• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PIMPINAN PUSAT HIMPUNAN WANITA KARYA Jalan Duren Tiga Raya No. 27, Pancoran, Jakarta Selatan Telp. (021) ,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PIMPINAN PUSAT HIMPUNAN WANITA KARYA Jalan Duren Tiga Raya No. 27, Pancoran, Jakarta Selatan Telp. (021) ,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

35

DEWAN PIMPINAN PUSAT HIMPUNAN WANITA KARYA

Jalan Duren Tiga Raya No. 27, Pancoran, Jakarta Selatan Telp. (021) 31770739, Email : dpphwk2016@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN

MUSYAWARAH NASIONAL IX HIMPUNAN WANITA KARYA Nomor : SKEP-05/MUNAS IX DPP HWK/IV/2021

T e n t a n g

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN WANITA KARYA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa :

Menimbang :

1. Bahwa Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya merupakan forum musyawarah pemegang kedaulatan tertinggi organisasi yang telah ditetapkan penyelenggaraannya pada tanggal 17 April 2021 di Jakarta.

2. Bahwa Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya berwenang melakukan perubahan dan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Wanita Karya sebagai panduan dalam menjalankan organisasi yang harus disepakati oleh seluruh peserta Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya.

3. Bahwa sehubungan dengan itu perlu dikeluarkan Surat Keputusan Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Wanita Karya.

(2)

36 Mengingat :

1. Surat Keputusan Munas VIII Himpunan Wanita Karya Tahun 2016 Nomor : SKEP-IV/MUNAS/VIII/HWK/2016 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

2. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Wanita Karya Nomor : SKEP-70/DPP HWK/III/2021 Tentang Penyelenggaraan Rapimnas dan Munas IX Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Wanita Karya.

3. Surat Keputusan Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya Nomor : SKEP-02/MUNAS IX DPP HWK/IV/2021 Tentang Peraturan Tata Tertib Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya.

4. Surat Keputusan Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya Nomor : SKEP-03/MUNAS IX DPP HWK/IV/2021 Tentang Komposisi dan Personalia Pimpinan Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya.

Memperhatikan :

Paripurna III Musyawarah Nasional IX Himpunan Wanita Karya tentang Rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Wanita Karya Himpunan Wanita Karya pada tanggal 17 April 2021.

M E M U T U S K A N Menetapkan :

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IX HIMPUNAN WANITA KARYA TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN WANITA KARYA sebagai berikut :

1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Wanita Karya sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.

(3)

37 2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 17 April 2021

PIMPINAN MUNAS IX HIMPUNAN WANITA KARYA

Ketua, Sekretaris,

Dra. Hj. Dewiyati Tamburaka, SH, M.Si. Sri Rejeki Rahayuningsih, SE

Anggota, Anggota, Anggota,

Dra. Trulyanti Sutrasno, M.Psi. Dra. Hj. Andi Astuty Attas, M.Si Eva Elisa Wibisono

(4)

1

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

NOMOR : SKEP-05/MUNAS IX DPP HWK/IV/2021 TANGGAL : 17 APRIL 2021

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) HIMPUNAN WANITA KARYA (HWK)

BAB I KEANGGOTAAN

Pasal 1

1. Yang dapat menjadi anggota Himpunan Wanita Karya (HWK) adalah : a. Warga Negara Indonesia.

b. Berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin.

c. Menerima dan bersedia mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya.

d. Bersedia menyatakan diri menjadi anggota.

2. Ketentuan lebih lanjut tentang syarat keanggotaan akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB II

KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA Pasal 2

Setiap Anggota berkewajiban :

1. Mematuhi dan melaksanakan seluruh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

2. Mematuhi dan melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional dan ketentuan organisasi lainnya.

3. Mengamankan dan memperjuangkan kebijakan organisasi.

4. Membela kepentingan organisasi dari setiap usaha dan tindakan yang merugikan organisasi.

5. Menghadiri musyawarah, rapat dan kegiatan organisasi.

6. Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program organisasi.

7. Membayar iuran anggota.

Pasal 3 Setiap Anggota berhak :

1. Memperoleh perlakuan yang sama.

2. Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan.

