• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis isi peneliti akan menemukan hasil dari isi pesan yang disampaikan oleh media

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis isi peneliti akan menemukan hasil dari isi pesan yang disampaikan oleh media"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Tipe Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah analisis isi. Dengan menggunakan metode analisis isi peneliti akan menemukan hasil dari isi pesan yang disampaikan oleh media massa, karena analisis isi mencakup tahapanxkhusus dalam proses data ilmiah. Krippendorff mengungkapkanxanalisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan yang dapatxditiru danxsahih data dengan memperhatikanxkonteksnya. Sedangkan, Barelson mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak (manifest).1 Walizer dan Wienir telah mendefinisikan analisis isi sebagai sebuah prosedur yang sistematis yang dirancang untuk menguji isi dari informasi yang terekam.2

Tipe penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatanxkuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dapat mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlakuxatau sedang terjadi. Dalam penelitian ini tidak menguji hipotesis, tetapi hanya mendeskripsikanxinformasi yang saat ini berlaku sesuai denganxvariabel yang diteliti oleh peneliti atau untuk menentukan frekuensi suatu gejala yang terjadi di masyarakat.3 Penelitianxkuantitatif merupakan proses untuk menemukan pengetahuan yangxmenggunakan data, berupaxangkaxsebagaixalat untukxmenemukan

1 Klaus Krippendorff, Op.cit., h.15-16.

2 Roger D.Wimmer dan Joseph R. Dominick, Mass Media Research: An Introduction, Wadsworth Publishing Company, Belmont, h.138.

3 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakjarya,2013), h.38.

(2)

keteranganxmengenaixapaxyang inginxkitaxketahui.4 Penelitianxini fokus pada pesan moral dalam tayangan drama komedi Malang Melintang oleh Malang Strudel.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup peneletian ini adalah drama komedi Malang Melintang yang memiliki 24 episode dan dibatasi oleh penulis menjadi 10 episode yakni episode 2,4,6,7,9,10,13,17,19, dan 20 yaitu yang dianggap memiliki kandungan unsur pesan moral yang paling banyak di dalamnya. Kemudian difokuskan pada setiap scene yang berupa adegan di mana setiap scene akan diambil dan dimasukkan ke dalam pesan moral berdasarkan kategorisasi. Kategorisasi pesan moral dalam drama komedi ini adalah semua hal yang menyangkut moralitas dari segi keagamaan, kemanusiaan, dan nila-nilai ajaran.

3.3. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah scene. Dalam penentuan scene peneliti melihat langsung dan mengamati drama komedi ini dengan memilih scene yang memiliki kandungan pesan moral dalam tayangan drama komedi Malang Melintang oleh Malang Strudel yang akanxdijelaskan oleh penelitixmelalui audio visual.

3.4. Satuan Ukur

Satuanxukur merupakan seuatu alat yang digunkanxoleh peneliti untukxmengukur. Satuanxukur yangxdigunakan dalamxpenelitian ini adalah durasi, dari kemunculan kategorisasixpesan moral yang telahxditentukan olehxpeneliti yang terdapatxpadaxsetiap kemunculan scene film drama komedi Malang Melintang dengan hitungan detik.

4 Ibid, h.37.

(3)

3.6. Teknik Pengumpulan Data 1. DataxPrimer

Dataxutama yang akan penelitixperoleh dari objek penelitian dengan caraxmengamati dan menganalisis drama komedi Malang Melintang. Data tersebut dilihat melalui akun YouTube channel Malang Strudel.

2. DataxSekunder

Dataxpendukung yang penenlitixperoleh dari surat kabar,xbuku,xmajalah,xsurat kabar danxinternet yang bisa digunakanxsebagai referensixpenunjang untukxkajian pustaka.

3.7. Teknik Perolehan Data

Langkah pertama yang dilakukan untuk mendapatkan data penelitian yaitu dengan melihat dan mengamati drama komedi Malang Melintang untuk memperolehxdata yang berupa audioxdan visualxyang terdapat pada setiapxscene yang mengandungxpesan moral. Selanjutnya untukxmempermudahxpengkategorisasi, maka akanxdibuatxlembar koding kemudian data dimasukan ke dalam table distribusi frekuensi untuk mempermudah perhitungan dan mengetahui banyaknya frekuensi kemunculan pada masing-masing kategori. Berikut ini adalah table koding dan table distribusi frekuensi yang telah dibuat oleh peneliti:

Tabel 3.1 Lembar Koding

Kategori Pesan Moral EP SC KETERANGAN

DURASI

KATEGORI Pesan Moral

Agama

Pesan Moral Sosial Pesan Moral Psikoligi A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 C5

(4)

Data diolah oleh peneliti Keterangan:

