10 .BAB II
Kajian Pustaka A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis untuk dapat melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang dapat digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dan memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Penelusuran penelitian ini dapat dilakukan bertujuan untuk digunakan sebagai bahan perbandingan pada penelitian ini supaya tidak terjadi adanya plagiasi, Adapun hasil penelitian terdahulu yang masih memiliki alur yang sejalan dengan penelitian penulis, yakni sebagai berikut :
1) Penelitian atas nama Anik Nafiatus Sholikhah (2018) mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiya Dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negri Surakarta tahun 2018, dengan judul
“Pembelajaran Fiqih Wanita Haid Dan Istikhadhoh Menggunakan Kitab Ianatun Nisa’ Di Pondok Pesantren Al-Ma’ruf Bandungsari, Ngaringan, Grobongan Tahun Pelajaran 2017/2018”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskripstif. Skripsi ini menjelaskan tentang beberapa problema haid dan istikhadhoh yang harus di pahami oleh santri. Bahwa masih banyak santri yang merasa kebingungan dalam membedakan antara darah haid dan istihadhoh sebab pembahasan fiqih wanita ini
11
sangatlah rumit. Selain itu pada lokasi penelitian tersebut di pondok pesantren lebih mengutamakan madzhab As-Syafi’I dibandingkan madzhab yang lainnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pembelajaran fiqih wanita yang menggunakan kitab Ianatun Nisa’.
Dapat dikatakan faham jika para santri sudah mempelajari bab tersebut sebanyak tiga tahun ataupun empat tahun lamanya.
2) Penelitian atas nama Chomariyah (2018) mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negri ( IAIN ) Ponorogo, dengan judul
“Implementasi Kegiatan Diklat Fiqih Wanita Dalam Meningkatkan Pemahaman Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Putri Darul Huda Mayak”. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif, akan tetapi pada objek penelitian ini membahas fiqih ibadah pula tiga aspek aqidah, akhlaq dan mu’amalah bisa disebut ibadah mahdlah seperti:
shalat, puasa zakat, haji. Maka dari itu perlu adanya pembekalan diklat praktek fiqih kewanitaan yang mengupas tuntas tentang fiqih kewanitaan agar dapat mengarahkan dan membina santri melaksanakan kegiatan dengan baik sehingga harapan orang tua dan pengasuh dapat tercapai, dalam penelitian diatas tersebut program fiqih wanita masuk dalam kegiatan diklat yang dilakukan ketika penerimaan siswa baru, sehingga pelaksanaanya hanya dilakukan ketika masa orientasi baru sehingga dapat memenambah wawasan sehingga mampu memperluas cakrawala keilmuan tentang wanita.
12
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat.
3) Penelitian atas nama Vina Miftahul Jannah (2018) mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul “Kajian Keputrian (Fiqih Nisaa) Dan Pengembangan Sikap Siswi SMK Muhammadiyah Prambanan Yogyakarta”. Harapan dalam penelitian ini mewujudkan dari visi dan pencetak sumber daya manusia yang berakhlak mulia, professional, berwawasan global.
Pembahasan pada penelitian ini bukan hanya pada keputrian saja akan tetapi pada fiqih nisaa’ dan sikap siswi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini jenis penelitian kualitatif yang dijadikan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, kepercayaan, presepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Pendekatan yang digunakan fenomenologi melihat suatu peristiwa tidak secara parsial, lepas dari konteks sosial, karena satu fenomena yang sama dalam situasi yang berbeda, akan pula memiliki makna yang berbeda.
4) Penelitian atas nama Kholifah,(Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomer 1, April 2016). Mahasiswa Univeritas Djuanda Bogor, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan
13
Ilmu Pendidikan. Tujuan dari penelitian ini agar pelajar putri dapat mengetahui dan memahami kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslimah terutama bagi mereka yang sudah baligh. Pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitiannya Study Kasus (Case Study). Teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumntasi. Proses pendidikan kputrian dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui beberapa tahap, diantaranya yaitu a) Mencari materi dari beberapa sumber, b) Penyampaian materi c) Praktek, d) Implementasi. Implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan penelitian serupa tentang pendidikan keputrian dalam pembentukan kepribadian wanita muslimah, baik itu lembaga pendidikan formal maupun non formal agar tercipta sikap terampil yang terus melekat pada diri seorang wanita muslimah.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap penelitian yang ada di atas yaitu sama-sama menggunakan kegiatan keputrian. Sedangkan penelitiannya yaitu terlihat jelas pada tujuan penelitian, jenis penelitian, dan metode penelitian, dan juga daerah yang berbeda maka akan terlihat pada perbedaan dari segi tempat objek penelitian, serta permasalahan yang dihadapi dalam permasalahan dilokasi penelitian yang kemungkinan besar juga akan mendapatkan hasil penelitian yang berbeda pula. Sedangkan dalam penelitian yang penulis ajukan, bertujuan dapat mengetahui
14
pelaksanaan program keputrian dalam meningkatkan pengetahuan fiqih wanita di SMAN 1 Gending.
B. Tinjauan Pustaka 1. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian, mengarahkan atau mendayagunakan tenaga kerja, memanfaatkan fasilitas yang ada, memotivasi bawahan sehingga bekerja dengan sungguh-sungguh, demi tercaainya tujuan organisasi. Pelaksanaan program memiliki beberapa langkah sebagai berikut. (Aminatus, 2014:125-145).
1) Pembukaan
Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai pelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal agar mereka memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.
a) Pembinaan keakraban
Pembinaan keakraban merupakan upaya yang harus dilakukan guru untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif dan mempersiapkan siswa memasuki proses persiapan penyampaian materi.
