• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BFI FINANCE DI KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI. Oleh AMBO TUO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BFI FINANCE DI KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI. Oleh AMBO TUO NIM"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Oleh AMBO TUO NIM 105721129316

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BFI

FINANCE DI KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Oleh AMBO TUO NIM 105721129316

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

iii

JL. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal :”Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Pengukuran Kinerja Pada PT. BFI Finance Di Kabupaten Bulukumba”

Nama Mahasiswa : Ambo Tuo No. Stambuk/NIM : 105721129316 Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, diperiksa dan diujikan di depan Panitia Penguji Skripsi Stara Satu (S1) pada hari minggu, tanggal 28 Februari 2021 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 28 Februari 2021 Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr.Agus Salim Harrang, SE, MM. Muh. Nur Rasyid, SE, MM.

NIDN : 0911115701 NIDN : 0927078201

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Manajemen,

Ismail Rasulong, SE., MM. Muh. Nur Rasyid, SE, MM.

NBM: 1085 576 NBM: 1085576

(4)

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas Nama AMBO TUO, NIM 105721129316, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0001./SK-Y/61201/091004/2021 M, Pada tanggal 15 Rajab 1442 H / 28 Februari 2021 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 15 Rajab 1442 H 28 Februari 2021 M PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum: Prof . Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…………...) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (………...)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (………...) (WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. H Mahmud Nuhung, MA (…….…..……)

2. Nasrullah, SE., MM (………...)

3. Alamsjah, ST., SE., MM (………...)

4. Andi Risfan Rizaldi, SE., MM (………….…..)

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ambo Tuo

Stambuk : 105721129316 Program Studi : Manajemen

Dengan Judul : “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Pengukuran Kinerja Pada PT. BFI Finance Di Kabupaten Bulukumba”

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiblakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar dan telah di ujikan pada tanggal 28 Februari 2021.

Makassar, 28 Februari 2021 Yang Membuat Pernyataan,

Materai 6000

Ambo Tuo 105721129316

Diketahui Oleh :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Manajemen

Ismail Rasulong, SE., MM Muh. Nur Rasyid, SE., MM

NBM. 903078 NBM. 1085576

(6)

vi MOTTO

Tidak ada yang tidak mungkin selama ada niat, terus berusaha, berdoa dan jangan pernah menyerah.

 Penulis

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau

berharap”.

 (QS. Al-Insyirah, 6-8)

“Terkadang seseorang dengan masa lalu yang kelam, mampu menciptakan masa depan yang cerah”

 (Umar Bin Khattab)

(7)

vii

alam yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat sempurna. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang tercinta dan tersayang atas kasihnya yang berlimpah.

1. Teristimewa Ibu dan Bapak saya tercinta, tersayang, terkasih dan terhormat yang selalu mendoakan yang terbaik untuk saya.

2. Semua keluarga yang kumiliki, terima kasih atas doa dan dukungannya dan terima kasih sudah menyemangatiku disaat aku letih.

3. Terima kasih dosen pembimbing dan pembimbing yang telah membimbing hingga saat ini dan menerima kelebihan maupun kekurangan saya.

4. Sahabat dan teman-temanku yang baik, terima kasih atas dorongan, semangat, motivasi, saran-sarannya dan kebersamaannya selama ini. Your are the best.

5. Almamaterku tercinta.

(8)

viii

ABSTRAK

AMBO TUO, Tahun 2021, Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Pengukuran Kinerja Pada PT. BFI Finance di Kabupaten Bulukumba, Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Bapak Agus Salim Hr dan Bapak Muh. Nur Rasyid.

Penelitian ini bertujuan untuk menemu,kan bukti empirirs bahwa system pengendalian manajemen (kinerja karyawan, kompensasi, komunikasi, resolusi, komunikasi dan konflik serta kebijakan perusahaan) memberi pengaruh pada pengkuran kinerja karyawan pada PT. BFI Finance Bulukumba. Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada PT.BFI Finance Cabang Bulukumba. Sampel penelitian ini dengan mengunakan metode random sampling. Data di analisis dengan mengunakan regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa system pengendalian manajemen mempengaruhi pengukuran kinerja secara signifikan dan positif.

Kata kunci: Sistem Pengendalaian Manajemen, Pengukuran Kinerja

(9)

ix

Perfomance Measurement at PT. BFI Finance in Bulukumba District, Thesis Management Study Program, Faculty of Economics and Businnes, Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Agus Salim HR and Muh.

Nur Rasyid.

The study aims to find empirical evidence that management control system (employee, performance, compensation, communication, confict resolution and commitment), have an influence performance at PT. BFI Finance Bulukumba. The population used in this study is all employees who work in the management section of PT. BFI Finance Bulukumba. The research sample was determined using the amdong sampling method. Data were analyzed using simple regression analysis. The result showed that The management control system significantly and postivelly affected measurement performance.

Keywords: Management Control System, Measurement Performance

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Allah Swt, selalu memberikan rahmat kesempatan dan kesehatan dalam melaksanakan dan ini menyelesaikan skriipsi. Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, hamba Allah ini selalu bersyukur kepada-Nya karena dapat merampungkan skripsi ini. Penyususnan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua saya, yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah kalian berikan kepada saya menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dalam dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan danbanyak terdapat kekurangan-kekurangan didalamnya. Untuk itu, sangat diharapkan masukan dari kalangan pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Selanjutnya, penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Unversitas Muhammadiyah Makassar.

(11)

xi

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Muhammad Nur Rasyid, SE., MM., selaku Pembimbing II yang telah senantiasa membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

Akhirnya saya sungguh sangat menyadari skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, saya senantiasa menharapkan saran dan kritikannya dengan kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Hak, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 10 Juli 2020

Ambo Tuo

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian Leasing Pembiayaan... 5

B. Jenis-Jenis Leasing... 7

C. Keuntungan dan Manfaat Leasing ... 8

D. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen ... 9

(13)

xiii

H. Indikator Hasil Pengukuran Kinerja ... 16

I. Pengukuran Penilaian Kinerja ... 16

J. Model Pengukuran Kinerja ... 17

K. Penilaian Kinerja dan Penilaian Hasil Pengukuran ... 19

L. Pelaporan serta Penjabaran Hasil Penilaian Kinerja Secara Formal ... 19

M. Kerangka Fikir ... 23

N. Hipotesis ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN... 25

A. Tipe Penelitian ... 25

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 25

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 25

D. Populasi Dan Sampel ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Analisis data ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 32

B. Visi dan Misi ... 33

C. Logo PT. BFI Finance Tbk ... 34

D. Sejarah PT. BFI Finance Tbk Bulukumba ... 37

E. Hasil Peneitian Dan Pembahasan ... 39

F. Pembahasan Sistem Pengendalian Manajemen Berpengaruh Signifikan dan Positif Terhadap Pengukuran Kinerja ... 50

(14)

xiv

BAB V. PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 57

(15)

xv

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3.2 Variabel Dependen (Y) ... 26

