• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Konsep Dasar Nifas

Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007). Menurut Bobak (2005) periode post partum merupakan jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan.

1.2 Tahap Masa Nifa

Post parum dibagi dalam 3 periode (Wong, 2002):

1. Periode Early Post Partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah misalnya perdarahan karena atonia uteri.

2. Periode Immediate Post Partum

Masa setelah 24 jam melahirkan sampai 1 minggu post partum. Pada fase ini dipastikan apakah involusi uteri normal, tidak ada perdarahan, lokea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu dapat menyusui dengan baik.

3. Periode Late Post Partum (2 minggu-6 minggu)

Mulai minggu ke 2 sampai minggu ke enam sesudah melahirkan terjadi perubahan secara bertahap.

1.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan diagnosa dini dan pengobatan komplikasi ibu, merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli, mendukung dan memperkuat perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus dan meningkatkan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak (Sulistyawati, 2005).

1.4 Perubahan Fisiologi dan Anatomis 1. Sistem reproduksi

1) Uterus

(1) Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat

kontraksi otot polos uterus (Bobak, 2005). Uterus mengalami kontraksi

(2)

dan retraksi ototnya akan keras sehingga dapat menutup/menjepit pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta.

Proses involusi uterus terjadi secara progresif dan teratur yaitu 1-2 cm setiap hari dari 24 jam pertama sampai akhir minggu pertama saat tinggi fundus uteri sejajar tulang pubis. Pada minggu ke enam uterus kembali normal seperti keadaan sebelum hamil kurang lebih 50-60 gram (Pilliteri, 2003).

Involusi TFU Berat Uterus (gram)

Bayi lahir Setinggi pusat 1000

Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750

1 minggu Pertengahan pusat

simfisis

500 2 minggu Tidak teraba diatas

simfisis

350

6 minggu Sebesar normal 50

(2) Kontraksi

Intensitas kontraksi meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir diduga respon sebagai penurunan volume intrauterin yang sangat besar (Bobak, 2005). Selama 1-2 jam post partum intensitas kontraksi uterus biasa berkurang dan tidak teratur. Pertahankan kontraksi uterus selama ini dengan pemberian suntikkan oksitosin IV atau IM segera setelah plasenta lahir (Bobak, 2005).

(3) Afterpains

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, uterus meregang, menyusui dan oksitosin dapat meningkatkan nyeri.

(4) Lochea

Lochea merupakan secret yang berasal dari dalam rahim terutama luka

bekas implantasi plasenta yang keluar melalui vagina, lochea

merupakan hasil pembersihan uterus setelah melhirkan yang secara

(3)

mikroskopik terdiri dari eritrosit, jaringan desidua, sel-sel epitel dan bakteri pada awal nifas (Pilliter, 2003).

Lochea dibagi berdasarkan warna dan kandungan (Pilliteri, 2003):

1. Lochea Rubra

Keluar pada hari pertama sampai hari ke tiga post partum, warna merah berisi eritrosit, leukosit, sel desidua, vornik caseosa, rambut lanugo, sisa meconium dan sisa selaput ketuban.

2. Lochea Sanguinolenta

Hari ke tiga sampai ke tujuh, terdiri atas darah dan sisa jaringan.

3. Lochea Serosa

Hari keempat sampai ke sepuluh post partum, warna kuning kecoklatan, mengandung sel darah, serum, leukosit dan sisa jaringan.

4. Lochea Alba

Lochea keluar mulai hari ke sepuluh sampai minggu ke 2-6 post partum. Warna kekuningan, tidak mengandung darah, berisi sel leukosit, sel epitel dan lendir serviks.

2) Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah melahirkan. 18 jam paska partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup bertahap, 2 jari mungkin masih dapat dimasukkan pada akhir minggu ke 2. Muara serviks eksterna tidak terbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan tetapi memanjang seperti suatu celah.

3) Vagina dan Perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat

teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, enam

sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada

sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita

(4)

nulipara. Pada umumnya rugae yang memipih secara permanen.

Mukosa tetap atrofik pada wanita yang menyusui sekurang-kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina.

Proses penyembuhan luka episiotomy sama dengan luka operasi lain.

Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas), tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan luka harus berlangsung dalam 2-3 minggu (Bobak, 2005).

2. Payudara dan Laktasi 1) Payudara

Selama 24 jam pertama terjadinya sekresi lacteal, payudara mengalami distensi, padat dan nodular. Temuan ini disertai peningkatan suhu sementara, demam tidak lebih 4-16 jam (Cunningham, 2009).

2) Laktasi

Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan). Payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan yakni kolostrum dikeluarkan melalui payudara. Setelah laktasi dimulai, payudara teraba hangat dank eras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama 48 jam (Bobak, 2005).

3. System Endokrin 1) Hormone Plasenta

Selama periode pascapartum, perubahan hormone yang besar.

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormone- hormon yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan hormone human placental lactogen (hPL), estrogen dan kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna pada masa puerperium.

Kadar estrogen dan progesterone menurun secara bermakna setelah

plasenta keluar, kadar terendah dicapai kira-kira satu minggu

pascapartum. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan

pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstraselular berlebih

(5)

selama hamil. Pada wanita tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dibandingkan wanita yang menyusui pada pascapartum hari ke 17.

Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini yakni dalam 27 hari setelah melahirkan dengan waktu rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui, waktu rata-rata terjadi ovulasi sekitar 190 hari (Bobak, 2005).

