• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III KERANGKA TEORI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA TEORI

3.1 Pengertian Desainer Grafis

Pekerjaan desain grafis menuntut pemahaman terhadap esensi dunia visual dan seni (estetika). Sebab desain grafis menerapkan elemen-elemen dan prinsip- prinsip desain (komposisi) dalam memproduksi sebuah karya visual. Desain grafis menerapkan beberapa prinsip, yakni: Kesederhanan, Keseimbangan, Kesatuan, Penekanan, dan Repetisi. Sedangkan elemen-elemen yang diusungnya meliputi Garis, Bentuk, Ruang, Tekstur, dan Warna. Dan pada akhirnya sang penikmat karya visual akan memberikan penilaian, seperti apa yang dikatakan Kant: Nilai Estetis dan Nilai Ekstra. Nilai estetis diperoleh melalui penggunaan elemen-elemen dan prinsip- prinsip. Sedangkan nilai ekstra muncul: gerakan (animasi), percepatan, lambaian, suasana panas, atmosfer tenang dan lain sebagainya. Dalam mendesain diperlukan daya imajinatif dan kreativitas guna merealisasikan buku yang hendak diterbitkan.

Desain adalah menemukan solusi terbaik untuk satu masalah dengan beberapa batasan (kebutuhan, harga, waktu). Dan, desainer berusaha mencari alternatif solusi “terbaik” atau paling optimal mendesain yang dibaca orang, misalnya: Buku, majalah, kemasan,tanda, judul film dan televisi, poster, brosur, dan pameran.

Seorang desainer grafis profesional harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas, serta mampu menganalisa dan memecahkan masalah secara visual. Komputer dan printer yang up-to-date merupakan teknolologi modern yang hanya berfungsi sebagai sarana peningkatan produktivitas.

Desainer grafis adalah desainer yang berhubungan dengan informasi, dapat mempengaruhi orang, khalayak termasuk kelompok target untuk memberi tanggapan positif terhadap pesan visual.

Desainer grafis menggunakan tipografi, simbolisme, ilustrasi, dan fotografi untuk berkomunikasi secara visual.

Adapun dalam melakukan aktivitasnya, desainer grafis tidak luput dari teori- teori desain yang pernah ia dapatkan di bangku perkuliahan, seperti prinsip dan elemen desain.

(2)

3.2 Proses Desain

Michael Kroeger dalam situsnya www.mkgraphic.com memaparkan lima tahapan proses desain grafis, yaitu:

1. Pembentukan terdiri atas gagasan dan riset; tipe, bentuk dan foto; tata letek dan pesan.

2. Analisis terdiri atas pengulangan, kesimpulan dan inspirasi.

3. Audiens terdiri atas klien, kelompok sasaran dan komunikasi.

4. Metode pekerjaan yang menuntut pekerjaan yang kompleks.

5. Perlengkapan terdiri atas komputer, printer laser, paket perangkat lunak;

konstruksi; dan perencanaan.

3.3 Elemen Dan Unsur Desain

Elemen atau unsur merupakan bagian dari suatu karya desain. Elemen-elemen tersebut saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing memiliki sikap tertentu terhadap yang lain, misalnya sebuah garis mengandung warna dan juga memiliki style garis yang utuh, yang terputus-putus, yang memiliki tekstur bentuk, dsb. Elemen-elemen seni visual tersusun dalam satu bentuk organisasi dasar prinsip-prinsip penyusunan atau prinsip-prinsip desain. Dalam hal ini, susunan tersebut sering kali dijadikan dasar pertimbangan atas suatu kritik seni. Seorang desainer, dengan nalar dan perasaannya, membangun emosinya. Secara bersamaan, elemen-elemen itu dapat pula memancing berbagai sensasi. Menimbulkan persepsi yang merangsang, memberi sugesti, dan memperkaya imajinasi orang yang melihatnya. Desainer yang baik adalah seorang pembangun yang lengkap dengan segala persiapannya. Sejumlah bahan-bahan, materi kuantitas, Dan elemen - elemennya terdiri dari garis, bidang, ruang, terang-gelap, bayangan, warna tone, serta tekstur. Perancangan dua dimensi akan membentuk "area", sedangkan perancangan tiga dimensi membentuk "volume". Dengan demikian, diperlukan persiapan menggunakan seperangkat peranti untuk membentuk rancangan tersebut. Dalam hal lain, peranti tersebut dapat disamakan dengan "bahasa", yaitu

"bahasa seni" yang berfungsi sebagai alat komunikasi serta sebagai pembentuk organisasi desain.

Untuk dapat mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang membentuknya yaitu:

(3)

a. Titik

Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatf kecil, di mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung clitampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.

b. Garis

Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, clan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang dligunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan. Garis memiliki sifat-sifat seperti pendek, panjang, vertical, horizontal, lurus, lengkung, berombak, putus-putus, bertekstur dan sebagainya.

Goresan atau garis memiliki arti/kesan berikut:

- Garis tegak : Kuat, kokoh, tegas dan hidup - Garis datar : lemah tidur dan mati

- Garis lengkung : lemah, lembut, mengarah - Garis patah : tegas, tajam, hati-hati, naik turun - Garis miring : sedang, ,menyudutkan

- Garis berombak : halus, lunak, berirama c. Bidang

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.

Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang nongeometri alias tidak beraturan.

Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non-geometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih.

d. Ruang

(4)

Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai kedalaman sehingga terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui indra penglihatan.

Elemen ini dalam praktik desain grafis koran misalnya digunakan sebagai elemen ruang bernafas bagi mata pembaca. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu lelah membaca teks yang terlalu panjang. Dan ruang kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom teks koran. Selain itu memberikan kesan desain yang lapang dan rapi. Hal ini diistilahkan dengan white space (ruang kosong). Ruang kosong berarti ketidakberadaan teks ataupun gambar. Benar-benar kosong, dan bukan berarti tempat yang terbuang dan sia-sia, bukan sama sekali.

e. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan perabaan.

Misalnya, bila dilihat tampak kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus.

Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.

f. Warna

Warna adalah merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang mampu memunculkan rasa. Masing-masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. Molly E. Holzschlag seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut:

(5)

Merah : Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya.

Biru : Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah.

Hijau. : Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan.

Ungu : Spiritual, misted, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.

Kuning : Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran/ kecurangan atau penghianatan.

Orange : Energi, keseimbangan, serta kehangatan.

Coklat : Bumi, dapat dipercaya, nyaman, dan bertahan.

Abu-abu : Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak

Putih : Kemurnian/ suci, bersih, kecermatan, inocent (tanpa dosa), steril, kematian.

Hitam : Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan serta ketidakbahagiaan.

3.3 Pengaturan Tata Letak

Pada umumnya, seorang desainer akan melakukan perancangannya dengan dua cara, yaitu manual dan digital :

• Manual

Dalam pekerjaan Desain secara manual dikenal ada beberapa bentuk tata letak, yaitu tata letak miniatur, tata letak kasar dan tata letak komprehensif, serta Art Work (gambar kerja). Dalam melakukan tata letak sebaiknya memperhatikan pertimbangan

(6)

dasar dasar pokok perwajahan antara lain Proporsi (perbandingan),Keseimbangan, Kontras, Irama, Kesatuan dan Harmoni1.

• Digital

Pengolahan secara digital ini lebih mengandalkan kepada pemanfaatan komputer dan program-program olah digital atau editing sepert CorelDraw, Adobe Potoshop, FreeHand, Illustrator dan program yang sejenisnya. Sedangkan perangkat lain yang dipergunakan adalah Scanner. Perbedaan jenis Scanner adalah berdasarkan tingkat kehalusan (resolusi) dari Scanner yang digunakan. Semakin tinggi resolusinya, maka semakin baik gambar/detail yang dihasilkan.

Adapun prosesnya adalah hanya pada transformasi manual ke digital. Yang perlu diketahui adalah konsep grafik yang dipakai.

3.4 Jenis - Jenis Tata Letak

Proses membuat tata letak adalah merangkaikan unsur – unsur tertentu menjadi suatu susunan yang menyenangkan dan dapat mencapai tujuan. Karena itu harus dirancang dengan teliti dan seksama. Langkah pertama penyajian secara visual adalah keputusan tentang :

1. gagasan-gagasan yang kemudian dinyatakan dengan kata – kata.

2. Unsur-unsur yang akan di pakai

3. Pentingnya hubungan gagasan dan unsur secara relatif.

4. Urutan penyajian.

Sumber, 1 Modul Grafika, Pembuatan Desain Secara Manual, hlm. 21.

3.5 Huruf dan Tipografi

a. Pengertian Huruf dan Tipografi

Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang – ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Ahli Tipografi disebut Tipografer.

(7)

Huruf dan tulisan memiliki arti yang sangat penting sekali bagi manusia.

Bahkan, yang namanya peradaban atau masa sejarah ditandai dengan peristiwa dikenalnya tulisan oleh manusia.

b. Prinsip Huruf dan Tipografi

• Legibility

Kualitas pada huruf membuat huruf tersebut dapat dibaca.

• Readibility

Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf lain sehingga terbaca.

• Visibility

Kemampuan suatu huruf, kata, kalimat dalam suatu karya komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak tertentu.

• Clarity

Kemampuan huruf – huruf dari karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.

Sumber, Mata kuliah Huruf dan Tipografi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah, oleh karena itu hendaknya Koperasi Simpan Pinjam Sumber

Sejak pembentukan bumi lebih 4600 juta tahun yang lalu banyak perubahan terhadap persekitaran fizikal yang telah berlaku terutamanya berkaitan perubahan suhu global yang diikuti oleh

Kovenan ini terdiri dari 6 bagian dan 53 pasal Pada pasal-pasal tersebut juga terdapat pasal- pasal yang melindungi hak-hak orang yang sedang dirampas kemerdekaannya oleh putusan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara..

Sabun yang digunakan adalah sabun mandi padat Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba 230 g yang disimpan pada suhu 25-30 o C (suhu kamar) dan suhu 45-50 o C (suhu ekstrim)

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 89 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada tidak adanya perlakuan yang bersifat diskriminatf terhadap tenaga kerja perempuan di tempat kerja 4. Dimana dari