• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Manajemen KEPEMIMPINAN. Amelia Christyani Dirtaniawan SE.,MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar Manajemen KEPEMIMPINAN. Amelia Christyani Dirtaniawan SE.,MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Pengantar Manajemen

KEPEMIMPINAN

Amelia Christyani Dirtaniawan SE.,MBA.

Ekonomi dan Bisnis Manajemen

www.mercubuana.ac.id

(2)

“proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktifitas yang

harus dilakukan”

1. Pengertian Kepemimpinan

(3)

• Kepemimpinan menyangkut orang lain

(bawahan atau pengikut), kesediaan bawahan untuk menerima pengarahan dari pemimpin.

• Kepemimpinan menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dan anggota kelompok.

• Selain memberikan pengarahan pemimpin

dituntut untuk dapat mempergunakan pengaruh, apa dan bagaimana bawahan melaksanakan

perintahnya.

1.1 Implikasi Definisi Kepemimpinan

(4)

• pengikut (followers),

• pembagian kekuasaan (distribution of powers) antara pemimpin dan pengikut,

• penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi

(power to influence),

• nilai yang dibangun (leadership value).

1.2 Aspek-Aspek Dalam Kepemimpinan

(5)

• Pemimpin dan Bukan Pemimpin

Mencoba membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat bukan jadi pemimpin.

• Pemimpin Efektif dan Pemimpin Tidak Efektif Mengidentifikasi ciri dan sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif dan membandingkannya dengan sifat yang tidak efektif.

2. Pendekatan Sifat Pada Kepemimpinan

(6)

PEMIMPIN BUKAN PEMIMPIN Memberikan inspirasi. Memaksa para pengikut.

Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan kemampuan pengikutnya.

Menyelesaikan pekerjaan dengan jalan mengorbankan para

pengikutnya.

Menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana cara melaksanakan pekerjaan.

Menanamkan perasaan takut pada pihak pengikutnya melalui ancaman- ancaman dan paksaan-paksaan.

Menghindari tanggung jawab Menerima tanggung jawab

2.1 Perbedaaan Pemimpin & Bukan Pemimpin

Memperbaiki kegagalan dalam rangka mencapai tujuan

Menyatakan bahwa kesalahan terletak pada orang lain, apabila terjadi kegagalan dalam halm mencapai tujuan.

(7)

Sifat-sifat Kepemimpinan (Edwin Ghiselli):

Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas,

Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan

Kecerdasan

Ketegasan

Kepercayaan diri

Inisiatif

Sifat-sifat Kepemimpinan (Keith Davis):

Kecerdasan

Kedewasaan dan keluasan hub sosial

Motivasi diri dan dorongan breprestasi

Sikap-sikap hubungan manusiawi

2.2 Contoh Sifat Pada Kepemimpinan Efektif

(8)

“Not all leaders are managers, nor are all managers leaders.”

2.3 Perbedaan Manajemen & Kepemimpinan

• Do things right

• Status quo

• Short-term

• Means

• Builders

• Problem Solving

Managers

• Do the right things

• Change

• Long-term

• Ends

• Architects

• Inspiring & Motivating

Leaders

(9)

KEGIATAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN Penyusunan rencana Perencanaan dan Penganggaran.

Penentuan rencana spesifik dari

kegiatan untuk pencapaian tujuan serta mengalokasikan segala sumber daya yang dibutuhkan.

Penentuan Arah Kegiatan.

Menyusun visi atau tujuan jangka panjang yang akan diraih oleh organisasi serta strategi perubahan yang harus dilakukan.

Membangun relasi antar manusia atau kelompok kerja untuk merealisasikan rencana

Pengorganisasian dan Penempatan SDM. Menyusun struktur organisasi, prosedur kerja, tanggung jawab dari setiap bagian organisasi serta metode implementasi

Mengkomunikasikan visi kepada orang-orang serta membangun kerjasama dengan orang-orang yang siap untuk mewujudkan visi secara bersama-sama

Implementasi Rencana Pengawasan dan Pemecahan Masalah.

