• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN STATUS UNSUR HARA P DAN TEKSTUR TANAH PADA TANAH ANDISOL DI KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMETAAN STATUS UNSUR HARA P DAN TEKSTUR TANAH PADA TANAH ANDISOL DI KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN STATUS UNSUR HARA P DAN TEKSTUR TANAH PADA TANAH ANDISOL DI KECAMATAN

DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

SKRIPSI

OLEH : SYAHRUL HAMID

130301134

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

(2)

PEMETAAN STATUS UNSUR HARA P DAN TEKSTUR TANAH PADA TANAH ANDISOL DI KECAMATAN

DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

SKRIPSI

OLEH : SYAHRUL HAMID

130301134

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

(3)
(4)

tanah Andisol di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan melakukan survei dan pemetaan wilayah persebaran P-tersedia, tekstur tanah, pH tanah dan retensi fosfat di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 sampai dengan Desember 2018. Analisis penelitian dilaksanakan di laboratorium Riset dan Teknologi dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian. Metode yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dan analisis P-tersedia metode Bray II, analisis Tekstur Tanah metode Hydrometer Bouyocous, analisis penetapan Retensi Fosfat metode Blakemore dan analisis pH tanah dengan pH meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran P-tersedia sangat tinggi (100%), tekstur tanah berjenis lempung berpasir (100%), pH tanah agak masam (60%) dan masam (40%) dan retensi fosfat >85% (100%). Dari analisis sampel terhadap P-tersedia, tekstur tanah, pH tanah dan retensi fosfat, menunjukkan bahwa dengan retensi fosfat >85% seharusnya ketersediaan P rendah. Akan tetapi kenyataannya hasil dari analisis dilapangan bahwa P-tersedia sangat tinggi, ini dikarenakan pemberian pupuk fosfat yang banyak atau melebihi dosis oleh para petani di lapangan.

Kata kunci : Andisol, Fosfat, Pemetaan Tanah, Survei.

(5)

soil texture on Andisol soil in Dolat Rayat sub-district, Karo district. This study aimed to conduct a survey and mapping of available P distribution areas, soil texture, soil pH and phosphate retention in Dolat Rayat sub-district, Karo district.

This research was conducted in August 2018 to December 2018. Analysis of the research was carried out in the Research and Technology Laboratory and Soil Fertility and Chemistry laboratory, Department of Agriculture. The method used is Stratified Random Sampling P-available analysis using the Bray II method, texture analysis using the Hydrometer Bouyocous method, analysis of the determination of phosphate retention by the Blakemore method and soil pH analysis with pH meters. The results showed that the distribution of P-available was very high (100%), the texture of the soil was sandy clay (100%), the soil pH was slightly acidic (60%) and acidic (40%) and phosphate retention >85%

(100%). From sample analysis to P available, soil texture, soil pH and phosphate retention, indicating that with phosphate retention >85% P availability should be low. But in fact the results of the analysis in the field show that P availability is very high, due to the provision of a lot of phosphate fertilizer or exceed the required dose by farmers in the field.

Keywords: Andisol, Land Mapping, Phosphate, Survey.

(6)

Ayah Syarifuddin Nasution dan Ibu Nur Asiah Lubis. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Pada tahun 2001 penulis masuk pendidikan Sekolah Dasar di SDI AL- Bayyinah Jakarta Selatan selama 6 tahun. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP N 131 Jakarta Selatan selama 3 tahun.

Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di MAN 1 Panyabungan selama 3 tahun.

Pada tahun 2013, penulis melanjutkan studinya ke Universitas Sumatera Utara (USU) Medan melalui jalur SNMPTN pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dengan minat Ilmu Tanah. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti beberapa organisasi diantaranya BKM Al Mukhlisin di bidang Kaderisasi, Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Fakultas Pertanian di bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (MPMU) USU sebagai wakil ketua ketiga dan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGROTEK) sebagai ketua bidang Kerohanian Agama Islam.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Asam Jawa, Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016.

(7)

dan karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Adapun judul Skripsi ini adalah “PEMETAAN STATUS UNSUR HARA P DAN TEKSTUR TANAH PADA TANAH ANDISOL DI KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir, Hardy Guchi, MP dan Bapak Dr. Ir. Mukhlis, M. Si, selaku Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan usulan penelitian ini.

Medan, April 2019

Penulis

(8)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT .... ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 3

TINJAUAN PUSTAKA Andisol ... 4

Unsur Hara-P ... 6

Tekstur tanah ... 8

Survei Dan Pemetaan ... 10

Kondisi Umum Lingkungan ... 12

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 14

Metode Penelitian... 14

Tahapan Persiapan ... 15

Tahapan Kegiatan di Lapangan ... 15

Analisis Laboratorium ... 16

Pengelolaan Data ... 16

Parameter Pengamatan ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ... 17

Pemetaan dan Sebaran P-tersedia... 18

Pemetaan dan Sebaran Tekstur Tanah ... 20

Pemetaan dan Sebaran Retensi Fosfat... 22

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 31

Saran….. ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN….. ... 34

(10)

1. Pengelompokkan tekstur tanah ... 9

2. P-tersedia ... 18

3. Tekstur tanah ... 20

4. Retensi Fosfat ... 22

5. pH tanah ... 24

6. Luas sebaran pH tanah ... 25

7. Pemupukan di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo ... 27

(11)

1. Peta hasil persebaran P-tersedia ...19

2. Peta hasil persebaran Tekstur Tanah ...21

3. Peta hasil persebaran Retensi Fosfat ...23

4. Peta hasil persebaran pH Tanah ...26

5. Peta administrasi Kecamatan Dolat Rayat ...39

6. Peta penutupan lahan Kecamatan Dolat Rayat ...40

7. Peta kemiringan lereng Kecamatan Dolat Rayat ...41

8. Peta ketinggian tempat Kecamatan Dolat Rayat ...42

9. Peta satuan peta lahan (SPL) Kecamatan Dolat Rayat ...43

10.Peta titik sampel Kecamatan Dolat Rayat ...44

11.Gambar lokasi penelitian dan laboratorium ...45

(12)

1. Kriteria sifat tanah ... 34

2. Hasil analisis P tersedia ... 35

3. Hasil analisis pH tanah ... 36

4. Hasil analisis tekstur tanah ... 37

5. Hasil analisis retensi fosfat ... 38

6. Peta administrasi Kecamatan Dolat Rayat ... 39

7. Peta penutupan lahan Kecamatan Dolat Rayat ... 40

8. Peta kemiringan lereng Kecamatan Dolat Rayat ... 41

9. Peta ketinggian tempat Kecamatan Dolat Rayat ... 42

10. Peta satuan peta lahan (SPL) Kecamatan Dolat Rayat ... 43

11. Peta titik sampel Kecamatan Dolat Rayat ... 44

12. Gambar lokasi penelitian dan laboratorium ... 45

(13)

Tanah Andisol merupakan salah satu jenis tanah memiliki sifat fisika dan kimia yang khas. Sifat khas yang dimiliki antara lain bahan organik tinggi, bulk densiti rendah sehingga kapasitas menahan air dan porositasnya tinggi. Andisol didominasi mineral liat amorf yaitu alofan. Alofan memegang peranan utama dalam menentukan bulk densiti yang rendah. Kondisi yang demikian sangat baik untuk digunakan untuk budidaya pertanian (Tan, 1998).