15 b) Pretes
Pretes merupakan tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar atau pembentukan kompetensi dimulai, sebagai pijakan terhadap kemampuan peserta didik terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) Pembentukan kompetensi
Pembentukan kompetensi siswa merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencangkup penyampaian informasi tentang materi pokok atau materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi siswa, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai berikut:
a) Ranah kognitif
Ranah kognitif yaitu yang berhubungan dengan intelektual dan kemampuan berfikir seperti mengingat dan memecahkan masalah.
1) Pertanyaan lisan merupakan pertanyaan yang diajukan langsung oleh guru. Pertanyaan lisan digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa dari kompetensi dasar tertentu.
2) Tes objektif
Tes ini bisa menggunakan tes berbentuk dengan pertanyaan- pertanyaan yang diberikan.
16
b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi, dua komponen afektif, untuk mengukur minat dan sikap siswa.
c) Ranah psikomotorik berguna untuk mengukur keterampilan dalam pembelajaran. Tes pada ranah psikomotorik dapat berupa tes tulis, tes simulai.
3) Penutup
Penutup merupakan bagian yang dilakukan guru untuk mengakhiri pembelajaran. Dalam kegiatan penutup, guru berupaya mengetahui pembentukan kompetensi dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari sekaligus mengakhiri kegiatan pembelajaran. Meninjau kembali pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru dapat dilakukan dengan cara merangkum materi pokok, evaluasi untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dilakukan, tidak lanjut perlu diberikan oleh guru agar tejadi pemantapan pada diri siswa terhadap pembentukan kompetensi dasar dan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. Program Keputrian
a. Pengertian program keputrian
Program dapat didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi
17
berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi didalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekolompok orang (Suharmi & Cepi: 210:4). Sedangkan keputrian adalah pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan wanita/remaja putri, masa-masa perkembangan maupun beberapa masalah penting remaja putri.
Dari pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan pengertian program keputrian ini adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sasarannya ialah kaum perempuan yang dilakukan terus menerus, atau dapat dikatakan dengan suatu program kegiatan yang dilakukan berkelanjutan tidak hanya dilakukan sekali.
Jika tidak dilaksanakan ada hal yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, misalnya dalam kegiatan sekolah libur ataupun ada kegiatan sekolah yang tidak bisa di tinggalkan.
Program keputrian merupakan sarana atau wadah berkumpulnya muslimah (remaja putri) untuk menambah pengetahuan ilmu agama dan pemahaman mengenai kemuslimahan. Dengan manajemen yang baik dan profesional yang rutin dilaksanakan. Pelaksanaan program keputrian dilaksanakan diluar jam sekolah, dan siswi diberi materi, untuk mengetahui tentang kedudukan, kewajiban dan hak wanita menurut Islam, akhlak atau pribadi seorang perempuan, emansipasi kesetaraan dan fiqih wanita.
18 b. Perencanaan program keputrian
Menurut Hadari Nawawi, perencanaan adalah menyusun langka- langka-langka penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan (Majid, 2008: 16).
Perencanaan sebagai suatu proses kegiatan pemikiran yang sistematis mengenai apa yang diinginkan dan akan dicapai dalam program keputrian, kegiatan yang akan dilakukan, metode, dan pelaksanaan yang dibutuhkan untuk mencapai kegiatan yang telah dirumuskan secara rasional dan logis serta berorentasi kedepan (Kurniadin dan Machali, 2013: 126). Perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langka dalam proses perencanaan program meliputi hal-hal berikut:
1) Penentuan tujuan
(Ramayulis, 2006: 133), mengatakan tujuan adalah sesuatu yang diharapkan setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.
Tujuan merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan dalam suatu program karena sebagai pondasi dan tolak ukur dalam menjalankan kegiatan.
Secara umum, tujuan instruksional dibedakan menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum ialah perilaku akhir yang diharapkan dapat diperoleh dari proses belajar, latihan atau proses pendidikan. Tujuan instruksional khusus ialah perilaku
19
yang ingin dicapai oleh peserta didik pada waktu proses belajar dilaksanakan.
Pelaksanaan program keputrian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada siswi tentang masalah kewanitaan yang mencangkup masalah pribadi wanita seperti masalah fikih wanita dan kesehatan reproduksi wanita dan kehidupan sehari-hari yang harus dilakukan sebagai wanita sesuai dengan ajaran syariat Islam.
2) Penentuan bahan atau materi
Bahan merupakan sumber belajar bagi peserta didik. Sumber belajar merupakan subtansi yang akan di sampaikan dalam proses belajar mengajar karena tanpa bahan pengajaran proses belajar mengajar tidak berjalan. Melalui bahan pengajaran inilah peserta didik dihantarkan kepada tujuan pembelajaran. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun materi adalah kemanfaatan, alokasi waktu, dan tingkat perkembangan peserta didik.
3) Penentuan metode dan media
Penentuan metode dan media pembelajaran sangat erat hubungannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efesien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar. Dalam hal ini guru di harapkan dapat memilih dan menggunakan berbagai
20
metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
4) Penentuan alokasi waktu
Alokasi pada penjadwalan pelaksanaan program keputrian dengan merencanakan alokasi waktu permingguan, bulanan, dan seterusnya sesuai dengan karakteristik program yang bersangkutan.
