• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 261/PM.05/K1/08/2022 TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN, AKREDITASI DAN PEMANTUAN PEMILU TAHUN 2024

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 261/PM.05/K1/08/2022 TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN, AKREDITASI DAN PEMANTUAN PEMILU TAHUN 2024"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 261/PM.05/K1/08/2022

TENTANG

PEDOMAN PENDAFTARAN, AKREDITASI DAN PEMANTUAN PEMILU TAHUN 2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. Pasal 4, Pasal 5, Pasal 12, Pasal 14 Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pemantauan Pemilu yang menyatakan pemantau Pemilu wajib terdaftar dan memperolah akreditasi dari Bawaslu dengan terlebih dahulu melalui tahapan pendaftaran, penelitian administrasi dan akreditasi;

b. Bahwa Pasal 16, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 26 Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pemantauan Pemilu yang menyatakan hak dan kewajiban Pemantau Pemilu;

c. Bahwa untuk memberikan panduan agar terdapat mekanisme yang sama dalam pendaftaran Pemantau Pemilu di lingkungan Bawaslu, perlu disusun Pedoman Teknis Pendaftaran;

d. Bahwa untuk memberikan panduan agar terdapat mekanisme yang sama dalam pendaftaran Pemantau Pemilu di lingkungan Bawaslu, perlu disusun Pedoman Teknis Pendaftaran Online;

e. Bahwa untuk memberikan panduan agar terdapat keseragaman antara hak dan kewajiban bagi Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota serta Pemantau Pemilu, perlu disusun format Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota dan Pemantau Pemilu;

(2)

f. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu menetapkan Keputusan Bawaslu tentang Akreditasi dan Pemantauan Pemilu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);

2. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 141);

3. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang pemantauan Pemilihan Umum;

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 178);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN, AKREDITASI DAN

PEMANTUAN PEMILU TAHUN 2024

KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pendaftaran Pemantau Pemilu dan Nota Kesepahaman sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas:

a. Lampiran I : Pedoman Teknis Pendaftaran Pemantau dalam pelaksanaan Pemilu Tahun 2024;

b. Lampiran II : Format Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota dengan Lembaga Pemantau Pemilu yang sudah terakreditasi oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Pemilu Tahun 2024;

c. Lampiran III : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemantauan Bagi Pemantau Pemilu Yang Terakreditasi oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Pemilu Tahun 2024.

KETIGA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai acuan bagi Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan

(3)

Bawaslu Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pendaftaran Pemantau Pemilu dalam Pemilu Tahun 2024;

KEEMPAT : Proses Pendaftaran Pemantau Pemilu yang telah dilaksanakan sebelum ditetapkannya Keputusan ini dinyatakan sah dan tetap berlaku;

KELIMA : Nota Kesepahaman yang telah dilaksanakan sebelum ditetapkannya Keputusan ini dinyatakan tetap sah dan berlaku untuk kemudian dilanjutkan dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS);

KEENAM : Proses Pendaftaran Pemantau Pemilu yang sedang dan akan berlangsung wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman Teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETUJUH : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 01 Agustus 2022 Ketua,

Rahmat Bagja

(4)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 261/PM.05/K1/08/2022 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2024.

PEDOMAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2024

(5)

PEDOMAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU TAHUN 2024

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan Pemilu yang Langsung, Umum, Bebas, Rahasia disebut dengan “LUBER” dan Jujur dan Adil disebut dengan “JURDIL” maka diperlukan kerjabersama dari semua pihak. Penyelenggaraan Pemilu yang bersih, damai, dan demokratis, perlu melibatkan partisipasi masyarakat untuk melakukan pemantauan pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu. Tidak hanya lembaga penyelenggara Pemilu namun juga masyarakat. Sebagai warga negara yang ikut serta dalam pembangunan, maka sudah semestinya berpartisipasi aktif dalam bidang sosial, politik, dan demokrasi. Salah satu caranya yakni dengan mengawasi penyelenggaraan Pemilu di Republik Indonesia baik itu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Anggota DPR, Pemilihan Anggota DPD dan Pemilihan DPRD.

Dengan adanya keikutsertaan warga masyarakat memantau Pemilu melalui lembaga pemantau Pemilu menunjukkan eksistensi dari warga negara yang menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Keaktifan setiap elemen masyarakat dalam pengawasan Pemilu tahap demi tahap merupakan wujud nyata kepedulian terhadap suksesnya kemajuan sebuah bangsa. Karena secara esensial, demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Bentuk dari pengawasan partisipatif yang dilakukan oleh warga negara atau masyarakat Indonesia ialah memantau jalannya Pemilu.

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu kunci suksesnya pelaksanaan Pemilu. Besar atau kecilnya partisipasi masyarakat sangat menentukan kualitas dari Pemilu. Partisipasi masyarakat dalam praktiknya memang beragam. Ada yang berupa partisipasi masyarakat dalam memilih, pendidikan pemilih, dan ada juga partisipasi dalam ranah keterlibatan masyarakat dalam pengawasan Pemilu.

Bentuk partisipasi paling minimal dari pemilih atau warga masyarakat adalah bagaimana dia mau datang dan menggunakan hak pilihnya saat pelaksanaan Pemilu. Usaha yang dilakukan semua pihak untuk memberi pendidikan politik pada masyarakat agar mereka mau menggunakan hak pilihnya inilah yang dianggap sebagai pendidikan pemilih atau sosialisasi ke pemilih.

Partisipasi masyarakat di level lebih tinggi dari sekedar menggunakan hak pilih adalah ketika mereka mau terlibat dalam proses pendidikan pemilih, atau bahkan melakukan pemantauan Pemilu.

(6)

Hal ini dapat dilaksanakan dengan landasan hukum sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 pada Bab XVI tentang PEMANTAU PEMILU yang terdiri dari delapan bagian. Yaitu, Pemahaman Pemantau Pemilu, Persyaratan dan Tata Cara Menjadi Pemantau Pemilu, Wilayah Kerja Pemantau, Tanda Pengenal Pemantau, Larangan Bagi Pemantau, Saksi Bagi Pemantau Pemilu, dan Pelaksanaan Pemantauan. Dalam undang-undang tersebut memberikan ruang yang memadai masyarakat untuk melakukan pemantauan Pemilu.

Pedoman Teknis Pemantau dan Tata Cara Pemantauan dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2024 ini sebagai pedoman bagi lembaga swadaya masyarakat, badan hukum, lembaga pemantau dari luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri, dan perwakilan negara sahabat di Indonesia, serta perseorangan dalam melakukan pemantauan Pemilu.

B. TUJUAN

Pedoman Teknis pendaftaran Pemantau Pemilu dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2024 sebagai petunjuk mengenai Tata Cara Pendaftaran Pemantau dalam Pemilu Tahun 2024.

C. SASARAN 1. Bawaslu;

2. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh;

3. Bawaslu Kabupaten/Kota

4. Lembaga swadaya masyarakat;

5. Organisasi Kepemudaan;

6. Organisasi Masyarakat;

7. Lembaga Pemantau Pemilu Luar Negeri; dan 8. Perwakilan Negara sahabat

D. RUANG LINGKUP

1. Pendaftaran Pemantau Pemilu;

2. Penelitian Administrasi; dan

3. Akreditasi dan Tanda Pengenal Pemantau.

E. PENGERTIAN UMUM

1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,

(7)

bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh adalah badan yang mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di wilayah Provinsi, termasuk Panita Pengawas Pemilihan Provinsi Aceh.

4. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota adalah Badan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di wilayah Kabupaten/Kota, termasuk Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Aceh;

5. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di wilayah kecamatan;

6. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin;

7. Pemantau Pemilu adalah lembaga swadaya masyarakat, badan hukum, lembaga pemantau dari luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri, dan perwakilan negara sahabat di Indonesia, serta perseorangan yang mendaftar kepada Bawaslu dan telah memperoleh akreditasi dari Bawaslu;

8. Pemantauan Pemilu adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemantau Pemilu untuk memantau pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu;

9. Akreditasi adalah pengesahan yang diberikan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, dan Bawaslu Kabupaten/Kota kepada Pemantau Pemilu yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bawaslu.

(8)

BAB II

PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILIHAN UMUM

A. PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU DALAM NEGERI

1. Persiapan Pendaftaran Pemantau Pemilu

Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pemantau Pemilihan Umum, pendaftaran pemantau Pemilu dilaksanakan sebelum tahapan penyelenggaraan Pemilu sampai dengan 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan hari pemungutan suara. Guna mempermudah lembaga pemantau Pemilu dalam Negeri melakukan pendaftaran secara langsung, maka lembaga Pemantau Pemilu dalam negeri dapat melakukan pendaftaran di Kantor Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh atau Bawaslu Kabupaten/Kota. Dalam rangka melakukan persiapan pendaftaran Pemantau Pemilihan Umum, Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh atau Bawaslu Kabupaten/Kota wajib:

a. Mengumumkan dan membuka pendaftaran Pemantau Pemilihan Umum;

b. Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan di laman atau media sosial Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, yang paling sedikit memuat informasi mengenai jadwal waktu pendaftaran, persyaratan pematau Pemilu, tempat pendaftaran dan penyerahan dokumen persyaratan.

c. Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, dan Bawaslu Kabupaten/Kota menyiapkan meja Layanan Pemantau Pemilu, sebagai ruang untuk melakukan Konsultasi dan pendaftaran pemantau Pemilu;

d. Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh atau Bawaslu Kabupaten/Kota menyiapkan formulir sebagai berikut:

1) Formulir I.1 (Formulir pendaftaran Pemantau Pemilu dalam Negeri), yang memuat informasi daftar kelengkapan persayaratan sebagai berikut:

a) Profil organisasi lembaga Pemantau Pemilu dalam Negeri;

b) Nama dan jumlah anggota Pemantau Pemilu dalam Negeri;

c) Profil Pengurus lembaga Pemantau Pemilu Dalam Negeri;

d) Tahapan yang akan dipantau;

e) Alokasi anggota pemantau;

f) Sumber Dana;

(9)

2) Formulir I.2 (Surat pernyataan mengenai independensi lembaga pemantau dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan);

3) Formulir I.3 (Surat pernyataan mengenai Sumber dana yang akan digunakan dalam melakukan Pemantauan Pemilu);

4) Formulir I.4 (Surat pernyataan dan pengalaman keterlibatan dalam Kepemiluan);

5) Formulir I.5 (surat Pernyataan terkait dengan rencana, jadwal, daerah dan alokasi jumlah pemantau Pemilu);

6) Formulir I.6 (Tanda terima Pendaftaran Lembaga Pemantau Pemilu);

7) Formulir I.7 (Tanda terima penyerahan sertifikat);

8) Sertifikat Pemantau Pemilu Dalam negeri;

9) Tanda pengenal Pemantau Pemilu Dalam Negeri;

10) Sistematika laporan pelaksanaan pemantaun Pemilu.

e. Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota dapat membentuk tim Petugas Pendaftaran Pemantau Pemilu, yang bertujuan untuk:

1) Mencatat nama pendaftar dan waktu pendaftaran di buku pendaftaran;

2) Menerima dokumen persyaratan pendaftaran yang diserahkan secara langsung;

3) Mencatat dan meregistrasikan pendaftaran;

4) Melakukan pengecekan kelengkapan dokumen persyaratan pendafataran;

5) Membuat dan menyampaikan tanda terima kelengkapan dokumen persyaratan pendaftaran dengan menggunakan formulir I.6 dan memberikan keterangan lengkap/tidak lengkap pada formulir dimaksud;

6) Dalam hal dokumen persyaratan pendaftaran yang disampaikan oleh lembaga calon pemantau Pemilu tidak lengkap atau terdapat kesalahan dokumen, maka tim petugas Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota wajib memberitahukan kepada Lembaga calon Pemantau Pemilu yang hadir saat itu terkait dengan kekurangan dokumen persayratan dan menyerahkan Ceklis Formulir I.6 dan memberikan keterangan tidak lengkap/perbaikan guna dapat dilakukan kelengkapan/perbaikan dokumen oleh lembaga calon Pemantau Pemilu dimaksud;

(10)

7) Dalam hal kelengkapan dokumen persyaratan pemantau Pemilu telah dinyatakan lengkap oleh tim petugas Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota, maka tim Petugas Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota wajib memberitahukan kepada Lembaga calon pemantau Pemilu/perwakilan yang hadir, bahwa waktu penyerahan sertifikat Akreditasi Pemantau Pemilu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

f. Dalam hal menjamin hak dan kewajiban antara Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota dengan Lembaga Pemantau Pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota wajib melakukan penandatangan Nota Kesepahaman dengan lembaga Pemantau yang telah terakreditasi;

g. Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam huruf e dimaksud dilakukan guna adanya kesepahaman dan kesepakatan anatara Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota untuk memberikan:

1) Sosialisasi dan pendidikan bagi pemantau Pemilu;

2) Laporan hasil Pemantauan Pemilu dalam negeri kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya;

3) Kesepakatan yang mengikat terkait dengan kode etik pemantau guna menjamin independensi pemantau Pemilu;

h. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu/Panwaslih Kabupaten/Kota dalam melakukan penelitian administrasi persyaratan perlu memastikan Calon Pemantau Pemilu netral/tidak memiliki kepentingan terhadap Peserta Pemilu;

i. Bawaslu/Panwaslih Kabupaten/Kota melaporkan hasil pendaftaran, konsultasi dan hasil penelitian administrasi pemantau pemilu kepada Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh;

j. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh wajib melaporkan data pendaftaran dan konsultasi pemantau Pemilu kepada Bawaslu RI secara berkala setiap minggunya pada hari Jum’at Pukul 12.00 WIB.

k. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pendaftaran pemantau Pemilu Bawaslu/Panwaslih Kabupaten/Kota;

(11)

l. Bawaslu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pendaftaran pemantau Pemilu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu/Panwaslih Kabupaten/Kota;

2. Syarat Pemantau Pemilu Dalam Negeri

Pemantau Pemilu wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Bersifat independen;

b. Mempunyai sumber dana yang jelas;

c. berbadan hukum yang terdaftar pada pemerintah atau pemerintah daerah;

d. Mempunyai keterampilan dan pengalaman dalam bidang pemantauan yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari organisasi pemantau yang bersangkutan;

e. Terakreditasi dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah pendaftaran dan pemantauannya.

f. Menaati dan mematuhi segala ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan olah Bawaslu;

3. Tata Cara Pendaftaran Pemantau Pemilu Dalam Negeri

a. Pendaftaran Pemantau Pemilu dilaksanakan sebelum tahapan penyelenggaraan Pemilu sampai dengan 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan hari pemungutan suara.

