• Tidak ada hasil yang ditemukan

Festival kesenian tradisional OMK rayon Kulon Progo sebagai sarana hidup menggereja di wilayah St. Theresia Brosot, Paroki St. Yakobus, Bantul, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Festival kesenian tradisional OMK rayon Kulon Progo sebagai sarana hidup menggereja di wilayah St. Theresia Brosot, Paroki St. Yakobus, Bantul, Yogyakarta."

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FESTIVAL KESENIAN TRADISIONAL OMK RAYON KULON PROGO SEBAGAI SARANA HIDUP MENGGEREJA DI WILAYAH ST. THERESIA BROSOT, PAROKI ST. YAKOBUS, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Oleh: THOMAS WAHYU SETYO NUGROHO NIM: 111124015. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada:. Yohanes Poniman Emilia Endang Sumarni Bernadus Sandy Prasetyo Fransiska Dinda Nurmalasari Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo St. Theresia Brosot PAK – Universitas Sanata Dharma sebagai keluarga besar yang selalu mendukung saya. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Judul skripsi Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo sebagai Sarana Hidup Menggereja di Wilayah St. Theresia Brosot, Paroki Yakobus, Bantul, Yogyakarta dipilih berdasarkan realitas dan keprihatinan penulis terhadap kegiatan pendampingan iman Orang Muda Katolik yang terjadi di zaman sekarang. Orang muda sebagai pribadi di zaman globalisasi ini semakin menjadi orang muda yang berbudaya serba mudah dan konsumtif. Gereja ikut terlibat dalam mengupayakan pendidikan bagi iman Orang Muda Katolik demi membangun pribadi orang muda yang beriman tangguh dan utuh. Pada umumnya Gereja mengusahakan pembinaan iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) yang sering dilakukan di setiap Gereja. Pendampingan iman orang muda yang dilakukan hanya beberapa kali dalam satu bulan tidak cukup untuk mengubah karakter orang muda yang kebanyakan berbudaya konsumtif ke budaya kreatif, butuh waktu yang lebih untuk melakukan sebuah perubahan. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Gereja akan generasi masa depan. Gereja perlu memperbarui karya pastoral bagi orang muda. Berangkat dari keprihatinan tersebut, skripsi ini ditulis sebagai sebuah gagasan atas peranan suatu kegiatan yaitu Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo sebagai sarana hidup menggereja. Persoalan utama yang perlu dijawab dalam skripsi ini adalah apakah Festival Kesenian Tradisional dapat digunakan sebagai sarana pembangun keaktivan Orang Muda Katolik dalam kegiatan menggereja. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan studi pustaka untuk memperoleh pengertianpengertian ilmiah serta data yang sesuai dengan tema yang diangkat. Deskripsi yang diperoleh berdasarkan studi pustaka tersebut digunakan sebagai dasar gagasan-gagasan dan penguat argumen penulis dalam mengkaji peranan Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo sebagai sarana hidup menggereja di wilayah St. Theresia Brosot. Untuk menunjang deskripsi tersebut, disajikan pula analisis dan profil Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo sebagai sarana hidup menggereja di wilayah St. Theresia Brosot. Setelah kajian pustaka penulis memberikan hasil penelitian. Jenis penelitian yang dipilih oleh penulis adalah deskripsi analisis yang diambil dengan angket sebagai hasilnya. Keseluruhan isi skripsi ini menunjukkan bahwa Festival Kesenian Tradisional sejauh ini telah berperan sebagai sarana untuk menggerakkan dan mengumpulkan Orang Muda Katolik di wilayah St. Theresia Brosot. Dengan adanya kegiatan Festival Kesenian Tradisional memberikan kesempatan dan ruang bebas kepada Orang Muda Katolik untuk mengeksplorasi budaya dan menemukan hal-hal baru. Peranan Festival Kesenian Tradisional di wilayah St. Theresia Brosot sebagai sarana hidup menggereja Orang Muda Katolik dengan metode dan media pendampingan yang kontekstual. Iman diwartakan dan dikomunikasikan melalui budaya kesenian tradisional. Peranan Festival Kesenian Tradisional sebagai sarana hidup menggereja agar Orang Muda Katolik dapat terlibat aktif dalam kegiatan menggereja mencakup berbagai segi, mulai dari segi liturgi, diakonia, kerygma, koinonia, dan martyria.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. The title of this undergraduate thesis is the traditional dance Festival of the youth in the district of St. Theresia Brosot, Parish St. James, Bantul, Yogyakarta was chosen based on the writer's reality and concerns about the accompaniment activity of young Catholic faith that is happening today as a person in this age of globalization. Young people as a person increasingly becoming an easy-toconserve and consumptive young man. The Church is involved in pursuing education for the faith of young Catholics in order to build a strong and intact young man of faith. Generaly, the Church seeks to foster faith for young Catholics (OMK) that is often done in every Church. Counseling young people's faith only a few times a month is not enough to change the character of young people who are mostly consumptive. Cultures into creative culture, it takes more time to make a difference. It becomes a challenge for the Church for future generations. The church needs to renew pastoral work for young people. Departing from these concerns, this thesis is written as an idea of the role of an activity that is the traditional dance festival OMK Rayon Kulon Progo as a means of life in church. The main issue that needs to be answered in this script is whether traditional dance festivals can be used as a means of building the activeness of young Catholics in church activities. To answer these questions, it is necessary to study the literature to obtain scientific understanding and data according to the theme that raised. The description obtained from the literature study is used as the basis of the ideas and reinforcement of the author's argument in reviewing the role of traditional dance festival OMK Rayon Kulon Progo as a means of life in the church in St. Theresia Brosot. To support the description, there is also an analysis and profile of traditional adance festival of OMK Rayon Kulon Progo as a means of life in church in St. Theresia Brosot. After the writer study, the writer gave the result of the research. The type of research chosen by the author is the description of the analysis taken by questionnaire as the instrument. The entire content of this undergraduate thesis shows that traditional dance festivals have so far served to mobilize and gather young Catholics in the St. Theresia Brosot. With the activities of traditional dance festivals provide opportunities and free space to young Catholics to explore the culture and discover new things. The role of traditional dance festivals in the St. Theresia Brosot as a means of living the church young Catholics with contextual facilitation, methods and media. Faith is proclaimed and communicated through traditional artistic culture. The role of traditional dance festivals to living church for young Catholics to be actively involved in church activities covers many aspects, from liturgical, diakonian, kerygma, koinonia, and martyria.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Allah atas segala berkat, rahmat, dan cinta-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Kasih Allah yang begitu besar selalu dirasakan oleh penulis dalam setiap langkah kehidupan dan dalam penulisan skripsi. ini.. Skripsi. yang. berjudul “FESTIVAL. KESENIAN. TRADISIONAL OMK RAYON KULON PROGO SEBAGAI SARANA HIDUP MENGGEREJA DI WILAYAH ST. THERESIA BROSOT, PAROKI ST. YAKOBUS, BANTUL, YOGYAKARTA” menjadi kesempatan yang baik bagi perkembangan karya pastoral Gereja bagi orang muda. Melalui skripsi ini penulis bermaksud memberikan sumbangan pemikiran untuk kegiatan Festival Kesenian Tradisional di wilayah St. Theresia Brosot, Paroki St. Yakobus, Bantul, Yogyakarta sebagai paguyuban iman yang berperan penting dalam hidup menggereja baik dari segi liturgi, diakonia, martyria, koinonia, dan kerygma. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. B. A. Rukiyanto SJ, selaku dosen pembimbing utama dan penguji I dan Ketua Program Studi PAK-USD yang dengan sabar, teliti, setia, dan penuh kasih memberikan bimbingan bagi penulis mulai dari penyusunan dan pertanggungjawaban skripsi ini.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Y. H. Bintang Nusantara SFK, M.Hum., selaku dosen pembimbing akademik, penguji II yang dengan sabar dan setia membimbing penulis selama masa studi sampai pada skripsi dan telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. 3. Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., M.A., selaku dosen penguji III, yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan bimbingan kepada penulis. 4. Romo Agustinus Toto Supriyanto., selaku Pastor Paroki Santa Theresia Brosot yang telah memberikan tempat, dukungan, dan waktu bagi penulisan skripsi ini. 5. Peserta Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo di Wilayah St. Theresia Brosot yang telah bekerja sama dalam penulisan skripsi ini khususnya dalam penelitian skripsi. 6. Keluarga besar PAK-USD khususnya bagi angkatan 2011 yang saling memberikan dukungan doa dan semangat bagi penulis. 