Tanah Andisol memiliki sifat yang khas, baik sifat fisika maupun sifat kimianya. Tanah ini merupakan salah satu tanah dengan permasalahan retensi fosfat yang tinggi yaitu dengan retensi fosfat > 85 % (Mukhlis, 2011).

Ditinjau dari unsur haranya, khususnya fosfat (P), ketersediaan P bagi tanaman di tanah Andisol cukup rendah. Walaupun kandungan P totalnya sangat tinggi. Ini disebabkan sebagian besar P yang diberikan dalam bentuk pupuk di dalam tanah dijerap oleh bahan amorf sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Menurut Mukhlis (2011) biasanya petani memberikan pupuk P jauh lebih banyak pada tanah Andisol untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara P.

Oleh karena ketersediaan P yang selalu rendah, unsur P selalu menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman di tanah Andisol, ini lah yang menjadi permasalahan utama pada tanah Andisol, yaitu ketersediaan P yang rendah dan retensi P yang tinggi. Unsur P dijerap kuat oleh bahan alumunium dan besi non- kristalin sehingga menjadi tidak tersedia untuk tanaman (Mukhlis, 2011).

(14)

Analisis tanah Andisol dari berbagai wilayah, menunjukkan bahwa Andisol memiliki tekstur tanah yang bervariasi dari berliat (30-65%), sampai berlempung kasar (10-20%). Reaksi tanah umumnya agak masam (5,6-6,5).

Dengan nilai pH tersebut, potensi kesuburan alami Andisol bervariasi sedang sampai tinggi (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2005).

Wilayah Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo memiliki luas daerah 32,25 km2 atau 3.225 ha dengan ketinggian tempat 1200-1600 m dari permukaan laut dan terletak antara 3o8’-3o12’ LU-98o30’-98o36’ BT dan terdiri dari 7 desa.

Mayoritas penduduk bersuku Batak Karo dan beragama Protestan. Sebagian besar mata pencarian penduduk adalah sebagai petani dan komoditi terbesar petani adalah tanaman-tanaman hortikultura. Kecamatan Dolat Rayat memiliki rata-rata curah hujan yaitu 154 mm/bulan dan hari hujan 14 mm/bulan pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistika, 2016).

Survei merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu. Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi penggunaannya.

Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta. Laporan survei berisi uraian tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).

Berdasarkan uraian-uraian masalah tersebut diatas penulis merasakan perlunya dilakukan pemetaan penyebaran status unsur hara P-tersedia pada tanah Andisol yang dimana ketersediaan P bagi tanaman cukup rendah akibat retensi

(15)

fosfat yang tinggi dan kondisi tekstur tanah yang bervariasi dalam menentukan tingkat kesuburan tanahnya.

Tujuan Penelitian

Untuk memetakan penyebaran status unsur hara-P dan tekstur tanah Andisol yang berada di daerah Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(16)

TINJAUAN PUSTAKA Andisol

Andisol dicirikan dengan sifat andik. Sifat andik yang digunakan sebagai penciri antara lain persentase Al + 1/2 Fe (dengan ammonium oksalat) jumlahnya 2,0% atau lebih, bulk density (kerapatan indak) pada kapasitas lapang (1/3 bar) yaitu 0,90 g/cm3, mengandung bahan amorf (alofan) tinggi, retensi fosfat (>85%), mengandung bahan piroklastik vitric (bahan vulkanik) lebih dari 5%

(Soil Survey Staff, 2014).

Tanah Andisol dicirikan oleh warna hitam gelap, bobot isi rendah, didominasi oleh bahan amorf yang bermuatan variable dan retensi fosfat yang tinggi. Sifat-sifat tersebut merupakan pengaruh utama dari keberadaan mineral Alofan, Imogolit, Ferrihidrit atau kompleks Al-humus di dalam tanah

(Mukhlis, 2011).

Tanah Andisol merupakan tanah subur yang berada pada berbagai kondisi iklim,ketinggian dan pada berbagai bentuk wilayah. Tanah Andosol yang terletak pada kawasan budidaya pertanian sebagian besar sudah digunakan untuk:(1) tanaman perkebunan terutama teh, kopi, dan tebu/tembakau, (2) tanaman pangan lahan kering terutama padi gogo dan jagung, (3) tanaman hortikultura antara lain kentang, kol, tomat, cabai, tanaman hortikultura tahunan antara lain jeruk, alpokat, apel, (4) Tanaman pangan lahan basah (sawah) Sedangkan tanah Andosol pada kawasan hutan sebagian besar merupakan hutan produksi terbatas, hutan lindung, taman nasional, hutan suaka alam dan hutan yang dapat dikonversi

(Sukarman dan Dariah, 2014).

(17)

Tanah ini terbentuk dari erupsi volkanik, baik berupa tefra, aliran piroklastik, lahar atau produk vulkan lainnya. Oleh sebab itu ditemukan disekitar gunung berapi, di dataran tinggi (> 400 m dari permukaan laut). Didukung oleh kondisi iklim tropika basah, biasanya dibudidayakan tanaman hortikultura, seperti jeruk, wortel, cabe, kol, tomat, bunga-bungaan yang bernilai tinggi, selain itu beberapa tanaman perkebunan hanya sesuai tumbuh didaerah ini, seperti the, kopi, dan tembakau, khususnya tembakau Deli yang baik ditanam di tanah Andisol dataran rendah (Mukhlis, 2011).

Tanah Andisol umumnya dijumpai dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 750 sampai 3.000 m dpl. Namun demikian hasil penelitian terakhir terhadap geografi tanah-tanah Andisol di Indonesia menunjukkan bahwa tanah-tanah tersebut tidak hanya dijumpai di dataran tinggi, namun dijumpai juga di dataran rendah. Tanah Andisol dijumpai di Pulau Sumatera mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu mulai ketinggian 20 m sampai lebih dari 1.800 m dpl.

Tanah Andisol dataran rendah terdapat, di Kaki Gunung Sibayak di daerah Perkebunan Tembakau Deli dan Perkebunan Tebu Sei Semayang Sumatera Utara (Sukarman dan Dariah 2014).

Andisol merupakan tanah yang didominasi oleh alumunium silikat amorf dan/atau kompleks Al-humus. Biasanya memiliki sekuen horizon A-Bw-C.

Horizon A berwarna gelap dan sangat tinggi bahan organic (biasanya > 10%) yang distabilkan oleh alumunium. Andisol mempunyai fraksi koloid yang didominasi oleh kompleks Al-humus dan alumunium silikat amorf (alofan dan imogolit) di lingkungan hancuran iklim humid. Sebaliknya haloisit selalu dominan di iklim dengan musim kering yang nyata atau dilapisan tanah tertimbun dengan

(18)

drainase yang tak sempurna. Andisol terbentuk utamanya pada abu vulkanik, tetapi dapat juga ditemukan pada batuan yang telah terlapuk lanjut lainnya, seperti amfibolik, arkos dan lainnya (Ugolini dan Dahlgren, 2002).