3. Memilih dan dipilih.

4. Memperoleh perlindungan dan pembelaan.

5. Memperoleh pendidikan dan pelatihan kader.

6. Memperoleh penghargaan dan kesempatan mengembangkan diri.

(5)

2 BAB III

PEMBERHENTIAN ANGGOTA Pasal 4

1. Anggota berhenti karena :

a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis.

b. Diberhentikan.

c. Meninggal dunia.

2. Anggota diberhentikan karena :

a. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota.

b. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan atau Keputusan Musyawarah Nasional, dan atau Rapat Pimpinan Nasional.

3. Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keputusan atau kebijakan organisasi

4. Ketentuan lebih lanjut tentang pemberhentian dan pembelaan diri anggota diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB IV KADER Pasal 5

1. Kader organisasi adalah Anggota yang telah mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader dan disaring atas dasar kriteria :

a. Memiliki pemahaman dan pengamalan yang baik terhadap visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi organisasi

b. Memiliki Prestasi, Dedikasi, Disiplin, Loyalitas, dan Tidak Tercela (PDLT).

c. Memiliki kecakapan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Pimpinan Organisasi di tingkatan manapun

d. Memiliki militansi terhadap HWK.

2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dapat menetapkan seseorang menjadi kader organisasi berdasarkan prestasi yang dimiliki

3. Ketentuan lebih lanjut tentang kader diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB V

STRUKTUR DAN KEPENGURUSAN Pasal 6

1. Susunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terdiri atas : a. Ketua Umum

b. Ketua-ketua Bidang c. Sekretaris Jenderal

d. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal e. Bendahara Umum

f. Wakil-wakil Bendahara Umum g. Departemen

(6)

3 2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus

Harian :

a. Pengurus Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

b. Pengurus Harian terdiri atas : 1) Ketua Umum

2) Ketua-ketua Bidang 3) Sekretaris Jenderal

4) Wakil-wakil Sekretaris Jenderal 5) Bendahara Umum

6) Wakil-wakil Bendahara Umum.

Pasal 7

1. Susunan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) terdiri atas : a. Ketua

b. Wakil-wakil Ketua c. Sekretaris

d. Wakil-wakil Sekretaris e. Bendahara

f. Wakil-wakil Bendahara g. Biro

2. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus Harian :

a. Pengurus Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

b. Pengurus Harian terdiri atas : 1) Ketua

2) Wakil-wakil Ketua 3) Sekretaris

4) Wakil-wakil Sekretaris 5) Bendahara

6) Wakil-wakil Bendahara

Pasal 8

1. Susunan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) terdiri atas : a. Ketua

b. Wakil-wakil Ketua c. Sekretaris

d. Wakil-wakil Sekretaris e. Bendahara

f. Wakil-wakil Bendahara g. Bagian

2. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus Harian :

a. Pengurus Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

b. Pengurus Harian terdiri atas : 1) Ketua

2) Wakil-wakil Ketua

(7)

4 3) Sekretaris

4) Wakil-wakil Sekretaris 5) Bendahara

6) Wakil-wakil Bendahara

Pasal 9

1. Susunan Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) terdiri atas : a. Ketua

b. Wakil-wakil Ketua c. Sekretaris

d. Wakil-wakil Sekretaris e. Bendahara

f. Wakil-wakil Bendahara g. Seksi

2. Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus Harian :

a. Pengurus Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

b. Pengurus Harian, terdiri atas : 1) Ketua

2) Wakil-wakil Ketua 3) Sekretaris

4) Wakil-wakil Sekretaris 5) Bendahara

6) Wakil-wakil Bendahara

Pasal 10

1. Susunan Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya terdiri atas : a. Ketua

b. Wakil-wakil Ketua c. Sekretaris

d. Wakil-wakil Sekretaris e. Bendahara

f. Wakil-wakil Bendahara g. Sub Seksi

2. Pimpinan Desa/Kelurahan terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus Harian :

a. Pengurus Pleno adalah seluruh Pimpinan Desa/Kelurahan.

b. Pengurus Harian terdiri atas : 1) Ketua

2) Wakil-wakil Ketua 3) Sekretaris

4) Wakil-wakil Sekretaris 5) Bendahara

6) Wakil-wakil Bendahara

Pasal 11 1. Syarat-syarat menjadi Pengurus Organisasi :

a. Aktif menjadi anggota sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

b. Pernah mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader Organisasi.