7. Keluarga penulis, Y. Poniman, E. Endang Sumarni sebagai ayah dan ibu, Bernadus Sandy Prasetyo sebagai adik yang selalu memberikan dukungan baik secara spiritual, doa, dana, dan dukungan dalam bentuk apa pun. 8. Semua pihak yang terlibat dalam perkuliahan penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.. x xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv MOTTO ............................................................................................................. v PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH ......................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6 C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 6 D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 7 E. Metode Penulisan ................................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8. BAB II. HIDUP MENGGEREJA DI WILAYAH ST. THERESIA BROSOT PAROKI ST. YAKOBUS, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN FESTIVAL KESENIAN TRADISIONAL ORANG MUDA KATOLIK RAYON KULON PROGO……………………………................................................…...10 A. Hidup Menggereja ................................................................................ 10 1. Pengertian Hidup Menggereja......................................................... 10 2. Dasar-dasar Hidup Menggereja ....................................................... 13 a. Kristus Nabi ................................................................................ 13. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Kristus Imam .............................................................................. 14 c. Kristus Raja ................................................................................ 15 3. Bentuk-bentuk Keterlibatan dalam Hidup Menggereja .................... 16 a. Membangun Persaudaraan (Koinonia) ........................................ 18 b. Mengembangkan Pewartaan Kabar Gembira (Kerygma) ............. 19 c. Menghidupkan Peribadatan yang Menguduskan (Liturgia).......... 20 d. Terlibat dalam Pelayanan (Diakonia) .......................................... 20 e. Kesaksian Hidup (Matyria) ......................................................... 21. B. Festival Kesenian Tradisional ............................................................... 22 1. Latar Belakang Festival KesenianTradisional ................................. 22 2. Sejarah Terlaksananya Festival Kesenian Tradisional di Gereja Santa Theresia Brosot ..................................................................... 26 3. Tujuan Festival Kesenian Tradisional ............................................. 29 4. Ciri Khas Festival Kesenian Tradisional ......................................... 30 5. Manfaat Festival Kesenian Tradisional ........................................... 31 6. Visi dan Misi Festival Kesenian Tradisional ................................... 32 7. Nilai-nilai yang diperjuangkan ........................................................ 33 a. Pengembangan Paguyuban Iman ................................................. 33 b. Toleransi Agama ........................................................................ 34 c. Ekologi ....................................................................................... 34 d. Penguatan Seni Budaya Lokal..................................................... 35 e. Tanggung Jawab sebagai Anggota Gereja ................................... 36 f. Identitas Iman.............................................................................. 36 8.. Fleksibilitas Festival Kesenian Tradisional .................................... 37. C. Orang Muda Katolik (OMK) sebagai Pelopor Festival KesenianTradisional ............................................................................. 37 1. Pengertian Benih Iman ................................................................... 38 2. Situasi Orang Muda Katolik Rayon Kulon Progo............................ 40. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Kegiatan Orang Muda Katolik Rayon Kulon Progo dalam Upaya Menjaga Benih Iman ........................................................... 42. D. Festival Kesenian Tradisional ............................................................... 43. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 46 A. Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 46 B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 47 C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 48 D. Metode Penelitian................................................................................. 48 E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 48 F. Responden Penelitian ........................................................................... 49 G. Teknik Pengolahan Data....................................................................... 49 H. Analisa Data......................................................................................... 50 I.. Variabel Penelitian ............................................................................... 50. J.. Hasil dan Pembahasan Penelitian ......................................................... 59. K. Rangkuman Hasil Penelitian................................................................. 81 L. Refleksi terhadap Hasil Penelitian ........................................................ 85. BAB IV. USULAN PROGRAM UNTUK FESTIVAL KESENIAN TRADISIONAL ORANG MUDA KATOLIK RAYON KULON PROGO ............................................................................. 91 A. Pengertian Program .............................................................................. 91 B. Latar Belakang Program ....................................................................... 92 C. Tujuan Program.................................................................................... 93 D. Usulan Program.................................................................................... 93 E. Cara Menentukan Cerita ....................................................................... 94 F. Bentuk Program ................................................................................... 97 G. Satuan Pertemuan (SP) dengan Model SCP (Shared Christian Praxis) ............................................................................................... 107. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Pemikiran Dasar ........................................................................... 107 2. Pengembangan Langkah-langkah ................................................. 110 3. Peserta diberikan Kesempatan untuk Mengungkapkan Hasil Permenungan dan Refleksi Pribadi ............................................... 120 BAB V. PENUTUP......................................................................................... 125 A. Kesimpulan ....................................................................................... 125 B. Saran .................................................................................................. 129 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 131. DAFTAR TABEL 1. Tabel 1. Penghayatan peserta Festival Kesenian Tradisional terhadap hidup menggereja di Wilayah St. Theresia Brosot, Paroki Yakobus, Bantul, Yogyakarta. ........................................................59 2. Tabel 2. Peranan Festival Kesenian Tradisional Rayon Kulon Progo sebagai Sarana Hidup Menggereja di Wilayah St. Theresia Brosot, Paroki Yakobus, Bantul, Yogyakarta. ...........................................65 3. Tabel 3. Faktor Pendukung, Penghambat dan Harapan..........................77. LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Penelitian ............................... (1) Lampiran 2: Surat Telah Melaksanakan Penelitian .............................................(2) Lampiran 3: Satuan Pertemuan ..........................................................................(3) Lampiran 4: Angket penelitian ......................................................................... (22) Lampiran 5: Foto proses kegiatan FKT ............................................................ (60). xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2009.. Ef. : Efesus. Kej. : Kejadian. Luk. : Lukas. Mrk. : Markus. Yoh. : Yohanes. B. Dokumen Resmi Gereja CT. :. Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada. para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman. tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979. DV. :. Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18November 1965.. EG. :. EvangelliGaudium, SeruanApostolikPausFransiskus,tentangSukacitaInjil,. 24. November 2013. FC. :. Familiaris Paulus. Consortio,. Anjuran Apostolik Paus Yohanes. II tentang Peranan Keluarga Kristen dalam dunia. modern, 22 November 1981.. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. GE. :. Gravissium Educationis, Deklarasi Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen, 18 November 1965.. KHK. Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan. :. oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983. KWI. :. KonferensiWaliGereja Indonesia. KGK. :. KatekismusGerejaKatolik. LG. :. Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.. C. Singkatan Lain Art. : Artikel. Bdk. : Bandingkan. Dll. :. Dan Lain-lain. FKT. :. Festival KesenianTradisional. KAS. :. KeuskupanAgung Semarang. KTP. :. KartuTandaPenduduk. OMK. :. Orang Muda Katolik. PAK. :. Pendidikan Agama Katolik. PIA. :. Pendampingan Iman Anak. SAGKI. :. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia. SCP. :. Shared Christian Praxis. SP. :. SatuanPertemuan. St.. :. Santa. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Hal ini ditandai dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial yang turut serta memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Budaya adiluhung dan edipeni bangsa sebagai nilai kearifan lokal yang santun, saling menghormati, arif-bijaksana, dan religious, seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan dan modern. Masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, anarkisme, kasar, dan vulgar, tanpa mampu mengendalikan hawa nafsunya. Fenomena ini dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa yang terkenal dengan ramah, santun, berbudipekerti luhur, dan berbudi mulia (Katalog FKT, 2010: 2). Perkembangan teknologi telah membawa perkembangan pada munculnya globalisasi. Batas-batas teritori ditembus melalui teknologi tersebut. Situasi ini terjadi. karena. teknologi. informasi. dan. komunikasi. yang. berkembang. memungkinkan orang untuk menerima atau mengirimkan informasi nyaris tanpa batas. Teknologi telah memungkinkan terjadinya interaksi antar budaya. Interaksi budaya tersebut memunculkan pihak yang dominan yang kemudian dijadikan sebagai ukuran suatu budaya untuk dikatakan modern, dominasi budaya barat. Dominasi budaya tersebut akhirnya menjadi serbuan bagi budaya-budaya lokal. Budaya lokal dilihat sebagai budaya kolot, yang ketinggalan jaman. Penilaian ini.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. sampai pada sebutan tradisional sama dengan kolot atau ketinggalan jaman. Di sisi lain budaya dari negara lain yang dikatakan modern tersebut belum tentu sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Hal ini terjadi karena karakter budaya Barat dan lokal yang mempunyai perbedaan besar. Budaya barat cenderung tidak sesuai dengan budaya lokal yang identik dengan budaya komunal. Nilai-nilai individualis-materialis tidak sesuai dengan budaya lokal yang sarat dengan kebersamaan. Meskipun tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional, masuknya nilai-nilai budaya luar yang tidak sesuai tersebut menjadi sulit dibendung karena dominasi tersebut telah menciptakan trend budaya global (Katalog FKT, 2009: 1). Trend budaya global ini menyerang hampir semua lapisan umur, hampir seluruh elemen masyarakat dari berbagai macam latar belakang. Serangan trend budaya global ini sangat berpengaruh pada kaum muda. Karakter kaum muda yang dinamis, yang sedang dalam proses pencarian nilai-nilai menjadikan kaum muda mudah untuk menerima nilai-nilai dari budaya global tersebut. Namun seringkali penerimaan nilai ini kurang diimbangi dengan proses penyaringan nilainilai tersebut yang disesuaikan dengan lokalitasnya. Hal ini menyebabkan kaum muda menjadi “bagian lain” dari budaya lokal. Di sisi lain kaum muda juga menjadi generasi yang tidak mengenal budaya warisan dari leluhurnya. Sekarang ini, yang terjadi di sekitar kita dan mungkin kita alami juga, nilai-nilai lokal yang telah lama mendasari kehidupan masyarakat mulai terpinggirkan dan diganti dengan nilai-nilai budaya barat yang dianggap lebih modern dan sebenarnya tidak semuanya cocok diterapkan di masyarakat kita karena banyak menekankan pada individualisme dan materialisme. Dalam suasana modernitas ini yang kalah akan.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. tersingkir, sehingga sekarang ini ada kecenderungan setiap orang menjadi lebih egois dan hubungan antar personal yang tidak sedekat dulu. Orang cenderung semakin individualis dan kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Bahkan seringkali orang tidak peduli terhadap apa yang terjadi pada orang-orang disekelilingnya. Dengan serbuan modernitas yang begitu deras itu, Bangsa Indonesia terutama generasi mudanya mengalami krisis dan kebingungan untuk menentukan jati diri dan identitas. Teknologi, yang merupakan perwujudan dari modernitas, seharusnya dikembangkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan hidup manusia. Namun sayangnya, tidak semua manusia dapat menikmati capaian teknologi itu. Tidak sedikit yang justru menjadi korban dari perubahan dan perkembangan ini. Korban ini akan semakin besar bila kemajuan ini hanya berorientasi pada keuntungan semata dan menyingkirkan nilai-nilai kemanusiaan. Disadari atau pun tidak disadari, manusia menjadi semakin rakus sehingga mudah mengeksploitasi sesama dan alam lingkungan demi keuntungan pribadi dan kelompoknya. Kebingungan generasi muda kita salah satunya tercermin dari gaya hidup generasi muda sekarang. Gaya hidup mudah sekali berubah. Orang mudah merasa jenuh. Situasi ini mendapat dukungan dari semakin banyaknya produk-produk yang cepat usang. Produsen dengan kreatif membuat iklan mengenai barang baru. Orang mudah mengganti barang lawas-nya dengan barang baru. Muncul pandangan bahwa keberadaan seseorang diakui bila selalu “up to date” atau “harga diriku ada karena aku selalu punya barang paling baru” (Katalog FKT, 2009: 3)..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Orang Muda Katolik (OMK) Rayon Kulon Progo sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang juga tidak lepas dari tanggung jawab untuk berbagi berkat (andum berkah) atas habitus baru dalam kehidupan Gereja. Proses berbagi berkat dapat dilakukan melalui berbagai media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah kesenian tradisional. Kesenian tradisional sebagai kesenian rakyat mempunyai nilai-nilai penting yang bisa dipetik yaitu pada poses guyub rukunnya, pelajaran tentang nilai-nilai kearifan lokal dan ekspresi yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Melalui kesenian tradisional tersebut diharapkan proses berbagi berkat sebagai sebuah karya pewartaan dapat diterima oleh masyarakat luas karena berada dalam kemasan yang telah akrab dengan budaya masyarakat itu sendiri. Kesadaran tentang tugas perutusan untuk melakukan pewartaan melalui kesenian tradisional ini telah disadari dan dimulai oleh OMK Rayon Kulon Progo dengan mengadakan Festival Kesenian Tradisional Kulon Progo. Tema yang diangkat dengan latar belakang krisis identitas yang banyak dialami oleh kaum muda. Bahkan, krisis identitas inipun menjadi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat maupun bangsa. Melalui kesenian tradisional, nilai-nilai kearifan lokal dapat digali dan disampaikan sesuai dengan konteks masyarakat. Festival ini lebih menekankan pada upaya untuk andum berkah atas segala karunia terutama atas mulai nampaknya habitus baru dalam kehidupan menggereja maupun dalam kehidupan masyarakat (Katalog FKT, 2010: 22). Gereja sebagai bagian dari bangsa tidak bisa lepas dari tanggungjawab terhadap kehidupan berbangsa. Tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. keterlibatan secara aktif dalam membangun segala aspek kehidupan. Salah satu tanggung jawab yang penting untuk dilakukan adalah membangun habitus baru. Keterlibatan secara aktif terwujud dalam kesediaan menyumbangkan gagasan, inspirasi, serta tindakan nyata untuk membangun habitus baru menurut fungsi dan tempat di dalam masyarakat. Istilah habitus dipahami sebagi gugus yang membentuk cara merasa, cara berpikir, cara melihat, cara memahami, cara mendekati, cara bertindak, dan cara berelasi (Katalog FKT, 2010: 4). Masa muda adalah masa pembentukan jati diri, dimana seseorang akan menegaskan identitas, kepribadian dan keunikannya. Orang muda juga suka berkelompok, dimana mereka akan membentuk komunitas maupun jaringan. Orang muda selalu gelisah dengan kemapanan, yang akan melahirkan keterlibatan orang muda. Orang muda juga inspiratif, spontan, kokoh dalam prinsip, dinamis, kreatif dan idealis (Katalog FKT, 2010: 7). Berpijak pada iman Katolik yang dihayati oleh kaum muda di Kulon Progo ini menjadi salah satu pilihan untuk mengekspresikan iman yang mereka hayati dalam kehidupan harian. Iman yang dihayati ini tumbuh, berkembang dalam perjumpaan dalam Festival iman yang diharap dapat hidup sosial dan tradisi setempat. Perjumpaan dalam festival seni tradisional ini kiranya dapat memberikan gairah hidup sosial dan dalam menghadapi aneka macam tantangan zaman. Berdasarkan uraian di atas penulis perlu untuk mengetahui secara lebih jauh tentang gambaran umum festival kesenian tradisional yang relevan dan signifikan bagi Gereja. Dengan demikian penulis merumuskan judul skripsi ini.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. sebagai berikut “FESTIVAL KESENIAN TRADISIONAL OMK RAYON KULON PROGO SEBAGAI SARANA HIDUP MENGGEREJA DI WILAYAH ST.. THERESIA. BROSOT,. PAROKI. ST.. YAKOBUS,. BANTUL,. YOGYAKARTA”.. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dikaji lewat penulisan ini adalah sebagai berikut: 1.. Apa yang dimaksud dengan “Festival Kesenian Tradisional Rayon Kulon Progo”?. 2.. Apa yang dimaksud hidup menggereja?. 3.. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja?. C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan sebagai berikut: 1.. Mengetahui apa itu Festival Kesenian Tradisional Rayon Kulon Progo.. 2.. Mengetahui berapa besar Festival Kesenian Tradisional berpengaruh terhadap hidup menggereja.. 