Unsur Hara Fosfor

Fosfor lebih sedikit jumlahnya dalam tanah dari pada N dan K. P total di permukaan tanah bervariasi 0,005-0,15%. Rata-rata kandungan total P tanah lebih rendah pada tanah-tanah di daerah basa dari pada daerah kering. Akan tetapi jumlah P total di dalam tanah sering kali tidak berhubungan dengan ketersediaan P bagi tanaman, sehingga tanah-tanah yang kandungan P totalnya tinggi belum tentu memiliki ketersadiaan P yang tinggi pula bahkan justru ketersedian P bagi tanaman rendah. Dengan demikian pemahaman hubungan dan interaksi berbagai bentuk P dalam tanah dan factor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan P penting diketahui untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan P pada lahan-lahan pertanian (Nurhidayati, 2017).

Fosfor (P) merupakan unsur hara penentu pertumbuhan bagi tanaman pertanian. P selalu menjadi pembatas pertumbuhan tanaman di Andisol karena suplainya selalu rendah. Unsur P diserap kuat oleh bahan alumunium dan besi non-kristalin menjadi tidak tersedia untuk tanaman (Mukhlis, 2011).

Unsur P berperan menyusun bagian tanaman yaitu rerata menyusun 0,2 %. Respon tanaman terhadap unsur ini terutama dapat terlihat pada sistem perakaran, pertumbuhan secara umum , mutu dan total produksi.

Meski dibutuhkan tidak sebanyak N dan K, defisiensi P menyebabkan gangguan hebat terhadap tanaman seperti halnya N dan K. Unsur ini menentukan awal fase pematangan terutama untuk serelia, sehingga jika

(19)

suplai P terbatas, tidak saja akan menyebabkan pertumbuhan yang terhambat tetapi juga kualitas, kuantitas, dan waktu panen. Unsur ini berperan vital dalam pembentukan biji, dan buah, sehingga para petani menyebut pupuk P sebagai “pupuk buah” (Hanafiah, 2005).

Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman. Tidak ada unsur lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhan secara normal.

Fungsi penting fosfor di dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses- proses di dalam tanaman lainnya. Di dalam tanah P terdapat dalam berbagai bentuk persenyawaan yang sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman. Sebagian besar pupuk yang diberikan ke dalam tanah, tidak dapat digunakan tanaman karena bereaksi dengan bahan tanah lainnya, sehingga nilai efisiensi pemupukan P pada umumnya rendah hingga sangat rendah (Winarso, 2005).

P yang ditambahkan ke dalam tanah masam menjadi tidak larut, karena bereaksi dengan berbagai ion logam, terutama dengan besi dan alumunium, sehingga ketersediaannya untuk tanaman berkurang. Peristiwa ini disebabkan oleh retensi ataupun fiksasi oleh logam tersebut. Retensi P adalah suatu peristiwa dimana P yang berada dalam keadaan demikian masih dapat diekstraksi oleh asam encer, sehingga bentuk P dapat tersedia untuk pertumbuhan tanaman. P yang difiksasi adalah bentuk P tanah yang tidak dapat diekstraksi oleh asam encer dan tidak dapat menjadi fosfat yang tersedia untuk tanaman (Budi dan Sari, 2015).

Permasalahan penting dari P adalah sebagian P di dalam tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman, meskipun jumlah totalnya lebih besar dari pada

(20)

nitrogen. Hal ini disebabkan ketersediaan P di dalam tanah sangat tergantung kepada sifat dan ciri tanah itu sendiri, serta sistem pengelolaan tanah itu.

Penambahan P ke dalam tanah hanya bersumber dari deposit atau pelapukan batuan dan mineral yang mengandung fosfat. Oleh karena itu, kandungan P di dalam tanah tergantung banyak sedikitnya cadangan mineral fosfor dan tingkat pelapukannya (Damanik et al, 2010).

Fosfat dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika diberikan dalam jumlah yang banyak kedalam tanah. P merupakan hara yang jumlahnya sangat terbatas untuk mendapat produksi yang memadai pada berbagai ekosistem terutama system akuatik. Jika sebagian besar dari P diberikan maka P akan pindah ke permukaan air melalui aliran aliran permukaan (runoff) atau tanah tererosi, akibat ini disebut proses eutrophication (Hanafiah et al, 2009).

Tekstur Tanah

Tanah andisol mempunyai tekstur yang sangat berveriasi dari lempung berpasir sampai liat berpasir, hal ini tergantung dari jenis dan ukuran partikel tefhra yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi dan tingkat pelapukan. Sering terjadi adanya perbedaan tekstur antara hasil pengamatan dilapangan dan hasil analisis dilaboratorium. Hal ini terjadi karena bahan tanah yang berasal dari tanah non kristalin sering kali tidak mengalami disperse secara sempurna menjadi butiran primer (debu,liat atau pasir) pada saat analisis tanah

(Sukarman dan Dariah, 2014).

Tekstur tanah dianggap sebagai ciri dasar tanah yang dengan manipulasi tanah sifat ini tidak mudah berubah. Secara umum, tanah mineral memiliki

(21)

partikel primer (tekstur) dengan ukuran bervariasi, baik antara setiap jenis tanah maupun antar lapisan dalam profil tanah (Utomo et al, 2016).

Tekstur tanah umumnya ditetapkan memaalui dua metode, yaitu metode pipet (kurang teliti) atau metode hydrometer “bouyoucos” (lebih teliti), yang keduanya didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah didalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan (density) sama dalam satu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hanafiah, 2005).

Lubis (2015) mengatakan bahwa pengetahuan tentang tekstur tanah sangat penting, sebagai panduan nilai kemampuan lahan dan pengelolaan tanah.

Umumnya tanah-tanah pertanian yang paling baik mengandung persen liat 10- 20%, bahan organic 5-10% dan perbandingan yang sama antara pasir dan debu.

Pengelompokkan kedua belas tekstur tanah secara sederhana dapat dilihat pada Table 1.1 berikut.

Tabel 1.1. Pengelompokkan Tekstur Tanah

Kelompok Tekstur Kelas Tekstur

Tanah bertekstur kasar Pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung berpasir halus

Tanah bertekstur sedang Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung liat, lempung liat berdebu

Tanah bertekstur halus Liat berpasir, liat berdebu dan liat Sumber : Konhke (1968)

Utomo et al (2016) menyatakan bahwa bila terjadi perbedaan komposisi dari ketiga fraksi tersebut dalam suatu tanah akan menyebabkan kecepatan dan kapasitas infiltrasi tanah berbeda pula, begitu juga terhadap nilai erodibilitas

(22)

Tekstur tanah memengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya. Defenisi kelas tekstur tanah mengacu pada system USDA (Rayes, 2007).