Tabel 3.3 Variabel Independen(X) ... 27

Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 40

Tabel 4.5 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin ... 40

Tabel 4.6 Karakteristik berdasarkan latar belakang pendidikan ... 41

Tabel 4.7 karakteristik berdasarkan latar belakang pekerjaan ... 42

Tabel 4.8 Statistik Deskripsi Variabel Independent ... 43

Tabel 4.9 Statistik Deskripsi Variabel Dependent ... 44

Tabel 4.10 Uji Validitas Sistem Pengendalian Manajemen ... 45

Tabel 4.11 Uji Validitas Pengukuran Kinerja ... 45

Tabel 4.12 Uji Normalitas ... 46

Tabel 4.13 Uji Heterosdasitas ... 47

Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana X terhadap Y ... 48

Tabel 4.15 Uji 't' ... 49

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir ... 23 Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 47

(17)

xvii

1. Lampiran I Instrumen Penelitian (Angket) ... 58

2. Lampiran IIUji Statistik Deskriptif ... 62

3. Lampiran III Uji Validasi Variabel... 63

4. Lampiran IV Uji Normalitas ... 66

5. Lampiran V Uji Heterosdasitas ... 67

6. Lampiran VI Uji Regression ... 68

7. Lampiran VII Surat Permohonan Izin Meneliti ... 70

8. Lampiran VIII Surat Telah Meneliti ... 71

9. Lampiran IX Tabulasi Data Kuesioner ... 72

10. Lampiran X Bukti Turnitin ... 73

11. Lampiran XI Biografi ... 74

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PT. BFI Finance Indonesia Tbk (“BFI” atau “Perusahaan”) yang didirikan pada tahun 1982 dengan nama PT. Produsen Hanover Leasing Indonesia yang merupakan bentuk kerjasama antar perusahaan asing dari luar. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) didirikan pada tahun 1982 dengan nama PT. Pabrikan Hanover Leasing Indonesia yang merupakan perusahaan patungan antara Pabrikan Hanover Leasing Corporation asal Amerika Serikat dan pemegang saham lokal. BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan yang berjalan paling lama di Indonesia serta menjadi perusahaan pembiayaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia atau BEI). BFI Finance melakukan penawaran umum perdana pada Mei 1990 dengan kode saham BFIN. Setelah melakukan proses restrukturisasi hutang akibat krisis keuangan 1998, BFI Finance resmi berganti nama menjadi PT. BFI Finance Indonesia Tbk pada tahun 2001.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BFIN terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi; pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan kegiatan usaha lain berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kegiatan utamanya adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen PT. BFI Finance Indonesia pada dasarnya juga merupakan salah satu perusahaan yang menyalurkan pembiayaan yang

(19)

terbesar di wilayah Indonesia. Kegiatan usaha BFI terdiri dari pembiayaan kendaraan bermotor, alat-alat berat, truk dan mesin-mesin, rumah dan ruko, serta pembiayaan untuk pengadaan barang dan jasa. Kegiatan usaha Perusahaan saat ini sebagian besar terfokus pada pembiayaan kendaraan roda empat bekas. PT BFI Finance Indonesia Tbk juga mempunyai 218 kantor cabang dan 124 gerai yang tersebar di 33 dari 34 provinsi di Indonesia, dan didukung lebih dari 9.780 karyawan (per Mei 2020). Salah satu cabangnya terletak di berbagai kota di sulawesi selatan. Di kota makassar PT BFI Finance mempunyai beberapa cabang yaitu terletak di Cabang gowa, Cabang dayat dan di luar Makassar ada cabang Bulukumba, Pare-pare dan Bone.

Suatu perusahaan, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan, sumber daya manusia disini adalah karyawanperusahaan yang bekerja dan menjalankan fungsinya memberikan kontributor bagi perusahaan.di BFI finance sendiri sistem pengendalian manajemen sangat terstruktur,dimana ada keseimbangan antara sistem pengendalian manajemen dan pengukuran kinerja karyawan.

Pengukuran kinerja yang di gunakan di BFi finance di kenal dengan istlah KPI (KEY PERFOMANCE INDICATOR), yang di dalamnya terdapat berbagai indikator yang menjadi penilaian untuk kinerja karyawan.

Sumber daya manusia merupakan aset bagi perusahaan oleh sebab itu pengelolaan data sumber daya manusia atau karyawan perlu penanganan khusus sehingga di perusahaan PT. BFI Finance sendiri terdapat divisi atau bagian untuk mengelola data karyawan, yang sering dikenal dengan istilah HRD, Personalia dan kepegawaian, dan lain-lain.

(20)

3

Pengukuran kinerja pada PT. BFI finace merupakan sebuah proses penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Namun dalam praktiknya terdapat banyak kendala yang menyebabkan karyawan menjadi tidak produktif dan sulit untuk mendapatkan insentif dari perusahaan karna strategi dan kinerja karyawan menjadi tidak efektif. Beberapa faktor penyebabnya adalah tidak sinerginya antara sistem pengendalian manajemen dan sistem pengukuran kinerja yang tidak sejalan dengan kepuasaan karyawan, yang bisa membuat karyawan untuk tidak efektif dan sulit untuk adaptasi dengan SK (surat keputasan) pengukuran kinerja yang selalu berubah tiap bulannya..

Sesuai dengan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul: „‟PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BFI FINANCE DI KABUPATEN BULUKUMBA‟‟.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah :

Apakah Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh terhadap pengukuran kinerja pada PT. BFI Finance di Kab. Bulukumba ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian terhadap

(21)

pengukuran kinerja pada PT. BFI Finance di Kab. Bulukumba.

D. Manfaat Penelitiaan

Dengan judul yang sudah di paparkan, maka Proposal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat baik secara teoritas maupun secara praktis, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Semoga dengan penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumbangsih pemikiran dan dapat menjadi referensi oleh pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis dengan penelitian ini, sebagai bahan pertimbangan dan masukan.

2) Manfaat Praktis a) Bagi BFI Finance

Dengan adanya penelitian ini, Insya Allah akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi institusi terkait yaitu BFI Finance. Diharapkan agar pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ekonomi dapat menentukan kebijakan dengan tepat.

b) Bagi karyawan

Dengan penelitian ini diharapkan kepada karyawan dan manajemen yang peneliti jadikan sebagai studi kasus, agar dapat menambah pengetahuan tentang BFI Finance dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas.

