• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana HukumDalam Program Studi Ilmu Hukum Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara

Oleh:

NIM. 150200045

KHAIRUNNISA BR. SEMBIRING

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana HukumDalam Program Studi Ilmu Hukum Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara

Oleh:

NIM. 150200045

KHAIRUNNISA BR. SEMBIRING

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI Disetujui oleh:

KETUA DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

(Prof.Dr.Bismar Nasution.,SH.,MH NIP.195603291986011001

)

DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II

(Dr.Mahmul Siregar.,S.H.,M.Hum) (Dr. Detania Sukarja.,S.H.,M.H NIP.197302202002121001 NIP. 198309112006042002

)

(3)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : KHAIRUNNISA BR. SEMBIRING

NIM : 150200045

Departemen : HUKUM EKONOMI

Judul Skripsi : ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Dengan ini menyatakan:

1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut di atas adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.

2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian, surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Agustus 2019

KHAIRUNNISA BR. SEMBIRING NIM: 150200045

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Ta’ala, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul:

“ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM”

Disusun untuk memenuhi tugas dan memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penghargaan dan terima kasih yang sebesarnya kepada Ayahanda tercinta Effendi Sembiring dan Ibunda tercintaSiti Aminah Tarigan yang senantiasa memberikan doa, serta saudara penulis Rizky Fauzi Sembiring, Ali Imran Sembiring, dan Siti Nur Haliza Sembiringyang senantiasan memberikansemangat.

Semoga Allah Ta’ala selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia serta akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Dalam penyusunan dan penulisan skiripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH.,M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH.,M.Hum, selakau Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Dr. Ok Saidin, SH.,M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universita Sumatera Utara;

(5)

4. Ibu Puspa Melati, SH.,M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.,M.H, selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi;

7. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.H., selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi

8. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum., yang merupakan Dosen Pembimbing I;

9. Ibu Dr. Detania Sukarja, S.H., LLM.,yang merupakan Dosen Pembimbing II.

Terimakasih atas bimbingan, saran, nasehat, dan ilmu yang telah ibu berikan selama ini dengan penuh kesabaran ibu telah membantu saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;

10. Seluruh Dosen di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan memberikan ilmu terbaik, serta membimbing penulis dalam menjalani studi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

11. Seluruh Staff pegawai dan tata usaha yang ada di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi;

(6)

12. Terimakasih kepada teman-teman penulis Melati Fitri Batubara, SH, Vira Fanesa Surbakti, Adhani Ulfa Hardy, SH, Sri Devi Kristina Panggabean, Tiolita Dora Tarigan, Nurul Anida, Rizqy Handayani Barus, Ade Ariati, Ade Sartika, Sri Budiarti dan Nur Zihan,Rina Aprilianti,Meissy Ayu Maysarah yang selama ini telah memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan dan pemikiran kita.

Penulis

NIM. 150200045 Khairunnisa Br. Sembiring

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………..……..…....i

DAFTAR ISI……….…...iv

ABSTRAK……….…………...vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..…………...…...1

B. Perumusan Masalah….………..……….……....….5

C. Tujuan Penulisan………..………...5

D. Manfaat Penulisan………..………...6

E. Metode Penelitian ………...………...6

F. Keaslian Penulisan……...11

G. Sistematika Penulisan………...……….…12

BAB II PERKEMBANGAN TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM SISTEM TRANSAKSI PERDAGANGAN A. Pengertian jual beli dan media sosial Instagram….……...…...14

B. Perkembangan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram...33

C. Hubungan hukum antara para pihak dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram...35

D. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Dan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online...40

BAB III KONTRAK JUAL BELI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM A. Kontrak jual beli dalam transaksi melalui media sosial Instagram...54

B. Keabsahan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram...…...………....……...………...56

C. Sistem pembayaran dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram.……..………...…………...….…..58

(8)

D. Akibat hukum yang timbul dalam transaksi jual beli melalui media sosia Instagram jika terjadi wanprestasi……..……….……...…...60 BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA

DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

A. Permasalahan dalam transaksi jual beli melalui media sosial

Istagram...66 B. Penyelesaian sengketa transaksi jual beli melalui media sosial

Instagram…...……..….….…...69 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..…..………77 B. Saran………...………..…….………78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

ABSTRAK

ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Khairunnisa Br. Sembiring* Mahmul Siregar**

Detania Sukarja***

Perkembangan media sosial awalnya hanya digunakan sebagai akun pribadi, namun saat ini sudah banyak digunakan sebagaiakun bisnis berupa jual beli. Perkembangan ini muncul karena adanya penawaran dan penerimaan dari masyarakat, salah satunya yaitu media sosial instagram.Namun, karena instagramini bukan akunkhusus jual beli dan kontrak perjanjian yang dilakukan tanpa tatap muka sehingga memunculkan adanya risiko seperti wanprestasi.

Mengenai jual beli elektronik ini secara umum (lex generalis) diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, secara khusus (lex specialis) transaksi jual beli elektronik ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Penulisan Skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yangbersifat deskriptif, dengan menganalisis hukum tertulis yang berlaku, sehingga diperolehkepastian bahwa kegiatan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram sudah sesuaidengan hukum tertulis yang ada, khususnya apakah sudah memenuhi unsur-unsur perlindungan hukum bagi konsumen.Penulis telah melakukan penelitian dengan padasalah satu Online Shop yaitu

@shopatbananina.Dari analisis data hasil penelitian, yang disesuaikan denganhukum tertulis yang ada, tidak ditemukan hal-hal yang tidak besesuaian.

Perlindungan hukum dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram jika menggunakan pihak ketiga (platform) maka dapat dilaporkan dengan pasal 1365 KUH Perdata tentang perbuatan melawan hukum, tetapi jika hanya dua pihak yaitu penjual dan pembeli maka dilaporkan dengan pasal 378 KUHP tentang penipuan. Pada hakikatnya Instagram bukanlah platform jual beli melainkan hanya sebagai media sosial. Media sosial Instagram dijadikan sebagai sarana/wadah jual beli online untuk menjalankan strategi marketing dengan mengunggah dan mempromosikan barang dagangannya. Sedangkan, penyelesaian sengketa apabila terjadinya wanprestasi dapat dilakukan dengan cara melaporkan akun Instagram tersebut ke pihak yang berwajib tetapi harus terpenuhi unsur- unsur tindak pidana penipuan sebagaimana yang diatur dalam pasal 28 ayat (1) Undang-Undang ITE.

Kata Kunci :Transaksi, Media Sosial, Instagram.

* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

** Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

*** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(10)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasisaat ini sedang mengarah kepada konvergensiyang memudahkan kegiatan manusia sebagai pencipta, pengembang dan pengguna teknologi itu sendiri.1 Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan media internet yang sangat pesat. Internet sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, antara lain untuk menjelajah (browsing, surfing), mencari data dan berita, saling mengirim pesan melalui email, dan perdagangan.Kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan media internet ini dikenal dengan jual beli online.2

Melalui jual beli onlinesemua formalitas-formalitas yang biasa digunakan dalam transaksi konvensional dikurangi, disamping tentunya konsumen pun memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan membandingkan informasi seperti barang dan jasa secara lebih leluasa tanpa dibatasi oleh batas wilayah (borderless).3

Perkembangan usaha di berbagai bidang membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung perkembangan dunia usaha itu sendiri, salah satu sarana yang dibutuhkan tersebut adalah internet. Perkembangan

1Ahmad M. Ramli, Cyber Law Dan HAKI Dalam Sistem Hukum Indonesia, (Bandung:

Refika Aditama, 2004), hal 1.

