• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN NONKEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN NONKEUANGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/JBA

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN NONKEUANGAN

MARIA MAGDALENA

STIE TRISAKTI [email protected]

Abstract: The objective of this research is to identify the influence of tangibility, non-debt tax shield, profitability, growth, signaling, size, managerial ownership,age, liquidity to capital structure. Data collected from non-financial companies in Indonesian Stock Exchange for four years from 2011 to 2014. Samples was selected by using purposive sampling method. Only 49 non-financial companies in Indonesian Stock Exchange meet the criteria and taken as sample. Multiple regression and hypotheses testing are used as the data analysis method in this research. The result of this research shows that tangibility, profitability, growth, age, and liquidity have influence on capital structure but non-debt tax shield, signaling, size, and managerial ownership do not have influence on capital structure.

Keywords: Capital Structure, Tangibility, Non-Debt Tax Shield, Profitability,

Growth, Signaling, Size, Managerial Ownership, Age, Liquidity Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh tangibilitas, non-debt tax shield, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, signalling, ukuran perusahaan, kepemilikan managerial, umur perusahaan, dan likuiditas terhadap struktur modal. Data dikumpulkan dari perusahaan nonkeuangan di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Sampel diseleksi menggunakan metode purposive sampling. Hanya 49 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sesuai dengan kriteria dan digunakan sebagai sampel. Regresi berganda dan pengujian hipotesis digunakan sebagai metode analisis data dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tangibilitas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, umur perusahaan, dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi,

non-debt tax shield, signaling, ukuran perusahaan, dan kepemilikan managerial

tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Kata kunci: Struktur Modal. Tangibilitas, Non-Debt Tax Shield, Profitabilitas,

Pertumbuhan Perusahaan, Signalling, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Managerial, Umur Perusahaan, Likuiditas

(2)

PENDAHULUAN

Struktur modal perusahaan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dan juga digunakan oleh stakeholder dalam menjalankan suatu perusahaan. Struktur modal perusahaan dapat diukur juga dengan melalui rasio

leverage, yaitu dengan melihat perbandingan utang dan aset perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa penentuan struktur modal perusahaan dilakukan dengan menggunakan strategi-strategi untuk mencapai visi suatu perusahaan.

Pendanaan perusahaan bisa didapat dari 2 sumber yaitu pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan berupa retained earnings dan juga pendanaan yang berasal dari luar perusahaan berupa penerbitan saham baru dan juga utang. Menurut Myers (1984), perusahaan lebih mengutamakan pendanaan dari internal perusahaan. Ketika pendanaan dari internal perusahaan tidak mencukupi dilakukanlah pendanaan dari eksternal perusahaan dengan prioritas utang lebih dulu karena seperti yang dijelaskan, pendanaan yang berasal dari utang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pendanaan dari penerbitan saham baru yaitu (1) tidak mengurangi kepemilikan pemegang saham, (2) tax saving, (3) kemungkinan laba per saham yang lebih tinggi (Weygandt et al. 2013)

Dalam menentukan struktur modal suatu perusahaan diperlukan pemimpin perusahaan yang memiliki keahlian dalam menganalisa perusahaan. Pemimpin perusahaan harus mampu mengkombinasikan komposisi struktur modal berupa

utang atau penerbitan saham baru yang cocok untuk perusahaan yang dipimpinnya sehingga pemimpin perusahaan perlu mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Motivasi dari dilakukannya penelitian ini adalah karena adanya hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya dan untuk mengetahui variabel-variabel independen apa saja yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Sebagai contoh, Fauzi et

al. (2013) menemukan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur

modal sedangkan Umer (2014) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Contoh lainnya, Fauzi et al. (2013) menemukan bahwa tangibilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan Seftianne dan Handayani (2011) menemukan bahwa tangibilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh tangibilitas, non-debt tax shield, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, signalling, ukuran perusahaan, kepemilikan managerial, umur perusahaan, dan likuiditas terhadap struktur modal perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai tahun 2014..

Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut. Penelitian ini diawali dengan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, motivasi penelitian, masalah penelitian, tujuan

(3)

penelitian dan sistematika penulisan. Kedua, menguraikan teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar pengembangan hipotesis. Ketiga, metode penelitian yang terdiri dari pemilihan sampel, pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang berisi hasil pengujian hipotesis dan interpretasinya. Terakhir adalah penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Trade-Off Theory

Menurut Myers (1984)

trade-off theory menjelaskan bahwa perusahaan menetapkan target atas rasio utang dan nilai perusahaan dan perlahan-lahan mencapai target tersebut. Trade-off theory

menjelaskan bahwa perusahaan akan memiliki utang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak dari tambahan utang sama dengan financial distress cost. Financial distress cost adalah biaya

kebangkrutan dan biaya keagenan yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Jadi, struktur modal yang optimal dicapai dengan menentukan titik keseimbangan antara keuntungan pinjaman, yaitu keuntungan pajak dengan biaya kebangkrutan dan

financial distress cost. Pecking Order Theory

Myers (1984) mengemukakan teori ini yang menjelaskan prioritas urutan dalam melakukan pendanaan. Myers (1984) menjelaskan bahwa perusahaan cenderung menggunakan pendanaan internal sebanyak mungkin untuk kegiatan operasional perusahaan. Pendanaan eksternal

menjadi pilihan kedua setelah pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu utang yang paling rendah risikonya turun ke utang yang lebih berisiko, seperti obligasi konversi dan saham sebagai pilihan terakhir.

Teori Keagenan

Teori keagenan menyatakan bahwa ada konflik kepentingan yang muncul antara pemegang saham (pemilik) dengan manajer perusahaan (agen) dimana manajer perusahaan kemungkinan dapat melakukan tindakan atau keputusan yang dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling 1976. Menurut teori keagenan konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial dapat digunakan untuk mengurangi agency cost . Proses ini dinamakan dengan bonding yaitu proses untuk menyamakan kepentingan manajemen melalui program mengikat manajemen dalam modal perusahaan (Arifah 2012). Tangibilitas dan Struktur Modal

Tangibilitas adalah perbandingan antara total aset tetap

dan total aset (Fauzi et al. 2013). Menurut Joni dan Lina (2010) tangibilitas merupakan variabel penting dalam keputusan pendanaan

(4)

perusahaan karena aktiva tetap menyediakan jaminan bagi kreditur.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauzi et al. (2013), Alzomaia (2014), Kouki dan Said (2012), Umer (2014), Joni dan Lina (2010), dan Liem et al. (2013) menunjukkan bahawa tangibilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011) dan Gill dan Mathur (2011) yang menyatakan bahwa tangibilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha1 Tangibilitas berpengaruh

terhadap struktur modal.

Non-Debt Tax Shield dan Struktur

Modal

Menurut Umer (2014)

non-debt tax shield adalah pengurang

pajak selain beban bunga berupa beban depresiasi. Non-debt tax shield menggantikan beban bunga sebagai pengurang pajak yang terdapat dalam pembiayaan utang. Keuntungan tax

shields dari pembiayaan utang dapat

dikurangi ketika suatu perusahaan melaporkan laba yang relatif cukup rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauzi et al. (2013) dan Gill dan Mathur (2011) menunjukkan bahwa bahwa non-debt tax shield tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Umer (2014), Kouki dan Said (2012), Forte et al. (2013), Liem et al. (2013) dan Lim (2012) yang menyatakan bahwa non-debt tax

shield berpengaruh terhadap struktur

modal. Dari penemuan-penemuan

tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha2 Non-debt tax shield

berpengaruh terhadap struktur modal. Profitabilitas dan Struktur Modal

Menurut Wimelda dan Marlinah (2013) profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu dengan memaksimalkan penggunaan aset yang dimiliki perusahaan. Peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba ditahan sesuai dengan pecking order

theory yang mempunyai prefensi

pendanaan pertama dengan dana internal berupa laba ditahan, sehingga komponen modal sendiri semakin meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umer (2014), Finky et al. (2013), Liem et al. (2013), Firnanti (2011), Ticoalu (2013), dan Alzomaia (2014) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi

et al. (2013), Seftianne dan

Handayani (2011), dan Gill dan Mathur (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha3 Profitabilitas berpengaruh

terhadap struktur modal.

Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal

Menurut Sari dan Haryanto (2013) dan Umer (2014) pertumbuhan perusahaan merupakan

(5)

presentase kenaikan total aset. Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan yang sedang bertumbuh akan membutuhkan banyak dana untuk investasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauzi et al. (2013), Ticoalu (2013), Firnanti (2011), Liem et al. (2013), Joni dan Lina (2010), Sari dan Haryanto (2013), dan Gill dan Mathur (2011) menunjukkan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.

Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Umer (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha4 Pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal.

Signalling dan Struktur Modal

. Menurut Fauzi et al. (2013)

Signalling adalah perbandingan pembayaran dividen dengan total aset suatu perusahaan. Signalling theory mengemukakan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauzi et al. (2013) yang menyatakan bahwa signalling berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan perusahaan yang membayar dividen yang lebih besar cenderung memiliki lebih banyak utang. Perusahaan mau menyampaikan informasi kepada

investor tentang prospek perusahaan kedepannya. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha5: Signalling berpengaruh terhadap

struktur modal.

Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal

Menurut Seftianne dan Handayani (2011) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya aset yang dimiliki perusahaan (Wimelda dan Marlinah 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2011) dan Joni dan Lina (2010) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi

et al. (2013), Liem et al. (2013),

Kouki dan Said (2012), Ticoalu (2013), Umer (2014), Seftianne dan Handayani (2011), Finky et al. (2013), Alzomaia (2014), dan Gill dan Mathur (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha6 Ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal. Kepemilikan Managerial dan Struktur Modal

Menurut Wimelda dan Marlinah (2013) kepemilikan managerial adalah sejumlah

(6)

manajemen yang memiliki saham perusahaan dan secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Menurut Seftianne dan Handayani (2011), ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency

cost, salah satunya dengan

meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen.

Hasil penelitian ini dilakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011) dan Indahningrum dan Handayani (2009) menunjukkan bahwa kepemilikan managerial tidak berpengaruh. Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi

et al. (2013), Lim (2012) dan

Wimelda dan Marlinah (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan managerial berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha7: Kepemilikan managerial

berpengaruh terhadap struktur modal. Umur Perusahaan dan Struktur Modal

Menurut Forte et al. (2013) umur perusahaan adalah lamanya perusahan berdiri dalam bisnis sejak tahun didirikannya perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu bertahan melalui siklus hidupnya yaitu melalui fase pertumbuhan, fase kedewasaan dan akhirnya menurun.

Pecking order theory berpendapat

bahwa pertambahan usia akan membangun reputasi dari perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umer (2014), Abor dan Biekpe (2009), dan Forte et al. (2013) menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi,

penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Ramadhan (2010) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha8 Umur perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal. Likuiditas dan Struktur Modal

Menurut Wimelda dan Marlinah (2013) likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya melalui aset lancar yang dimiliki perusahaan. Selain kemampuan membayar utang, perusahaan juga perlu menjaga likuiditas untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umer (2014), Finky et al. (2013), Ticoalu (2013) dan Sari dan Haryanto (2013) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011) dan Wimelda dan Marlinah (2013) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha9: Likuiditas berpengaruh terhadap

struktur modal.

METODE PENELITIAN

Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling

(7)

method. Berikut ini merupakan hasil

proses pemilihan sampel:

Tabel 1. Prosedur pemilihan sampel

Sumber: Data yang dikumpulkan

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel struktur modal. Struktur modal suatu perusahaan merupakan perbandingan antara total utang dengan total aset (Fauzi et al.2013). Struktur modal diukur dengan skala rasio, berdasarkan leverage dengan formulasi sebagai berikut:

𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 = Total UtangTotal aset

Tangibilitas adalah perbandingan antara total aset tetap dan total aset yang dimiliki perusahaan (Fauzi et al. 2013). Skala yang digunakan adalah skala rasio dan diukur berdasarkan formulasi sebagai berikut:

