• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat terutama masyarakat pada daerah-daerah kecil di Indonesia. UKM juga membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013 menyatakan, jumlah UKM di Indonesia kini mencapai 55,2 juta unit atau 99 persen dari total unit usaha Indonesia dimana berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 56 persen serta berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia sebesar 101,72 juta orang atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia (KEMENDAG, 2013)

UKM Fourstreak merupakan sebuah UKM yang bergerak di bidang industri fashion, di mana seluruh proses produksi dan pemenuhan bahan baku dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik UKM yaitu Bapak Dhonni, pada kondisi sebelumnya di Tahun 2013 sampai dengan September 2014, UKM Fourstreak mengembangkan usahanya dengan menjadi distributor penjualan kemeja kotak-kotak bermerek UNIQLO. Penjualan kemeja kotak-kotak dilakukan karena pemilik UKM Fourstreak melihat tingginya minat masyarakat terhadap produk kemeja kotak-kotak. Saat itu sistem penjualan produk dilakukan dengan mengirimkan produk tersebut ke beberapa agen yang dimiliki yaitu agen di Kota Bogor, Yogyakarta, Palembang, dan Jambi.

Sistem penjualan dengan menggunakan satu orang sebagai agen saat itu dinilai cukup baik untuk menjadi tahap permulaan penjualan. Seiring berkembangnya usaha penjualan, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan sulitnya menjamin siklus pendapatan yang stabil. Salah satu penyebab utamanya ialah kondisi ketersediaan produk dari penyedia utama yang tidak menentu menjadikan siklus

(2)

persediaan yang didistribusikan terhadap agen tidak dapat maksimal. Gambar I.1 dibawah ini menampilkan jumlah ketersediaan produk yang dimiliki UKM selama Desember 2013 sampai dengan Juli 2014:

Gambar I. 1 Diagram Perbandingan Ketersediaan dan Penjualan Produk Kemeja Kotak-Kotak Periode Desember 2013 sampai Juli 2014

(Sumber: Data Internal UKM Fourstreak Tahun 2014)

Kondisi ketersediaan produk yang tidak menentu berbanding terbalik dengan hasil penjualan yang ada, dimana peminat terhadap produk kemeja kotak-kotak cukup tinggi dengan sistem penjualan dan persediaan yang dimiliki. Gambar I.2 hasil penjualan produk pada tujuh bulan terakhir dari Januari 2014 sampai dengan Juli 2014:

Gambar I. 2 Diagram Penjualan Agen Kemeja Kotak-Kotak Uniqlo

(3)

(Sumber: Data Internal UKM Fourstreak Tahun 2014)

Melalui Gambar I.2 dapat terlihat hasil penjualan kemeja kotak-kotak dari masing- masing agen yang ada. Terlihat bahwa jumlah penjualan yang ada cukup stabil, terutama Kota Bogor dan Kota Palembang sampai dengan periode penjualan di Bulan Mei dan Bulan Juni, dimana tidak terdapat stok produk yang cukup. Selain itu berdasarkan informasi dari pemilik UKM, untuk memaksimalkan pendapatan penjualan yang ada, selain terdapat masalah dari ketersediaan produk, juga terdapat masalah lain yaitu kelemahan dari sistem penjualan agen. Jangkauan penjualan yang terbatas, karena keterbatasan relasi dan cara penjualan yang dimiliki oleh agen menjadi salah satu kekurangan sisten penjualan ini sehingga sulit untuk memaksimalkannya menurut pemilik UKM. Akhirnya pada bulan September 2014 UKM Fourstreak memutuskan untuk menutup sektor usaha sebagai distributor kemeja kotak-kotak bermerek UNIQLO dikarenakan tidak terdapat kepastian ketersediaan produk yang ada.

Berkembang melaui hasil penjualan Gambar I.2 yang ada, pemilik UKM Fourstreak melihat masih tingginya minat terhadap kemeja kotak-kotak, dimana ini mengindikasikan terdapat peluang yang cukup besar terhadap pengembangan dan penambahan jumlah ketersediaan produk yang ada. Akhirnya pemilik UKM Fourstreak berniat mengembangkan usahanya melalui pembuatan produk kemeja kotak-kotak dengan membawa merek sendiri. Tujuannya agar tidak terdapat ketergantungan terhadap penyedia produk utama yang tidak menentu ketersediaan produknya, sehingga melalui pengembangan produk sendiri tersebut diharapkan dapat memaksimalkan pendapatan penjualan dan ekspansi pasar.

