• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN MODEL KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN MODEL KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN MODEL KOOPERATIF

THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh :

Silvia Yanti NIM. 4112111018

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Materi Segiempat Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, Ph, D Bapak Denni Haris, S.Si, M.Pd, dan Bapak Pardomuan NJM Sinambela, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Paiman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 01 Medan dan Bapak Samidi, M.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Muhammadiyah 01 Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

(3)

v

Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Sri Rama Wulan, Amd, Julia Iriani, Budi Santoso, Amd, Rivai Arvan, Amd, Rendy dan Angga Prasatria, Amd yang selalu setia menemani penulis selama 8 tahun ini. Terima kasih juga kepada sahabat yang meski jarang bertemu namun selalu saling mendoakan Juniar Aristia. N dan Oktavia R.R. Putri, S.PSi, karena doa tulus kalian penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Yulita Sari Koto yang selalu setia menjadi teman berbagi cerita. Kepada sahabat terhebat “PRAF” Dwi Fatwa Sasmita, Ade Tri Aryani, Khairul Umam Rambe dan Maksum Ahmadi terima kasih atas segenap canda tawa yang kalian berikan sehingga penulis mampu bertahan di jurusan matematika ini. Terima kasih rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Matematika khususnya kelas DIK A 2011 Suci, Nita, Yeni dan teman-teman yang lain yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

Teruntuk keluarga “Hijau Hitam” HMI Komisariat FMIPA UNIMED, terima kasih telah menjadi keluarga kedua bagi penulis selama menjalankan perkuliahan. Terkhusus terima kasih untuk M. Taufik Hidayat dan Widi Aulia Widakdo yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis. Terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan Sapwan, Juli, Ilmi, Maryam, Widia, Ismail, dan Iril atas motivasi dan dukungan kalian. Terima kasih adik-adik yang telah banyak membantu penulis yaitu Satoto Gelar Syuhada, Danki, Hakim, Fahmi dan seluruh rekan-rekan dan adik-adik yang ada dalam kepengurusan HMI Komisariat FMIPA UNIMED Periode 2014-2015.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(4)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN MODEL KOOPERATIF

THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN T.A 2014/2015

Silvia Yanti (NIM: 4112111018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) pada materi segiempat di kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2014/2015 yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share pada materi segiempat.

Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika I diperoleh 20 siswa (57,14%) dari 32 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  65). Setelah tindakan II, melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika II diperoleh 31 siswa (88,57%) dari 35 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  65). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 31,42%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.

Nilai rata-rata pada tes kemampuan komunikasi matematika pada siklus I yaitu 68,57 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,71. Peningkatatan nilai rata-rata yaitu sebesar 12,14 dengan Gain Skor sebesar 0,38 yang berada pada kategori sedang.

Pada pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika siswa untuk setiap aspek yang diteliti, pada aspek menulis/menjelaskan skor rata-rata siswa 62,14 (kategori rendah), pada aspek menggambar skor rata-rata siswa 77,5 (kategori sedang), pada aspek representasi skor rata-rata siswa 68,93 (kategori rendah). Dan pada siklus II terjadi peningkatan seperti berikut : Pada aspek menulis/menjelaskan, skor rata-rata 94,29 (kategori sangat tinggi), Pada aspek menggambar skor rata-rata-rata-rata siswa 75,48 (kategori sedang), pada aspek representasi skor rata-rata siswa 81,79 (kategori tinggi).

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan komunikasi matematika siswa meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada materi segiempat di kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2014/2015.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar vi

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.2. Komunikasi Matematika 12

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 21

2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 21

Think-Pair-Share

2.1.4.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 23

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(6)

vii

2.3. Penelitian yang Relevan 34

2.4. Kerangka Konseptual 35

2.5. Hipotesis Tindakan 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 37

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.2.1. Lokasi Penelitian 37

3.2.2. Waktu Penelitian 37

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 37

3.3.1. Subjek Penelitian 37

3.3.2 Objek Penelitian 37

3.4. Definisi Operasional 38

3.5. Prosedur Penelitian 38

3.6. Instrumen Penenlitian 41

3.6.1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 41

3.6.2. Observasi 42

3.7. Teknik Analisis Data 43

3.7.1.Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Mateamtika 43

3.7.2 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika 44

3.7.3 Analisis Hasil Observasi 45

3.8. Penarikan Kesimpulan 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 47

4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 47

4.1.1.1 Permasalahan I 47

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I) 48

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 49

4.1.1.4 Observasi I 52

4.1.1.5 Analisis Data I 52

(7)