Tangibilitas = Total aset tetapTotal aset

Menurut Kouki dan Said (2012) non-debt tax shield adalah pengurang pajak selain beban bunga berupa beban depresiasi dan amortisasi. Skala yang digunakan adalah skala rasio dan diukur berdasarkan formulasi sebagai berikut:

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 − 𝐷𝐷𝐿𝐿𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑇𝑇𝐿𝐿𝑇𝑇 𝑆𝑆ℎ𝑖𝑖𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖𝑖 = Total beban depresiasi dan amortisasiTotal aset

Menurut Wimelda dan Marlinah (2013) profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu dengan

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan

Jumlah Data Perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia secara konsisten dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014

359 1436

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember

(12) (48)

Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah

(65) (260)

Perusahaan yang tidak melaporkan laba positif sebelum bunga dan pajak secara berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014

(75) (300)

Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas secara konsisten selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014

(106) (424)

Perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan managerial secara konsisten selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014

(52) (208)

(8)

memaksimalkan penggunaan aset yang dimiliki perusahaan. Skala yang digunakan adalah rasio dengan formulasi sebagai berikut:

ROA = EBIT Total aset

Menurut Sari dan Haryanto (2013) pertumbuhan perusahaan merupakan presentase kenaikan total aset. Skala yang digunakan adalah skala rasio. Pertumbuhan perusahaan dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

𝐺𝐺𝐿𝐿𝑁𝑁𝐺𝐺𝐷𝐷ℎ = 𝑇𝑇𝑁𝑁𝐷𝐷𝐿𝐿𝑖𝑖 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐿𝐿𝐷𝐷𝐴𝐴𝑇𝑇𝑁𝑁𝐷𝐷𝐿𝐿𝑖𝑖 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐿𝐿𝐷𝐷𝐴𝐴𝑡𝑡 − 𝑇𝑇𝑁𝑁𝐷𝐷𝐿𝐿𝑖𝑖 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐿𝐿𝐷𝐷𝐴𝐴𝑡𝑡−1

𝑡𝑡−1

Signalling adalah perbandingan pembayaran dividen dengan total aset suatu

perusahaan. Skala yang digunakan adalah skala rasio dan diukur berdasarkan formulasi sebagai berikut (Fauzi et al. 2013):

𝑆𝑆𝑖𝑖𝐿𝐿𝑁𝑁𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑁𝑁𝐿𝐿 = 𝐷𝐷𝑖𝑖𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖𝑖𝐿𝐿𝑁𝑁𝑖𝑖 𝑝𝑝𝐿𝐿𝑝𝑝𝑝𝑝𝐿𝐿𝑁𝑁𝐷𝐷 Total aset

Menurut Seftianne dan Handayani (2011) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya aset yang dimiliki suatu perusahaan. Skala yang digunakan adalah skala rasio dan diukur berdasarkan formulasi sebagai berikut:

𝑆𝑆𝑖𝑖𝑆𝑆𝐿𝐿 = Ln (Total aset)

Menurut Indahningrum dan Handayani (2009) kepemilikan managerial merupakan perbandingan antara jumlah saham direksi dan komisaris dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu perusahaan. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus sebagai berikut:

Kepemilikan Managerial = Jumlah saham direksi dan komisarisJumlah saham yang beredar

Menurut Forte et al. (2013) umur perusahaan adalah lamanya perusahan berdiri dalam bisnis sejak tahun didirikannya perusahaan tersebut. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan formulasi sebagai berikut:

Umur Perusahaan = Tahun Penelitian − Tahun Pendirian

Menurut Wimelda dan Marlinah (2013) likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya melalui aset lancar yang dimiliki perusahaan. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan formulasi sebagai berikut:

CR = Liabilitas lancarAset lancar HASIL PENELITIAN

Statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

(9)

Tabel 2. Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation LEV 196 0,09767059 0.84998629 0.4493213153 0.18561988170 TANG 196 0,00338914 0.83606500 0.2689633366 0.17969362701 NDTS 196 0,00102427 0.35612163 0.0391174807 0.04792502161 PROF 196 0,00828550 0.57638134 0.1423986384 0.10075131099 GROWTH 196 -0.08263238 0.65381933 0.1889423353 0.13906315642 SIGNAL 196 0.00049691 0.43119371 0.0421326029 0.06582779603 SIZE 196 25.30842853 33.09497579 29.2397632552 1.67482935121 OWNER 196 0.00000030 0.40835914 0.0265525127 0.06763130527 AGE 196 12 81 35.74 12.819 CR 196 0.38807914 11.74281655 2.2961384739 1.74722968258