Pada tahap implementasi tugas manajemen adalah melakukan pengawasan dan pengendalian atas berbagai kendala yang mungkin ditemui.

Memotivasi dan Memberikan inspirasi. Peran yang dilakukan pada saat implementasi adalah memotivasi orang-orang yang telah sepakat bekerjasama untuk

melakukan implementasi dari apa yang telah dibangun sebagai upaya pencapaian visi.

Hasil yang diperoleh Sesuatu yang telah diperkirakan atau telah ditargetkan sebelumnya.

Suatu perubahan yang akan mendukung pencapaian visi.

2.4 Kegiatan Manajemen & Kepemimpinan

(10)

Para peneliti memusatkan pada dua aspek tingkah laku kepemimpinan:

• Fungsi Kepemimpinan (leadership functions) Aktivitas yang dipertahankan kelompok dan

berkaitan dengan tugas yang harus

dilaksanakan oleh pemimpin, atau seseorang lain, agar kelompok dapat berfungsi secara efektif.

• Gaya Kepemimpinan (leadership styles) Berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.

3. Pendekatan Perilaku Pada Kepemimpinan

(11)

• Fungsi pemecahan masalah

Fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yang memberikan jalan keluar,

pendapat dan informasi terhadap masalah yang dihadapi kelompok.

• Fungsi Sosial

Fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok, yaitu memberi dorongan pada anggota untuk mencapai tujuan dan

menciptakan suasana kerja harmonis bagi kelompoknya.

3.1 Fungsi Kepemimpinan

(12)

Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Style)

Seorang manajer akan mengarahkan dan mengawasi bawahan secara ketat agar mereka bekerja sesuai dengan harapannya. Manajer dengan gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan pekerjaan dari pada

pengembangan kemampuan bahawan.

Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja (Employee Oriented Style)

Manajer dengan gaya ini, mendorong dan memotivasi bawahan dalam oengambilan keputusan. Disini hubungan pimpinan dan bawahan terasa sangat akrab, saling percaya dan saling menghargai.

3.2.1 Gaya Kepemimpinan (Stoner)

(13)

Pemimpin Otokratik

Pemimpin yang cenderung untuk mensentralisasi otoritas dan

mengandalkan kekuatan legitimasi dan penghargaan untuk mengatur bawahan.

Pemimpin Demokratik

Pemimpin yang mendelegasikan otoritas kepada orang lain, mendorong partisipasi, dan mengandalkan kekuatan, keahlian dan referensi untuk mengatur bawahan.

Pemimpin Free Rein

Pemimpin yang hanya menggunakan sedikit kekuasaan dan memberi

banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan kegiatan. Pemimpin disini berfungsi hanya sebagai fasilitator.

3.2.2 Gaya Kepemimpinan (Koontz, O’Donnell & Weihrich)

(14)

• Studi ini menyimpulkan ada dua kategori perilaku pemimpin yaitu:

– Consideration

• Dimana pemimpin peduli dan mendukung bawahan.

Pemimpin gaya ini cenderung memiliki hubungan saling percaya dengan bawahan dan mereka menghormati ide dan perasaan karyawan.

– Initiating structure

• Diartikan sebagai tingkat dimana pemimpin membuat struktur pekerjaan sendiri dan pekerjaan bawahannya.

Pemimpin gaya ini cenderung mengarahkan pekerjaan kelompok melalui kegiatan perencanaan, pemberian tugas, penjadwalan, dan penetapan deadline.