(22)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Leasing

Pengertian leasing secara umum adalah suatu bentuk kegiatan pembiayaan alat atau barang modal berupa hak opsi atau tanpa hak opsi yang dimanfaatkan untuk nasabah dalam kurun waktu tertentu, yang mana pembayarannya dilakukan secara dicicil atau angsuran. Dalam bahasa Inggris to Lease yang berarti menyewakan. Leasing (sewa guna usaha) adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahaan yang memiliki badan hukum atau perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal kepada para pelaku usaha. Pembayaran dilakukan secara berkala dan dalam jangka

waktu menengah atau panjang. Perusahaan yang

menyelenggarakan leasing disebut Leessor, sedangkan perusahaan yang mengajukan leasing disebut lessee. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian leasing adalah suatu bentuk perjanjian yang dilakukan oleh para pemilik aktiva atau barang dengan nasabahnya. Dalam hal ini, pemilik aktiva akan disebut sebagai lessor dan pemilik nasabah akan disebut lesseee.

Nantinya, pihak lessor akan menyediakan barang atau modal yang dibutuhkan oleh pihak lesseee untuk operasional produksi. Sebagai imbalannya, maka pihak lesseee harus melakukan pembayaran kepada lessor dalam secara dicicil.

Menurut Frank Tiara Supit “Company financing in the form of providding Capital Goods wish the user making periodical payments. User would have options to buy the Capital Goods or to prolog the leasing period of the remainding value”. Pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan

(23)

barang modal dengan pembayaran secara berkala oleh perusahaan yang menggunakan barang-barang modal tersebut dan dapat dinilai atau memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa”.

Di Indonesia, lembaga leasing telah berkembang pesat dalam dua puluh tahun terakhir, dan terdapat banyak jenis lembaga leasing diantaranya BAF (Busan AutoFinance), FIF (Fedral International Finance), Adira dan banyak lagi lainnya.

Lessor telah mengambil kembali lembaga sewa (institutions leasing) tersebut sebagai lembaga pembiayaan yang relatif masih bermodal tanpa adanya tuntutan. Namun dalam praktiknya penggunaan jasa leasing sering terjadi antara lessor dan lesse sehingga terjadi civil goods.Dimana dalam kegiatan sewa guna usaha seringkali melibatkan pihak terkait diantaranya pemasok atau kredit provider dalam melakukan kegiatan sewa guna usaha dikalangan penggiat usaha lessor atau lesse.Sedangkan dalam obyek kegiatan leasingmeliputi barang modal pada sektor transportasi dalam masyarakat, industri skala kecil dan besar, konstruksi, skala pertanian, pertambangan, perkantoran, serta kesehatan.

Keberadaan perusahaan Leasing yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip ekonomi masyarakat Indonesia bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang amanbaik secara langsung maupun tidak langsung.

Tujuan dari pembiayaan ini adalah kecepatan membutuhkan barang modal untuk usaha atau produksi kecil maupun besar tertentu misalnya mobil dapat di sewa atau di beli secara kredit melalui leasing dari berbagai macam

(24)

7

lessing yang di Indonesia. Dimana, secara langsung pihak leasing dapat membiayai keinginan pengguna jasa sesuai perjanjian yang disepakati antara kedua pihak.

Oleh karena itu, kegiatan leasing merupakan sistem permodalan yang dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk pembiayaan perusahaan untuk penyediaan barang. Dimana pembayaran dapat dilakukan secara berkala berdasarkan kesepakatan bersama.

B. Jenis – Jenis Leasing Pembiayaan 1) Capital Lease

Capital lease atau pembiayaan modal adalah, jenis leasing yang biasanya perusahaannya berasal dari lembaga keuangan. Umumnya jenis leasing ini memberikan kesempatan bagi nasabah yang membutuhkan kebebasan dalam mendapatkan barang atau modal yang disesuaikan dengan kebutuhan serta spesifikasi usahanya. Dalam praktik penggunaannya, lessor mengeluarkan dana untuk membayar barang atau modal yang dibutuhkan kepada supplier kemudian diserahkan kepada nasabah.

2) Sales Type Lease

Sales Type Leasemerupakan jenis sewa yang umumnya dilakukan oleh perusahaan industri yang menghasilkan produk untuk dijual kemudian menjual sewa barang dari hasil produksinya kepada pelanggan. Dalam hal ini, diakui dua jenis pendapatan, yaitu pendapatan dari penjualan barang dan pendapatan dari bunga pembelian selama masa sewa tertentu.

3) Leverage Lease

(25)

Leverage lease adalah jenis leasing yang melibatkan pihak ketiga sebagai perantara. Pada jenis ini, lessor tidak melakukan pembiayaan objek leasing secara penuh dari harga barang kepada nasabah tetapi secara umum hanya 20%-40% dari harga barang. Selanjutnya, sisa harga barang tersebut akan dibiayai oleh pihak ketiga kepada pihak nasabah sesuai dengan sisa harga barang tersebut.

4) Cross Border Lease

Cross Border Lease atau leasing lewat batas antar negara adalah jenis leasing yang dilakukan antar negara di dunia.

Dimana, lessor dan lessee tidak berada dalam satu negara tetapi berada diantara dua negara yang berbeda. Pada umumnya cross border hanya melakukan leasing untuk barang yang nilainya sangat besar nilainya.

Misalnya, leasing internasional terjadi pada industri tongkang kapal atau pesawat penerbangan komersial.

C. Keuntungan dan Manfaat Leasing

Pengadaan barang atau modal dengan leasing tentunya dapat semakin memudahkan perusahaan atau perorangan untuk mendapatkan barang sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa keuntungan dan manfaat dari pengadaan barang atau modal dengan caraleasing:

1. Kontrak yang fleksibel dalam penggunaan Leasing, nasabah dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Jangka waktu leasing dan besarnya biaya yang dikeluarkan disesuaikan dengan kondisi keuangan nasabah.

(26)

9

2. Bebas jaminan, dalam penggunaan leasing, nasabah mendapat hak kepemilikan sah atas barang modal yang dibiayai. Pembayaran sesuai pendapatan oleh aset atau modal dapat menjadi jaminan bagi lease itu sendiri.

3. Simpanan modal, lembaga pembiayaan pada umumnya memberikan pembiayaan secara penuh kepada nasabahnya. Dengan begitu, lessee atau nasabah dapat menggunakan dananya jika masih tersisa untuk keperluan lain untuk meningkatkan produktivitas.

4. Pelayanan yang cepat sehingga prosedur yang dibutuhkan untuk pengajuan pembiayaan cukup sederhana dan cepat. Kemudahan tersebut membuat individu atau perusahaan yang membutuhkan pembiayaan dengan cepat menjadi efisien.

5. Terhindar dari Inflasi, sehingga nasabah dapat menghindari efek inflasi atau penurunan nilai mata uang karena nilai pembayaran disesuaikan dengan satuan moneter sebelumnya.

6. Kepastian hukum yang jelas, perjanjian pembiayaan yang jelas dan

disepakati bersama membuat dasar hukum

antara lessor dan lessee bersifat mengikat satu sama lain.

7. Menghemat biaya pembelian barang, Ketersediaan dana seringkali menjadi penghambat saat membutuhkan barang yang mahal untuk meningkatkan produktivitas. Dengan adanya leasing pembiayaan dapat diangsur dan dana sisanya dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain.

D. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

Awal Lembaga pembiayaan pada awalnya diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Namun saat

(27)

ini terdapat peraturan baru yang mengatur tentang lembaga pembiayaan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, financing berasal dari kata cost yang artinya uang yang dikeluarkan untuk mengatur (mendirikan, melakukan, dll), sesuatu; biaya; perbelanjaan; yang mendapat imbuhan pem dan an yang artinya perbuatan (benda, dll) terhadap keuangan atau keuangan. Dalam sistem pembiyaan diperlukan sistem sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, termasuk karyawan di dalamnya pengendalian manajemen Perusahaan. Sistem pengendalian manajemen ini adalah suatu sistem yang berisi tuntutan kepada seluruh orang yang ada didalam perusahaan untuk menjalankan dan mengendalikan perusahaan yang baik berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini, perusahaan yang baik tersebut bisa diartikan sebagai berikut:

1. Memiliki tolak ukur performa perusahaan yang mencerminkan perusahaan berjalan secara efektif, efisien dan juga produktif.

2. Penentuan dalam menentukan tolak ukur di atas.

3. Mengapresiasi

Menurut Sukarno (2002), sistem pengendalian manajemen adalah sistem pengetahuan teoriti spraktis yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan. Dikatakan sebagai pengetahuan teoritispraktis, karenalebih mudahdalam mempelajari sertakemudahan dalam mengaitkannya dengan perilaku manusia serta dalam kegiatan organisasi/perusahaan. Strategi struktur organisasi pengendalian manajemen sumber daya budaya kerja dikataegorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan budaya kerja, karena pada dasarnya sistem ini berisi

(28)

11

mengenai tata cara pengendalian serta manajerial perusahaan dengan baik.

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah suatu konsep yang terdiri dari beberapa unsur yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan.

Sistem pengendalian manajemen sebagai suatu proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasi strategiorganisasi, terkait dengan kegiatan pengendalian manajemen, (Anthony dan Govindarajan,2005) juga menjelaskan kegiatan-kegiatan pengendalian manajemen, yaitu: merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi, mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa organisasi, mengkomunikasikan informasi, mengevaluasi informasi, memutuskan tindakanapa yang seharusnya diambil, mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku.

E. Kinerja

1. Defenisi Pengukuran Kinerja

Kinerja adalah hal yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh seluruh manajemen dan sebuah perusahaan atau sebuah organisasi, baik pada tingkatan organisasi kecil maupun besar. Hasil kerja yang dicapai oleh organisasi atau karyawan adalah bentuk pertanggungjawaban kepada organisasi dan publik. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan kepuasan kerja karyawandan tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Pengukuran kinerja adalah proses penetapan standar hasil dari akusisi, program danpermodalan yang dilakukan perusahaan atau sebuah organisasi.

(29)

Dalam hal ini, deskripsi dari pengukuran kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja.

Tujuan ini akan memberi arah dan memengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel.

Dengan demikian, Definisi pengukuran kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur nilai perusahaan atau sebuah organisasi baik skala kecil maupun besar. Pengukuran yang telah ditentuka nantinya akan dipakai memberikan umpan balik dalam bentuk tindakan yang praktis dan tepat dan memberi informasi mengenai prestasi implementasi rencana dan informasi dimana perusahaan membutuhkan penyesuaian dengan kegiatan perancangan dan penanganan dalam manejemen penilaian kinerja tersebut.

Menurut Whittaker dan Simons (2000), pengukuran kinerja adalah metode penilaian kemajuan yang sudah didapatkan dipadankan dengan tujuan yang sudah di putuskan.

Sedangkan menurut Yuwono (2002), pengukuran kinerja adalah proses pencatanan dan pengukuran pelaksanaan pencapaian misi lewat hasil yang diperlihatakan berupa proses, produk atau jasa.Untuk itu diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Untuk itu diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta sebagai alat

(30)

13

komunikasi dan alat manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi.

2. Karakteristik Pengukuran Kinerja

Menurut Gaspersz (2005), karakteristik yang dapat digunakan dalam penerapan balanced scorecard untuk sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

a. Biaya yang dikeluarkan untuk mengukur kinerja tidak lebih besar dari manfaat yang diterima.

b. Pengukuran harus dimulai pada awal program Balanced Scorecard.

masalah yang berkaitan dengan kinerja dan peluang untuk perbaikan harus didefinisikan dengan jelas.

c. Pengukuran harus terkait langsung dengan tujuan strategis yang dirumuskan oleh grid strategis dan harus memiliki setidaknya satu pengukuran.

d. Pengukuran harus sederhana dan menghasilkan data yang mudah digunakan, mudah dipahami, dan mudah dilaporkan.

e. Pengukuran harus diulang berkali-kali, agar bisa dibandingkan.

f. Pengukuran harus dilakukan pada sistem secara keseluruhan, yang merupakan ruang lingkup balanced scorecard.

g. Pengukuran harus digunakan untuk menetapkan target, yang mengarah pada peningkatan kinerja di masa mendatang.

h. Ukuran kinerja dalam program balanced scorecard yang diukur harus dipahami dengan jelas oleh semua individu yang terlibat.

i. Pengukuran Pengukuran harus melibatkan semua individu yang sedang dalam proses untuk terlibat dengan program Balanced Scorecard.

(31)

j. Pengukuran harus akurat, reliabel, dapat diverifikasi sehingga dapat diterima dan dipercaya sebagai valid oleh pihak yang akan menggunakannya.

k. Pengukuran harus fokus pada tindakan korektif dan perbaikan, bukan hanya pada pemantauan atau pengendalian.

F. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk menghasilkan data yang kemudian apabila data tersebut dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Mahmudi (2005), tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

a) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan perusahaan.

b) Menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai.

c) Memperbaiki kinerja pada periode-periode berikutnya.

d) Memberikan pertimbangan yang sistematikdalam pembuatan atau pemberian penghargaan keputusan, serta hukuman.

e) Memotivasi pegawai.

Sedangkan manfaat pengukuran kinerja yang baik menurut Yuwono dkk (2007), adalah:

a) Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang yang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberikan kepuasan pelanggan.

b) Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai mata

(32)

15

rantai pelanggan dan pemasok internal.

c) Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).

d) Membuat tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

e) Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.

G. Syarat-Syarat dalam Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja, baik kuantitatif maupun kualitatif, harus dapat menggambarkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, baik di tingkat perencanaan, kemudian di tingkat implementasi, maupun di tahap pasca penyelesaian. Menurut Mutia (2009), ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi atau wajib sebelum mengukur kinerja yaitu:

1. Spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interpretasi.

2. Dapat diukur secara obyektif baik itu dengan secara kualitatif ataupun kuantitatif.

3. Sesuai dengan aspek-aspek yang relevan.

4. Dapat berguna di dalam menunjukkan keberhasilan dari input, output, hasil/outcome, manfaat atau pun juga dampak serta proses yang dihasilkan.

5. Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan implementasi. Efektif dalam arti data mudah diperoleh, mudah diproses, dan mudah dianalisis dengan biaya yang tersedia.

(33)

H. Indikator Hasil Pengukuran Kinerja

Terdapat beberapa indikator di dalam hasil pengukuran kinerja, diantaranya sebagai berikut:

1. Indikator masukan merupakan indikator yang diperlukan agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat atau dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dana, informasi, sumber daya manusia, dll.

2. Indikator outcome (hasil), merupakan segala sesuatu yang mencerminkan keluaran (output) aktivitas atau kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

3. Indikator manfaat (benefit), adalah sesuatu yang berkaitan dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

4. Indikator dampak merupakan dampak yang dapat bersifat positif atau negatif pada setiap level indikator berdasarkan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya.

I. Pengukuran Penilaian Kinerja

Berikut ini terdapat beberapa ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja, yaitu:

1. Ukuran kinerja tunggal, merupakan ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran penilaian. Dalam hal ini, karyawan serta manajemen itu cenderung memusatkan usahanya pada kriteria tersebut serta akan mengabaikan kriteria lainnya.

2. Ukuran kinerja beragam, merupakan ukuran kinerja yang menggunakan segala macam ukuran untuk menilai kinerja. Ukuran kinerja beragam ini adalah cara untuk dapat mengatasi kelemahan

(34)

17

kriteria kinerja tunggal. Segala macam aspek kinerja manajer tersebut dicari ukuran kriterianya sehingga manajer diukur kinerjanya yakni dengan berbagai kriteria.

3. Ukuran kinerja gabungan yaitu adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi suatu perusahaan dengan secara keseluruhan apabila dibandingkan dengan tujuan lain, maka perusahaan tersebut melakukan pembobotan terhadap ukuran kinerjanya.

J. Model Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja yang baik merupakan rangkaian ukuran kinerja, yaitu proses pengambilan keputusan dan metode pembelajaran timbal balik yang membantu dalam mengelola, mengendalikan, merencanakan dan melaksanakan segala macam kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan.

Dalam merancang sistem pengukuran kinerja diperlukan suatu model yang mampu menangkap kinerja keseluruhan dalam suatu organisasi. Menurut Vanany (2003), model sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

a. Balance Scorecard

Balance Scorecard (BSC), adalah salah satu model yang paling banyak digunakan di dalam Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) baru yang sudah atau telah dikembangkan. Kerangka dari kerja Balance Scorecard memakai empat perspektif yaitu (pelanggan, proses bisnis internal, finansial, serta juga proses belajar & pertumbuhan) dengan titik awal strategi yakni sebagai dasar didalam perancangan SPK.

b. Sustainability Balance Scorecard

(35)

Model SBSC ini merupakan perluasan dari model Balance Scorecard yakni dengan dilakukannya penambahan pada aspek lingkungan dan juga sosial. Sustainability Balance Scorecard (SBSC) itu kemudian memperlihatkan hubungan kausal antara kinerja ekonomi, lingkungan serta sosial dari perusahaan.

c. Integrated Environment Performance Measurenment System,

Integrated Environment Performance Measurenment System (IEPMS) ini adalah model sistem pengukuran kinerja yang berkaitan atau berhubungan dengan lingkungan. IEPMS ini menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif serta kualitatif yang digunakan dengan secara bersama-sama.

d. Integrated Performance Measurement System,

Model IPMS ini adalah model SPK yang bertujuan supaya sistem pengukuran kinerja tersebut lebih robust, terintegrasi, efektif serta efesien dalam penilaian. Model IPMS ini kemudian menjadikan keinginan stakeholder tersebut menjadi titik awal di dalam melakukan perancangan SPK

.

e. Cambridge Model,

Model Cambridge inimemakai sistem produk group yakni sebagai dasar di dalam mengidentifikasi KPI serta juga dari pengelompokan produk tersebut kemudian dilakukan penentuan dari tujuan bisnis untuk produk group-nya.

K. Penilaian Kinerja dan Penilaian Hasil Pengukuran

Pengukuran tingkat ketercapaian tujuan serta sasaran-sasaran

(36)

19

organisasi, apabila sudah memiliki indikator serta ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran kinerja tersebut dapat atau bisa di implementasikan.

Pengukuran tingkat dari ketercapaian tujuan, serta sasaran dan strategi ialah dengan membandingkan hasil aktual dengan indikator dan juga ukuran kinerja yang sudah atau telah ditetapkan sebelumnya.

L. Pelaporan Serta Penjabaran Hasil Penilaian Kinerja Secara Formal Pelaporan Laporan hasil evaluasi kinerja formal akan disediakan deskripsi kepada penerima informasi tentang nilai kinerja yang telah berhasil dicapai oleh organisasi. Informasi pencapaian kinerja dapat atau dapat digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas hasil yang dicapai, proses yang dilakukan dan sumber daya yang telah atau telah dipercayakan untuk mengelolanya. Hasil pengukuran pencapaian kinerja selanjutnya akan dijadikan acuan untuk periode yang akan datang dan juga dapat digunakan sebagai dasar pemberian reward dan punishment kepada pengurus dan anggota organisasi.

Sedangkan Sebagai umpan balik. Pengukuran kinerja yang dilakukan pada tiap-tiap periode waktu tertentu itu sangat bermanfaat di dalam menilai tingkat,kemajuan yang sudah atau telah dicapai organisasi. Berikut ini tabel penelitian terdaulu terkait penelitian yang dilakukan.

(37)

Table 2.1

Penelitian Terdahulu

No.

Nama dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan Penelitian

1.

Mitha Endah Aprilia, tahun 2020

Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Bank Syariah

Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa system pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja Bank Syariah. Hal ini mengindikasikan system pengukuran kinerja mampu memfasilitasi organisasi pada implementasi strategi yang dipilih dengan tindakan evaluasi kinerja dan memberikan andil dalam meningkatkan strategi jangka panjang.

Olivia Novela Suebu, tahun 2018

Pengaruh

Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pusat Pendapatan dan Pusat Biaya

Proses pengendalian manajemen memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial (Studi Kasus Pada Aerotel Smile Hotel).

Hal ini sesuai dengan

(38)

21

2

Terhadap Kinerja Manajerial

penelitian yang dilakukan oleh Chinthia (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa proses sistem pengendalian manajemen memiliki hubungan positif dengan kinerja manajerial, artinya semakin baik proses pengendalian manajemen yang dilakukan maka semakin baik pula.

3.

