• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek yang cerah dan memberikan peluang pasar yang cukup luas dan besar. Terbukti dengan semakin tumbuh dan berkembangnya industri kosmetik sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan terhadap kecantikan diri serta perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini.

Seiring dengan perkembangan zaman, kosmetik bukan hanya merupakan kebutuhan sekunder/pelengkap saja, melainkan kosmetik juga merupakan kebutuhan primer setiap orang terutama wanita bahkan kebutuhan tersier/barang mewah. Gaya hidup modern menuntut setiap orang untuk memperhatikan setiap detail penampilan mereka. Kosmetik menjadi trend gaya hidup masyarakat yang aktif dan dinamis. Gaya hidup ini tidak hanya sekedar menuntut skill, keahlian dan kecerdasan melainkan juga penampilan yang menarik.

Saat ini jumlah industri kosmetik di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga keadaan ini menimbulkan persaingan bisnis yang

(2)

kompetitif dan ketat. Jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, menjadikan Indonesia pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan industri kosmetik Indonesia tergolong solid. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada 2014 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian. Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) memperkirakan tahun ini penjualan kosmetik dapat tumbuh hingga Rp 11,22 triliun, naik 15% dibanding proyeksi 2014 sebesar Rp 9,76 triliun. Dari sisi ekspor, industri kosmetik ditaksir tumbuh 20% menjadi US$ 406 juta. (www.kemenperin.go.id, 2015).

PT. Kimia Farma yang dikenal sebagai produsen obat-obatan kini ikut meramaikan persaingan di industri kosmetik. Kehadiran Marcks’ VENUS yang dikeluarkan oleh PT. Kimia Farma memberi pilihan baru bagi masyarakat. Produk kosmetik yang diluncurkan oleh PT. Kimia Farma di klaim sebagai produk kosmetik dan perawatan (cosmedical). PT. Kimia Farma menyatakan bahwa Marcks’ VENUS merupakan kosmetika medis yang aman bagi kesehatan.

Dalam perkembangannya produk Marcks’ VENUS seperti bedak (make up based) dan perawatan kulit wajah (skin care) kini sudah beredar di masyarakat.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh PT. Kimia Farma dalam memasarkan produknya. Pentingnya produk kosmetik yang aman dan juga dapat merawat kulit wajah merupakan salah satu potensi bagi perusahaan untuk mengembangkan dan mengungguli pesaingnya.

(3)

Ketatnya persaingan dalam industri kosmetik, mengharuskan perusahaan dapat melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Marcks’ VENUS harus mampu menyusun strategi dalam bersaing untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan. Strategi penting dalam pelaku bisnis karena merupakan bagian dari kegiatan yang dirancang dalam menjalankan aktivitas kegiatan bisnis. Semakin baik dan tepat strategi pemasaran yang diterapkan semakin kuat dalam menghadapi persaingan bisnis dan mampu unggul dalam persaingan.

Dalam hal ini, dibutuhkan adanya formulasi strategi untuk menghadapi persaingan produk-produk kosmetik sejenis melalui 3 (tiga) tahap formulasi yaitu tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage).

Tahap input (input stage) berisi analisis situasi internal dan eksternal, kemudian dilanjutkan dengan mengolah faktor internal dan eksternal menjadi matriks EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) dan IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary). Tahap pencocokan (matching stage) berfokus pada penciptaan strategi alternatif melalui matriks SWOT dan matriks IE, kemudian dilanjutkan dengan tahap keputusan (decision stage) yang melibatkan satu teknik saja, Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix – QSPM).

(4)

Menurut Assauri (2013), matriks SWOT merupakan suatu kerangka penganalisisan yang terintegrasi antara internal perusahaan dan lingkungan eksternal, dengan membangun pendekatan SWOT. Matriks SWOT dipilih karena merupakan alat yang cepat, efektif dan efisien dalam menemukan kemungkinan- kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan, pengambilan keputusan dan memperluas visi dan misi organisasi. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan matriks portofolio produk yang akan memetakan posisi bisnis dalam diagram skematik yang dibagi dalam 9 sel.

Matriks Internal-Eksternal atau disingkat matriks IE didasarkan pada analisis faktor bisnis internal dan eksternal yang digabungkan menjadi satu model sugestif. Matriks IE merupakan kelanjutan dari matriks IFAS dan matriks EFAS model. Matrik ini disusun berdasarkan 2 dimensi, yaitu total terbobot dari matriks IFAS pada sumbu horizontal dan nilai terbobot dari matrik EFAS pada sumbu vertikal.

Metode QSPM adalah suatu alat untuk melakukan evaluasi pilihan alternatif secara objektif, menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik (Siahaan, 2008).