b. Calon Pemantau Pemilu mengajukan permohonan untuk melakukan Pemantauan Pemilu kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota untuk mendapatkan Akreditasi Pemantauan Pemilu;

c. Calon Pemantau Pemilu perlu mengajukan permohonan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai wilayah pemantauan untuk mendapatkan Akreditasi Pemantau Pemilu dengan cara mendaftarkan dan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan;

d. Menyerahkan Formulir pendaftaran dengan menyertakan : 1) Akta pendirian dan AD/ART atau sebutan lain

2) Profil organisasi/lembaga

3) Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Pemerintah atau pemerintah daerah, atau memiliki pengesahan badan hukum yayasan atau badan hukum perkumpulan

4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) organisasi/lembaga 5) Nama dan jumlah anggota pemantau

6) Alokasi anggota pemantau yang akan ditempatkan ke daerah

(12)

7) Rencana dan jadwal pemantauan pada tahapan Pemilu

8) Rencana dan jadwal kegiatan pemantauan serta daerah yang ingin dipantau 9) Nama, surat keterangan domisili, dan pekerjaan penanggung jawab

Pemantau Pemilu

10) Surat Pernyataan mengenai sumber dana yang ditandatangani oleh ketua atau sebutan lain lembaga Pemantau Pemilu

11) Surat pernyataan mengenai independensi lembaga pemantau yang ditandatangani oleh ketua lembaga Pemantau Pemilu

12) Pas foto ketua atau sebutan lain lembaga Pemantau Pemilu terbaru

e. Pemantau Pemilu dalam negeri dapat mengajukan permohonan untuk melakukan pendaftaran Pemantauan Pemilu kepada Bawaslu dengan mengisi formulir yang diperoleh dari laman website Bawaslu (pemantau.bawaslu.go.id).

B. PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU LUAR NEGERI

1. Persiapan Pendaftaran Pemantau Pemilihan Umum

Berdasarkan Ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pemantau Pemilihan Umum Pemantau dari Luar Negeri dapat mengajukan permohonan untuk melakukan Pemantauan Pemilu kepada Bawaslu dengan mengisi formulir yang dapat diperoleh dari Website Bawaslu.

Berdasarkan hal tersebut, maka Bawaslu perlu melakukan persiapan terkait dengan pendaftaran Pemantau Pemilu Asing sebagai berikut:

a. Bawaslu mengumumkan dan membuka pendaftaran Pemantau Pemilu Asing.

b. Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan dilaman atau media sosial Bawaslu, sengan ketentuan paling sedikit memuat informasi mengenai jadwal waktu pendaftaran, persyaratan pendaftaran, website atau kanal pendaftaran pemantau Pemilu Asing.

c. Bawaslu menyiapkan formulir sebagai berikut didalam laman atau Kanal Bawaslu khusus untuk Pendaftaran Pemantau Pemilu Asing sebagai berikut:

1) Contoh surat pengantar permintaan rekomendasi pemantauan Pemilu ke Kementerian Luar Negeri;

2) Formulir II.1 (Formulir pendaftaran Pemantau Pemilu Asing), yang memuat informasi daftar kelengkapan persayaratan sebagai berikut:

a) Surat Rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri;

b) Visa dari perwakilan Republik Indonesia di domisili Pemantau Pemilu Asing;

c) Profil organisasi lembaga Pemantau Pemilu Asing;

d) Nama dan jumlah anggota Pemantau Pemilu Asing;

(13)

e) Profil Pengurus lembaga Pemantau Pemilu Asing;

f) Tahapan yang akan dipantau g) Alokasi anggota pemantau h) Sumber Dana

3) Formulir II.2 (Surat pernyataan mengenai independensi lembaga pemantau dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan);

4) Formulir II.3 (Surat pernyataan mengenai Sumber dana yang akan digunakan dalam melakukan Pemantauan Pemilu Asing);

5) Formulir II.4 (Surat pernyataan dan pengalaman dibidang Pemantauan);

6) Formulir II.5 (surat Pernyataan terkait dengan rencana, jadwal, daerah dan alokasi jumlah pemantau Pemilu Asing);

7) Formulir II.6 (Tanda terima Pendaftaran Lembaga Pemantau Pemilu);

8) Formulir II.7 (Tanda terima penyerahan sertifikat);

9) Formulir II.8 ( Profil Pengurus Lemabga Pemantau Pemilu Asing yang terdiri atas nama, alamat, pekerjaan pengurus lembaga Pemilu Asing, Foto terbaru Pengurus Lembaga Pemantau Pemilu Asing);

10) Sertifikat Pemantau Pemilu Dalam negeri;

11) Tanda pengenal Pemantau Pemilu Dalam Negeri.;

12) Sistematikan laporan pelaksanaan pemantauan Pemilu;

d. Bawaslu dapat membentuk Tim petugas Pendaftaran Pemantau Pemilu Asing, yang bertugas melakukan kegiatan sebagai berikut;

1) Memastikan dan mengecek kanal/laman Bawaslu yang berkaitan dengan pendaftaran Pemantau Pemilu Asing;

2) Menerima dan mencatat nama pendaftar dan waktu pendaftaran;

3) Mencatat dan meregistrasikan pendaftaran Pemantau Pemilu Asing;

4) Membuka dan memeriksa berkas yang telah diunggah kedalam Kanal/Laman pendaftaran Pemilu Asing, guna memastikan kebenaran dan kelengkapan dokumen yang telah diunggah kedalam Kanal/laman Bawaslu;

5) Membuat dan menyampaikan tanda terima kelengkapan dokumen persyaratan pendaftaran dengan menggunakan Formulir II.6 dengan memberikan keterangan lengkap/tidak lengkap;

6) Dalam hal dokumen persyaratan pendaftaran yang disampaikan oleh lembaga calon pemantau Pemilu tidak lengkap atau terdapat kesalahan dokumen, maka tim petugas Bawaslu wajib

(14)

memberitahukan kepada Lembaga calon Pemantau Pemilu yang hadir saat itu terkait dengan kekurangan dokumen persayratan dan menyerahkan Ceklis Formulir I.6 dan memberikan keterangan tidak lengkap/perbaikan guna dapat dilakukan kelengkapan/perbaikan dokumen oleh lembaga calon Pemantau Pemilu dimaksud;

7) Dalam hal menjamin hak dan kewajiban antara Bawaslu dengan Lembaga Pemantau Pemilu Asing, Bawaslu wajib melakukan penandatangan Nota Kesepahaman dengan lembaga Pemantau yang telah terakreditasi;

8) Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam huruf e dimaksud dilakukan guna adanya kesepahaman dan kesepakatan antara Bawaslu dan Pemantau Pemilu Luar Negeri;

e. Pendaftaran Pemantau Pemilu Asing juga dapat dilakukan secara langsung dengan mendatangi meja Layanan Pemantau yang telah disedian di kantor Bawaslu maupun secara online (pemantau.bawaslu.go.id);

2. Syarat Pemantau Pemilu Asing;

Pemantau Pemilu Asing wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Bersifat independen;

b. Mempunyai sumber dana yang jelas;

c. berbadan hukum atau memiliki pengesahan badan hukum yayasan atau badan hukum perkumpulan;

d. membuat Surat pernyataan atau pengalaman dibidang pemantauan dari lembaga Pemantau Pemilu yang bersangkutan atau dari pemerintah negara tempat yang bersangkutan pernah melakukan pemantauan bagi Pemantau Pemilu Luar Negeri;

e. Mendapatkan Surat Rekomendasi dari Menteri Luar negeri Republik Indonesia bagi Pemantau Pemilu Luar Negeri yang ingin melakukan pemantauan Pemilu di Indonesia;

f. Profil Pengurus Lembaga Pemantau Pemilu Asing yang terdiri atas nama, alamat, pekerjaan pengurus lembaga Pemilu Asing, Foto terbaru Pengurus Lembaga Pemantau Pemilu Asing.

