• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : SUSMIYATI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : SUSMIYATI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

P E NE RAP AN PE NDE K ATAN B E RM AI N UNT UK M E NI NGK ATK AN HA S I L B E L AJ AR L OM P A T J AU H G A Y A M E N G G AN T U N G

P ADA SI S WA K E L AS I V SE K OL A H DASA R NE GE RI 0 2 W A R U N G P R I N G K E C A M A T A N W A R U N G P R I N G

KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh : SUSMIYATI

X 4711217

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

vi ABSTRAK

Susmiyati. PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02 WARUNGPRING KECAMATAN WARUNGPRING KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui : peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya mempunyai empat langkah, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 29 dengan rincian siswa 11 siswa putri dan 18 siswa putra.

Teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini diantaranya : Tes praktik, observasi lapangan, data penelitian kumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi : Sumber data, Jenis data, Teknik pengumpulan data, pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2, baik dari peningkatan nilai rata-rata pembelajaran lompat jauh gaya menggantung siswa maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata pembelajaran lompat jauh gaya menggantung pada rata-rata-rata-rata kondisi awal (48%) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa hanya 14 siswa dari 29 siswa, rata-rata siklus 1 (62%) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa hanya 18 siswa dari 29 siswa dan rata-rata siklus 2 (83 %) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa mencapai 24 siswa dari 29 siswa, sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (35%), diukur dari KKM sebesar 70.00.

(3)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dimana kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang pada tahun pelajaran 2011/2012.

Disadari bahwa keberhasilan penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, dengan ucap syukur dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo,S.Pd,M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Drs. Agus Margono,M.Kes, sebagai pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan Skripsi.

5. Pomo Warih Adi, S.Pd. M.Or, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Tachril, S.Ag, Kepala Sekolah SD Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang, yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

8. Siswa kelas IV SD Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang pada tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

(4)

commit to user

x

Semoga semua yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa.

Surakarta, Juli 2012

(5)

commit to user xi DAFTAR ISI Halaman JUDUL ……… PERNYATAAN ……….. PENGAJUAN ……….. PERSETUJUAN ……….………. PENGESAHAN ………...……… ABSTRAK ………... MOTTO ……… PERSEMBAHAN ……… KATA PENGANTAR ……….………. DAFTAR ISI ……… DAFTAR GAMBAR ……… DAFTAR TABEL ………...….………. DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB I PENDAHULUAN ………...………

A. Latar Belakang Masalah ………...………. B. Rumusan Masalah …………..………….……….…... C. Tujuan Penelitian ………..………..………. D. Manfaat Penelitian ………..………. BAB II KAJIAN PUSTAKA ………...

A. Kajian Teori ………. 1. Lompat Jauh………….…...……….………

a. Pengertian Lompat Jauh ………. b. Teknik Dasar Lompat Jauh ...…………..…..………. 2. Pembelajaran ……...….………..…….….…..…... a. Pendekatan Pembelajaran ………...…... b. Pendekatan Bermain ………..…...…….. c. Pendekatan Bermain Lompat ………….………….

i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii xiv xv 1 1 3 4 4 5 5 5 5 6 12 13 14 17

(6)

commit to user

xii

B. Kerangka Berpikir ……….….…... C. Hipotesis Tindakan ……….…... BAB III METODE PENELITIAN ……….…..

A. Waktu dan Tempat Penelitian ……… B. Subyek Penelitian ……….…….………… C. Data dan Sumber Data ………...……….…...… D. Pengumpulan Data ………..…...…….………...… E. Uji Validasi Data ……..………….………….…………... F. Analisis Data …………...……….……….……… G. Indikator Kinerja Penelitian ………..……….… H. Prosedur Penelitian ……… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Pra Tindakan ……….… B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ……… 1. Siklus I ……….………... a. Pertemuan 1 ………...……….….. b. Pertemuan 2 ……….……….. c. Pertemuan 3 ………..………..…….….. 2. Siklus II ...……….…... a. Pertemuan 1 ………..……..……….….. b. Pertemuan 2 ………...……….…….. c. Pertemuan 3 ………...………….…... C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ... D. Pembahasan ... BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………

A. Simpulan ……….. B. Implikasi ……….…….……….. C. Saran ……….………...…….. DAFTAR PUSTAKA ……..……….………...….…..….……. LAMPIRAN –LAMPIRAN ………. 19 20 21 21 21 22 22 24 24 24 25 33 33 35 35 35 38 42 45 45 48 51 54 55 57 57 57 58 59 60

(7)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, Terdapat Standar Kompetensi: Mempraktekan variasi gerak dasar melalui permainan dan aktifitas jasmani serta nilai yang terkandung di dalamnya, kompetensi dasar : Mempraktikan gerak dasar jalan lari dan lompat yang bervariasi dalam permainan yang menyenangkan dan nilai kerjasama, toleransi kejujuran, tanggung jawab menghargai lawan dan menghargai diri sendiri. Memiliki kemampuan melalui ketrampilan lompat jauh, melalui permainan lompat dapat melakukan ketrampilan lompat jauh. Dengan indikator pencapaian kompetesi : melakukan gerak lompat dengan dua kaki dan satu kaki dengan control dan gaya yang konsisten, melakukan lompat mencapai sasaran tertentu dengan gaya yang konsisten, melakukan gerakan lompat tanpa awalan, melakukan gerakan lompat dengan awalan, mengkombinasikan gerakan lompat dengan awalan berjalan/berlari tanpa /dengan alat, melakukan gerakan lompat jauh dengan awalan dan alat sederhana, sedangkan dalam kegiatam pembelajarannya adalah melakukan lompat tanpa awalan, melakukan melompat meraih bola yang digantung, melakukan lompat jauh gaya jongkok, melakukan lompat jauh gaya jongkok, menggambar lapangan lompat jauh.