Fungsi penjadwalan tersebut dilaksanakan setiap Minggu pada hari Jum’at pukul 11.30-12..30 pada saat siswa laki-laki melaksanakan shalat Jum’at
c. Evaluasi program keputrian
(Sudjana, 2008: 19), mengatakan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang telah di capai oleh program, maka harus melakukan evaluasi. Evaluasi adalah proses menentukan sejauh mana tujuan pendidikan tercapai dan upaya untuk mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program, kegaiatan yang telah dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung atau tidak langsung. Evaluasi secara langsung yaitu kegaiatan dilakukan oleh pengelolah secara tidak melalui pihak lain. Sedangkan evaluasi tidak langsung adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui staf atau pihak lain yang berkaitan dengan tugas para penyelenggara.
Evaluasi mutlak dilakukan dan merupakan kewajiban bagi setiap guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena menjadi salah satu tugas pokok guru adalah mengajar melaksanakan kegiatan
21
evaluasi. Evaluasi dan kegiatan mengajar merupakan satu rangkaian yang sangat erat dimana antara keduanya tidak dapat dipisahkan.
3. Fikih Wanita
Telah dijelaskan, bahwa fikih wanita merupakan kalimat terdiri dari dua kata yaitu fiqih dan wanita, fiqih atau asalnya dari al-Fiqh menurut arti kata ialah pengetahuan, pemikiran atau ilmu. Menurut istilah fikih pemikiran mengenai hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan makhluk lain (Thalib, 2009: 19).
Menurut (Hafizh, 2007: 2), telah dijelaskan, bahwa wanita adalah salah satu makluk ciptaan Allah SWT diantara jutaan makhluk lainnya, diciptakan Allah untuk menemani (kesendirian) pria dan membuatnya mampu merasakan arti kehidupan dengan segala kelembutan, kehalusan, dan kesempurnaan yang terhampar di dalamnya.
Wanita juga madrasah pertama bagi putra-putrinya. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam mengantarkan baik dan tidaknya kepribadian anak. Wanita sekaligus hamba Allah SWT yang dituntut untuk beribadah kepada Allah dengan cara yang benar.
Begitu sempurna dan indahnya ajaran agama Islam yang telah mengembalikan kedudukan wanita sesuai kodrat dan fitrahnya. Islam telah memberikan hak dan kewajibannya sesuai dengan yang dibutuhkannya. Kewajiban secara aqidah tidak ada beda antara laki-
22
laki dan perempuan, keduanya sama-sama mendapatkan kewajiban keimanan dan penghargaan.
Namun disisi lain Allah memberikan tugas-tugas khusus kepada kaum wanita yang tidak dibebankan kepada laki-laki, Allah memberikan tugas kepada mereka untuk hamil, melahirkan, menyusui dan seterusnya. Oleh sebab itu, Allah membentuk fisik mereka sesuai dengan tugasnya, karena adanya tugas-tugas khusus itulah Allah memperlakukan hukum-hukum yang khusus pula, sehingga antara sisi ibadah dan mu’amalah perbedaan hukum antara laki-laki dan perempuan. Dari situlah muncul fiqih yang menjelaskan tentang hukum-hukum yang terkait dengan wanita.
Menurut (Djazuli, 2012: 5), telah dijelaskan, bahwa fiqih secara bahasa yang berarti paham terhadap tujuan seorang pembicara.
Menurut istilah fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara’ yang amaliah (mengenai perbuatan, perilaku) dengan melalaui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihat (peneliti) dan memerlukan wawasan serta perenungan.
Sedangkan menurut (Saifuddin Zuhri 2011: 9), bahwasannya fiqih secara bahasa artinya pengetahuan, pemahaman dan kecakapan tentang ilmu agama Islam karena kemuliaannya. Menurut istilah, fiqih mempunyai dua pengertian, pengertian pertama fiqih adalah pengetahuan (mengetahui) hukum-hukum syara’ tentang perbuatan beserta dalil-dalilnya, sedangkan pengertian yang kedua fiqih adalah
23
kumpulan (kondifikasi) hukum-hukum perbuatan yang disyariatkan dalam Islam.
Dari pengertian diatas pengertian fikih wanita adalah kajian ilmu pengetahuan yang dikhususkan pada wanita yang mempelajari bermacam-macam syari’at dan hukum Islam yang didalamnya membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah kewanitaan.
Jadi, yang dimaksud dari fiqih wanita yaitu pembahasan yang menjelaskan tentang persoalan-persoalan yang berhubungan dengan wanita atau perempuan, seperti halnya haid, istikhadhoh, nifas, dan sebagainya yang membahas tentang wanita. Adapun penelitian ini akan membahas berkaitan langsung tentang persoalan reproduksi wanita.
Ruang lingkup materi fikih secara umum yaitu mengenai masalah ibadah, syariat dan Munakahat. Mencangkup dari thaharah baik thaharah batin, serta bab shalat, zakat, puasa, haji dan munahakat yang meliputi radha’ah, waris dan lainnya (Huzaemah, 2010: 20). Dalam hal ini pembahasan mengenai fikih wanita antara lain tentang haid, nifas, isikadloh, thaharah, kesehatan reproduksi, melahirkan dan adab berhias serta berpakaian penjelasan sebagai berikut:
1) Haid
Haid atau disebut juga menstruasi merupakan kodrat bagi seseorang perempuan yang tidak bisa dihindari. Allah Swt telah menjelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 222:
24
َءاَسِ نلا اوُل ِزَتْعاَف ىًذَأ َوُه ْلُق ۖ ِضي ِح َمْلا ِنَع َكَنوُلَأْسَي َو اَذِإَف ۖ َن ْرُهْطَي ٰىَّت َح َّنُهوُب َرْقَت َلَ َو ۖ ِضي ِح َمْلا يِف ُّب ِحُي َ َّاللَّ َّنِإ ۚ ُ َّاللَّ ُمُك َر َمَأ ُثْي َح ْن ِم َّنُهوُتْأَف َن ْرَّهَطَت
َني ِر ِ هَطَتُمْلا ُّب ِحُي َو َنيِبا َّوَّتلا
Artinya: Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka telah suci cmpurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan meny ukai orang yang menyucikan diri.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata, “ Ayat diatas menjelaskan bahwa haid adalah kotoran dan najis.
Adapun Allah tidak menyukai sesuatu yang kotor tidak suci.
Wanita muslimah yang mengalami proses alami berupa haid, ketika itu ia sedang pada masa kotor (berhadas besar). Secara hukum fikih, orang yang berhadas tidak diizinkan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan ritual ibadah yang telah difardhukan sampai benar-benar telah bersih dan telah bersuci. Kebersihan dari hadast adalah syarat wajib melakukan ibadah (Qomarudin, 2017: 44).
25
Haid menurut syar’i adalah darah yang keluar melalui alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia minimal 9 tahun kurang dari 16 hari kurang sedikit (usia 8 tahun 11 bulan 14 hari lebih sedikit), dan keluar secara alami (tabiat perempuan) bukan disebabkan melahirkan atau penyakit dari Rahim ( LBM PPL, 2003: 15).
Masa sedikitnya darah haid yaitu satu malam atau 24 jam, secara terus menerus sesuai dengan adatnya haid. Masa pada umumnya seseorang perempuan mengeluarkan darah haid yaitu enam atau tujuh malam, sedangkan batas maksimal seseorang perempuan mengeluarkan darah haid yaitu lima belas malam.
Dan apabila diselingi dengan naqo’ (bersih), maka selesai haidnya tidak boleh melebihi batas maksimal 15 hari dan tidak boleh kurang dari masa sedikitnya haid yaitu suatu hari satu malam (24 jam) menurut qaul yang unggul, sedikitnya masa dzuhrun ( suci) bagi seseorang perempuan antara dua haid yaitu
lima belas hari lima belas malam.
Warna darah haid terdiri atas 5 macam diantaranya hitam (warna paling kuat), merah, abu-abu (antara merah dan kuning), kuning keruh antara kuning dan putih. Jika ada cairan yang keluar dari farji wanita tetapi warnanya bukan salah satu warna haid, seperti cairan yang keluar dari fajri wanita tetapi warnanya buka salah satu warna haid, seperti cairan putih yang keluar
26
sebelum dan sesudah haid atau ketika sakit keputihan, maka jelas jika tidak dihukumi darah haid tetapi dihukumi sebagaimana dengan kencing. Jika cairan tersebut keluar terus menerus maka diwajibkan sholat, dengan cara yang diterangkan dalam masalah istikhadlah.
Larangan-larangan perempuan yang dalam keadaan haid, yaitu sebagai berikut:
a) Shalat, Ibnu Mudzir berkata: para ulama’ telah bersepakat untuk menghapuskan kewajiban shalat bagi perempuan yang sedang mengalami haid. Menurut mereka mengqadha’ shalat yang telah ditinggalkan selama haid itu tidak diwajibkan.
b) Puasa, perempuan muslim yang sedang berada dalam masa haid tidak diperkenakan melaksanakan ibadah puasa baik fardhu maupun sunnah. Akan tetapi untuk puasa wajib seperti puasa di bulan Ramadhan boleh ditinggalkan akan tetapi wajib mengqodho’ dilain hari.
c) Diharamkan membaca Al-Qur’an. Dalam kasus ini, ada beberapa perbedaan pendapat dikalangan para ulama’.
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsmaini’
berpendapat bolehnya seseorang wanita haid atau nifas membaca Al-Qur’an sekedarnya (sebatas melihat) karena suatu keperluan sumber hukum atau mengahafal
27
Al-Qur’an karena ia seorang santri atau qari. Namun, jika membacanya secara khidmat dalam rangka mencari pahala ibadah, dianjurkan meninggalkannya sampai bersih dan telah bersuci.
d) Diharamkan menyentuh Al-Qur’an dan menulisnya.
Kebanyakan ulama’ berpendapat bahwa seseorang perempuan yang sedang haid tidak diperbolehkan untuk menyentuh dan membawa Al-Qur’an. Hal ini berdasarkan firman Allah:
(Q.S. Al-Waqi’ah: 79)
نو ُرَّهَطُمْلا َّلَِإ ُهُّسَمَي َلَ
Artinya: Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba- hamba yang disucikan.
Syaikhu-I- Islam Ibn Tamimiyah berkata: Madzahab para imam empat( Abu Hanifah, Malik, Syafi’I, dan Ahmad), bahwasannya tidak boleh menyentuh mushaf kecuali orang yang bersuci.
Tentang wanita haid membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, hal ini adalah masalah kilafah (masalah yang masih ada perbedaan pendapat), dikalangan para ulama’.
Untuk kehati-hatian sebagiannya ia membaca Al-Qur’an kecuali karena dharurah (keterpaksaan). Misalnya, kekhwatiran lupa hafalan.
28
e) Diharamkan masuk ke masjid, dalam hal ini juga terdapat berbagai macam perbedaan pendapat antara para ulama’ sebagaimana masalah-masalah yang disebutkan sebelumnya. Menurut Sayid Khalid Muslih, wanita boleh masuk masjid selama bukan untuk shalat, seperti menghadiri masjlis imu, mendengarkan nasihat para guru, jadi wanita diperbolehkan masuk kemasjid dan melakukan aktivitas selama tidak melakukan shalat.
f) Tawaf, baik fardhu maupun sunnah. Para ulama sepakat bahwa tawaf adalah jenis ibadah yang disamakan dengan shalat, maka pembatal shalat juga berlaku sebagai pembatal tawaf. Jika perempuan melakukan ibadah haji atau umrah, semua rukun ibadah haji dan umroh boleh dilaksanakan kcuali tawaf (wajib ditinggalkan).
g) Diharamkan jima’ (berkumpul suami istri), seperti firman Allah:
(Q.S Al-Baqarah: 222).