2Ibid.

3 Dikdik M. Arief Mansyur & Elisatris Gultom, Cyber Law (Aspek Hukum Teknologi Informasi), (Bandung :Refika Aditama, 2005), hal. 144.

(11)

teknologi informasi dan komunikasi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam era gobalisasi saat ini, karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akan berjalan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi harus dimaknai sebagai motivasi bagi manusia untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar dan memperbanyak serta mencipatakan innovasi terbaru dalam setiap bidang yang ada

Penggunaan media telekomunikasi dan teknologi informasi menempati kedudukan penting dalam memudahkan proses transaksi bisnis secara umum dan perdagangan bebas secara khusus.4Hadirnya teknologi komputer yang diproduksi untuk konsumsi masyarakat, dan munculnya jaringan internet yang menghubungkan dunia tanpa mengenal batas-batas negara bermaksud untuk mempermudah terpenuhinya segala aktivitas dan kebutuhan manusia di dunia.5 Inovasi di bidang teknologi informasi diyakini akan membawa keuntungan dan kemudahan dalam berbagai kepentingan besar bagi masyarakat dan negara-negara di dunia.6

Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang, termasuk di Indonesia yang secara langsung telah memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru yang harus diantisipasi oleh pemerintah

4Abdul halim Barkatullah, Hukum Trnasaksi Elektronik, (Bandung: Nusa Media, 2017), hal. 3.

5Ibid.

6Ibid.

(12)

dengan diimbangi pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai hukum positif yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat.7

Manusia terus menciptakan perangkat-perangkat yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaannya, terus mengadakan inovasi dari perangkat- perangkat yang sudah diciptakan sebelumnya dan terus mengembangkan teknologi yang sudah ada menjadi lebih baik dan lebih canggih lagi.

Perkembangan dan penggunaan perangkat teknis dapat membantu semua bentuk akivitas manusia dalam bidang hiburan, pendidikan, perdagangan, pemerintahan dan komunikasi itu merupakan hal yang wajar. Manusia selalu memperoleh perangkat atau perlengkapan baru ketika muncul kebutuhan akan sarana-sarana tersebut dan sepanjang perangkat tersebut dapat disediakan.8

Teknologi informasi mempunyai peran penting dalam perkembangan zaman dengan dimanfaatkannya teknologi informasi sebagai sarana komunikasi, penyebaran dan pencarian data, kegiatan belajar mengajar, dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan serta dimanfaatkan untuk melakukan transaksi bisnis.9

Pemakaian benda tidak berwujud semakin tumbuh dan mungkin secara relatif akan mengalahkan penggunaan benda berwujud.10

7Ibid.

8Assafa Endeshaw, Hukum E-Commerce dan Internet dengan Fokus di Asia Pasifik, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), hal.3

9Abdul Hakim Barkatullah, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi E- Commerce Lintas Negara di Indonesia, (Yogyakarta: FH UII Press, 2009), hal. 1

10Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, (Jakarta: PT. Gravindo Persada, 2000), hal. 29.

Sebuah contoh kasus yang saya alami sendiri di tahun 2017 saat melakukan jual beli online melalui media sosial Instagram di mana pelaku usaha mengunggah barang dagangannya di akun Instagram miliknya. Setelah terjadi kesepakatan lalu pelaku usaha

(13)

mengirimkan nomor rekeningnya kepada saya dan saya melakukan transfer pembayaran melalui Anjungan Tunai Mandiri (selanjutnya disebut ATM) ke rekening pelaku usaha. Tetapi di lain pihak, pelaku usaha melakukan wan prestasi dengan tidak mengirimkan kepada saya barang yang sesuai perjanjian adalah sudah menjadi milik saya karena sudah terjadi transaksi pembayaran atas barang tersebut. Dalam hal ini saya sebagai konsumen telah mendapatkan tindakan pelanggaran dari pihak pelaku usaha maka bagaimana kekuatan hukum yang timbul atas perjanjian yang telah konsumen dan pelaku usaha sepakati bersama.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”11

Dalam beberapa literatur di atas yang sedikit menjelaskan bagaimana fenomena yang sekarang sedang terjadi, dalam transaksi yang dilakukan di dalam media internet ini juga meninggalkan masalah mengenai keabsahan sebuah kontrak elektronik dalam transaksi jual beli melalui media internet, apabila dilihat dari hukum perikatan.12

Selain toko online yang berbasis website, terdapat beberapa jenis toko online lainnya, salah satunya yaitu toko online yang berbasis media sosial. Pada dasarnya, toko online media sosial adalah toko online yang dibuat di situs-situs media sosial. Media sosial yang paling banyak digunakan untuk toko online

11Indonesia (UU PK), Undang-Undang Tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999, Pasal 1 angka 1

12K. Muljadi dan G. Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) hal 18.

(14)

adalah instagram. Media sosial mungkin merupakan tempat yang bagus untuk menjual dan membeli barang karena pembelinya sudah ada di media sosial tersebut dan tinggal didekati. Tapi, karena bercampur dengan konten-konten lain, produk tersebut juga akan tercampur meskipun sudah menggunakan hastag atau apapun yang menjadikan produk tersebut lebih mudah ditemukan. Jadi, bagi penjual, promosi, dan pemasarannya mungkin tidak semudah yang dikira.

Perdagangan seperti ini tidak lagi merupakan paper based economy melainkan digital electronic economy.13

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulisan skripsi ini berusaha untuk mendeskripsikan bagaimanana perlindungan hukum bagi konsumen agar mendapatkan rasa aman dalam melakukan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram, skripsi ini diberi judul “ASPEK HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM”

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penulisan skripsi ini dapat dirumuskan tiga permasalahan yaitu:

1. Bagaimana perkembangan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram dalam sistem transaksi perdagangan?

2. Bagaimana sistem jual beli dan metode pembayaran dalam transaksi melalui media sosial Instagram?

3. Bagaimana perlindungan hukum dan penyelesaian sengketa dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram?

13Edmon Makarim, Op.Cit, hal. 29.

(15)

C. Tujuan Penulisan

Tulisan ini dibuat untuk menjawab permasalahan yang menjadi objek penulisan, maka sesuai permasalahan di atas adapun tujuan penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai perkembangan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram dalam sistem transaksi perdagangan 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai sistem jual beli dan

metode pembayaran dalam transaksi melalui media sosial Instagram.

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai perlindungan hukum dan penyelesaian sengketa dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan ini dapat memberikan sejumlah manfaat yang berguna baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat yang bersifat teoritis yaitu penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi kepentingan teoritis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum dengan memakai hasil penulisan ini sebagai kerangka dasar penulisan lebih lanjut terutama mengenai perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram. Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan tentang perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagramyang dirasakan masih minim dan kurang mendapat perhatian yang serius dan juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik untuk selanjutnya.