Sumber: Pengolahan Data SPSS 19

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel B Sig Kesimpulan

(Constant) 0,485 0,006

TANG -0,164 0,003 Berpengaruh

NDTS 0,199 0,408 Tidak berpengaruh

PROF -0,508 0,008 Berpengaruh

GROWTH 0,235 0,001 Berpengaruh

SIGNAL 0,409 0,160 Tidak Berpengaruh

SIZE 0,003 0,607 Tidak Berpengaruh

OWNER -0,152 0,285 Tidak Berpengaruh

AGE 0,002 0,005 Berpengaruh

CR -0,068 0,000 Berpengaruh

Sumber: Pengolahan Data SPSS 19

Nilai signifikansi untuk variabel tangibilitas adalah sebesar 0,003 lebih kecil daripada nilai alpha 0,05, sehingga disimpulkan bahwa Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh tangibilitas terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tangibilitas tinggi, maka perusahaan lebih memilih pendanaan internal yang menyebabkan leverage semakin menurun.

Nilai signifikansi untuk variabel non-debt tax shield adalah sebesar 0,408. Nilai ini lebih besar dari nilai alpha 0,05 yang berarti Ha2

tidak diterima. Dengan demikian,

pengambilan keputusan mengenai jenis pendanaan tidak bergantung

non-debt tax shield, tetapi

dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hal ini terjadi karena adanya aturan perpajakan yang semakin ketat terutama pada metode penyusutan dan amortisasi yang diperkenankan dalam perhitungan pajak, maka penghematan pajak yang bukan bersumber dari utang semakin kecil,

(10)

sehingga non-debt tax shield tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Nilai signifikansi untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 0,008 lebih kecil daripada nilai alpha 0,05, sehingga disimpulkan bahwa Ha3 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh

profitabilitas terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh negatif. Sesuai dengan

pecking order theory, perusahaan

yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki pendanaan internal yang tinggi dan kurang membutuhkan tambahan pendanaan eksternal berupa utang, sehingga nilai leverage semakin rendah.

Nilai signifikansi untuk variabel pertumbuhan perusahaan adalah sebesar 0,001 lebih kecil daripada nilai alpha 0,05, sehingga disimpulkan bahwa Ha4 diterima. Hal

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh positif. Sesuai dengan

trade-off theory, perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan pendanaan yang banyak sehingga perusahaan akan lebih memilih pendanaan eksternal berupa utang.

Nilai signifikansi untuk variabel signalling adalah sebesar 0,160. Nilai ini lebih besar dari nilai

alpha 0,05 yang berarti Ha5 tidak

diterima. Pengambilan keputusan tentang jenis pendanaan tidak bergantung pada pembayaran dividen, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Pada satu sisi, pembayaran dividen yang besar akan menyebabkan reputasi dan prospek perusahaan yang semakin baik karena

menunjukkan laba perusahaan yang besar. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih mudah mendapatkan pinjaman. Di sisi lain, pembayaran dividen yang terlalu besar juga menyebabkan sinyal bahwa perusahaan kurang melakukan ekspansi karena hampir semua dana dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini menimbulkan sinyal prospek yang kurang baik bagi perusahaan. Akibat ketidakkonsistenan ini menyebabkan signalling tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Nilai signifikansi untuk variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0,607. Nilai ini lebih besar dari nilai alpha 0,05 yang berarti Ha6

