• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan pengembangan dari penemuan Dr. John Styth Pemberton secara industri. John Styth Pemberton, adalah seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Orang inilah yang pertama kali mencampur sirup dari kacang kola Afrika dan daun Coca.

Frank Robinson, sahabat sekaligus akuntan Pemberton, menyarankan nama Coca- Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Gambar 2.1. Logo Coca-cola

Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-cola pada Assa

Candler seorang manager ulung, yang kemudian mendirikan perusahaan bernama

PT. Coca-Cola Company di Atlanta, Amerika Serikat yang kini menjadi kantor

pusat Coca-Cola seluruh dunia.

(2)

Pada tahun 1932, Coca-cola mulai diperdagangkan di Indonesia oleh De Nederlands Indische Meneral Water Fabriek Jakarta dibawah manajemen Bernie

Vonings dari Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan, perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesia Beverages Limited (IBL). Tahun 1971 IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang dan membentuk Djaya Beverages Bottling Company (DBBC). Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan

publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk fabrikasi, distribusi, dan pemasaran produk The Coca-cola Company mengambil alih kepemilikan DBBC dan berubah nama menjadi Coca-Cola Amatil Indonesia.

Hingga saat ini tercatat 11 pabrik Coca-cola yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah di Medan. Pada tanggal 1 Januari tahun 2000, perusahaan pembotolan dan distribusi Coca-cola yang berada dibawah manajemen Coca-Cola Amatil berubah nama menjadi PT. Coca-cola Bottling Indonesia untuk perusahaan pembotolan dan PT. Coca-cola Distribution Indonesia untuk perusahaan distribusi.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan bergerak dalam bidang

pembuatan minuman dalam kemasan. Saat ini PT. Coca-cola Bottling Indonesia

Unit Medan sudah memiliki beraneka jenis produk baik yang berkarbonasi

maupun tidak. Pabrik pembuatan produk Coca-cola berada di daerah Martubung,

Belawan dan daerah pemasarannya adalah daerah Provinsi Sumatera Utara dan

D.I.Aceh. Dalam pelaksanaannya, untuk memperlancar pendistribusian produk

(3)

PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan memiliki beberapa subdistributor, yaitu Medan, Kabanjahe, Tebing Tinggi, P.Siantar, Rantau Parapat, Kisaran, P.Sidempuan, Langsa, Lhoksemawe, Banda Aceh, Meulaboh, Sibolga, Balige, dan Indrapura. PT. Coca-cola Bottling Indonesia sudah memiliki lebih dari 18000 retailer produk coca-cola. Hal ini membuat produk Coca-cola semakin mudah

untuk diperoleh dimana saja dengan harga yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Struktur organisasi merupakan perwujudan dari hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang berhubungan satu sama yang lain. Batas tanggung jawab setiap orang dituangkan dalam job description, sedangkan penggambarannya diwujudkan dalam stuktur organisasi seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Coca-cola Bottling Indonesia

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Coca-cola Bottling Indonesia

Unit Medan adalah struktur organisasi fungsional karena terdapat sejumlah

(4)

spesialis fungsional yang mengawasi kegiatan masing-masing karyawan, seperti fungsi produksi, keuangan, personalia, administrasi, dan lain-lain. Pada struktur organisasi fungsional, seorang karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan berwenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya untuk bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak memerintah semua karyawan disemua bagian, selama masih berhubungan dengan bidang kerjanya.

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan secara garis besar dapat dilihat pada Lampiran 1.

Setiap tenaga kerja yang bekerja di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan terikat oleh jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun pengaturan jam kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk seluruh tenaga kerja, kecuali tenaga kerja bagian Security dan departemen Produksi, hari kerja adalah Senin sampai Jumat dengan jam sebagai berikut:

a. Jam 08.00 – 12.00 WIB : waktu kerja b. Jam 12.00 – 13.00 WIB : waktu istirahat c. Jam 13.00 – 17.00 WIB : waktu kerja

2. Untuk bagian Security, bekerja setiap hari dengan jam kerja yang terdiri atas 3 shift, yaitu:

a. Jam 06.00 – 14.00 WIB

b. Jam 14.00 – 22.00 WIB

c. Jam 22.00 – 06.00 WIB

(5)

3. Untuk Departemen Produksi hari kerja adalah Senin sampai Jumat dengan jam kerja setiap harinya dibagi atas dua shift yaitu:

a. Jam 06.00 – 14.00 WIB b. Jam 14.00 – 22.00 WIB

2.4. Produk yang Dihasilkan

PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan saat ini telah memproduksi empat jenis minuman yaitu: coca-cola, sprite, fanta dan frestea dengan berbagai ukuran dalam kemasan botol (botol kaca dan botol plastik).

1. Coca-cola dengan isi : 200 ml, 295 ml, 1000 ml.

2. Sprite dengan isi : 200 ml, 295 ml, 1000 ml.

3. Fanta:

a. Fanta orange dengan isi : 200 ml, 295 ml, 1000 ml.

b. Fanta strawberry dengan isi : 200 ml, 295 ml, 1000 ml.

c. Fanta soda water dengan isi : 200 ml, 295 ml, 1000 ml.

d. Fanta Pineapple dengan isi : 200 ml, 295 ml, 1000 ml.