(16)

2. Manfaat secara praktis, dimana hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberi informasi yang lebih komplit mengenai keabsahan sebuah transaksi elektronik dalam jual beli melalui media sosial Instagram.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Dan Sifat Penelitian

Penelitian dalam pelaksanaannya diperlukan dan ditentukan alat-alatnya, jangka waktu, cara-cara yang dapat ditempuh apabila mendapat kesulitan dalam proses penelitian. Penelitian harus dilakukan secara metodelogis, sistematis, dan konsisten dimana metodelogis yang dimaksud berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan pada suatu sistem, dan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu kerangka pemikiran tertentu.14

Berdasarkan perumusan masalah dalam menyusun penelitian ini, jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif, yang juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen, karena lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada diperpustakaan.15

14 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 42

15 Ediwarman, Monograf Metodologi Penelitian Hukum (Panduan Penelitian Tesis Dan Disertasi), (Medan: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, 2014), hal. 94

Penelitian hukum normatif juga mengacu kepada aturan-aturan hukum, norma-norma hukum yang terdapat baik di dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram.

(17)

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis. Penelitian deskriftif analitis yakni suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Penelitian deskriptif analitis merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung kemudian dianalisis dan dilakukan pengambilan kesimpulan atas permasalahan- permasalahan yang di teliti.16

2. Metode Pendekatan

penelitian inimeggunakan surveiterhadap kasus yang diteliti untuk mendapatkan informasi yangdapat mendukung teori yang ada seperti data deskriptif yang akanmenggambarkan kondisi jual beli melalui media sosial Instagram

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang ditunjang dengan data sekunder dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan analitis, dan pendekatan kasus.17 Pendekatan undang-undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi.18

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), hal. 35

17 Jhonny Ibrahim, Teori Dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Cetakan Pertama, (Malang: Bayu Media, 2005), hal. 248

18 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), hal. 93

Pendekatan analisis adalah menganalisis pengertian hukum, asas hukum, kaedah hukum,

(18)

sistem hukum, dan berbagai konsep yuridis yang berkaitan dengan permasalahan- permasalahan dalam penelitian.19 Pendekatan kasus adalah (case approach) adalah mempelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum, terutama mengenai kasus-kasus yang telah diputus terhadap perkara-perkara yang menjadi fokus penelitian.20

3. Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan-bahan hukum yang terdapat dalam penulisan skripsi ini diambil dari data-data sekunder, dan adapun data-data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang, dimana dalam penelitian ini yang digunakan diantaranya Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, serta peraturan-peraturan lain yang mendukung penulisan skripsi ini.

b. Bahan hukum sekunder yaitu semua dokumen yang merupakan bacaan yang relevan seperti buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum, majalah, koran karya tulis ilmiah dan beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan materi yang diteliti. Selain data sekunder penulisan skripsi ini juga di dukung oleh data primer berupa penulisan lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi yang akan di bahas nantinya.

19 Jhonny Ibrahim, Op. Cit., hal. 257

20Ibid.,hal. 268

(19)

c. Bahan hukum tersier yaitu semua dokumen yang berisi tentang konsep- konsep dan keterangan keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, ensklopedia dan sebagainya.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library reseacrh) dan juga dengan melakukan wawancara langsung sebagai data pendukung, dimana wawancara dilakukan dengan informan yakni dengan pembeli dan juga penjual dalam transaksi jual beli online, dan juga responden lain yang mendukung peneilitian ini. Hasil dari kegiatan tersebut kemudian dibuat ringkasan secara sistematis sebagai inti sari hasil pengkajian studi dokumen. Tujuan dari teknik dokumentasi ini adalah untuk mencari konsepsi, teori-teori, pendapat- pendapat, penemuan- penemuan yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dalam sebuah penelitian.21

Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori- kategori atas dasar pengertian-pengertian dari sistem hukum tersebut.22

a. Mengumpulkan bahan hukum, berupa inventarisasi peraturan perundang- undangan.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan analisis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

21Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode Penelitian Dan Penulisan Hukum Sebagai Bahan Ajar, (Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009), hal. 24.

22 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 225

(20)

b. Memilah-milah bahan hukum yang sudah dikumpulkan dan selanjutnya melakukan sistematisasi bahan hukum sesuai dengan permasalahan yang dikaji di dalam penelitian.

c. Menganalisis bahan hukum dengan membaca dan menafsirkannya untuk menemukan kaiedah, asas dan konsep yang terkandung di dalam bahan hukum tersebut.

d. Menemukan hubungan konsep, asas dan kaidah tersebut dengan menggunakan teori sebagai pisau analisis.

Penarikan kesimpulan untuk menjawab permasalahan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir deduktif di mana penggunaan metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan hubungan- hubungan konsep, asas, kaidah yang terkait sehingga memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penulisan yang dirumuskan.23

F. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Transaksi Jual beli Melalui Media Sosial Instagram” merupakan hasil pemikiran sendiri. Penulisan ini setelah melalui proses pengecekan diperpustakaan fakultas menurut sepengetahuan penulis belum pernah ada yang membuat, kalaupun ada seperti beberapa judul penulisan yang diuraikan di bawah ini dapat diyakinkan bahwa substansi pembahasannya berbeda, dan dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara moral dan ilmiah.

23 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rosda Karya, 2008), hal. 48

(21)

Adapun judul penulisan skripsi lainnya yang memiliki kaitan dengan penulisan skripsi ini yaitu:

1. Hendra Prasetyo, NIM. 070200317, Skripsi, Judul “Pertanggung Jawaban Hukum Para Pihak atas Wanprestasi dalam transaksi Elektronik”

2. Laurenz Stephanus Tampubolon, NIM 960200970, Skripsi, Judul “Aspek Hukum Bisnis Elektronik Commerce Dalam Transaksi Perdagangan Melalui Internet”

3. Cut Dian Purnama, NIM 060200312, Skripsi, Judul “Perlindungan Konsumen Dalam ransaksi Elektronik (E Commerce)

4. Muhammad Rizki Gustiawan, NIM 010222129, Skripsi, Judul “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen DALAM Perjanjian Jual Beli elalui Perdagangan Elektronik”

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan menguraikan pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka penyusunannya dilakukan secara sistematis. Skripsi ini terbagi dalam lima bab, yang gambarannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini yang akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB IIPERKEMBANGAN TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM SISTEM TRANSAKSI PERDAGANGAN

(22)

Dalam bab ini yang akan dibahas mengenaipengertian jual beli dan media sosial Instagram, perkembangan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram, hubungan hukum antara para pihak dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram, kelebihan dan kelemahan dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram.

BAB IIISISTEM JUAL BELI DAN METODE PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Dalam bab ini yang akan dibahas mengenaikontrak jual-beli dalam transaksi melalui media sosial Instagram, keabsahan transaksi jual beli melalui media sosial Instagram, sistem pembayaran dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram, akibat hukum yang timbul dalam transaksi jual beli melalui Instagram jika terjadi wanprestasi.

BAB IVPERLINDUNGAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Dalam bab ini yang akan dibahas mengenaisengketa dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram, penyelesaian sengketa transaksi jual beli melalui media Instagram sosial berdasarkan Undang-Undang ITE, bentuk perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan diberikankesimpulan dan saran mengenai permasalahan yang dibahas.

(23)

BAB II

PERKEMBANGAN TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM SISTEM TRANSAKSI PERDAGANGAN

A. Pengertian Jual Beli, Media Sosial dan Instagram 1. Jual Beli

Jual beli (menurut B.W.) adalah suatu perjanjian bertimbal-balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.24

Perkataan jual beli menunjukan bahwa dari dari satu pihak perbuatan dinamakan menjual, sedangkan dari pihak yang lain dinamakan pembeli.25 Istilah yang mencakup dua perbuatan yang bertimbal-balik itu adalah sesuai dengan istilah Belanda Koop en Veerkoop yang juga mengandung pengertian bahwa pihak yang satu Verkoop (menjual) sedang yang lainnya Koopt (membeli).26

M. Yahya Harahap berpendapat bahwa perjanjian atau Verbintenis adalah suatu hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih, yang memberikan kekuatan hak pada suatu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan kepada pihak lain untuk menunaikan prestasi.27

24R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2014), hal. 1.

25Ibid

26Ibid

27M. Yahya Harahap, Sendi-Sendi Hukum Perjanjian Cetakan Kedua, (Bandung: Alumni, 1986) hal. 6

(24)

Sri Gambir Melati Hatta menyatakan bahwa “Dalam perjanjian adanya hubungan hukum atau rechtbetreking yang menyangkut hukum tersebut menimbulkan hak dan kewajiban antara dua orang atau lebih, yang mewajibkan pihak pertama untuk melakukan prestasi dan adanya pihak lain untuk mendapatkan prestasi tersebut”.28

28Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa sebagai Perjanjian Tak Bernama: Pandangan Masyarakat dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, Cetakan Keddua (Bandung: Alumni, 1999) hal. 128

Terdapat 2 unsur penting dalam jual beli, yaitu:

1. Barang/benda yang diperjualbelikan

Bahwa yang harus diserahkan dalam persetujuan jual beli adalah barang berwujudbenda. Barang adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek harta bendaatau harta kekayaan.

Menurut ketentuan Pasal 1332 KUHPerdata, hanya barang-barang yang biasadiperniagakan saja yang boleh dijadikan objek persetujuan.

KUHPerdata mengenal tiga macam barang dalam Pasal 503-Pasal 505KUHPerdata yaitu:

a) Ada barang yang bertubuh dan ada barang yang tak bertubuh.

b) Ada barang yang bergerak dan ada barang yang tak bergerak.

c) Ada barang yang bergerak yang dapat dihabiskan, dan ada yang tidak dapatdihabiskan; yang dapat dihabiskan adalah barang-barang yang habis karenadipakai.

Penyerahan barang-barang tersebut diatur dalam KUHPerdata sebagaimanaberikut:

(25)

a) Untuk barang bergerak cukup dengan penyerahan kekuasaan atas barang itu(Pasal 612 KUHPerdata)

b) Untuk barang tidak bergerak penyerahan dilakukan dengan pengumuman aktayang bersangkutan yaitu dengan perbuatan yang dinamakan balik nama dimuka pegawai kadaster yang juga dinamakan pegawai balik nama (Pasal 616dan Pasal 620 KUHPerdata).

c) Untuk barang tidak bertubuh dilakukan dengan membuat akta otentik atau di bawah tangan yang melimpahkan hak-hak atas barang-barang itu kepada orang lain (Pasal 613 KUH Perdata).

2. Harga

berarti suatu jumlah yang harus dibayarkan dalam bentuk uang.

Pembayaran harga dalam bentuk uang lah yang dikategorikan jual beli.

Harga ditetapkan oleh para pihak.29

29Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, (Bandung: PT Alumni, 1986) hal. 182.

Pembayaran harga yang telah disepakati merupakan kewajiban utama dari pihak pembeli dalam suatu perjanjian jual beli. Pembayaran tersebut dapat dilakukan dengan memakai metode pembayaran sebagai berikut:

a). Jual Beli Tunai Seketika

Metode jual beli dimana pembayaran tunai seketika ini merupakan bentukyang sangat klasik, tetapi sangat lazim dilakukan dalam melakukan jual beli.Dalam hal ini harga rumah diserahkan semuanya, sekaligus pada saatdiserahkannya rumah sebagai objek jual beli kepada pembeli.

b). Jual Beli dengan Cicilan/Kredit

(26)

Metode jual beli dimana pembayaran dengan cicilan ini dimaksudkan bahwa pembayaran yang dilakukan dalam beberapa termin, sementara penyerahan rumah kepada pembeli dilakukan sekaligus di muka, meski pun pada saat itu pembayaran belum semuanya dilunasi. Dalam hal ini, menurut hukum, jual beli dan peralihan hak sudah sempurna terjadi, sementara cicilan yang belum dibayar menjadi hutang piutang.

c). Jual Beli dengan Pemesanan/Indent

Merupakan metode jual beli perumahan dimana dalam melakukan transaksi jual beli setelah indent atau pemesanan (pengikatan pendahuluan) dilakukan,maka kedua belah pihak akan membuat suatu perjanjian pengikatan jual beliyang berisi mengenai hak-hak dan kewajiban keduanya yang dituangkandalam akta pengikatan jual beli.30

2)Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggungterhadap cacat-cacat tersembunyi.

3. Kewajiban Penjual

Bagi penjual ada kewajiban utama, yaitu:

1)Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan.Kewajiban menyerahkan hak milik meliputi segala perbuatan yang menuruthukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan itu dari si penjual kepada si pembeli.

31

30Munir Fuady, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007) hal. 25

31 R. Subekti, Op.Cit.,(Bandung: PT Alumni, 1982),hal. 8.

Konsekuensi dari jaminan oleh penjual diberikan kepada pembeli bahwa barangyang dijual itu adalah sungguh- sungguh miliknya sendiri yang bebas dari sesuatubeban atau tuntutan dari suatu

(27)

pihak. Mengenai cacat tersembunyi makapenjual menanggung cacat-cacat yang tersembunyi itu pada barang yang dijualnyameskipun penjual tidak mengetahui ada cacat yang tersembunyi dalam objek jualbeli kecuali telah diperjanjikan sebelumnya bahwa penjual tidak diwajibkanmenanggung suatu apapun.

Tersembunyi berarti bahwa cacat itu tidak mudah dilihat oleh pembeli yang normal.

4. Kewajiban Pembeli

Menurut Abdulkadir Muhammad, kewajiban pokok pembeli itu ada dua yaitumenerima barang-barang dan membayar harganya sesuai dengan perjanjiandiaman jumlah pembayaran biasanya ditetapkan dalam perjanjian.32

undang

Sedangkanmenurut Subekti, kewajiban utama si pembeli adalah membayar harga pembelianpada waktu dan di tempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian. Harga

tersebut haruslah sejumlah uang meskipun hak ini tidak ditetapkan dalam undang-

33

Pada dasarnya proses transaksi jual beli secara elektronik tidak jauh berbeda dengan jual beli biasa, dimana perbedaannya dapat dilihat sebagai berikut:34

1. Penawaran, yang dilakukan oleh penjual atau pelaku usaha melalui website pada internet, dimana penjual atau pelaku usaha menyediakan strorefrontyang berisi catalog produk dan pelayanan yang akan

32Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Op.Cit., hlm. 257-258.

33R. Subekti, Op.Cit., hlm. 20.

34 Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 75.

(28)

diberikan. Masyarakat yang memasuki website pelaku usaha tersebut dapat melihat barang yang ditawarkan oleh penjual, dan salah satu keuntungan jual beli melalui toko online ini adalah bahwa pembeli dapat berbelanja kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.