Andisol menunjukkan keragaman yang luas dalam hal tekstur tanah, tergantung kepada tipe dan ukuran partikel tefra, mode dan derajat hancuran iklim dan sebagainya. Ada perbedaan nyata antara tekstur tanah yang ditetapkan di laboratorium dengan metode mekanis, karena mineral non-kristalin selalu menghambat dispersi partikel (Mukhlis, 2011).

Survei Dan Pemetaan

Survei tanah adalah pengkajian tanah sebagai tubuh geografis dan menentukan hubungan yang unik dari seperangkat sifat-sifat tanah yang diobservasi di alam (Soil Survey Staff, 1975b; 2014). Dalam survei tanah diidentifikasi tubuh tanah yang dapat dikenal sebagai satuan alami, diprediksi dan didelineasi tersebut menurut jenis tanah yang telah didefenisikan. Survei tanah dibuat dengan menggunakan taksonomi tanah tertentu yang memandu penamaan daerah yang didelineasi maupun batas-batas (dua dimensi) yang tidak terlihat oleh ketampakan eksternal (Utomo et al, 2016).

Peta tanah sebagai salah satu Informasi Geospasial Tematik (IGT) disusun dari hasil kegiatan survey dan pemetaan tanah (soil survey and mapping), yaitu kegiatan penelitian dilaboratorium dan lapangan untuk melakukan identifikasi, karakterisasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan/tanah dan fisik lingkungannya disuatu wilayah, yang didukung oleh data hasil analisis laboratorium. Peta tanah menyajikan informasi geospasial sifat-sifat tanah dan penyebarannya pada bentang lahan (landscape) di suatu wilayah. Peta tanah

(23)

dilengkapi dengan keterangan legenda peta, keterangan karakteristik tanah yang berkembang di daerah yang dipetakan, lampiran data lapangan dan data analisis laboratorium (Wahyunto et al, 2016).

Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahanya. Pada peta tanah, hal tersebut dinyatakan dalam satuan peta yang dibedakan berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya terdiri atas : iklim, landform (termasuk litologi, topografi/relief), tanah dan hidrologi (Djaenudin et al, 2011).

Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat atau karakteristik tanah di antaranya drainase tanah, tekstur, kedalaman tanah dan retensi hara (pH, KTK), serta beberapa sifat lainnya diantaranya alkalinitas, bahaya erosi, dan banjir/genangan (Sartohadi, 2012).

Tujuan utama survei tanah adalah :

1. Membuat semua informasi spesifik yang penting tentang tiap-tiap macam tanah terhadap penggunanngnya dan sifat-sifat lainnya sehingga dapat ditentukan pengelolaanya.

2. Menyajikan uraian satuan peta sedemikian rupa sehingga dapat di interpretasikan oleh orang-orang yang memerlukan fakta-fakta mendasar tentang tanah.

(Rayes, 2007).

Biasanya untuk memudahkan melihat sebaran tanah, masing-masing satuan peta diberi simbol dan bahkan warna yang berbeda. Tiap-tiap simbol tercatat secara sistematis dalam legenda peta, yang mendeskripsikan tanah secara

(24)

ringkas dan satuan petanya, serta membangun hubungan antara peta dan laporan.

Pelaksanaan survei tanah pada skala yang berbeda dilakukan dengan cara yang berbeda pula. Semakin besar skala peta yang dihasilkan, semakin banyak jumlah dan macam pengamatan yang dilakuakan per satuan luasan tertentu. Demikian pula sebaliknya (Rayes, 2007).

Kondisi Umum Wilayah

Wilayah Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo memiliki luas wilayah 32,25 km2 atau 3.225 ha dengan ketinggian tempat 1200-1600 m dari permukaan laut dan terletak antara 3o8’-3o12’ LU-98o30’-98o36’ BT. Terdiri dari 7 Desa.

Mayoritas penduduk bersuku Batak Karo dan beragama protestan. Sebagian besar mata pencarian penduduk adalah sebagai petani dan komoditi terbesar petani adalah tanaman-tanaman hortikultura. Kecamatan Dolat Rayat memiliki rata-rata curah hujan yaitu 154 mm/bulan dan hari hujan 14 hari/bulan pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistika, 2016).

Gambaran lain dari letak geografis kecamatan Dolat Rayat yang ber ibu kota desa Dolat Rayat adalah letaknya yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dan berada di sebelah barat lereng gunung barus, sebelah tenggara gunung sibayak dan sebelah timur gunung sinabung. Wilayah kecamatan Dolat Rayat berbatasan dengan:

1. Kabupaten Deli Serdang dibagian utara 2. Kecamatan Barus jahe dibagian timur

3. Kecamatan Tiga panah dibagian selatan, dan 4. Kecamatan Berastagi dibagian barat

(25)

Vegetasi yang dominan di lahan hutan asli adalah tanaman hutan dan semak belukar. Pada lahan tanaman tahunan, vegetasinya adalah kopi dan jeruk.

Pada lahan tanaman semusim, vegetasi yang dominan adalah tanaman hortikultura (jagung, kol, cabai, tomat, strawberry, bawang merah dan bawang putih).

Pemupukan untuk tanaman tahunan dilakukan dua tahap, yaitu dua tahun sekali untuk pupuk NPK dengan aplikasi di lubang tanam dan setahun sekali untuk pupuk kandang dengan aplikasi di bedengan. Pada tanaman semusim, pemupukan tanaman dilakukan setiap masa tanam, jenis pupuk dan aplikasi yang dilakukan sama seperti tanaman tahunan. Untuk dosis yang diberikan, para petani di wilayah ini tidak pernah menghitung besar pupuk yang diberikan, baik untuk tanaman tahunan dan tanaman semusim.

(26)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo terletak di antara 3o8’-3o12’ LU-98o30’-98o36’ BT dengan luas daerah 32,25 km2atau 3.225 ha dengan ketinggian tempat 1200-1600 m dari permukaan laut.

Penelitian juga dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian dengan skala 1:50.000, sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui titik koordinat dan ketinggian tempat, bor tanah,

cangkul, meteran, gunting, plastik bening, label, spidol permanen, karet gelang, kamera, alat tulis, kuisioner dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk analisis tanah di Laboratorium.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan metode sampel stratified random sampling tingkat survey semi detail. Dengan membagi setiap ketinggian tempat dan kemiringan tempat dalam pembagian pengambilan sampel tanah. Tahapan penelitian terdiri dari :

(27)

Tahapan Persiapan

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu diadakan rencana penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka, pengadaan peta-peta yang dibutuhkan, penyusunan penelitian, persiapan alat dan bahan serta pengambilan titik koordinat dilapangan yang akan digunakan dalam penelitian.

Tahapan Kegiatan di Lapangan

Penelitian ini dimulai dengan survei pendahuluan yaitu dengan mengadakan orientasi lapangan penelitian seperti pengambilan titik koordinat.