(8)

5 c. Memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela.

d. Memiliki kapabilitas dan akseptabilitas.

e. Tidak pernah terlibat G 30 S/PKI.

f. Bersedia meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif dalam organisasi.

2. Setiap pengurus dilarang merangkap jabatan dalam kepengurusan Pimpinan Organisasi yang bersifat vertikal.

3. Syarat-syarat menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah : a. Pernah menjadi Pengurus Tingkat Pusat dan/atau sekurang-kurangnya

pernah menjadi Pengurus Tingkat Provinsi selama 1 (satu) periode penuh, dan didukung oleh minimal 30% (tiga puluh prosen) pemegang hak suara.

b. Pernah mengikuti pendidikan dan latihan kader.

c. Memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela.

d. Memiliki kapabilitas dan akseptabilitas.

e. Tidak pernah terlibat G 30 S/PKI.

f. Bersedia meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif dalam organisasi.

4. Khusus Ketua Umum periode kepengurusannya maksimal 2 (dua) periode, namun apabila diperlukan dapat dipilih kembali.

5. Syarat-syarat menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I), Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II), dan Ketua Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) serta Ketua Pimpinan Desa/Kelurahan adalah : a. Memenuhi syarat menjadi pengurus sebagaimana ayat 1 di atas.

b. Telah aktif menjadi pengurus sekurang-kurangnya satu periode pada tingkatannya dan/atau satu tingkat di bawahnya.

Pasal 12

1. Pergantian antar waktu pengurus terjadi karena :

a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis b. Meninggal dunia

c. Diberhentikan

2. Kewenangan pemberhentian pengurus sebagaimana dimaksud ayat 1 poin c diatur sebagai berikut :

a. Untuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dilakukan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan dilaporkan kepada Rapat Pimpinan Nasional.

b. Untuk Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

c. Untuk Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

d. Untuk Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

e. Untuk Pimpinan Desa/Kelurahan (DPK) dilakukan oleh Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan.

f. Tata cara pemberhentian pengurus dan hak membela diri diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

(9)

6 Pasal 13

Pengisian lowongan antar waktu Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ditetapkan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan dilaporkan kepada Rapat Pimpinan Nasional.

Pasal 14

Pengisian lowongan antar waktu Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

Pasal 15

Pengisian lowongan antar waktu Dewan Pimpinan Daerah II (DPD II) ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

Pasal 16

Pengisian lowongan antar waktu Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) berdasarkan usul Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

Pasal 17

Pengisian lowongan antar waktu Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) berdasarkan usul Pimpinan Desa/Kelurahan.

BAB VI

KEDUDUKAN, SUSUNAN, DAN PERSONALIA DEWAN PEMBINA Pasal 18

1. Dewan Pembina merupakan badan yang bersifat kolektif dan menjadi bagian dari kepengurusan HWK.

2. Mekanisme dan tata kerja Dewan Pembina ditetapkan oleh Dewan Pembina.

3. Anggota Dewan Pembina adalah Tokoh Wanita dalam berbagai profesi dan pengalaman.

4. Jumlah anggota Dewan Pembina sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh ) orang.

5. Dewan Pembina dapat menghadiri musyawarah dan rapat yang diselenggarakan oleh Pimpinan Organisasi.

BAB VII

KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN PERSONALIA DEWAN KEBIJAKAN Pasal 19

1. Dewan Kebijakan merupakan badan yang bersifat kolektif dan menjadi bagian dari kepengurusan HWK pada tingkatannya.

2. Mekanisme dan Tata Kerja Dewan Kebijakan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.

3. Anggota Dewan Kebijakan adalah Tokoh Organisasi yang telah mengabdi dan atau pernah aktif dalam kepengurusan organisasi.

(10)

7 4. Jumlah anggota Dewan Kebijakan Tingkat Pusat sampai dengan Tingkat Desa/Kelurahan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada tingkatan organisasi masing-masing.

5. Dewan Kebijakan dapat mengahadiri musyawarah dan rapat yang diselenggarakan oleh Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.