Rosa Rahmadhan i, tahun 2018

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Individu Pada AtletikAngkat Besi Indonesia : Training Sebagai Variabel Mediasi

Berdasarkan hasil statistik dengan menggunakan software SmartPLS 3.0

ditemukan bahwa

penggunaan sistem pengukuran kinerja secara interaktif dapat meningkatkan kinerja individu melalui training. Hal ini dapat terlihat dari nilai t- statistic dan tabel dimana tidak ada pengaruh secara langsung antara variabel independen dan dependen, akan tetapi

(39)

pengaruh antara variabel independen dan dependen melalui variabel mediasi bernilai signifikan. Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil adalah sistem pengukuran kinerja interaktif belum cukup berpengaruh terhadap hasil dari kinerja individu para atlet, namun hal tersebut dapat terbantu 52.

4.

Nining Ambar Wati, tahun 2019

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan Pada Rumah Sakit Labuang Baji Kota Makassar

Sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja keungan pada rumah sakit labuang baji kota Makassar.

(40)

23

M. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini akan di jelaskan mengenai pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap pengukuran kinerja pada PT. BFI Finance di Kabupaten Bulukumba. Sistem pengedalian manajemen di duga berpengauruh terhadap pengukuran kinerja karyawan.

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

Variabel Independent ( X ) Variabel Dependent ( Y )

Sumber: Edy Sutriosno (2018:123) Sumber: Edy Sutriosno (2018:123)

Keterangan

Y : Pengukuran Kinerja

X : Sistem Pengendalian Manajemen : Pengaruh Variabel X Terhadap Y Sistem Pengendalian Manajemen (X)

1. Analisis dan Pusat Biaya 2. Penganggaran

3. Pelaporan

4. Pelaksana Pengukuran Kinerja

Pengukuran Kinerja (Y) 1. Perilaku Kerja 2. Hasil Kerja 3. Efisiensi Kerja

(41)

N. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pikirdiatas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan sistem pengendalian manajemen (X) terhadap pengukuran kinerja pada PT. BFI Finance cabang Bulukumba.

(42)

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam hal ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan tipe explanatoryresearch, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dan pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen, dengan menggunakan variabel antara melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang di lakukan oleh penulis di laksanakan di kantor PT. BFI Finance cabang Bulukumba yang beralamat di Jalan Samratulangi No.1 Kel. Caile, Kec.Ujung Bulu Kab. Bulukumba pada tanggal 15 Desember 2020 sampai 15 Januari 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Variabel Dependen (Y)

Variabeldependen/variabel terikat dalam penelitian adalah pengukuran kinerja karyawan pada PT. BFI Finance Bulukumba yang disebut dengan variabel (Y). Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai karyawan dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diterimanya. Pengukuran kinerja meliputi 3 indikator yaitu perilaku kerja, hasil kerja dan efisiensi kerja.

(43)

Untuk melakukan analisa kuantitatif terhadap pengukuran kinerja pada PT. BFI Finance Bulukumba dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan (quesioner) yang berhubungan dengan masalah tersebut. Quesioner yang telah diajukan menggunakan pengukuran skala likert dengan pengukuran skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Variable

dependent (Y)

Keterangan Skor

Y1 Sangat setuju 5

Y2 Setuju 4

Y3 Netral 3

Y4 Tidak setuju 2

Y5 Sangat tidak setuju 1

2. Sistem Pengendalian Manajemen (X)

Variabel independent/Variabelbebas dalam penelitian ini adalahsistem pengendalian manajemen yangdisebut dengan variabel X. Sistem Pengendalian Manajemen merupakan sistem perumusan kegiatan yang digunakan oleh pihak Manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar mengimplementasikan strategi–strategi organisasi secara efektif danefesien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sistem pengendalian manajemen yang digunakan adalah pada proses pengendalian manajemen terdiri dari perencanaan strategi, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan evaluasikinerja.

(44)

27

Untuk melakukan analisa kuantitatif terhadap sistem pengendalian manajemen pada Bulukumba dapat dilakukan dengan jalan mengajukan pertanyaan (quesioner) yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Quesioner yang telah diajukan menggunakan pengukuran dengan skala likert dengan pengukuran skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Variable

independen (Y)

Keterangan Skor

Y1 Sangat setuju 5

Y2 Setuju 4

Y3 Netral 3

Y4 Tidak setuju 2

Y5 Sangat tidak setuju 1

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel penelitian ini adalah PT. BFI Finance Bulukumba. Pemilihan sampel PT. BFI Finance karena perseroan terbatas tersebut memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang dengan melihat potensi jumlah penduduk yang terus bertambah besar. Teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Pada penelitian kali ini yang menjadi populasi adalah karyawan sebanyak 31 terbagi 3

(45)

posisi yaitu, bagian marketing 10, Operasional 6 orang dan collecting 15 orang pada PT. BFI Finance.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam mendapatkan data di lapangan. Dalam penelitian sosial, ada beberapa teknik yang umum dilakukan, yaitu wawancara, kuesioner, obervasi dan studi pustaka.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab dengan responden atau informan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Wawancara digunakan untuk menggali informasi atau persepsi subjektif dari informan terkait topik yang ingin diteliti. Peneliti sebelumnya harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan wawancara terlebih dahulu.

Serupa dengan kuesioner, pertanyaan wawancara perlu diujikan kemampuannya supaya peneliti dapat memperoleh data yang dibutuhkan.

2. Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh responden, biasanya secara tertulis. Kuesioner digunakan ketika peneliti ingin mengetahui persepsi atau kebiasaan suatu populasi berdasarkan responden. Kuesioner yang disebar harus diuji dulu sebelumnya untuk mengetahui jika butir-butir pertanyaan yang dimasukkan dapat digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel. Kuesioner dapat berupa kuesioner cetak maupun online.

3. Observasi

(46)

29

Yaitu mengadakan pengamatan langsung dan sistematik pada PT. BFI Finance Cabang Bulukumba.

4. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,l itertur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang di pecahkan.

5. Dokumen

Sumber data yang di gunakan untuk melengkapi penelitian, berupa sumber tertulis dan gambar. Dokumen tersebut akan memberikan informasi bagi proses penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data adalah bagian yang dilakukan ketika semua data telah terkumpul. Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh akan diolah dengan teknik analisis statistik menggunakan Software Statistical Product and Service Solution (SPSS ).

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berguna untuk memberikan suatu gambaran atau deskripsi tentang jawaban para responden atas kuesioner yang diberikan untuk setiap variabel penelitian. Hal-hal yang biasanya dipaparkan dalam statistik deskriptif antara lain distribusi frekuensi, rata-rata, median, modus, standar deviasi, range, kurtosis, skewness.

2. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus diganti atau dibuang

(47)

karena dianggap tidak relevan. Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tesebut tidak valid.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi, variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S).