tidak diterima. Dengan demikian,

pengambilan keputusan mengenai jenis pendanaan tidak bergantung pada ukuran perusahaan, tetapi dipengaruhi faktor-faktor lainnya. Pada satu sisi, ukuran perusahaan yang semakin besar akan membuat jaminan aset yang lebih besar, sehingga perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pinjaman. Di sisi lain, ukuran perusahaan yang semakin besar menyebabkan biaya penerbitan saham baru menjadi lebih murah (Liem et al. 2013). Dengan demikian, perusahaan lebih memilih pendanaan internal dibandingkan dengan pendanaan eksternal. Akibat ketidakkonsistenan ini menyebabkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Nilai signifikansi untuk variabel kepemilikan managerial adalah sebesar 0,285 lebih besar daripada nilai alpha 0,05, sehingga disimpulkan bahwa Ha7 tidak

diterima. Dengan demikian,

keputusan pendanaan tidak dipengaruhi oleh kepemilikan

(11)

managerial, tetapi oleh faktor-faktor lainnya. Pada satu sisi, semakin banyak direksi dan komisaris yang memiliki saham perusahaan, maka tingkat utang semakin banyak. Menurut teori keagenan, Leverage dapat meminimalkan biaya keagenan sebagai hasil dari konflik kepentingan. Di sisi lain, dengan adanya pemegang saham yang menjadi direksi dan komisaris yang memiliki saham perusahaan, maka itu akan memperketat pengawasan terhadap perilaku manager dalam mengambil keputusan pendanaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih sedikit melakukan pendanaan eksternal berupa utang. Akibat ketidakkonsistenan ini menyebabkan kepemilikan managerial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Nilai signifikansi untuk variabel umur perusahaan adalah sebesar 0,005. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha 0,05 yang berarti Ha8

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh lama berdirinya perusahaan terhadap struktur modal. .

Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh positif. Hal ini menunjukkan perusahaan yang semakin lama berdiri bisa membangun reputasi perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pinjaman. Sesuai dengan trade-off theory, perusahaan yang semakin lama berdiri akan lebih memilih pendanaan eksternal berupa utang untuk penghematan pajak.

Nilai signifikansi untuk variabel likuiditas adalah sebesar 0,000 lebih kecil daripada nilai alpha 0,05, sehingga disimpulkan bahwa Ha9 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh likuiditas

terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh negatif. Sesuai dengan

pecking order theory, perusahaan

lebih mengutamakan pendanaan internal dibandingkan dengan pendanaan eksternal.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa tangibilitas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, umur perusahaan, dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, non-debt tax shield,

signaling, ukuran perusahaan, dan

kepemilikan managerial tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Keterbatasan dari penelitian ini adalah periode penelitian ini relatif singkat yaitu hanya empat tahun, dari tahun 2011 sampai 2014. Selain itu, terdapat juga faktor lain di luar model regresi yang mempengaruhi variabel dependen dan data yang digunakan terjadi heteroskedastisitas pada variabel profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan kepemilikan managerial.

Saran yang diberikan untuk mengatasi keterbatasan dalam penelitian ini untuk penelitian selanjutnya antara lain peneliti selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian selanjutnya menjadi 5 tahun atau lebih, sehingga diharapkan dapat menggambarkan kondisi perusahaan dengan lebih baik dan hasil pengujian dapat lebih akurat. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah variabel independen lainnya yang belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti volatilitas

(12)

laba dan risiko perusahaan. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan transformasi data untuk

mengatasi masalah heteroskedastisitas.

REFERENSI:

Abor, Joshua dan Nicholas Biekpe. 2009. How do we explain the capital of structure of SMEs in sub-Saharan Africa? Journal of Economic Studies, Vol. 36, No. 1: 83-97.

Alzomaia, Turki SF. 2014. Capital Structure Determination of Publicly Listed Companies in Saudi Arabia. The International Journal of Business and

Finance Research, Vol. 8, No. 2: 53-67.

Arifah, Dista Amalia. 2012. Praktek teori agensi pada entitas publik dan non publik.

Prestasi, Vol. 9, No. 1. Juni 2012: 85-95.

Fauzi, Fitriya., Abdul Basyith dan Muhammad Idris. 2013.The Determinants of Capital Structure: An Empirical Study of New Zealand-Listed Firms. Asian

Journal of Finance & Accounting, Vol. 5, No. 2. December 2010: 1-21.

Finky, Uung Victoria, Liliana Inggrid Wijaya dan Endang Ernawati. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 2: 1-13.