3.2.3 Studi Ohio State University

(15)

Tinggi Tinggi

Rendah

Orientasi Pekerjaan Rendah dan

Orientasi PekerjaTinggi

Orientasi Pekerjaan dan Orientasi PekerjaTinggi

Orientasi Pekerjaan dan Orientasi Pekerja Rendah

Orientasi Pekerjaan Tinggi dan

Orientasi Pekerja Rendah

Orientasi Pekerja (Consideration)

Orientasi Pekerjaan (Initiating Structure)

Studi Ohio mengenai Gaya Kepemimpinan

(16)

• Studi ini menyimpulkan para manajer

dibedakan berdasarkan dua dimensi perilaku pemimpin:

– Relationship Oriented

• Perilaku yang bersikap bersahabat dengan bawahan, mengakui prestasi dan

memperhatikan kesejahteraannya.

– Task Oriented

• Diartikan sebagai perilaku manajer yang

menetapkan standar kerja tinggi, menentukan metode yang harus dilakukan dan mengawasi secara ketat.

3.2.4 Studi The University of Michigan

(17)

Dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane S.

Mouton, mendorong manajer untuk memiliki dua kualitas kepemimpinan sekaligus yaitu orientasi pada tugas dan orientasi pada hubungan orang.

3.2.5 Managerial Grid

(18)

Managerial Grid

(19)

Keterangan:

1.1 - perhatian rendah terhadap karyawan dan produksi 1.9 - manajemen santai, serba mengijinkan, dengan

tekanan pada pemeliharaan keuangan dan kepuasan pegawai

5.5 - memperhatikan baik terhadap produksi maupun karyawan

9.1 - sebagai seorang otokrat pemegang tugas yang keras

9.9 - memberikan perhatian penuh terhadap produksi, semangat kerja dan kepuasan karyawan

3.2.5 Managerial Grid

(20)

• Sebuah pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan konstribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin

bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda; juga disebut pendekatan situasional.

• Teori ini memfokuskan pada faktor-faktor:

- tuntutan tugas;

- harapan & tingkah laku rekan setingkat;

- karakteristik & tingkah laku karyawan;

- budaya organisasi dan kebijakannya.

4. Pendekatan Kontingensi Pada Kepemimpinan

(21)

Terdapat beberapa model, yaitu:

• model kepemimpinan situasional dari Hersey-Blanchard

• model LPC (least preferred co- worker) dari Fiedler

• model jalur tujuan dari Evans- House

• model Vroom-Yetto dan Vroom- Jago

4. Pendekatan Kontingensi Pada Kepemimpinan

(22)

Pendekatan kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard menguraikan bagaimana pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka

sebagai respons pada keinginan untuk berhasil dalam pekerjaan, pengalaman, kemampuan, dan kemauan dari bawahan mereka yang terus

berubah.

4.1 Model Kepemimpinan Situasional

(23)

Relationship Behavior (Memberikan Dukungan)

Task Behavior

(Memberikan Panduan)

High

High High

Relatiohship and Low Task

3

High Task and High Relationship

2

Low

Low

Relationship and Low Task

4

Low

Relationship and High Task

1

Low High

Model Kepemimpinan Situasional

(24)

Model ini mendasarkan pada pendapat bahwa seseorang menjadi pemimpin tidak hanya karena karakteristik individu mereka tetapi juga karena beberapa variabel situasi dan interaksi antara pemimpin dengan bawahan. Fiedler menjelaskan tiga dimensi yang menjelaskan situasi kepemimpinan yang efektif, yaitu:

Posisi Kekuasaan (Power Position)

Dimensi ini menjelaskan kekuasaan yang dimiliki pemimpin, seperti keahlian atau kepribadian, yang mampu membuat bawahan mengikuti kemauan pemimpin. Pemimpin yang mempunyai kekuasaan dari posisinya yang jelas dan besar dapat memperoleh kepatuhan bawahan yang besar.

4.2 Model LPC dari Situasional

(25)

Struktur Pekerjaan (Task Structure)

Dimensi ini menjelaskan sejauh mana pekerjaan dapat dirinci atau dijelaskan dan membuat bawahan bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Jika struktur pekerjaan jelas maka pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, bawahan dapat diserahi tanggung jawab pelaksanaan tersebut dengan lebih baik.

