• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA : Survey Pada Siswa Kelas Xi Sma Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA : Survey Pada Siswa Kelas Xi Sma Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: 176/UN.40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

SISWA

(Survey pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Puji Fidya Astuti 0804587

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

SISWA

(Survey pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Puji Fidya Astuti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Puji Fidya Astuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

(Survey pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013)

Skripsi ini disetujui oleh:

Bandung, Mei 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ikaputera Waspada, M.M Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si

NIP. 19610420 198703 1 002 NIP. 19641203 199302 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM.

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa (Survey pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”. Oleh Puji Fidya Astuti (0804587). Dibawah bimbingan: Dr. Ikaputera Waspada, M.M dan Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat berwirausaha siswa di SMA Pasundan 2 Bandung. Hal ini ditunjukan dari hasil prapenelitian yang menunjukan sebagian kecil siswa yang mempunyai minat berwirausaha. Selain itu, data nilai UKK siswa pada mata pelajaran kewirausahaan menunjukan sebagian besar masih berada dibawah nilai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah 268 siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung, tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode Proportionate Stratified Random Sampling dengan sampel sebanyak 166 responden. Teknik analisis data menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) dengan program SPSS 14.0.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung berada dalam kategori sedang. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan... 8

1.3.2 Manfaat... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Konsep Minat Berwirausaha ... 10

2.1.1.1 Konsep Minat ………... 10

2.1.1.2 Konsep Berwirausaha ……… 11

2.1.1.3 Konsep Minat Berwirausaha ………. 14

2.1.1.4 Indikator Minat Berwirausaha ………... 15

2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha ... 19

2.1.2 Konsep Prestasi Belajar ... 21

2.1.2.1 Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan ... 22

2.2 Kajian Empirik Penelitian Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ... 29

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian……… 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 38

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 40

3.5 Sumber dan Jenis Data ... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.7 Instrumen Penelitian ... 43

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian……… 44

3.8.1 Uji Validasi Instrumen ... 44

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 46

3.9 Teknik Analisis Data ... 49

3.10 Pengujian Hipotesis ... 50

3.10.1 Uji Parsial (Uji t) ... 51

3.10.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Sejarah SMA Pasundan 2 Bandung ... 53

4.1.2 Visi dan Misi SMA Pasundan 2 Bandung ... 54

4.1.3 Struktur Organisasi Sekolah SMA Pasundan 2 Bandung ... 55

4.1.4 Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum ... 56

4.2 Gambaran Umum Responden ... 58

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 60

4.3.1 Gambaran Umum Minat Berwirausaha ... 60

4.3.2 Gambaran Umum Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan ... 67

4.4 Pengujian Model Penelitian ... 70

(7)

4.5.1 Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 71 4.5.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 72 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 85 5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ……… 88

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok wirausaha sangat dibutuhkan oleh negara, dinanti oleh setiap instansi,

dan diperlukan oleh setiap perusahaan. Dengan banyaknya wirausaha, maka dua indikator penting dalam suatu negara secara ekonomi dapat terpenuhi, yaitu

rendahnya angka pengangguran dan tingginya devisa terutama dari hasil barang-barang ekspor yang dihasilkan. Hal ini didukung oleh pernyataan PBB yang mengatakan bahwa:

Suatu Negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika Negara berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta. Katakanlah jika kita hitung semua wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan besar ada sebanyak 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok kecil-kecil yang belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya (kontinuitasnya) (B. Alma, 2009:4).

Pendapat ini diperkuat oleh David McClelland seorang ilmuwan dari Amerika Serikat dalam (Gallyn, 2011:3) „menyatakan bahwa suatu negara dapat

dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya‟.

(9)

yang menyatakan bahwa „persentase jumlah wirausaha saat ini baru 1,56% dari total penduduk Indonesia. Sedangkan menurut teori, suatu negara dapat maju

kalau minimal punya entrepreneur 2%‟. (http://bisnis.news.viva.co.id)

Menurut kriteria dari PBB dan McClelland, jumlah wirausaha di Indonesia

itu masih sangat jauh dari ideal yang minimal dua persen untuk membangun pertumbuhan perekonomian secara optimal. Ini adalah suatu peluang besar yang menantang bagi generasi muda untuk berinovasi dan berkreasi mengadu

keterampilan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara.