Saat ini untuk mengembangkan usaha yang ada, UKM Fourstreak melihat besarnya potensi pasar Kota Palembang melalui data penjualan pada Gambar I.2, oleh karena itu UKM Fourstreak akan memfokuskan pengembangan pasar ditahap awal pada Kota Palembang. Dalam pengembangan usaha baru UKM Fourstreak di Palembang pada bulan Desember 2014 UKM Fourstreak telah mencoba memproduksi kemeja kotak-kotak dengan merek sendiri. Pada saat itu UKM Fourstreak memproduksi tiga

(4)

buah kemeja kotak-kotak untuk pria dan satu buah kemeja kotak-kotak untuk wanita. Setelah produk selesai diproduksi, terdapat permasalahan yaitu sulitnya melakukan penjualan, faktor-faktor yang menjadi penghambat terjualnya produk menurut pemilik:

1. Atribut kebutuhan berupa variasi dan desain kemeja yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.

2. Tidak terdapat saluran, cara, sistem penjualan yang jelas dan efektif digunakan.

3. Lamanya proses produksi yang dilakukan mulai dari tahap pencarian tren desain kemeja, penentuan kerjasama vendor penjahitan atau konveksi, penentuan cara pengemasan dan vendor pengemasan.

Berdasarkan dari informasi mengenai potensi minat pasar terhadap kemeja kotak- kotak yang ada di Palembang pada Gambar I.2 dan kelemahan faktor dari internal UKM untuk memberikan nilai yang diharapkan pasar dan mengintegrasikannya terhadap faktor-faktor yang dapat membantu memberikan dan memaksimalkan nilai terhadap potensi pasar tersebut, UKM Fourstreak membutuhkan suatu gambaran penjualan bisnis baru. Gambaran penjualan bisnis bari ini harus dapat menampilkan komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan UKM Fourstreak, sehingga nantinya dapat tergambarkan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dan menjadi faktor penentu keberhasilan dari misi penjualan produk kemeja kotak-kotak UKM Fourstreak. Selain itu dalam pembuatan usaha baru ini, UKM Fourstreak membutuhkan panduan atau arahan bagaimana UKM Fourstreak dapat mencapai tujuannya, mulai dari apa yang dibutuhkan hingga bagaimana dapat menghasilkan pendapatan melalui sistem penjualan yang ada.

Saat ini banyak pengusaha atau bisnis praktisi menggunakan model bisnis sebagai pendekatan ilmu pengetahuan dalam perencanaan, perancangan, dan pengembangan bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2014). Banyak manfaat yang diperoleh jika menggunakan model bisnis. Pertama terkait dengan komponen-komponennya, model bisnis membuatnya mudah bagi para perencana dan pengambil keputusan di perusahaan untuk melihat hubungan logis antara komponen dalam bisnis, sehingga dapat menghasilkan nilai bagi konsumen dan nilai perusahaan. Kedua, model bisnis

(5)

dapat digunakan untuk menguji konsistensi hubungan antara komponen- komponennya. Ketiga, model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang digunakan saat mengembangkan bisnis. Terakhir, model bisnis dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana radikal perubahan dilakukan dan konsekuensi yang dihadapi perusahaan (Tim PPM Manajemen, 2012).

Saat ini terdapat berbagai model bisnis yang berkembang pada saat ini seperti Model Bisnis Value Networks from Verna Allee, Model Bisnis Henry Chesbrough, Model Bisnis Strategi Diamond, Model Bisnis Patrick Staehler dan Model Bisnis Seizing The White Space (Kastelle, 2012). Model bisnis yang diperlukan harus dapat dipahami oleh semua orang, yang dapat memfasilitasi deskripsi dan diskusi.

Tantangannya konsep ini harus sederhana, relevan, dan secara intuitif dapat dipahami, tetapi tidak terlalu menyederhanakan kerumitan tentang bagaimana suatu usaha berfungsi. Permasalahanya ialah tidak semua model bisnis dapat mewakili hal tersebut, berdasarkan kajian dari permasalahan dan perkembangan model bisnis yang ada, maka penelitian ini akan difokuskan untuk merancang model bisnis UKM Fourstreak dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas, karena dapat memfasilitasi deskripsi dan diskusi serta kesederhanaan konsep penyampaiannya melalui sembilan komponen yaitu customer segments, channels, customer relationship, value propositions, key activities, key resources, partnership networks, cost structure, dan revenue streams (Osterwalder & Pigneur, 2014). Sehingga nantinya melalui pemetaan ini dapat membantu UKM Foursteak mengembangkan usaha barunya.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Siapa Customer Segment untuk bisnis fashion dari UKM Fourstreak?

2. Apa saja Value Proposition yang menjadi pembeda dari bisnis fashion dari UKM Fourstreak?

3. Bagaimana pemilihan Channels untuk bisnis fashion dari UKM Fourstreak?

(6)

4. Apa saja tipe-tipe Customer Relationship yang harus dibangun untuk setiap customer segment dari bisnis fashion dari UKM Fourstreak?