Jikanilai hasil Uji K-S > 0,05 (taraf signifikansi) dapat dikatakan data berdistribusi normal karena sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik heteroskedastisitas berupa ketidaksamaan varian residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Ketika satu pengamatan ke pengamatan lainnya konstan, itu disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas, bukan heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ditunjukkan dengan adanya pola tertentu pada grafik sebar. Jika titik-titik tersebut membentuk pola teratur (bergelombang) tertentu, terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik tersebar di

(48)

31

atas dan di bawah nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

5. Uji „t‟

Uji statistik 't' juga disebut uji signifikansi individu. Pengujian ini menunjukkan signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: t hitung> t tabel, artinya variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

t hitung <t tabel, artinya variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui persamaan regresi dalam penelitian ini. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= a + B1+X + e Keterangan:

Y = Pengukuran kinerja a = Konstanta

B1= Koefisien Regresi

X = Sistem pengendalian manajemen e = Error item

(49)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

PT. BFI Finance, Tbk (BFI) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Yang memfokuskan kegiatan bisnis pada pembiayaan investasi, modal kerja & multiguna dengan jaminan kendaraan-kendaraan rodaempat dan roda dua. Kami juga membiayai kendaraan, alat-alat berat dan mesin-mesin industri melalui sewa pembiayaan. BFI tersebar luas di lebih dari 200 jaringan di seluruh Indonesia, dengan integritas dan kompetensi yang memiliki, kami siap membantu anda.

Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT. Bunas Finance Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia padatahun 1986, PT. Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd, HongKong mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasinya untuk menjalankan bisnis multifinance dan mengubah namanya menjadi PT. Bunas Finance Indonesia. Pada tahun yang sama Perseroan berubah status menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bunas Finace Indonesia adalah perusahaan pembiayaan yang pertama kali menjadi perusahaan publik pada tahun 1990.

Melalui krisis ekonomi di Asia yang dimulai pada tahun 1997, BFI berhasil merestrukturisasi hutangnya lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa

(50)

33

melalui program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT. BFI Finance Indonesia, Tbk. Saat ini BFI adalah perusahaan publik.

Indonesia yang mayoritas dimiliki oleh orang asing merupakan lembaga keuangan terkemuka. BFI telah menjadi perusahaan penyedia keuangan dan operasional yang terkenal dan kuat. BFI memfokuskan kegiatan usahanya pada pembiayaan kendaraan roda empat dan dua dengan sasaran masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Perusahaan juga mendanai alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan merupakan salah satu perusahaan pembiayaan bisnis yang paling terdiversifikasi di tanah air.

Saat ini BFI memiliki lebih dari 220 gerai di seluruh Indonesia. Dengan dukungan lebih dari 9.000 karyawan, BFI dapat memperoleh dan memproses aplikasi dari masyarakat dengan cepat, serta menagih piutang dari pelanggan dengan sistem kerja yang efisien. Kinerja Perseroan yang sangat baik dari tahun ke tahun telah memampukan BFI meraih berbagai prestasi dan penghargaan yang signifikan.

B. Visi dan Misi PT. Bunas Finance Indonesia Visi:

Menjadi mitra solusi keuangan terpercaya yang berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Misi:

1) Memberikan solusi keuangan yang andal dan efektif kepada pelanggan kami.

2) Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan

(51)

mempertahankan reputasi kami sebagai perusahaan publik terpercaya.

3) Menyediakan lingkungan komunitas yang mendidik para pemimpinmasa depan dari organisasi.

4) Membangun hubungan kerja sama jangka panjang denganmitra bisnis kami berdasarkan saling percaya dan menguntungkan.

5) Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.

C. Logo PT. BFI Finance Tbk

Logo di atas merupakan logo dari PT. BFI Finance Indonesia, Tbk 1. Nilai Dasar

Perusahaan memiliki nilai-nilai inti yang harus dipahami dan dijunjung tinggi sebagai budaya perusahaan. Nilai-nilai dasar ini dikenal sebagai "GREAT", yang merupakan singkatan Giat Memperbaiki Diri Secara Berkesinambungan, Realisasikan Saling Menghormati dan Peduli, Ekstra Layanan kepada Pelanggan Internal dan Eksternal, Absolut dan Integritas, dan Tim Kerja yang Solid dan Saling Percaya. Pemahaman dan kepatuhan terhadap budaya perusahaan sangat penting untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

G (giat memperbaiki diri secara berkesinambungan), R (realisasikan saling menghormati dan peduli),

(52)

35

E (ekstra layanan kepada pelanggan internal dan eksternal), A (absolut dan integritas),

T (tim kerja yang solid dan saling percaya).

2. Kegiatan Bidang Usaha

PT. BFI Finance, Tbk yang saat ini sedang berkembang dan telah memiliki rencana untuk terus membantu masyarakat memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder dengan melakukan pembiayaan di PT. BFI Finance, Tbk. Rencana bisnis tersebut akan terus di perbaharui untuk mencermikankondisi yang sebenarnya.

Pencapaian rencana tersebut tentunya akan terus di pantau oleh OJK (Otoriter Jasa Keuangan).

3. Jenis Bidang Usaha

Saat ini PT.Bunas Finance Indonesia Bulukumba telah memiliki 2 jenis produk bidang usaha yang di biayai saat sekarang di masa pandemi. Berikut jenis–jenis produk bidang usaha yang biasa di biayai:

a) NDF Car (Non Dealer Refinancing Produk Mobil)

NDF Car yaitu pembiayaan kendaraan roda empat atau mobilyang dijaminkan BPKB-nya untuk keperluan pribadi misalnya: Renovasi Rumah, Modal Usaha, Biaya Anak Sekolah, Biaya pernikahan, dll. Untuk pembiayaan tersebut sama seperti DF Car yaitu tidak full untuk dana pencairannya artinya tidak seharga mobil yang di ajukan, namun hanya bisa cair 70%-85% tergantung kondisi dan tahun kendaraan.

(53)

b) DF Motorcyle (Non Dealer Refinancing Produk Motor)

NDF Motorcyle yaitu pembiayaan kendaraan roda dua atau bias di sebut dengan motor yang dijaminkan BPKB-nya untuk keperluan pribadi misalnya: RenovasiRumah, Modal Usaha, Biaya Anak Sekolah, Biaya pernikahan, biaya pengobatan, dll.

Untuk pembiayaan motor dilihat dari kepemilikan motor tersebut, pajak kendaraan dan juga tahun kendaraan motor tersebut.

Namun untuk pencairan dana motor untuk konsumen baru/newcustomer hanya dapat pencairan 60% - 65% saja walau pajak kendaraan hidup/mati, untuk konsumen yang telah mengajukan baik itu sudah melakukan pelunasan atau dipotong pelunasan atau yang disebut konsumen RO (Repeat Order) bias pencairan 60%-70%dengan kondisi pajak kendaraan hidup.

Untuk pembiayaan motor memiliki tiga opsion yaitu :

1. Pajak Hidup di potong dari pencairan dana , dan untuk stnk di urus oleh PT. BFI Finance, Tbk dengan biro jasa yang sudah bekerjasama. Untuk estimasi perpanjang pajak tersebut di hitung oleh Customer Service dan akan dijelaskan kembali jika ada kelebihan dan kekurangan dari biaya estimasi paja tersebut jikaada lebih akan dimasukan ke angsuran jika kurang dari 25 ribu dan jika lebih bisa di ambil cash oleh konsumen dengan jangka waktu kurang lebih satu minggu dari pengambilan stnk, dan jika kurang customer service akan memberikan informasi tersebut melalui telpon konsumen pun wajib bayarnya karna sudah

(54)

37

menandatangani surat peryataan yang dkeluarkan oleh PT.