Data secara nasional tersebut ternyata tidak jauh berbeda dengan data yang

penulis peroleh dari hasil prapenelitian di SMA Pasundan 2 Bandung. Menurut hasil prapenelitian pada 34 siswa kelas XI dari SMA Pasundan 2 Bandung yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 didapat informasi sebagai berikut:

Tabel 1.1

Minat Siswa SMA Setelah Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan

Apakah setelah belajar mata pelajaran kewirausahaan anda memiliki minat

c. Melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi dulu kemudian berwirausaha

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas diketahui bahwa minat berwirausaha siswa

SMA Pasundan 2 Bandung setelah belajar mata pelajaran kewirausahaan sangat rendah yaitu sebesar 26,47% dibanding dengan yang tidak mempunyai minat

(10)

siswa yang sudah melekat adalah bekerja di instansi pemerintahan dengan pekerjaan yang mudah dan mendapat gaji yang tinggi. Ini dibuktikan dengan hasil

prapenelitian yang menunjukan 52,94 % siswa memilih menjadi PNS dan pegawai BUMN dibanding menjadi wirausaha.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung setelah belajar mata pelajaran kewirausahaan merupakan minat yang paling rendah dibanding dengan minat-minat lain. Sangat disayangkan sekali

karena melihat standar kompetensi yang ditetapkan pada mata pelajaran kewirausahaan ini yaitu merencanakan pengelolaan usaha kecil, bertujuan untuk

mengenali, memahami serta mengidentifikasi mengenai pengelolaan usaha kecil. Maka untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada generasi muda tersebut, dibutuhkan hal yang menunjang agar minat berwirausaha pada generasi

muda tumbuh. Salah satu hal yang bisa menunjang tumbuhnya minat berwirausaha pada generasi muda yaitu pendidikan. Sebagaimana yang

diungkapkan Astim dalam (Eman Suherman, 2008:22) bahwa „pendidikan kewirausahaan merupakan semacam pendidikan yang mengajarkan agar orang

mampu menciptakan kegiatan usaha sendiri‟.

Di Indonesia, kewirausahaan sebagai suatu mata pelajaran pada awalnya hanya diberikan pada jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(11)

nilai-nilai ideal dan semangat menuju kesuksesan bagi hidup dan kehidupan seseorang. Hasil belajar kewirausahaan ialah wirausaha”.

Jadi, menanamkan jiwa wirausaha sebaiknya sudah diawali sejak anak-anak melalui lembaga pendidikan. Di Provinsi Jawa Barat, mulai tahun 2011 yang

lalu pengetahuan kewirausahaan dapat siswa dapatkan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan adanya gagasan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dalam acara peringatan Hari Koperasi yang mengusulkan agar

pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) juga diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Pendidikan kewirausahaan sangat penting, relevan,

dan strategis sifatnya untuk diberikan di tingkat SMP dan SMA. Tidak hanya berbicara konteks kepentingan sekarang, tetapi juga masa yang akan datang.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Iwan Kartiwa dalam Dokumentasi

Online Karya Tulis Anggota AGP PGRI Jawa Barat bahwa:

 Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah upaya untuk mengubah perilaku peserta didik agar menjadi lebih baik dalam banyak hal baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

 Secara yuridis, melalui pendidikan kewirausahaan di SMP dan SMA upaya meningkatkan mutu keterampilan peserta didik dalam berbagai kehidupan menjadi semakin terbuka lebar.

 Secara psikologis, konsep-konsep kewirausahaan sangat relevan diberikan pada jenjang SMP dan SMA. Karena pada masa ini siswa

berada pada masa pencarian jati diri.

(http://agppgrijabar.blogspot.com)

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa pemberian mata pelajaran kewirausahaan adalah upaya sistematis dunia pendidikan untuk meningkatkan

(12)

membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi

dunia pekerjaan sekarang ini.