3.. Merumuskan usulan pemikiran untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. D. MANFAAT PENULISAN 1.. Bagi Penulis: Penulis dapat mengetahui secara lebih mendalam bahwa Festival Kesenian. Tradisional. mampu. berperan. penting. dalam. membangkitkan. semangat. persaudaraan, solidaritas, gotong-royong, dan kebersamaan dalam hidup bersama serta mengembangkan spiritualitas paguyuban dan merealisasikan dalam kegiatandi Gereja dan masyarakat. Selain itu penulisan ini berperan penting juga bagi kehidupan menggereja penulis.. E. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah deskriptif analitis. Deskriptif analisis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data yang valid penulis terjun langsung dalam kegiatan Festival Kesenian Tradisional sebagai subyek penelitian. Umar (1998: 81) mengutip pandangan dari Travers, yakni: “metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu”. Penelitian deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat ini, menguraikan salah satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106)..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah kuesioner langsung. Kuesioner tersebut ditujukan bagi Orang Muda Katolik, dan orang tua pemeran festival kesenian tradisional di St. Theresia Brosot. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 178), kuesioner langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat atau keyakinannya. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif dan responden adalah subjek yang mengetahui proses Festival Kesenian Tradisional di St. Theresia Brosot. Artinya apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).. F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan ini penulis menyusun karya ilmiah ini melalui beberapa tahapan, yakni: Bab I. Penulisan Bab I berisi uraian tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.. Bab II. Penulisan Bab II berisi paparan tentang hidup menggereja, pengertian hidup menggereja, dasar-dasar hidup menggereja, bentuk-bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja, latar belakang Festival Kesenian Tradisional, sejarah terlaksananya Festival Kesenian Tradisional di Gereja Santa Theresia Brosot, arti kesenian tradisional, tujuan Festival Kesenian Tradisional, ciri khas Festival Kesenian Tradisional, manfaat.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Festival Kesenian Tradisional, dasar kegiatan Festival Kesenian Tradisional, visi dan misi Festival Kesenian Tradisional, nilai-nilai yang diperjuangkan, fleksibilitas Festival Kesenian Tradisional, Orang Muda Katolik sebagai pelopor Festival Kesenian Tradisional, pengertian orang muda, aspek-aspek perkembangan orang muda, kelompok yang termasuk Orang Muda Katolik, ciri-ciri orang muda, Orang Muda Katolik sebagai pelopor Festival Kesenian Tradisional, dan Festival Kesenian Tradisional menjadi sarana hidup menggereja. Bab III Pada Bab III penulis memaparkan latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, istrumen penelitian, tempat dan waktu penelitian,. responden. penelitian,. variabel. penelitian,. hasil. dan. pembahasan penelitian, rangkuman hasil penelitian, refleksi terhadap hasil penelitian. Hal ini diperlukan supaya instrumen valid dan data yang didapat akurat serta terpercaya. Bab IV Pada Bab IV penulis memaparkan usulan program bagi panitia Festival Kesenian Tradisional di St. Theresia Brosot tentang peningkatan kegiatan Festival Kesenian Tradisional yang meliputi pengertian program, latar belakang program, tujuan program, usulan program, bentuk program, dan satuan persiapan program. Bab V Penulisan pada Bab V berisikan kesimpulan dan saran.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. BAB II HIDUP MENGGEREJA DI WILAYAH ST. THERESIA BROSOT, PAROKI ST. YAKOBUS, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN FESTIVAL KESENIAN TRADISIONAL ORANG MUDA KATOLIK RAYON KULON PROGO. A. Hidup Menggereja Gereja mempunyai asal usul dalam Gereja perdana yang dihimpun di seluruh dunia.Pemahaman tentang Gereja dengan gambaran Umat Kudus Allah, Gereja sebagai komunitas bela rasa, Gereja sebagai paguyuban, dan Gereja sebagai Sakramen Keselamatan. Allah menghendaki Gereja karena Ia ingin menyelamatkan bukan orang per orang, melainkan secara bersama-sama. Gereja dimengerti sebagai tempat untuk mewujudnyatakan tindakan konkret kehidupan sehari-hari dalam penghayatan iman. Seluruh umat Allah mengambil bagian dalam tugas dasar Gereja dan bertanggungjawab dalam perutusan dan pelayanan. Warga. Gereja tentunya memeluk agama Katolik tidak hanya sebagai. status di KTP. Namun juga kita wujudkan melalui hidup menggereja. Melalui hidup menggereja maka kita akan menampakkan iman kita terhadap Yesus.. 1.. Pengertian Hidup Menggereja Hidup menggereja itu merupakan suatu bentuk penghayatan iman umat. Allah. Di dalam kehidupan menggereja umat dapat mewujudkan tindakantindakan konkret mereka sebagai hasil penghayatan serta refleksi terhadap iman mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hidup menggereja itu selalu tumbuh.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. bersama dengan Gereja itu sendiri. Hidup menggereja terwujud apabila terjadi dialog dan hubungan yang baik antara pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Relasi manusia dengan Tuhan akan lebih nyata jika manusia tidak hanya menggunakan sapaan Allah melalui ungkapan iman tetapi memberikan jawaban yang berasal dari penghayatan diri dalam relasinya berupa tindakan yang nyata dalam hidup menggereja. Semangat kristiani yang bersumber pada Yesus Kristus dalam mewujudkan iman dengan melakukan perbuatan baik yang berkenan kepada Allah bukan hanya didasarkan pada perkataan saja, manusia harus mau mencintai musuh-musuhnya, tindakan baik itu perlu diwujudkan bagi sesama yang lemah, hina, miskin dan tak berdaya. Hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman, hidup dalam iman yang utuh, satu dan bersekutu. Persekutuan iman ini melibatkan umat manusia pada umumnya yang bersatu dalam persekutuan Gereja. Orang muda yang menjadi tiang tengah Gereja harus mampu mengemban misi Gereja sebagai pewarta kabar gembira dan pembawa damai. Dalam komunitas umat basis orang muda harus mengambil sikap yang tepat, siap untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan rohani, seperti menjadi anggota mudika, aktif dalam tanggungan liturgi. Lingkungan komunitas umat basis merupakan lingkungan dasar dimana kepribadian umat katolik terlahir. Dari situlah manusia dididik, dibina, diarahkan dengan cara hidup sebagai seorang katolik sejati. Orang muda di tengah lingkungan komunitas umat basis merupakan tulang punggung lingkungan, sehingga orang muda harus mengambil sikap.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. yangtepat. Orang muda harus siap untuk melibatkan diri dalam berbagai rohani (Liskar, 2014: 6) Orang muda mempunyai tempat dalam Gereja berkat sakramen inisiasi yang telah diterima dan berkat rahmat Roh Kudus, bahkan merekapun menjadi subjek dan pelaksana karya pastoral dalam Gereja (Telaumbanua, 1999: 203). Orang muda perlu dihantar ke dalam hidup menggereja khususnya dalam kebaktian, partisipasi dalam liturgi, dan bertumbuhnya semangat berdoa secara pribadi menjadi unsur pembentuk mentalitas iman dan kehidupan moral seseorang Kristen (Telaumbanua, 1999: 204). Hidup menggereja dapat diwujudkan oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun orang atau sekelompok orang yang menampakkan imannya kepada Kristus. Hidup menggereja juga dapat ditunjukkan melalui kegiatan dengan orientasi baru dalam situasi dan kesadaran untuk menanggapi situasi dewasa ini. Hidup menggereja akan tumbuh dan mengundang perwujudan. lebih lanjut. dengan menampkkan iman Kristus dalam hidup sehari-hari. Dengan ini orang muda diharapkan untuk terlibat aktif dalam pelayanan atau kegiatan yang ada di Gereja, melalui kegiatan tersebut orang muda semakin memahami betapa pentingnya sikap keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja untuk mewujudkan misi Gereja. Dalam situasi hidup sekarang ini orang muda harus mewujudkan hidup barunya dalam kehidupan menggereja..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2.. Dasar-Dasar Hidup Menggereja Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam tritugas Yesus Kristus.. Tugas Gereja adalah menghadirkan Kerajaan Allah, yang telah dimulai oleh Yesus, supaya bertumbuh dan berakar kesegala bangsa. Tugas dasar Gereja dapat disimpulkan dalam tiga tugas Kristus yaitu, Kristus Nabi, Kristus Imam, dan Kristus Raja. Ketiga tugas ini dipenuhi dengan pelayanan pastoral Gereja dalam tiga bentuk: ‘Kerygma’ pelayanan sabda dengan mewartakan, ‘Leiturgia’ pelayanan ibadat dengan merayakan, ‘Koninonia’ pelayanan pengarahan dengan mengorganisir dan mendidik umat Kristus.. a.. Kristus Nabi Tugas kenabian Gereja adalah mewartakan misteri keselamatan kepada. seluruh dunia dan mengajak orang menjawab panggilan Allah dan menyambut keselamatan yang ditawarkan itu. Gereja memenuhi tugas itu dengan pelayanan sabda. Pelayanan sabda adalah tindakan gerejani, suatu fungsi pastoral dan pernyataan istimewa tradisi yang hidup. Melalui itulah sabda Allah disampaikan dan memupuk iman. Pelayanan mengakibatkan Sabda Allah menjadi aktual dan relevan bagi waktu dan tempat serta kategori pendengar dengan kata-kata yang betul-betul manusiawi (Amalorpavadas, 1972: 5). Dalam tugas pelayanan bidang ini diusahakan agar Sabda Allah diwartakan utuh agar Pastur Paroki beriman kristiani awam mendapat pengajaran dalam kebenaran-kebenaran iman. Mengembangkan semangat Injil, yang menyangkut keadilan sosial, mengusahakan agar warta Injil dapat menjangkau.