2. Penawaran dalam sebuah website biasanya menampikan barang-barang yang ditawarkan, harga, nilai rating atau poll otomatis tentang barang yang diisi oleh pembeli sebelumnya, spesifikasi barang termasuk menu produk lain yang berhubungan. Penawaran melalui internet terjadi apabila pihak lain yang menggunakan media internet memasuki situs milik penjual atau pelaku usaha yang melakukan penawaran, oleh karena itu apabila seseorang tidak menggunakan media internet dan memasuki situs milik pelaku usaha yang menawarkan sebuah produk maka tidak dapat dikatakan ada penawaran, dengan demikian, penawaran melalui media internet hanya dapat terjadi apabila seseorang membuka situs yang menampikan sebuah tawaran melalui internet tersebut.35

3. Penerimaan, dapat dilakukan tergantung penawaran yang terjadi, apabila penawaran dilakukan melalui e-mail address, maka penerima dilakukan melalui e-mail, karena penawaran hanya ditujukan sebuah e-mail tersebut yang ditujukan untuk seluruh rakyat yang membuka website yang berisikan penawaran atas suatu barang yang ditawarkan oleh penjual atau pelaku usaha. Setiap orang yang berminat untuk membeli barang yang ditawarkan itu dapat membuat kesepakatan dengan penjual atau pelaku

35Ibid., hal. 82.

(29)

usaha yang menawarkan barang tersebut. Pada transaksi jual beli secara elektronik khususnya melalui website, biasanya calon pembeli akan memilih barang tertentu yang ditawarkan oleh penjual atau pelaku usaha, dan jika calon pembeli atau konsumen itu tertarik untuk membeli salah satu barang yang ditawarkan, maka barang itu akan disimpan terlebih dahulu sampai calon pembeli atau konsumen merasa yakin akan pilihannya, selanjutnya pembeli atau konsumen akan memasuki tahap pembayaran.

4. Pembayaran dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui fasilitas internet namun tetap bertumpu pada sistem keuangan nasional, yang mengacu pada sistem keuangan lokal.

Klasifikasi cara pembayaran adalah sebagai berikut:

a) Transaksi model transfer antar rekening, sebagai transaksi yang hanya melibatkan intitusi finansial dan pemegang account yang akan melakukan pengambilan uangnya dari account masing-masing.

b) Pembayaran dua pihak tanpa perantara, yang dapat dilakukan langsung antar kedua pihak tanpa perantaraan mengunakan uang nasionalnya.

c) Pembayaran dengan perantaraan pihak ketiga, umumnya merupakan proses pembayaran yang menyangkut debet, kredit ataupun cek masuk. Metode pembayaran yang digunakan antara lain sistem pembayaran melalui kartu kredit online serta sistem pembayaran check in line.

(30)

Apabila kedudukan penjual dengan pembeli berbeda, maka pembayaran dapat dilakukan melalui cash account to account atau pengalihan dari rekening pembeli pada rekening penjual. berdasarkan kemajuan teknologi, pembayaran dapat dilakukan melalui kartu kredit pada formulir yang disediakan oleh penjual dalam penawarannya. Pembayaran dalam transaksi jual beli secara elektronik ini sulit untuk dilakukan secara langsung, karena adanya perbedaan lokasi antar penjual dengan pembeli, dimungkinkan untuk dilakukan.

5. Pengiriman, merupakan suatu proses yang dilakukan setelah pembayaran atas barang yang telah ditawarkan oleh penjual kepada pembeli, dalam hal ini pembeli berhak atas penerimaan barang termaksud. Pada kenyataannya barang yang dijadikan objek perjanjian dikirimkan oleh penjual kepada pembeli dengan biaya pengiriman sebagaimana yang telah diperjanjikan.

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara konvensional, dimana antara penjual dengan pembeli saling bertemu secara lansung, namun dapat juga hanya melalui media internet, sehingga orang yang saling berjauhan atau berada pada lokasi yang berbeda tetap dapat melakukan transaksi jual beli tanpa harus bersusah payah untuk saling bertemu secara langsung, sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu serta biaya baik bagi pihak penjual maupun pembeli.

(31)

2. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,wiki, forum, dunia virtual yang merupakan bentuk media sosial paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.36

Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuatweb dan laman pribadi yang terhubung dengan setiap orang dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan mediabroadcast, maka media sosial menggunakan internet.37 Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi tanggapan secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di media sosial.38

Media sosial memiliki 6 karakteristik khusus, yaitu:39

a. Jaringan (Network)Infrastruktur yang menghubungkan antar perangkat keras untuk melakukan pertukaran informasi.

b. Informasi (Information)Informasi merupakan bentuk utama dari media sosial karena untuk melakukan komunikasi dibutuhkan informasi.

Contohnya seperti konten dari pengguna, profil yang dituju, dan lain sebagainya.

36Reni Ferlitasari, “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Prilaku Keagamaan Remaja”, Tugas Akhir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Tahun 2018, hal. 17.

37Ibid.

38 Ibid.

39Rulli Nasrullah, Media Sosial:Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hal. 48

(32)

c. Arsip (Archive)Media sosial dapat menjadi media penyimpanan data yang berisi informasi dari penggunanya.

d. Interaktivitas (Interactivity)Media sosial harus memiliki interaktivitas atau interaksi antar pengguna.

e. Simulasi Sosial (Social Simulation)Media sosial dapat men-simulasikan keadaan sosial yang sesungguhnya tanpa harus mengalaminya secara langsung. Contohnya seperti chattingdengan teman tanpa harus bertatap muka secara langsung.

f. Konten Pengguna (User-generated Content)Konten-konten dalam Media sosial dapat dibuat oleh para penggunanya, tidak hanya konten yang sudah ada sebelumnya.

Media Sosial dapat digunakan untuk berbagai hal, di antaranya adalahsebagai media penyebaran informasi, media interaksi sosial, dan media usaha jualbeli.Haryantomenyebutkan dalam karya ilmiahnya bahwa menggunakan mediasosial sebagai sarana penyebaran informasi dan interaksi sosial merupakanlangkah efektif karena informasi dapat ditemukan dengan cepat dan interaksinyatidak terbatas hanya untuk individu, namun juga untuk kelompok.40 3. Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbasis Android yang memungkinkan penggunanya mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke

40Haryotono,Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Komunitas Putakawan Homogen Dalam Rangka Pemanfaatan Bersama Koleksi Antar Perguruan Tinggi, Jurnal Vol. 5 Nomor 1, EduLib (2015): 83-86

(33)

berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik instagram sendiri.41 Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini.42

Instagram kita. Makin populernya Instagram sebagai aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat banyak pengguna yang turun ke bisnis online turut mempromosikan produk – produknya lewat Instagram.

Kata

“insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingindisampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari instan-telegram.

Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagi–bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari facebook yang memungkinkan teman facebook kita mengikuti (follow) akun

43

Media sosial Instagram adalah suatu alat penyampaian pesan(aplikasi) untuk bisa berkomunikasi dengan khalayak secara luas dengansaling berbagi foto atau video, yang didalamnya juga terdapat fitur – fitur lain seperti direct message (DM), comment, love, dll.

41Ariestya Ayu Permata, Pemanfaatan Media Sosial untuk Jual Beli Online di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya melalui Instagram,(Surabaya:Tesis Unair, 2017), hal. 5

42Rangga Aditya, Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Minat Fotografi Pada Komunitas Fotografi Pekanbaru (Riau: JurnalFISIP UNRI, Volume 2 No. 2 2015), hal.3

43M.Nisrina,BisnisOnline,Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang, (YogyakartaKobis, 2015) hlm. 137.