Hal tersebut sangat dimengerti benar oleh Kepala Sekolah Menengah Atas

(SMA) Pasundan 2 Bandung. SMA Pasundan 2 Bandung merupakan salah satu contoh SMA Swasta yang berusaha menanamkan aspek kewirausahaan guna menumbuhkan minat berwirausaha dalam diri setiap siswanya, sehingga nantinya

diharapkan setiap siswa mempunyai kemampuan dibidang lain khususnya dibidang kewirausahaan selain bidang akademik. Hal ini dibuktikan dengan

adanya mata pelajaran kewirausahaan.

SMA Pasundan 2 Bandung merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menempatkan kewirausahaan sama pentingnya dengan mata

pelajaran yang lain. Jika di SMA lain kewirausahaan merupakan bagian dari mata pelajaran ekonomi dan diberikan kepada siswa kelas tiga, berbeda dengan di

sekolah ini, kewirausahaan tidak hanya bagian dari mata pelajaran ekonomi melainkan ditempatkan sebagai mata pelajaran tersendiri dan diberikan kepada

siswa kelas X di semester 2 selama satu jam pelajaran.

Penguasaan tentang kewirausahaan pada siswa dapat dilihat pada nilai mata pelajaran kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar

perhatian siswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam mempelajari kewirausahaan, yang akhirnya dengan minat terhadap mata

(13)

Akan tetapi, hasil belajar mengajar di kelas pada mata pelajaran kewirausahaan di SMA Pasundan 2 Bandung menunjukan bahwa masih

rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini dapat di lihat pada tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2

Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Akademik 2011/2012

Kelas Nilai KKM

X1 55.15 75

X2 47.79 75

X3 58.10 75

X4 46.64 75

X5 49.21 75

X6 60.51 75

X7 43.51 75

X8 43.29 75

Sumber: Daftar nilai UKK tahun pelajaran 2011/2012 (data diolah)

Dari data diatas terlihat bahwa nilai mata pelajaran kewirausahaan di SMA

Pasundan 2 Bandung masih dibawah KKM. Menurut data yang penulis peroleh, ada dua kelas yaitu kelas X2 dan X4 yang siswanya tidak ada satupun yang mencapai nilai KKM. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelas X6

dengan 5 orang siswa yang mendapat nilai diatas KKM.

Banyak faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa, menurut

Suryana (2003:47) salah satunya yaitu faktor internal yang terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan kognitif. Kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya bergantung pada

lingkungan yang ada. Sedangkan kemampuan kognitif adalah pengetahuan mengenai kewirausahaan yang tercermin melalui prestasi belajar mata pelajaran

(14)

keseluruhan aspek pembelajaran kewirausahaan sehingga menghasilkan lulusan yang berjiwa wirausaha.

Adanya mata pelajaran kewirausahaan ini bukan hanya untuk dilaksanakan tetapi harus sudah dimanfaatkan. Pada jenjang SMA, Siswa tidak hanya

mengetahui materi tentang kewirausahaan tetapi harus sudah bisa menerapkan materi kepada praktek berwirausaha. Menurut Suryana (2003:47) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah

faktor internal yang terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan kognitif. Menurut Ibnoe Soedjono dalam (Suryana, 2006:62), kemampuan afektif

mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada. Sedangkan kemampuan kognitif yaitu pengetahuan mengenai kewirausahaan melalui prestasi belajar pada mata

pelajaran kewirausahaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Eka Aprilianty (2012) yang menunjukan bahwa pengetahuan kewirausahaan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari, et all. (2012) juga menyatakan

bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Mahardhika Setia Kusumawardani dan Umi Rochayati, M.T. (2012) melakukan penelitian terhadap variabel yang

sama, dengan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa.

(15)

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat

Berwirausaha Siswa (Survey pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”

1.2Rumusan Masalah

Salah satu faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa adalah kemampuan kognitif yaitu pengetahuan mengenai kewirausahaan yang tercermin

melalui prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan. Maka rumusan masalah yang diambil penulis adalah:

1. Bagaimana gambaran mengenai prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dan minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung?