َءاَسِ نلا اوُل ِزَتْعاَف ىًذَأ َوُه ْلُق ۖ ِضي ِح َمْلا ِنَع َكَنوُلَأْسَي َو
اَذِإَف ۖ َن ْرُهْطَي ٰىَّت َح َّنُهوُب َرْقَت َلَ َو ۖ ِضي ِح َمْلا يِف
29
ُّب ِحُي َ َّاللَّ َّنِإ ۚ ُ َّاللَّ ُمُك َر َمَأ ُثْي َح ْن ِم َّنُهوُتْأَف َن ْرَّهَطَت َني ِر ِ ه َطَتُمْلا ُّب ِحُي َو َنيِبا َّوَّتلا
h) Diharamkan istimta’ (mencari kenikmatan antara suami istri) antara pusar dan lutut.
i) Dijatuhi talaq, haram melakukan talaq kepada istri yang sedang haid karena pelaksanaan talaq semacam ini disebut talaq bid’ah.
2) Istikhadhah
Setiap perempuan yang mengalami haid pasti akan berbeda-beda antara perempuan satu dengan yang lainnya. Sebab setiap wanita memiliki kebiasaan masing-masing. Pada dasarnya seorang wanita juga harus menghitung masa-masa haid dan masa- masa suci, mengawasinya, mengenali, dan memperhatikannya sehingga ia tidak bercampur adukkan antara darah istikhadhah atau darah kotor karena keduanya memiliki hukum yang berbeda beda.
Istikhadhah adalah darah penyakit yang keluar dari fajri wanita yang tidak sesuai dengan ketentuan haid dan nifas.
Istikhadhah adalah darah yang keluar dari otot yang ada didalam rahim bagian bawah atau mulut rahim dan sekitarnya, serta keluarnya tidak masa-masanya haid (lebih dari lima belas hari) dan masa-masa nifas (lebih dari enam puluh hari).
30
Apabila seseorang mengalami itikhadhah tetap berkewajiban melaksanakan shalat, maka ia wajib memperhatikan 4 perkara dibawah ini:
a) Membasuh fajri dengan membersihkannya jika ada sisa darah atau kotoran yang masih melekat.
b) Menyumbat farji dengan kapas atau yang serupa
Tujuan menyumbat fajri dengan kapas atau yang serupa adalah agar darah tidak sampai menetes keluar, oleh karena itu sumbatannya harus dimasukkan sampai bagian farji yang tidak wajib dibasuhi ketika istinja’ (bagian farji yang tidak kelihatan ketik berjongkok), apabila sumbatannya keluar sampai bagian farji yang wajib dibasuh, maka shalatmya tidak sah, sebab termasuk perkara yang terkena najis.
c) Membalut dengan celana atau pembalut dan sejenisnya.
d) Berwudhu dengan niat “listibahatis sholat”
Orang yang istikhadhah ketika berwudhu wajib niat “listibahatis sholat” karena termasuk dorurat. Kempat perkara tersebut wajib
dilakukan dengan ketentuan sebagai brikut: akan melaksanakan shalat fardhu, sudah masuk waktu shalat, dilakukan dengan tertib, setelah selesai semua, segera langsung melaksanakan shalat.
31 3) Nifas
Nifas adalah darah yang keluar disebabkan melahirkan anak.
Pengertian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa darah yang keluar sebelum melahirkan, dan keluarnya darah bersamaan dengan keluarnya bayi atau yang keluar saat melahirkan sebelumnya ia tidak sedang haid, maka tidak dinamakan darah nifas, tapi dinamakan darah fasad, oleh karena itu orang tersebut tetap wajib melaksanakan shalat dan bila tidak mampu maka ia harus mengqodlo. Namun apabila sebelumnya ia sedang dalam keadaan haid (belum melewati 15 hari 15 malam), maka darah itu dinamakan darah haid, karena menurut Imam Syafi’I orang hamil bisa haid. Ketentuan darah nifas paling sedikit setetes (ladhotan), masa maksimalnya 60 hari 60 malam, dan pada umumnya 40 hari 40 malam.
Bagi perempuan yang nifas menjalankan perkara yang diharamkan bagi perempuan yang sedang haid, seperti shalat, puasa, melakukan sujud tilawah dan sujud syukur, membaca Al- Qur’an dan lain sebagainya. Sedangkan dalam puasa juga haram melaksanakannya bagi perempuan yang sedang nifas. Jika sedang berpuasa datang nifas maka wajib berbuka dan membatalkannya, tetapi juga wajib mengqodho’ bagi puasa ramadhan dihari lainnya.
Seorang perempuan yang darah nifasnya masih keluar tidak boleh
32
mandi wiladah, jadi mandi wiladahnya bersamaan dengan mandi nifas setelah masa nifasnya selesai atau darahnya sudah berhenti.
4) Thaharah
Thaharah dalam tinjauan bahasa adalah bersih. Sedangkan dalam pengertian syara’ thaharah bermakna suatu pekerjaan yang menjadi sebab diperbolehkan melaksanakan sholat atau ibadah lainnya, yang disyaratkan suci dari hadast maupun najis. Thaharah merupakan ciri terpenting dalam Islam, yang berati bersih atau sucinya seseorang wanita muslimah secara lahir maupun batin.
Islam menuntut wanita muslimah untuk membersihkan hatinya dari syirik, dengki dan iri hati. Wanita muslimah juga diwajibkan untuk mensucikan badan dan pakaian serta tempat shalatnya dari najis yang bersifat lahir.
Thaharah dibagi menjadi dua yaitu thaharah lahiriyah dan thaharah hukmiyah. Thaharah lahirinya atau disebut suci dari najis, meliputi kebersihan tubuh, pakaian dan tempat shalat dari segala sesuatu yang najis (yang dianggap kotor oleh agama), membersihkannya dengan cara menghilangkan najis ataupun kotoran tersebut dengan air. Sedangkan thaharah hukmiyah atau disebut suci dari hadast, baik hadast bsar atau kecil. Hadast kecil yaitu menyebakan seseorang harus wudhu’ misalnya karena kentut, buang air kecil ataupun air besar. Hadast besar ialah suatu kondisi
33
yang menyebabkan seseorang harus mandi wajib, misalnya karena haid dan nifas cara membersihkannya sebagai berikut:
a) Wudhu
Secara etimologis wudhu menunjukkan kepada aktifitas pengguaan air yang dialirkan pada anggota tubuh tertentu.
Wudhu disyaratkan bagi orang yang hendak melaksanakan shalat dan menjadi salah satu syarat sahnya shalat. Rukun- rukun wudhu ada enam sebagai berikut:
1. Niat.
2. Membasuh seluruh wajah.
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku.
4. Mengusap sebagian rambut kepala.
5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki.
6. Tertib b) Mandi
Secara bahasa mandi adalah mengalirkan air segala sesuatu secara mutlak. Sedangkan secara istilah mengalirkan air keseluruh tubuh disertai dengan niat. Hal- hal yang mewajibkan mandi adalah bersenggama, inzanul mani (keluar sperma), haid, nifas, melahirkan dan meninggal dunia (Isnatin, 2016:15).
34 Rukun-rukun mandi yaitu:
1. Membaca niat
2. Meratakan air keseluruh tubuh dan termasuk bagian tubuh yang harus terkena air adalah teliga, pusar, semua rambut, kulit kepala, bagian kelamin yang belum dikhitan, serta kuku.
Hendaknya orang yang madi meneliti bagian tubuhnya. Terutama lipatan-lipatan tubuh, hal ini demi memastikan bahwa air telah sampai pada seluruh bagian tubuh.
c) Tayamum
Telah diketahu bahwa wudhu merupakan syarat sahnya shalat, tahwaf, memegang dan membaca Al-Qur’an, wudhu hanya bisa dilakukan dengan air, hanya saja kadang manusia sulit menggunakan air karena tidak adanya air, jauhnya air, atau sakit yang menghalangi untuk menggunakan air, maka diantara kemudahan dan toleransi Islam adalah mensyariatkan tayamum dengan debu yang suci, sebagai anti dari wudhu atau mandi sehingga seorang muslim tidak terhalang dai barokahnya ibadah. Rukun- rukun tayamum ada 4 dianataranya:
a) Niat
b) Mengusap wajah
35
c) Mengusap kedua tangan sampai siku-siku.
d) Tertib.
Bersuci dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan air dan debu. Macam-macam air ada diantaranya:
1) Air mutlak, ialah air yang suci dan mensucikan. Yaitu air yang masih murni dan tidak tercampuri oleh sesuatu (najis). Yang termasuk air mutlak ialah, air hujan, air salju, air es, air laut, air zam-zam dan air sumur, air yang masih tetap walaupun berubah karena tercampur dengan sesuatu yang sulit dihindari, seperti tanah, debu atau sebab lain seperti kejatuhan daun, kayu atau mengalir ditempat yang asin, mengandung belerang, yang dikarenakan setiap air dapat disebut air mutlak boleh dipakai untuk beruci.
2) Air yang suci tidak mensucikan, ialah air bersih dan suci yang telah tercampur dengan suatu zat suci sedemikian rupa sehingga warnanya atau baunya dan rasanya akan berubah sehingga tidak dapat disebut dengan air mutlak.
Contohnya air the, air kopi, air seperti itu walaupun suci namum tidak mensucikan yakni tidak sah untuk menghilangkan hadast dan najis.
3) Air musta’mal adalah air sedikit yang telah terpisah dari basuhan anggota tubuh orang yang berwudhu atau mandi
36
wajib, atau telah terpisah dari badan, pakaian dan pada tempat yang terkena najis.
4) Air yang terkena najis, ada dua bagian yaitu air yang sedikit (kurang dari dua kolah) yang menjadi mutanajjis sebab kejatuhan najis, walaupun najis itu sedikit dan tidak merubah sifat air. Dan air yang banyak (air dua kolah atau lebih) yang menjadi mutanajjis sebab kejatuhan najis yang bisa berubah sifat-sifatnya air baik warna, rasa ataupun baunya. Cara membersihkannya dengan seseorang berwudhu, mandi dan tayamum.
5) Kesehatan Reproduksi.
a) Pengertian kesehatan reproduksi
Kesehatan bersal dari bahasa Arab shihhah. Ia adalah bentuk mashdar dari kata kerja shahha, yashihhu, shihhah. Artinya hilangnya penyakit (dzahaba maradhuhu) atau tidak adanya penyakit dalam tubuh (‘adam I’tilal al-jism wa salamatuhu) atau terlepas dari segala cacat (bari’a wa salimamin kulli’aib). Sehat adalah suatu keadaan yang tidak terlepas pada hal-hal yang mengenai jasmani (fisik) yang tidak berpenyakit, tetapi mengenai mental jiwa, dan akal yang baik, bersih, dan utuh, serta brbagai hal lain diluarnya yang dapat mengganggu kesehatan orang (Husein, 2001: 93-94).
