TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI DAN OFF BALANCE SHEET
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan Dosen Dr. R. Wedi Rusmawan K, S.E., M.Si.,Ak., CA.
Disusun oleh:
Agustin Liela Manu (161502040) Iis Rahmawati (161502048) Diky Iman Firmansyah (161502049)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...i
BAB I PENDAHULUAN...2
I.1 Latar Belakang...2
I.2 Rumusan Masalah...3
BAB II LANDASAN TEORI...4
II.1 Transaksi Pihak-pihak yang Berelasi...4
II.1.1 Definisi Pihak-pihak yang berelasi...4
II.1.2 Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengungkapan Transaksi dengan Pihak Berelasi 7 II.2 Off Balance Sheet...12
BAB III STUDI KASUS...14
III.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk...14
III.2 Entitas Anak dan Entitas Asosiasi PT. Telkom Indonesia...15
III.3 Transaksi dengan Pihak Berelasi PT. Telkom Indonesia...18
III.4 Off Balance Sheet PT. Telkom Indonesia...25
BAB IV PENUTUP...26
IV.I Kesimpulan...26
DAFTAR PUSTAKA...ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini makin banyak perusahaan Indonesia yang go public karena kebutuhan dana untuk ekspansi perusahaan. Jain (2013) dalam (Silviana, 2012) menemukan bahwa perusahaan yang memutuskan go public berada dalam fase awal pertumbuhan dan berada di lingkungan industri yang sedang mengalami pertumbuhan cepat. Pada umumnya dana yang tersedia di dalam perusahaan tidak mencukupi guna merealisasikan potensi pertumbuhan yang dimiliki, sehingga perusahaan memutuskan go public untuk mendapatkan tambahan dana dari investor.
Menurut (Feliana, 2007) daya informasi akuntansi Indonesia masih tergolong rendah walau sudah mengadopsi standar akuntansi internasional. Hal tersebut terkait dengan transparasi informasi yang disampaikan perusahaan melalui laporan keuangan. Salah satunya mengenai penelusuran transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Kesulitan dalam penelusuran transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi yang duungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan secara otomatis mengurangi keakuratan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini berpengaruh besar terhadap kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan mengingat bahwa transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi dapat dilakukan untuk tujuan opportunities atau sebagai transaksi efisiensi.
Transaksi pihak – pihak yang berelasi dewasa ini mendapat perhatian yang sangat serius baik dari dalam kalangan dunia bisnis Pada dasarnya transaksi antar pihak yang
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelompokan pihak-pihak yang berelasi dan pihak-pihak yang bukan sebagai pihak berelasi berdasarkan PSAK 7?
2. Bagaimana pengungkapan transaksi pihak-pihak yang berelasi berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010)?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap off balance sheet atau transaksi diluar neraca?
4. Bagaimana pengungkapan transaksi pihak-pihak yang berelasi dan transaksi diluar neraca di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk?
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Transaksi Pihak-pihak yang Berelasi
Berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010), Transaksi Pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi terlepas apakah ada harga yang dibebankan.
II.1.1 Definisi Pihak-pihak yang berelasi
Pihak-pihak yang berelasi menurut PSAK 7 (revisi 2010) adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya. Yang merupakan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
1. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi jika:
a. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian terhadap suatu aktivitas ekonomi.
b. Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor.
Pengaruh Signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dapat diperoleh dari kepemilikan saham, anggaran dasar atau perjanjian.
c. Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
Personil manajemen kunci adalah orang-orang yang mempunyai
a. Keluarga Dekat dari Individu yaitu anggota keluarga yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang dalam hubungan mereka dengan entitas. Mereka dapat termasuk:
o Pasangan hidup dan anak dari individu.
o Anak dari pasangan hidup individu.
o Tanggunggan dari individu atau pasangan hidup individu.
b. Manajemen Kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas entitas, secara langsung atau tidak langsung, termasuk direktur dan komisaris (baik eksekutif maupun tidak) dari entitas.
c. Entitas Pemerintah yang merupakan Pihak-pihak Berelasi, yaitu entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah.
2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika:
a. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama. Artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya.
b. Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain, atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya.
c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang didefinisikan pada nomor 1.
g. Orang yang diidentifikasi pada nomor 1 a, memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Pihak-pihak yang bukan sebagai pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
1. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen kunci yang sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
2. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura bersama.
3. Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, dan departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor, semata-mata dalam pelaksanaan urusan normal dengan entitas pelapor (meskipun pihak- pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu entitas atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan).
4. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.
Contoh pihak-pihak yang berelasi dan pihak-pihak yang bukan sebagai pihak berelasi adalah sebagai berikut:
1. PT. XYZ merupakan perusahaan terpisah dari PT. ABC. Salah satu manajer PT. ABC memiliki 10% saham di PT. XYZ. Hal ini jelas bahwa PT. XYZ bukan merupakan pihak yang berelasi karena kepemilikan manajer PT. ABC hanya 10% sehingga bukan merupakan manajemen kunci.
2. Direktur PT. XYZ memiliki 75% saham di PT. ABC. Hal ini jelas bahwa PT.
ABC pihak berelasi karena dikendalikan oleh manajemen kunci.
3. Tuan Ahmad memiliki 25% saham di PT. ABC. Hal ini memungkinkan Tuan Ahmad sebagai pihak berelasi tergantung kemampuannya untuk memberikan
6. PT. BBB dimiliki oleh keponakan direktur PT. ABC sehingga tidak dinyatakan sebagai pihak berelasi karena keponakan bukan hubungan keluarga dekat.
7. PT. GAP membeli barang dari PT. JPG dengan harga Rp. 600.000.000. PT.
GAP memiliki 40% saham biasa PT. JPG. Sehingga PT. JPG adalah pihak berelasi bagi PT. GAP karena PT. GAP memiliki kepemilikan signifikan sebesar 40%.
II.1.2 Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengungkapan Transaksi dengan Pihak Berelasi Berdasarkan PSAK No. 7, transaksi dengan pihak berelasi harus diungkapkan sebagai berikut :
Untuk memungkinkan pengguna L/K memahami dampak dari hubungan pihak berelasi pada suatu entitas, maka hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. PSAK 7 mensyaratkan adanya tambahan pengungkapan terkait transaksi dengan pihak berelasi dalam Laporan keuangan konsolidasian (PSAK 4).
Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total dan untuk masing-masing kategori berikut:
1. Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji, dan kontribusi jaminan social, cuti tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus (jika dibayar dalam waktu duabelas bulan setelah akhir periode) dan imbalan non keuangan (seperti perawatan kesehatan, perumahan, mobil, dan barang/ jasa gratis yang disubsidi) bagi karyawan saat ini.
2. Imbalan pascakerja, seperti pension, manfaat pension lain, asuransi jiwa pascakerja dan perawatan medis pascakerja.
3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti besar, cuti hari raya, imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi yang ditangguhkan (jika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan pada akhir periode pelaporan).
4. Pesangon pemutusan kontrak kerja, dan 5. Pembayaran berbasis saham.
Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama periode yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan sifat dari hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan keuangan.
Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi:
a. Jumlah transaksi;
b. Jumlah saldo, termasuk komitmen, dan:
o Persyaratan dan ketentuannya, termasuk apakah terdapat jaminan, dan sifat imbalan yang akan diberikan, untuk penyelesaian; dan
o Rincian garansi yang diberikan atau diterima;
c. Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan
d. Beban yang di akui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi
Pengungkapan yang disyaratkan diatas dilakukan secara terpisah untuk masing- masing kategori berikut :
a. Entitas induk
b. Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap entitas;
c. Entitas anak;
yang setara dengan yang berlaku dalam transaksi yang wajar dapat dilakukan hanya jika hal tersebut dapat dibuktikan. Oleh karena itu, transaksi pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan dengan nilai wajar maupun dengan ketentuan yang setara dengan nilai wajar harus dibuktikan dengan dokumen pendukung yang lengkap yang menyatakan transaksi tersebut telah sesuai dengan standar yang ada.
II.1.2.1 Entitas yang berelasi dengan Pemerintah
Berdasarkan PSAK No. 7, Entitas yang berelasi dengan pemerintah adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah. Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan pengungkapan sebagaimana dijelaskan sebelumnya atas transaksi dengan pihak-pihak berelasi dan saldo, termasuk komitmen dengan:
1. Pemerintah yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan
2. Entitas lain yang merupakan pihak berelasi karena dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah yang sama atas entitas pelapor dan entitas lain tersebut.
Contoh: