• Tidak ada hasil yang ditemukan

Domain Kognitif-Experiensial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Domain Kognitif-Experiensial"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Domain Kognitif-Experiensial

Mata Kuliah Psikologi Kepribadian II

Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA 2021/2022

(2)

Domain Kognitif-Eksperiensial

Domain ini menekankan pada pemahaman tentang persepsi, pikiran, perasaan, keinginan, dan pengalaman sadar seseorang. Fokus domain ini adalah memahami pengalaman, terutama dari sudut pandang orang

tersebut.

Satu pengalaman seseorang terkait dengan pengalaman kognitifnya:

apa yang mereka rasakan dan perhatikan, bagaimana mereka

menafsirkan peristiwa dalam hidup mereka, dan tujuan serta strategi dan rencana mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan di

masa depan

(3)

Topik-topik Kognitif dalam Kepribadian

Setiap orang berbeda satu sama lain dalam memproses informasi. Setiap orang

berbeda dalam mempersepsi dan berpikir, dan menggunakan strategi yang berbeda pula dalam menyelesaikan masalah dalam hidupnya.

(4)

Pada 4 Februari 1999, terjadi kasus penembakan thd Mr Diallo, 22 tahun, imigaran dari Afrika Barat, oleh 4 aparat polisi yg sedang berpatroli di daerah Bronx, New York. Diduga sebagai pelaku

kejahatan bersenjata, polisi menembakkan total 41 peluru, 19 di antaranya mengenai Mr Diallo, membunuhnya hampir seketika.

Ketika petugas mendekati tubuh Mr Diallo, mereka menemukan dia tidak memegang pistol, tapi dompet.

(5)

• Kognisi, istilah umum yang mengacu pada kesadaran dan pemikiran, serta untuk tindakan mental tertentu seperti mengamati, memperhatikan,

menafsirkan, mengingat, meyakini, menilai, memutuskan, dan mengantisipasi.

• Personalizing cognition – fakta dipersonalisasi

• Objectifying cognition – fakta diobjektivikasi

• Pemrosesan informasi, transformasi input sensorik menjadi representasi mental

• Tiga tingkatan kognisi:

1. Persepsi - proses menentukan tatanan pada informasi yang diambil

oleh organ indera kita

2. Interpretasi - memahami, menjelaskan, dan memberi makna

berbagai peristiwa di dunia

3. Tujuan sadar - standar yang dikembangkan orang untuk mengevaluasi

diri mereka sendiri dan orang lain

(6)

Mengungkap Kepribadian dari Persepsi – Field dependence/independence

• Orang dg field dependence cenderung bergantung pada informasi sosial dan sering meminta pendapat orang lain. Mereka memperhatikan isyarat sosial dan berorientasi pada orang lain. Mereka menunjukkan minat yang kuat pada orang lain, lebih suka untuk dekat secara fisik dengan orang lain, tertarik pada situasi sosial, dan rukun dengan orang lain.

• Orang dg field independence lbh otonom dan menampilkan orientasi yg lebih impersonal atau terpisah terhadap orang lain. Mereka tidak terlalu tertarik dengan pendapat orang lain, menjaga jarak dari orang lain, dan menunjukkan preferensi pada situasi non-sosial.

• Pilihan dari jurusan di perguruan tinggi : siswa dg field independence

cenderung menyukai ilmu alam, matematika, dan teknik, sedangkan siswa

yang field dependence cenderung menyukai ilmu sosial dan pendidikan

(7)

Partisipan duduk di ruangan yang gelap dan diinstruksikan untuk melihat

tongkat bercahaya yang dikelilingi oleh bingkai persegi, yang juga bercahaya.

Eksperimenter dapat mengatur

kemiringan tongkat, bingkai, dan kursi partisipan. Tugas partisipan adalah

menyetel tongkat dengan memutar tombol, sehingga tongkat benar-benar tegak. Untuk melakukan ini secara

akurat, partisipan harus mengabaikan bingkai persegi yang mengelilingi

tongkat, yang dimiringkan oleh

eksperimenter.

(8)

Mengungkap Kepribadian dari Persepsi – Pain Tolerance & Sensation Reducing

• Orang mengalami stimulus fisik yg sama (misal, disuntik dokter) ttp bereaksi sgt berbeda satu sama lain dlm hal rasa sakit yg mereka alami

• Orang dengan toleransi nyeri yg rendah memiliki sistem syaraf yg memperkuat, atau menambah, dampak

subjektif dari stimulasi sensorik. Sebaliknya, orang yg bisa mentolerir rasa sakit dg baik memiliki sistem syaraf yg meredam, atau mengurangi, efek stimulasi sensorik

• Reducer/augmenter theory: Orang-orang berbeda dlm reaksi mereka thd rangsangan sensorik; bbrp

mengurangi stimulasi sensorik, bbrp lainnya meningkatkan stimulasi.

• Reducer~sensation seeking; augmenter~sensation avoiding

• Reducer lbh banyak minum kopi, merokok, konsumsi obat2 terlarang, lbh suka mendengar musik keras dibanding augmenter

(9)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Interpretasi - Kelly’s Personal Construct Theory

• Orang termotivasi untuk memahami

lingkungan sekitar mereka dan untuk dapat memprediksi apa yg akan terjadi pada mereka dalam waktu dekat.

• Orang mencari penjelasan untuk peristiwa dalam hidup mereka dengan cara yang sama seperti ilmuwan mencari penjelasan untuk fenomena di laboratorium.

• Construct - serangkaian pengamatan dan menyampaikan maknanya dari pengamatan tersebut.

• Personal constructs – Konstruk yang digunakan seseorang secara rutin untuk menafsirkan dan memprediksi peristiwa

• Apa yg cenderung Anda perhatikan saat pertama kali bertemu dengan seseorang?

(orang pintar – atletis – kaya – hangat – menarik – dsb)

• Semua konstruk bersifat bipolar (pintar-tidak pintar, atletis-tidak atletis, hangat-dingin, dst)

(10)

Mengungkap

Kepribadian berdasarkan Interpretasi – Locus of control

• Terkait persepsi seseorang ttg tanggung jawab peristiwa2 dlm hidupnya, apakah menempatkan tanggung jawab itu scr internal (dlm diri mereka sendiri) atau scr eksternal (takdir, keberuntungan, atau kebetulan). Dimulai pd 1950-an oleh psikolog Julian Rotter

• Orang belajar karena penguatan. Pembelajaran juga tergantung pd sejauh mana org tersebut mengharapkan penguatan –bhwa mendapat hadiah berada di bawah kendali mereka.

• Generalized expectancies – Harapan seseorang thd penguatan bertahan dlm berbagai situasi. Ketika orang menghadapi situasi baru, mereka mendasarkan harapan pada apa yg akan terjadi pd harapan umum mereka

tentang apakah mereka memiliki kemampuan untuk memengaruhi situasi. Jika seorang umumnya percaya bahwa dia tdk dpt berbuat banyak dlm mempengaruhi suatu peristiwa, maka dlm situasi baru, dia akan memiliki harapan yg digeneralisasi bhw sesuatu berada di luar

kendalinya.

• Harapan yg digeneralisasi bhw peristiwa berada di luar kendali seseorang – lokus kontrol eksternal. Harapan yg digeneralisasi bhw peristiwa berada di bawah kendali seseorang – lokus kontrol internal

(11)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Interpretasi – Learned Helplessness

• Ketidakberdayaan yg dipelajari dari pengalaman

• Dimulai ketika psikolog Martin Seligman meneliti teori belajar sosial dg membuat anjing terkena strum pada kakinya dan tidak bisa melepaskan diri. Pengalaman ini membuat anjing tidak berusaha melepaskan diri saat ditempatkan pada situasi yg hampir sama

namun sebenarnya bisa melepaskan diri.

• Dalam kehidupan nyata,

ketidakberdayaan yg dipelajari dpt terjadi setiap kali orang terjebak dalam situasi yg tidak

menyenangkan yg tampaknya di luar kendali mereka.

• Learned optimism.

(12)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Tujuan

• Ini terkait apa yg orang

pandang berharga untuk

dikejar dlm hidup, serta

jenis perilaku yg mereka

perbuat untuk mencapai

keinginannya itu

(13)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Tujuan – Personal Projects Analysis

• Personal project: Serangkaian tindakan yg relevan yg dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang dipilih

• Secara alamiah dapat memahami cara kerja kepribadian karena mencerminkan bagaimana orang menghadapi dan menjalani kehidupan sehari-hari

• Kebanyakan orang mampu membuat daftar proyek penting yang mereka kerjakan dalam kesehariannya seperti menurunkan berat badan, melakukan pekerjaan rumah, mencari teman baru, dsb

• Kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang terkait dengan perasaan mampu mengendalikan proyek pribadi, merasa tidak tertekan

tentang proyek tersebut, dan optimis bahwa proyek tsb akan sukses.