Untuk mencapai prestasi lompat jauh perlu didukung dengan model bermain yang efektif dan efisien. Gerakan lompat jauh dibagi atas awalan, tumpuan atau tolakan, lompatan dan melayang, serta mendarat di bak pasir. Untuk dapat melompat dengan kuat dan baik diperlukan penguatan otot-otot kaki, bentuk gerakan yang benar, disertai minat dan kemauan yang besar. Untuk mendapatkan hasil lompatan yang optimal diperlukan kondisi fisik dan teknik yang baik. Pengaruh kondisi fisik akan terlihat pada kecepatan pelompat ketika melakukan awalan dan kekuatan tolakan. Sedangkan keserasian gerakan awalan dan tolakan sangat bergantung pada kemampuan tekniknya.

(8)

commit to user

Untuk melakukan gerakan awalan, tumpuan atau tolakan, lompatan dan melayang, serta mendarat di bak pasir diperlukan kondisi fisik yang baik diantaranya: teknik awalan, teknik lari, gaya melayang, panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan daya ledak. Komponen-komponen tersebut saling mempengaruhi, sehingga di dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara selaras dan harmonis untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam lompat jauh terdapat tiga gaya melayang yaitu gaya menggantung, gaya gaya berjalan di udara, gaya bergantung di udara. Pada pembelajaran yang dilakukan belum berhasil dan dapat dilihat dari kemauan siswa mengikuti pembelajaran, minat dan hasil belajar yang sangat kurang tercapai dengan kompetensi pembelajaran yang diharapkan, ini disebabkan berbagi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran lompat jauh.

Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran lompat jauh yang dilakukan oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Dapat dilihat dari data kondisi awal siswa dalam pembelajaran lompat jauh sebelum diberikan pererapan metode bermain adalah :

Tabel 1. Deskripsi data kondisi awal hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012

Rentang Nilai Ket Kreteria Jml Siswa Presentase (%)

80 - 85 Baik Sekali Tuntas 0 0

76 - 79 Baik Tuntas 5 17

70 - 75 Cukup Tuntas 9 31

66 - 69 Kurang Tidak Tuntas 8 28

60 - 65 Kurang Sekali Tidak Tuntas 7 24

∑ 29 100

Dilihat dari tabel tersebut di atas hasil pembelajaran siswa yang rata-rata hasil belajarnya hanya mencapai 48 % atau 14 siswa mempunyai nilai di atas KKM yang ditetapkan yaitu 70.00, dari jumlah siswa sebanyak 29 dengan rincian siswa 11 siswa putri dan 18 siswa putra. Disisi lain hasil pembelajaran dapat dilihat dari rekap hasil kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran lompat jauh, adalah :

(9)

commit to user

NO Ekspresi Siswa Keterangan Jumlah Siswa

1 Siswa senang 14

2 Siswa biasa – biasa saja 8

3 Siswa tidak senang 7

Jumlah 29

Jadi pencapaian pembelajaran pada kondisi awal siswa di atas menunjukan banyak kekurangan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak mencapai kompetensi yang diharapkan, diantara kekurangan tersebut adalah siswa kebiasaan meniru apa yang dicontohkan guru dalam pembelajaran sehingga siswa kurang mengekplorasi kemampuan pada dirinya dalam mengembangkan sebuah materi sesuai dengan bakat atau pengetahuan yang dimilikinya, hal ini karena siswa merasa rasa takut dan malu dalam mengungkapkan pendapat yang siswa miliki sehingga menghambat dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya menerima apa yang diinformasikan oleh guru.

Perbaikan pembelajaran dengan kompetensi dasar pembelajaran lompat jauh peneliti menggunakan model bermain dengan memodifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012.

Penerapan metode bermain menggunakan menggunakan bola gantung dan ban bekas diharapkan siswa mampu berfikir kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam menciptakan permainan yang dipadukan dengan teknik dasar gerakan lompat jauh, memacu siswa untuk berfikir bagaimana cara bermain dengan pengaruh situasi permainan yang baru sehingga siswa tertantang untuk menyelesaikan permainan dengan mencari solusi yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 ?.

(10)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hasil belajar lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan, khususnya untuk meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran atletik pada cabang lompat jauh

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang bermasalah dalam mengikuti pembelajaran atletik pada cabang lompat jauh dengan cara konvensional.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

(11)

commit to user 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh adalah “ Suatu aktivitas gerakan yang dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya. Gerak lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara kecepatan (speed), kekuatan (strength), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance), ketepatan (acuration) “. Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak Ade Mardiana, (2009:2.58).

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat, melayang dan mendarat sejauh-jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya agar diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Berkaitan dengan lompat jauh Aip Syarifuddin (1992:90) menyatakan, “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”.

Prinsip dari lompat jauh yaitu mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya. Untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya, maka seorang pelompat dapat melakukannya dengan berbagai gaya salah satunya gaya jongkok. Lompat jauh gaya jongkok disebut juga gaya duduk di udara. Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat melayang di udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk. Gerakan jongkok atau duduk ini terlihat saat membungkukkan badan dan kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan, mendarat

(12)

commit to user

dengan bagian tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan. Untuk menghindari kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhkan badan ke depan. Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan terutama bagi anak-anak sekolah dan gaya yang paling mudah untuk dipelajari. Lompat jauh gaya jongkok dianggap mudah karena tidak banyak gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara, jika dibandingkan dengan gaya lainnya.

Lompat jauh suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. ” Gerakan lompat jauh terdiri atas: awalan, menolak, melompat, melayang serta mendarat di bak pasir. Kaki yang digunakan untuk menumpu adalah kaki yang terkuat. Untuk dapat melompat dengan kuat dan baik diperlukan penguatan otot-otot kaki, bentuk gerakan yang benar, disertai minat dan kemauan yang besar ”. Tri Hananto Budi Santoso. (2007: 21).

Lompat jauh dilakukan dengan membangun awalan yang secepat-cepatnya dan melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya ke arah depan-atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian yang optimal saat melayang sehingga menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Sasaran lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lompat jauh adalah gerakan yang dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak.

b. Teknik Dasar Lompat Jauh

Dalam pelaksanaan lompat jauh ada beberapa teknik yang harus dikuasai yaitu:

(13)

commit to user 1) Awalan

Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan.