g. Menaati dan mematuhi segala ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan olah Bawaslu;

h. Membuat Surat pernyataan mengenai Independensi lembaga Pemantau Pemilu yang ditanda tangani oleh Ketua atau sebutan lain lembaga pemantau Pemilu dimaksud;

(15)

3. Tata Cara Pendaftaran Pemantau Pemilu Luar Negeri

Pemantau Pemilu Luar Negeri mengajukan permohonan untuk melakukan pemantauan Pemilu kepada Bawaslu untuk mendapatkan akreditasi Pemantauan Pemilu. Permohonan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan mengisi Formulir pendaftaran yang telah disediakan dan wajib menyampaikan dokumen pemenuhan persyaratan sebagai berikut:

a. Contoh surat pengantar permintaan rekomendasi pemantauan Pemilu ke Kementerian Luar Negeri;

b. Formulir II.1 (Formulir pendaftaran Pemantau Pemilu Asing), yang memuat informasi daftar kelengkapan persayaratan sebagai berikut:

1) Surat Rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri;

2) Visa dari perwakilan Republik Indonesia di domisili Pemantau Pemilu Asing;

3) Profil organisasi lembaga Pemantau Pemilu Asing;

4) Nama dan jumlah anggota Pemantau Pemilu Asing;

5) Profil Pengurus lembaga Pemantau Pemilu Asing;

6) Tahapan yang akan dipantau 7) Alokasi anggota pemantau 8) Sumber Dana

c. Formulir II.2 (Surat pernyataan mengenai independensi lembaga pemantau dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan);

d. Formulir II.3 (Surat pernyataan mengenai Sumber dana yang akan digunakan dalam melakukan Pemantauan Pemilu Asing);

e. Formulir II.4 (Surat pernyataan dan pengalaman dibidang Pemantauan);

f. Formulir II.5 (surat Pernyataan terkait dengan rencana, jadwal, daerah dan alokasi jumlah pemantau Pemilu Asing);

g. Formulir II.6 (Tanda terima Pendaftaran Lembaga Pemantau Pemilu);

h. Formulir II.7 (Tanda terima penyerahan sertifikat);

i. Formulir II.8 ( Profil Pengurus Lemabga Pemantau Pemilu Asing yang terdiri atas nama, alamat, pekerjaan pengurus lembaga Pemilu Asing, Foto terbaru Pengurus Lembaga Pemantau Pemilu Asing);

(16)

BAB III

PENELITIAN ADMINISTRASI PEMANTAU PEMILU

Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota setelah menerima formulir pendaftaran dan kelengkapan persyaratan dapat melakukan penelitian administrasi dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota melaksanakan penelitian administrasi dan verifikasi terhadap dokumen pemantau Pemilu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari, dan memberikan hasilnya kepada calon pemantau Pemilu yang mendaftar;

2. Dalam hal terdapat keraguan terhadap dokumen syarat pemantauan yang disampaikan oleh lembaga Pemantau Pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota dapat melakukan Verifikasi Faktual terhadap keabsahan dokumen tersebut;

3. Dalam hal terdapat kekurangan atau kesalahan terhadap dokumen yang telah disampaikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, maka petugas Bawaslu menyampaikan hasil verifikasi dan penelitian administrasi kepada lembaga pemantau Pemilu dimaksud, guna dapat diperbaiki/dilengkapi dokumen persyaratan dimaksud;

4. Hasil perbaikan terhadap dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 diserahkan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja atau dengan mempertimbangkan masa pendaftaran Pemantau Pemilu ditutup bagi pemantau Pemilu yang mendaftar di batas akhir pendaftaran yakni 7 (tujuh) hari sebelum hari pemungutan suara;

5. Dalam hal lembaga pemantau Pemilu tidak dapat menyerahkan berkas pendaftaran hasil perbaikan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja, maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota dapat mengeluarkan tanda terima pendaftaran pemantau Pemilu dengan keterangan tidak lengkap;

6. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan kepada Bawaslu terkait dengan data dan jumlah pemantau Pemilu yang melakukan pendaftaran baik yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi maupun yang tidak memenuhi syarat administrasi.

(17)

BAB IV

Akreditasi dan Tanda Pengenal Pemantau

A. Akreditasi Pemantau Pemilu

1. Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota wajib mengeluarkan Surat Akreditasi pemantau Pemilu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja kepada Lembaga pemantau Pemilu yang telah dinyatakan memenuhi syarat pendaftaran sebagai bukti atau tanda izin untuk melakukan pemantauan Pemilu, dengan ketentuan:

a. Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota mengeluarkan sertifikasi Akreditasi Pemantau Pemilu sesuai dengan wilayah kerja pemantauan.

b. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, Bawaslu Kabupaten/Kota wajib menyampaikan Salinan Sertifikasi Akreditasi pemantau Pemilu kepada Bawaslu sebagai Laporan;

c. Akreditasi Pemantau Pemilu berlaku sejak diterbitkannya sertifikat Akreditasi sampai dengan tahap penetapan calon terpilih.

2. Calon Lembaga pemantau Pemilu yang tidak memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi, tidak dapat melakukan pemantauan Pemilu dan tidak diberikan Akreditasi oleh Bawaslu.

3. Pemantau Pemilu yang melakukan perubahan rencana pemantauan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) perubahan lebih dari 1 (satu) daerah Provinsi harus mendapatkan persetujuan Bawaslu serta wajib melapor ke Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh setempat; dan

b) perubahan lebih dari 1 (satu) daerah Kabupaten/ Kota pada 1 (satu) Provinsi harus mendapatkan persetujuan Bawaslu dan wajib melapor ke Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota setempat.

B. Tanda Pengenal Pemantau Pemilu

1. Pemantau Pemilu yang terakreditasi diberikan tanda pengenal Pemantau Pemilu;

2. Tanda pengenal dikeluarkan oleh Bawaslu;

3. Pada tanda pengenal Pemantau Pemilu memuat informasi yang terdiri atas:

a. nama Pemantau Pemilu;

b. nama anggota Pemantau Pemilu;

c. pas foto diri terbaru anggota Pemantau Pemilu;

(18)

d. wilayah kerja pemantauan;

e. nomor dan tanggal Akreditasi;

f. pengesahan Ketua Bawaslu; dan

4. Tanda Pengenal berukuran panjang 13.5 (tiga belas koma lima) centimeter dan lebar 9.5 (Sembilan koma lima) centimeter, berwarna dasar putih untuk Pemantau Pemilu dalam negeri, kuning untuk Pemantau Pemilu asing biasa, dan biru untuk Pemantau Pemilu asing diplomat.

5. Tanda pengenal dikenakan dalam setiap kegiatan Pemantauan Pemilu

C. ALUR

(19)

D. FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN PEMANTAU

I. Data Identitas Pemantau

Nama Lembaga : ………..

Alamat Kantor : ………

No Tlp Kantor : ………

No Akte Notaris/Badan Hukum : ……….

