1
RASIO HUTANG DAN VARIABEL LAINNYA YANG
BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
RINTAR H.E. NAPITUPULUSTIE TRISAKTI [email protected]
Abstract: The purpose of this study is to investigate the affect of debt ratio, assets
growth, firm size, firm risk, tangibility, liquidity, non-debt tax shield, firm age, and current assets to total assets to financial performance. Data collected from manufacturing companies in Indonesian Stock Exchange for four years from 2011 to 2014. Samples was selected by using purposive sampling method. Only 56 manufacturing companies in Indonesian Stock Exchange meet the criteria and taken as sample. Multiple regression and hypotheses testing are used as the data analysis method in this research. The result of this research shows that , assets growth, firm size, , non-debt tax shield, firm age, and current assets to total assets have affect on financial performance debt ratio, firm risk, tangibility, and liquidity do not have affect on financial performance.
Keywords: Financial performance, Financial Ratio, Firm Size, Firm Risk, Firm Age, Non-debt Tax Shield, Return on Assets.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio hutang, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko perusahaan, tangibilitas, likuiditas, non-debt tax shield, umur perusahaan, dan aktiva lancar terhadap total aset terhadap kinerja keuangan perusahaan. Data dikumpulkan dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Sampel diseleksi menggunakan metode purposive sampling. Hanya 56 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sesuai dengan kriteria dan digunakan sebagai sampel. Regresi berganda dan pengujian hipotesis digunakan sebagai metode analisis data dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, Non-Debt Tax Shield, umur perusahaan dan aset lancar terhadap total aset memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi, Rasio hutang, risiko perusahaan, tangibilitas dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.
Kata kunci: Kinerja keuangan, Rasio keuangan, Ukuran Perusahaan, Risiko Perusahaan, Umur Perusahaan, Non-debt Tax Shield, Return on Assets.
2 PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis di era globalisasi ini semakin maju dan telah kita sadari bahwa semakin banyak persaingan di dunia bisnis. Salah satunya pada perusahaan manufaktur, perusahaan manufaktur memiliki tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham perusahaan serta memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemegang saham menurut Dj et al. (2012). Salah satu caranya dengan memperoleh laba yang maksimal karena calon investor melihat saham perusahaan salah satu faktornya melalui kinerja yang dimiliki perusahaan. Setiap perusahaan memiliki suatu keharusan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan manufaktur dapat diukur dengan melihat tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Dengan mengetahui profitabilitas yang dimiliki perusahaan, manajer dapat mengawasi perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu.
Semakin banyaknya persaingan yang terjadi di dunia bisnis dan kemungkinan masalah yang terjadi, manajemen perlu mengetahui faktor-faktor apa yang berpotensi dan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan yang baik. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak manajemen perusahaan dapat memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat terus ditingkatkan dan dapat menghindari risiko yang dapat timbul dari luar maupun dalam perusahaan.
Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena terdapat beberapa perbedaan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya. Salah satunya untuk faktor umur perusahaan, Menurut hasil penelitian Doǧan, (2013) menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Namun hasil penelitian Chinaemerem dan Anthony (2012) menyatakan umur perusahaan memiliki hubungan yang positif
3 terhadap kinerja perusahaan. Atas perbedaan hasil penelitian terdahulu, Peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh rasio hutang, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko perusahaan, tangibilitas, likuiditas, non-debt tax shield, umur perusahaan, dan aset lancar terhadap total asset terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai tahun 2014.
Penelitian ini disusun berdasarkan urutan penulisan sebagai berikut: Pertama, penelitian ini diawali dengan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, motivasi penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. Kedua, landasan teori yang digunakan dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar pengembangan hipotesis. Ketiga, metode penelitian yang terdiri dari pemilihan sampel, pengumpulan data, definisi
operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang berisi hasil pengujian hipotesis dan interpretasinya. Terakhir adalah penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
KERANGKA TEORITIS
DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Teori keagenan
Teori keagenan tentang kinerja keuangan adalah mengenai dua pihak yang saling berkaitan didalam perusahaan. Pihak-pihak yang saling berinteraksi adalah manajemen perusahaan dan pemegang saham. Manajemen yang memiliki peranan utama dalam kinerja keuangan perusahaan adalah Manajemen Keuangan. Menurut Sjahrial (2014, 3) tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusahaan atau pemegang saham. Namun dari teori keagenan tersebut terdapat masalah keagenan, manajer tidak akan bekerja untuk kepentingan
4 pemilik perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka. Biasanya masalah keagenan merupakan konflik antar kelompok seperti pemilik/pemegang saham, manajer perusahaan dan karyawan yaitu perbedaan kepentingan anatara ketiga kelompok tersebut.