(14)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Tujuan –Cognitive Social Learning Theory

• Pendekatan yang menekankan pada proses kognitif dan sosial dimana orang belajar menghargai dan berjuang untuk tujuan tertentu dari orang lain

• Efikasi Diri (Albert Bandura) – Keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan tindakan tertentu untuk mencapai tujuan

• Mahasiswa dg efikasi diri yg tinggi ttg studi mereka cenderung lebih gigih dalam tugas2 akademis dan berprestasi lebih baik dibandingkan mahasiswa dg efikasi diri rendah

• Penting ada pada seseorang saat memulai suatu tugas

• Efikasi diri juga dapat dipengaruhi oleh pemodelan, dengan melihat orang lain menjalankan tugas dg hasil positif

(15)

Mengungkap Kepribadian

berdasarkan Tujuan –Cognitive Social Learning Theory (2)

• Theory of Mastery Orientation (Carol Dweck) – Keyakinan orang ttg hakikat kecerdasan memiliki pengaruh yang signifikan pada cara mereka mendekati tugas intelektual yang menantang. Siswa yang memandang kecerdasan mereka sebagai karakteristik internal yang tidak dapat diubah dan tetap cenderung

menghindar dari tantangan akademis, sedangkan siswa yang percaya bahwa kecerdasannya dapat ditingkatkan

melalui usaha dan ketekunan justru mencari tantangan akademis

• Mindset tetap dan mindset berkembang

• Berpengaruh terhadap bagaimana cara

(16)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Tujuan –

Cognitive Social Learning Theory (3)

• Theory of Regulatory Focus (Tory Higgins) – Orang mengatur perilaku yg diarahkan pd tujuan dalam dua cara berbeda.

• Pertama disebut fokus promosi, di mana orang memandang penting kemajuan,

pertumbuhan, dan pencapaian. Perilaku dg fokus promosi ditandai dg antusiasme dan upaya mengejar prestasi/keunggulan.

• Kedua disebut fokus pencegahan, di mana orang peduli dg perlindungan,

keselamatan, dan pencegahan thd

kegagalan. Perilaku dg fokus pencegahan ditandai dg kewaspadaan, kehati-hatian, dan upaya mencegah hasil yg buruk.

• Fokus promosi~ekstraversi, aktivasi perilaku

• Fokus pencegahan~neurotisisme,

penghindaran thd bahaya, impulsivitas

(17)

Mengungkap Kepribadian berdasarkan Tujuan –Cognitive Social Learning Theory (4)

• Cognitive-Affective Personality System (CAPS, Walter Mischel) - kepribadian bukan sebagai kumpulan sifat, tetapi sebagai organisasi kognitif dan aktivitas afektif yang memengaruhi cara orang menanggapi jenis situasi tertentu.

Perbedaan dalam cara mengorganisasi proses kognitif dan afektif membuat orang berbeda satu sama lain.

• Proses kognitif dan afektif ini terdiri dari aktivitas mental seperti konstrual (bagaimana seseorang memandang situasi), tujuan, harapan, keyakinan, dan perasaan, pengaturan diri, kemampuan, rencana, dan strategi.

• Misal, jika situasi menimbulkan frustrasi (misal, terhalang dari tujuan), dan

seseorang punya sistem kognitif-afektif tertentu (misal, harapan yang tinggi untuk sukses, keyakinan bahwa agresi diperbolehkan untuk mendapatkan apa yang

diinginkan), maka dia mungkin merespons dg permusuhan. Jadi, bukan orang agresif akan jadi agresif dalam semua situasi (pandangan trait) tetapi orang yang agresif peka terhadap jenis situasi tertentu (misalnya, frustrasi), dan baru setelah itu mereka akan berperilaku agresif. “if . . . then . . .” propositions.

(18)

Inteligence

• Achievement view of intelligence – pencapaian pendidikan, seberapa banyak pengetahuan yg seseorang telah peroleh secara relatif terhadap orang lain dalam kelompok usianya

• Aptitude view of intelligence – kemampuan untuk menjadi terpelajar, sebagai

kemampuan atau bakat untuk belajar. Pengukuran kecerdasan tradisional, yang disebut tes IQ menggunakan pandangan bakat ini

• Pada awal studi ttg kecerdasan, kebanyakan psikolog memandang intelegensi seperti sifat, sebagai properti individu. Dan individu dianggap berbeda satu sama lain

bergantung pada seberapa besar kecerdasan yang mereka miliki. Bahkan, kecerdasan dianggap sebagai faktor tunggal yang luas — general intelligence

• Gardner mengartikan intelegensi secara lebih luas. Intelegensi - penerapan keterampilan kognitif dan pengetahuan untuk memecahkan masalah, belajar, dan mencapai tujuan yang dihargai oleh individu dan budaya. Multiple intelligence – 7 jenis kecerdasan

• Cultural context of intelligence – perilaku intelegensi yg berbeda2 antarbudaya. Orang Minang pintar berdagang, orang Jawa pintar bergaul, orang Bugis pintar berlayar, dsb.