No NPWP : ……….

Nama Ketua Lembaga : ……….

No Tlp : ……….

Alamat tempat tinggal : ……….

No KTP : ……….

II. Pemantauan

Metode pemantauan : ………

Tahapan yang dipantau : ……….

:………..

:………

Daerah yang dipantau : ……….

Alokasi Anggota Pemantau : ……….

Sumber Dana : ……….

(nama jelas dan tanda tangan)

(20)

FORMULIR SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN INDEPENDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :………

Jabatan :………

Menyatakan bahwa Lembaga Pemantau . . . . . . .. . . . . . . .adalah lembaga yang independen dan tidak memihak kepada kepentingan manapun.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan jika dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(tempat), (tanggal bulan tahun)

(nama jelas dan tanda tangan)

Matera i Rp.10.000

Cap basah

(21)

TANDA TERIMA PENDAFTARAN LEMBAGA PEMANTAU Nama/Lembaga Pemantau

Nomor Pendaftaran

No Dokumen Persyaratan Kelengkapan

Ada Tidak ada 1. Akta pendirian dan AD/ART atau sebutan lain

2. Profil organisasi/lembaga

3. Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Pemerintah atau pemerintah daerah, atau memiliki pengesahan badan hukum yayasan atau badan hukum perkumpulan

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) organisasi/lembaga

5. Nama dan jumlah anggota pemantau

6. Alokasi anggota pemantau yang akan ditempatkan ke daerah 7. Rencana dan jadwal pemantauan pada tahapan Pemilu 8. Rencana dan jadwal kegiatan pemantauan serta daerah yang

ingin dipantau

9. Nama, surat keterangan domisili, dan pekerjaan penanggung jawab Pemantau Pemilu

10. Surat Pernyataan mengenai sumber dana yang ditandatangani oleh ketua atau sebutan lain lembaga Pemantau Pemilu

11. Surat pernyataan mengenai independensi lembaga pemantau yang ditandatangani oleh ketua lembaga

Pemantau Pemilu

12. Pas foto ketua atau sebutan lain lembaga Pemantau Pemilu terbaru

(tempat), (tanggal bulan tahun)

(nama jelas dan tanda tangan petugas) Keterangan:

*) : Berikan Tanda Centang pada kelengkapan tanda terima (  )

(22)

TANDA TERIMA PENDAFTARAN

LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DARI LUAR NEGERI/LEMBAGA PEMILIHAN LUAR NEGERI/PERWAKILAN NEGARA SAHABAT

Nama/Lembaga Pemantau Nomor Pendaftaran

No Dokumen Persyaratan Kelengkapan

Ada Tidak ada 1. surat pernyataan atau pengalaman dibidang pemantauan dari

organisasi pemantau yang bersangkutan atau dari pemerintah negara lain tempat yang bersangkutan pernah melakukan pemantauan bagi Pemantau Pemilu luar negeri

2. surat rekomendasi dari Menteri Luar Negeri Republik

Indonesia bagi Pemantau Pemilu yang berasal dari perwakilan negara sahabat

3. nama dan jumlah anggota Pemantau Pemilu 4. alokasi anggota Pemantau Pemilu yang akan

ditempatkan ke daerah

5. Rencana dan jadwal pemantauan pada tahapan Pemilu 6. rencana dan jadwal kegiatan pemantauan serta daerah yang

ingin dipantau

7. nama, surat keterangan domisili, dan pekerjaan penanggung jawab Pemantau Pemilu yang dilampiri pas foto diri terbaru

8. surat Pernyataan mengenai sumber dana yang ditandatangani oleh ketua lembaga Pemantau Pemilu

9. surat pernyataan mengenai independensi lembaga Pemantau Pemilu yang ditandatangani ketua atau sebutan lain lembaga Pemantau Pemilu

(tempat), (tanggal bulan tahun)

(nama jelas dan tanda tangan petugas) Keterangan:

*) : Berikan Tanda Centang pada kelengkapan tanda terima (  )

(23)

KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN SUMBER DANA JELAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………

Jabatan : ………

Menyatakan bahwa Lembaga Pemantau ... memiliki dana yang berasal dari ………... untuk melakukan pemantauan di wilayah………...

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan jika dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(tempat), (tanggal bulan tahun)

(nama jelas dan tanda tangan)

Materai Rp.10.000

Cap basah

(24)

KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN PENGALAMAN PEMANTAUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………

Jabatan : ………

Menyatakan bahwa Lembaga Pemantau ...

Menyatakan memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam Pemiluaan dan pemantauan.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan jika dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(tempat), (tanggal bulan tahun)

(nama jelas dan tanda tangan)

Materai Rp.10.000

Cap basah

(25)

SURAT PERNYATAAN PEMANTAUAN

(WILAYAH, TAHAPAN PEMANTAUAN, JUMLAH DAN KEGIATAN PEMANTAUAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : ………

Jabatan : ………

Menyatakan bahwa Lembaga Pemantau ... untuk melakukan pemantauan Pemilu Nasional/Provinsi/Kab/Kota*).

Pemantauan dilakukan dengan metode……….……….

Pemantauan akan melakukan pemantauan di wilayah………..

pemantauan akan dilakukan pada tahapan……… dengan jumlah total anggota pemantauan………., dengan rincian jumlah anggota pemantau di wilayah ………..………. Dengan kegiatan pemantauan

dilaksanakan dalam

bentuk………

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan jika dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(tempat), (tanggal bulan tahun)

(nama jelas dan tanda tangan)

Keterangan:

*) : Coret/ganti yang tidak diperlukan

(26)

E. SERTIFIKAT AKREDITASI & TANDA PENGENAL PEMANTAU

Logo Bawaslu

SERTIFIKAT

Nomor: ...PM.05./(Kode Penomoran Ketua Bawaslu/Bulan/Tahun Badan Pengawas Pemilihan Umum

menerangkan bahwa:

(nama lembaga pemantau Pemilu)

telah dilakukan verifikasi berkas administrasi dan dinyatakan TERAKREDITASI

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai:

PEMANTAU PEMILU WILAYAH PEMANTUAN ...(PROVINSI/KABUPATEN/KOTA....) (tempat), (tanggal bulan tahun)

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (nama jelas)

(27)

Logo Bawaslu Logo/stempel lembaga pemantau

Nomor Akreditasi Pemantau Pemilu

………

1. Nama Pemantau Pemilu: ………..

2. Nama Anggota Pemantau Pemilu: ……..

3. Wilayah Kerja Pemantauan: ………

(tempat), (tanggal bulan tahun) Ketua Badan Pengawas Pemilu

(nama jelas) Pas foto 4 x6

Halaman Depan

stempel

(28)

BAB V PENUTUP

Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal 01 Agustus 2022

Ketua,

Rahmat Bagja

Halaman Belakang

Logo Bawaslu

(29)

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 261/PM.05/K1/08/2022 TENTANG

FORMAT NOTA KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) ANTARA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI/PANWASLIH ACEH, BAWASLU

KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2024

FORMAT NOTA KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) ANTARA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI/PANWASLIH ACEH, BAWASLU

KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2024

(30)

LOGO BAWASLU LOGO LEMBAGA PEMANTAU

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DAN

(NAMA LEMBAGA PEMANTAU) TENTANG

KERJA SAMA PEMANTAU DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024

NOMOR : Nomor/Kode Klasifikasi Bawaslu/Kode Klasifikasi Penandatangan/Bulan/Tahun ... /PM.05/K1/07/2022

NOMOR : Nomor/Kode Klasifikasi Pemantau/Kode Klasifikasi Penandatangan/Bulan/Tahun ... /2022

Pada hari ini ………, tanggal …….. , bulan ……… tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua (…/…./2022), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. RAHMAT BAGJA SH. LL. M, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan M.H. Thamrin No.14, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. NAMA KETUA/SEKRETARIS LEMBAGA (JABATAN), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama (NAMA LEMBAGA PEMANTAU), berkedudukan di (ALAMAT KANTOR LEMABAGA PEMANTAU, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Angota Dewan Perwakilan Daerah, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Pemilu) di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta diberikan tugas dan wewenang mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta WaliKota dan Wakil WaliKota (Pemilihan).