37
Agama Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap masalah kesehatan dalam artinya luas. Bahkan, dapat dikatakan bahwa seluruh ajaran Islam diarahkan dalam rangka mewujudkan kehidupan manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, secara personal maupun sosial, yang sehat secara jasmani dan rohani. Sebab kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Pada zaman sekarang ini pergaulan remaja terasa semakin bebas, baik dalam cinta maupun seksual. Oleh karena itu, dampak- dampak yang ditimbulkan juga semakin luas seperti kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi, penyakit kelamin bahkan mengakibatkan penyakit HIV/AIDS. Melihat itu semua, adalah kewajiban semua pihak untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap persoalan ini guna melindungi kesehatan reproduksi perempuan secara lebih dini, kesehatan yang dijaga secara baik sejak orang yang menginjak masa remaja, akan memungkinkan dia dapat menjalankan fungsi repsroduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.
b) Fungsi kesehatan reproduksi
Fungsi memahamkan kesehatan reproduksi diantaranya adalah mengenal bagian-bagian tubuh dan organ-organ reproduksinya, sehingga para remaja dapat berperilaku secara
38
tanggung jawab dalam menjaga tubuh dan orang reproduksinya, memahami fungsi dan perkembangan organ reproduksinya secara benar, sehingga menjadikan remaja lebih berhati-hati dalam merawat, menjaga dan melindungi organ reproduksinya, memahami perubahan fisik dan psikisnya, mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah, dengan memelihara dan memahami masalah kesehatan reproduksi (Hasyim, 2019).
c) Organ reproduksi wanita
Organ reproduksi merupakan bagian tubuh seseorang yang digunakan untuk menjalankan reprosuksi. Orang reproduksi wanita sebagai berikut:
a. Ovarium adalah organ reproduksi yang berfungsi mengeluarkan sel telur.
b. Tuba falopi berfungsi menyalurkan sel telur setelah keluar dari indung telur dan tempat terjadinya pembuahan.
c. Uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tempat calon bayi.
d. Vagina adalah lubang tempat masuknya sel sperma pada saat bersenggama. Vagina merupakan jalan keluarnya darah saat haid dan janin yang akan dikeluarkan.
e. Hymen merupakan lapisan tipis yang berada di dalam liang kemaluan.
39
f. Bibir kemaluan adalah bagian luar yang memiliki banyak pembuluh darah.
g. Klitoris adalah organ reproduksi yang memiliki tingkat kepekaan terhadap rangsangan yang sangat tinggi karena tersusun dari banyak pembuluh darah.
h. Saluran kemih yang berguna untuk mengeluarkan air kencing dan terletak diantara klitoris dan mulut vagina.
d) Melahirkan
Melahirkan adalah proses melahirkan seorang bayi dari kandungan. Adapun minimal masa kehamilan dalam melahirkan adalah enam bulan lebih sedikit (waktu jima’ dan melahirkan). Masa itu terhitung mulai waktu yang digunakan suami istri bersetubuh setalah akad nikah, sedangkan pada umumnya masa hamil adalah 9 bulan. Dan paling lama adalah empat tahun. Bulan yang dibuat ukuran minimal dan umumnya adalah masa hamil adalah 30 hari, tidak memakai bulan penanggalan. Sedangkan bulan yang dibuat ukuran maksimal masa hamil adalah bulan penanggalan.
Kesunahan-kesunahan saat kelahiran bayi yaitu sebelum dimandikan, disunnahkan diadzani pada teliga sebelah kanan dan diiqomathi disebelah kiri, diberi nama yang baik, pada hari ketujuh kelahiran, diaqiqahi dengan menyembelih dua ekor kambing untuk bayi laki-laki dan satu ekor untuk bayi
40
perempuan, mencukur rambut bayi pada hari ketujuh, kemudian disunnahkan bershodaqoh emas atau perak seberat rambut yang dicukur ataupun nilai krusnya.
e) Adab berpakian dan berhias wanita
Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bagaimana seharusnya bagaimana perempuan dalam berpakaian dan berhias. Seperti firman Allah Swt Dalam surah (An-nur ayat 31).
َنْظَف ْحَي َو َّنِه ِراَصْبَأ ْن ِم َنْضُضْغَي ِتاَن ِم ْؤُمْلِل ْلُق َو ۖ اَهْن ِم َرَهَظ اَم َّلَِإ َّن ُهَتَني ِز َني ِدْبُي َلَ َو َّنُه َجو ُرُف َّنُهَتَني ِز َنيِدْبُي َلَ َو ۖ َّنِهِبوُيُج ٰىَلَع َّنِه ِرُمُخِب َنْب ِرْضَيْل َو ْوَأ َّن ِهِئاَنْبَأ ْوَأ َّن ِهِتَلوُعُب ِءاَبآ ْوَأ َّن ِهِئاَبآ ْوَأ َّن ِهِتَلوُعُبِل َّلَِإ يِنَب ْوَأ َّن ِهِنا َو ْخِإ يِن َب ْوَأ َّن ِهِنا َو ْخِإ ْوَأ َّنِهِتَلوُعُب ِءاَنْبَأ َني ِعِباَّتلا ِوَأ َّنُهُناَمْيَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأ َّنِهِئاَسِن ْوَأ َّن ِهِتا َو َخَأ ْمَل َني ِذَّلا ِلْف ِ طلا ِوَأ ِلا َج ِ رلا َن ِم ِةَب ْر ِ ْلْا يِلوُأ ِرْيَغ َّن ِه ِلُج ْرَأِب َنْب ِر ْضَي َلَ َو ۖ ِءاَسِ نلا ِتا َر ْوَع ٰىَلَع او ُرَهْظَي َهُّيَأ اًعي ِم َج ِ َّاللَّ ىَلِإ اوُبوُت َو ۚ َّنِهِتَني ِز ْن ِم َنيِف ْخُي اَم َمَلْعُيِل
َنو ُحِلْفُت ْمُكَّلَعَل َنوُن ِم ْؤُمْلا
Artinya: Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
41
kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra- putra mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengatakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa perempuan diperintahkan menutup aurat dalam berpakaian. Diantaranya syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika berpakaian seorang muslimah sebagai berikut:
a) Berukuran panjang dan dapat menutupi seluruh badan, kecuali muka dan telapak tangan.