4. Frestea dengan isi : 220 ml.

Untuk kemasan kaleng dan beberapa produk Coca-cola lainnya seperti Minute Maid Pulpy, Powerade Isotonik, dan Ades tidak diproduksi di pabrik PT.

Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan, tetapi dikirim dari Jakarta.

(6)

2.5. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan oleh PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan dalam menghasilkan produk adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Adapun bahan baku yang digunakan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan dalam pembuatan minuman ringan adalah:

a. Air

Air digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman berkarbonasi (Coca-Cola, Sprite, dan Fanta) maupun minuman yang tidak berkarbonasi (Frestea).

b. Gula

Gula yang digunakan adalah gula murni yang memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu memiliki kadar 99,99% dan bebas dari kotoran.

c. Concentrate

Concentrate diperoleh dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jakarta

yang merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan bahan ini untuk

perusahaan Coca-Cola di seluruh Indonesia. Concentrate berfungsi sebagai

bahan pengawet dan pemberi rasa yang membedakanya dengan jenis minuman

lain.

(7)

d. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai penyegar dan pengawet minuman. Selain itu secara kualitas berfungsi untuk menunjukkan ciri khas dari Coca-Cola. CO2 dibeli dari PT. Aneka Gas dan UD. Mulya Perkasa di Medan.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan pada proses produksi dengan persentase lebih rendah dari pada bahan utama agar proses produksi dapat berjalan lebih baik dan tidak dapat dibedakan dengan jelas pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan pada proses produksi di perusahaan ini adalah:

a. Kaporit : digunakan dalam proses pengolahan air, membunuh bakteri (menghambat pertumbuhan mikroorganisme), membersihkan botol dan sanitasi peralatan.

b. Asam Sulfat (H

2

SO

4

) : digunakan untuk membebaskan dan menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air.

c. Filter Aid : berfungsi untuk melapisi filter paper pada proses penyaringan syrup di filter press, memperbesar pori-pori filter paper sehingga

mempermudah filtrasi dan menahan karbon aktif sehingga tidak lolos ke final syrup tank.

d. Karbon Aktif : digunakan pada pembuatan syrup untuk menjernihkan larutan gula dan menghilangkan bau-bau asing.

e. Causatif Soda (NaOH) : digunakan pada proses pencucian botol pada bottle

washer sebagai detergen.

(8)

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna meningkatkan mutu suatu produk atau suatu bahan yang dapat dilihat pada akhir produk. Bahan tambahan pada proses pembuatan minuman ringan yang terdapat pada PT. Coca- cola Bottling Indonesia Unit Medan pada umumnya dibutuhkan pada proses pengepakan, yaitu:

a. Botol : merupakan bahan pengemas minuman yang dihasilkan oleh PT.

Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan sehingga siap dipasarkan.

b. Crown Cork (Penutup Botol) : digunakan untuk menutup botol minuman ringan.

c. Krat (Peti Plastik) : berfungsi sebagai tempat penyusunan botol-botol dengan kapasitas 24 botol per krat.

d. Karton : digunakan sebagai tempat pengepakan minuman yang dikemas dalam botol plastik.

2.6. Proses Produksi

Proses produksi di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Medan mempunyai tiga line produksi, yaitu:

1. Line I : memproduksi frestea dengan kapasitas produksi 300 botol/menit.

2. Line II : memproduksi produk Coca-cola dalam kemesan botol plastik dimana kapasitas produksinya adalah 200 botol/menit.

3. Line III : memproduksi Coca-cola, Sprite, dan Fanta dengan kecepatan

produksi 600 botol/menit.

(9)

Berdasarkan cara pembuatannya minuman yang diproduksi PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu :

1. Minuman berkarbonasi : Coca Cola, Sprite dan Fanta 2. Minuman non-karbonasi : Frestea

Adapun uraian proses pembuatan dan pembotolan minuman di perusahaan

ini dapat dilihat pada lampiran 2.

Gambar

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Coca-cola Bottling Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan pada rawa Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, diperoleh terdapat 5 spesies vegetasi rawa yang diklasifikasikan sebagai rumput

Kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah melalui pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam penanaman nilai-nilai

1) Reputasi merupakan hal terpenting bagi penyelenggara pendidikan. Reputasi baik berimplikasi terhadap lulusan yang baik pula. Reputasi UNG mengandung arti bahwa tujuan

Pengadilan Negeri Cianjur yang mengadili perkara pidana pelanggaran Lalu Lintas dengan Acara Pemeriksaan Pelanggaran Lalu Lintas Jalan, telah menjatuhkan putusan

pada gambar 19 berfungsi untuk menambah data user harus diisi semua tidak boleh ada yang

Indikator  kinerja  yang  disajikan  di  sini  dirancang  untuk  memberikan  panduan  dalam  mengukur  kepatuhan  dengan  Kriteria  GSTC  bagi  Hotel  dan  Operator 

Kalau dari jawaban warga Kuta sendiri hal tersebut adalah aturan adat yang merupakan amanah dari para leluhur yang masih menjaga Kampung Kuta itu.. Dari hal ini terlihat, bagaimana

Setelah penetapan Taliwang sebagai pusat pemerintahan sampai tahun 2010 perkembangan kawasan perdagangan terbangun secara merata perumahan telah berubah fungsi menjadi