Trade off theory
Menurut Indrawati dan Suhendro (2006) Trade off theory menyebutkan bahwa debt-equity decision adalah merupakan trade off antara interest tax shield dengan agency cost of debt dan cost of financial distress. Dari trade off theory ini maka akan diperoleh komposisi utang dan saham yang optimal dengan analisis perhitungan keuangan yang tepat. Pada trade off theory of capital structure, target debt ratio dari tiap perusahaan akan berbeda-beda, perusahaan yang mempunyai banyak tangible asset dan tidak berisiko tinggi akan memilih high target debt ratio, sementara perusahaan yang berisiko tinggi dan mempunyai banyak intangible asset akan lebih memilih
kepada equity financing. Menurut Joni dan Lina (2010) teori ini menyatakan perusahaan dapat menentukan target rasio hutang yang optimal. Rasio hutang yang optimal dapat ditentukan dengan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki hutang. Perusahaan tidak akan mendapatkan nilai optimal jika semua pendanaan adalah hutang atau tidak memiliki hutang sama sekali. Nilai optimal adalah titik yang menunjukkan manfaat pajak atas setiap tambahan hutang sama besarnya dengan kenaikkan biaya kebangkrutan atas penambahan hutang tersebut.
Rasio Hutang dan Kinerja
Keuangan
Menurut Weston et al. (1992, 228) Rasio Hutang biasa digunakan untuk mengukur presentase dana yang disediakan para kreditor. Para kreditor lebih menyukai rasio hutang yang rendah, karena semakin rendah rasio ini, sehingga kerugian yang diderita kreditor semakin kecil jika terjadi likuidasi.
5 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tariq et al. (2013), Wiranata dan Nugrahanti (2013), Doǧan (2013), Abbas et al. (2013) , Javed et al. (2014) , Chinaemerem dan Anthony (2012), dan Salawu et al. (2012) menunjukkan bahwa rasio hutang berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Kirmizi dan Putri (2013) yang menunjukkan rasio hutang tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Rasio hutang berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pertumbuhan Aset dan Kinerja Keuangan
Menurut Joni dan Lina (2010) pertumbuhan aset menunjukkan besarnya dana yang dialokasikan oleh perusahaan ke dalam asetnya. Bhutta dan Hasan (2013) menyatakan pertumbuhan yang lebih baik dapat meningkatkan profitabilitas.
Hasil penelitian Sheikh dan Wang (2013), Gul et al. (2013), Zeitun dan Tian (2007), Memon et
al. (2009), Izati dan Margaretha (2014), Pouraghajan et al. (2012), Nazir dan Afza (2009), dan Makori dan Phd (2013) menunjukkan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Tariq et al. (2013), Abbas et al. (2013), dan Bhutta dan Hasan (2013) yang menunjukkan pertumbuhan aset tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha2: Pertumbuhan aset berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi jumlah pendanaan yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan karena ukuran perusahaan dapat melihat mampu atau tidaknya suatu perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Menurut Almajali et al (2012) menyatakan perusahaan kecil rata-rata memiliki pengembalian aset yang rendah daripada yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar.
6 Hasil penelitian penelitian Tariq et al. (2013), Omondi dan Muturi (2013), Bhutta dan Hasan (2013), Nazir dan Afza (2009), Makor dan Phd (2013), Arisadi et al. (2013), dan Almajali et al. (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Sari dan Budiasih (2014), Kirmizi dan Putri (2013), Wiranata dan Nugrahanti (2013), dan Muritala (2012) yang menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha3: Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Risiko Perusahaan dan Kinerja Keuangan
Risiko perusahaan adalah salah satu risiko yang dihadapi dari sisi kegiatan finansialnya. Menurut Izati dan Margaretha (2014) Risiko perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan suatu perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban-beban finansialnya.
