Luncurkan Startup kamu dalam 6 bulan
bersama Corporate Innovation Asia (CIAS) Dr. Indrawan Nugroho, CEO & Co-founder CIAS
www.cias.co
Agile Innovation Project-based Learning
Peserta Program
250 orang terpilih dari 2.734 Pendaftar Lintas Propinsi: 22 Propinsi
Lintas Kampus: 107 Kampus Lintas Jurusan: 86 Jurusan
Lintas Semester: Semester 5 hingga 12 Kombinasi: Hustler, Hacker, Hipster Keseimbangan Komposisi Jenis Kelamin Keseimbangan Jurusan Sosial & Eksakta Punya
Pengalaman Relevan dengan Inovasi Berkomitmen Tinggi dan Kuat Kerja Tuntas
B. Proposal| Presentation 3
KONSEP PROGRAM
Tujuan dari program 6-bulan ini ialah untuk memampukan mahasiswa mengembakan solusi inovatif untuk memecahkan permasalahan kompleks yang ditemukan di lingkungannya.
Dalam program project-based-learning ini, mahasiswa akan diberikan proyek atau tantangan kelompok (5 orang) untuk memecahkan satu permasalahan yang ada di lingkungannya dengan mengembangkan sebuah solusi atau produk inovatif yang desirable atau diinginkan pengguna (pemilik masalahnya), feasible atau mampu diimplementasikan dengan baik, dan viable atau menguntungkan dari segi bisnis atau finansial.
Melalui program ini, Mahasiswa akan mendapatkan:
COMMUNICATION COLLABORATION CRITICAL THINKING
CREATIVITY
Melalui pengerjaan proyek, 4 kompetensi yang penting untuk
dimiliki di abad 21, “4C”, akan terasah
DESIGN THINKING AGILE DEVELOPMENT
BUSINESS MODEL
Bimbingan dan pengalaman menggunakan metode-metode inovasi yang sedang populer di
dunia bisnis
VALIDATED SOLUTION MINIMUM VIABLE PRODUCT
BUSINESS MODEL
Hasil inovasi riil yang sudah tervalidasi yang bisa ditawarkan ke
inkubator startup atau investor venture capital
AGILE INNOVATOR
Sertifikasi
‘Agile Innovator’
dari CIAS
50 Squad
16 Area Solusi
6
UMKM & Ekonomi Kreatif; 6
Fashion; 5
Industri Filantropi; 1 Industri Pernikahan; 1 Lingkungan; 2
Kesehatan; 1 Kuliner; 3
Layanan Keuangan; 2
Manajemen Pemasaran; 1 Olahraga; 1
Parenting; 2 Pariwisata; 8
Pendidikan; 12 Pertanian; 1
Psikologi; 1 Teknologi; 3
SEBARAN AREA SOLUSI
6
Contoh Startup Mahasiswa Binaan
CARI JAJAN adalah Layanan Pesan Antar Makanan dalam jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan mitra pedagang kaki lima.
172+
2 +
2 Mitra Pengantar Mendapatkan Pekerjaan 30 Mitra Pedagang
Telah Bergabung
100 +
100 Pelanggan Menggunakan Layanan
30 +
CARI JAJAN secara perdana meluncurkan prototype layanan pertamanya dengan cakupan zona pertama Bagan Batu, Riau, Pada awal bulan Oktober 2021.
Terletak di Pulau Sumatra, Provinsi Riau, dengan total
populasi 13.370 jiwa.
450+
ZONA BAGAN BATU
MAKANAN TERJUAL
TOTAL TRANSAKSI
LAYANAN CARI JAJAN
Layanan Cari Jajan
Cari Jajan tersedia di WhatsApp, Web, dan Google Play Store
carijajanapps
easy-in
Easyin hadir memutus rantai penggunaan kemasan plastik rumah tangga mengubah gaya hidup menjadi sustainbility lifestyle untuk kehidupan bumi yang lebih baik
#bumiberhakbahagia
Modal awal easyin saat rilis MVP adalah Rp.380.000,- total tranksasi hingga saatini Rp.2.329.030
90 L Produk home care terjual melalui easyin dengan cara isi ulang di rumah tangga artinya 4,5 KG kemasan plastik telah dicegah
penggunaanya melalui easyin.