Menurut Jes Jerver (2005: 34) bahwa “Maksud berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan kecepatan horisontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take of ”. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagaimana pelari mendapatkan kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan tersebut antara 30-35 meter.

Berkaitan dengan awalan lompat jauh Tamsir Riyadi (1985:95) menyatakan: “ Jarak awalan tergantung dari masing-masing atlet. Bagi pelompat yang dalam jarak relatif pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat/pendek saja (sekitar 30-35 m atau kurang dari itu). Sedangkan bagi atlet lain dalam jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi sekitar 40-45 meter atau lebih jauh dari itu. Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancer-ancer tersebut “.

Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat individual tergantung dari masing-masing pelompat. Hal terpenting dalam mengambil jarak awalan yaitu pelompat dimungkinkan memperoleh kecepatan yang maksimal. Kecepatan awalan harus sudah dicapai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat langkah terakhir sebelum menumpu tersebut dimaksudkan untuk mengontrol saat menolak dibalok tumpuan. “ Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan “, Soegito,

(14)

commit to user

(1991:143). Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar

Tri Hananto Budi Santoso, (2007:22) menjelaskan bahwa cara mengambil awalan adalah sebagai berikut:

a) Berdiri di belakang tanda titik awalan, serta berkonsentrasi penuh. b) Berlari dengan cepat dengan langkah yang tegap menuju balok

tumpuan.

c) Setelah ± kurang 4 langkah dari balok tumpuan, pikiran berkonsentrasi pada tumpuan tanpa mengurangi kecepatan.

d) Pada saat akan melakukan tumpuan badan agak condong ke belakang. 2) Tumpuan

Tumpuan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar.

Ketepatan melakukan tumpuan akan menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu (melewati balok tumpuan), lompatan dinyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan.

Menurut Tamsir Riyadi (1985:96) teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:

a) Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat.

b) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang (jangan berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik (sekitar 45o )

c) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.

d) Saat bertumpu kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas e) Pandangan ke depan atas (jangan melihat ke bawah).

f) Pada kaki ayun (kanan) diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk

(15)

commit to user Gambar 1

Saat Bertumpu pada Balok Tumpuan (Dikutip dari Soegito,1992: 146)

“ Menumpu merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurna Soegito “, (1992:146). Cara bertumpu pada balok tumpuan harus dengan kuat, cepat dan keseimbangan badan dijaga agar tidak oleng / goyang. Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata tetap lurus ke depan agak keatas, bukannya menunduk melihat balok tumpuan. Jadi harus mempunyai kepercayaan pada diri sendiri bahwa pada saat bertumpu, tumpuannya itu sudah tepat pada balok tumpuan. Dengan demikian dapat berkonsentrasi pada gerakan berikutnya yang harus dilakukan yaitu lompatan.

3) Lompatan

Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat badan. Titik berat badan ini letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang “ Gerakan lompatan dilakukan dengan cara mengayunkan kaki ayun setinggi mungkin dengan bantuan ayunan kedua tangan ke atas, agar seluruh badan terangkat, dengan sudut lompatan yang baik ±450

”. Soegito (1992:146).. Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin

(16)

commit to user

kuat tolakan yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan melayang di udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih jauh, karena kedua kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan yang menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al. (1987:200) menyatakan, “Pada fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan pendaratan”.

Gambar 2.

Tumpuan dalam Lompat Jauh (Dikutip dari Aip Syarifudin,1992: 97) 4) Melayang

Gaya melayang di udara juga mempengaruhi prestasi jauhnya lompatan dalam nomor lompat jauh. Pada saat melayang di udara dapat dilakukan berbagai sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna. ” Sikap pada saat melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi keatas ”. Soegito, (1991:147). Pada saat itu keseimbangan harus dijaga jangan sampai terjatuh. Sikap melayang ada 3 gaya yaitu:

a) Gaya menggantung di udara ( sit down in the air ) Sikap melayang adalah seolah-olah berjongok di udara. b) Gaya berjalan di udara ( walking in the air )

Sikap melayang sikap atau gerakan seakan-akan berjalan di udara. c) Gaya bergantung di udara ( hanging in the air )

Sikap melayang merupakan sikap seolah-olah sedang bergantung di udara. Melayang dengan sikap bergantung cara melakukannya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian kedua lengan direntangkan keatas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap terpelihara hingga mendarat.

(17)

commit to user

Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut:

Gambar 3. Sikap Melayang di Udara

(Dikutip dari Aip Syarifudin,1992: 100) 5) Pendaratan

Mendarat secara benar merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam lompat jauh. Kesalahan mendarat dapat merugikan atlet lompat jauh. Pengukuran hasil jauhnya lompatan diukur antara bagian anggota badan yang paling dekat dengan papan tolakan. Atlet yang mampu menempatkan anggota badannya jauh dari papan tolakan adalah pelompat yang paling baik untuk memperoleh prestasi.

Pada saat mendarat kedua kaki rapat dan diluruskan ke depan. Badan dibungkukkan ke depan. Tangan diayunkan ke depan. Berat badan didorong ke depan. Tepat ketika mendarat harus jatuh pada kedua ujung kaki yang rapat dan sejajar. Kedua lulut dilipat. Dagu ditarik ke dada sambil mengayun kedua tangan ke arah belakang

Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan. Menurut Soegito (1992:41) teknik pendaratan sebagai berikut:

Pada saat badan akan jatuh di pasir lakukan pendaratan sebagai berikut:

a) Luruskan kedua kaki ke depan. b) Kedua kaki sejajar.

(18)

commit to user d) Ayunkan kedua tangan ke depan. e) Berat badan dibawa ke depan. Pada saat jatuh di pasir atau mendarat : a) Usahakan jatuh pada ujung kaki sejajar. b) Segera lipat kedua lutut.

c) Bawa dagu ke dada sambil mengayun kedua tangan ke bawah arah belakang.

Berikut ini disajikan ilustrasi teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut:

Gambar 4.

Teknik Pendaratan Lompat Jauh (Dikutip dari Aip Syarifudin,1992: 101)

2. Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2006:100) ”Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke atah yang lebih baik”. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi antar guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa. Di sekolah, strategi pembelajaran yang utama dilakukan oleh nara sumber dengan siswa, tetapi ada kalanya antar siswa di dalam lingkungan sekolah”.

Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan prosedur dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada siswanya. Metode pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat tercapai dengan efektif dan efisien. Metode pembelajaran berbeda dengan istilah strategi pembelajaran,

(19)

commit to user

metode pembelajaran, atau prinsip pengajaran. Istilah metode pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada suatu strategi, teknik atau prosedur.

Menurut Masnur Muslich (2007: 52) ada 5 elemen yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:

a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada.

b. Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya

c. Pemahaman pengetahuan, dengan cara menyusun : 1) konsep sementara, 2) sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan, 3) merevisi dan mengembangkan konsep berdasarkan tanggapan.

d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman

e. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan

a. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan-pendekatan pada pembelajaran harus bersifat luas dan menyeluruh, contohnya pada pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah bahan ajar, hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil untuk dapat menyelesaikan masalah yang telah disepakati bersama antara siswa dan guru. Ketika sedang menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, sering kali siswa dituntut untuk menggunakan bermacam-macam keterampilan, kerja sama, maupun berpikir kritis.

Lebih lanjut Masnur Muslich (2007: 50) mengemukakan bahwa beberapa strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru adalah :

a. Pembelajaran berdasarkan masalah

b. Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar

c. Memberikan aktivitas kelompok d. Membuat aktivitas belajar mandiri

e. Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan masyarakat f. Menerapkan penilaian autentik

Di dalam tiap-tiap metode pembelajaran membutuhkan sistem pengolahan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda, misalnya dalam metode pembelajaran Jigsaw diperlukan lingkungan bekerja yang fleksibel, seperti tersedianya meja dan kursi yang mudah di pindahkan. Karena pada model ini diskusi siswa (secara berkelompok) memerlukan meja dan kursi yang

(20)

commit to user

dapat di atur agar peserta yang satu dapat saling menatap dengan siswa yang lain.

Menurut Sudjana (2009: 21) pembelajaran adalah “Upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik dalam proses belajar mengajar”. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar lompat jauh adalah dengan model bermain lompat raihan menyentuh bola.

b. Pendekatan Bermain

Penerapan pendekatan bermain digunakan peneliti sebab memiliki keunggulan antara lain : 1. Siswa bisa berfikir kreatif bagaimana melakukan permainan yang menjurus pada gerakan lompat jauh yaitu dengan menggunakan bola gantung dan ban bekas untuk memacu minat dan semangat siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh. 2. Siswa dapat menciptakan ide atau cara yang dipadukan dengan permainan secara berkelompok/beregu, 3.Siswa dapat kreatif mengatur irama gerakan lompat jauh karena sifat alat bantu.

Penerapan pendekatan bermain menggunakan menggunakan bola gantung dan ban bekas disamping memiliki keunggulan-keunggulan sebagaimana yang telah disebutkan, juga memiliki spesifikasi, yaitu karena sifat alat bantu pembelajaran tersebut siswa mampu berfikir kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam menerapkan pendekatan bermain lompat yang dipadukan dengan teknik dasar gerakan lompat jauh, memacu siswa untuk berfikir bagaimana cara bermain dengan pengaruh situasi permainan yang baru sehingga siswa tertantang untuk menyelesaikan permainan dengan mencari solusi yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik pada pembelajaran. Penerapan pendekatan bermain disamping memiliki keunggulan-keunggulan sebagaimana yang telah disebutkan, juga memiliki pengembanga baru untuk siswa, yaitu siswa mampu berfikir kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam

(21)

commit to user

menciptakan permainan yang dipadukan dengan teknik dasar gerakan lompat jauh, memacu siswa untuk berfikir bagaimana cara bermain dengan pengaruh situasi permainan yang baru sehingga siswa tertantang untuk menyelesaikan permainan dengan mencari solusi yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Penyajian pelajaran lompat jauh untuk siswa di Sekolah Dasar sebaiknya diberikan dalam bentuk permainan, menirukan, penugasan atau perlombaan. 1) Melakukan loncatan dengan alat tali yang diletakkan di atas tanah/lantai

menyerupai huruf S dan O

Gambar 6.

Teknik pembelajaran lompat (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.4)

2) Anak melakukan loncatan pada dua utas tali yang diletakkan sejajar meyerupai dua buah garis lurus (rel kereta api)

Gambar 7.

Teknik pembelajaran lompat (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.5)

3) Melakukan loncatan dengan alat simpai/ban yang diletakkan di atas tanah/lantai membentuk linkaran atau disusun lurus

Gambar 8.

Teknik pembelajaran lompat ban bekas (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.8)

(22)

commit to user Gambar 9.

Teknik pembelajaran lompat ban bekas (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.9)

4) Siswa melompati kotak atau boks yang disusun membentuk huruf ”S”, ”O” dan disusun lurus

Gambar 10.

Teknik pembelajaran lompat kardus bekas (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.11)

5) Sambil berlari anak-anak di suruh melompati rintangan atau bilah dan melompati bangku-bangku (bangku Swedia).

Gambar 11.

Teknik pembelajaran lompat bangku (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.8)

6) Sambil berlari anak-anak disuruh melompati simpai atau ban mobil yang dibaringkan, jarak antara simpai atau ban mobil yang satu dengan lainnya 3 sampai 5 m.

(23)

commit to user

7) Anak-anak melompat melewati tali atau target yang diletakkan di tanah, dengan awalan lari dua langkah, 3 langkah, 5 langkah dst.

Gambar 12.

Teknik pembelajaran lompat ban bekas (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.18)

8) Anak-anak melompat melewati tali yang pasang dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, 50 cm dan seterusnya, dengan awalan lari dua langkah, 3 langkah, 5 langkah dst.

Gambar 13.