Hasil penelitian Tariq et al. (2013), Abbas et al. (2013), dan Zeitun dan Tian (2007) menunjukkan bahwa risiko perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Memon et al. (2009) dan Izati dan Maragretha (2014) menunjukkan risiko perusahaan tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha4: Risiko perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Tangbilitas dan Kinerja Keuangan Menurut Arisadi et al. (2013) tangibilitas yang tinggi dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. Tangibilitas yang tinggi menunjukan belum efisiennya modal kerja yang digunakan yang berdampak mengurangnya kemampuan perusahaan untuk memiliki piutang, mengatur persediaan barang, dan akan berakibat pada minimnya persediaan kas.
Hasil penelitian Arisadi et al. (2013), Salawu et al. (2012), dan
7 Pouraghajan et al. (2012), Sheikh dan Wang (2013), Zeitun dan Tian (2007) dan Memon et al. (2009) menunjukkan bahwa tangibilitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Tariq et al. (2013), Bhutta dan Hasan (2013) dan Izati dan Margaretha (2014) menunjukkan tangibilitas tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha5: Tangibilitas berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Likuiditas dan Kinerja Keuangan Menurut Arisadi et al. (2013) Dengan mengetahui besarnya current ratio suatu perusahaan akan dapat terlihat seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. Jika perusahaan dapat melunasi tepat waktu maka perusahaan dapat di katakan likuid, sebaliknya jika tidak maka perusahaan tersebut dikatakan unlikuid.
Hasil penelitian Omondi dan Muturi (2013), Arisadi et al. (2011), Makori dan Phd (2013), Almajali et al. (2012) dan Izati dan Margaretha (2014) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Tariq et al. (2013) dan Afeef (2011) menunjukkan likuiditas tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha6: Likuiditas berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Non-Debt Tax Shield dan Kinerja
Keuangan
Menurut Tariq et al. (2013) non-debt tax shield berfungsi sebagai pengganti beban bunga yang merupakan pengurangan dalam perhitungan pajak penghasilan dari perusahaan dan makin besar non debt tax shield (depresiasi) berarti makin besar sumber internal dari dana yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.
Hasil penelitian Tariq et al. (2013), Abbas et al. (2013), dan Izati dan Margaretha (2014)
8 menunjukkan bahwa non-debt tax shield berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha7: Non-debt tax shield
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Umur Perusahaan dan Kinerja keuangan
Menurut Arisadi et al. (2013) Umur perusahaan merupakan jumlah tahun berdirinya perusahaan manufaktur. Perusahaan yang lebih lama berdiri akan lebih berpengalaman dan biasanya memiliki kinerja yang sangat baik, memiliki reputasi yang bagus.
Hasil penelitian Omondi dan Muturi (2013), Muritala (2012), Kirmizi dan Putri (2013), dan Chinaemerem dan Anthony (2012) menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut tidak sependapat dengan hasil penelitian Doǧan, (2013), Almajali et al. (2012) dan Pouraghajan et al. (2012) menunjukan umur perusahaan tidak berpengaruh. Dari penelitian
sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha8: Umur perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Aset Lancar terhadap Total Aset dan Kinerja Keuangan
Aset lancar terhadap total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar aset lancar dari seluruh total aset perusahaan. Menurut Sjahrial (2014, 119) jika rasio tersebut naik, maka kemampuan menghasilkan laba meningkat dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian Ray (2014), Azam dan Haider (2011), Neab dan BMS (2010) dan Nazir dan Afza (2009) menunjukkan bahwa aset lancar terhadap total aset berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian tersebut tidak sependapat dengan penelitian Ayub (2015) menunjukkan aset lancar terhadap total aset tidak berpengaruh. Dari penelitian sebelumnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
9 Ha9: Aset lancar terhadap total aset
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Model penelitian yang digunakan sebagai berikut:
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method. Prosedur dalam pengambilan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Deskrip si Kriteria Jumlah Perusahaan Jumlah Data Perusahaan manufaktur yang terdaftar 126 504 Rasio Hutang Pertumbuhan Aset
Non-Debt Tax Shield
Likuiditas Ukuran Perusahaan
Risiko Perusahaan
Tangibilitas
Aset Lancar Terhadap Total Aset Umur Perusahaan
