PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV SDN 112165 AEK NABARA
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
SOYBATUL ASLAMIAH RITONGA NIM: 8136182050
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
SOYBATUL ASLAMIAH RITONGA, Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Problem
Based Learning Siswa Kelas IV SDN 112165 Aek Nabara.
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan
sosial pada pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 112165 Aek Nabara? Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai penggunaan model
Problem Based Learning dalam meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan
sosial siswa pada pelajaran IPS kelas IV SDN 112165 Aek Nabara. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data observasi. Hasil penelitian diperoleh: (1) pada aktivitas belajar siswa persentase siswa yang aktif secara klasikal siklus I pertemuan I sebesar 0% dan pada pertemuan II sebesar 20%. Kemudian pada siklus II pertemuan I sebesar 75% dan pada pertemuan II sebesar 90%; (2) pada keterampilan sosial siswa persentase siswa yang aktif secara klasikal siklus I pertemuan I sebesar 60% memiliki keterampilan sosial rendah, sebesar 30% memiliki keterampilan sosial sedang, dan sebesar 10% memiliki keterampilan sosial tinggi. Pada pertemuan II sebesar 50% memiliki keterampilan sosial rendah, sebesar 20% memiliki keterampilan sosial sedang, dan sebesar 30% memiliki keterampilan sosial tinggi. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan I sebesar 25% memiliki keterampilan sosial rendah, sebesar 10% memiliki keterampilan sosial sedang, sebesar 50% memiliki keterampilan sosial tinggi, dan sebesar 15% memiliki keterampilan sosial sangat tinggi. Pada pertemuan II sebesar 10% memiliki keterampilan sosial sedang, sebesar 30% memiliki keterampilan sosial tinggi, dan sebesar 60% memiliki keterampilan sosial sangat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa bahwa siklus selanjutnya tidak perlu dilakukan. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning telah terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan sosial pada pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 112165 Aek Nabara.
ii ABSTRACT
SOYBATUL ASLAMIAH RITONGA, Increased Activity Learning And Social Skills In Lesson IPS Using Problem Based Learning Model Grade IV SDN 112165 Aek Nabara.
The main problem in this study is whether the use of problem based learning model can improve the activity of learning and social skills in social studies grade IV SDN 112165 Aek Nabara? The study aims to gain a factual overview of the use of problem based learning model in enhancing the activity of learning and social skills of students in social studies class IV SDN 112165 Aek Nabara. This research is a classroom action research (PTK) conducted in two cycles with the subject of research is the fourth grade students who are 20 students. Observation data collection techniques. The results were obtained: (1) the percentage of students learning activities of students are active in classical first cycle of 0% the first meeting and the second meeting by 20%. Then in the second cycle of the first meeting by 75% and at 90% the second meeting; (2) the social skills of students the percentage of students who are active in classical first cycle of the first meeting by 60% had low social skills, 30% had a moderate social skills, and 10% have high social skills. At the second meeting 50% had low social skills, 20% had a moderate social skills, and 30% have high social skills. And then increased in the second cycle the first meeting by 25% had low social skills, 10% had a moderate social skills, 50% have high social skills, and 15% had a very high social skills. At the second meeting 10% have moderate social skills, 30% have high social skills, and 60% had a very high social skills. It is proved that that the next cycle is not necessary. Therefore, by using Problem Based Learning teaching model has been shown to increase the activity of learning and social skills in social studies grade IV SDN 112165 Aek Nabara.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar Dan
Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Problem
Based Learning Siswa kelas IV SDN 112165 Aek Nabara”, dengan baik dan tepat
waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada sekolah Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan
yang telah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2).
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin
penyusunan tesis ini.
3. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd., Asisten Direktur I Program Pascasarjana
iv
4. Bapak Dr. Deny Setiawan M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs
Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan
kepada penulis dalam penulisan tesis.
5. Bapak Dr. Hidayat, M.Si., dan Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M. S., selaku Dosen
Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan waktunya serta
telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis selama penulisan tesis
ini.
6. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si., Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si., dan Bapak
Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd., selaku penguji yang telah banyak memberi
masukan dan saran demi perbaikan tesis ini.
7. Ibu Prof. Dr. Anita Yus M.Pd., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs
Universitas Negeri Medan.
8. Abangnda Hizrah Saputra Harahap, S.Pd., selaku Pegawai Prodi Pendidikan
Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak
dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.
9. Ibu Hj. Mazni Faridah, S.Pd., selaku Kepala SDN 112165, Ibu Kumaladewi.
selaku Guru Kelas IV dan seluruh guru-guru, staff pegawai SDN 112165 Aek
Nabara yang telah memberikan ijin dan waktu untuk melaksanakan
penelitian dan bimbingannya yang bermanfaat bagi peneliti.
10.Kepada yang teristimewa kedua orangtua yang sangat saya hormati dan
sayangi, Ibunda Ramsinah Rambe, Ayahnda Nurwin Ritonga, yang selalu
memberikan do’a dan motivasi dalam meraih masa depan serta kecukupan
dana hingga penulis selesai menyelesaikan penulisan tesis ini, dan yang saya
v
11.Kepada sahabat-sahabat yang saling memberikan dorongan dalam rangka
penulisan tesis ini yang khususnya Eti Muliani, S.Pd, Fira Astika Wanhar,
S.Pd, Rika Ramadhani, S.Pd, Hardiyanti Sadli, S.Pd, dan Juliati, S.Pd.
12.Teman-teman Sealmamater Prodi Dikdas 2013 Kelas B1, (Yasmin Sofia, Fitri
Rahmadani, Khairunnisa, Nurlia Ginting, Nina Hasanah, Ibu Cut Marlina, Ibu
Siti Mayang Sari, Kak Rodiah Nasution, Bg Sufiyansyah, Bapak Teuku
Alamsyah, Bapak Syawaluddin Ketaren, Bapak Ari, Bg Haris Suwondo, Bg
Helminsyah, Mirza Fahlevi Ginting, Mardo Brema Ginting) yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
13.Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan Tesis ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu, memberikan masukan
dan dukungan motivasinya.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis telah berupaya dengan semaksimal
mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak
terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih, semoga tesis ini berguna bagi kita semua khususnya
para pembaca. Amin.
Medan, September 2015 Penulis
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Batasan Masalah ... 10
1.4 Rumusan Masalah ... 11
1.5 Tujuan Penelitian ... 11
1.6 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA. ... 13
2.1 Aktivitas Belajar ... 13
2.2 Pengertian Keterampilan Sosial Siswa ... 19
a. Aspek-Aspek Keterampilan Sosial ... 21
b. Faktor Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak ... 22
c. Keterampilan Sosial dalam Teori Kecerdasan Majemuk ... 24
2.3 Pembelajaran IPS di SD ... 25
2.4 Model Problem Based Learning ... 29
a. Pengertian Problem Based Learning ... 30
b. Karakteristik Problem Based Learning ... 31
c. Langkah Proses Problem Based Learning ... 34
d. Kelebihan Kekurangan Problem Based Learning ... 37
e. Model PBL dalam Teori Kontruktivisme ... 39
2.5 Penelitian Yang Relevan ... 43
2.6 Kerangka Berpikir ... 46
a. Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning ... 46
b. Peningkatan Keterampilan Sosial Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning ... 49
2.7 Hipotesis Tindakan ... 51
BAB III METODE PENELITIAN ... 52
3.1 Lokasi Penelitian ... 52
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 52
3.3 Defenisi Operasional Variabel... 52
3.4 Desain Penelitian ... 54
3.5 Prosedur Penelitian ... 55
3.6 Alat Pengumpul Data ... 58
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Hasil Penelitian ... 64
a Deskripsi Hasil Siklus I ... 64
1 Perencanaan Siklus I ... 64
2 Pelaksanaan Siklus I ... 65
3 Hasil Obervasi Siklus I ... 71
4 Hasil Analisis Refleksi Siklus I ... 79
b Deskripsi Hasil Siklus II ... 85
1 Perencanaan Siklus II ... 85
2 Pelaksanaan Siklus II ... 87
3 Hasil Observasi Siklus II ... 93
4 Hasil Analisis Refleksi SIklus II ... 102
4.2 Pembahasan ... 104
a. Aktivitas Belajar Siswa ... 105
b. Keterampilan Sosial Siswa ... 109
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 113
5.1 Simpulan ... 113
5.2 Implikasi ... 114
5.3 Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 118
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rekap Nilai Rata-Rata Ket. Sosial Kelas IV SDN 112165 ... 5
Tabel 1.2 Data Nilai Ulangan Kelas IV SDN 112165 Aek Nabara ... 7
Tabel 2.1 Perbedaan Model Konvensional dan Model PBL ... 34
Tabel 2.2 Sintaks Model PBL ... 36
Tabel 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 55
Tabel 3.2 Lembar Aktivitas Siswa ... 58
Tabel 3.3 Indikator Keterampilan Sosial Siswa ... 60
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ... 72
Tabel 4.2 Hasil Observasi Indikator aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ... 73
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 74
Tabel 4.4 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 75
Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Proses PBL Siklus I ... 75
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa Siklus I Pertemuan I .. 76
Tabel 4.7 Persentase Keterampilan Sosial Siswa Siklus I Pertemuan I ... 77
Tabel 4.8 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siklus I Pertemuan II ... 78
Tabel 4.9 Persentase Keterampilan Sosial Siswa Siklus I Pertemuan II... 79
Tabel 4.10Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 94
Tabel 4.11 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I .. 95
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ... 96
Tabel 4.13 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Siklus II Pert II... 97
Tabel 4.14 Hasil Observasi Guru Proses PBL Siklus II ... 98
Tabel 4.15 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siklus II Pertemuan I ... 99
Tabel 4.16 Persentase Keterampilan Sosial Siswa Siklus II Pertemuan I ... 100
Tabel 4.17 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa Siklus II Pert II ... 101
Tabel 4.18 Persentase Keterampilan Sosial Siswa Siklus II Pertemuan II ... 102
Tabel 4.19 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 105
Tabel 4.20 Peningkatan Nilai Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ... 106
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 48
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 50
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart ... 54
Gambar 4.1 Persentase Klasikal Aktivitas Siswa Siklus I dan II... 106
Gambar 4.2 Persentase Nilai Observasi Guru Siklus I dan II ... 107
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 122
Lampiran 2 Soal dari pengamatan untuk didiskusikan ... 129
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ... 130
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 131
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ... 138
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II ... 139
Lampiran 7 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 140
Lampiran 8 Format Lembar Observasi Guru... 143
Lampiran 9 Format Lembar Observasi Ketrampilan Sosial Siswa ... 145
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I ... 147
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II ... 149
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan I ... 151
Lampiran 13 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II ... 153
Lampiran 14 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 155
Lampiran 15 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 156
Lampiran 16 Tabulasi Data Keterampilan Sosial Siswa Siklus I ... 157
Lampiran 17 Tabulasi Data Keterampilan Sosial Siswa Siklus II ... 158
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan
dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut
untuk melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin
sehingga dapat mencetak generasi muda bangsa yang cerdas, terampil dan
bermoral tinggi. Proses pembelajaran membantu siswa untuk mengembangkan
potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan agar intelek dan sikap setiap
pelajar dapat berkembang.
Guru di dalam dunia pendidikan berperan sebagai pembelajar, mediator,
fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan
yang dipelajari, karena guru secara langsung berhadapan dengan siswa. Proses
pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa kreatif belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan guru
merancang pembelajaran dan menggunakan model pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Teken, 2012:1).
Pelaksanaan pendidikan kepada siswa adalah salah satu cara dalam rangka
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dasar bagi
pembentukan kepribadian yang utuh (Ambarsari, 2013:24). Oleh karena itu dalam
pemberian pendidikan ini terdapat aspek-aspek yang harus dikembangkan dan
2
moral dan sosial. Pendidikan yang diberikan harus menyentuh pada aspek sosial
mencakup tenggang rasa, kepedulian, saling menghargai, saling menghormati,
mampu bekerjasama, empati dan sebagainya.
Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan menyatakan bahwa IPS
bertujuan agar peserta didik mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat, lingkungan, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis, kritis, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional maupun global.
Keberadaan Ilmu Pengetahuan Sosial pendidikan dasar sebagai sarana dalam
mengembangkan pemahaman tentang bagaimana individu dan kelompok hidup
bersama dengan lingkungannya.
Selain itu siswa dibimbing untuk memiliki kepedulian terhadap kegiatan
sosial, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki
keterampilan hidup secara mandiri. Agar pembelajaran lebih menarik dan lebih
mudah dicerna oleh siswa, bahan-bahan IPS diambil dari kehidupan nyata di
lingkungan masyarakat. Bahan atau materi yng diambil dari pengalaman pribadi,
teman-teman sebaya, serta lingkungan alam dan masyarakat lebih gampang
dipahami oleh siswa.
Siswa sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang biasanya ditandai dengan perubahan fisik
motorik, kognitif, sosial dan emosional. Agar perkembangan ini dapat dicapai
3
benar-benar menyentuh pada aspek diri anak yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan tersebut (Nur, 2009:40).
Yusuf (2006:65) menegaskan bahwa “periode yang beragam dalam
perkembangan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas
perkembangan”. Tugas-tugas perkembangan ini sangat berkaitan dengan
perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragam, dan hal
lainnya sebagai persyaratan untuk pemenuhan selanjutnya. Tugas perkembangan
tersebut berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang senantiasa
dimiliki oleh individu.
Salah satu tugas perkembangan sosial anak yaitu memiliki keterampilan
dalam sosialnya. Secara potensial anak dilahirkan sebagai makhluk sosial.
Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan sosial. Rachmawati (2008:68) mengemukakan bahwa “keterampilan
sosial adalah kemampuan anak untuk dapat mereaksi kemampuan seseorang
dalam beradaptasi secara benar dengan lingkungannya dan menghindar dari
konflik saat berkomunikasi baik secara fisik maupun verbal”. Penguasaan
keterampilan sosial pada diri siswa adalah sangat penting karena akan membantu
anak agar diterima dan mampu berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang
ditampilan oleh siswa ketika berinteraksi dengan orang lain didukung pula oleh
ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang lain yang
berada di sekitarnya. Kurniati (2010:35) mengemukakan bahwa keterampilan
4
kemandirian pada jenjang kehidupan selanjutnya, hal ini bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Keterampilan sosial merupakan faktor penting bagi siswa untuk memulai
kehidupan sosialnya. Bagi siswa yang tidak memiliki keterampilan sosial, maka
akan mengalami kesulitan dalam memulai dan menjalin hubungan yang positif
dengan lingkungannya, bahkan boleh jadi siswa akan ditolak atau diabaikan oleh
lingkungannya. Dampak yang muncul dari akibat penolakan ini adalah siswa akan
sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baik di lingkungan rumah maupun
lingkungan sekolahnya. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap
keberhasilan belajar siswa karena siswa kurang mampu dalam menempatkan diri
dalam kehidupan sosial terutama dalam belajarnya.
Dampak lain dari rendahnya keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa
adalah siswa mengalami berbagai kesulitan perilaku. Siswa di sekolah mengalami
kurangnya perhatian, penolakan teman sebaya, kesulitan dalam mengontrol emosi,
kesulitan dalam berteman, sulit berkonsentrasi yang berakibat terganggu aktivitas
belajar siswa, sehingga menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan observasi dan informasi yang diperoleh peneliti di kelas IV
SDN 112165 Aek Nabara bahwa proses pelaksanaan pembelajaran belum
memaksimalkan aspek keterampilan sosial atau keterampilan sosial masih rendah,
hal ini terlihat indikasi siswa yang bertolak belakang pada perilaku interpersonal
yaitu siswa masih kurang dilibatkan secara langsung dalam proses pengalaman
untuk berinteraksi dengan temannya ketika proses pembelajaran di kelas
5
dalam konflik. Ketika pelajaran berlangsung, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan keterampilan sosial, seperti perilaku yang berhubungan dengan
diri sendiri yaitu siswa memahami perasaan orang lain atau menghargai diri
sendiri dan orang lain, siswa memiliki perilaku bertanggung jawab dan
mengontrol kemarahan/emosi. Dan beberapa hal yang belum tampak seperti
Perilaku berkaitan dengan kesuksesan akademik yaitu siswa mampu bekerja
mandiri/kelompok, tekun dan rajin mengerjakan tugas. Penerimaan teman sebaya
dimana siswa dapat memberi dan menerima informasi yaitu saling memberi dan
menerima kritikan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan, mengajak
teman dapat terlibat dalam suatu aktifitas yaitu menjalin hubungan kerja sama
dengan sesama siswa dan menangkap dengan tepat emosi orang lain.
Berkomunikasi di dalam kelas antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan
guru, cepat dan tepat dalam mengemukakan pendapat yaitu saling memberi
pendapat untuk memecahkan suatu masalah di kelas dengan tepat, lancar dalam
berbahasa yaitu dalam mengemukan pendapat dapat dimengerti dan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1. Rekap Penilaian Rata-Rata Keterampilan Sosial Siswa Kelas IV SDN 112165 Aek Nabara
Penilaian Indikator Keterampilan Sosial Siswa Indikator Keterampilan Sosial Siswa Perilaku Interperso nal Perilaku Berkaitan dengan Diri Sendri Perilaku Berkaitan Kesuksesan Akademik Penerimaan Teman Sebaya Kterampilan Komunikasi
Rata-Rata 1,1 1,4 1,25 1,55 1,25
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Keterangan Tampak bahwa masih belum tuntas pada tiap indikator
6
Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata bahwa pada indikator dari
perilaku interpersonal 1,1 kategori kurang, perilaku berkaitan dengan diri sendiri
1,4 kategori kurang, perilaku berkaitan kesuksesan akademik 1,25 kategori
kurang, penerimaan teman sebaya 1,55 kategori kurang, dan keterampilan
komunikasi 1,25 kategori kurang.
Pada saat pelajaran IPS aktivitas belajar IPS siswa masih rendah ditandai
dengan tidak adanya respon dari siswa selama proses pembelajaran, saat
pertanyaan ditujukan ke siswa oleh guru, siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan/siswa tidak berani menjawab atau bertanya karena siswa tidak
menguasai materi ajar yang baru saja disampaikan oleh gurunya. Apabila sudah
demikian, maka tujuan dari proses pembelajaran tidak akan tercapai, maka untuk
mencapai tujuan yang diinginkan guru hendaknya meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
Selain itu siswa yang memiliki aktivitas rendah dalam pelajaran IPS dapat
dilihat dari kurang tertariknya siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar yang berujung pada ketidak seriusan siswa menyimak guru saat
menjelaskan materi pelajaran, siswa cenderung acuh tak acuh terhadap guru,
siswa kurang berani dalam mengeluarkan pendapat, hanya beberapa siswa yang
berani menjawab pertanyaan dari guru, siswa lebih suka sibuk dengan aktivitas
masing-masing yang tidak berhubungan dengan aktivitas belajar seperti bercerita
dan bermain dengan teman sebangkunya, siswa juga terlihat sering keluar masuk
7
belajar tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dan kurang
memenuhi KKM. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.2. Data Nilai Ulangan IPS Kelas IV pada 2 (Dua) Tahun Terakhir SDN 112165 Aek Nabara
Tahun Pelajaran
Tuntas Tidak Tuntas KKM
Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %
2012-2013 5 29,40 12 70,58 63
2013-2014 7 38,88 11 61,11 65
(Sumber: Guru Kelas IV SDN 112165 Aek Nabara)
Dari data tersebut dapat dilihat pada tahun pelajaran 2012/2013 dengan
jumlah 17 siswa menunjukkan bahwa sebesar 29,40% (5 siswa) memenuhi KKM
sedangkan 70,58% (12 siswa) masih berada di bawah KKM dengan KKM yang
ditetapkan yaitu 63 dan pada tahun 2013/2014 dengan jumlah 18 siswa
menunjukkan bahwa sebesar 38,88% (7 siswa) memenuhi KKM sedangkan
61,11% (11 siswa) masih berada di bawah KKM dengan KKM yang ditentukan
yaitu 65.
