Oleh:
Khairunnisa Padang NIM 4103121040
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII Semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si, Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku penguji I, II dan III, serta Ibu Dr. Betty M Turnip, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ibu Dr. Derlina, M.Si, selaku ketua Jurusan Fisika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Bapak Drs. H. Hasnan Syarief P, M.Pd selaku Kepala sekolah SMP Swasta An-Nizam Medan dan Bapak Yusmariono, S.Pd selaku guru fisika SMP Swasta An-Nizam Medan yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Fisika Dik A 2010, terima kasih atas saran-saran dan masukkannya.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 2014
Penulis,
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER II SMP SWASTA AN-NIZAM MEDAN T.P 2013/2014
Khairunnisa Padang (4103121040)
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui: 1) hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dan menggunakan pembelajaran konvensional; 2) aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dan menggunakan pembelajaran konvensional 3) perbedaan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian two group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII Semester II SMP Swasta An-Nizam Medan yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 3 kelas yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 35 orang dan kelas VII-C sebagai kelas kontrol yang berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1) tes hasil belajar 2) lembar observasi. Tes hasil belajar berbentuk tes esai sebanyak 12 soal yang telah dinyatakan valid oleh tim validator. Lembar observasi terdiri dari penilaian aktivitas, afektif dan keterampilan. Uji hipotesis menggunakan uji t.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Pengertian Mengajar 9
2.1.3 Pengertian Belajar - Mengajar 10
2.1.4 Pengertian Hasil Belajar 11
2.1.5 Aktivitas 12
2.1.6 Pengertian Model Pembelajaran 13
2.1.7 Model Pembelajaran Inkuiri 14
2.1.7.1 Model Pembelajaran Inquiry Training 16
2.1.8 Pembelajaran Konvensional 20
2.1.9. Materi Pembelajaran 21
2.1.10 Hasil Penelitian Sebelumnya 31
2.2 Kerangka Konseptual 31
2.3 Hipotesis 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 33
3.1.1 Tempat Penelitian 33
3.1.2 Waktu Penelitian 33
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 33
3.2.1. Populasi Penelitian 33
3.2.2. Sampel Penelitian 33
3.3. Variabel Penelitian 33
3.3.2. Variabel Terikat 33
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 34
3.4.1. Jenis Penelitian 34
3.4.2. Desain Penelitian 34
3.5. Prosedur Penelitian 34
3.6. Instrumen Penelitian 38
3.6.1. Wawancara Guru 38
3.6.2. Angket Siswa 38
3.6.3. Penilaian Sikap 38
3.6.4. Penilaian Keterampilan 38
3.6.5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 38
3.6.6. Tes Hasil Belajar 40
3.7. Validitas Perangkat Instrumen Oleh Valiator 41
3.7.1. Validitas Isi 41
3.8. Teknik Analisis Data 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 49
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 49
4.1.1.1. Pengolahan Dan Analisis Data Pretes 49
4.1.1.2. Pengujian Analisis Data Pretes 50
4.1.1.3. Penilaian Aktivitas Siswa 51
4.1.1.4 Penilaian Keterampilan 53
4.1.1.5. Penilaian Afektif 54
4.1.1.6. Pengolahan Dan Analisis Data Postes 55
4.1.1.7. Pengujian Analisis Data Postes 56
4.2. Pembahasan 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 62
5.2. Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 64
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 66 Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 114 Lampiran 3 Kisi - kisi Tes Hasil Belajar 121 Lampiran 4 Instrumen Penelitian 129
Lampiran 5 Angket Siswa 132
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas
diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
demokratis, dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
semua warga negara. Dengan demikan dilakukan pemerintah yaitu dengan terus
berusaha untuk meningkatkan kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 6, belajar mengajar
yang baik haruslah sesuai dengan standar proses pendidikan.Standar proses
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelakasanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Dikembangkannya kurikulum yang ada untuk mengatasi masalah yang
terjadi di dunia pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya proses dan pelaksaan
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru.Agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai, maka dalam proses pembelajaran dituntut agar siswa bereparan aktif
dalam pembelajaran terutama melalui kegiatan penemuan, sedangkan guru yang
semula bertindak sebagai sumber belajar beralih fungsi sebagi fasilitator kegiatan
pembelajaran yang berperan mengarahkan (membimbing) siswa untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar atau menemukan sendiri
konsep–konsep yang sedang dipelajari.
Fisika adalah bagian utama dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang pada dasarnya menarik untuk dipelajari karena didalamnya dapat
dipelajari gejala–gejala atau fenomena yang terjadi di jagad raya. Namun
kenyataan menunjukan bahwa masih banyak timbul sorotan dari berbagai pihak
tentang prestasi anak didik, terutama dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) khususnya fisika dimana hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru fisika yang
menagajar di SMP Swasta An–Nizam Medan mengatakan bahwa hasil belajar
fisika siswa masih rendah dengan nilai rata- rata 65 dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Siswa yang memenuhi KKM hanya sekitar 20 %, sedangkan
KKM di sekolah tersebut adalah 75. Rendahnya nilai rata–rata siswa disebabkan
guru tidak menggunakan model pembelajran yang bervariasi. Hal ini dapat dilihat
dari observasi yang dilakukan peneliti di SMP Swasta An–Nizam Medan dengan
menyebarkan angket kepada 35 siswa kelas VII diperoleh data bahwa 21 orang
mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik, karena guru selalu menyajikan
materi fisika dalam bentuk rumus–rumus dan perhitungan. Delapan orang
mengatakan fisika itu biasa saja. Sedangkan enam orang mengatakan bahwa fisika
itu mudah dan menyenangkan.
Rendahnya hasil belajar, dikarena guru hanya cenderung menjelaskan
materi dan mengerjakan soal. Proses pembelajaran tersebut dapat menimbulkan
kebosanan sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dan
siswa lebih banyak mendengarkan. Siswa kurang aktif pada saat pembelajaran
fisika berlangsung ini ditandai dengan sebagian siswa cepat putus asa jika
menghadapi soal yang sulit sehingga hanya menunggu jawaban dari temannya
saja dan siswa tidak sungguh–sungguh mengikuti pelajaran didalam kelas, masih
banyak siswa yang takut untuk belajar fisika dan siswa masih sering menghapal
bukan mengalami. Siswa juga masih takut untuk bertanya pada guru jika ada
materi yang tidak dipahami karena terbiasa pasif menerima apa yang diberikan
guru dan siswa merasa mendapatkan tekanan dari diri sendiri ketika
pertanyaannya sering dicemooh, disepelekan oleh temannya serta siswa takut
dengan sikap guru yang otoriter. Selanjutnya siswa tidak mampu melihat manfaat
atau keterkaitan diantara materi yang dipelajari dengan dunia nyata yang mereka
alami.
Menyikapi rendahnya hasil belajar fisika tersebut, perlu adanya upaya
yang dilakukan oleh guru, salah satu alternatif solusi yang diambil adalah dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry training. Menurut Joyce (2009: 201),
langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan
proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah
membantu siswa mengembangkan displin dan mengembangkan keterampilan
intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan
jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.
Melalui model pembelajaran inquiry training ini mengharapkan siswa
untuk berperan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian
mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat
menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry training
dimulai dengan menyajikan masalah yang memerlukan jawaban siswa. Siswa
-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah tersebut. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan dengan cara bersikap
ramah dan bersahabat kepada siswa sehingga siswa tidak memiliki rasa takut
untuk berbicara. Melalui proses pembelajaran ini, siswa difasilitasi untuk berfikir
dan mengajukan pertanyaan. Dalam pembelajaran inquiry training tugas guru
adalah memfasilitasi siswa untuk meneliti, bukan melakukan penelitian untuk
siswa. Jika guru ditanyai pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan kata “ya”
atau “tidak”, maka guru harus meminta siswa untuk menyusun kembali
pertanyaannya agar siswa bisa melanjutkan upayanya untuk mengumpulkan data
dan menghubungkannya pada permasalahan, dengan demikian akan terjadi
komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Salah satu konsep yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai
aktivitas dan membuat siswa lebih aktif adalah konsep kalor. Konsep kalor
tersebut memerlukan pemikiran dan penjelasan melalui penalaran.
Dengan penalaran tersebut siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian sebelumnya Harahap (2012) dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan
nilai rata–rata pretes 46,29 dan setelah diberikan perlakuan yaitu model
pembelajaran inquiry traning maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai
rata – rata 75,39. Adapun kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti kurang
memperhatikan kemampuan awal siswa dan kurang mempersipakan permasalahan
yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa kurang termotivasi untuk
menemukan jawaban dari permasalahan.
Hasil penelitian Novita (2011) diperoleh nilai rata–rata pretes 44,5 dan
setelah diberikan perlakuan yaitu model pembelajaran inquiry traning maka hasil
belajar siswa meningkat dengan nilai rata–rata 71,3, dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII semester ISMP Negeri 6 Medan T.P.
2010/2011”. Selain ada peningkatan ada kelemahan dalam penelitian ini adalah
peneliti waktu yang diberikan pada siswa untuk memecahkan masalah
kadang-kadang melebihi batas waktuyangdisediakan, sehinggah waktu untuk melakukan
kegiatan berikutnya kurang maksimal.
Maka dalam memperbaiki kelemahan peneliti sebulumnya, penulis
mengatasi kendala tersebut dengan memancing siswa untuk bertanya dan
mengajak siswa untuk ikut serta dalam memberikan pertanyaan dan tanggapan.
Hal ini dilakukan dengan cara pendekatan emosional yang ramah dan tampil baik
dihadapan siswa. Serta memberitahukan terlebihi dahulu kepada siswa batas
waktu untuk melakukan suatu kegiatan serta menginformasikan kepada siswa
langkah – langkah diskusi yang akan dikerjakan dan membatasi pertanyaan siswa
agar pertanyaan tidak semakin meluas. Kemudian penulis harus memahami
masalah yang akan ditawarkan kepada siswa dan penulis juga terlebih dahulu
memberikan cara pemecahan masalah.
Sebagai pembenahan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry training. Untuk itu penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas
1.2.Identifikasi Masalah
Dari hasil investigasi awal sesuai latar belakang di atas, masalah-masalah
yang dapat diidentifikasi adalah :
1 Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
2 Siswa menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit,
kurang menarik dan banyak rumus.
3 Peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dan siswa lebih
banyak mendengarkan.
4 Siswa masih takut untuk bertanya pada guru.
5 Proses pembelajaran lebih memfokuskan pada rumus-rumus dan dalil.
6 Guru menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah dan metode tanya jawab.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan
mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Menerapkan model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen.
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah kalor.
3. Penelitian ini dilakukan di kelas VII Semester II SMP Swasta An–Nizam
Medan T. P 2013/2014.
1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry trainingpada materi pokok kalor di kelas VII
semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014 ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan menggunakan
model pembelajaran Konvensional pada materi pada materi pokok kalor di
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok kalor di kelas VII
semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014 ?
4. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensionalpada materi pokok kalor di kelas VII semester
II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014 ?
5. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok kalor di kelas VII semester II SMP
Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014 ?
1.5. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok kalor di kelas VII
Semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor di kelas VII Semester
II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok kalor di kelas VII
Semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014.
4. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional pada materi materi pokok kalor di kelas VII
Semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014.
5. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di kelas VII Semester II SMP
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalah :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan model pembelajaran
inquiry trainingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di
kelas VII semester II SMP Swasta An–Nizam Medan T.P 2013/2014.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran.
1.7.Defenisi operasional
Model pembelajaran inquiry training adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan – latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat yang bertujuan dalam membantu siswa mengembangkan
disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk
mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok kalor di kelas VII semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014 adalah 76,48. 2. Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor di kelas VII semester II SMP Swasta An-Nizam Medan T.P 2013/2014 adalah 68,34.
3. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training mengalami peningkatan, pada pertemuan I sebesar 67,61, pada pertemuan II sebesar 71,23, pada pertemuan III sebesar 73,14, dengan rata – rata nilai keseluruhan sebesar 70,66.
4. Penigkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pertemuan I sebesar 53,89, pada pertemuan II sebesar 61,5, pada pertemuan III sebesar 67,23, dengan rata – rata nilai keseluruhan 60,87.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Kepada peneliti selanjutnya, pada saat proses pembelajaran berlangsung sebaiknya menambahkan beberapa observer untuk membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah dan mampu mengawasi serta mengamati siswa dalam mengumpulkan data verifikasi dan eksperimentasi..
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta.
Arisworo, D., (2013), Physic 1,PT. Garuda Muda Cipta, Jakarta.
Damanik, D. P., dan Bukit, N., (2013), Analisis Kemampuan Berfikir Kritis dan Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Traning dan Direct instruction, Jurnal, Pascasarjana Unimed, Medan.
Dimyati, dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rieneka Cipta , Jakarta.
Djamarah, S. B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar
Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi
Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta.
Hamlik, O., (2009), Proses Belajar Mengajar, Bumi aksara, Jakarta.
Harahap, D. T., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya Kelas VII Semester 1 di MTs Al – Washliyah Tembung T.P 2012/2013., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Joyce, B., Weil. M., dan Calhoun, E., (2009), Models Of Teaching; Model-Model Pengajaran Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ngalimun., (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Novita., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi di Kelas VIII Semester 1 MTs N 6 Medan T.P 2010/2011., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Nuh, M., (2013), Ilmu Pengetahuan Alam, Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.