2. Bagaimana pengaruh prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan terhadap

minat berwirausaha siswa di SMA Pasundan 2 Bandung?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dan minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung

(16)

1.3.2 Manfaat

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas kajian

ilmu pengetahuan khususnya mengenai kewirausahaan. 2. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung. 3. Untuk Penulis Sendiri

Penelitian ini menjadi alat pengembangan keilmuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa di SMA Pasundan 2 Bandung.

1.4Asumsi

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu minat berwirausaha siswa sebagai variabel terikat dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan sebagai variabel bebas. Objek sasaran dilakukan pada siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA) Pasundan 2 Bandung kelas XI jurusan IPS dan IPA tahun akademik 2012-2013 yang sudah mendapatkan mata pelajaran

kewirausahaan saat kelas X.

3.2Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan pemilihan metode yang tepat sehingga dapat memberikan kemudahan untuk memecahkan masalah yang diteliti.

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory atau survey eksplanatory. Dalam metode survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Sedangkan explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode survey

(18)

populasi, kemudian dianalisis hubungan variabel-variabel tersebut melalui suatu pengujian hipotesis.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi

merupakan keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Adapun yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPS dan IPA tahun ajaran 2012-2013 di SMA Pasundan 2 Bandung yang berjumlah 268 siswa.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI IPS SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa

1 XI IPS 1 17 18 35

2 XI IPS 2 16 17 33

3 XI IPS 3 18 16 34

Jumlah 51 51 102

Sumber: Data absensi SMA Pasundan 2 bandung

Tabel 3.2

Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa

1 XI IPA 1 9 15 24

2 XI IPA 2 10 14 24

3 XI IPA 3 12 28 40

4 XI IPA 4 12 27 39

5 XI IPA 5 12 27 39

Jumlah 55 111 166

(19)

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) “sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Sugiyono

(2010:81) menyatakan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan Moh. Nazir (2005:271)

memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi”. Setiap

subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel, agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi.

Menurut Sugiyono (2008:81), “Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu.” Maka, apa yang dipelajari dari sampel itu

kesimpulannya akan diberlakukan juga untuk populasi, untuk itu sampel dari

populasi harus benar-benar representatif.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

proportionate stratified random sampling. Menurut Sugiyono (2008:82)

Proportionate stratified random sampling merupakan teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata

proporsional”.

Adapun perhitungan untuk menentukan jumlah sampel siswa yang akan

(20)

kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 5%.

Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2 1 Ne

N n

 

Dimana :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (5%)

Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah seluruh siswa SMA

Pasundan 2 Bandung. Sampel diambil dari jumlah siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung, karena siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung telah mempelajari kewirausahaan dan telah mengikuti praktek kewirausahaan.

Dengan perhitungan sampel sebagai berikut :

(21)

Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 161 responden. Besarnya proporsi sampel untuk tiap kelas ini dapat

dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Proporsi Sampel Untuk Setiap Kelas

Kelas Jumlah

siswa

Perhitungan sampel Jumlah sampel dibulatkan

Sumber: Data absensi SMA Pasundan 2 Bandung (data diolah)

3.4Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel merupakan petunjuk pelaksanaan untuk mengukur

suatu variabel. Untuk memudahkan dalam pengukuran serta pengumpulan data, maka perlu dikemukakan batas-batas mengenai variabel atau hal-hal yang berhubungan dengan variabel tersebut. Adapun batasan pengertian masing-masing

(22)

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item

Minat 2. Perasaan senang terhadap

kegiatan wirausaha

3. Keinginan untuk lebih mengetahui bidang kewirausahaan melalui belajar

4. Keinginan untuk menjadi seorang wirausaha

6. Memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk berwirausaha 7. Keberanian dalam

menghadapi resiko dan tantangan

(23)

3.5Sumber dan Jenis Data

Menurut Suhasimi Arikunto (2010:172) yang dimaksud dengan sumber

data dalam penelitian adalah “subjek dari mana data dapat diperoleh”. Adapun

sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

 Dokumentasi SMA Pasundan 2 Bandung

 Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.

Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

 Data primer diperoleh dari hasil angket pada siswa SMA Pasundan 2

Bandung

 Data sekunder diperoleh dari dokumentasi SMA Pasundan 2 Bandung

3.6Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan untuk memperoleh data primer yang relavan dalam masalah yang diteliti dengan menggunakan instrumen yang tepat.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:102) ”instrumen adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Adapun

teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuesioner (angket).

1. Teknik kuesioner atau angket, merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142)

(24)

3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak, media elektronik dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu minat berwirausaha.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang minat berwirausaha.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, dengan ketentuan skala jawaban sebagai

berikut:

 Sangat Setuju : 4

 Setuju : 3

 Tidak Setuju : 2

 Sangat Tidak Setuju : 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para siswa kelas XI SMA

Pasundan 2 Bandung.

2. Menyusun kisi-kisi angket berdasarkan indikator setiap variabel

3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan-pernyataan yang harus

dijawab oleh responden berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. 4. Memperbanyak angket.

5. Menyebarkan angket untuk pengujian instrumen penelitian 6. Menguji instrumen penelitian

(25)

8. Mengelola dan menganalisis hasil angket

3.8Pengujian Instrumen Penelitian

Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat

ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden dilakukan 2 macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.8.1 Uji Validasi Instrumen

Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2011:109) mengatakan “validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Menurutnya, suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam uji validitas ini digunakan teknik

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut :

r hitung = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

(26)

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan

dengan pengujian taraf signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :

√ √

(Riduwan, 2010:110)

Dimana : t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil t hitung

n = jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2).

Kaidah keputusan: jika t hitung > t Tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t Tabel

berartitidak valid.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil pengujian validitas alat ukur variabel minat berwirausaha yang terdiri dari 24

(27)

Tabel 3.5

Uji Validitas Item Instrumen Penelitian

No

Uji validitas variabel penelitian pada Tabel 3.5, dapat diketahui bahwa

semua butir soal dinyatakan valid, yang berarti soal tersebut layak untuk dijadikan instrumen.

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

(28)

reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Suharsimi Arikunto, 2010:221). Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan

data tersebut menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu

walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Adapun uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.

Menurut Riduwan (2010:125) menyebutkan langkah-langkah mencari

nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut:

a) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

b) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

∑Si = S1 + S2 + S3……Sn

Dimana:

∑Si = Jumlah varians semua item

S1, S2, S3…Sn = Varians item ke 1,2,3…n

c) Menghitung varians total dengan rumus:

(29)

Dimana:

St = Varians total

ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total

(ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

d) Masukan nilai alpha dengan rumus:

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan

distribusi (Tabel r) untuk α=0,05. Kemudian membuat keputusan membandingkan

r11 dengan r Tabel. Adapun kaidah keputusan: jika r11 > r Tabel berarti reliabel dan r11

< r Tabel berarti tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh

hasil pengujian reliabilitas alat ukur variabel minat berwirausaha pada Tabel 3.6 berikut ini.

Minat Berwirausaha 0,891 0,159 Reliabel

(30)

Pada Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada variabel penelitian adalah reliabel. Dengan kata lain semua item masing-masing variabel

dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.

3.9 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan pengelolaan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam

penelitian ini adalah data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval

(MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran minat adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval.

Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan

(menjawab) skor 1,2,3,4 yang disebut frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

5. Dengan menggunakan Tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

(31)

7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

8. Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus:

Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi sederhana dengan alat analisis data menggunakan software SPSS 14.0 adalah sebagai berikut:

Y = a0+ βX+ e

Dimana :

Y = Minat berwirausaha siswa a = Konstanta

ß = Koefisien regresi

X = Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan e = error term

3.10 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antar variabel

bebas dengan variabel terikat baik secara simultan maupun secara parsial, maka dalam suatu penelitian perlu dilakukan pengujian, dalam hal ini melalui pengujian

(32)

3.10.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel X

secara individu mampu menjelaskan variabel Y. Uji t statistik ini menggunakan rumus :

β̂ β̂ β

Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:

(Yana Rohmana, 2010 : 50)

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesis

H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

Ha : β 0 artinya ada pengaruh antara variabel X terhadap Variabel Y

2. Ketentuan

Jika t hitung < t Tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t Tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.