Salah satu alasan yang menyebabkan pelajaran IPS kurang menarik adalah
pembelajaran di kelas masih bersifat monoton. Kebanyakan guru hanya
menjelaskan materi, siswa menghafal materi, kemudian siswa diberi soal. Hal ini
menyebabkan siswa mudah bosan berada di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sanjaya (2008) bahwa “proses pembelajaran yang monoton dan kurang
menarik, menjadi salah satu masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa”. Kurangnya interaksi di dalam kelas menyebabkan komunikasi di kelas
jadi kurang aktif. Siswa tidak diberi kesempatan bertanya atau mengeluarkan
8
kelas sehingga siswa menjadi takut saat menunjukkan hasil pekerjaannya di dalam
kelas, siswa kurang berani tampil di depan kelas untuk menunjukkan/
membacakan hasil pekerjannya dengan alasan belum selesai, tetapi setelah
diperiksa, semua latihan telah dikerjakan. Hal ini karena siswa masih kurang
percaya diri.
Kurangnya kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model
pembelajaran untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan. Peserta
didik merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Jika peserta didik
sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah yang dipelajari,
maka pengetahuan yang Ia dapatkan akan lebih lama melekat di pikiran. Guru
sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran yang
efektif. Dengan inovasi model pembelajaran diharapkan akan tercipta suasana
belajar aktif, mempermudah penguasaan materi, peserta didik lebih kreatif,
memiliki keterampilan sosial dan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Masalah tersebut tidak bisa dibiarkan berkelanjutan, karena akan
berdampak buruk terhadap perkembangan siswa. Oleh karena itu dilakukan upaya
yang dapat menunjang meningkatkan keterampilan sosial dan aktivitas belajar
siswa, salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui model
Problem Based Learning, diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan
sosial dan aktivitas belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learing (PBL) siswa diharapkan dapat saling belajar,
bekerjasama, dan saling berkomunikasi secara lisan sehingga mampu
9
belajar karena pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut
kurikulum 2013 memiliki keunggulan yaitu: (1) dengan PBL akan terjadi
pembelajaran bermakna. Peserta didik belajar memecahkan suatu masalah, maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan
dapat diperluas ketika peserta didik dengan situasi di mana konsep diterapkan; (2)
dalam situasi PBL peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan; (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Berdasarkan uraian di atas timbul permasalahan yakni apabila dengan
menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan
aktivitas belajar dan keterampilan sosial. Untuk mengetahui hal tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS
Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Siswa kelas IV SDN
112165 Aek Nabara.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi identifikasi masalah
10
1. Rendahnya keterampilan sosial siswa yang menyebabkan siswa kurang
mampu memahami dan menguasai materi pelajaran IPS.
2. Aktivitas belajar pada pelajaran IPS masih rendah, dapat dilihat dari tidak
adanya respon dari siswa selama proses pembelajaran, saat pertanyaan
ditujukan ke siswa oleh guru, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan, karena
siswa tidak menguasai materi ajar yang baru saja disampaikan oleh gurunya.
3. Hasil belajar siswa masih rendah, hal tersebut terlihat dari nilai ulangan yang
diperoleh siswa masih banyak siswa memiliki nilai yang tidak memenuhi
KKM.
4. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih bersifat monoton, hanya guru yang
aktif sedangkan siswa pasif. Hal tersebut berpengaruh terhadap keterampilan
sosial siswa.
5. Siswa kurang percaya diri saat menunjukkan hasil pekerjaanya di depan kelas
sehingga berpengaruh pada aktivitas belajar siswa.
6. Kurangnya kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model
pembelajaran dalam kegiatan belajar di kelas.
1.3. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan model Problem
Based Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan sosial
11
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah dengan penggunaan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar pada pelajaran IPS siswa kelas IV SDN
112165 Aek Nabara?
2. Apakah dengan penggunaan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan keterampilan sosial pada pelajaran IPS siswa kelas IV SDN
112165 Aek Nabara?
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar pada pelajaran IPS
dengan menggunakan model Problem Based Learning pada siswa kelas IV
SDN 112165 Aek Nabara.