viii

4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 67

4.1.2.1 Permasalahan II 67

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II) 68

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 69

4.1.2.4 Observasi II 70

4.1.2.5 Analisis Data II 73

4.1.2.6 Refleksi II 80

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 81

4.3 Rekap Tindakan 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 95

5.2 Saran 96

DAFTAR PUSTAKA 97

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban tes awal siswa 1 5

Gambar 1.2 Jawaban tes awal siswa 2 5

Gambar 1.3 Jawaban tes awal siswa 3 6

Gambar 3.1 Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas 41

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika 56

Siswa Siklus I

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika 74

Siswa Siklus II

Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi 82

Matematika Siswa

Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 83

Gambar 4.5 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika 85

Siswa

(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 99

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 108

Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 116

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS II) 120

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS III) 124

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS IV) 128

Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 132

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I (LAS II) 135

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I (LAS III) 139

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I (LAS IV) 143

Lampiran 11 Tes Kemampuan Awal 148

Lampiran 12 Tes Kemampuan Komunikasi I 149

Lampiran 13 Tes Kemampuan Komunikasi II 151

Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 153

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi I 154

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi II 158

Lampiran 17 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 162

Lampiran 18 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi I 163

Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi II 164

Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi 165

Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Awal 167

Lampiran 22 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi 170

(10)

xiii

Lampiran 23 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi 173

Matematika II

Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus I) 176

Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus I) 179

Lampiran 26 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 182

Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus II) 184

Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus II) 187

Lampiran 29 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 190

Lampiran 30 Analisis Hasil Tes Awal 192

Lampiran 31 Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 194

Lampiran 32 Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 196

Lampiran 33 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 198

Tiap Indikator

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke zaman. Peranan yang sangat besar itu telah dirasakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari setiap kegiatan manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat bergantung pada perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah terutama pendidikan matematika, oleh karena itu matematika harus dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi agar dapat menghasilkan SDM yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu diperlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi (high order thinking), berfikir logis, kritis, dan mampu bekerjasama dan berkomunikasi secara proaktif. Seperti yang diungkapkan oleh Sudrajat (2008:2) :

“Matematika merupakan ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk landasan bagi teknologi dan pengetahuan modern. Di samping itu, matematika memberikan keterampilan yang tinggi pada seseorang dalam hal daya abstraksi, analisis permasalahan, dan penalaran logika. Dengan demikian, matematika berfungsi untuk membantu mengkaji alam sekitar sehingga dapat dikembangkan menjadi teknologi untuk kesejahteraan umat manusia”.

(12)

2

Akan tetapi kenyataan yang ditemukan dilapangan adalah bahwa masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang ditunjuk pada lembaga pendidikan, maupun para pengajar pendididkan terutama pada guru matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Crockfot (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) bahwa :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalau digunakan dalm segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran dan keruangan; (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah”.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Sugandi (dalam Jamaluddin, 2013) yaitu mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dengan tepat atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, dan diagram, dalam menjelaskan gagasan. Namun, pembelajaran matematika yang dilakukan disekolah masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Pada akhirnya salah satu tujuan pembelajaran matematika diatas terabaikan dan proses komunikasi pada saat pembelajaran hanya bersifat satu arah, sehingga pembelajaran yang bersifat konvensional tidak menstimulasi siswa untuk menggunakan kemampuan komunikasi mereka secara tertulis maupun lisan. Dalam pembelajaran matematika, seorang siswa yang sudah mempunyai kemampuan pemahaman matematis dituntut juga untuk bisa mengkomunikasikannya, agar pemahamannya tersebut bisa dimengerti oleh orang lain. Siswa dapat meningkatkan pemahaman matematisnya dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya kepada orang lain.

(13)

3

Komunikasi matematika perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi siswa dapat mengorganisasi dan mengkonsolidasi berpikir matematisnya (NCTM, 2000a), dan siswa dapat mengeksplorasi ide-ide matematika (NCTM, 2000b). Selain itu menurut Atkins (dalam Umar, 2012: 3) komunikasi matematika secara verbal (mathematical conversation) merupakan alat untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa, memungkinkan siswa untuk belajar mengkonstruksikan pemahaman matematika dari siswa lain dan memberikan siswa kesempatan untuk merefleksikan pemahaman matematikanya.

Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan matematika yang dipelajari di sekolah perlu ditumbuhkan, sebab salah satu fungsi pelajaran matematika adalah sebagai cara mengkomunikasikan gagasan secara praktis, sistematis, dan efisien.

Proses pembelajaran yang terjadi disekolah masih cenderung didominasi guru yang dilaksanakan secara konvensional dengan urutan sajian: (1) guru mengajarkan teori/definisi/teorema melalui ceramah, (2) guru memberikan dan membahas contoh-contoh, kemudian (3) guru memberikan soal latihan. Hal tersebut membuat siswa tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat mereka karena suasana kelas yang terlalu didominasi oleh guru. Akibatnya, tidak dapat diketahui kemampuan komunikasi matematika siswa dalam menyampaikan pemikiran tentang gagasan dan ide matematisnya dalam menyelesaikan masalah matematika. Pada akhirnya salah satu tujuan pembelajaran matematika di atas terabaikan dan proses komunikasi pada saat pembelajaran hanya bersifat satu arah, sehingga tidak menstimulasi siswa untuk menggunakan kemampuan komunikasi mereka secara maksimal baik komunikasi tertulis maupun lisan.

(14)

4

dengan temannya. Sebagian siswa yang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru lebih memilih untuk diam, namun ada juga yang menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Tindakan-tindakan yang dilakukan siswa tersebut adalah fakta yang menunjukkan bahwa minat siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

Peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa orang siswa. Mereka mengatakan terkadang mereka merasa bosan belajar matematika, apalagi jika mempelajarinya sendirian. Mereka tidak berani/ malu untuk bertanya kepada guru. Sehingga jika mereka tidak tahu, mereka hanya diam dan membiarkan ketidaktahuannya tersebut. Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa masih belum terbiasa berkomunikasi. Hal ini sangat disayangkan, karena kemampuan berkomunikasi dalam matematika sangat penting. Jika siswa tidak terlatih dalam berkomunikasi, maka akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

(15)

5

Berikut ini beberapa jawaban tes diagnostik yang dikerjakan siswa.

Gambar1.1 Jawaban Tes Awal Siswa1

Dari jawaban siswa pada soal no. 1 terlihat bahwa siswa masih belum mampu menggambarkan apa yang diinstruksikan soal dengan benar. Siswa juga belum bisa menyatakan pemikirannya secara tepat.

(16)

6

Dari jawaban siswa pada soal no. 2, siswa belum bisa menyelesaikan permasalahan mengenai keliling persegipanjang secara benar.

Gambar 1.3 Jawaban Tes Awal Siswa 3

Dari jawaban siswa pada soal no. 3, hasil akhir jawaban siswa sudah benar, hanya saja proses siswa menyelesaikannya belum tepat. Siswa belum mampu merekonstruksi pemikirannya dalam memodifikasi pertanyaan melalui apa yang sudah diketahui.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diatas maka guru memerlukan inovasi baru dalam memperbaiki kemampuan komunikasi matematika siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana pada model yang baru ini materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga siswa lebih mudah mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Seperti yang telah mereka sebutkan bahwa mereka terkadang merasa bosan belajar matematika, apalagi saat sendiri, oleh karena itu diperlukan teman untuk berbagi ilmu dan pengetahuan. Proses komunikasi yang kurang akan menyebabkan siswa tidak mampu berkomunikasi secara matematika, sehingga siswa tidak mampu mengungkapkan ide-ide yang ada dalam pemikirannya.

(17)

7

ini tentunya membuat siswa tidak menggunakan kemampuan komunikasinya secara maksimal.

Oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih dari guru untuk mampu menciptakan pembelajaran yang menarik agar siswa lebih aktif dalam belajar dan dalam berkomunikasi, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Menurut Ansari (2009:57) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Lyman, F (dalam Trianto, 2011: 81) menyatakan bahwa:

Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Think-Pair-Share adalah pola diskusi kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan merespon serta saling membantu. Sedangkan menurut Arends (dalam Ansari, 2009: 62):

“Model pembelajaran Think-Pair-Share (saling bertukar pikiran secara berpasangan) merupakan struktur pembelajaran kooperatif yang efektif untuk menigkatkan partisipasi siswa dan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk partisipasi siswa”.