4. Abdomen

Abdomen akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita akan rileks. Diperlukan 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh kembali elastisistasnya tetapi sejumlah kecil stria menetap. Pengembalian tonus otot bergantung kepada kondisi tonus sebelum hami, latihan fisik yang tepat dan jumlah jaringan lemak (Bobak, 2005).

5. System Urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (steroid tinggi) menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pascapartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bualan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira dua sampai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Bobak, 2005).

1) Komponen urin

Glikosuria yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria

positif pada ibu menyusui merupakan hal normal. BUN meningkat

selama masa pascapartum merupakan akibat otolisis uterus yang

berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di dalam otot uterus

menyebabkan proteinuria ringan (+) selama 1-2 hari setelah

melahirkan. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami

komplikasi persalinan atau setelah persalinan lama dan disertai

dehidrasi (Bobak, 2005).

(6)

2) Diuresis pascapartum

Ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringan selama hamil dalam 12 jam setelah melahirkan selama 2-3 hari disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena tungkai bawah dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama postpartum (Bobak, 2005).

3) Uretra dan Kandung Kemih

Trauma pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih mengalami hiperemis dan edema. Efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan berkemih menurun. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum bisa menyebabkan distensi kandung kemih. Tonus otot kandung kemih akan pulih dalam 5-6 hari setelah bayi lahir (Bobak, 2005).

6. System pencernaan 1) Nafsu makan

Ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan 2x dari jumlah yang dikonsumsi disertai konsumsi camilan (Bobak, 2005).

2) Motilitas

Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anesthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal (Bobak, 2005).

3) Defekasi

Buang air besar spontan bisa tertunda selama 2-3 hari. Keadaan ini

disebabkan karena tonus otot usus menurun selam proses persalinan

dan awal paskapartum (Bobak, 2005).

(7)

7. System Kardiovaskuler 1) Volume darah

Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah selama melhirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema fisiologis). Ibu kehilangan 300-400 ml darah sewaktu melahirkan bayi pervaginam atau 2x pada seksio sesarea. Tiga perubahan fisiologis paskapartum yang melindungi wanita: hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah maternal 10-15%, hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus vasodilatasi dan terjadi mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama hamil (Bobak, 2005).

2) Curah Jantung

Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasa melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum (Bobak, 2005).

8. Komponen Darah

1) Hematocrit dan Hemoglobin

Volume plasma yang hilang lebih besar daripada sel darah yang hilang selama 72 jam pertama. Penurunan volume plasma dan peningkatan sel darah merah dikaitkan dengan peningkatan hematocrit pada hari ke 3-7 postpartum (Bobak, 2005).

2) Hitung Sel Darah Putih

Leukositosis normal pada kehamilan rata-rata sekitar 12.000/mm

3

. Nilai leukosit antara 20.000

-

25.000/mm

3

selama 10-12 hari pertama postpartum (Bobak, 2005).

3) Faktor Koagulasi

Faktor pembekuan darah dan fibrinogen meningkat selama hamil dan

menetap pada awal puerperium (Bobak, 2005).

(8)

9. Tanda-Tanda Vital 1) Suhu

Suhu meningkat sampai 38

0

C selama 24 jam pertama akibat dehidrasi (Bobak, 2005).

2) Denyut Nadi

Nadi meningkat selama jam pertama setelah melahirkan. Pada minggu ke 8-10 post partum, nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil.

3) Pernapasan

Pernapasan dalam batas normal 4) Tekanan darah

Tekanan darah berubah atau menetap. Hipotensi pada 48 jam pertama.

10. Neurologi

Lama nyeri kepala bervariasi dari satu sampai 3 hari sampai beberapa minggu tergantung penyebab dan efektivitas obat.

11. System Muskuloskeleta;

Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan.

12. Integument

Kloasma muncul pada masa kehamilan biasanya akan hilang pada akhir

kehamilan, hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang

seluruhnya setelah bayi lahir bahkan menetap.

Referensi

Dokumen terkait

-nteraksi antara faktor pe'amu (endogen) dan faktor risiko dari luar (eksogen) akan menyebabkan kolonisasi faktor pe'amu (endogen) dan faktor risiko dari luar (eksogen) akan

Keadaan saling memerlukan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam sekeliling supaya kualiti kehidupan manusia dan alam sekeliling terpelihara..

•• Pemanasan dan pendinginan lebih cepat ( Pemanasan dan pendinginan lebih cepat (tidak tidak ada penghalang panas oleh pengemas.. ada penghalang panas oleh pengemas)) ••

Gerakan tanah ini terjadi akibat regangan geser dan perpindahan dari sepanjang bidang longsoran dimana massa berpindah dari tempat semula dan berpisah dari massa yang mantap,

mahasiswa Jurusan Teknik Komputer (TK), 4 orang mahasiswa Teknik Kimia (TK), 4 orang mahasiswa Teknik Geologi (GL), dan 2 orang mahasiswa Farmasi (FA) dapat duduk dalam satu

Pembahasan soal ini dapat dijadikan bahan belajar dalam menghadapi ulangan harian, UTS, UAS, UKK, ujian dapat dijadikan bahan belajar dalam menghadapi ulangan

Evaluasi merupakan tolak ukur keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik

Berdasarkan penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa Senyawa 3-BM dapat disintesis melalui reaksi benzoilasi antara asam 3-amino-4-metil benzoat dengan benzoil klorida,