Teknik pembelajaran lompat palang (Dikutip dari Djumidar,2006: 6.16)

c. Pendekatan Bermain Lompat

Bentuk permainan raihan menyentuh bola ini merupakan variasi pendekatan bermain yang sering digunakan oleh guru olahraga maupun pelatih dalam melatih kemampuan siswa dalam melakukan lompat tinggi atau lompat jauh agar siswa dapat melakukan ayunan kaki dengan tinggi, karena kaki ayun yang mengangkang sempurna akan dapat membawa badan naik ke atas untuk dapat melompat dengan jauh.

Pendekatan bermain melompat raihan menyentuh bola merupakan bagian dari ancang-ancang dan model bermain pemindahan dalam periode dasar. Menurut Gunter Bernhard (1993 :181) menyebutkan bahwa pendekatan

(24)

commit to user

bermain pemindahan dengan tekanan untuk naik ke atas dapat ditempuh dengan meloncat ke arah tujuan dengan tangan, yaitu dengan menyentuh suatu benda tertentu dengan tangan.

Pada pelaksanaan pendekatan bermain ini, bola difungsikan sebagai penentu arah atau sasaran yang harus disentuh dengan tangan, yang dilakukan memakai awalan 3-5 langkah. Tujuan dari menyentuh bola adalah agar lompatan siswa sangat optimal guna membawa tubuh naik ke atas. Penentu arah atau sasaran yang harus disentuh dengan tangan, yang dilakukan baik tanpa awalan maupun memakai awalan. Tujuan dari menyentuh bola adalah agar lompatan siswa sangat optimal guna membawa tubuh naik ke atas.

Teknik tolakan kaki dilakukan setelah menumpu, bersama dengan itu, kaki belakang (kanan) diayun ke atas, kepala ditengadahkan ke belakang, kedua tangan diayun ke atas, kaki kiri ditolakkan sekuat-kuatnya. Urutan tolakan ini dimulai dengan tumit menggelinding ke ujung kaki atau menumpu kemudian menolak.

Dalam pendekatan bermain melompat raihan dengan menyentuh bola, siswa dituntut untuk menyentuhkan tangannya pada bola yang dipasang pada tiang penggantung bola dengan ketinggian tetap, yaitu 150 cm. Ketinggian 150 cm tersebut disesuaikan dengan tinggi siswa secara umum atau tepat di atas kepalanya. Dalam pendekatan bermain ini, keberanian siswa untuk melompat agak ragu-ragu, karena tinggi bola dipasang secara langsung pada ketinggian yang melebihi tinggi badan rata-rata anak. Dalam pendekatan bermain melompat raihan menyentuh bola tinggi bola dapat ditingkatkan. Tujuannya agar siswa berusaha menyentuhkan tangan pada bola yang dipasang pada tiang penggantung bola. Tinggi bola yang disentuh pada tahap pertama dipasang setinggi 180 cm, dan secara bertahap dinaikkan setinggi 10 cm tinggi mencapai ketinggian 190 cm

Tujuan pendekatan bermain melompat raihan dengan menyentuh bola ketinggian meningkat, siswa dapat meningkatkan keberaniannya untuk mengayunkan tangannya secara efektif dan efisien. Kelebihan pendekatan bermain melompat raihan menyentuh bola ketinggian meningkat adalah

(25)

commit to user

memacu anak untuk dapat melempar tangan secara maksimal, dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk menolak atau menumpu. Dengan demikian, diharapkan anak dapat meningkatkan prestasi lompat jauh secara maksimal melalui berbagai macam gaya.

Gambar 5.

Teknik melompat raihan bola (Dikutip dari Bismo Suryatmo,2006: 86)

B. Kerangka Berpikir

Dalam melakukan gerak lompat jauh memerlukan kaki ayun seluas mungkin ke depan. Dengan demikian, maka pendekatan bermain kaki ayun akan dapat menunjang keberhasilan lompat jauh. Pendekatan bermain melompat raihan menyentuh bola yang dilakukan berulang-ulang cenderung akan berdampak pada pendekatan bermain daya tahan, dan pendekatan bermain melompat raihan menyentuh bola ketinggian meningkat akan merangsang kaki ayun menjadi lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip model bermain.

Jenis pendekatan bermain tersebut di atas cocok sebagai dasar pendekatan bermain lompat jauh. Hal ini berkaitan dengan kecepatan awalan dan panjang langkah pada lompat jauh. Pada langkah terakhir badan diturunkan sedikit dengan menekuk lutut untuk mendapatkan daya tolak yang besar pada saat akan melayang di udara. Posisi badan sedikit condong ke belakang saat akan menolakkan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan ayunan kaki ayun seluas mungkin ke depan.

Dalam hubungannya analisa mekanika gerak bentuk pendekatan bermain di atas mempunyai kelemahan dan kelebihan yang satu pada kaki ayun, yang satu pada lebar kangkangan. Disamping faktor kekuatan tolakan atau take off, juga ada

(26)

commit to user

faktor kangkangan kaki ayun. Karena pada bentuk pendekatan bermain pertama ada usaha gerak mengangkat tangan menyentuh bola sedang pada pendekatan bermain kedua usaha untuk melatih kangkangan kaki dibutuhkan berlatih secara bertahap, maka dalam hal ini penulis mempunyai dugaan bahwa pendekatan bermain melompat raihan menyentuh bola akan efektif dalam meningkatkan hasil belajar lompat jauh.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, dengan kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut maka dapat diajukan hipotesis :

” Pendekatan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 “

(27)

commit to user

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian :

Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012.

Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Penelitian

No Rencana Kegiatan Tahun 2012

Apr Mei Juni Juli 1 Persiapan a. Observasi ü b. Identifikasi Masalah ü c. Penentuan Tindakan ü d. Pengajuan Judul ü e. Penyusunan Proposal ü f. Pengajuan Ijin Penelitian ü 2 Pelaksanaan a. Seminar Proposal PTK b. Pengumpulan Data ü ü 3 Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan PTK ü ü ü B. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012.

(28)

commit to user C. Data dan Sumber data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung lokasi penelitian, mengenai proses pembelajaran lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, berupa data aktifitas dan hasil belajar siswa

2. Jenis Variabel

Dalam penilaian terdapat satu variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent), yaitu :

a. Variabel bebas (independent), yakni variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel bebas dalam penelitian ini adalah : penerapan metode bermain.

b. Variabel terikat (dependent), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, variabel terikat dalam penelitian ini adalah : lompat jauh gaya menggantung

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :

a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012.

b. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan optimalisasi penggunaan penerapan alat bantu pembelajaran lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012.

D. Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini diantaranya : Tes praktik, observasi lapangan. Menurut H.E Mulyana (2009 : 183) data

(29)

commit to user

penelitian kumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi : Sumber data, Jenis data, Teknik pengumpulan data, pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.

Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel berikut :

No Jenis Data Subyek Teknik Pengumpulan

Data Insrumen 1 2 3 4 5 1 Aktivitas lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain Siswa

Unjuk kerja ketrampilan lompat jauh gaya

menggantung melalui penerapan metode bermain

Tes ketrampilan lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain Unjuk kerja lompat jauh

gaya menggantung melalui penerapan metode bermain Pedoman observasi pelaksanaan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain 2 Hasil belajar lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain Siswa Afektif

Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubric penilaian aspek afektif pada RPP)

Kognitif

Soal tes (sesuai dengan rubric penilaian aspek kognitif pada RPP)

Psikomotor

Unjuk kerja praktik yang meliputi kemampuan teknik dasar dan kerampilan lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain

(30)

commit to user E. Uji Validasi Data

Cara untuk menembangkan validasi data penelitian. Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validasi data dalam penelitian. Trianggulasi yang digunakan, yaitu :

1. Trianggulasi data; 2. Trianggulasi sumber; 3. Trianggulasi metode

Validasi data PTK ini manggunakan :

1. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

2. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan atau nara sumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-pihak yang lain (Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid)

3. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, dan tes) sehingga didapat hasil yang akurat mengenai subyek.

F. Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Deskripsi kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J Moleong, 2007 : 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya dengan satuan yang dapat dikelola, mengsintetiskan data, mencari dan memutuskan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari juga memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

G. Indikator Kinerja Penelitian

Melalui pembelajaran lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan metode bermain pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, diharapkan menguasaan teknik dasar lompat jauh gaya menggantung meningkat menjadi lebih

(31)

commit to user

baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Dalam penelitian ini ditentukan indikator keberhasilan yaitu apabila pada kondisi awal hanya mencapai 48 % dan pada pelaksanaan siklus diharapkan mencapai 75 % dari jum;lah siswa (29 orang) dapat memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM (Kreterian Ketuntasan Minimal) yaitu sebesar 70.00. Sedangkan indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada penelitian ini adalah:

Tabel 2. Persentase Indikator capaian kemampuan teknik dasar lompat jauh Aspek yang

diukur

Persentase target pencapaian Cara mengukur Kondisi awal Silus I

Hasil teknik dasar lompat jauh gaya menggantung

48 % 75%

Diamati saat guru

memberikan materi teknik dasar lompat jauh gaya menggantung dengan pendekatan alat pembelajaran

H. Prosedur penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Supandi (2008:104) yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan (observation and

evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan

atau peningkatan yang diharapkan tercapai (criteria keberhasilan). Penjelasan pengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan

2. Penerapan tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (observation and evaluation) adalah tahap pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.

(32)

commit to user

4. Refleksi (reflecting) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan evaluasi dala penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan untuk merancang program penelitian siklus berikutnya.

Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai.

Tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diterangkan melalui gambar sebagai berikut :

Gambar 14. Alur Tahapan Siklus penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam nenerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus pada subyek penelitian

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipasif atau kolaborator antara (guru, dengan tim lainnya)

(33)

commit to user

bekerja sam, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analik kemudian dilanjutkan dengan refleksi-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama,

Untuk memperoleh hasil penelitia tindakan seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap persiapan survey awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau bagaimana pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya menggantung diterapkan dalam sekolah

2. Tahap seleksi informen, penyiapan instrument, dan alat Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah : a. Menentukan subyek penelitian

b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi 3. Tahap pengumpulan data atau tindakan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas :

a. Hasil kondisi awal ketrampilan lompat jauh gaya menggantung b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran

c. Pelaksanaan pembelajaran d. Partisipasi dan keaktifan siswa 4. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis data dikumpulkan yaitu dengan deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskripstif tentang perkembangan belajar serta tes ketrampilan lompat jauh gaya menggantung. Serta tes lompat jauh gaya menggantung yang dideskripsikan melalui hasil Kualitatif

5. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian

(34)

commit to user 6. Deskripsi tiap siklus

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan penguasaan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu 1. Perencanaan tindakan; 2. Pelaksanaan tindakan; 3. Observasi dan interprestasi; 4. Analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya

Kondisi Awal Siswa 1. Tahap perencanaan

Perencanaan dalam kegiatan penelitian ini antara lain :

a. Menentukan kelas yang akan menjadi subyek penelitian, dalam hal ini kelas IV

b. Menyusun alat evaluasi untuk pengambilan data. c. Menyusun lembar observasi

d. Menyusun angket

2. Tahap pelaksanaan dan observasi a. Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan siswa baris, berdo’a, presensi, menginformasikan kompetensi dasar, tujuan yang hendak dicapai, indicator keberhasilan, materi pembelajaran, metode pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan dan peregangan

b. Kegiatan Inti

1) Penilaian tahap pertama/pre tes (pra siklus)

Untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas IV tentang prestasi lompat jauh gaya menggantung

2) Pelaksanaan dan observasi

a) Secara perorangan siswa mekakukan gerakan awalan lompat jauh b) Secara perorangan siswa mekakukan gerakan tumpuan lompat jauh

(35)

commit to user

c) Secara perorangan siswa mekakukan gerakan lompatan pada lompat jauh

d) Secara perorangan siswa mekakukan gerakan melayang lompat jauh e) Secara perorangan siswa mekakukan gerakan pendaratan lompat

jauh

3) Aspek yang dinilai

a) Mekakukan gerakan awalan lompat jauh b) Mekakukan gerakan tumpuan lompat jauh c) Mekakukan gerakan lompatan pada lompat jauh d) Mekakukan gerakan melayang lompat jauh e) Mekakukan gerakan pendaratan lompat jauh