Hubungan antara Pemimpin – Bawahan (Leader Member Relation)

Hal ini berhubungan dengan antara bawahan dan pimpinan, misalnya tingkat loyalitas, kepercayaan, dan rasa hormat karyawan terhadap pemimpinnya.

Hubungan ini dapat diklasifikasikan “baik” atau “buruk”.

4.2 Model LPC dari Situasional

(26)

Faktor Kontingensi Situasi yang dihadapi

Relasi Pimpinan-Bawahan Baik Buruk

Stuktur Pekerjaan/Tugas Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Peran/Posisi Kekuasaan Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah

Kecenderungan Situasi Kondusif Cukup Kondusif Tidak Kondusif

Perilaku Pemimpin yang Ideal Orientasi Pekerjaan

Orientasi pada relasi sosial/orang-orang

Orientasi Pekerjaan

Model LPC

(27)

• Model ini menyatakan bahwa fungsi utama seorang pemimpin adalah untuk membuat tujuan bersama dengan bawahannya, membantu mereka menemukan jalur (part) yang paling tepat dalam mencapai tujuan tersebut, dan membatasi hambatan-hambatan yang timbul.

• Peneliti ini mencoba memperluas teori dengan mengidentifikasi dua variabel yang menemukan gaya kepemimpinan yang paling efektif: karakteristik pribadi karyawan dan tekanan lingkungan serta tuntutan di tempat kerja yang harus dihadapi karyawan.

4.3 Model Jalur Tujuan (Part Goal)

(28)

Model Path-Goal

(29)

Menurut Teori Jalur-tujuan (Path-Goal Theory)

Perilaku pemimpin dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok :

1. Kepemimpinan yang suportif (mendukung).

2. Kepemimpinan yang partisipatif.

3. Kepemimpinan yang instrumental (Directive).

4. Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian prestasi.

(30)

Model ini mengkritik teori part goal karena gagal memperhitungan situasi dimana keterlibatan bawahan diperlukan. Model ini memperkenalkan lima gaya kepemimpinan yang mencerminkan garis kontinum dari pendekatan otoriter sampai ke pendekatan partisipatif. Sehingga model Vroom memperoleh dukungan empiris yang lebih baik dibandingkan dengan model kepemimpinan situasional lainnya.

4.4 Model Vroom-Yetto dan Vroom-Jago

(31)

Tipe Keputusan Pengertian

AI Manajer membuat keputusan sendiri

AII Manajer menanyakan informasi dari bawahan akan tetapi keputusan diambil sendiri oleh manajer. Bawahan tidak selalu harus mengetahui informasi mengenai situasi yang dihadapi.

CI Manajer berbagi informasi dengan bawahan secara individual, dan bertanya mengenai berbagai informasi dan evaluasi dari mereka. Akan tetapi anajer mengambil keputusan sendiri.

CII Manajer dan bawahan bertemu sebagai tim untuk mendiskusikan berbagai hal menyangkut situasi yang dihadapi akan tetapi manajer yang mengambil keputusan.

GII Manajer dan bawahan bertemu sebagai tim untuk mendiskusikan berbagai hal yang menyangkut situasi yang dihadapi dan keputusan ditentukan oleh tim.

• Authocratic Style ( AI & AII)

• Consultative Style (CI & CII)

• One-Group Style (GII)

Model Vroom-Yetto dan Vroom-Jago

(32)

• Kepemimpinan Transaksional dan

Kepemimpinan Transformasional (karismatik)

• Kepemimpinan Psikoanalisis

• Kepemimpinan Romantis

• Kepemimpinan Indonesia

5. Teori-Teori Kepemimpinan Kontemporer

(33)

Teori ini dikembangkan oleh Bernard M Bass.

• Pemimpin transaksional, menentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi, dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.

• Pemimpin transformasional yang disebut juga pemimpin karismatik, melalui visi dan energi pribadi, memberi inspirasi para pengikutnya dan mempunyai dampak besar pada organisasi..