10 di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2014 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan per 31 Desember dari tahun 2011 sampai 2014 (2) (8) Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp) pada laporan keuangannya dari tahun 2011 sampai 2014 (37) (148) Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laba positif pada laporan keuangan dari tahun 2011 sampai 2014 (31) (124) Total perusahaan dan data 56 224 Data outlier 5 Data penelitian yang digunakan 219
Sumber: Data yang dikumpulkan
Definisi Operasional dan
Pengukuran Variabel
Varibel dependen yang digunakan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Return On Assets (ROA). Menurut Sau Eng (2013) Return on Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas. ROA diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut: Return on Asset =
Laba Sebelum Bunga dan Pajak Total Aset
Menurut Weston et al. (1992, 228) Rasio hutang terhadap total aset biasanya disebut rasio hutang, yang mengukur presentase dana yang disediakan para kreditor. Rasio hutang diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Hutang = Total Hutang Total Aset
Menurut Joni dan Lina (2010) pertumbuhan aset menggambarkan
11 bagaimana perusahaan
menginvestasikan dana dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasi dan investasi. Pertumbuhan aset diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut: Pertumbuhan aset =
Total Asett -Total Asett-1
Total Aset
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi jumlah pendanaan yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan karena ukuran perusahaan dapat melihat mampu atau tidaknya suatu perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Ukuran perusahaan diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Natural logaritma total penjualan
Risiko perusahaan adalah salah satu risiko yang dihadapi dari berbagai sisi kegiatan. Menurut Joni dan Lina (2010) kemungkinan ketidak mampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Risiko perusahaan diukur
berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Risiko Perusahaan =
Laba Sebelum Bunga dan Pajak Laba Setelah Pajak
Menurut Arisadi et al. (2013) tangibilitas yang tinggi dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. Tangibilitas yang tinggi menunjukan belum efisiennya modal kerja yang digunakan. Tangibilitas perusahaan diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Tangibilitas = Aset Tetap Total Aset
Menurut Weston et al. (1992, 226) kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas yang akan jatuh tempo. Likuiditas diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Likuiditas = Aset Lancar Hutang Lancar
12 Non-debt tax shield adalah
beban yang dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan selain beban bunga contohnya beban depresiasi. Menurut Izati dan Margaretha (2014) penyusutan mempengaruhi pajak yang akan dibayarkan. diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Non-debt tax shield =
Laba Sebelum Bunga dan Pajak + Beban Penyusutan Total Aset
Menurut Arisadi et al. (2013) Umur perusahaan merupakan jumlah tahun berdirinya perusahaan manufaktur. Umur perusahaan diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Umur perusahaan = tahun penelitian − tahun
berdiri
Aset lancar terhadap total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar aset lancar dari seluruh total aset perusahaan. diukur berdasarkan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
Aset lancar terhadap total aset = Aset Lancar
Total Aset
HASIL PENELITIAN
Hasil statistik deskriptif berdasarkan variabel yang diteliti digambarkan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Variabel N Rata-Rata Deviasi Standar
Return On Assets 219 0,1483124 0,1230137 Rasio Hutang 219 0, 4056136 0,1758289 Pertumbuhan Aset 219 0, 1265129 0,1124462 Ukuran Perusahaan 219 28,3946793 1,7337125 Risiko Perusahaan 219 2,1604655 2,2205223 Tangibilitas 219 0, 3463736 0,2391585 Likuiditas 219 2,5419385 1,7087676 Non Debt Tax
Shield 219 0, 1768712 0,1244432
Umur Perusahaan 219 36,37 12,062 Aset Lancar pada
Total Aset 219 0, 5907904 0,1754814 Sumber: Output data SPSS
versi 19
Hasil pengujian hipotesis digambarkan pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis
13 Model B Sig (Constant) -0,086 0,000 Rasio Hutang 0,002 0,749 Pertumbuhan Aset 0,031 0,000 Ukuran Perusahaan 0,001 0,006 Risiko Perusahaan -0,001 0,210 Tangibilitas -0,002 0,568 Likuiditas 0,000 0,671
Non-Debt Tax Shield 0,969 0,000
Umur Perusahaan 0,000 0,007 Aset Lancar Total Aset 0,041 0,000
Sumber: Output data SPSS versi 19 Variabel rasio hutang memiliki
nilai signifikan sebesar 0,749 lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara rasio hutang dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga Ha1 tidak dapat diterima,
rasio hutang tidak akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada trade off theory dinyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki rasio hutang yang berbeda. Perusahaan yang memiliki intangible asset yang besar akan cenderung meminjam lebih sedikit.