(34)

Selain fitur-fitur dalam Instagram yang beragam, salah satu kelebihan lain dari Instagram adalah hasil foto dapat dibagikan ke media sosial lainya seperti, Facebook dan Twitter, sehingga memungkinkan hasil foto tersebut tidak hanya dilihat oleh orang-orang yang memiliki Instagram saja.44 Dibandingkan dengan media sosial lain, Instagram lebih cocok untuk dijadikan media promosi atau sponsor karena bentuknya yang bersifat visual sehingga dapat digunakan sebagai media penyampai, yaitu penyampaian informasi yang hanya sepotong, agar para pengguna yang mengikutinya menjadi penasaran dan ingin mencari tahu informasi lebih lanjut.45Instagram juga memiliki banyak kelebihan lain, yaitu:46

1. Informasi yang ditampilkan di setiap postingan gambar rinci dan jelas, seperti lokasi, waktu, dan bahkan pengguna juga dapat mengisi bio atau biografi, yaitu informasi mengenai akun pengguna tersebut.

2. Instagram dapat mengetahui kebutuhan dan kebiasaan serta kesukaan masing-masing pengguna sehingga segmentasi pasar atau pembagian pasar untuk promosi dapat lebih fokus.

3. Dapat diakses kapan saja menggunakan akses internet.

4. Tampilan mudah dipahami untuk semua pengguna ponsel.

5. komunikasi melalui banyak fitur yaitu komentar, hastag(#), mentions, berbagi, kesukaan, dan bahkan pesan pribadi.

44Rangga Aditya, Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Minat Fotografi Pada Komunitas Fotografi Pekanbaru, FISIP UNRI, Volume 2 No. 2 (2015) hal. 3

45 Dhita Widya Putri; Maulida De Mormes, “Analisis Strategi Perencanaan Pesan Pada Akun Instagram E-Commerce @shopatbananina” The Messenger, Volume 9, No. 1 (2017) hal.

77

46Puguh Kurniawan, Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Komunikasi Pemasaran Modern Pada BatikBurneh,Kompetensi, Volume 11, No. 2 (2017) hal. 223-224

(35)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem perdagangan dengan memanfaatkan sarana media sosial telah mengubah wajah bisnis di Indonesia. Selain disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi informasi juga disebabkan oleh tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang serba cepat, mudah dan praktis. Melalui media sosial, masyarakat memiliki ruang gerak lebih luas dalam memilih produk (barang dan jasa) yang akan dipergunakan tentunya dengan berbagai kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkan.47

Terdapat dua jenis perjanjian jualbeli. Pertama jual-beli dengan sistem percobaan, yaitu barang yang akan dibeli dicoba terlebih dahulu oleh si pembeli48

perjanjian jualbeli

, misalnya jual-beli mobil, radio, TV, dan lain-lain. Kedua, jual-beli yang pada waktu terjadinya si pembeli belum melihat barang yang akan dibeli, melainkan hanya contohnya saja, misalnya dalam transaksi jual beli melalui media sosial (selanjutnya disebut jual beli online).

Transaksi jual beli melalui media sosial merupakan salah satu produk dari internet yang merupakan sebuah jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya melalui media komunikasi seperti kabel, telepon, satelit.49Jual beli melalui media sosial juga dapat meliputi transfer informasi secara elektronik antara bisnis, dalam hal ini menggunakan Electronic Data Interchange (EDI).50

47Dikdik M.Arief Mansur dan Elistaris Gultom, Cyber Law: Aspek Hukum Teknologi Informasi (Bandung: Refika Aditama, 2005), hal. 144

48Indonesia (KUHPerdata), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1463

49Imam Mustofa, Transaksi Elektronik (E-Commerce) dalam Perspektif Fiqh, Jurnal Hukum Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, Volume 10, No. 2, Desember 2012), hal. 159

50Ridwan Sanjaya dan Wisnu Sanjaya, Membangun Kerajaan Bisnis Online (Tuntunan Praktis Menjadi Pembisnis Online), (Jakarta: Kompas Gramedia, 2009), hal. 36

Jual beli melalui media sosial merupakan salah satu implementasi dari bisnis online. Berbicarai mengenai bisnis onlinetidak terlepas

(36)

dari transaksi jual beli via instagram yang merupakan aktivitas pembelian, penjualan, pemasaran dan pelayanan atas produk dan jasa yang ditawarkan melalui jaringan komputer.51 Transaksi jual beli melalui media sosial biasanya menggunakan perjanjian tertulis, seperti melalui web, e-mail dan sejenisnya.52Jual beli melalui media sosial Instagram adalah transaksi jual beli yang dilakukan via teknologi modern. umumnya, penawaran dalam transaksi jual beli melalui media sosial dilakukan secara tertulis, dimana suatu barang diunggah dalam laman instagram dengan dilabeli harga tertentu. Kemudian bagi konsumen atau pembeli yang menghendaki maka mentransfer uang sesuai dengan hargayang tertera dan ditambah ongkos kirim.53

Instagram memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan jejaring sosial lainnya.

Diantara sekian banyak fitur yang ada di Instagram, ada beberapa fitur yang digunakan oleh @shopatbanananina dalam menjalankan komunikasi pemasarannya, salah satu fitur yang digunakan oleh akun Instagram tersebut adalah konsumen dapat mengetahui harga barang cukup dengan meng-klik gambar barang yang diinginkan dan bisa langsung terhubung ke website untuk melakukan pembelian.

Berikut beberapa barang yang dijual di @shopatbanananina:

51Ibid

52Imam Mustofa, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 33.

53Ibid

(37)

Gambar 1: Laman Instagram @shopatbananannina

Gambar diatas adalah laman utama dari akun online shop(selanjutnya disebut dengan olshop) @shopatbanananina yang menjual produk seperti tas dan sepatu bermerek (branded).

(38)

Gambar 2: Contoh produk yang dijual di akun olshop @shopatbanananina Gambar diatas menampilkan contoh produk yang dijual di @shopatbanananina yang mana bila konsumen meng-klik 1 kali pada gambar tersebut maka otomatis akan muncul harga dari barang tersebut.

(39)

Gambar 3: Tampilan setelah harga pada produk di-klik

Gambar diatas adalah tampilan laman websiteresmi @shopatbanananina bagi konsumen yang ingin membeli produk tersebut.

(40)

Gambar 4: Detail produk di laman website resmi @shopatbanananina Gambar diatas merupakan detail produk yang telah di-klik di laman website resmi @shopatbanananina, konsumen juga dapat mengajukan pertanyaan seputar produk yang ditampilkan melalui pilihan chat yang tersedia pada laman tersebut.

(41)

Gambar 5: Keterangan produk yang telah di-klik di website resmi

@shopatbanananina dan keranjang belanja

Gambar diatas menunjukkan laman selanjutnya adalah keterangan produk ukuran, deskripsi, material yang digunakan, kelengkapan produk tersebut. Jika konsumen ingin memebeli produk tersebut bisa meng-klik add to cart untuk lanjut ke pembelian dan memasukkan alamat pengiriman yang akan ditotal jumlah yang harus dibayar (harga barang dan ongkos kirim barang). Apabila konsumen belum berniat membeli barang tersebut maka konsumen bisa meng-klik wishlist untuk mendapatkan notifikasidan membeli produk lain kali selama persediaan produk masih ada.

(42)

Gambar 6: Keterangan yang harus diisi setelah meng-klik add to cart

Gambar diatas menampilkan laman website @shopatbanananina setelah meng-klikadd to cart untuk melengkapi data pengirimanan konsumen yang selanjutnya akan di totalkan dengan harga produk yang telah dipilih ditambah dengan ongkos kirim untuk segera di transfer ke rekening penjual.