6. Ketentuan lebih lanjut tentang Dewan Kebijakan akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VIII

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 20

1. Musyawarah Nasional dihadiri oleh : a. Peserta

b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

b. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I)

c. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) d. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Pusat

3. Peninjau terdiri atas : a. Pendiri

b. Unsur Dewan Pembina

c. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Pusat 4. Undangan terdiri atas :

a. Perwakilan institusi dan organisasi kemasyarakatan b. Perorangan

5. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

6. Pimpinan Musyawarah Nasional dipilih dari dan oleh Peserta.

7. Sebelum Pimpinan Musyawarah Nasional terpilih, Pimpinan Sementara adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pasal 21

Ketentuan mengenai Musyawarah Nasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 20 Ayat 1 sampai dengan ayat 7 berlaku terhadap Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Pasal 22 1. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

b. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) 3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pembina

b. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Pusat c. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Pusat

(11)

8 4. Undangan terdiri atas :

a. Perwakilan institusi dan organisasi kemasyarakatan b. Perorangan

5. Jumlah peserta, peninjau, dan Undangan Rapat Pimpinan Nasional ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pasal 23 1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

b. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) 3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pembina

b. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Pusat c. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Pusat 4. Undangan terdiri atas ;

a. Perwakilan institusi dan organisasi kemasyarakatan b. Perorangan

5. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan Rapat Kerja Nasional ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pasal 24 1. Musyawarah Daerah Provinsi dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) b. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I)

c. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota (DPD II) 3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Provinsi b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Provinsi 4. Undangan terdiri atas :

a. Perwakilan institusi dan organisasi kemasyarakatan b. Perorangan;

5. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

6. Pimpinan Musyawarah Daerah Provinsi dipilih dari dan oleh Peserta.

7. Sebelum Pimpinan Musyawarah Daerah Provinsi terpilih, Pimpinan Sementara adalah Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

Pasal 25

Ketentuan mengenai Musyawarah Daerah Provinsi sebagaimana tercantum dalam Pasal 25 ayat (1) sampai dengan ayat (7) berlaku terhadap Musyawarah Daerah Luar Biasa Provinsi.

(12)

9 Pasal 26

1. Rapat Pimpinan Daerah Provinsi, dihadiri oleh : a. Peserta

b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) b. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I)

c. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) 3. Peninjau terdiri dari :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Provinsi b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Provinsi 4. Undangan terdiri atas :

a. Perwakilan institusi dan organisasi kemasyarakatan b. Perorangan

5. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan Rapat Pimpinan Daerah Provinsi ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

Pasal 27 1. Rapat Kerja Daerah Provinsi dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) b. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I)

c. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota (DPD II) 3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Provinsi b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Provinsi 4. Undangan terdiri atas :

a. Perwakilan institusi dan organisasi kemasyarakatan b. Perorangan

5. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan Rapat Kerja Daerah Provinsi ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I).

Pasal 28

1. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota dihadiri oleh : a. Peserta

b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II) c. Unsur Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK)

3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Kabupaten/Kota b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Kabupaten/Kota

(13)

10 4. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan

Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

5. Pimpinan Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota dipilih dari dan oleh peserta 6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota terpilih, Pimpinan

Sementara adalah Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

Pasal 29

Ketentuan mengenai Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 ayat (1) sampai dengan ayat (6) berlaku terhadap Musyawarah Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota.

Pasal 30

1. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota dihadiri oleh : a. Peserta

b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Ko (DPD II) c. Unsur Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK)

3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Kabupaten/Kota

b. Unsur Badan dan Lembaga Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

4. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

Pasal 31

1. Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dihadiri oleh : a. Peserta

b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD I) b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota I (DPD II) c. Unsur Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK)

3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Kabupaten/Kota b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Kabupaten/Kota

4. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

Pasal 32 1. Musyawarah Kecamatan dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

(14)

11 2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

b. Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

c. Unsur Pimpinan Desa/Kelurahan.

3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Kecamatan.

b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Kecamatan.

4. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

5. Pimpinan Musyawarah Kecamatan dipilih dari dan oleh Peserta.

6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Kecamatan terpilih, Pimpinan Sementara adalah Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

Pasal 33

Ketentuan mengenai Musyawarah Kecamatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 ayat (1) sampai dengan ayat (6) berlaku terhadap Musyawarah Luar Biasa Kecamatan.

