• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN SPEED

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

YUNITA SARI 0901707

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS

MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

(Studi Eksperimen UKM Futsal Putri UPI Bandung)

Oleh

Yunita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yunita Sari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : YUNITA SARI

NIM : 0901707

JUDUL : DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED (Studi Eksperimen Atlet Futsal Putri UPI)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I,

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd

NIP.196812181994021001

Pembimbing II,

Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP.196003151987031002

Diketahui oleh,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd.

(4)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS

MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Pembimbing I : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd Pembimbing II : Drs. Dudung Hasanudin Ch.

Yunita Sari* 0901707

Daya tahan kekuatan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai prestasi, meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan SAQ (Speed, Agilitas dan Quickness), keseimbangan dan yang lainnya, tetapi faktor tersebut harus dikombinasikan dengan kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Oleh karena kekuatan merupakan komponen fisik yang mendasar yang sangat diperlukan dalam pertandingan maupun perlombaan. Membicarakan tentang kekuatan tak akan jauh dari kerja otot. Maka dalam penelitian ini penulis meneliti tentang motode latihan yang dapat meningkatkan daya tahan kekuatan otot, yaitu metode latihan interval dan metode latihan repetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan pengaruh latihan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan speed dengan menggunakan pola pelatihan harness. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet UKM futsal puteri UPI, sedangkan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 orang atlet futsal putri, yang terbagi dalam dua kelompok yaitu; kelompok metode interval dan kelompok metode repetisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Setelah melaksanakan latihan selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali perminggu diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi dengan menggunakan pola pelatihan harness terhadap speed, dari hasil perbandingan diperoleh bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi terhadap speed. Namun jika dilihat dari rata-rata tes akhir, metode interval memberikan peningkatan yang lebih baik dibandingkan metode repetisi. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan agar metode interval dan repetisi dipergunakan sebagai salah satu varian untuk meningkatkan meningkatkan kondisi fisik.

(5)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... vi

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Masalah masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS... 8

A. Pengertian Latihan …...… 8

B. Kemampuan Fisik ………... 9

C. Sumber Energi …………... 10

D. Hakikat Kemampuan Speed ... 11

E. Hakikat Metode Latihan Interval dan Repetisi …... 13

F. Hakikat Pelatihan Harness ... 15

G. Modifikasi Alat Harness ………... 17

H. Macam-macam Harness ... 18

I. Bentuk-bentuk Latihan Harness ... 20

J. Anggapan Dasar ... 22

K. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN…... 24

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian…... 25

C. Metode Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

(6)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 35

A. Analisis Data………... 35

B. Diskusi Temuan... 40

BAB V KESIMPULAN dan SARAN... 42

A. Kesimpulan... 42

B. Saran... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 45

(7)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, berbagai olahraga berkembang

secara pesat salah satunya yaitu futsal. Futsal merupakan modifikasi dari

olahraga sepakbola. Modifikasinya berupa ukuran lapangan, jumlah pemain dan

peraturan permainan. Futsal adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu

dengan masing-masing regu beranggotakan lima orang. Mengenai permainan

futsal, Tenang (2008 : 17) menjelaskan bahwa :

Futsal adalah suatu jenis olahraga yang memilikki aturan tegas tentang kontak fisik. Sliding tackle (menjegal dari belakang), body charge (benturan badan), dan aspek kekerasan lain seperti dalam permainan sepakbola tidak diizinkan dalam futsal.

Perkembangan olahraga Futsal di Indonesia terbilang cukup maju, hal ini

dibuktikan dengan banyaknya peminat pada olahraga ini, baik tua maupun

muda, laki-laki juga perempuan. Selain itu, kini sarana lapangan futsal baik

indoor maupun outdoor sudah banyak ditemui dimana-mana. Meski sarana

fasilitas olahraga ini sudah ada dimana-mana, tetapi masih belum bisa

meningkatkan prestasi olahraga futsal di Indonesia.

Untuk meningkatkan prestasi yang maksimal, tidaklah mudah. Harsono

(1998:100) menjelaskan bahwa: “Untuk meningkatkan keterampilan dan

prestasinya semaksimal mungkin ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan

dilatih secara seksama yaitu latihan fisik, teknik, taktik dan mental”. Latihan

fisik merupakan aspek yang sangat penting yang akan menunjang setiap atlet

untuk dapat memiliki kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang baik

merupakan salah satu cara pencapaian prestasi. Sajoto (1990:16) menjelaskan

(8)

2

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan

dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”.

Dalam permainan futsal, komponen kondisi fisik yang dominan salah

satunya adalah kecepatan. Karena seorang pemain futsal harus mempunyai

kecepatan yang baik, agar dapat melakukan serangan balik yang lebih cepat dan

lebih efisien

Salah satu pola pelatihan yang masih jarang diterapkan dalam pelatihan

fisik adalah pola pelatihan Harness. Sidik (2011:5) menjelaskan bahwa:

Istilah harness digunakan oleh para atlet ketika latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan, kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance) Latihan ini merupakan latihan yang bersifat kekuatan, karena ketika melakukan gerakan memanfaatkan beban yang harus ditarik setelah diikatkan dengan tali dipinggang.