CEO easyin Fastabiq Rahmat Imanu
Teknik Industri Universitas Indonesia
Studi Independent CIAS X Kampus Merdeka
O U R C U ST O M E R
KATAKAN TIDAK PADA KEMASAN PLASTIK
Problem
03
Solusi
+
74
Venue
+
276
Follower
+
116
User Active
+
23
Komunitas
1M
Gross Transaction Value
Revenue Stream:
IDR
Traction:
Profit Sharing
Iklan Biaya
+Admin
DAKINDO.CO
Startup energy conversion kinetic menjadi energi listrik berupa powerbank engkol untuk memenuhi kebutuhan listrik
Dari sisi teknis kami sudah bertemu langsung dengan Pak Ricky Elson (Founder mobil listrik SELO 2) bahwa teknologi
superkapasitor sebagai energi storage possible untuk direalisasikan
Pak Dwi Kishan percaya dengan SDM team kami & scale up teknologi ini akan luas kedepannya ( sepeda listrik, turbin angin, energy storage, etc ) energi akan grow up kedepannya & beliau rela support dari segi dana dan relasi
DAKINDO. CO memiliki team R&D kompeten terdiri dari gabungan T. Industri, T. Elektro, dan T. Mesin yang memiliki banyak pengalaman dan kompetensi dengan mobil listrik
& energy storage
Agustus - Desember awal Team R&D mewujudkan produk kedalam bentuk fisik sehingga pada demo day tanggal 8 Dec di LIVE Youtube CIAS saat Team DAKINDO.CO pitching mendapatkan 1 investor yang tertarik untuk mensupport DAKINDO.CO
SUCCESS STORY
METAVERSE IN THE MAKING
Proses pemesanan dengan menggunakan gform kemudian beralih ke aplikasi
Proses check pesanan yang masuk dan database file yang telah siap dikirim
Proses pengiriman melalui email serta reminder admin di WA early adaptor (EA)
Feedback customer melalui chat langsung serta gform dan proses iterasi
Proses rilis 3 kali dengan total pemesanan sebanyak 19 kali
It’s Time to Shine
Saat proses rilis MVP terdapat early adaptor (EA) yang ingin memesan template design
promosi dalam jumlah besar dan berhasil sampai tahap penawaran harga
SUCCESS STORY SQUAD
Terdapat satu brand produk kecantikan yang tertarik dengan filter makeup dari kami dan berhasil sampai tahap pengajuan proposal
hingga deal seharga 15 juta
Dengan salah satu teknologi yang kami gunakan yaitu AR (Augmented Reality)
pada makeup filter,
kami berkesempatan untuk meet dan diskusi mengenai sebuah project
It’s Time to Shine
6
Tanggapan terhadap konsep Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) yang disusun oleh Kemendikbudristek RI
✓ MBKM sangat baik dalam memberikan eksposur pada para mahasiswa tentang dunia usaha atau dunia industri (DU/DI). Bukan hanya mengenal DU/DI, namun mengalami dan
menyelaminya sendiri. Mereka mendapatkan banyak perspektif yang tidak bisa di dapat di kampus.
✓ Interaksi, diskusi dan dinamika aksi yang terjadi antar peserta MBKM yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda menghadirkan perspektif yang kaya akan hidup,
pekerjaan, dan ilmu itu sendiri. Program MBKM CIAS melibatkan 250 mahasiswa yang datang dari 22 propinsi, 107 kampus, dan 86 jurusan yang berbeda.
✓ David Epstein dalam bukunya RANGE menyimpulkan bahwa orang-orang yang akan berhasil
dimasa depan adalah mereka yang memiliki ’T-shaped Expertise’. Menguasai satu bidang
namun juga memahami beragam bidang. MBKM memungkinkan itu.
6
Bagaimana kondisi faktual sinkronisasi DU/DI dengan dunia pendidikan?
Saat ini masih berjarak. Lulusan kampus masih dinilai belum benar-benar siap kerja.
Saya banyak membantu perusahaan untuk melakukan onboarding karyawan baru.
Walaupun mereka sudah kuliah 4 tahun, namun perusahaan tetap memerlukan
mereka ‘kuliah’ lagi di perusahaan sebagai Management Trainee satu hingga dua
tahun lamanya.
6
Apa kendala dan masukan untuk perbaikan?
Kendala:
✓ Belum semua perguruan tinggi dengan sukarela mengadopsi program MBKM, sebagian mengijinkan mahasiswa untuk ikut serta namun tidak bersedia
mengkonversi menjadi SKS perkuliahan.
✓ Ego sektoral masing-masing program studi menyulitkan proses integrasi MBKM dalam kampus.
Masukan:
✓ Mewajibkan semua kampus untuk mengijinkan mahasiswanya mengikuti program MBKM sesuai arahan Dikti.
✓ Mendorong mahasiswa untuk mengikuti program MBKM sesuai dengan minatnya.
✓ Memilih partner yang tepat dalam menyelenggarakan program MBKM untuk
mahasiswa.
6
Keterampilan apa yang dibutuhkan lulusan pendidikan agar
sesuai dengan kebutuhan DU/DI?
6
Substansi apa saja yang perlu dimasukkan dalam Program
MBKM terkait link and match pendidikan dengan dunia kerja?
DIALOG &
KEBIJAKAN
Perguruan Tinggi
Dunia Kerja
/Usaha
6
Apa masukan perbaikan pendidikan untuk peningkatan sumber daya manusia tenaga kerja dan tingginya tingkat pengangguran lulusan Perguruan Tinggi?
Mungkin karena proses pendidikan di perguruan tinggi didesain dan diselenggarakan oleh para
Akademisi yang sangat menyukai ilmu pengetahuan, maka asumsi dasar yang digunakan adalah semua mahasiswa ingin (dan perlu) menjadi akademisi. Itulah sebabnya prestasi akademik menjadi tolak ukur utama kesuksesan mahasiswa. Asumsi lain yang juga mempengaruhi desain pembelajaran (namun
kurang tepat) adalah bahwa ketika mahasiswa hebat dalam bidang akademik maka mereka akan berhasil dalam dunia usaha atau dunia kerja.
Tidak semua mahasiswa ingin menjadi akademisi, sebagian besar bahkan ingin bekerja di perusahaan atau menjadi pengusaha. Namun kurikulum maupun desain proses pembelajaran (yang didesain oleh akademisi) masih kuat berorientasi pada akademik. Jikapun sudah diarahkan ke dunia kerja atau usaha, tetap saja menggunakan perspektif akademisi. Maka pihak kampus perlu membuka diri seluas-luasnya pada pelaku industri untuk ikut serta mentransformasi kurikulum dan proses pembelajaran di
kampus-kampus mereka.
6