Pasal 34 1. Rapat Pimpinan Kecamatan dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD II).

b. Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

c. Unsur Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan.

3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Kecamatan.

b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Kecamatan

4. Jumlah Peserta, Peninjau, dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

Pasal 35 1. Musyawarah Desa/Kelurahan dihadiri oleh :

a. Peserta b. Peninjau c. Undangan

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

b. Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan c. Anggota

3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Desa/Kelurahan.

b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Desa/Kelurahan.

4. Jumlah Peserta dan Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan.

5. Pimpinan Musyawarah Desa/Kelurahan dipilih dari dan oleh Peserta.

6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Desa/Kelurahan terpilih, Pimpinan Sementara adalah Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan.

(15)

12 Pasal 36

1. Rapat Pimpinan Desa/Kelurahan dihadiri oleh : a. Peserta

b. Peninjau

2. Peserta terdiri atas :

a. Unsur Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK).

b. Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan.

c. Unsur Satker 3. Peninjau terdiri atas :

a. Unsur Dewan Kebijakan Tingkat Desa/Kelurahan b. Unsur Badan dan Lembaga Tingkat Desa/Kelurahan.

4. Jumlah Peserta dan Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan.

Pasal 37

Ketentuan tentang teknis penyelenggaraan musyawarah dan rapat sebagaimana tercantum dalam BAB VIII ini akan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan Organisasi.

BAB IX

HAK BICARA DAN HAK SUARA Pasal 38

1. Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara.

2. Peninjau memiliki hak bicara.

3. Hak suara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam peraturan tersendiri.

BAB X KEUANGAN

Pasal 39

1. Sumber-sumber keuangan organisasi terdiri atas : a. Iuran Wajib

b. Iuran Sukarela

c. Sumbangan Perorangan d. Sumbangan Badan/Lembaga

e. Bantuan dari Anggaran Negara/Daerah f. Usaha-usaha lain yang sah

2. Semua pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi dipertanggungjawabkan oleh Pimpinan Organisasi pada musyawarah sesuai tingkatannya.

3. Ketentuan lebih lanjut tentang pengelolaan dan mekanisme pertanggung- jawaban keuangan organisasi diatur dalam Peraturan Organisasi.

(16)

13 BAB XI

PENUTUP Pasal 40

1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam Peraturan Organisasi dan keputusan-keputusan lainnya.

2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 17 April 2021

PIMPINAN MUNAS IX HIMPUNAN WANITA KARYA

Ketua, Sekretaris,

Dra. Hj. Dewiyati Tamburaka, SH, M.Si. Sri Rejeki Rahayuningsih, SE

Anggota, Anggota, Anggota,

Dra. Trulyanti Sutrasno, M.Psi. Dra. Hj. Andi Astuty Attas, M.Si Eva Elisa Wibisono

Referensi

Dokumen terkait

bahwa salah satu Keputusan MUSDA-X Partai Golongan Karya Provinsi Lampung sebagaimana tersebut pada huruf a di atas adalah Pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah

bahwa salah satu Keputusan MUSDA-X Partai Golongan Karya Provinsi Aceh sebagaimana tersebut pada huruf a di atas adalah Pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah

bahwa salah satu Keputusan MUSDA-X Partai Golongan Karya Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana tersebut pada huruf a di atas adalah Pemiiihan Ketua Dewan Pimpinan

Syarat keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas merupakan ketentuan yang harus dipenuhi oleh perorangan warga masyarakat untuk menjadi anggota Himpunan

(2) MUSDA Tingkat Kabupaten/Kota diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali, namun dalam keadaan luar biasa dapat dipercepat atau ditunda atas persetujuan Pengurus

Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media audio visual yang menarik bagi siswa karena dengan adanya media ini siswa dapat melihat bermacam-macam

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian studi literatur, yaitu menganalisis permasalahan berdasarkan lima strategi akselerasi yaitu

Pada bidang utama proses abrasif ini akan menjadi keausan tepi sedangkan pada bidang geram akan membua tpermukaan bidang geram akan bertambah kasar.Akibatnya semakin