2. Untuk menguraikan peningkatan keterampilan sosial pada pelajaran IPS
dengan menggunakan model Problem Based Learning pada siswa kelas IV
SDN 112165 Aek Nabara.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna secara teoretis dan praktis.
12
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat di dunia pendidikan,
sebagai bahan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
relevan dengan permasalahan yang ada.
2. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan dan menambah wawasan mengenai pengaruh model PBL (Problem
Based Learning) terhadap peningkatan aktivitas belajar dan keterampilan
sosial siswa.
Manfaat praktis penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan mengenai
pentingnya aktivitas belajar dan keterampilan sosial terhadap proses
pembelajaran.
2. Bagi guru sebagai bahan masukan kepada guru untuk meningkatkan dan
membangun aktivitas belajar dan keterampilan sosial siswa agar tercapai hasil
belajar dengan optimal.
3. Bagi kepala sekolah hasil peneltian ini diharapkan dapat menjadi bahan
informasi bahwa dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan sosial IPS siswa.
4. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan
dan menambah wawasan mengenai pengaruh model Problem Based Learning
113 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan penerapan model
PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan aktivitas belajar dan
keterampilan sosial siswa pada pelajaran IPS sebagai berikut:
1. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas IV SDN 112165 Aek Nabara pada pelajaran IPS. Hal
tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi siklus I pertemuan I yaitu tidak
ada siswa yang aktif dalam pembelajaran dan pada pertemuan II sebesar 20%.
Kemudian pada siklus II pada pertemuan I sebesar 75% sedangkan dan pada
pertemuan II sebesar 90%. Jadi dapat disimpulkan pada siklus II mengalami
peningkatan dengan kategori aktif.
2. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa kelas IV SDN 112165 Aek Nabara pada pelajaran
IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi secara klasikal siklus I
pertemuan I bagi siswa memiliki keterampilan sosial tinggi sebesar 10%,
keterampilan sosial sedang sebesar 30%, dan keterampilan sosial rendah
sebesar 60% dan pada pertemuan II bagi siswa yang memiliki keterampilan
sosial tinggi sebesar 30%, keterampilan sosial sedang sebesar 20%, dan
keterampilan sosial rendah sebesar 50%. Kemudian pada siklus II pertemuan
114
keterampilan sosial tinggi sebesar 50%, keterampilan sosial sedang sebesar
10%, dan keterampilan sosial rendah sebesar 25% dan pada pertemuan II bagi
siswa memiliki keterampilan sosial sangat tinggi sebesar 60%, keterampilan
sosial tinggi sebesar 30%, keterampilan sosial sedang sebesar 10%. Hal ini
terbukti pada siklus II keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan.
5.2. Implikasi
Pada pelaksanaannya, penyajian materi keragaman suku bangsa dan
budaya melalui model PBL (Problem Based Learning) yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar dan keterampilan sosial siswa dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Timbulkan pertanyaan dalam benak siswa dengan menyajikan masalah
kontekstual yang mudah dicerna siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Membentuk kelompok heterogen.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya
melalui pengamatan. Siswa akan menggali data-data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka miliki
yang merupakan proses latihan metakognisi.
5. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-solusi
yang mereka kemukakan berdasarkan laporan diskusi kelompok
masing-masing.
115
Penerapan teori kontruktivisme dalam proses ini tergambar dalam teori
kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang
dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori
kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator. Pandangan tentang anak
dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang dikembangkan dari teori
belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam
pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan
skemata yang dimilikinya. Teori Vygotsky dalam pendidikan, pertama,
dikehendakinya setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar
kelompok-kelompok siswa dengan kemampuan yang berbeda, sehingga siswa dapat
berinteraksi dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan
strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam daerah pengembangan
terdekat/proksimal masing-masing. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam
pembelajaran menekankan perancahan (scaffolding).
5.3.Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, sebagai tindak lanjut dari
hasil penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Disarankan untuk mengikutsertakan para guru dalam seminar, workshop
atau pelatihan-pelatihan sehingga guru dapat meningkatkan profesionalnya dalam
menunjang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas.
116
member pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan
kemauan dalam mengembangkan model pembelajaran.