Setelah survei pendahuluan dilanjutkan dengan pelaksanaan survei utama dengan tujuan utamanya adalah pengambilan sampel tanah.

Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dengan menggunakan metode Stratified random sampling, dkarenakan karakteristik kandungan dalam tanah di wilayah tersebut cukup merata dan pada wilayah tersebut berjenis tanah Andisol dan didominasi oleh salah satu sub-ordo tanah yaitu Hydrudands Hapludands sesuai dengan luasan yang telah ditentukan dengan pedoman peta dasar.

Kemudian dilakukan pengambilan titik sampel tanah dengan jumlah 15 sampel menggunakan bor tanah pada kedalaman 0-20 cm. Dari tiap pengambilan contoh tanah tersebut maka dicatat hasil pembacaan koordinat pada GPS. Setelah diperoleh sampel tanah dari pengeboran maka diambil +2 Kg contoh tanah pada setiap titik koordinat, kemudian dianalisis kandungan fosfat (P), tekstur tanah, pH tanah dan retensi fosfat.

Pengumpulan data produksi dilakukan dengan melakukan kuisioner kepada petani.

(28)

Analisis Laboratorium

Sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dianalisis di Laboratorium Riset dan Teknologi dan Laboratorium Dasar Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan untuk mengetahui kadar kandungan unsur hara-P dalam tanah pada areal tersebut, dilakukan analisis laboratorium penetapan unsur hara-P tersedia dengan metode Bray II, penetapan retensi Fosfat dengan metode Blakemore, penetapan tekstur tanah dengan menggunakan metode Hydrometer Bouyocous dan mengukur pH Tanah dengan menggunakan pH meter.

Pengelolaan Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis spasial menggunakan GIS (Geografic Information System). Output analisis spasial adalah kadar unsur hara-P tersedia, retensi fosfat, pH tanah dan tekstur tanah. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian sifat-sifat tanah.

Parameter Pengamatan

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. P tersedia (metode Bray II)

2. Tekstur tanah (metode Hydrometer Bouyocous) 3. Retensi fosfat (metode Blakemore)

4. Nilai pH tanah (metode Elektrometri)

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo dengan luas wilayah 32,25 km2 atau 3.225 ha dengan ketinggian tempat 1200- 1600 m dari permukaan laut dan wilayah penelitian ini didominasi oleh lahan pertanian dan hutan yang berada di sebelah barat kaki gunung barus. Kondisi topografi wilayah di daerah ini berbukit-bukit dan bergelombang dengan kemiringan lereng dari datar hingga sangat curam dan interval topografi yg tinggi sehingga di peroleh titik sampel yang mewakili lokasi penelitian sebanyak 15 titik. Vegetasi yang dominan di lahan hutan asli adalah tanaman hutan dan semak belukar. Pada lahan tanaman tahunan, vegetasinya adalah kopi dan jeruk. Pada lahan tanaman semusim, vegetasi yang dominan adalah jagung, kol, cabai, tomat, strawberry, bawang merah dan bawang putih.Pemupukan untuk tanaman tahunan dilakukan dua tahap, yaitu dua tahun sekali untuk pupuk NPK dengan aplikasi di lubang tanam dan setahun sekali untuk pupuk kandang dengan aplikasi di bedengan. Pada tanaman semusim, pemupukan tanaman dilakukan setiap masa tanam, jenis pupuk dan aplikasi yang dilakukan sama seperti tanaman tahunan.

Untuk dosis yang diberikan, para petani di wilayah ini tidak pernah menghitung besar pupuk yang diberikan, baik untuk tanaman tahunan dan tanaman semusim.

Pada umumnya petani memberikan pupuk terutama pupuk fosfat dengan sebanyak-banyaknya untuk hasil produksi lebih maksimal.

Hasil survei dan analisis didapat data P-tersedia, retensi fosfat, tekstur tanah dan pH tanah seperti tertera pada tabel berikut :

(30)

Pemetaan dan Sebaran P-Tersedia

Kadar P-tersedia, metode Bray II, tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo di sajikan pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Kadar P-Tersedia Tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Sampel Titik Koordinat

P-Tersedia

(ppm) *Kriteria

Bujur Timur Lintang Utara

1 98,558328 3,120225 184,06 Sangat tinggi

2 98,553445 3,127667 255,54 Sangat tinggi

3 98,551660 3,134072 158,92 Sangat tinggi

4 98,544745 3,140209 221,87 Sangat tinggi

5 98,557455 3,144934 71,40 Sangat tinggi

6 98,549745 3,158032 169,71 Sangat tinggi

7 98,547001 3,170522 178,34 Sangat tinggi

8 98,534067 3,177579 92,38 Sangat tinggi

9 98,530092 3,190293 205,41 Sangat tinggi

10 98,541066 3,180099 212,92 Sangat tinggi

11 98,530764 3,202558 148,35 Sangat tinggi

12 98,534907 3,200878 95,15 Sangat tinggi

13 98,541234 3,199422 56,84 Sangat tinggi

14 98,543810 3,203903 224,85 Sangat tinggi

15 98,548345 3,201998 116,18 Sangat tinggi

Sumber: *Staf Pusat Penelitian Tanah (1983).

Hasil analisis tanah pada Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kadar hara P- tersedia di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo sangat tinggi (>35 ppm) pada seluruh wilayah pengamatan (100%).

(31)
(32)

Pemetaan dan Sebaran Tekstur Tanah

Analisis fraksi pasir, debu, liat dan tekstur tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo di sajikan pada Tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Kadar Fraksi liat, debu, pasir dan tekstur tanah Andisol di Kecamatan Dolat Rayat

Sampel

Titik Koordinat %

*Tekstur Tanah Bujur

Timur

Lintang Utara

Pasir Debu Liat

1 98,558328 3,120225 66,56 25,28 8,16 Lempung berpasir 2 98,553445 3,127667 64,56 27,28 8,16 Lempung berpasir 3 98,551660 3,134072 64,56 25,28 10,16 Lempung berpasir 4 98,544745 3,140209 64,56 27,28 8,16 Lempung berpasir 5 98,557455 3,144934 7056 21,28 8,16 Lempung berpasir 6 98,549745 3,158032 62,56 29,28 8,16 Lempung berpasir 7 98,547001 3,170522 66,56 25,28 8,16 Lempung berpasir 8 98,534067 3,177579 58,56 33,28 8,16 Lempung berpasir 9 98,530092 3,190293 64,56 27,28 8,16 Lempung berpasir 10 98,541066 3,180099 72,56 19,28 8,16 Lempung berpasir 11 98,530764 3,202558 66,56 25,28 8,16 Lempung berpasir 12 98,534907 3,200878 60,56 31,28 8,16 Lempung berpasir 13 98,541234 3,199422 70,56 21,28 8,16 Lempung berpasir 14 98,543810 3,203903 68,56 23,28 8,16 Lempung berpasir 15 98,548345 3,201998 72,56 19,28 8,16 Lempung berpasir (Sumber: *Berdasarkan diagram segitiga kelas tekstur tanah USDA).