Firnanti, Friska. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi, Vol. 13, No. 2: 119-128.

Forte, Denis, Lucas Ayres Barros, Wilson Toshiro Nakamura. 2013. Determinants of Capital Structure of Small and Medium Sized Brazillian Enterprises.

Brazilian Administration Review, Vol. 10, No. 3: 347-369.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS

21 UPDATE PLS regresi. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Gill, Amarjit dan Neil Mathur. 2011. Factors that influence finance leverage of Canadian firms. Journal of applied Finance & Banking Vol. 1, No. 2: 19-37.

Indahningrum, Riska Putri, dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, dividen, pertumbuhan perusahaan,

free cash flow, dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3, December 2009: 189-207.

(13)

Jensen, Michael C., William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, Vol. 3, No. 4: 305-360.

Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Agustus 2010: 81-96.

Koh, Annie et al.. 2014. Financial Management: Theory and Practice: An Asia

Edition. First Edition. Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.

Kouki, Mondher dan Hatem Ben Said. 2012. Capital Structure Determinants: New Evidence from French Panel Data. International Journal of Business and

Management, Vol. 7, No. 1, Januari 2012: 214-229.

Liem, Jemmi Halim, Werner R. Murhadi, dan Bertha Silvia Sutejo. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri consumer goods yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1: 1-11.

Lim, Thian Cheng. 2012. Determinants of Capital Structure Empirical Evidence from Financial Services Listed Firms in China. International Journal of

Economics and Finance, Vol. 4, No. 3, Maret 2012: 191-203.

Margaretha, Farah, dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Agustus 2010: 119-130.

Myers, Stewart C. 1984. The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance, Vol. 39, No. 3: 1-25.

Sari, Devi Verena dan A. Mulyo Haryanto. 2013. Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Diponegoro Journal Of Management, Vol. 2, No. 3: 1-11.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business: A Skill

Building Approach. Sixth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons

Ltd.

Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur. Jurnal Bisnis dan

(14)

Subramanyam, K. R dan John Wild. 2015. Financial Statement Analysis:

International Edition. Eleventh Edition. U.S: McGraw-Hill Higher

Education.

Ticoalu, Rouben Meldrick Andrew. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan di Sektor Agriculture yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 2: 1-21.

Umer, Usman Muhammed. 2014. Determinants of Capital Structure: Empirical Evidence from Large Taxpayer Share Companies in Ethiopia. International

Journal of Economics and Finance, Vol. 6, No. 1: 53-65.

Wheelen, Thomas L. et al.. 2014. Strategic Management and Business Policy:

Globalization, Innovation, and Sustainability: Global Edition. Fourteenth Edition. UK: Pearson.

Weygand, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald. E Kieso. 2013. Financial

Accounting: IFRS Edition. Second Edition. U.S.A : John Willey & Sons,

Inc.

Wimelda, Linda, dan Aan Marlinah. 2013. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal Pada Perusahaan Publik Non Keuangan. Media Bisnis, Edisi November: 200-213.

Gambar

Tabel 1. Prosedur pemilihan sampel
Tabel 2. Statistik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Adapun masukan dalam sistem ini berupa data dari sensor tetesan infus sebagai pembaca tetesan infus yang jatuh, sensor cairan infus sebagai pembaca jika cairan infus

Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh

Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang unggul ke dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding

Kepuasan kerja auditor berhubungan dengan teori dua faktor (two factors theory) dan teori harapan (expectancy theory). Dalam teori dua faktor terdapat beberapa hal yang

Kehancuran bumi yang diawali dengan munculnya matahari kedua, ketiga, hingga ketujuh walaupun memang terbukti ada banyak sekali matahari yang saling mengorbit satu sama lain

Kuesioner disebar ke 70 orang sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan pengaruh kepemimpinan dan motivasi

Peranan Festival Kesenian Tradisional sebagai sarana hidup menggereja agar Orang Muda Katolik dapat terlibat aktif dalam kegiatan menggereja mencakup berbagai segi, mulai dari

Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa Tahun 2017, menyatakan Dalam rangka pengelolaan Dana Desa, Kepala Desa menetapkan Panitia