(43)

B. Perkembangan Transaksi Jual Beli Melalui Media Sosial Instagram Perkembangan media sosial yang semakin pesat tidak hanya terjadi pada negara-negara maju saja tetapi juga di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di Indonesia sendiri banyak sekali pengguna media sosial Instagram dan perkembangannya yang pesat menjadi pengganti peran media massa atau konvensional dalam menyebarkan berita atau informasi. Untuk membagi informasi, media sosial maupun internet juga dijadikan wadah untuk melakukan kegiatan bisnis seperti membuka toko online, dll.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis media sosial Instagram awalnya hanya digunakan sebagai akun pribadi, namun saat ini sudah banyak digunakan menjadi akun bisnis berupa jualbeli. Perkembangan ini muncul karena adanya penawaran dan penerimaan dari masyarakat, salah satunya yaitu media sosialinstagram. Namun, karena instagram bukan akun khusus jual-beli dan kontrak perjanjian yang dilakukan tanpa tatap muka sehingga memunculkan adanya risiko seperti wanprestasi.

Transaksi jual beli melalui media sosial Instagram memang lebih praktis dan menjadi penggerak ekonomi baru dalam bidang teknologi. Perkembangan transaksi jual-beli dengan sistem inimenunjukkan peningkatan daya beli masyarakat yang sangat signifikan tidak hanya di negara-negara maju tetapi juga di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Banyak keuntungan dan kemudahan yang ditawarkan melalui transaksi jual beli online dibanding dengan jual-beli dengan cara konvensional. Keuntungan jual beli onlinedibagi menjadi

(44)

dua bagian yakni keuntungan bagi pedagang dan keuntungan bagi pembeli.

Adapun keuntungan bagi pedagang antara lain:54

1. Dapat digunakan sebagai lahan untuk menciptakan pendapatan (revenue generation) yang sulit atau tidak dapat diperoleh melalui cara konvemnsional, seperti memasarkan langsung produk, menjual informasi, iklan (banner), membuka cybermall, dan sebagainya.

2. Memperpendek product cycle dan management supplier. Perusahaan dapat memesan barang baku atau produk ketika ada pemesanan sehingga perputaran barang lebih cepat dan tidak perlu gudang besar untuk menyimpan produk-produk tersebut.

3. Menurunkan biaya operasional.

4. Melebarkan jangkauan pemasaran.

5. Waktu operasional yang tidak terbatas.

6. Pelayanan ke pelanggan lebih baik.

Sedangkan keuntungan bagi pembeli adalah55

1. Home Shopping. Pembeli dapat melakukan transaksi di rumah sehingga dapat menghemat waktu, menghindari kemacetan dan menjangkau toko- toko yang jauh dari lokasi.

:

2. Mudah melakukan transaksi.

3. Pembeli memiliki pilihan yang sangat banyak dan luas sehingga dapat membandingkan produk yang ingin dibeli.

4. Tidak dibatasi waktu.

54Dikdik M. Arief dan Elistaris Gultom, Op.Cit, hal. 149

55Ibid

(45)

5. Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau sulit diperoleh di outlet-outlet atau pasar tradisional.

Keuntungan-keuntungan tersebut apabila dipergunakan dengan baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap jual-beli Online yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam jual-beli Online semua formalitas-formalitas yang biasa dipergunakan dalam transaksi jual-beli konvensional dikurangi disamping konsumen dapat mengumpulkan dan membandingkan informasi barang secara lebih leluasa tanpa dibatasi oleh wilayah.

C. Hubungan Hukum Antara Para Pihak dalam Transaksi Jual Beli Melalui Media Sosial Instagram

Hubungan hukum para pihak dalam transaksi jual beli melalui media sosial Instagram sama dengan hubungan hukum para pihak dalam transaksi jual beli konvensional yaitu hubungan antara dua atau lebih subjek hukum. Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain.56 Hubungan hukum ini terjadi karena adanya peristiwa hukum yaitu peristiwa yang dapat menggerakkan hukum atau menimbulkan akibat hukum dalam hal ini adalah transaksi jual beli.57

Transaksi jual beli melalui media sosial instagram menawarkan peluang besar bagi konsumen untuk mendapatkan barang dan memenuhi kebutuhan dari belahan dunia manapun. Konsumen dapat mengalihkan beban pengiriman jarak

56Sofia Hasanah, Dalam https://www.hukumonline.com/klinik/arti-peristiwa-hukum-dan- hubungan-hukum/, Diakses tanggal 12 Juli 2019, Pukul 22:54

57Ibid

(46)

jauh dan juga biaya pengangkutan serta persyaratan asuransi yang berlaku dalam perdagangan internasional.58

Hubungan hukum dalam lingkup hukum perlindungan konsumen yaitu jika terdapat ketidak sesuaian barang dengan informasi mengenai barang yang diberikan oleh penjual sebelum membeli barang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak konsumen dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tenantang Perlindungan Konsumen, salah satunya adalah hal atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa.59

Prof. Zen Umar Purba dalam buku Abdul Halim Barakatullah menyimpulkan konsep hubungan pelaku usaha dengan konsumen mengemukakan sebagai berikut:60

Pelaku usaha sangat membutuhkan dan sangat bergantung pada dukungan konsumen sebagai pelanggan, tanpa dukungan konsumen tidak mungkin pelaku usaha dapat mempertahankan kelangsungan usaha, sebaliknya kebutuhan konsumen sangat tergantung dari hasil produksi pelaku usaha.

“Kunci pokok perlindungan hukum bagi konsumen adalah bahwa konsumen dan pelaku usaha saling membutuhkan. Produksi tidak ada artinya kalau tidak ada yang mengkonsumsinya dan produk yang dikonsumsi secara aman dan memuaskan, pada gilirannya akan merupakan promosi gratis bagi pelaku usaha”

61

58Clive M. Schmitthoff, Schmitthoff’s Export Trade: The Law Practice Of Internasional Trade, (London: Stevens & Sons), hal 58-59.

59Teguh Arifiyadi, Dalam https://www.hukumonline.com/klinik/ perlindungan-hukum- bagi-konsumen-belanja-online/, Diakses tanggal 12 Juli 2019, Pukul 23:00

60Abdul Hallim Barakatullah, Hak-Hak Konsumen (Bandung:Nusamedia , 2010), hal. 85.

61Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, (Bandung:

Mandar Maju, 2010), hal. 36

Hubungan antara pelaku usaha dan konsumen yang berkelanjutran terjadi sejak proses produksi, distribusi pada pemasaran hingga penawaran.Rangkaian kegiatan tersebut

(47)

merupakan rangkaian perbuatan hukum yang mempunyai akibat hukum, baik terhadap semua pihak maupun hanya kepada pihak tertentu saja.