Setiap aspek penilaian diberi skor 1 sampai 4, adapun nilainya adalah jumlah skor dibagi 20. Skor maksimal adalah 20

c. Kegiatan Akhir

Siswa dikumpulkan, dibariskan kemudian diberitahu hasil tes penilaian yang telah dilakukan. Agar mereka mengetahui kemampuan lompat jauh gaya menggantung. Dan siswa disuruh mengisi angket sikap dan menjawab pertanyaan-pertanyaan konsep lompat jauh gaya menggantung.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selamapelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya menggantung oleh kolaborator mencatat hal-hal penting dalam proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran selesai peneliti dan kolaborator mengadakan pertemuan untuk mengadakan diskusi membahas kegiatan yang baru saja berlangsung. Dalam pertemuan ini dievaluasi tentang kelemahan dan kelebuhan jalannya proses pembelajaran. Peneliti dan kolaborator saling bertukar pikiran, memberikan masukan untuk perbaikan selanjutnya. Dan menjadi bahan perencanaan dalam siklus I

(36)

commit to user Siklus ke. I

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun scenario pembelajaran yang terdiri dari :

a. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik

b. Menyusu instrument tes ketrampilan lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik

c. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran d. Menyusun lembar observasi

e. Menyiapkan lembar tes

f. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran g. Menyiapkan tempat pelaksanaan

h. Sosialisasi kepada subyek

2. Tahap pelaksanaan dan Observasi a. Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan siswa baris, berdo’a, presensi, menginformasikan kompetensi dasar, tujuan yang hendak dicapai, indicator keberhasilan, materi pembelajaran, metode pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan dan peregangan

b. Kegiatan Inti

1) Penilaian tahap pertama/pre tes (pra siklus)

Untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas IV tentang lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik

2) Pelaksanaan dan observasi

a) Guru menjelaskan teknik dasar lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik, setelah itu dilanjutkan mendemontrasikan

(37)

commit to user

b) Secara perorangan siswa mekakukan gerakan ketrampilan lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik,

c) Secara kelompok siswa mekakukan gerakan ketrampilan lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik

d) Secara kelompok siswa mekakukan gerakan ketrampilan lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik dengan model perlombaan

e) Guru memotivasi siswa c. Kegiatan Akhir

Siswa dikumpulkan, dibariskan kemudian diberitahu hasil tes penilaian yang telah dilakukan. Agar mereka mengetahui kemampuan lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik. Dan siswa disuruh mengisi angket sikap dan menjawab pertanyaan-pertanyaan konsep lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya menggantung dengan penerapan metode bermain modifikasi raihan bola plastik oleh kolaborator kolaborator yang bertindak sebagai observer. Setiap kemajuan yang terjadi pada siswa maupun suasana kelas dicatat

4. Refleksi

Setelah data yang diperoleh dianalisis dan digunakan sebagai bahan refleksi. Refleksi dilakukan dengan melihat data penilaian kondisi awal dengan data prestasi belajar pada siklus I. jika keberhasilan atau indicator ini tercapai berdasarkan kesepakatan peneliti dan kolaborator maka PTK dilanjutkan ke siklus II

(38)

commit to user Rancangan Siklus II

Pada siklus I perencanaan tindakan pembelajaran diperkirakan mencapai 79 %, tetapi apabila pada pembelajaan siklus I belum memenuhi kompetensi yang diharapkan, maka tindakan penelitian dilanjutkan keahap siklus berikutnya yaitu siklus II, pembelajaran sebagai hasil penyempurnaan pada tindakan siklus I. upaya perbaikan pada siklus II tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi pada siklus I. Demikian juga termasuk perwujudan terhadap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus I. Pada siklus II apabila pembelajaran juga belum mencapai kompetensi maka dilanjutkan ke siklus berikutnya hingga tercapainya kompetensi pembelajaran yang diharapkan.

(39)

commit to user

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survei awal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan

Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 Yang mengikuti materi pembelajaran lompat jauh gaya menggantung, adalah dengan jumlah siswa 29 dengan rincian siswa 11 siswa putri dan 18 siswa putra dilihat dari proses pembelajaran lompat jauh gaya menggantung dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori belum berhasil.

2. Siswa kebiasaan meniru apa yang dicontohkan guru dalam pembelajaran sehingga siswa kurang mengekplorasi kemampuan pada dirinya dalam mengembangkan sebuah materi sesuai dengan bakat atau pengetahuan yang dimilikinya.

3. siswa merasa rasa takut dan malu dalam mengungkapkan pendapat yang siswa miliki sehingga menghambat dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya menerima apa yang diinformasikan oleh guru.

4. Guru kesulitan menemukan pendekatan dimodifikasi pembelajaran lompat jauh gaya menggantung yang baik dan benar. Seringkali pendekatan yang disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik, sebab siswa kurang dapat melihat kondisi gerakan lompat jauh gaya menggantung yang diperagakan oleh guru, baik karena kurangnya antusiasme siswa atau contoh gerakan kurang dapat dipahami oleh siswa. 5. Guru kurang bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran lompat jauh

gaya menggantung. Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa tertarik dan senang mengikuti materi lompat jauh gaya menggantung

6. Guru sedikit kesulitan menemukan model pembelajaran yang baik dan tepat kepada siswa. Pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan

(40)

commit to user

motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan lompat jauh gaya menggantung.

Kondisi awal hasil belajar lompat jauh gaya menggantung pada siswa IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, sebelum diberi tindakan modifikasi media pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Deskripsi data awal hasil belajar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012

Rentang

Nilai Ket Kreteria

Jml

Siswa Presentase (%)

80 - 85 Baik Sekali Tuntas 0 0

76 - 79 Baik Tuntas 5 17

70 - 75 Cukup Tuntas 9 31

66 - 69 Kurang Tidak Tuntas 8 28

60 - 65 Kurang Sekali Tidak Tuntas 7 24

∑ 29 100

Berdasarkan hasil deskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil belajar yang baik, dengan presentase ketuntasan belajar 48 % siswa atau hanya 14 siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM yang ditetapkan yaitu 70.00.