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. mereka juga yang meninggalkan praktek keagamaannya atau tidak memeluk iman yang benar (KHK, kanon 528 $1). Kristus disebut Nabi tidak hanya karena rakyat mengakui-Nya sebagai Nabi, tetapi terutama karena pusat karya-Nya adalah pewartaan Kerajaan Allah. Kenabian adalah tanda dari Roh, maka kenabian kiranya tidak boleh dilihat sebagai suatu tugas tertentu, melainkan lebih sebagai semacam ‘gejala kehidupan’ Gereja. Dalam gereja kenabian secara hakiki bersifat karismatis, sebagaimana nampak dengan jelas dari Lumen Gentium artikel 12 ‘Roh Kudus tidak hanya menguduskan dan memimpin umat Allah melalui sakramen-sakramen dan tindakan para pejabat serta menghiasinya dengan keutamaan-keutamaan saja, tetapi Kristus membagikan anugrah-anugrah-Nya kepada setiap orang menurut kehendak-Nya sendiri’ (Jacobs, 1979: 95).. b.. Kristus Imam Kristus sebagai Imam adalah menguduskan. Dalam tugas pelayanan. bidang ini mengusahakan agar Ekaristi Maha Kudus menjadi pusat jemaat kaum beriman. Mengembalakan kaum beriman kristiani dengan perayaan khidmat dan secara khusus agar mereka sering menerima sakramen Ekaristi Maha Kudus dan tobat. Kristus disebut imam baru, bukan imam dalam arti yang biasa. Imam biasa adalah orang yang harus mempersembahkan kurban-kurban di dalam kisah. Tetapi Kristus datang sebagai Imam Agung untuk mengurus harta-harta keselamatan manusia. Imamat Kristus disini harus diterangkan seperti kurban-Nya,.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. sebagaimana wafat Kristus disebut ‘kurban’ karena dibawa sampai ke dalam tempat kediaman Allah. Kristus disebut imam, Imam Agung yang mulia sehingga Ia duduk di sebelah kanan Tahta Yang Maha berdaulat di surga, sebagai pelaksana ibadat di dalam ruangan Kudus dan kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh seorang manusia (Jacobs, 1979: 89).Membimbing jemaat untuk mengadakan doa dalam keluarga dan dengan sadar serta aktif mengambil bagian dalam litugi suci (KHK, kanon 528 $ 2). Konsili Vatikan II Lumen Gantium artikel 8 mengajarkan bahwa Gereja dibentuk karena perpaduan unsur manusiawi dan Ilahi. Kesatuan Gereja bukan hanya karya Roh Kudus, tetapi juga hasil komunikasi antar manusia, khususnya perwujudan komunikasi iman di antara para anggota Gereja. Komunikasi ini terjadi terutama dalam perayaan iman. Oleh sebab itu dikatakan bahwa penampilan Gereja yang istimewa terdapat dalam keikutsertaan penuh dan aktif seluruh umat Kudus Allah dalam perayaan liturgis, dan Gereja sendiri disebut persekutuan keimaman khususnya persekutuan di sekitar altar (KWI, 1996: 392).. c.. Kristus Raja Kristus sebagai Raja adalah pemimpin. Dalam tugas pelayanan ini. gembala berusaha mengenal kaum beriman yang dipercayakan kepada-Nya. Tugas Rajawi Kristus lebih sulit lagi, dan sebetulnya tidak pernah disebut dengan jelas hanya dikatakan bahwa dengan perantaraan orang beriman awam Tuhan ingin meluaskan kerajaan-Nya yaitu kerajaan kebenaran dan kehidupan, kerajaan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. kekudusan dan rahmat, kerajaan keadilan, cinta kasih dan damai (Jacobs, 1979: 92). Kristus mengambil bagian dalam keprihatinan, kecemasan, dan kedudukan kaum beriman dan menyerahkan mereka kepada Allah dengan bijaksana memperbaiki mereka, jika mereka bersalah dalam satu hal, mencari orang-orang yang miskin, putus asa, kesepian, dibuang dari tanah airnya dan tertekan kesulitan khusus, berusaha membantu orang tua memenuhi tugas-tugasnya, membina perkembangan hidup kristiani dalam keluarga (KHK, kanon 529 $ 1). Kristus menjalankan fungsi Raja-Nya dengan menarik semua orang kepada diri-Nya oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Kristus, Raja dan Tuhan semesta alam, telah menjadikan diri pelayan semua orang, karena Ia tidak datang untuk dilayani tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Untuk orang Kristen, mengabdi Kristus berarti meraja. Umat Allah mempertahankan. martabat-Nya. sebagai. Raja,. apabila. ia. setia. kepada. panggilannya untuk melayani bersama Kristus (KGK, no. 786).. 3.. Bentuk-bentuk Keterlibatan dalam Hidup Gereja Gereja adalah persekutuan umat Allah yang beriman dan percaya kepada. Kristus. Katekismus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-orang yang dipanggil oleh Sabda Allah, supaya mereka membentuk suatu Umat Allah, dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus sendiri” (KGK, No. 777). Artinya bahwa Gereja adalah paguyuban atau himpunan Umat.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Allah yang mengimani pribadi Yesus Kristus dalam melanjutkan dan mewujudnyatakan keselamatan Allah di dunia ini. Dalam mengarungi peziarahan hidupnya,. Gereja. sebagai. Umat. Allah. mengemban. kewajiban. untuk. mengembangkan kehidupan beriman umat dan mengembangkan dunia terusmenerus agar menjadi lingkungan hidup yang layak serta selaras dengan nilainilai Kerajaan Allah. Kedua kewajiban ini merupakan tugas pastoral Gereja, yakni dalam usaha membimbing dan mengembangkan iman umat serta pelayanan untuk dunia demi meneruskan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangkan Yesus, bertolak dari situasi konkret umat dan dunia. Sebagai paguyuban orang-orang yang mengimani Kristus, Gereja merupakan persaudaraan yang dibangun berdasarkan Injil Yesus Kristus (Lalu, 2007: 77). Tentunya persaudaraan yang dimaksud bukan persaudaraan yang tertutup sebab Kristus bukan milik eksklusif Gereja. Yesus Kristus datang ke dunia dengan keprihatinan pokok mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang. Jikalau pewartaan Kabar Gembira tentang Kerajaan Allah tersebut diterima, maka akan dirayakan di dalam liturgi. Dan apa bila liturgi itu dirayakan dengan baik, maka akan menggerakkan paguyuban tersebut untuk terlibat dalam pelayanan, untuk masuk dalam gerakan Kerajaan Allah, Kerajaan damai dan keadilan, kebenaran dan kasih semakin dirasakan (Lalu, 2007: 77). Setiap orang yang menerima Sakramen-sakramen dianggap sudah dewasa baik dalam cara berfikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam aneka tugas perutusan Gereja, baik sebagai pelaksana maupun sebagai pionir (senior) yang memulai dan memprakarsai suatu kegiatan sebagai wujud pengembangan rahmat.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. sakramen. Pada bagian ini penulis akan memaparkan beberapa peranan kaum muda dalam Gereja antara lain: terlibat dalam perayaan (Liturgi) terlibat dalam tugas pewartaan (Kerygma), terlibat dalam tugas paguyuban (Koinonia), terlibat dalam pelayanan (Diakonia).. a.. Membangun Persaudaraan (Koinonia) Gereja adalah persekutuan dan persaudaraan murid-murid Kristus. (Siauwarjaya, 1987: 25). Hidup persaudaraan berarti membina persekutuan hidup yang saling mengasihi, sehati sejiwa atas dasar relasi dengan Yesus Kristus. Persaudaraan yang dicita-citakan adalah persaudaraan yang tertuju bagi keselamatan semua orang (Siauwarjaya, 1987: 25). Gereja dalam menghayati dan mewujudkan hidup persaudaraan di tengah masyarakat, pada dasarnya merupakan jawaban kerinduan manusia akan persaudaraan, perdamaian, persatuan, dan komunikasi di antara umat manusia secara sehat dan mendalam. Oleh sebab itu, Gereja tak henti-hentinya berusaha untuk memberikan kesaksian akan adanya suatu kemungkinan kehidupan yang didasari persaudaraan dan persatuan dalam persekutuan dengan Allah. Sebagai Orang Muda Katolik yang memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi, sudah seharusnya orang muda dapat berdiri tegak tidak goyah dan niat dalam setiap pekerjaan Tuhan. Orang muda juga harus mampu melibatkan diri dalam setiap kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh Gereja guna meningkatkan kreativitas dan masa depan Gereja yang lebih baik. Beberapa contoh paguyuban. yang dapat diikuti orang muda dalam kegiatan hidup.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. menggereja antara lain adalah terlibat dalam kelompok teritorial (wilayah atau lingkungan), selain itu Gereja juga mempunyai wadah paguyuban dalam kelompok kategorial berdasarkan kekhasan atau minat setiap orang seperti Legio Maria, Orang Muda Katolik Karismatik, dan sebagainya.. b.. Mengembangkan Pewartaan Kabar Gembira (Kerygma) Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang sukacita Injil “mengajak dan. mendorong umat Kristiani untuk mengawali bab baru evangelisasi yang ditandai oleh suka cita.....” (EG, a. 1). Artinya bahwa pewartaan bukan menjadi hal yang sekedar memberitakan Injil tetapi lebih dari pada itu. Pewartaan harus benar-benar dilihat secara baru agar Kabar Gembira dapat memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus. Setiap orang dapat merasakan kasih Yesus yang sungguh tak terkira, kasih yang tak ada batasnya bagi umat manusia. Kerygma adalah segala bentuk pewartaan, pengajaran iman dan komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling meluruskan pandangan iman. Setiap orang yang menerima pewartaan Kristus mengemban tugas pewartaan injil adalah tugas setiap orang Kristen. Pewartaan hendaknya diterima dalam arti luas dan tidak terbatas hanya pada homili, pelajaran agama ataupun pendalaman Kitab Suci saja. Pewartaan hendaknya selalu kita bawa dalam kehidupan kita sehari- hari. Orang muda yang merupakan bagian dari Gereja juga memiliki tugas dan tanggungjawab untuk meneruskan pewartaan tentang Kristus. Orang muda diharapkan untuk dapat meningkatkan keterlibatannya dalam Gereja salah satunya adalah dengan ikut ambil bagian.