2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah merupakan (LEMBAGA PEMANTAU) yang bergerak dalam (………..)

3. Berdasarkan dasar hukum sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 148);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158);

c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182);

d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

(31)

Kemasyarakatan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 239);

e. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pemantauan Pemilihan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 177).

PARA PIHAK sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama (Kerja Sama Pemantau Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024), dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut:

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Nota Kesepahaman ini dimaksudkan sebagai kesepahaman awal untuk melakukan kerja sama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Angota Dewan Perwakilan Daerah, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Pemilu).

2. Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk mendorong adanya partisipasi masyarakat, khususnya dalam melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap penyelenggaraan Pemilu pada Tahun 2024.

Pasal 2 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini mencakup bidang di bawah ini:

1. Pencegahan dan Penindakan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan Tahun 2024.

2. Penyediaan data dan informasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan guna mendukung kegiatan penelitian.

3. Bidang lain yang disepakati PARA PIHAK sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing PIHAK.

Pasal 3

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan menindaklanjuti Nota Kesepahaman ini dengan membuat Perjanjian Kerja Sama melalui Pejabat yang ditunjuk oleh masing- masing lembaga.

2. Pembiayaan atas kerja sama sebagaimana dimaksud ayat (1), ditanggung secara bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Pasal 4 JANGKA WAKTU

1. Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.

2. Nota kesepahaman ini dapat diubah, diperpanjang, atau dihentikan atas persetujuan PARA PIHAK.

Pasal 5

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Segala perselisihan atau perbedaan pendapat yang timbul sebagai akibat dari implementasi Nota Kesepahaman ini, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh PARA PIHAK.

Pasal 6 LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur lebih lanjut dalam

(32)

Perjanjian Kerja Sama yang disepakati oleh PARA PIHAK.

Pasal 7 PENUTUP

Demikian Naskah Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditanda tangani pada hari dan tanggal sebagaimana disebut pada awal naskah, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi kedua belah pihak dan masing- masing memperolehnya.

PIHAK PERTAMA

NAMA DAN GELAR Ketua Bawaslu …..

PIHAK KEDUA

NAMA DAN GELAR

KETUA/SEKRETARIS LEMBAGA

(33)

LOGO BAWASLU LOGO LEMBAGA PEMANTAU

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN

NAMA LEMBAGA PIHAK MITRA DALAM PKS TENTANG

JUDUL PADA PERJANJIAN KERJASAMA INI

Nomor : XXXX/NOMOR/KODE/BULAN/TAHUN (Lembaga Pemantau)

Nomor : XXXX/PM.04/KODE/BULAN/TAHUN (Bawaslu)

Pada hari ini...tanggal ...bulan ...tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua (dd- mm-2022) di ………., yang bertanda tangan dibawah ini:

1. (KETUA BAWASLU) : Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum dalam hal ini bertindak dalam jabatannya,berkedudukan di Jalan MH. Thamrin Nomor 14, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. KETUA/PIMPINAN/PIHAK LEMBAGA MITRA

: Jabatan Tertinggi/Pimpinan Lembaga Mitra, bertindak dalam jabatannya,berkedudukan di Jalan

……… Nomor …., Nama Kabupaten/Kota, Kode Pos XXXXX, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama dalam Perjanjian Kerja Sama ini disebut PARA PIHAK, dan secara sendiri-sendiri disebut

“PIHAK”.

PARA PIHAK menerangkan bahwa untuk menjamin keamanan ……….., diperlukan layanan keamanan berupa ………data dengan menggunakan

………oleh pihak mitra.

(34)

Sehubungan hal tersebut di atas, PARA PIHAK setuju dan bersepakat untuk melaksanakan Perjanjian Kerja Sama ………..pada

………..di Badan Pengawas Pemilihan Umum (selanjutnya disebut “Perjanjian Kerja Sama”), dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1 DEFINISI

Sepanjang tidak diartikan lain secara tegas dalam Pasal yang bersangkutan, maka pengertian beberapa istilah dalam Perjanjian Kerja Sama ini harus ditafsirkan sebagai berikut:

1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh adalah badan yang mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi.

4. Bawaslu Kabupaten/Kota adalah badan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

5. Pemantau Pemilu adalah lembaga swadaya masyarakat, badan hukum, lembaga pemantau dari luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri, dan perwakilan negara sahabat di Indonesia, serta perseorangan yang mendaftar kepada Bawaslu dan telah memperoleh akreditasi dari Bawaslu.

6. Pemantauan Pemilu adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemantau Pemilu untuk memantau pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu.

7. Hari dalam perjanjian Kerjasama ini adalah hari kalender

8. (DITAMBAHKAN DEFINI PIHAK KEDUA YAITU LEMBAGA PEMANTAU YANG BERSANGKUTAN)

(35)

Pasal 2

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Memperkuat peran pengawasan dan pemantauan, Pemilihan Umum untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilihan umum;

(2) Terlaksananya proses pemantauan Pemilu yang dilakukan oleh lembaga pemantau Pemilu yang telah terakreditasi oleh bawaslu;

(3) Menjamin hak dan kewajiban lembaga Pemantau Pemilu.

Pasal 3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kerja sama yang diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:

a. Bersama Bawaslu ikut mengawasi Tahapan Pemilu dari awal sampai akhir;

b. Menjadi warga negara yang berpatrisipasi aktif dalam bidang sosial, politik dan demokrasi dengan cara ikut mengawasi jalannya Pemilu;

c. peningkatan Kapasitas di bidang pengawasan Pemilu bagi pemantau Pemilu oleh bawaslu.

Pasal 4

KEWAJIBAN PARA PIHAK

(1) Kewajiban PIHAK KESATU:

a. bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenang;

b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan;

c. memberikan arahan para pemantau Pemilu yang telah terakreditasi (2) Kewajiban PIHAK KEDUA:

a. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. mematuhi kode etik pemantau Pemilu yang diterbitkan oleh Bawaslu;

c. melaporkan diri, mengurus proses Akreditasi dan tanda pengenal ke Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja pemantauan;

d. menggunakan tanda pengenal selama menjalankan pemantauan;

e. menanggung semua biaya pelaksanaan kegiatan pemantauan;

f. melaporkan jumlah dan keberadaan personel Pemantau Pemilu serta tenaga pendukung administratif kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah pemantauan;

g. menghormati kedudukan, tugas, dan wewenang Penyelenggara Pemilu;

(36)

h. menghormati adat istiadat dan budaya setempat;

i. bersikap netral dan objektif dalam melaksanakan pemantauan;

j. menjamin akurasi data dan informasi hasil pemantauan yang dilakukan dengan melakukan klarifikasi kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, atau Bawaslu Kabupaten/Kota; dan

k. melaporkan hasil akhir pemantauan pelaksanaan Pemilu kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, atau Bawaslu Kabupaten/Kota.