Hal tersebut dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam suatu sistem distribusi dan pemasaran produk guna mencapai suatu tingkat produktifitas dan efektifitas tertentu dalam rangka mencapai sasaran usaha. Pada tahap hubungan penyaluran dan distribusi tersebut menghasilkan suatu hubungan yang sifatnya massal62

Cara transaksi hubungan pelaku usaha dan konsumen semakin berkembang berdampak pada konstruksi hukum diawali dengan perubahan paradigma hukum antara konsumen dan pelaku usaha, yaitu hubungan yang semula dibangun atas prisip ceveat emptor berubah menjadi caveat venditor.63Suatu prinsip hubungan yang semula menekan pada kesadaran konsumen sendiri untuk melindungi dirinya menjadi kesadaran pelaku usaha untuk melindungi konsumen.64

62Ibid

63Malcom Leder And Peter Shears,Consumer Law, (London: Financial Times Management, 1996), hal. 28

64Ibid

Dengan perkembangan teknologi sekarangini dikenal cara transaksi elektronik menggunakan fasilitas internet, transaksi melalui media sosial instagram merupakan menjadi salah satu media yang efektif bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan dan menjual barang kepada calon konsumen di seluruh dunia. Jual beli melalui media sosial instagram merupakan model bisnis modern yang tidak menghadirkan pelaku bisnis secara fisik, perkembangan ini juga berdampak pada hubungan cara transaksi pelaku usaha dan konsumen.

(48)

Secara garis besar, dapat ditemukan beberapa masalah yang timbul berkenaan dengan hak-hak konsumen dalam transaksi jual beli melalui media sosial instagram, antara lain:

1. Konsumen tidak dapat langsung mengidentifikasi, melihat, menyentuh barang yang akan dipesan;

2. Ketidakjelasan informasi mengenai produk yang ditawarkan dan/atau tidak ada kepastian apakah konsumen telah memperoleh berbagai informasi yang layak diketahui, atau yang sepatutnya dibutuhkan untuk mengambil suatu keputusan dalam bertransaksi;

3. Tidak jelasnya status subjek hukum, dari pelaku usaha;

4. Tidak adanya jaminan keamanan bertransaksi dan privasi serta penjelasan terhadap resiko-resikoyang berkenaan dengan sistem yang digunakan, khususnya dalam hal pembayaran secara elektronik baik dengan credit card maupun electronic cash;

5. Pembebanan resiko yang tidak berimbang, karena umumnya terhadap jual beli melalui internet, pembayaran telah lunas dilakukan di muka oleh konsumen, sedangkan barang belum tentu diterima atau menyusul kemudian, karena jaminan yang ada adalah jaminan pengiriman barang bukan penerimaan barang;

6. Transaksi yang bersifat lintas batas negara bordless, menimbulkan pertanyaan mengenai yurisdiksi hukum negara mana yang sepatutnya diberlakukan.

(49)

Jika dikaitkan antara hak-hak konsumen yang diakui secara universal dan yang ada pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia, maka hak-hak konsumen dalam transaksi ini sangat riskan sekaliuntuk dilanggar dan menempatkan konsumen dalam transaksi melalui media sosial instagramberada pada posisi yang lemah, oleh karena itu secara mendasar konsumen juga membutuhkan perlndungan hukum yang sifatnya universal juga.65 Mengingat lemahnya kedudukan konsumen pada umumnya dibandingkan dengan kedudukan produswn yang relatif lebih kuat dalam banyak hal msalnya dari segi ekonomi maupn pengetahuanmengingat produsenlah yang memproduksi barang sedangkan konsumen hanya membeli produk yang telah tersedia dipasaran, maka pembahasan perlindungan konsumen akan selalu terasa aktual dan selalu penting untuk dikaji ulang serta asalah perlindungan konsumen ini terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.66

Hak dan kewajiban yang timbul dalam transaksi jual-beli melalui media sosial Instagram ini berupa kontraprestasi dan prestasi yang harus dilaksanakan dalam hubungan transaksi jual beli melalui media instagram.

Kelebihan dalam transaksi jual beli melalui media instagram ini banyak, salah satunya pembeli dapat menanyakan mengenai ketersediaan barang yang ada kepada penjual, tidak seperti jual beli di web pada umumnya. Kekurangan dalam transaksi jual beli instagram ini dari segi hukumnya yaitu seperti penuntutan sampai ke pengadilan hampir tidak pernah dilakukan karena besarnya biaya perkara untuk menyelesaikan ke pengadilan dengan jumlah barang yang

65Ari Sri Riski dan Nurdiana Tajuddin, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018) hal. 19

66Ibid

(50)

dikeluarkan tidak seimbang. Apabila ada penjual yang melakukan wanprestasi penyelesaian dilakukan secara nonlitigasi dengan akibat hukum berupa ganti rugi seperti pengembalian uang, penggantian barang, atau potongan harga barang, dan kompensasi sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Hubungan hukum dalam transaksi jual-beli online timbul sebagai perwujudan dari asas kebebasan berkontrak (laissez faire) yang mengikat para pihak (pacta sun servanda).67 Hal ini diatur dalam “Buku Wajib” aturan Hukum Perdata di Indonesia, yaitu Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata) yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.68

D. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Dan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online

Hak dan kewajiban dalam jual beli menurut hukum Perdata adalah sebagai berikut:

a. Hak Penjual

Hak penjual dalam pelaksanaan perjanjian jual beli melalui jasa perantara ini adalah menerima pembayaran dari harga yang telah disepakati oleh pembeli dari barang yang ia jual. Kewajiban utama pembeli adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang ditetapkan dalam persetujuan, hal tersebut merupakan hak yang harus diterima oleh penjual seperti pada umumnya.69

67Resa Raditio, Aspek hukum Transaksi Elektronik, (Jakarta: Graha Ilmu, 2014), hal 8.

68 Indonesia (KUH Perdata), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1338

69 Lihat Indonesia, KUH Perdata, Op.Cit., Pasal 1513 KUHPerdata

Kemudian jika pembeli tidak membayar harga pembelian, maka penjual dapat

Gambar

Gambar 1: Laman Instagram @shopatbananannina
Gambar 2: Contoh produk yang dijual di akun olshop @shopatbanananina  Gambar diatas menampilkan contoh produk yang dijual di @shopatbanananina  yang mana bila konsumen meng-klik  1 kali pada gambar tersebut maka otomatis  akan muncul harga dari barang ters
Gambar 3: Tampilan setelah harga pada produk di-klik
Gambar 4: Detail produk di laman website resmi @shopatbanananina  Gambar diatas merupakan detail produk yang telah di-klik  di laman  website resmi @shopatbanananina, konsumen juga dapat mengajukan pertanyaan  seputar produk yang ditampilkan melalui piliha
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bidang ahli hukum yang pada umumnya berkaitan dengan proses alih debitur untuk kedepannya dapat memperoleh jawaban yang jelas mengenai, pengaturan tentang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umpan balik pelaporan rujukan belum pernah ada oleh karena tidak berjalannya sistem.. pelaporan dari RSUD Chatib Quzwain ke

Pembentukan nilai-nilai islam dalam hubungan sosial ini dititik beratkan pada pembentukan sikap dan perilaku seseorang sebagai warga masyarakat, yang mana setiap orang

Pada ketinggian lebih dari 1200 mdpl titik terendah terdapat pada lokasi Tanjungan yang terletak pada ketinggian 1305 mdpl dengan jenis rumput yang tersedia adalah rumput

tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada

Pengunaan paket literasi untuk stimulasi literasi anak usia pra-sekolah dalam penelitian ini akan digali dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan

(2) Untuk melihat pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Lipstik Pixy Pada Mahasiswi STIE Bina Karya Tebing Tinggi. (3) Untuk melihat pengaruh Celebrity

Setelah melihat hasil jawaban angket, pengolahan dan analisis data, maka penulis menyarankan : (1) Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pontianak Diharapkan siswa