Sardiman., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011), Srategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sirait, R., dan Sahyar, (2013), Analisis Penggunaan Konsep Awal Fisika dan Hasil Belajar Fisika pada Pembelajaran Menggunakan Model Inquiry Traning Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal, Pascasarjana Unimed, Medan
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Syah, M., (2008), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tim Dosen., (2011), Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, FMIPA Unimed, Medan.
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta..
Uno, H. B., (2010), Model Pembelajaran, Bumi aksara, Jakarta.
Uno, H. B., dan Nurdin, M., (2011), Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM, Bumi Aksara, Jakarta.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi., (2002). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rieneka Cipta.
Arisworo, Djoko. (2013).Physic 1. Jakarta : PT. Garuda Muda Cipta
Dimyati, dan Mudjiono., (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Djamarah dan Zain., (2006).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta.
Gulo, W., (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :Grasindo
Hamlik, Oemar., (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi aksara
Hamzah, B. Uno., (2010). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah, B. Uno dan Nurdin Mohamad., (2011). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Joyce, Bruce., Well, Marsha & Calhoun, Emily. (2011). Models of Teaching. Model-model Pengajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ngalimun., (2013).Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Sagala, Syaiful., (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sanjaya, Wina., (2011). Srategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses pendidikan. Jakarta: Kencana.
Slameto., (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana., (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Suprijono, Agus., (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syah, M., (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Trianto., (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Media Grup.
Wena, Made., (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara
LKS 1 Wujud Zat
I. TUJUAN
Menyelidiki beberapa sifat wujud zat padat, cair dan gas serta sifat partikel zat cair, padatdan gas.
II. MATERI
Sifat dan Susunan Partikel Berbagai Wujud Zat
a. Partikel-Partikel Zat Padat
padat memiliki susunan yang teratur dan letaknya sangat berdekatan sehingga gerak partikel-partikelnya hanya terbatas pada tempatnya atau bergetar.
b. Partikel -partikel zat cair
Sifat-sifat zat cair yaitu : bentuknya tidak tetap dan volumenya tetap. Walaupun volumenya tetap, bentuk zat cair selalu berubah-ubah sesuai tempat.
Keadaan ini menunjukkan bahwa :
1. Letak partikel-partikelnya berdekatan,tetapi tersusun tidak teratur. 2. Partikel-partikelnya bergerak cukup bebas, tetapi tidak meninggalkan
kelompoknya.
3. Gaya ikat partikel-partikelnya lemah.
c. Partikel-partikel zat gas
Sifat-sifat zat gas yaitu : bentuknya berubah mengikuti tempatnya,dan volumenya berubah-ubah. Gas mempunyai volume dan bentuk yang selalu beruabah-ubah sesuai dengan tempatnya.Hal ini disebabkan :
1. Letak partikel-partikelnya berjauhan,mudah berubah dan berpindah, dan tersusun tidak teratur.
2. Gerak partikel-partikelnya sangat besar dan selalu bertubrukan. 3. Gaya ikat antar partikelnya sangat lemah.
III.ALAT DAN BAHAN
1. Balon 5. Gelas 2. Balok kayu 6. Gelas ukur 3. Air 7. penggaris 4. Cangkir 8. Spidol kecil
IV.PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur :
1. Gunakan gelas ukur untuk mengukur air sejumlah 50 ml. Tuangkan 50 ml air ke dalam gelas. Bagaimanakah bentuk air itu setelah kamu menuangkan air itu kedalam gelas ? Dengan menggunakan spidol kecil, buatlah tanda batas air pada gelas itu.
2. Sekarang tuang air itu kedalam cangkir. Bagaimanakah bentuk air setelah kamu menuangkan air itu kedalam cangkir ? Dengan menggunakan spidol kecil buatlah tanda batas air. Sekarang , ukurlah volume air itu. Apakah volume air itu telah berubah ?
3. Perhatikan balok padat. Bagaimanakah bentuk balok itu ? Ukurlah panjang, lebar, dan tingginya. Letakkan balok itu kedalam gelas kosong. Berubahkah bentuk balok itu ? Catatlah hasil pengamatan dan pengukuranmu terhadap balok padat itu.
ANALISIS
1. Apakah wujud masing – masing benda itu ? a.Air
b.Balok c.Udara
2. Pikirkanlah tentang balok. Apakah ukuran dan bentuk balok itu berubah ? 3. Apakah setiap benda memiliki ukuran dan bentuk yang tetap ?