5. Dari mana saja Revenue Streams yang dapat dihasilkan melalui bisnis fashion dari UKM Fourstreak?

6. Apa saja Key Activities yang harus dilakukan untuk bisnis fashion dari UKM UKM Fourstreak?

7. Apa saja Key Resource yang diperlukan UKM Fourstreak untuk dapat menunjang kebutuhan bisnis fashion?

8. Siapa saja Key Partnership yang dibutuhkan sehingga dapat mengurangi resiko bisnis fashion dari UKM Fourstreak?

9. Apa saja Cost Structure yang perlu diperhatikan dalam menentukan bisnis model fashion dari UKM Fourstreak?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan pada penelitian in adalah:

1. Mengidentifikasi siapa Customer Segment untuk bisnis fashion dari UKM Fourstreak.

2. Merancang apa saja Value Proposition yang menjadi pembeda dari bisnis fashion dari UKM Fourstreak.

3. Mengidentifikasi dan merancang pemilihan Channels untuk bisnis fashion dari UKM Fourstreak.

4. Mengidentifikasi dan merancang apa saja tipe-tipe Customer relationship yang harus dibangun untuk setiap customer segment dari bisnis fashion dari UKM Fourstreak.

5. Mengidentifikasi dari mana saja Revenue Streams yang dapat dihasilkan melalui bisnis fashion dari UKM Fourstreak.

6. Mengidentifikasi apa saja Key Activities yang harus dilakukan untuk bisnis fashion dari UKM Fourstreak.

7. Mengidentifikasi apa saja Key Resource yang diperlukan UKM Fourstreak untuk dapat menunjang kebutuhan bisnis fashion

8. Mengidentifikasi siapa saja Key Partnership yang dibutuhkan sehingga dapat mengurangi resiko bisnis fashion dari UKM Fourstreak

9. Mengidentifikasi dan merancang apa saja Cost Structure yang perlu diperhatikan dalam menentukan bisnis model fashion dari UKM Fourstreak

I.4 Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini adalah

(7)

1. Penelitian ini hanya dilakukan di daerah Palembang, sesuai dengan permintaan pemilik UKM Fourstreak sebagai target pengembangan usaha pada tahap awal.

2. Penelitian ini dilakukan hanya sampai dengan tahap perancangan, tidak sampai dengan tahap implementasi

3. Penelitian ini tidak membahas secara mendetail mengenai aspek teknis dan strategi pelaksanaan sembilan komponen model bisnis UKM Fourstreak

4. Penelitian ini tidak membahas penentuan harga dan biaya dengan angka pasti, sehingga tidak bisa ditarik kesimpulan mengenai aspek kelayakan.

I.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat berupa:

1. Membantu pemahaman secara menyeluruh terhadap seluruh komponen yang terlibat dalam mensukseskan bisnis ini.

2. Sebagai masukan bagi UKM Fourstreak untuk mengembangkan bisnis dalam mengoptimalkan nilai bagi UKM dan konsumen

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Bagian kedua membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian.

(8)

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah dalam pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai tujuan dari permasalahan yang dibahas dan berfungsi sebagai kerangka utama untuk menjaga penelitian mencapai tujuan yang ditetapkan.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini berisi uraian pengumpulan data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini dan uraian hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan.

Bab V Perancangan Model Bisnis

Pada bab ini berisi uraian analisa model bisnis UKM Fourstreak dengan pendekatan model bisnis kanvas berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diolah

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini terdapat uraian kesimpulan sesuai tujuan penelitian dan pemberian saran untuk penelitian yang lebih lanjut.

Gambar

Gambar I. 1 Diagram Perbandingan Ketersediaan dan Penjualan Produk Kemeja  Kotak-Kotak Periode Desember 2013 sampai Juli 2014

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan uji diagnos- tik untuk menentukan validitas foto polos sinus paranasal 3 posisi dan CT scan potongan koronal sebagai alat diagnosis pada pasien dengan

Berfungsi untuk memfasilitasi transmisi informasi, dimana perlengkapan komunikasi terdiri dari modem yang memfasilitasi transmisi data lewat jaringan telefon pada processor

Pengujian korelasi yang digunakan adalah korelasi produk moment, digunakan untuk mengetahui sejauh mana dan kuat tidaknya hubungan antara variabel (X) yaitu

 Wiwilan atau tunas air (Virga singularis), cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas yang panjang- panjang dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau liar  kopi dan

Implementasi tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB mengkaji karakteristik nyeri ( PQRST ) dengan respon subjektif klien mengatakan nyeri pada luka post operasi apendiktomi,

Berdasarkan uraian tentang pengertian program ekstr- akurikuler di atas dapat penulis rumuskan apa yang dimaksud dengan program ekstrakurikuler pembelajaran PAI, yaitu: “Ke-

1. Mengetahui hasil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan media pembelajaran kartu kuartet pada tema indahnya keragaman di negeriku di MIN 10 Banjar. Mengetahui

Pada pendekatan Activity Based Costing dihasilkan perhitungan total beban pokok produksi sebesar Rp 403.588.413 dengan perhitungan markup laba yaitu Rp 29.839.639 Perbedaan ini