3.10.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien

(33)

mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

β̀ Σ Σ β̀ Σ

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai

berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian tentang pengaruh prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan yang dimiliki siswa kelas X

SMA Pasundan 2 Bandung berada pada kriteria sangat rendah. Artinya karena 95,15% nilainya dibawah dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah untuk pelajaran kewirausahaan, yaitu 75. Sedangkan minat

berwirausaha siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung yang telah mendapat mata pelajaran kewirausahaan di kelas X nya berada pada kriteria sedang.

Artinya karena secara keseluruhan minat berwirausaha berada pada kriteria yang sedang, maka siswa telah memiliki minat berwirausaha.

2. Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap

minat berwirausaha siswa. Artinya semakin tinggi prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan yang dimiliki siswa, maka minat berwirausaha siswa

akan semakin tinggi.

5.2Saran

(35)

1. Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan tergolong sangat rendah, sehingga perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal pembelajaran dengan menggunakan metode/strategi belajar yang baru dan menarik, serta

mengembangkan pengetahuan tentang kewirausahaan. Diharapkan dengan meningkatnya prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan akan tumbuh

minat berwirausaha siswa SMA Pasundan 2 Bandung yang lebih baik. Praktek kewirausahaan yang berupa berdagang pun perlu ditambah frekuensinya, seperti menjadi dua minggu sekali. Hal tersebut guna menambah pengalaman

siswa, supaya semangat dan minat berwirausahanya meningkat.

2. Minat berwirausaha yang sudah ada, sebaiknya dapat dipertahankan atau

ditingkatkan dengan cara meningkatkan kegiatan penunjang wirausaha seperti menayangkan video profil dari wirausahawan yang sukses, melibatkan siswa dalam setiap kegiatan penunjang wirausaha seperti mengunjungi pameran

kewirausahaan dan mengikutsertakan siswa di berbagai seminar kewirausahaan. Selain itu, agar minat anak tersalurkan dengan baik,

hendaknya guru mata pelajaran kewirausahaan dan orang tua siswa juga memberikan motivasi kepada anak.

3. Jam belajar mata pelajaran kewirausahaan sebaiknya ditambah menjadi 2 jam

pelajaran (2 x 45 menit), hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran tersampaikan secara menyeluruh dan mendalam.

(36)

memberikan pengalaman usaha bagi siswa. Contohnya dengan mendirikan koperasi sekolah.

5. Bagi penelitian mengenai minat ini, lebih lanjut ditujukan ke alumni SMK

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Achmat, Zakarija. (2010). Theory of Planned Behaviour Masihkah Relevan. Tersedia di (http://zakarija.staff.umm.ac.id). Diunduh pada tanggal 20 Januari 2012.

Alma, Buchari. (2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Aprilianty, Eka. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa

SMK”. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 2, No. 3.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ayani, Fathonah Nur. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI pada Jurusan Akuntansi di SMKN 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Akuntansi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Azwar, Saifuddin. (2012). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahri, Syaiful Djamarah,. (1994). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Daryanto. (2012). Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2011). KBBI Pusat Bahasa. Ed Ke 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dewangga. (2011). Pengaruh Prestasi Prakerin Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntansi di SMKN 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Akuntansi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Drucker, Peter F. (1994). Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta: Gramedia

(38)

Gallyn, Ditya M. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.

Gujarati, Damodar. (2001). Ekometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hendro, dan W. W. Chandra. (2006). Be a Smart and Good Enterpreneur. Jakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

Hidayat, Soleh. (2008). Hubungan minat terhadap profesi guru dan motivasi berprestasi dengan keterampilan mengajar.