A1: Beribadah C1: Berusaha Menjadi yang terbaik

A2: Memberi Nasehat untuk Berbuat Baik C2: Sabar

A3: Bersyukur C3: Percaya Diri

B1: Kepedulian C4: Memiliki sifat pemimpin

B2: Kebersamaan C5: Bertanggung jawab

B3: Saling Menghargai B4: Musyawawah

Tabel 3.2 Lembar koding

Kategori Sasaran Pesan Moral EP SC KETERANGAN

DURASI

KATEGORI Masyarakat Umum

A1 A2

Data diolah oleh peneliti Keterangan:

A1: Dewasa A2: Anak-anak

Tabel 3.3

Tabel Distribusi Frekuensi Kategori Pesan Moral

Tabel 3.4

Tabel Distribusi Frekuensi Sasaran Pesan Moral Sumber Data Kategorisasi Jumlah Pesan Moral Agama

Pesan Moral Sosial Pesan Moral Psikologi A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 C5 Peneliti Koder M EA EA2

(5)

Sumber Data Kategorisasi Jumlah Masyarakat Umum A1 A2 Peneliti Koder EA EA2

Dari table frekuensi distribusi di antas, selanjutnya akan dilakukan Analisa deskriptif, peneliti akan melakukan perhitungan presentase dari populasi angka indeks untuk memberikan penjelasan deskriptif mengenai pesan moral yang terdapat dalam tayangan drama komedi Malang Melintang.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi. Teknik analisis isi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi kemunculan tiap kategori. Data kuantitatif dalam table dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis distribusi presentase yang berdasarkan kategori beserta indikator, kemudian data yang mengenai pesan moral yang terkandung pada drama komedi Malang Melintang diinterpretasikan dengan menggunakan rumusan masalah serta tujuan penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan.

3.9. Uji Keabsahan Data

3.9.1. Uji Reabilitas dan Uji Validitas

Kategorisasi dalam analisis isi adalah suatu instrumen pengumpulan data. Fungsinya identik dengan kuisioner dalam survey.5 Agar objektif, kategorisasixyang dibuat peneliti,

(6)

maka sebaiknya menggunakan uji reabilitas supaya memiliki standar yang teruji. Peneliti menggunakan dua koder, di mama koder tersebutxmerupakan anak ilmu komunikasi yang mempunyai kemampuan danxmemahami analisisxisi. Dalamxuji readibilitasxkategorisasi, di sinixpeneliti menggunakanxsistemxkoding. PenelitiXdibantu oleh dua orangXkoder untukXmengukur ketepatanXpenilaianXpenelitiXterhadapXunsur-unsur pesanXmoral pada drama komedi Malang Melintang. Sistemxinixperlu bagixpenelitixuntukxmelakukan sebuah analisis dalamxscene drama komedi diperlukan pemikiranxsubyektif, sehinggaxuntuk menyamakn subyektifitas tersebut diperlukan suatu perbandingan. Dengan hasil pemikiran peneliti dibandingkan dengan pemikiran orang lain yang ditunjuk oleh peneliti sebagai koder.

Berdasarakanxstruktur kategorisasixataupun indikatorxunit analisis yang telah ditetapkanxolehxpeneliti, coder dimintaxuntuk menilaixdata dan memberikanxtandaxpada tabelxkoding. Hasil pengkodingan oleh duaxkoder tersebut dalam lembar kerja koding dikumpulkanxkemudiandihitung. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai koder adalah peneliti sendiri sebagai peneliti, coder 1 adalah Lusiana Rizky dan Ofi Hidayat S.I.Kom sebagai coder 2.

1. Lusyana Rizky

Lusyana Rizky, coder 1 merupakan anak FISIP UMM angkatan 2014 jurusan Ilmu Komunikasi yang saat ini sedang mengerjakan tugas akhir skripsi dengan menggunakan teknik analisis isi yang serupa dengan teknik analisis yang digunakan oleh peneliti. Hal tersebut membuat peneliti memilih coder 1 dalam penelitian ini.

2. Ofi Hidayat S.I.Kom

Ofi Hidayat S.I.Kom, coder 2 merupakan alumni FISIP UMM angkatan 2011 jurusan Ilmu Komunikasi yang saat ini sedang melanjutkan S2 di UB yang punya pengalam

(7)

mengisi lembar coder penelitian. Hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk memilih coder 2.