BFI Finance, Tbk.

2. Pajak tidak di perpanjang namun nilai pencairan dana dikurangi dengan tahun mati pajak misal : mati pajak satu tahun maka di potong 500ribu dari pencairan untuk case seperti ini hanya berlaku mati pajak dua tahun saja dan notice pajak hidup atau plat nomor tidak mati.

3. Pajak dihidupkan terlebih dahulu oleh konsumen lalu kembali ke PT. BFI Finance,Tbk untuk melakukan proses pencairan dana.

D. Sejarah PT. BFI Finance, Tbk Bulukumba

PT. Buana Finance Bulukumba (“BFI” atau disebut dengan “Perusahaan”) didirikan Pada Tahun 2013, kantor beralamat di Jalan Sanrantulangit No. 1 Kel.Caile Kec.Ujung Bulu Kab.Bulukumba sampai saat sekarang, dengan nama PT. BFI Finance cabang Bulukumba. Selama didirikannya BFI Finance Bulukumba sudah 3 pergantian pimpinan, diantaranya:

1. Doddhy Nugraha

Masa jabatan mulai tahun 2013 sampai 2015.

2. Bayu Nugroho

Masa jabatan mulai tahun 2015 sampai 2018.

3. Rifky Aditya Chalid

Masa jabatan 2018 sampai sekarang.

(55)

BFI Finance Bulukumba memiIiki total karyawan 31 orang yang terbagi dari 4 divisi yaitu NDF CAR 8 orang, NDF motor 6 orang,Coleccetion 10 orang dan Area Operation 6 orang dan OB 1 orang.

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BFI FINANCE DI KABUPATEN BULUKUMBA”. Desain penelitian dalam penelitian ini termasuk penelitian survei deskriptif, dengan teknik asosiatif. Populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan PT.

Buana Finance Indonesia cabang Bulukumba sebanyak 31 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Selanjutnya sampel penelitian adalah karyawan yang bertugas sebagai collection, marketing dan operasional sebanyak 31 responden.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan atau diberikan kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Sumber data penelitian diperoleh dari jawaban responden atas pernyataan yang diberikan peneliti melalui kuesioner dan data sekunder diperoleh dari penelitian terkait sebelumnya, penelitian pustaka dan data terkait lainnya (Ghozali, 2013).

Metode Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan atau diberikan kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Sumber data penelitian diperoleh dari jawaban responden atas pernyataan yang diberikan peneliti melalui kuesioner dan data sekunder diperoleh dari penelitian terkait sebelumnya, penelitian pustaka dan data terkait lainnya (Ghozali, 2013).

(56)

39

E. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Analisis ini digunakan sesuai dengan perumusan model dan permasalahan yang ada. Selain analisis tersebut pada bab ini akan menyajikan karakteristik responden, uji kualitas data, pengkategorian variabel penelitian, pengujian prasyarat analisis dan pembahasan.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi analisis karakteristik responden, analisis statistik deskriptif yang terdiridari: nilai maksimal, minimal, mean, dan standar deviasi, serta kategorisasi jawaban responden. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif disajikan sebagai berikut.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian inimeliputi jenis kelamin, latar belakang pendidikan, jenjang usiadan pekerjaan.

Deskripsi karakteristik responden disajikan sebagai berikut:

a) Usia

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut ini:

(57)

Table 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia (tahun ) Frekuensi Presentase

1 2 3 4

<20 21 - 30 31 - 40 41 – 50

0 20

8 4

0 64%

25%

12%

Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan usia dibawah 20 tahun sebanyak 0 orang (0%), rentang usia 21 sampai 30 tahun sebanyak 20 oran (64%), rentang usia 31 sampai 40tahun sebanyak 8 orang (25%), rentang usia 41 sampai 50tahun sebanyak 4 orang (12%) dan usia diatas 50 tahun 0 orang (0%). Maka dapat disimpulkan bahwa karyawan PT. BFI Finance,Tbk yang menjadi resonden dalam penelitian ini mayoritas berada dalam rentang usia 21 sampai 30 tahun sebanyak 20 orang (64%).

b) Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik berdasarkan jenis kelamin di sajikan pada tabel berikut ini :

Table 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Frekuensi Presentase

1 2

Laki-laki Perempuan

25 6

80%

19%

Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang (80%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (19%). Jadi

(58)

41

dapat disimpulkan bahwa responden karyawan PT. BFI Finance, Tbk mayoritasnya adalah laki-laki yang berjumlah 25 orang responden (80%).

c) Pendidikan

Deskripsi karakteristik berdasarkan latar belakang pendidkan di sajikan pada tabel berikut ini:

Table 4.6 Karakteristik Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Presentase

1 2 3 4

SMP SMA/SMK DIPLOMA

S1

0 2 6 25

0 6,45%

19,35%

80,64%

Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan terakhir SMP sebanyak 0 orang (0%), responden dengan tingkat pendidikan terkhir SMA/SMK sebanyak 2 orang (6,45%), responden dengan tingkat pendidikan terkhir Diploma sebanyak 6 orang (19,35%) dan responden dengan tingkat pendidikan terkhir S1 sebanyak 25 orang (80,64%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen PT. BFI Finance, Tbk Cabang Bulukumba yang menjadi responden terbanyak dalam penelitian ini memiliki latar belakang tingkat pendidikan S1 sebanyak 25 oarang (80,64%).

d) Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Deteksi terhadap univariat outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam

• Volume data dalam jumlah besar dan program Volume data dalam jumlah besar dan program yang digunakan untuk mengolah data tersebut yang digunakan untuk mengolah data tersebut

Keterampilan proses sains terintegrasi yang terjabarkan dalam pendekatan saintifik adalah keterampilan merumuskan masalah (mengamati dan menanya), menyusun hipotesis (mengamati

CATATAN: Saat kabel upstream DP/USB-C dan kabel downstream DP tersambung, monitor akan mengatur MST = AKTIF secara otomatis, tindakan ini hanya akan dilakukan sekali

Pada Perlakuan II kadar protein lebih rendah dibandingkan perlakuan III karena Pada perlakuan II pemanfaatan sumber N anorganik yaitu urea lebih cepat, namun proses

Model penelitian yang terbentuk juga menjelaskan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan, seperti berikut ini: (a) Pengaruh langsung antara variabel

Dari hasil kuesioner tentang bagaimana upaya yang dilakukan Pemda Kota Bekasi untuk membuat masyarakat memahami apa yang diputuskan dan dilakukan oleh Pemerintah, diperoleh

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode difusi sumur dengan menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis (bakteri gram positif)