Pasal 5 HAK PARA PIHAK

(1) Hak PIHAK KESATU:

a. berhak mendapatkan data pemantau secara keseluruhan baik profil lembaga dan profil perorangan/individu yang melakukan pemantauan sesuai dengan aturan yang berlaku;

b. Mendapatkan laporan hasil pemantauan secara keseluruhan sesuai dengan cakupan tahapan yang dipantau oleh lembaga pemantau;

c. Berhak mempublikasikan laporan hasil pemantauan Lembaga Pemantau Pemilu yang telah terakreditasi.

(2) Hak PIHAK KEDUA:

a. mendapat perlindungan hukum dan keamanan daripemerintah negara Republik Indonesia;

b. mengamati dan mengumpulkan informasi proses Penyelenggaraan Pemilu;

c. memantau proses pemungutan dan penghitungan suara dari luar tempat pemungutan suara;

d. mendapatkan akses informasi yang tersedia dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, atau Bawaslu Kabupaten/Kota;

e. menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan kegiatan pemantauan sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu;

f. menyampaikan temuan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh, dan Bawaslu Kabupaten/Kota, apabila pelaksanaan proses tahapan Pemilu tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. Pemantau asing yang berasal dari perwakilan negara asing yang berstatus diplomat berhak atas kekebalan diplomatik selama menjalankan tugas sebagai Pemantau Pemilu.

(37)

Pasal 6 PEMBIAYAAN

Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dibebankan kepada anggaran masing-masing PIHAK sesuai tugas, tanggung jawab, dan kewenangan masing-masing PIHAK berdasarkan Perjanjian Kerja Sama ini dan/atau dari sumber lainnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku di masing-masing PIHAK.

Pasal 7 JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani dan dapat diperpanjang atau diperbaharui sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

(2) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian Kerja Sama ini sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berakhir, PIHAK tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum usulan pengakhiran Perjanjian Kerja Sama ini.

(3) Pengakhiran Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini berlaku efektif setelah adanya kesepakatan antara PARA PIHAK.

(4) PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata terkait syarat diperlukannya putusan pengadilan dalam pengakhiran perjanjian.

Pasal 8 KERAHASIAAN

(1) PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan segala data, informasi, dan keterangan yang diperoleh berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, kecuali informasi yang sifatnya sudah diketahui oleh umum atau sepatutnya sudah diketahui oleh umum atau sepatutnya dikategorikan sebagai informasi yang dapat diketahui oleh masyarakat luas atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tanpa adanya pelanggaran dari ketentuan kerahasiaan dalam Perjanjian Kerja Sama ini, dan/atau disyaratkan, dikecualikan, atau diwajibkan oleh ketentuan yang berlaku

(2) PARA PIHAK tidak akan membuka kerahasiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini kepada pihak lain manapun, tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya.

(38)

(3) Ketentuan kerahasiaan dalam pasal ini akan terus berlangsung dan mengikat PARA PIHAK, meskipun Perjanjian Kerja Sama ini berakhir.

Pasal 9

KEADAAN KAHAR

(1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja Sama ini yang disebabkan oleh hal-hal di luar kemampuan yang wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan kesalahan salah satu PIHAK atau PARA PIHAK, yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerja Sama ini disebut ”Keadaan Kahar”.

(2) Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi bencana alam, perubahan peraturan perundang-undangan nasional, dan keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.

(3) PIHAK yang mengalami keadaan kahar harus memberitahukan PIHAK lainnya secara lisan dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam dan diikuti dengan pemberitahuan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak kejadian Keadaan Kahar tersebut terjadi disertai dengan bukti atau keterangan resmi dari pihak yang berwajib dan perkiraan atau upaya yang akan atau telah dilakukan untuk mengatasi Keadaan Kahar tersebut.

(4) Segala kerugian dan biaya yang dikeluarkan salah satu PIHAK sebagai akibat Keadaan Kahar dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini tidak menjadi tanggung jawab PIHAK lainnya.

Pasal 10 EVALUASI

Evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini wajib dilaksanakan secara periodik paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh PARA PIHAK.

Pasal 11

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila di dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini timbul perselisihan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila cara penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini tidak membawa hasil yang diharapkan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya melalui mediasi yaituPIHAK KEDUA dan PIHAK KESATU masing-masing akan menunjuk seorang wakilnya dan seorang Mediator yang ditunjuk bersama oleh PARA PIHAK.

(39)

Pasal 12 PERUBAHAN

Segala perubahan, penambahan, penghapusan, pembaharuan, dan/atau pengesampingan terhadap ketentuan dalam Perjanjian Kerja Sama ini akan dituangkan secara tertulis dalam bentuk Amandemen yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

Pasal 13 KORESPONDENSI

(1) Untuk kepentingan surat-menyurat dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, PARA PIHAK menunjuk wakil masing-masing sebagai berikut:

a. PIHAK KESATU

(Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Panwaslih Aceh dan Bawaslu Kabupaten/Kota) (Alamat Lengkap)

(Nomor telepon) (Alamat Email) (Nomor Kontak)

b. PIHAK KEDUA

(Kantor Sekretariat Lembaga Pemantau) (Alamat Lengkap)

(Nomor Telepon) (Alamat Email) (Nomor Kontak)

(2) Apabila terdapat perubahan dalam detil korespondensi sebagaimana ayat (1) Pasal ini, maka perubahan tersebut diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sebelum berlakunya perubahan tersebut, tanpa perlu melakukan perubahan terhadap Perjanjian Kerja Sama ini.

(40)

ttd basah ttd basah

BAB VI PENUTUP

Pasal 14

a. Ketentuan yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini akan diatur dan ditetapkan kemudian dan merupakan bagian tak tepisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini;

b. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditanda tangani pada hari dan tanggal sebagaimana disebut pada awal naskah, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi kedua belah pihak dan masing- masing memperolehnya;

c. Perjanjian Kerja Sama ini berlaku sejak ditandatangani

Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

PIHAK KESATU, (Jabatan)

NAMA DAN GELAR KETUA/BAWASLU……

PIHAK KEDUA, (Jabatan)

NAMA DAN GELAR KETUA/LEMBAGA

Materai Rp.10.000 Cap

basah

Materai Rp.10.000 Cap

basah

(41)

LAMPIRAN III

KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 261/PM.05/K1/08/2022

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMANTAUAN BAGI PEMANTAU PEMILU YANG TERAKREDITASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2024

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMANTAUAN BAGI PEMANTAU PEMILU YANG TERAKREDITASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2024

(42)

BAB I

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMANTAUAN PEMILU TAHUN 2024 A. Metode Pemantauan

Metode Pemantauan yang dapat dilakukan oleh Lembaga pemantau Pemilu baik pemantau Pemilu dalam Negeri maupun Pemantau Pemilu Asing yang telah terakreditasi oleh Bawaslu dapat melakukan Pemantau dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Pemantauan Langsung

Metode pemantauan langsung dapat dilaksanakan melalui:

a. Pemantauan langsung di lapangan (Kantor Penyelenggara Pemilu, TPS, tempat pelaksanaan kampanye, forum pelaksanaan pendidikan politik/pemilih baik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu ataupun peserta Pemilu);

b. Koordinasi langsung bersama dengan masyarakat, peserta Pemilu dalam hal ditemukan adanya aduan masyarakat atau pihak-pihak lain yang mengalami masalah;

c. Wawancara mendalam dengan penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu atau saksi Pemilu terkait dengan adanya hal-hal yang dibutuhkan guna memastikan kebenaran atas hasil pemantauan yang telah dilakukan dalam setiap proses tahapan penyelenggaraan Pemilu

2. Metode pemantauan tidak langsung

Pemantau tidak langsung dilakukan melalui:

a. Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan yang bersumber dari penyelenggara Pemilu, Pemerintah maupun peserta Pemilu;

b. Pemantauan terhadap proses tahapan Pemilu melalui Media (media cetak, elektronik, Media sosial);

B. Fokus Pemantauan

Dalam menyelenggarakan Pemilu yang berkualitas dan demokratis, Undang- Undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memberikan ruang yang seluas-luasnya terhadap pelibatan dan partisipasi masyarakat dalam Pemilu.