Hasil analisis tanah pada Tabel 2.2 menunjukkan bahwa tanah Andisol di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo di dominasi oleh fraksi pasir dan tekstur tanahnya adalah lempung berpasir diseluruh areal penelitian.

(33)
(34)

Pemetaan dan Sebaran Retensi Fosfat

Hasil analisis retensi fosfat, metode Blakemore pada tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo di sajikan pada Tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Retensi fosfat tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat

Sampel Titik Koordinat

Retensi Fosfat (%) Bujur Timur Lintang Utara

1 98,558328 3,120225 87,33

2 98,553445 3,127667 89,14

3 98,551660 3,134072 89,76

4 98,544745 3,140209 86,66

5 98,557455 3,144934 86,76

6 98,549745 3,158032 87,18

7 98,547001 3,170522 89,21

8 98,534067 3,177579 85,76

9 98,530092 3,190293 90,11

10 98,541066 3,180099 88,66

11 98,530764 3,202558 90,76

12 98,534907 3,200878 86,54

13 98,541234 3,199422 95,22

14 98,543810 3,203903 92,08

15 98,548345 3,201998 95,22

Hasil analisis tanah pada Tabel 2.3 menunjukkan bahwa nilai retensi fosfat di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo >85% pada seluruh wilayah pengamatan dan nilai ini sesuai dengan kriteria pada tanah Andisol yang memiliki tingkat retensi fosfat yang tinggi >85%.

(35)
(36)

Pemetaan dan Sebaran pH Tanah

Hasil pengukuran pH tanah, tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo di sajikan pada Tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4 Nilai pH tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat

Sampel Titik Koordinat Derajat

Kemasaman (pH)

*Kriteria Bujur Timur Lintang Utara

1 98,558328 3,120225 5,33 Masam

2 3

98,553445 98,552660

3,127667 3,134072

5,27 5,79

Masam Agak Masam

4 98,544745 3,140209 5,86 Agak Masam

5 98,557455 3,144934 5,97 Agak Masam

6 98,549745 3,158032 5,97 Agak Masam

7 98,547001 3,170522 6,33 Agak Masam

8 98,534067 3,177579 6,42 Agak Masam

9 98,530092 3,190293 5,96 Agak Masam

10 98,541066 3,180099 6,19 Agak Masam

11 98,530764 3,202558 6,09 Agak Masam

12 98,534907 3,200878 5,57 Masam

13 98,541234 3,199422 5,14 Masam

14 98,543810 3,203903 5,44 Masam

15 98,548345 3,201998 5,27 Masam

Sumber: *Staf Pusat Penelitian Tanah 1983).

Hasil analisis pengukuran pH tanah pada Tabel 2.4 menunjukkan bahwa pH tanah di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo adalah masam dan agak masam. Hasil pengukuran pH tanah yang masam terdapat pada sampel 1,2,12,13,14 dan 15 (pH 4,5-5,5) dan pH agak masam terdapat pada sampel 3,4,5,6,7,8,9,10 dan 11 (pH 5,6-6,5).

(37)

Tabel 2.5 Luas Sebaran pH Tanah

pH Tanah Persentase (%) Agak Masam 60

Masam 40 Total 100

Hasil pemetaan tanah dan pengukuran pH tanah yang dilakukan di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo didapati ada dua kriteria tingkat pH tanah dengan kriteria yakni agak masam dengan luas persentase persebaran 60% dan masam dengan luas persentase persebaran 40%.

(38)
(39)

Pemupukan di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo Tabel 2.6 Pemupukan di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo

No

*Dosis Pupuk Kg/rante

Ammophos Pupuk Kandang Patenkali Butir Pupuk Cantik Urea

1 10 80 5 3 -

2 7 80 5 3 -

3 10 100 5 3 -

4 8 90 5 - -

5 8 100 5 - 5

6 8 80 4 - 3

7 7 100 5 5 -

8 8 100 5 4 -

9 10 100 6 5 -

10 10 100 5 - 5

11 8 80 5 3 -

12 8 100 6 3 -

13 7 80 5 3 -

14 10 100 5 - -

15 10 100 5 3 -

Keterangan:*Hasil kuisioner dari petani

Hasil kuisioner di lapangan dilihat pada Tabel 2.6 bahwa pemupukan di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo terdapat lima jenis pupuk yang digunakan, yaitu: ammophos, pupuk kandang, patenkali butir, pupuk cantik dan urea. Petani wilayah kecamatan initidak memiliki dosis tetap dalam pemberian pupuk, karena keadaan ekonomi yang berbeda-beda dari petani sehingga tidak menentu dalam pemberian pupuk terhadap tanaman yang dikelolanya sesuai dengan kemampuan ekonomi finansial dari masing-masing petani.

Pembahasan

Hasil analisis P tersedia dilihat pada Tabel 2.1 adalah sangat tinggi >35 ppm (100%). Kondisi ini sangat berbanding terbalik dari kondisi yang seharusnya

(40)

>85%. Faktor tersebut disebabkan oleh kondisi dilapangan dimana para petani menggunakan dosis pupuk yang berlebihan pada lahan pertanian mereka terutama pupuk fosfat, ditambah lagi dengan kemungkinan faktor pelapukan batuan dan cadangan mineral fosfor di dalam tanah, sehingga ketersediaan P menjadi meningkat tinggi didalam tanah. Dengan begitu petani berharap pemberian pupuk yang banyak akan mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Mukhlis (2011) yang menyatakan bahwa sebagian besar P yang diberikan dalam bentuk pupuk. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara P, biasanya petani memberi pupuk P jauh lebih banyak. Hal ini juga didukung oleh Damanik et al (2010) yang menyatakan bahwa kandungan P didalam tanah tergantung banyak sedikitnya cadangan mineral fosfor dan tingkat pelapukannya.

Hasil analisis penetapan Retensi Fosfat dapat dilihat Tabel 2.3 nilai Retensi Fosfat >85% (100%) pada seluruh wilayah pengamatan. Faktor yang menyebabkan tingginya retensi fosfat di dalam tanah adalah unsur P yang diserap oleh bahan amorf (alofan dan imogolit) sehingga menjadi tidak tersedia untuk tanaman. Hal ini sesuai dengan Mukhlis (2011) yang menyatakan bahwa tanah Andisol memiliki sifat yang khas, baik sifat fisika maupun sifat kimianya. Tanah ini merupakan salah satu tanah dengan permasalahan retensi fosfat yang tinggi yaitu dengan retensi fosfat >85%. Ketersediaan P yang rendah, unsur P diserap kuat oleh bahan alumunium yaitu amorf (alofan dan imogolit) sehingga menjadi tidak tersedia untuk tanaman.

Hasil analisis pada kondisi tekstur tanah dapat dilihat Tabel 2.2 menunjukkan bahwa fraksi tektur tanah adalah lempung berpasir di seluruh areal

(41)

penelitian. Kondisi wilayah pada areal penelitian merupakan daerah yang tidak jauh berada disekitar gunung vulkan seperti gunung Sinabung dan Sibayak, dimana wilayah ini adalah salah satu yang terkena dampak erupsi gunung Sinabung dan kondisi tanah didalamnya mengandung mineral non kristalin.