Variabel pertumbuhan aset memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara pertumbuhan aset dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga Ha2 dapat diterima. Variabel
ini memiliki koefisien positif. Variabel pertumbuhan aset berpengaruh positif, menurut Izati dan Margaretha (2014) hal ini dikarenakan peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,006 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga Ha3 dapat diterima. Variabel
ini memiliki koefisien positif. Variabel pertumbuhan aset berpengaruh positif, menurut Izati dan Margaretha (2014) hal ini menunjukkan perusahaan yang memiliki ukuran besar cenderung mendapat akses pasar yang baik sehingga perusahaan yang besar lebih mudah untuk mendapatkan sumber keuangan eksternal.
Variabel risiko perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,210 lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara risiko perusahaan
14 dengan kinerja keuangan perusahaan
sehingga Ha4 tidak dapat diterima.
menurut Izati dan Margaretha (2014) risiko yang tinggi tidak membuat perusahaan bisa memberikan tingkat pengembelian yang tinggi juga, karena risiko finansial yang dihadapkan pada besarnya risiko karena penggunaan hutang mengakibatkan risiko kebangkrutan perusahaan meningkat.
Variabel tangibilitas memiliki nilai signifikan sebesar 0,568 lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara tangibilitas dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga Ha5 tidak dapat diterima. .
Menurut Izati dan Margaretha (2014) aset tetap harus membutuhkan banyak perhatian karena tidak hanya dengan pembelian aset tetap tersebut tetapi juga pengeluaran-pengeluaran selanjutnya yang diperlukan oleh aset tetap.
Variabel likuiditas memiliki nilai signifikan sebesar 0,671 lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara likuiditas dengan kinerja keuangan perusahaan
sehingga Ha6 tidak dapat diterima.
Likuiditas yang menggunakan
current ratio hanya dapat
menggambarkan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya saja namun, disisi lain belum cukup untuk mengatakan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena masih ada faktor lainnya yaitu untuk membayar hutang jangka panjang serta beban bunga.
Variabel non-debt tax shield memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara non-debt tax shield dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga Ha7 dapat diterima. Variabel
ini memiliki koefisien positif. Variabel non-debt tax shield berpengaruh positif, menurut Izati dan Margaretha (2014) non-debt tax
shield tinggi akan menurunkan
tingkat hutang perusahaan jika keuntungan perusahaan meningkat.
Variabel umur perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,007 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara umur perusahaan dengan
15 kinerja keuangan perusahaan
sehingga Ha8 dapat diterima.
Variabel ini memiliki koefisien positif. Variabel umur perusahaan berpengaruh positif, umumnya calon investor melihat perusahaan yang telah lama didalam dunia usaha karena dianggap memiliki kinerja yang lebih baik dan mampu mempertahankan perusahaannya.
Variabel aset lancar terhadap total aset memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara aset lancar terhadap total aset dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga Ha9 dapat
diterima. Variabel ini memiliki koefisien positif. Variabel aset lancar terhadap total aset berpengaruh positif, hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur yang memiliki rasio aset lancar terhadap total aset yang tinggi biasanya perusahaan tersebut likuid.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa
pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, Non-Debt Tax Shield, umur perusahaan dan aset lancar terhadap total aset memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi, Rasio hutang, risiko perusahaan, tangibilitas dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.
Keterbatasan dari penelitian ini adalah periode penelitian ini relatif singkat yaitu hanya empat tahun, dari tahun 2011 sampai 2014. Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur dan data yang digunakan terjadi heteroskedastisitas pada variabel rasio hutang, likuiditas, non-debt tax shield, dan aset lancar terhadap total aset.
Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi keterbatasan penelitian ini adalah menggunakan periode penelitian yang lebih lama agar hasil penelitian lebih akurat, menggunakan tipe industri lainnya selain perusahaan manufaktur dan menambahkan data observasi agar tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
16
REFERENSI
Abbas, Ali, Zahid Bashir, Shahid Manzoor and Muhammad Nadeem Akram. 2013. Determinants of Firm’s Financial Performance: An Empirical Study on Textile Sector of Pakistan. Business and Economic Research. Vol. 3, No. 2: 76-86.
Afeef, Mustafa. 2011. Analyzing the Impact of Working Capital Management on the Profitability of SME’s in Pakistan. International Journal of Business and Social Science. Vol. 2, No. 22: 173-183.
Akeem, Lawal Babatunde, Edwin Tarer K, Monica Kiyanjui and Adisa Matthew Kayode. 2014. Effects of Capital Structure on Firm’s Performance: Empirical Study of Manufacturing Companies in Nigeria. Journal of Finance and Investment Analysis. Vol. 3, No. 4: 39-57.
Almajali, Amal Yassin, Sameer Ahmed Alamro and Yahya Zakarea AL-Soub. 2012. Factors Affecting the Fiancial Performance of Jordanian Insurance Companies Listed at Amman Stock Exchange.
Journal of Management
Research. Vol. 4, No. 2: 266-289.
Arisadi, Yunita Castelia, Djumahir dan Atim Djazuli. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Fixed Asset to Total Asset Ratio terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 11, No. 4: 567-574.
Ayub, Qazi Muhammad Yasir. 2015. Impact of Working Capital
Management on
Profitability of Textile Sector of Pakistan.
International Journal of
Information, Business and Management. Vol. 7, No. 1: 174-192.
Azam, Muhammad and Syed Irfan Haider. 2011. Impact of Working Capital Management on Firms’ Performance: Evidence from Non-Financial Institutions of KSE-30 index. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. Vol. 3, No. 5: 481-492.
Bhutta, Nousheen Tariq and Arshad Hasan. 2013. Impact of Firm Specific Factors on Profitability of Firms in Food Sector. Open Journal Accounting. Vol. 2, No. 1: 19-25.
Chinaemerem, Osuji Casmir and Odita Anthony. 2012.
17 Impact of Capital Structure
on the Financial Performance of Nigerian Firms. Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN Chapter). Vol. 1, No. 12: 43-61. Dj, Alfredo Mahendra, Luh Gede Sri
Artini, dan A.A Gede Suarjaya. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan TerhadapNilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajamen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan. Vol. 6, No. 2.
Doǧan, Mesut. 2013. Does Firm Size Affect the Firm Profitability? Evidence from Turkey. Research Journal of Finance and Accounting. Vol. 4, No. 4: 53-60.
Eng, Tan Sau. 2013. Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR terhadap ROA Bank Internasional dan Bank Nasional Go Public Periode 2007 – 2011. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1, No. 3: 153-167.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi
Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann
Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. Edisi 7.
Australia: Wiley and Sons Australia.
Gul, Sajid, Muhammad Bilal Khan, Safiq Ur Rehman, Muhammad Tauseef Khan, Madiha Khan, and Wajid Khan. 2013. Working Capital Management and Performance of SME Sector. European Journal of Business and Management. Vol. 5, No. 1: 60-69.
Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. Determinasi Capital Structure pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004.
Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Vol. 3, No. 1: 77-105
Izati, Chaerunisa dan Farah Margaretha. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Basic industry and Chemicals di Indonesia.
E-Journal Manajemen
Fakultas Ekonomi. Vol. 1, No. 2: 21-43.
Javed, Tariq, Waqar Younas and Muhammad Imran. 2014. Impact of Capital Structure on Firm Performance: Evidence from Pakistani Firms. International Journal of Academic Research in
Economics and
Management Sciences. Vol. 3, No. 5: 487-497.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stuktur
18 Modal. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol. 12, No. 2: 81-96.
Khidmat, Waqas Bin and Mobeen Ur Rehman. 2014. Impact of Liquidity & Solvency on Profitability Chemical Sector of Pakistan.
Economics Management
Innovation. Vol. 6, Issue 3: 3-13.
Kirmizi, Al Azhar A dan Diajeng Eka Putri. 2013. Analisis Karakteristik Perusahaan yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan. Pekbis Jurnal. Vol. 5, No. 3: 190-201. Lim, Thian Cheng. 2012.
Determinants of Capital Structure Empirical Evidence from Financial Services Listed Firms in China. International Journal of Economics and Finance. Vol. 4, No. 3: 191-203.
Makori, Daniel Mogaka and Ambrose Jagongo, PhD. 2013. Working Capital Management and Firm Profitability: Empirical
Evidence from
Manufacturing and Construction Firms Listed on Nairobi Securities Exchange, Kenya.