Pelibatan masyarakat untuk turut serta dalam Pemantauan Pemilu juga merupakan bentuk dari hak warga negara dalam berpartisipasi pada Pemilu. Hak warga negara untuk berpartisipasi lebih aktif, tidak hanya saat pemungutan suara tetapi juga berpartisipasi untuk mengawasi seluruh tahapan dalam Pemilu. Hal ini penting dilakukan guna menjaga proses dan hasil Pemilu sesuai dengan kehendak rakyat yang sebenarnya, bukan hasil Pemilu semu akibat dari termanipulasinya proses maupun hasilnya. Dalam melakukan pengawasan terhadap tahapan Pemilu, Bawaslu sebagai Lembaga yang diberi wewenang dalam pencegahan

(43)

terhadap pelanggaran Pemilu belum mampu secara maksimal melakukan tugasnya diakibatkan beberapa hal seperti tingkat kerumitan penyelenggaraan Pemilu, cakupan Pemilu yang sangat luas yakni mencakup seluruh wilayah Indonesia, jumlah Tempat Pemungutan Suara lebih dari 800 ribu TPS, besaran jumlah pemilih yang lebih dari 190 juta pemilih dan terbatasnya jumlah Penyelenggara Pemilu, dan terbatasnya akses pengawasan di media sosial.

Permasalahan dengan kompleksitas rumit sebagaimana digambarkan, maka tugas dari pencegahan pelanggaraan Pemilu sangat diperlukan peran serta masyarakat yang berperan melakukan pemantauan terhadap proses penyelenggaraan Pemilu agar tujuan daripada tegaknya demokrasi bisa terlaksana sesuai dengan asas Pemilu yang LUBER JURDIL.

Pemantau Pemilu yang sudah terakreditasi dapat melakukan fokus pemantauan pada 3 (tiga) aspek sebagai berikut:

1. Pemantauan terhadap subyek atau pelaku dalam tahapan Pemilu yakni:

a) Peserta Pemilu;

Fokus pemantuan terhadap ketaatan peserta Pemilu terhadap aturan serta larangan-larangan setiap tahapan.

b) Penyelenggara Pemilu;

Fokus pemantuan terhadap netralitas penyelenggara Pemilu c) Pemilih.

Fokus pemantuan terhadap larangan-larangan setiap tahapan Pemilu 2. Pemantauan terhadap tahapan Pemilu yakni :

a) Penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu Fokus pemantuan:

Keterlibatan Pemantau dalam penyiapan norma standar yang disusun oleh KPU dan Bawaslu, pada tahapan persiapan ini, Pemantau diharapkan dapat terlibat dalam uji public setiap peraturan yang dikeluarkan oleh penyelenggara dalam rangka memberikan masukan maupun pendapat terhadap norma yang akan dikeluarkan oleh penyelenggara Pemilu.

b) Pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan daftar Pemilih Fokus pemantuan:

1) Akurasi Data Pemilih

Pemantauan dapat dilakukan dengan memfokuskan pada tahapan Pumuktahiran yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu terutama pada ketaatan prosedur diantaranya:

- pelaksanaan pemuktahiran data pemilih yang dilakukan oleh Petugas pemuktahiran data pemilih,

- pengumuman DPS dan Perbaikan yang dikukan di kantor-kantor kelurahan/atau tempat lainya sebagaimana diatur dalam peraturan KPU;

(44)

- Jumlah Pemilih dalam DPT Keseluruhan jumlah data pemilih berdasarkan iformasi dan keputusan yang diterbitkan KPU RI, KPUD Provinsi dan KPUD Kabupaten Kota;

- Jumlah pemilih disabilitas yang belum tercata dalam daftar pemilih.

2) Validitas Data Pemilih

- Pemantau dapat melakukan pemantuan terhadap prose pemuktahiran yang dilakukan oleh Petugas untuk memastikan data pemilih yang valid;

- Melakukan advokasi dan uji petik pada wilayah pemantauan dan pengecekan pada data pemilih sementara yang telah diumumkan untuk meneliti hilangnya hak pilih atau adanya pemilih tidak memenuhi syarat yang terdaftar dalam data pemilih yang diumumkan serta Penanganan /pelayanan yang diberikan oleh Penyelenggara Pemilu.

c) Pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemilu Fokus pemantuan:

1) Ketaatan KPU RI dalam memeriksa syarat minimal 30% perempuan dalam Kepengurusan Partai Politik, pengumuman Partai Politik Peserta Pemilu serta persentase perempuan dalam kepengurusan Partai Politik;

2) Verifikasi faktual yang dilakukan oleh KPU, KPU Provini dan KPU Kabupaten/Kota terhadap partai politik calon peserta Pemilu.

d) Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan Fokus pemantuan

Pemantau dapat terlibat pada forum-forum yang dilakukan oleh KPU Provinsi maupun KPU Kabupaten Kota dalam mendapatkan masukan masyarakat terhadap proses pembentukan dapil dan jumlah kursi dengan focus pemantauan pada prinsip dalam pembentukan Dapil yakni pertama kesetaraan nilai suara, kedua ketaatan pada sistem Pemilu yang proporsional, ketiga Proposionalitas, keempat integrasi wilayah, kelima berada dalam cakupan wilayah yang sama, keenam kohesivitas, dan yang terakhir adalah harus berkesinambungan.

e) Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota

Fokus pemantuan:

 Keterpenuhan syarat calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan Kab/Kota serta Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana diatur dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu;

 Pengumuman Daftar Calon Tetap Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan Kab/Kota.

f) Masa kampanye Pemilu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

4,5 Kemampuan instrumen geofisika dan metode geokimia Kajian struktur geologi dan volkanik sebagai dasar studi potensi geotermal. 4,6 Pemahaman dan kemampuan analisis Rare

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

Lebih baik bergerak melalui proses pencapaian target yang pada satu sisi menghindari kayu yang benar-benar buruk (seperti kayu yang tidak sah) tetapi dapat meningkatkan proporsi

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota Dewan

1) Wawancara, dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk menentukkan bobot setiap parameter dan sub parameter serta untuk mendapatkan data mengenai kepuasan nelayan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa 1) variabel estetika, kenyamanan, kebersihan, dan tata letak memiliki pengaruh yang

Hakim dalam menolak permohonan pailit yang diajukan oleh pekerja salah satu pertimbanganya yaitu berdasarkan pada pasal 2 ayat (5) Undang- Undang Kepailitan dan