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. dalam tugas pewartaan Gereja misalnya mengikuti Katekese, doa lingkungan dan sebagai Pendamping PIA (pendampingan iman anak). c.. Menghidupkan Peribadatan yang Menguduskan (Leiturgia) Dalam kehidupan menggereja liturgi merupakan perayaan iman akan. Yesus Kristus. Dalam liturgi umat mengungkapkan imannya akan kasih Allah (Siauwarjaya, 1987: 26). Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui, dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam kesatuan Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang, dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan liturgis tertentu, seperti memimpin ibadat sabda/doa bersama, membagi komuni; menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar, paduan suara, penghias altar, dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi, dan sikap badan. Dengan demikian orang muda hendaknya bisa berpartisipasi secara penuh dalam aneka tugas liturgi sesuai dengan kemampuannya. Kehadiran orang muda turut akan membawa kemajuan dalam bidang liturgi. Orang muda tidak hanya berpartisipasi, tetapi justru menjadi pemikir yang kreatif, inovatif dan motivator bagi perkembangan kegiatan- kegiatan liturgi. Apabila kesadaran orang muda ini ada dalam diri setiap pribadi masing- masing, Gereja akan tumbuh berkembang sesuai dengan panggilan imamat umum setiap orang beriman..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. d.. Terlibat dalam Pelayanan (Diakonia) Kehadiran Gereja di tengah umat dan masyarakat adalah umat untuk. meneladani Yesus Kristus yaitu melayani, umat beriman saling melayani dan memperhatikan kebutuhan sesamanya, baik yang seiman maupun setiap orang yang membutuhkan. Gereja adalah persekutuan orang beriman atau komunikasi iman. Pengungkapan iman saja tidak cukup, Gereja sendiri bukan tujuan. Tujuannya adalah Kerajaan Allah, yang oleh Allah sendiri telah dimulai di dunia. Gereja dipanggil untuk melayani manusia, seluruh umat manusia. Oleh karena itu sebagai Orang Muda Katolik, sudah seharusnya orang muda mampu terlibat aktif dalam segala kegiatan yang ada di dalam Gereja. Diakonia hendaknya dimengerti dalam arti luas yang tidak terbatas pada bidang atau segi tertentu saja. Orang Muda Katolik dituntut supaya mengembangkan sikap pelayanan, sebagai intisari sikap Kristus. Bagi orang muda dalam melaksanakan pelayanan hendaknya memiliki ciri-ciri pelayanan seperti yang diperintahkan oleh Yesus kepada muridNya yaitu; selalu bersikap rendah hati, sebagai yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan dari semua (Mrk 9:35). Sebagai orang muda harus memiliki kreativitas yang tinggi, orang muda diwajibkan untuk memiliki sikap dasar melayani dan bukan untuk dilayani.. e.. Kesaksian Hidup (Matyria) Kesaksian hidup artinya pewartaan dengan tindakan nyata dengan. memberikan kesaksian tentang Yesus di tengah dunia. Dengan memberikan kesaksian tentang Yesus berarti kita berperan sebagai saksi. Saksi berarti.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. menyampaikan atau menunjukkan dengan kata-kata maupun dengan tindakan apa yang dialami dan diketahui tentang Yesus Kristus kepada orang lain. Karena bersaksi itu menuntut pengorbanan, dalam memberikan kesaksian kita juga bisa meneladani dari pribadi Yesus sendiri yang rela mengorbankan diri-Nya dengan rela mati demi mewartakan Kerajaan Allah. Kita dipanggil oleh Tuhan Yesus secara individu maupun persekutuan untuk melaksanakan misi Tuhan di bumi. Kita percaya bahwa Tuhan datang ke dunia melalui anak-Nya yaitu Yesus yang telah rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Inilah beberapa bentuk-bentuk keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja. Dengan keterlibatan tersebut diharapkan para orang muda semakin aktif dalam lingkup Gereja. Dengan adanya pendampingan bagi orang muda dapat memberikan wawasan atau pengetahuan dalam keterlibatan hidup menggereja, sehingga orang muda dapat menghayati tugasnya sebagai penerus Gereja dalam keterlibatan hidup menggereja.. B. Festival Kesenian Tradisional 1.. Latar Belakang Festival Kesenian Tradisional Gereja sebagai bagian dari bangsa yang tidak bisa lepas dari. tanggungjawab. terhadap. kehidupan. berbangsa.. Tanggungjawab. tersebut. diwujudkan dalam keterlibatan secara aktif dalam membangun segala aspek kehidupan. Salah satu tanggungjawab yang penting untuk dilakukan adalah membangun habitus baru. Keterlibatan secara aktif terwujud dalam kesediaan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. menyumbangkan gagasan, inspirasi, serta tindakan nyata untuk membangun habitus baru menurut fungsi dan tempat di dalam masyarakat. Istilah habitus dipahami sebagi gugus yang membentuk cara merasa, cara berpikir, cara melihat, cara memahami, cara mendekati, cara bertindak, dan cara berelasi (Katalog FKT, 2010: 4). Mulai tampaknya habitus baru dalam berbagai bidang kehidupan Gereja menjadi salah satu alasan penetapan tahun 2009 sebagai tahun syukur. Tahun 2009 oleh Keuskupan Agung Semarang, ditetapkan sebagai tahun syukur, yang merupakan lanjutan dari pengembangan keluarga sebagai basis hidup orang beriman, melibatkan anak dan remaja serta melibatkan orang muda dalam pengembangan umat. Penetapan tahun 2009 sebagai tahun syukur mempunyai tujuan. Pertama, memberikan bentuk nyata semangat berbagi. Dalam hal ini rasa syukur diwujudkan dalam bentuk nyata dengan semangat berbagi, sehingga memberikan kesaksian dan daya ubah. Kedua, untuk meneguhkan keterlibatan keluarga, anak dan remaja, orang muda dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Ketiga, untuk menyatakan penghargaan yang tulus atas berbagai usaha inkulturasi iman yang mengakar pada budaya setempat (Katalog FKT, 2010: 3). Orang Muda Katolik Rayon Kulon Progo sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang juga tidak lepas dari tanggungjawab untuk berbagi berkat (andum berkah) atas habitus baru dalam kehidupan Gereja. Proses berbagi berkat dapat dilakukan melalui berbagai media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah kesenian tradisional. Kesenian tradisional sebagai kesenian rakyat.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. mempunyai nilai-nilai penting yang bisa dipetik yaitu pada poses guyub rukunnya, pelajaran tentang nilai-nilai kearifan lokal dan ekspresi yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri (Katalog FKT, 2009: 3). Melalui kesenian tradisional tersebut diharapkan proses berbagi berkat sebagai sebuah karya pewartaan dapat diterima oleh masyarakat luas karena berada dalam kemasan yang telah akrab dengan budaya masyarakat itu sendiri. Kesadaran tentang tugas perutusan untuk melakukan pewartaan melalui kesenian tradisional ini telah disadari dan dimulai oleh OMK St. Theresia Brosot dengan mengadakan Festival Kesenian Tradisional Kulon Progo. Tema yang diangkat dengan latar belakang krisis identitas yang banyak dialami oleh orang muda. Bahkan krisis identitas inipun menjadi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat maupun bangsa. Melalui kesenian tradisional, nilai-nilai kearifan lokal dapat digali dan disampaikan sesuai dengan konteks masyarakat. Festival ini lebih menekankan pada upaya untuk andum berkah atas segala karunia terutama atas mulai nampaknya habitus baru dalam kehidupan menggereja maupun dalam kehidupan masyarakat. Festival ini juga dilatarbelakangi oleh banyaknya seni tradisi yang dimiliki Kulon Progo khususnya St. Theresia Brosot yang berakar dari budaya lokal. Mencoba mengangkat dan memfasilitasi orang muda dalam berkesenian tradisional, secara tidak langsung akan mengenalkan orang muda dengan hal-hal baik yang ada dalam seni tradisional, dan karena itu sekarang dianggap kuno, menjadi terpinggirkan oleh arus besar modernitas dan globalisasi dengan budaya.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. instan dan individualismenya. Pelaksanaan festival ini bisa upaya alternatif pengembangan kesenian tradisional melalui talenta-talenta kreatif orang muda. Sebagai orang muda baik jika Orang Muda Katolik ikut terlibat berbagi berkat, memberikan bentuk nyata semangat berbagi kebahagian untuk orang lain, sehingga kehadiran orang muda memiliki daya yang dapat bermanfaat untuk masyarakat, dan dapat membentuk pribadi yang baik dalam diri orang muda sendiri. Pergulatan bersama antar Orang Muda Katolik terjadi didalam masingmasing kelompok, terjadi pergulatan mulai dari merencanakan bentuk dan isi yang akan diangkat hingga persiapan-persiapan pendukung. Meskipun sasaran kegiatan ini adalah Orang Muda Katolik, dalam persiapan dan pelaksanaannya selalu melibatkan banyak pihak di luar OMK, anak-anak, orang tua, saudara yang berbeda keyakinan. Keterlibatan tersebut diwujudkan dalam bermacam-macam bentuk. pertemuan dalam latihan memungkinkan terjadinya interaksi. Mereka dipertemukan dalam wadah kesenian dan menjadikan kesenian tersebut sebagai Roh persaudaraan di antara mereka. Hal ini yang diharapkan kembali menyuburkan budaya guyub rukun, budaya kebersamaan, budaya kerja keras untuk merealisasikan tujuan bersama. Performance yang disuguhkan oleh OMK Rayon Kulon Progo ini ternyata semata-mata tidak hanya memberi nilai hiburan, namun juga menyodorkan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang patut untuk direnungkan. Antusiasme masyarakat untuk menonton festival dari awal hingga akhir, menunjukkan bahwa acara tersebut memang menarik dan bermakna, sehingga festival ini dianggap.