Definisi batas kategori dengan memberikan pengertian dan pelatihan terhadap koder untuk mencapai reabilitas yang diisyaratkan. Sehingga reabilitas antar koder bisa diukur dengan menggunakan rumus Ole R. Holsty untuk menghitung kesepakatan dari hasil penelitian para koder peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

C.R

x

=

2M

N1+N2

Keteranganx:

CR = CoefisienxReability

Mx = Jumlahxpertanyaanxyangxdisetujui olehxduaxpengkodingxdanxperiset N1.N2x= Jumlahxpertanyaanxyangxdiberi kodexolehxpengkodingxdanxperiset

Selanjutnyaxberdasarkanxkesepakatanxdanxhasilxpenelitianxdixatasxuntuk memperkuatxhasilnya, makaxdigunakan rumusxScottxsebagaixberikut:

𝑝𝑖

𝑥

=

(% 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑𝑥𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 − % 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑𝑥𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡)

(

1−% 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑𝑥𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡

)

Keteranganx:

Pix = Nilaixketerandalan

ObservedxAgreement = Presentasexpersetujuan yangxdigunakan darixpernyataan yang disetujuixantaraxpengkodex (yaituxnilaixC.R).

(8)

Expected Agreement = Presentase persetujuan yang diharapkan, yaitu jumlah proporsi dari pesan yang dikuadratkan.

Dengan menunjukkan formula yang ditemukan oleh Holsty untuk menguji reabilitas ada perlunya hitungan terhadap tingkat kesepakatan mencapai 0,75 atau lebih, maka data yang diperoleh dinyatakan valid. Tetapi, sebaliknya jika tingkat kesepakatan tidak mencapai 0,75 maka kategori operasionalnya perlu dibuat lebih spesifik lagi dengan kata lain kategorisasi yang dibuat belum mencapai tingkat kepercayaan.6

Sedangkan, uji validitas merupakan alat ukur yang mempunyai validitas yang tinggi. Validitas berkaitan dengan alat ukur yang dipakai secara tepat untuk mengukur konsep yang ingin diukur. Artinya, uji validitas adalah bentuk pengukuran untuk menunjukkan kevalidan atau kesahihan instrumen. Instrumen yang valid yaitu yang memiliki validitas yang tinggi, sedangkan validitas yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah.7 Mengukur validitas lebih sulit dibandingkan dengan mengukur reabilitias. Menentukan apakah alat ukur yang digunakan reliabel atau tidak, lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan memastikan apakah alat ukur valid. Hal ini karena dalam pengukuran reabilitas, persetujuan para coder (rater) dapat diberikan skor dan dapat dihitung. Dari angka itu dapat dikategorisasikan apakah alat ukur mempunyai reabilitas yang tinggi, sedang, ataukah rendah. Berbeda dengan validias, tidak dapat diberikan skor atau angka.8 Validitas sangat penting dalam analisis isi. Hal ini karena istrumen dalam analisis isi didasarkan pada alat ukur yang dipakai. Jika alat ukur yang dipakai salah, dapat

6 Ibid.

7 Eriyanto, op.cit,. h.259 8 Ibid., h.274

(9)

dipastikan temuan-temuan yang dihasilkan juga tidak dapat dipercaya. Validitas memastikan apakah alat ukur yang dipakai oleh peneliti sahih (valid) dan dapat menjamin bahwa temuan-temuan yang dihasilkan dari penelitian yang tepat. Validitas juga dikatan sebagai “kualitas hasil penelitian yang membawa seseorang untuk meyakini bahwa fakta-fakta yang ada tidak dapat ditentang. Validitas menjamin bahwa temuan-temuan penelitian (analisis isi) harus diambil secara serius dalam membangun teori-teori ilmiah atau membuat keputusan mengenai masalah-masalah praktis”.9

9 Ibid., h.529

Gambar

Tabel 3.1                                                         Lembar Koding
Tabel 3.2                           Lembar koding

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan kelompok menggunakan metode investigasi kelompok dalam penelitian ini adalah satuan layanan bimbingan yang dikembangkan untuk melatih siswa terlibat aktif

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII di MTs NU Nurul Ulum Jekulo Kudus ....

Identifikasi Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat Dalam Implementasi Strategi Pemasaran Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif Pada BSI KC Kudus Ahmad Yani 2

Jika medan magnet 0,015 T yang dililiti kumparan dengan garis medan sejajar batang kayu tiba-tiba dihilangkan, maka jumlah muatan listrik yang

KONFIGURASI HORIZONTAL LOGO PERBANAS INSTITUTE adalah simbol utama dalam identitas visual dan harus digunakan menyertai materi publikasi seperti brosur, kartu nama, surat-

Syarif Hidayatullah Wonopringgo Pekalongan tahun pelajaran 2015 (Variabel Y), peneliti menggunakan metode angket yang dibagikan pada responden yang berjumlah 18

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Penjelasan Satuan Penanggung jawab Persentase Penanganan Limbah B3 Jumlah pelaku usaha yang berkomitmen dibagi. jumlah pelaku usaha

Akan diperlihatkan bahwa perubahan fluks induksi magnet yang menembus suatu loop kawat terhadap waktu menyebabkan timbulnya gaya gerak listrik pada loop