Faktor inilah yang menjadi tekstur tanah lempung berpasir dan cocok untuk ditanami tanaman hortikultura. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukarman dan Dariah (2014) tanah Andisol mempunyai tekstur yang sangat berveriasi dari lempung berpasir sampai liat berpasir, hal ini tergantung dari jenis dan ukuran partikel tefhra yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi dan tingkat pelapukan.

Sering terjadi adanya perbedaan tekstur antara hasil pengamatan dilapangan dan hasil analisis dilaboratorium. Hal ini terjadi karena bahan tanah yang berasal dari tanah non kristalin sering kali tidak mengalami disperse secara sempurna menjadi butiran primer (debu,liat atau pasir) pada saat analisis tanah.

Hasil analisis pH tanah dapat dilihat pada Tabel 2.4 dengan kondisi tanah agak masam (60%) dan masam (40%). Kondisi ini sesuai dengan keadaan lingkungan penelitian dimana pada tanah Andisol dengan ketersediaan P yang rendah dikarenakan salah satu faktornya adalah tingkat pH yang rendah atau masam (pH<7). Faktor pendukung yang menyebabkan tanah masam pada daerah ini adalah tingkat curah hujan yang tinggi sehingga kation-kation basa hilang seperti Ca dan Mg terganti oleh kation-kation masam seperti Al, H dan Mn, lalu dengan curah hujan tinggi juga menyebabkan erosi yang mengurangi lapisan tanah topsoil dikarenakan lapisan olah tanah didominasi oleh subsoil. Pada lokasi penelitian juga didominasi oleh lahan pertanian yang ditanami dengan berbagai macam tanaman produktif sehingga pada waktu panen kandungan basa akan ikut

(42)

terangkat (ikut terpanen) dan vegetasi lainnya adalah tanaman hutan yang dimana vegetasi tersebut akan cenderung lebih masam dibanding dengan vegetasi yang sedikit tumbuh-tumbuhannya. Dengan demikian pada tanah Andisol dengan pH yang masam cenderung memang ketersediaan P akan lebih rendah di banding dengan jenis tanah lainnya.

Dari permasalahan yang ada di tanah Andisol adalah ketersediaan P yang rendah, dengan permasalahan tersebut petani memberikan berbagai macam pupuk terhadap tanaman sesuai dengan kebutuhan hara yang diperlukan setiap tanaman.

Dari semua jenis pupuk yang ada dilihat Tabel 2.6 petani mengatakan bahwa pupuk yang paling dominan dan selalu dipakai untuk mengatasi ketersediaan P tanah adalah pupuk Ammophos, karena harga dan barang yang lebih terjangkau dan penuturan beberapa petani mengatakan pupuk ini baik untuk merangsang awal pertumbuhan tanaman sehingga pemberian pupuk diberikan pada awal tanaman ditanam sampai tanaman terus tumbuh, semakin tumbuh tanaman maka semakin bertambah dosis pemberiannya terhadap tanaman, sehingga diharapkan produksi tanaman akan lebih maksimal. Petani disini tidak memiliki dosis tetap dalam pemberian pupuk karena keadaan ekonomi yang berbeda-beda dari petani sehingga tidak menentu dalam pembelian pupuk dan pemberiannya terhadap tanaman.

(43)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Sebaran P-tersedia di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat sangat tinggi di seluruh areal penelitian 100%.

2. Sebaran Retensi Fosfat di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat tinggi >85%

di seluruh areal penelitian 100%.

3. Sebaran Tekstur Tanah di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat bertekstur lempung berpasir di seluruh areal penelitian 100%.

4. pH tanah di tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat agak masam (60%) dan masam (40%).

Saran

Perlu dilakukannya sosialisasi kepada para petani dalam kebijakan pemupukan, agar pemupukan bisa lebih efisien dan produktif, supaya tidak terjadi kerusakan didalam tanah yang dapat merusak kondisi lingkungan sekitar dan merugikan petani itu sendiri nantinya.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Dolat Rayat.

Budi, S dan Sari, S. 2015. Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMM Press.

Malang. 285 hal.

Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 36p.

Damanik, M. M. B., Hasibuan, B. E., Fauzi., Sarifuddin., Hanum, H. 2010.

Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.

Hanafiah, A. S., T. Sabrina, H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah.

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Konhke, H. 1968. Soil physics. Mc Graw Hill, Inc. 224 pages.

Lubis, K.S. 2015. Pengantar Fisika Tanah. USU Press. Medan.

Mukhlis. 2011. Tanah Andisol, Genesis, Klasifikasi, Karakteristik, Penyebaran, dan Analisis. USU Press, Medan.

Nurhidayati. 2017. Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Suatu Pengantar Penilaian Kualitas Tanah Menuju Pertanian Berkelanjutan. Intimedia.

Malang.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2005. Teknologi Pengolahan Lahan Kering. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.

Rayes, M.L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penebit Andi.

Yogyakarta.

Sartohadi. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. Eleventh Edition.USDA Natural Resources Conservation Service. US Govern, Printing Office, Washington DC.

Sukarman dan Ai Dariah. 2014. Tanah Andisol di Indonesia, Karakteristik, Potensi, Kendala, dan Pengelolaannya untuk Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

(45)

Susanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius.

Yogyakarta.

Tan, K. H. 1998. Andosol. Kapita Selecta With Extended English Summary.

Program Studi Ilmu Tanah. Program Pasca Sarjana.USU. Medan.

Ugolini,F.C. and R.A. Dahlgren. 2002. Soil Development in Volcanic Ash. Global Environmental Research (6) 2 :69-81.

Utomo, M. Sudarsono, B. Rusman, T. Sabrina, J. Lumbanraja, Wawan. 2016.

Ilmu Tanah. Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Prenamamedia Group.

Jakarta.

Wahyunto, Hikmatullah, E. Suryani, C. Tafakresnanto, S. Ritung, A. Mulyani, Sukarman, K. Nugroho, Y. Sulaeman, Suparto, R.E. Subandiono, T.

Sutriadi, D. Nursyamsi. 2016. Petunjuk Teknis Pedoman Survei dan Pemetaan Tanah Tingkat Semi Detail Skala 1:50.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 44 hal.

Winarso, S.2005. Kesuburan Tanah:Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava media. Jogjakarta. 269 hal.