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. mampu untuk memberikan bahan pembelajaran yang begitu berharga (Saryanto, 2011: 7).. 2.. Sejarah Terlaksananya Festival Kesenian Tradisional di Gereja Santa Theresia Brosot. a.. Sejarah Terlaksananya Festival Kesenian Tradisional Orang Muda Katolik Rayon Kulon Progo Tahun 2009 – 2017. 1) Sejarah Berdirinya Festival Kesenian Tradisional OMK Rayon Kulon Progo Tahun 2009 oleh Keuskupan Agung Semarang, ditetapkan sebagai tahun kaum muda, dengan berfokus melibatkan orang muda dalam pengembangan umat, yang merupakan lanjutan dari pengembangan keluarga sebagai basis hidup orang beriman serta melibatkan anak dan remaja dalam pengembangan umat. Masa muda adalah masa pembentukan jati diri, dimana seseorang akan menegaskan identitas, kepribadian dan keunikannya. Orang muda juga suka berkelompok, dimana mereka akan membentuk komunitas maupun jaringan. Orang muda selalu gelisah dengan kemapanan, yang akan melahirkan keterlibatan orang muda. Orang muda juga inspiratif, spontan, kokoh dalam prinsip, dinamis, kreatif dan idealis. Dengan momentum tahun 2009 sebagai tahun kaum muda ini, dan untuk menjaga agar spiritualitas paguyuban dan semangat berkomunitas tetap terjaga dan semakin menjadi kerinduan bagi mudika Rayon Kulon Progo. Dengan demikian Orang Muda Katolik merencanakan dan mempersiapkan kegiatan Festival Kesenian Tradisional ini. Hal ini juga menjadi sedikit jawaban dari Orang Muda Katolik atas keprihatinan bahwa budaya lokal semakin terpinggirkan dan tidak lagi menjadi tuan rumah di negeri sendiri..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Orang Muda Katolik (OMK) Rayon Kulon Progo sebagai bagian integral dari umat Allah dan masyarakat tidak lepas dari tanggungjawab untuk mengemban tugas perutusan tersebut. Hal inilah yang mendasari pelaksanaan Festival Kesenian Tradisional Rayon Kulon Progo. Proses berkesenian tradisional menciptakan ruang berinteraksi dengan lingkungannya. Proses berinteraksi di antara orang-orang yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, menumbuhkan pemahaman yang mendalam secara personal dan komunal. Melalui kegiatan ini diharapkan Orang Muda Katolik Rayon Kulon Progo semakin aktif dalam menjaga dan mengembangkan tata kehidupan masyarakat sebagai perwujudan iman. Keprihatinan inilah yang akan diangkat oleh Orang Muda Katolik Rayon Kulon Progo dalam Festival Kesenian Tradisional dari tahun 2009 - 2017. Yang merefleksi atas keprihatinan terhadap pemerosotan martabat manusia dan upaya serta ajaran untuk memperjuangkannya dengan mengantar pada rumusan tematema yang diangkat.. 2.) Arti Festival Kesenian Tradisional Kesenian tradisional adalah budaya rakyat. Budaya rakyat selalu mencerminkan sifat komuniter, sifat kesederajatan antar anggota-anggota komunitas karena muncul dari kebersamaan dalam menanggapi kehidupan. Justru, manusia hanya dapat menuju kepenuhan kemanusiaannya yang sejati melalui kebudayaan, yakni dengan memelihara apa yang serba baik dan bernilai pada kodratnya (Katalog FKT, 2012: 2)..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Kesenian tradisional adalah bagian integral dari sebuah “padang hijau kehidupan” yang sangat luas sebagai pengganti kata kebudayaan. Tanpa kesenian, “padang hijau kehidupan” akan berubah menjadi gurun pasir yang luas dan ganas. Siapapun yang melewatinya, akan cenderung menjadi emosional dan berutal (Katalog FKT, 2011: 3). Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan yang ada hubungannya dengan keindahan. Rasa itu ada dalam batin dan pikiran manusia, demikian juga dengan rasa keindahan itu sendiri. Kesenian memiliki fungsi untuk menyalurkan rasa keindahan yang ada dalam pikiran kita, yang artinya kesenian itu sendiri merupakan proses untuk menciptakan dan mewujudkan rasa kesenangan, kepuasan, bangga dan juga untuk melengkapi sisi batin atau spiritual kehidupan manusia (Katalog FKT, 2011: 15). Kesenian tradisional dalam kehidupan masyarakat dahulu menjadi cara berkomunikasi yang efektif. Kehidupan menjadi sebuah seni yang indah untuk dinikmati bersama. Bahkan kehidupan menjadi ‘seni hidup bersama’ yang merajut kesejahteraan bersama. Masyarakat berkembang menjadi ‘tata tentrem karta raharja, memayu hayuning bawana’. Sungguh suatu gambaran kesejahteraan yang berdimensi luas (Katalog FKT, 2011: 9)..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 3.. Tujuan Festival Kesenian Tradisional Adapun tujuan Festival Kesenian Tradisional sebagai berikut:. 1) Kehadiran orang muda memiliki daya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan dapat membentuk pribadi yang baik dalam diri kaum muda sendiri. 2) Mengembangkan fungsi Gereja yang semakin relevan dan signifikan dalam keterlibatannya di masyarakat melalui aktualisasi dalam kebudayaan tradisional. 3) Seni menjadi media komunikasi lintas agama. 4) Berkesenian sebagai salah satu upaya untuk memelihara dan meningkatkan persatuan diantara kita sebagai makhluk sosial, sekaligus sebagai tempat mengembangkan bakat-bakat pribadi. 5) Festival kesenian tradisional yang digelar oleh Orang Muda Katolik Kulon Progo dapat membawa misi melestarikan dan mengembangkan budaya tradisional sekaligus dapat melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal yang mengedepankan guyup rukun dan gotong royong. 6) Mengembangkan spiritualitas paguyuban dan merealisasikan dalam kegiatan di Gereja dan masyarakat. 7) Memupuk rasa keperdulian dan melestarikan seni tradisional terutama wayang orang dan gamelan. 8) Sarana untuk mengumpulkan dan mengaktifkan anggota mudika. 9) Menjalin relasi dengan warga sekitar yang non Katolik. 10) Menjalin relasi dengan Orang Muda Katolik (OMK) St. Theresia Brosot..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 11) Menjalin keeratan hubungan interpersonal dalam membangun komunitas dan jaringan Orang Muda Katolik (OMK) St. Theresia Brosot.. 4.. Ciri Khas Festival Kesenian Tradisional Ciri khas Festival Kesenian Tradisional Rayon Kulon Progo khususnya di. wilayah St. Theresia Brosot adalah persaudaraan yang erat satu sama lainnya, karena memiliki rasa memiliki satu sama lainnya. Selain itu juga dalam mempersiapkan Festival Kesenian Tradisional, Orang Muda Katolik (OMK) khususnya di St. Theresia Brosot ini untuk pentas di Festival Kesenian Tradisional, hampir setengah dari anggota peserta kesenian Brosot beragama Islam. Hal ini disebabkan kaum muda Katolik di Wilayah St Theresia Brosot hanya 30-an orang. Alhasil orangtua dan anak-anak Wilayah St Theresia Brosot pun dilibatkan dalam persiapan ini sehingga total 70-an personil yang mengikuti Festival Kesenian Tradisional. Meskipun komunitas ini berlandaskan iman Katolik, anggota yang beragama Islam tidak canggung untuk terlibat. “Rupanya kesenian mampu menghilangkan sekat-sekat sosial dan agama”. Saat latihan maupun pentas, Orang Muda Katolik Brosot selalu mengawali pertemuan dengan doa secara Katolik. Bagi anggota yang beragama Islam juga diminta berdoa sesuai agama mereka. Anggota yang Katolik, ketika latihan tidak segan-segan mengingatkan anggota yang Muslim untuk sholat jika waktunya tiba. Persaudaraan dan toleransi merembet ke dalam kehidupan bermasyarakat. Saat ada anggota yang sakit,.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. pengurus atau anggota lainnya mengunjungi dan memberikan bantuan pengobatan. Persaudaraan semacam inilah menjadi suatu pengikat antara Orang Muda Katolik dengan orang muda non Katolik untuk semakin menumbuhkan semangat persaudaraan dan cinta kasih.. 5.. Manfaat Festival Kesenian Tradisional 1) Bagi OMK: a. Individu - Festival Kesenian Tradisional ini memberikan dampak kerinduan untuk berkumpul satu dengan yang lain. - Festival Kesenian Tradisional ini menimbulkan dampak perkembangan pribadi yang makin meningkat antara lain: pengalaman bergaul yang lebih luas, kepercayaan diri yang makin meningkat, rasa tanggungjawab yang makin besar dalam keterlibatannya di Festival Kesenian Tradisional ini, secara iman tentu iman mereka makin militan terhadap kekatolikan yang makin kuat, pengalaman proses yang menarik ini dapat membangun karakter personal.. b. Komunal - Munculnya kelompok-kelompok berkesenian diantara OMK dalam lingkup Paroki, maupun Wilayah masing-masing..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. - Memberikan stimulus untuk berkegiatan dan mengembangkan kegiatan di masing-masing Paroki dan Wilayah. - Pengalaman berorganisasi yang makin baik mampu diterapkan di Lingkungan Paroki, Wilayah, dan kemasyarakatan sosial.. 