2. Bagi Guru
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diharapkan agar dapat
memilih dan menentukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan disarankan kepada guru
untuk dapat menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan menguasai
dengan benar langkah-langkah model PBL (Problem Based Learning) agar siswa
dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Lebih terbiasa, terlatih dan
terampil memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa dan menjadikan belajar
siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan untuk dikondisikan agar terbiasa dalam menerima
materi pelajaran, yaitu dengan mempelajari materi yang akan diajarkan dan
menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar, kemudian selalu perhatian,
semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak takut untuk bertanya
kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, berani
mengungkapkan idea tau pendapat, saling menghargai pendapat orang lain
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan
117
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti berharap agar dapat melakukan penelitian yang sama untuk
meningkatkan aktivitas dan keterampilan sosial siswa. Hal ini penting agar
diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh tentang penerapan model PBL
(Problem Based Learning), sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori
maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan aktivitas
118
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Ambarsari, Wati. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VII SMPN 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol.5 No. 1 Hal: 81-95.
Andriani, Mira. 2014. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Saintifik Siswa Kelas V SD Swasta Sabilina Tembung. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Animinami. 2012. Peningkatan Keterampilan Sosial dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis siswa
SMP Negeri di Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Matematika
PARADIKMA, Vol 6 No. 2 Hal 162-174.
Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.
Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya.
Cartledge, G. & Milburn, J. F. 1995. Teaching Sosial Skill To Children And Youth. Boston: Allyn and Bacon.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran. Publisher Rineka Cipta: Jakarta.
Dewi, Ratna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dharma.
Dewi. 2012. Penerapan PBL Menggunakan Word Square Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar PKn Kelas IV SD N 040515 Kaban Jahe T.A. 2011/2012. Tesis (tidak diterbitkan). Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Djamarah, Syaiful. 2000. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Eisler L’Abate dan Milan. 1985. Social Skill. http://www.psychologimania. com/2012/12/karakteristik-siswa-yang-memiliki-keterampilan-sosial.html. Diakses 25 Maret 2015.
119
Gimpel, G.A. & Merrel, K.W. 1998. Social Skill Of Children and Adolescents: Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates Publisher. http://www.questia.com.PM.
qs?a=o&d=27773641. Diakses tanggal 14 Maret 2015.
Hanafiah, Nana & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Isjoni & Arif Ismail. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. DIKLAT GURU KURIKULUM 2013.
Kemmis, S. & Taggart. 1990. The Action Researche Planner. Burwood: Deakin University, Mc Namara T.P.
Khairat. 2013. Peningkatan Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS Melalui Implementasi Model PBL Siswa Kelas IV SD Negeri 067774 Suka Maju Medan Johor. Jurnal Tematik, Vol. 03 No.12 hal: 3-4.
KTSP. 2007. Kurikulum KTSP SD. Badan Pusat Kurikulum.
Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kurniati, Eka. 2010. 30 Permainan Tradisional Jawa Barat dan Peranannya Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial. Bandung: PGPAUD UPI.
Porath, M. 2009. “Fostering social expertise in early childhood”. Early childhood Development and Care (Online), vol 179, (1), 93-106. Tersedia : http:://dx. Doi.org/. (31 Maret 2015).
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rachmawati, Nugraha. 2008. Pengembangan Sosial Emosional. Edisi 8. Jakarta:
Universitas Terbuka.
120
Riyanto, Yusuf. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada.
Sadia, Iwayan. Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Cycle Learning Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1 Th.XXXX Januari 2007.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Salmawi, F dan Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Setyaningsih, Ika. 2010. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan
Penerapan PBL Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Kelas X-D Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Shahram, Y. 2002. Learning Theories. Diakses dari alamat http: http: //cmap.upb.edu.co/rid=1155658100609_1605921141_13667/learning%20t heorie. ppt. pada tanggal 20 Februari 2015.
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Soetarno. 1999. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suradisastra, Djojo. 1993. Pendidikan IPS 3. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Taneo. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional
121
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wina, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wertsch, J.V. 1985. Vygotsky and the Social Formation of Mind. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Yusuf, Al-Uqshari. 2006. Kenali Diri Raih Prestasi (Seri Temukan Jati Diri). Jakarta: Gema Insani.