(18)

8

berinteraksi aktif dan mampu berpartisipasi dalam pembelajaran apabila memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Materi Segiempat Dengan Model Kooperatif Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas VII Di SMP Swasta Muhammadiyah 01 Medan”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Dalam pembelajaran yang dilakukan guru di Kelas VII-A SMP

Muhammadiyah 1 Medan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2. Kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa masih rendah

3. Siswa tidak terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya pada saat

pembelajaran berlangsung

4. Proses pembelajaran yang disekolah kurang mendukung siswa untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi matematikanya.

5. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kelas dengan metode ceramah.

1.3Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti membatasi masalah pada “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika SIswa Pada Materi Segiempat Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A. 2014/2015”.

1.4Rumusan Masalah

(19)

9

1. Apakah kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi segiempat dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A. 2014/2015?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII

di SMP Muhammadiyah 01 Medan setelah diterapkan model pembelajaran Think-Pair-Share?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk melihat peningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share pada materi segiempat pada siswa kelas VII di SMP Swasta Muhammadiyah 01 Medan.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 01 Medan setelah diterapkan model pembelajaran Think-Pair-Share.

1.6Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu:

1. Bagi siswa, sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien pada kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

(20)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi segiempat kelas VII-A di SMP Muhammadiyah 01 Medan.

2. Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematika yang diberikan

pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,57 dan meningkat pada siklus II menjadi 80,71. Sedangkan untuk nilai setiap aspek komunikasi yang di teliti yaitu pada aspek menjelaskan nilai rata-rata pada siklus I 62,14, pada siklus II meningkat menjadi 94,29, aspek menggambar pada siklus I 77,5, pada siklus II sedikit menurun menjadi 75,48, dan aspek representasi pada siklus I 68,93, pada siklus II meningkat menjadi 81,79. Peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 20 siswa (57,14%) meningkat menjadi 31 siswa (88,57%) pada siklus II yang telah mencapai ketuntasan klasikal yaitu ≥85% siswa yang mencapai tes kemampuan komunikasi matematika dengan nilai ≥ 65.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran

matematika disarankan untuk menggunakan model pembelajaran

Think-Pair-Share (TPS) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih

(21)

96

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa

dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.

4. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,

lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.

5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,Jakarta.

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikas, Pena, Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed.

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Jamaluddin, Muhammad. (2013). Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing pada Materi Teorema Pythagoras. FMIPA UNESA

Kunandar. (2011). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Lambok, Parulian. (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Melalui Srategi Think Talk Write. FMIPA UNIMED. Medan

Pakpahan, Meilina. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mateamtika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Medan. FMIPA UNIMED. Medan Prananta, Esron. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share

(TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 1 Tigabinanga Tahun Ajaran 2014/2015. FMIPA UNIMED. Medan

Riyanto, Yatim., (2009), Paradigma Baru Pembelajaran, Kencana Prenada Media, Jakarta.

(23)

98

Sudradjat, (2009), Peranan Matematika Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/peranan_matematika_dlm_perkembangan_iptek. pdf) (Diakses 28 Februari 2015)

Sukino, (2007), Matematika Untuk SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Sumarno, U. (2010). Berpikir Kreatif dan Disposisi Mateamtika: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. FMIPA UPI. Bandung. (http://math.sps.upi.edu) (diakses 28 Februari 2015)

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1 Jawaban tes awal siswa 1
Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa 2
Gambar 1.3 Jawaban Tes Awal Siswa 3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif terjadi pada partisipan karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan sesuatu

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

enurut aelan% 'embukaan &&" ($ =ahun 194 merupakan 'okok aidah (egara yang Hundamental sehingga terhadap tertib hukum $ndonesia mempunyai 2 macam

yang sama secara aktif sesuai kapasitasnya dalam kegiatan penanggulangan bencana;.. Semua manusia mempunyai hak yang

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) dengan judul KAJIAN

Kebijakan kepala sekolah SMP Negeri 1 Biromaru yang diimplementasikan di sekolah tersebut ditinjau dari aspek aktivitasnya terhadap peningkatan prestasi peserta didik

Untuk seseorang yang mempunyai dana yang cukup atau seseorang yang tidak ingin mengambil risiko yang tinggi serta kemudahan untuk klaim kerugian maka akan memilih

 Suatu organisasi diperlukan karena : (1) suatu kelompok makin bertambah luas dan (2) tujuan sukar dicapai oleh kelompok yg terbatas.  Pada fase kelompok berubah menjadi