2) Bagi Gereja a. Kepercayaan publik terhadap OMK dan Gereja makin meningkat. b. Mengembangkan spiritualitas paguyuban dan merealisasikan dalam kegiatan di Gereja dan masyarakat. c. Semakin relevan dan signifikannya kehadiran dan peran serta Gereja di masyarakat melalui ajang Festival Kesenian Tradisional ini.. 3) Bagi Masyarakat a. Mengobati. kerinduan. masyarakat. terhadap. tampilan. kesenian. tradisional di tengah maraknya tampilan kesenian modern. b. Menjadi media komunikasi dan interaksi antar masyarakat. c. Terjalinnya komunikasi antar umat beragama baik dari penampilan, panitia, yang berasal dari berbagai masyarakat lintas iman.. 6.. Visi dan Misi Festival Kesenian Tradisional a) Visi :. Menggali, Menumbuh kembangkan, dan Melestarikan kesenian tradisional Kulon Progo.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. b) Misi :. 1. Menumbuhkan, mengangkat minat generasi muda agar peduli dengan seni tradisional yang ada Kulon Progo. 2. Mengembangkan,melestarikan seni tradisional yang sudah ada, menjaga agar tidak punah dan mampu bersaing ditengah carut-marut kesenian moderen. 3. Memperkenalkan kepada masyarakat luas, khususnya kepada generasi muda yang sudah mengasingkan kesenian tradisional di Kulon Progo.. 7.. Nilai-nilai yang diperjuangkan a. Pengembangan Paguyuban Iman Nilai yang diperjuangkan oleh Festival Kesenian Tradisional adalah. berlatih untuk hidup menjemaat dengan umat serta bermasyarakat. Kegiatan Festival Kesenian Tradisional juga mengantar orang untuk masuk dalam kehidupan umat serta seterusnya. Orang Muda Katolik perlu sejak awal merasakan bahwa mereka merupakan bagian dari umat. Iman mereka merupakan bagian dari iman seluruh umat beriman. Mereka mengalami bahwa mereka bukan hanya obyek, tetapi juga subyek dalam kehidupan umat (Nota Pastoral, 2008: 30). Festival Kesenian Tradisional menjadi tempat di mana Orang Muda Katolik berlatih untuk hidup bersama dengan orang yang seiman, berlatih menjadi pribadi yang sosial dengan komunitas yang ada, dengan begitu Orang Muda Katolik menjadi pribadi yang tangguh dalam komunio Gereja..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. b. Toleransi Agama Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam masyarakat plural memberikan ketangguhan dan jiwa sosial bagi penggiat Festival Kesenian Tradisional. Festival Kesenian Tradisional menjadi bagian dalam masyarakat berjuang untuk menjadi pribadi yang berpengaruh dalam masyarakat. Banyak kasus yang telah terjadi bahwa orang muda menjadi bagian dari masyarakat dengan diadakannya Festival Kesenian Tradisional yang mengangkat berbagai masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat, mengadakan dialog persaudaraan lintas iman, mengadakan aksi untuk pelestarian lingkungan hidup seperti gerakan penghijauan, bersih lingkungan, bersih desa dan acara-acara yang lain (Saryanto, 2010: 4). Festival Kesenian Tradisional menjadi salah satu wujud dari Nota Pastoral 2008, bagaimana paguyuban Festival Kesenian Tradisional ini menjadi tempat keterlibatan dalam upaya Gereja untuk berdialog dengan mereka yang berkeyakinan lain. Paguyuban iman Orang Muda Katolik (Festival Kesenian Tradisional) dapat berjejaring dengan paguyuban-paguyuban serupa baik yang berasal dari Gereja-Gereja Kristen lain maupun dari agama-agama lain. Melalui perjumpaan semacam itulah, Orang Muda Katolik terlibat dalam pembangunan umat yang terbuka terhadap umat beriman lain (2008: 38).. c. Ekologi Upaya untuk mengikuti Yesus yang mewartakan Kerajaan Allah terkait pula dengan upaya melestarikan keutuhan ciptaan alam semesta yang diciptakan baik oleh Allah rusak oleh keserakahan manusia. Bila dosa manusia merupakan.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. akar dari kehancuran ciptaan, penebusan manusia dari kuasa dosa juga menjadi pemulihan keutuhan ciptaan. Manusia yang dipulihkan martabatnya sebagai “gambaran dan rupa Allah” (Kej. 1: 27) bertugas menghadirkan kembali penyelenggaraan Allah atas keutuhan ciptaan (Nota Pastoral KAS, 2008: 42). Sejak awal Orang Muda Katolik dapat dilibatkan dalam upaya melestarikan keutuhan ciptaan. Keterlibatan ini dapat diwujudkan dengan memperkenalkan Orang Muda Katolik pada bahaya pemanasan global dan perlunya menjaga keutuhan ciptaan, maupun dengan mengajak Orang Muda Katolik melakukan karya konkrit seperti kegiatan Festival Kesenian Tradisional ini yang mengangkat tema lingkungan alam sekitar, dan permasalahanpermasalahan yang sedang dihadapi di tengah masyarakat,dll. Melalui keterlibatan kecil itulah, Orang Muda Katolik dilibatkan dalam upaya Gereja menampilkan Kerajaan Allah dengan melestarikan keutuhan ciptaan (Nota Pastoral KAS, 2008: 43).. d. Penguatan Seni Budaya Lokal Festival Kesenian Tradisional sebagai paguyuban menjadi contoh yang baik untuk penguatan seni budaya lokal. Pendampingan dan pewartaan dilakukan oleh komunitas ini dengan cara menggunakan apa yang ada di sekitarnya. Konsep penggunaan apa yang ada di sekitarnya ini juga mencakup seni budaya lokal. Dengan prinsip lokalitas, maka seni budaya semakin diperkuat dengan kehadiran Festival Kesenian Tradisional sebagai paguyuban iman yang melestarikan budaya lokal..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. e. Tanggung Jawab Sebagai Anggota Gereja Sesuai dengan Nota Pastoral KAS tahun 2008, paguyuban Orang Muda Katolik baik jika dilibatkan dalam kegiatan menggereja secara umum. Keikutsertaan Orang Muda Katolik dalam kehidupan umat ini dapat dimulai dari keterlibatan di lingkungan maupun dalam perayaan liturgi Gereja, seperti ambil bagian sebagai putra-putri altar, lektor, anggota koor, pembawa persembahan, dan petugas lainnya (2008: 30). Berdasarkan Nota Pastoral KAS tersebut Festival Kesenian Tradisional di St. Theresia Brosot mencoba untuk melibatkan Orang Muda Katolik dalam kegiatan liturgi dengan menjadwal tugas koor, lektor, mazmur, dirigen, misdinar, dan petugas yang lain. Orang Muda Katolik juga diberikan kesempatan untuk mengisi acara di berbagai kegiatan umat. Kegiatan liturgi yang diikuti juga tidak hanya terbatas dalam lingkungan atau wilayahnya saja tetapi Orang Muda Katolik juga mendapatkan kesempatan untuk bertukar tempat dalam melambungkan pujian. Paroki juga memberikan kesempatan yang lebih luas lagi dengan memberi dukungan kepada Orang Muda Katolik dalam kegiatan Festival Kesenian Tradisional ini.. f. Identitas iman Festival kesenian tradisional di St. Theresia Brosot sebagai paguyuban bagi Orang Muda Katolik memberikan dampak yang positif. Orang Muda Katolik menjadi tangguh dalam iman Katolik dan merasa bangga menjadi orang yang beriman Katolik. Festival kesenian tradisional juga membawa Orang Muda.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Katolik pada penghayatan misteri kehadiran Kristus secara lebih mendalam lewat kegiatan yang kreatif dan berbeda.. 8.Fleksibilitas Festival Kesenian Tradisional Festival Kesenian Tradisional sebagai paguyuban juga menjadi sebuah trobosan baru bagi proses pendampingan iman. Paguyuban yang selalu mengembangkan dirinya sebagai komunitas Katolik sekaligus juga dapat menjadi media pewartaan bagi Gereja untuk memberitahukan kepada seluruh dunia jika Kristus adalah penyelamat. Festival Kesenian Tradisional sebagai paguyuban umat beriman juga bisa menjadi paguyuban milik masyarakat di mana Festival Kesenian Tradisional berdiri.. C. Orang Muda Katolik (OMK) sebagai Pelopor Festival Kesenian Tradisional Orang Muda Katolik merupakan tulang punggung Gereja pada masa depan. Hidup dan berkembangnya orang muda adalah tanggung jawab pokok Gereja. Kaum muda berkemampuan dalam menanggapi pengaruh perubahan zaman dengan cepat. Sayangnya dalam diri kaum muda belum terdapat sebuah filter atau sebuah saringan yang berguna untuk membedakan budaya yang berpengaruh positif dan negatif. Orang Jawa mengatakan jika manusia adalah tempatnya kesalahan, maka hendaklah berteguh dalam iman agar tidak terseret pada budaya yang negatif. Hal tersebut memprihatinkan, jika kaum muda tidak beriman kuat sehingga dapat terseret pada budaya yang melenceng dari iman. Lemahnya iman akan membuat kaum muda kehilangan identitas kekatolikannya..

Gambar

Tabel  1.  Penghayatan  Peserta  Festival  Kesenian  Tradisional  terhadap  Hidup  Menggereja di Wilayah St
Tabel  2.  Peranan  Festival  Kesenian  Tradisional  Rayon  Kulon  Progo  sebagai  Sarana Hidup Menggereja di Wilayah St
Tabel 3. Faktor Pendukung, Penghambat dan Harapan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang dilakukan oleh Fazlur Rahman, yang memandang latar belakang ayat dan kondisi sosial yang melingkupi masyarakat Mekkah ketika Al-Qur’an diturunkan sebagai sesuatu

Maka dengan adanya otonomi daerah tersebut pemerintah DPRD kabupaten Malang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dengan membentuk perda tentang

Mencari wawasan konsumen (consumer insight) melalui consumer journey terhadap salah satu contoh target audience yang ditetapkan untuk mendapatkan point of contact,

Film dokumenter juga menjadi salah satu solusi dalam menyampaikan kembali makna dan ajaran pendidikan Ki Hadjar Dewantara sehingga dapat memberi informasi lebih

Peserta yang berbadan Usaha harus memiliki Surat Izin Usaha (SIUP) Non Kecil/menengah yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan bergerak pada bidang/sub bidang bibit

Panjang hipotenusa segitiga siku-siku adalah 30 cm, jika panjang salah satu sisinya 18 cm, maka panjang sisi lainnya adalah ….. Perhatikan segitiga PQR pada gambar

Maka dari itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan taraf

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh sisa anggaran, pendapatan asli daerah, dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal Bidang Pendidikan,