5.1 Kepemimpinan Transaksional & Transformasional

(34)

• Teori dari Sigmund Freud ini menjelaskan bahwa seseorang berperilaku karena ingin memenuhi kebutuhan bawah sadarnya, menurutnya perilaku manusia sangat komplek. Sehingga penampilan dari luar tidak dapat dijadikan pegangan.

• Maka perlu dianalisa kembali teori-teori alam tentang manusia yang paling dasar untuk memahaminya.

• Ia, mengatakan bahwa tingkah laku dibentuk oleh usaha bawah sadar untuk memuaskan kebutuhan dan dorongan yang belum dipenuhi. Tingkah laku manusia dapat dilacak berasal dari pengalaman masa anak-anak, yang sulit untuk diingat.

5.2 Kepemimpinan Psikoanalisis

(35)

• Teori ini memandang bahwa pemimpin itu “ada” dan diperlukan untuk membantu mencapai kebutuhannya. Jika bawahan sudah tidak mempercayai pemimpinnya, maka efektivitas kepemimpinannya hilang, tidak perlu tindakan pemimpin tersebut.

• Jika bawahan sudah dapat mengorganisasikan sendiri maka pemimpin tidak diperlukan lagi.

• Teori ini mencoba menyeimbangkan antara sisi atasan dengan sisi bawahan, sehingga porsi keduanya menjadi seimbang.

5.3 Kepemimpinan Romantis

(36)

Teori ini bersumber pada falsafah Pancasila, memiliki:

• Nilai-nilai positif dari modernisme;

• Intisari dari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma kepemimpinan yang ditulis oleh para nenek moyang, raja, pujangga kraton, pendeta, ulama, dan pejuang bangsa yang masih relevan.

• Refleksi dan kontemplasi mengenai hakikat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era pembangunan dan zaman modern, sekaligus juga refleksi mengenai pribadi selaku “manusia utuh” yang mandiri dan bertanggung jawab dengan misi hidupnya masing- masing.

5.4 Kepemimpinan Indonesia

(37)

Azas kepemimpinan Indonesia yang paling menonjol:

• Ing ngarsa sung tulada (to lead).

• Ing madya mangun karsa (to motivate).

• Tut wuri handayani (to inspire).

Semua ini dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro.

5.4 Kepemimpinan Indonesia

(38)

• Stoner, bab 17

• Erni, bab 12

• Sri, bab 10

• Williams, bab 17

• Daft, bab 16

• Kartono, bab 15

BAHAN PUSTAKA

(39)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Melalui visi pembangunan yang menjadi komitmennya yaitu “Tercapainya kesejahteraan masyarakat Kelurahan Kampung Bandar sebagai kawasan sejarah, wisata dan budaya

Lebih lanjut dikatakan bahwa pembaharuan hukum pidana (penal reform) harus dilakukan dengan pendekatan kebijakan, oleh karena pada hakikatnya pembaharuan hukum

Penelitian yang dilakukan oleh Fullerton dan Durtschi (2004) tentang pengaruh sikap skeptisisme profesional terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan pada auditor

Berdasarkan data tabel 1.2 perbandingan kompetensi mata kuliah di Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang terdiri dari mata kuliah kompetensi

Hasil pengujian dengan metode DPPH ( 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl ) menunjukan semua formula memiliki aktivitas antioksidan yang sangat aktif dan formula IV yang mengandung

Kenyataan ini menjadi menarik untuk diperluas dugaan awal untuk SMP lainnya khususnya yang berada pada Rayon atau Kecamatan Saparua, sehingga juga memberikan informasi yang

Botol dan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan media dan penanaman eksplan dicuci hingga bersih kemudian disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 0 C dengan tekanan

Analisa morfologi komposit rasio 80:10:10 (STKS dengan modifikasi) dengan Perbesaran 1500 x Pengaruh Komposisi Bahan Pengisi Dan Modifikasi Kimia Terhadap Penyerapan Air