Hidi, Suzanne.,Renninger, Ann., &Krapp, Andreas. (2004). Interest, a motivational variable that combines affecting and cognitive functioning. In D.Y. Dai & R.J. Sternberg (Eds.), motivation, emotion and cognition: integrative perspective on intellectual function and development (pp. 89-115). Mahwah, NJ: Erlbaum.

Kartini, Tien. (2007). “Penggunaan Metode Role Playing Meningkatkan Minat

Siswa Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SDN Cileunyi

I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung”. Jurnal Pendidikan Dasar. Nomor 8.

Kartiwa, Iwan. (2011). Pendidikan Kewirausahaan di SMA, [Online]. Tersedia: http://agppgrijabar.blogspot.com/2011/02/pendidikan-kewirausahaan-di-sma.html [31 Oktober 2012]

Ketut, Sukardi Dewa. (1998). Analisis Inventori Minat. Jakarta: Bina Aksara. Kuntowicaksono. (2012). Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan

Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Journal of Economic Education. 1. 1. Lestari, Desi Indah. et. al. (2012). “Pengaruh Prakerin, Prestasi Belajar,

Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa”. Economic Education Analysis Journal, ISSN 2252-6544.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

(39)

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Bandung: Nusa Media.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rohmana, Yana. (2010). Ekomotrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboraturium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

S, Ristian Cahyo. (2010). Factor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMKN 1 Punggelan Banjarnegara. Skripsi pada Jurusan Manajemen UNS Semarang: Tidak diterbitkan. Santoso. (1993). Lingkungan Tempat Tinggal Menentukan Minat Berwirausaha.

Laporan Penelitian pada FKIP, UNS Surakarta.

Setia, K. Mahardhika. (2012). Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Teknik audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

---. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. (2002). Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. ALfabeta.

---. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. ALfabeta. ---. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. ALfabeta.

Suhartini, Dewi. (2001). Pengaruh Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Membekalinya. Tesis FPS UPI : Tidak Diterbitkan

Suherman, Eman. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

(40)

Sunarya, Yuyus & Bayu, Kartib. (2010). Kewirausahaan, Pendekatan Karakteristik Kewirausahaan Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Suryana. (2003). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

---. (2006). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT.Grasindo.

Umar, Husein. (2009). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Press.

Vitalocca, S. Dyah. (2013). Hubungan Sikap dan Minat Belajar Siswa Dengan Kreativitas Siswa SMK pada Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura (ATPH). Tesis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Wibowo, Muladi. (2011). Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha

Lulusan SMK. Jurnal Eksplanasi. Volume 6. Nomor 2.

---.(2012). Menkop: Jumlah Wirausahawan RI kalah Jauh. Tersedia di (bisnis.news.viva.co.id/news/read/322681-menkop—

Gambar

Tabel 1.1 Minat Siswa SMA Setelah Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan
Tabel 1.2 Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X SMA Pasundan 2
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI IPS SMA Pasundan 2 Bandung
Tabel 3.3 Proporsi Sampel Untuk Setiap Kelas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Panjang yang diukur adalah panjang total, yaitu panjang dari ujung mulut ikan hingga pangkal ekor dan ditimbang bobot basahnya, kemudian sebanyak 60-120 ekor dimasukkan

Stand: Juni 2011 • Anhang A enthält die im Anhang I des WA aufgeführten Arten (von der Ausrottung bedrohte Arten, die durch den Handel beeinträchtigt werden könnten) sowie Arten,

Penggunaan Media Adobe Flash Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengingat Huruf Hijaiyah Pada Anak Tuna Rungu Kelas 4 Sekolah Dasar Luar Biasa Penelitian Eksperimen Dengan Single Subyek

Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan

Diffusion bonding : Mono filament diperkuat AMCs terutama dihasilkan oleh ikatan difusi (foil-serat-foil) rute atau oleh penguapan lapisan yang relatif tebal dari

Disisi lain manajemen sangat penting karna : Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggungjawab dalam

[r]

Diharapkan dari hasil penelitian ini para konseli dapat meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya berperilaku tidak baik (akhlak tercela/ akhlak madzmumah ), yaitu: ikut