Melalui deskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lompat jauh gaya menggantung pada siswa IV Sekolah Dasar Negeri 02 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, melalui menerapan modifikasi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni : (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.

(41)

commit to user

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus 1

a. Pertemuan 1

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 pada pada hari Selasa, 8 Mei 2012, sebagai berikut :

a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.

b) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan modifikasi pembelajaran untuk lompat jauh gaya menggantung

c) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran. d) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melakukan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :

1) Pemanasan

~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum; ~ Melakukan pemanasan

Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu Gendong Bersambung.

Buatlah garis sepanjang 10 meter sebagai garis awal dan garis akhir. Jarak garis awal dan garis akhir kira-kira 50 meter (boleh kurang). Tiga orang siswa berdiri di tengah-tengah garis tersebut, jara antar siswa ±10 meter. Guru menunjuk 6 orang siswa untuk berbaris membentuk 2 syaf, yang pertama sebagai penggendong dan syaf yang kedua sebagai yang digendong. Guru membunyikan peluit dan penggendong mulai menggendong siswa yang ada di depannya, lalu siswa yang digendong menjadi penggendong dan siswa yang di depan menjadi yang digendong. Selanjutnya Penggendong berlari ke arah garis

(42)

commit to user

terakhir/ garis finis. Pemenangnya adalah yang pertama mencapai garis terakhir tanpa jatuh yang digendongnya. Demikianlah permainan ini dapat diulang sesuai dengan kebutuhan.

2) Inti Pelajaran

~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan l lompat jauh dengan modifikasi raihan bola plastic

~ Siswa memperkirakan waktu atau teknik lompat jauh dengan modifikasi raihan bola plastic

~ Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan target yang diberikan

~ Siswa yang belun mampu melaksanakan tugasnya diberi kesempatan untuk memperbaiki kegiatan lompat jauh dengan raihan benda

~ Siswa yang telah berhasil dalam melakukan ketrampilan gerak diberi kesempatan untuk meningkatkan kecepatannya dalam ketrampilan lompat jauh dengan modifikasi raihan bola plastic pada jarak yang telah ditentukan.

~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya menggantung sesuai daftar urut absen dan diambil hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai bahan evaluasi pada siklus I

3) Penutup

Melaksanakan penenangan/pendinginan

~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa

~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan

~ Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil dan siapa siswa yang masih belum berhasil dalam pembelajaran.

(43)

commit to user 3) Observasi dan Interprestasi

Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa :

Siswa terlihat senang dengan pembelajaran melalui penerapan modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang begitu semangat dan antusias saat pembelajaran berlangsung.

a) Pemansan.

Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan yang dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan yang mereka lakukan biasanya.

b) Inti

Pada saat pembelajaran inti siswa nampak senang dengan penyajian materi melalui penerapan modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran berlangsung dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran menanyakan gerakan apa lagi yang akan dilakukan. Siswa masih sedikit malu terutama siswa perempuan tetapi setelah gerakan tersebut dilakukan secara bergantian menurut urutan absen, siswa nampak antusias dan malah saling berebut untuk menunjukkan kemampuan mereka. Pada pembelajaran lompat jauh gaya menggantung melalui penerapan modifikasi pembelajaran dilakukan, secara keseluruhan siswa tampak senang karena gerakan yang dilakukan ini cukup membuat siswa merasa tertantang dan berani melakukan unjuk kerjanya.

4) Analisis dan Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Keberhasilan guru/siswa

Pembelajaran melalui penerapan modifikasi pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar dan mengulangi lagi pelajaran tersebut.

(44)

commit to user

Pendekatan penggunakan modifikasi pembelajaran lebih menantang siswa untuk belajar melakukan gerakan lompat jauh gaya menggantung karena model modifikasi pembelajaran bersifat kompetisi dan bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran dan merasa ada tantangan tersendiri untuk mengikuti pembelajaran

b) Kendala yang dihadapi guru

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih belum seperti apa yang diharapkan, ini disebabkan masih banyaknya kekurangan dalam pembelajaran terutama pada pemberian materi yang belum sepenuhnya bisa diserap siswa. Siswa masih banyak yang salah dalam melakukan lompatan. Penggunaan sarana belum maksimal digunakan dan menyebabkan siswa masih banyak menungu giliran untuk melakukan kegiatan.

c) Rencana perbaikan.

Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain:

~ Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan pembelajaran tersebut, maka peneliti memberikan penjelasan cara menolak peluru dengan benar dalam pembelajaran lompat jauh gaya menggantung

~ Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya. Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi pembelajaran yang beroriantasi pada modifikasi alat pembelajaran.

a. Pertemuan 2

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 2 pada pada hari Selasa, 15 Mei 2012, sebagai berikut :

Gambar

Tabel  1.  Deskripsi  data  kondisi  awal  hasil  belajar  lompat  jauh  pada  siswa  kelas  IV  Sekolah  Dasar  Negeri  02  Warungpring  kecamatan  Warungpring  kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Penelitian
Tabel 2. Persentase Indikator capaian kemampuan teknik dasar lompat jauh   Aspek yang
Gambar 14. Alur Tahapan Siklus penelitian Tindakan Kelas
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

First, this study presents how the speaking material for immersion teachers of Grade X 2010/2011 at SMA N 2 Klaten by using communicative language teaching is designed.. Second,

Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit. Panti Wilasa Citarum

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemilihan Lahan Tembakau di Kabupaten Jember Berbasis Web Menggunakan Metode

Hemat Energi bisa didapat jika pencucian / steam AC dilakukan secara berkala dikarnakan kotoran yang menghambat laju udara akan memperlama proses pendinginan

Selain itu, Ustad Sobirin juga memberi tahu kepada lmaduddin bahwa j asa seorang ibu itu t idak dapat diganti meskipun setetes air susunya, kecuali dapat

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh Senam Aerobik Mix Impact Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu-Ibu Obesitas Di Desa Pengkol Kecamatan

lain bahwa kelompok kerja merupakan sebuah organisasi kecil dari suatu