b) Tidak tipis sehingga tidak tampak bagian yang dibawah.
42
c) Lebar sehingga tubuh tidak bisa terlihat pada lekukan tubuhnya.
d) Tidak terlalu menarik perhatian.
e) Tidak berparfum.
f) Tidak serupa dengan baju pria.
Di dalam berhias wanita diperbolehkan memakai perhiasan dari emas, perak dan barang berharga lainnya.
Namun didalamnya memakai perhiasan wanita tidak boleh menampakkan perhiasan yang dimilikinya dan tidak diperbolehkan memakai perhiasan yang berlebihan.
4. Tujuan Program Keputrian
Program keputrian bertujuan agar pelajar putri dapat mengetahui dan memahami kewajiban seorang muslimah terutama bagi mereka yang sudah baligh. Maka tujuan program keputrian sebagai seorang muslimah adalah:
1) Menggenakan hijab syar’i dengan cara menutup seluruh tubuh dengan pakaian yang longgar yang tidak menggambarkan lekuk tubuhnya sesuai dengan syariat Islam.
2) Menundukkan pandangan matanya.
3) Tidak bercampur baur dengan kaum laki-laki.
4) Tidak berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahram.
5) Mengetahui cara bersuci dari haid.
43
6) Tidak boleh berduan atau berkhalwat dengan lelaki yang bukan mahram.
7) Tidak boleh bercampur dengan suami ketika haid.
8) Tidak boleh shalat dan puasa selama haid, dan tidak perlu di qadha’ shalat yang ditinggalkan selama haid, tetapi harus mengqadha puasa ramadhan yang ditinggalkan.
Dengan demikian tujuan keputrian sebagai sarana untuk mengetahui kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang muslimah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.
5. Metode Pada Kegiatan Program Keputrian a. Metode Ceramah
Metode ceramah atau metode khotbah, yaitu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau suatu kelompok. Metode ceramah menjadi metode belajar yang paling banyak digunakan di sekolah-sekolah karena memiliki keistimewaan, dan biaya murah. Menyampaian materi di kelas besar dengan kapasititas peserta didik banyak dalam waktu yang sama bisa maksimal, dan mudah untuk di ulang jika dibutuhkan. Bahan ceramah disiapkan dengan baik, disajikan secara sistematis sehingga dapat menghemat waktu belajar siswa (Fatoni, 2004: 111-113).
44
Sedangkan menurut (Zainal Aqib dan Murtadlo 2006: 38), telah dijelaskan, bahwasa metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada peserta didik atau khlayak ramai. Metode ceramah merupakan teknik pengajaran yang dilakukan oleh pendidik secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication). Metode ini di pandang paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya tangkap peserta didik. Secara umum metode pembelajaran ceramah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relative besar.
Jadi yang di maksud dengan metode ceramah ialah penyampaian materi pada peserta didik, bukan hanya penyampaian materi saja, akan tetapi metode ceramah sebagai pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat ditengah pelajaran. Pada metode ceramah penyampaian materinya bisa dalam kelas kecil ataupun besar sebab tidak ada batasan kapasitas peserta jika menggunakan metode ceramah, begitu pula dapat menghemat waktu. Metode ceramah ini berdialog pada satu arah, sehingga siswa lebih terfokus untuk mendengarkan dan memahami apa yang di sampaikan oleh pemateri.
45 b. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab yaitu penyampaian teknik materi atau bahan pelajaran dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulasi dan jawaban-jawaban sebagai pengarah aktivitas belajar. Pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau siswa misalnya guru bertanya siswa menjawab atau sebaliknya siswa bertanya guru memberikan jawaban. Keistimewaan dari metode tanya jawab ialah memungkinkan dapat membagun hubungan komunikasi yang baik antara siswa dan guru dapat meningkatkan motivasi belajar, menumbuhkan rasa harga diri (Ahmadi, 2004:
182).
Sedangkan menurut (Zainal Aqib dan Murtadlo, 2006: 38), mengatakan bahwa metode tanya jawab merupakan cara yang ditempuh oleh pendidik dalam rangka pembelajaran yang bersifat aktif individual dengan mengakibatkan terjadinya komunikasi secara langung yang bersifat to way traffic, antara pendidik dan peserta didik, atau semua peserta didik. Jadi metode tanya jawab cara penyampaian pelajaran oleh pendidik dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan peserta didik untuk menjawab.
Di samping itu, dapat pula diatur pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan peserta didik lalu dijawab oleh peserta didik lainnya atau dari peserta didik kepada pendidik. Metode ini
46
dimaksud untuk merangsang peserta didik dalam berfikir abstrak dan kompleks serta jawaban atas pertanyaan tersebut diharapkan tidak bersifat tunggal atau mutlak adanya,namun pertanyaan- pertanyaan yang di sampaikan mengandung alternative dan penafsiran yang berbeda-beda.