus. Adapun perubahan-perubahan tersebut adalah:
a. Tingkat kehadiran siswa tidak mengalami perubahan yang berarti pada setiap siklus. Adapun siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit atau izin.
b. Perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Hal ini terlihat pada beberapa hal berikut:
1) Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan
2) Jumlah siswa yang mengerajakan tugas rumah juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi pada setiap siklus. Pada siklus I terdapat hanya 32 siswa yang dapat menyelesaikan tugas dirumah dan 8 orang yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya di rumah. Pada siklus II jumlah siswa yang dapat mengerjakan tugasnya di rumah ada 39 siswa dan yang tidak mengerjakan tugasnya
dirumah hanya 1 orang, itupun dikarenakan tidak hadirnya siswa pada saat pemberian soal-soal yang akan dikerjakan di rumah.
3) Jumlah siswa yang memperlihatkan pembahasan materi juga mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari sikap siswa pada saat menerima materi pelajaran. Siswa sangat gembira dan senang apabila mereka diperlihatkan contoh-contoh media gambar yang bersangkutan dengan materi yang dibawakan. Ini terjadi pada setiap siklus.
Tabel 6. Komponen Siklus
4) Siswa yang aktif memberikan contoh masalah dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi yang dipelajari juga mengalami peningkatan.
5) Jumlah siswa yang memperhatikan media yang digunakan
6) Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis juga mengalami peningkatan.
7) Meningkatnya daya kreatifitas siswa dalam menyajikan media
media yang lain yang berhubungan dengan materi pelajaran.
c. Kerjasama dan komunikasi siswa dalam kelompok semakin terjalin yang ditandai dengan adanya beberapa siswa yang bertanya dan meminta penjelasan kepada teman kelompoknya berkaitan dengan materi yang diberikan.
d. Perubahan sikap siswa
Peningkatan prestasi belajar siswa di kelas SMP Negeri 2 Soppeng dapat dilihat dari perubahan sikap siswa mulai dari siklus I, II dan III. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 6 di atas.
Dari tabel di atas terlihat adanya perubahan sikap siswa dari setiap siklus kecuali pada tingkat kehadiran siswa.
Tingkat kehadiran tidak terjadi perubahan yang berarti dikarenakan adanya siswa yang tidak hadir karena mereka sakit dan ada siswa yang minta izin. Pada siklus I Siswa yang hadir pada saat pembelajaran 95,8%, Siswa yang memperhatikan pembahasan materi 37,5%, Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi 62,5%, Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran 12,5%, Siswa yang meminta untuk dijelaskan kembali suatu konsep yang telah dibahas 6,25%, Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran 6,25%, Siswa yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompoknya 28,75%.
Pada siklus II Siswa yang hadir pada saat pembelajaran 98,3%, Siswa yang memperhatikan pembahasan materi 52,5%, Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi 47,5%, Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran 17,5%, Siswa yang meminta untuk dijelaskan kembali suatu konsep yang telah dibahas 6,25%, Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran 7,5%, Siswa yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompoknya 42,5%. Sedangkan pada siklus III Siswa yang hadir pada saat pembelajaran 98,3%, Siswa yang memperhatikan pembahasan materi 87,5%, Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi 12,5%, Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan
tentang materi pelajaran 30%, Siswa yang meminta untuk dijelaskan kembali suatu konsep yang telah dibahas 3,75%, Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran 15%, Siswa yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompoknya 87,5%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan
1. Terjadi peningkatan motivasi belajar dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang aktif mengikuti proses belajar mengajar. Misalnya, kurangnya siswa yang melakukan kegiatan lainnya pada saat proses belajar sedang berlangsung, banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan, siswa telah berani memberikan tanggapan dari pertanyaan, banyaknya siswa yang berani untuk tampil di depan kelas, banyaknya siswa yang mengerjakan tugas di rumah, meningkatnya kreatifitas siswa dalam memberikan contoh-contoh objek kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam materi.
2. Hasil belajar siswa pada kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng yang diajar
dengan menggunakan Media
pembelajaran media gambar menunjukkan bahwa pada tes siklus I, jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar individual adalah 20% dengan kriteria tuntas dan 80%
dengan kriteria tidak tuntas.
3. Hasil belajar siswa pada kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng yang diajar
dengan menggunakan Media
pembelajaran media gambar menunjukkan bahwa pada tes siklus II, jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar individual adalah 37,5% dengan kriteria tuntas dan 62,5%
dengan kriteria tidak tuntas.
4. Hasil belajar siswa pada kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng yang diajar
dengan menggunakan Media
pembelajaran media gambar menunjukkan bahwa pada tes siklus III, jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar individual adalah 85% dengan kriteria tuntas dan 15%
dengan kriteria tidak tuntas.
5. Dari data standar ketuntasan belajar individual siswa di kelas VIIIc SMP Negeri 2 Soppeng terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran media gambar dalam pembelajaran geografi.
V.2. Saran
1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran geografi lebih profesional dan kreatif dalam menyajikan materi agar prestasi belajar geografi siswa dimasa-masa yang akan datang lebih baik
2. Diharapkan kepada pendidik khususnya guru dapat menyesuaikan media pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan dengan kondisi kelas agar dapat memotivasi dan menarik perhatian siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Alfandi, Widodo. 2001. Epistimologi Geografi. Universitas Gadjah Mada Press:
Yogyakarta
[2]. Arsyad Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada
[3]. Depdikbud. 1993. Evaluasi Dan Penilaian. Protek peningkatan mutu guru dirjen DIKNASMEN : Jakarta.
[4]. Djamarah & Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
[5]. Edgan Dale. 1990. Assosiation for Education Commucation and Technology (AECT).
UNS : Surabaya.
[6]. Hamalik. 1994. Prosedur Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
[7]. Haryangnti . 2001. Proses Belajar mengajar efektif. Lomba Karya Tulis Ilmiah.
DEPDIKNAS.
[8]. Heinich, Molenda, Russel , 1996. Media Pengajaran Pendidikan. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
[9]. Lawalata, P.M. 1980. Pengaruh Persepsi dan Kebiasaan Pimpinan Terhadap Performans Administrasi Kepala Sekolah Dasar di Sulawesi Selatan. Disertasi IKIP Bandung.
[10]. Nurbaeti Syutin. 2004. Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran. Pustekkom Depdiknas.
[11]. Poerwardarmanto. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. PT Remaja Rosdakarya : Bandung [12]. Raharjo, dkk. 1994. Media Pengajaran (Pembuatan dan Penggunaan). Sinar Baru:
Bandung.
[13]. Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Cet. III Jakarta: LP3ES [14]. Sisdiknas, 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI . Jakarta
[15]. Sudjana, Nana. 2001. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar mengajar. Sinar Baru: Bandung.
[16]. Sudjana. 1992. Statistik Terapan, Sinar Baru Algesindo: Bandung.
[17]. Sudjarwo,1998. Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.
[18]. Sumaatmajda, Nursid. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Bumi Aksara: Jakarta.
[19]. Tabrani Ruyan. 2006. Hakekat Belajar. Makalah. Malang
[20]. Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara; Jakarta.
[21]. R .Angkowo & A. Kosasih.. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT Grasindo. Jakarta.
2007