(19)

Emosi dan Kepribadian

Orang yang berbeda akan berbeda pula reaksi emosionalnya terhadap peristiwa yang sama, dan memahami bagaimana dan mengapa orang berbeda dalam reaksi emosional mereka adalah bagian dari pemahaman kepribadian

(20)

Tiga komponen emosi

1. Emosi memiliki perasaan subjektif yang berbeda yg diasosiasikan dengannya. Emosi takut – cemas, bingung, panik

2. Emosi disertai dengan perubahan tubuh, sebagian besar di sistem saraf, dan ini menghasilkan perubahan terkait pernapasan, detak jantung, ketegangan otot, kimia darah, dan ekspresi wajah dan tubuh

3. Emosi disertai dengan kecenderungan tindakan yang berbeda, atau

peningkatan dalam kemungkinan perilaku tertentu. Emosi takut –

lari atau melawan

(21)

Isu2 dalam Penelitian tentang Emosi

1. Emotional States Versus Emotional Traits

• Emotional States – Emosi bersifat sementara. Lebih bergantung pada situasi seseorang daripada pada orang tertentu. Emosi memiliki penyebab spesifik dan biasanya berasal dari luar orang tersebut (sesuatu terjadi di lingkungan). Misal, seorang pria marah karena dia diperlakukan tidak adil.

• Emotional Traits – Emosi untuk menggambarkan disposisi, karakteristik sifat emosional.

Pola reaksi emosional yang dimiliki seseorang secara konsisten di berbagai situasi kehidupan. Misal, seseorang disebut pemarah karena menunjukkan emosi tersebut dalam berbagai situasi.

2. Categorical Versus Dimensional Approach to Emotion

• Pendekatan kategorikal – emosi dipandang sebagai sejumlah kecil emosi utama/primer dan berbeda2 (marah, sedih, cemas dll)

• Pendekatan dimensional – emosi dipandang sebagai dimensi yang luas dari pengalaman (misalnya, dimensi mulai dari menyenangkan hingga tidak menyenangkan)

(22)
(23)
(24)

Content Versus Style of Emotional Traits

• Content – jenis emosi spesifik yang dialami seseorang sepanjang waktu. Terkait emosi apa.

• Emosi menyenangkan : bahagia

• Emosi tidak menyenangkan: cemas, depresi, marah

• Style – cara merasakan emosi. Terkait bagaimana.

• Intensitas afek: seberapa tinggi/rendah orang mengalami emosi dan bereaksi terhadapnya. Tinggi: mengalami emosi yg kuat, reaktif, dan bervariasi.

• Intensitas afek yg tinggi~mood variability: sering mengalami fluktuasi emosi sepanjang waktu

• Bagi orang dg intensitas afek tinggi, peristiwa baik yg sebenarnya biasa saja (mendapat pujian dari dosen) dinilai sangat baik. Sebaliknya, peristiwa buruk yg sebenarnya biasa saja (kehilangan pena kesayangan) dinilai sangat buruk.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penurunan indeks harga yang diterima pada kelompok pembentuk subsektor perikanan lebih disebabkan penurunan yang dalam yang terjadi pada indeks perikanan tangkap

hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR dan FACR secara bersama-sama

UNICEF atau yang dikenal United Nations International Children’s Emergency Fund merupakan organisasi yang didirikan oleh majelis umum pada tanggal 11 desember 1946 untuk membantu

Terlepas dari kemungkinan terbatasnya fasilitas belajar berupa buku-buku dan lingkungan belajar yang belum memadai untuk mendukung pembelajaran bahasa Inggris bagi

Tindak pidana pengguguran dan pembunuhan kandungan yang dilakukan oleh orang lain yang mempunyai kualitas tertentu, yaitu dokter, bidan, atau juru obat baik yang

Gambar 2.1 Metode perancangan untuk proses manufaktur Perkiraan biaya-biaya manufaktur Mengurangi biaya-biaya komponen Mengurangi biaya-biaya penunjang produksi Mengurangi

Logo dapat membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain, produk yang satu dengan yang lain...