Keunggulan dari penggunaan metode QSPM yaitu rangkaian strategi dalam metode QSPM dapat diamati secara berurutan dan bersamaan serta memperkecil kemungkinan bahwa faktor- faktor utama akan terlewat namun membutuhkan penilaian secara intuitif dan asumsi yang berdasar (David, 2009).

(5)

Berdasarkan beberapa pemikiran itulah maka penulis membuat skripsi ini dengan judul “Formulasi Strategi Pemasaran Marcks’ VENUS Dalam Menghadapi Persaingan Produk Kosmetik Dengan Menggunakan Metode SWOT, Matriks IE, Dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)”.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi analisis internal dan eksternal produk Marcks’ VENUS 2. Memformulasikan alternatif strategi berdasarkan analisis yang dilakukan

sebelumnya.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dibahas sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu adanya pemberian batasan masalah. Adapun pembatasan masalah meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan pada produk Marcks’ VENUS

2. Peneliti hanya menggunakan metode SWOT, Matriks IE dan QSPM untuk merumuskan strategi pemasaran Marcks’ VENUS dalam menghadapi persaingan produk kosmetik

3. Responden penelitian yang digunakan adalah responden ahli

4. Penelitian ini tidak menganalisis dan mengevaluasi biaya-biaya pemasaran produk Marcks’ VENUS

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. memformulasikan strategi pemasaran yang tepat yang dapat digunakan oleh perusahaan agar produk Marcks’ VENUS semakin kuat dalam menghadapi persaingan bisnis dan mampu unggul dalam persaingan 2. Memberikan saran/rekomendasi alternatif strategi yang tepat untuk

perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi Marcks’ VENUS sehingga dapat dipakai sebagai landasan untuk menetapkan strategi pemasaran di masa mendatang.

1.6 Sistematika Penulisan

Ada beberapa tahapan yang dilalui dalam melaksanakan penelitian ini, dimulai dari observasi lapangan, identifikasi masalah, penetapan tujuan, studi pustaka, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, evaluasi, pembahasan hasil, dan terakhir mengambil kesimpulan dan memberikan saran. Secara singkat tahapan penulisan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, pembatasan masalah. tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

(7)

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori dasar yang berkaitan dengan strategi, strategi pemasaran, strategi bersaing, analisis lingkungan eksternal dan internal, analisis SWOT, Matriks IE, dan QSPM sebagai acuan dalam menentukan tahapan dalam berfikir untuk menyusun langkah-langkah penyelesaian permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN

Menjelaskan mengenai kerangka penelitian yang dijadikan pedoman penyelesaian masalah yang terdiri dari tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses pemecahan masalah yang dimulai dari identifikasi masalah dan berakhir pada tahap penarikan kesimpulan dan saran.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan dilakukan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder. Data ini selanjutnya diolah dengan menggunakan model penyusunan strategi yang telah ditetapkan.

BAB V ANALISA HASIL

Bab ini berisi analisis yang dilakukan penulis terhadap perusahaan untuk dapat memformulasikan alternatif strategi. Ada tiga tahap dalam formulasi strategi yaitu tahap input, pencocokan, dan keputusan (David, 2009). Dalam tahap input penulis menganalisis dengan menggunakan alat EFAS Matrix dan IFAS Matrix.

(8)

Sedangkan dalam tahap pencocokan penulis menganalisis dengan menggunakan alat SWOT Matrix dan IE Matrix yang akan memberikan alternatif strategi. Tahap terakhir adalah tahap keputusan dengan menggunakan alat QSPM, di mana dari alternatif strategi yang dihasilkan dalam SWOT Matrix dan IE Matrix akan dipilih satu yang terbaik dan sesuai dengan situasi perusahaan saat ini.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari analisis dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dan memberikan saran/rekomendasi alternatif strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini kepada manajemen perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru menurut persepsi siswa dan motivasi belajar berhubungan dengan hasil

Dalam bidang biologi muncul suatu permasalahan yaitu ingin mengetahui suatu individu yang unggul dari beberapa generasi jika dilakukan perkawinan secara kontinyu

Penelitian ini merupakan studi pertama yang akan menganalisis pengaruh pemberian katekin dari Gambir terhadap kadar Beta-Amyloid, BACE-1, 4 Hidroksinonenal (4-Hne)

Diagram batang nilai rata-rata sensori penampakan fillet belut asap Dari Gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa pemberian konsentrasi garam dengan kisaran 0 % sampai 9 % memberikan

Kajian aspek teknis dalam studi kelayakan proyek terdiri dari biaya langsung meliputi biaya kepemilikan, biaya operasi alat dan biaya tidak langsung yang

media pembelajaran pada materi Sistem Organisasi Kehidupan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan ketrampilan berkomunikasi diperoleh dari hasil respon

Jumlah penduduk dan fasilitas umum akan mengalami peningkatan, oleh karena itu dilakukan pendekatan pertambahan penduduk dan fasilitas umum dengan Proyeksi jumlah