(46)

LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Sifat Tanah

Sifat Tanah Satuan Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi C (Karbon) % <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 >5.00 N (Nitrogen) % <0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75

C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25

P2O5 Total % <0.03 0.03-0.06 0.06-

0.079 0.08-0.10 >0.10 P2O5 eks-

HCl % <0.021 0.021-

0.039

0.040- 0.060

0.061-

0.10 >0.10 P-avl Bray II Ppm <8.0 8.0-15 16-25 26-35 >35

P-avl Truog Ppm <20 20-39 40-60 61-80 >80

P-avl Olsen Ppm <10 10-25 26-45 46-60 >60

K2O eks-

HCl % <0.03 0.03-0.06 0.07-0.11 0.12-0.20 >0.20 CaO eks-

HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MgO eks-

HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MnO eks-

HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 K-tukar me/100 <0.10 0.10-0.20 0.30-0.50 0.60-1.00 >1.00 Na-tukar me/100 <0.10 0.10-0.30 0.40-0.70 0.80-1.00 >1.00 Ca-tukar me/100 <2.0 2.0-5.0 6.0-10.0 11.0-20.0 >20.0 Mg-tukar me/100 <0.40 0.40-1.00 1.10-2.00 2.10-8.00 >8.00

KTK (CEC) me/100 <5 5-16 17-24 25-40 >40

Kej. Basa % <20 20-35 36-50 51-70 >70

Kejenuhan

Al % <10 10-20 21-30 31-60 >60

EC (Nedeco) Mmhos 2.5 2.6-10 >10 S. Masam Masam Agak

Masam Netral Alkalis

Agak Alkalis pH H2O

pH KCl

<4.5

<2.5

4.5-5.5

2.5-4.0 5.6-6.5 6.6-7.5 4.1-6.0

7.6-8.5 6.1-6.5

>8.5

>6.5

(47)

Lampiran 2. Hasil analisis P-Tersedia

No Sampel Nilai P tersedia Kriteria*

1 SPL 1 184,06 Sangat tinggi

2 SPL 2 255,54 Sangat tinggi

3 SPL 3 158,92 Sangat tinggi

4 SPL 4 221,87 Sangat tinggi

5 SPL 5 71,40 Sangat tinggi

6 SPL 6 169,71 Sangat tinggi

7 SPL 7 178,34 Sangat tinggi

8 SPL 8 92,38 Sangat tinggi

9 SPL 9 205,41 Sangat tinggi

10 SPL 10 212,92 Sangat tinggi

11 SPL 11 148,35 Sangat tinggi

12 SPL 12 95,15 Sangat tinggi

13 SPL 13 56,84 Sangat tinggi

14 SPL 14 224,85 Sangat tinggi

15 SPL 15 116,18 Sangat tinggi

*)Berdasarkan Kriteria Pusat Penelitian Tanah, 1983.

(48)

Lampiran 3. Hasil analisis pH Tanah

No Sampel Nilai pH Kriteria*

1 SPL 1 5,33 Masam

2 SPL 2 5,27 Masam

3 SPL 3 5,79 Agak Masam

4 SPL 4 5,86 Agak Masam

5 SPL 5 5,97 Agak Masam

6 SPL 6 5,97 Agak Masam

7 SPL 7 6,33 Agak Masam

8 SPL 8 6,42 Agak Masam

9 SPL 9 5,96 Agak Masam

10 SPL 10 6,19 Agak Masam

11 SPL 11 6,09 Agak Masam

12 SPL 12 5,57 Masam

13 SPL 13 5,14 Masam

14 SPL 14 5,44 Masam

15 SPL 15 5,27 Masam

*)Berdasarkan Kriteria Pusat Penelitian Tanah, 1983.

(49)

Lampiran 4. Hasil analisis Tekstur Tanah

No Sampel Pasir (%)

Debu (%)

Liat

(%) Kriteria*

1 SPL 1 66,56 25,28 8,16 Lempung berpasir

2 SPL 2 64,56 27,28 8,16 Lempung berpasir

3 SPL 3 64,56 25,28 10,16 Lempung berpasir

4 SPL 4 64,56 27,28 8,16 Lempung berpasir

5 SPL 5 70,56 21,28 8,16 Lempung berpasir

6 SPL 6 62,56 29,28 8,16 Lempung berpasir

7 SPL 7 66,56 25,28 8,16 Lempung berpasir

8 SPL 8 58,56 33,28 8,16 Lempung berpasir

9 SPL 9 64,56 27,28 8,16 Lempung berpasir

10 SPL 10 72,56 19,28 8,16 Lempung berpasir

11 SPL 11 66,56 25,28 8,16 Lempung berpasir

12 SPL 12 60,56 31,28 8,16 Lempung berpasir

13 SPL 13 70,56 21,28 8,16 Lempung berpasir

14 SPL 14 68,56 23,28 8,16 Lempung berpasir

15 SPL 15 72,56 19,28 8,16 Lempung berpasir

*)Berdasarkan klasifikasi diagram segitiga kelas tekstur tanah USDA.

(50)

Lampiran 5. Hasil analisis Retensi Fosfat

No Sampel Nilai Retensi Fosfat (%)

1 SPL 1 87,33

2 SPL 2 89,14

3 SPL 3 89,76

4 SPL 4 86,66

5 SPL 5 86,76

6 SPL 6 87,18

7 SPL 7 89,21

8 SPL 8 85,76

9 SPL 9 90,11

10 SPL 10 88,66

11 SPL 11 90,76

12 SPL 12 86,54

13 SPL 13 95,22

14 SPL 14 92,08

15 SPL 15 95,22

(51)

Lampiran 6. Peta Administrasi Kecamatan Dolat Rayat

(52)

Lampiran 7. Peta Penutupan Lahan Kecamatan Dolat Rayat

(53)

Lampiran 8. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Dolat Rayat

(54)

Lampiran 9. Peta Ketinggian Tempat Kecamatan Dolat Rayat

(55)

Lampiran 10. Peta Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan Dolat Rayat

(56)

Lampiran 11. Peta Titik Sampel Kecamatan Dolat Rayat

(57)
(58)

Gambar

Tabel 2.1  Kadar P-Tersedia Tanah Andisol Kecamatan Dolat Rayat  Sampel  Titik Koordinat

Referensi

Dokumen terkait

yang berkaitan dengan kadar bahan organik menurun sehingga kemampuan tanah. dalam mendukung produktivitas tanaman

Adapun judul dari proposal ini adalah “ Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk P Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Pertumbuhan Tanaman Jagung ( Zea mays L.) di Tanah Inceptisol

Salah satu jenis bahan organik yang dapat meningkatkan unsur P dalam. tanah adalah

Peristiwa ini terjadi karena hara tanah umumnya banyak terdapat pada lapisan atas tanah (top soil) khususnya unsur N, P, K sebagai penyubur tanaman , sehingga aliran permukaan

Kontribusi P Berasal Dari Perlakuan Pemupukan Sesbania Rostrata dan Kombinasi Pupuk Anorganik Dalam Gabah, Jerami Dan Tanaman (mg pot -1 ). Data pada tabel 5 menyajikan

Dari Tabel 2 dapat dilihat perbedaan yang sangat besar antara bahan organik pada lokasi hutan pinus dibandingkan dengan ladang tomat dan kebun alpukat.. Hal ini kemungkinan

tanaman,  karena  P  berperan  dalam  berbagai  aktivitas  metabolisme  tanaman.  Namun  dari  pemupukan  yang  dilakukan  hanya  15  –  20%  pupuk  P 

Hasil analisis P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman jagung, kedelai dan padi