International Journal of
Accounting. Vol. 1, No. 1: 1-14.
Memon, Fozia, Niaz Ahmed Bhutto and Ghulam Abbas. 2009. Capital Structure and Firm Performance: A Case of Textile Sector of Pakistan. Asian Journal of Business and Management Sciences. Vol. 1, No. 9: 9-15.
Mohammad, Nor Edi Azhar Binti and Noriza Binti Mohd Saad. 2010. Working Capital Management: The Effect of Market Valuation and Profitability in Malaysia. International Journal of Business and Management. Vol. 5, No. 11: 140-147.
Muritala, Taiwo Adewale. 2012. An Empirical Analysis of Capital Structure on Firms” Performance in Nigeria.
International Journal of
Advances in Management and Economics. Vol. 1, Issue 5: 116-124.
Nazir, Mian Sajid and Talat Afza. 2009. Impact of Aggressive Working Capital Management Policy on Firm’s Profitability. The IUP Journal of Applied Finance. Vol. 15, No. 8: 19-30.
Omondi, Maleya M and Willy Muturi. 2013. Factors Affecting the Financial Performance of Listed Companies at the Nairobi Securities Exchange in Kenya. Research Journal of
19 Finance and Accounting.
Vol. 4, No. 15: 99-105. Palepu, Krishna G, Paul M Healy,
Victor L Bernard and Erik Peek. 2013. Business
Analysis and Valuation
IFRS Edition. Edisi 2. South Western: Cengage Learning. Pouraghajan, Abbasali, Esfandiar Malekian, Milad Emamgholipour, Vida Lotfollahpour, and Mohammad Mohammadpour Bagheri. 2012. The Relationship between Capital Structure and Firm Performance Evaluation Measures: Evidence from the Tehran Stock Exchange.
International Journal of
Business and Commerce. Vol. 1, No. 9: 166-181. Ray, K K. 2014. Efficiency of Working Capital Management and Profitability: A Case of Hindalco. Review of Management. Vol. 4, No. 1/2: 19-30.
Rusmin. 2012. Corporate Governance, Size, and Firms’ Performance. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 14, No. 1: 53-70.
Salawu, Rafiu Oyesola, Taiwo Olufemi Asaolu, and Dauda Olalekan Yinusa. 2012. Financial Policy and Corporate Performance: An Empirical Analysis of
Nigerian Listed Companies.
International Journal of
Economics and Finance. Vol. 4, No. 4: 175-181. Sari, Ni Made Vironika dan I G.A.N.
Budiasih. 2014. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan Asset Turnover pada Profitabilitas. E-Jurnal
Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 6, No. 2: 261-273.
Sekaran, Uma. and Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. Edisi 6. United Kingdom: John Wiley and Sons Ltd.
Sheikh, Nadeem Ahmed dan Zongjun Wang. 2013. The Impact of Capital Structure on Performance an Empirical Study of Non-Financial Listed Firms on Pakistan. International Journal of Commerce and Management. Vol. 23, No. 4.
Sjahrial, Dermawan. 2014.
Pengantar Manjemen
Keuangan. Edisi 4. Mitra Wacana Media.
Subramanyam, K. R. 2014. Financial Statement Analysis. Edisi 11. New York: McGraw Hill Education.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
20 Tariq, Waqas, Imran Ali, Hafiz
Muhammad Usman, Jawad Abbas and Zahid Bashir. 2013. Empirical Identification of Determinants of Firm’s Financial Performance: a Comparative Study on Textile and Food Sector of Pakistan. Business and Economic Research. Vol. 3, No. 1.
Tulende, Stevanus, Parengkuan Tommy dan Paulina Van Rate. 2014. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Fluktuasi IHSG terhadap Return On Asset pada Industri Food and Beverage yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Emba. Vol 2, No. 4: 246-257. Weston, J. Fred and Thomas E.
Copeland. 1992. Financial Management. Edisi 8. New York: Addison-Wesley. Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina
Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 15, No. 1: 15-26.
Zeitun, R., and G. G. Tian. 2007. Capital Structure and Corporate Performance: Evidence from Jordan. The
Australasian Accounting
Business and Finance
Journal. Vol. 1, No. 4: 40-61.