Kemudian Sidik (2011) menambahkan bahwa:

Pola latihan Harness adalah pola latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu sebagai tahanan ketika gerakan lari atau bentuk latihan akselerasi, kelincahan, power, dan juga daya tahan. Pola ini merupakan pola latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan untuk bergerak cepat dalam bentuk speed, agility maupun quickness, kemampuan kekuatan dinamis yang eksplosif, serta juga kemampuan dalam merubah arah. Selain itu juga kemampuan daya tahan jika dilakukan dengan eksekusi lambat dan dipertahankan dalam durasi yang panjang sesuai dengan prinsip pelatihan daya tahan.

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa speed adalah kemampuan gerak

maksimal yang di lakukan dengan waktu yang singkat pada jarak yang pendek.

Sedangkan quickness adalah kemampuan gerak maksimal yang di pola

berdasarkan aksi reaksi secepat-cepatnya. Selain itu juga kemampuaan daya

tahan jika dilakukan dengan tempo lambat dan dipertahankan dalam durasi yang

panjang sesuai dengan prinsip pelatihan daya tahan.

Bentuk latihan harness dapat dilakukan dalam jarak pendek maupun jarak

yang lebih panjang. Menurut Sidik (2011) mengemukakan bahwa untuk latihan

kecepatan tergantung pada pencapaian tujuan latihan dengan bentuk latihan

(9)

3

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Koordinasi ABC’S (Acceleration-Balance-Coordination’speed) seperti : angkling, short straight fast leg, heel butt kick, high knee, clawing,side step turn forward, side step turn backward, pop ups, dan lain-lain dengan berbagai arah ke depan, belakang, samping, kanan, samping kiri, atau diagonal,

b. Bentuk latihan sprint (ke depan atau belakang), jarak 10-30 meter, c. Bentuk latihan kelincahan, seperti : zigzag run, shuttle run, dodging run,

side step cross over, carrioca, dan lain-lain sesuai dengan ciri dari latihan kelincahan,

d. Bentuk-bentuk latihan kecepatan aksi-reaksi yang diawali dengan aba-aba dan dilanjutkan dengan gerakan akselerasi atau gerakan kelincahan. Latihan menggabungkan gerakan Q-A-S, Q-S-A, S-A-G, S-Q-A, A-S-Q, atau A-Q-S.

Menurut Pesurnay dan Sidik (2006: 92), “ada beberapa bentuk kecepatan,

yaitu: 1) Kecepatan reaksi; 2) Kecepatan maksimal yang siklis (Daya akselerasi

dan Kecepatan maksimal); 3) Kecepatan maksimal asiklis (Agility dan

Quickness).

Pelatihan Harness relatif jarang dilakukan dalam pelatihan fisik di

Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, seperti beberapa pelatih yang belum

memahami manfaat dari pelatihan harness, peralatan yang dirasakan sulit untuk

ditemukan, keraguan akan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, dan bagaimana

variasi dari latihan harness tersebut. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam

praktik latihan adalah penerapan metode latihan yang masih belum jelas karakter

dari setiap metode tersebut. Keterbatasan metode yang dipahami merupakan

bagian dari keterbatasan pelatih dalam proses latihan. Dalam penelitian ini

dibatasi hanya menggunakan dua metode latihan yaitu metode latihan interval

dan metode latihan repetisi dengan dua karakterteristik yang hampir sama

namun mempunyai perbedaan.

Berkaitan dengan metode latihan repetisi menurut Sidik (2011: dalam

kupang tribun news) menerangkan bahwa:

(10)

4

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bergantung pada masa pemulihan denyut nadi (kembali ke denyut nadi awal latihan inti).

Sedangkan metode latihan interval merupakan metode latihan yang sangat

berat karena intensitas yang digunakan adalah intensitas tinggi sehingga kondisi

atlet harus benar-benar dinyatakan siap agar hasil dari penerapan metode ini

menjadi berpengaruh secara signifikan dan segera setelah latihan ini berakhir

pada satu unit latihan maka atlet diwajibkan untuk melakukan jogging (easy run)

untuk membantu mempercepat pemulihan terutama jika latihan ini menyebabkan

terjadinya pembentukan asam laktat. Dalam metode latihan interval yang perlu

diperhatikan adalah jarak atau waktu yang ditempuh, kecepatan atau usaha yang

di lakukan, jumlah pengulangan interval kerja, jarak atau waktu masa

pemulihan, jenis kegiatan pemulihan. Dari semua variabel tersebut

pelaksanaannya dilakukan secara konsisten serta masa pemulihan dilanjutkan

dengan pemulihan aktif. Masa pemulihan denyut nadi di repetisi dan set pertama

menjadi patokan untuk setiap repetisi dan set selanjutnya.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Gambetta (1989: 96) yang

mengemukakan bahwa:

Interval Ttraining. This use hard efforts for a set time or distance, follower by set periods of recovery. It includes these five variables:1) Distance or time length of the work interval; 2) Speed or effort of the work interval;3)Number of repetitions of the work interval 4) Distance or time length of the recovery interval; 5)Type of recovery activity. Interval has both aerobic and anaerobic benefits. The speed of the intervals and the degree of recovery determine the benefits the athlete experiences. Research show that active recovery (such as a slow jog) result in a improved removal of lactic acid following high-intencsity exercise; thus, the next interval can be performed better because of the improved removal of lactic acid during the recovery.

Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa untuk dapat melakukan latihan

dengan menggunakan metode interval yang baik, harus memiliki persyaratan

kondisi awal sudah sangat siap terutama kapasitas aerobik yang baik sehingga

proses pemulihan dapat berlangsung singkat. Hal ini penting, karena ciri dari

(11)

5

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditempuh konsisten, usaha yang dilakukan konsisten, dan yang paling

penting adalah masa istirahat yang dilakukan antar pengulangan berlangsung

secara konsisten. Masa pemulihan denyut nadi di repetisi dan set pertama

menjadi patokan untuk setiap repetisi dan set selanjutnya.

Jadi perbedaan antara metode latihan interval dan metode latihan repetisi

terletak pada masa istirahat diantara setiap pengulangannya, ciri-ciri dari metode

latihan interval adalah jarak yang di tempuh konsisten, usaha yang di lakukan

konsistem, dan masa istirahat yang dilakukan antara pengulangan berlangsung

secara konsisten, dalam penentuan masa istirahat perlu di ketahui denyut nadi

atlet untuk pemulihan setelah kerja/aktivitas pertama. Hasil denyut nadi yang

diketahui di awal akan dijadikan patokan untuk digunakan sebagai waktu

istirahat antara repetisi serta di ketahui kembali waktu pemulihan setelah

berakhir repetisi pada set pertama yang kemudian dijadikan patokan untuk

istirahat antar set, sedangkan ciri-ciri dari metode latihan repetisi adalah

menekankan pada unsur pengulangan dengan durasi istirahat dan jarak yang

tetap atau bervariasi.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat dampak yang signifikan latihan harness menggunakan

metode interval terhadap peningkatan kemampuan speed ?

2. Apakah terdapat dampak yang signifikan latihan harness menggunakan

metode repetisi terhadap peningkatan kemampuan speed ?

3. Apakah terdapat perbedaan dampak yang signifikan latihan harness

menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap peningkatan

kemampuan speed ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitiannya

(12)

6

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui dampak latihan harness menggunakan metode interval

terhadap peningkatan kemampuan speed.

2. Untuk mengetahui dampak latihan harness menggunakan metode repetisi

terhadap peningkatan kemampuan speed.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan harness menggunakan metode

interval dengan repetisi terhadap peningkatan kemampuan speed.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis dapat menambah wawasan mengenai dampak penerapan pola

pelatihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap

peningkatan kemampuan speed.

2. Secara praktis dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih untuk menerapkan

pelatihan harness kepada atletnya.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan ruang

lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah speed.

2. Variabel bebas adalah metode interval pola harness dan metode repetisi pola

harness.

F. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,

maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan

diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan penelitiandan struktur organisasi.

(13)

7

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berisi teori-teori yang berhubungan dengan pengertian latiahan, sumber

energy, hakikat kemampuan speed, hakikat metode latihan interval dan repetisi,

hakikat pelatihan harness, modifikasi alat harness, macam-macam harness,

bentuk-bentuk harness, anggapan dasar, hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai metodepenelitian, populasi dan sampel, desain

penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, pelaksanaan latihan, teknik

pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang pengelolaan atau analisis data dan analisis hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan

(14)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti (Sabar, 2007:38)

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal puteri tingkat perguruan

tinggi yang tergabung dalam anggota UKM Futsal Puteri UPI (Universitas

Pendidikan Indonesia) yaitu sebanyak 20 orang.

Untuk dapat menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini,

terdapat beberapa teknik sampling. Pada penelitian ini, semua anggota populasi akan

dijadikan sampel, sehingga teknik sampling yang sesuai adalah sampling jenuh.

Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:85) bahwa “Sampling jenuh adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi yaitu 20 orang.

Rencananya penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada:

Jadwal Penelitian : Mulai Agustus-September 2013

Tempat : Sport Hall FPOK Padasuka Caheum Bandung

Waktu : Mulai pukul 16.00 s.d selesai

Lama Latihan : Tergantung volume dan intensitas latihan

Pelaksanaan : 2x seminggu hari Senin dan Jumat

Pelaksanaan latihan dengan hanya 2x seminggu adalah berdasarkan pada

(15)

25

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Minimum recovery time Sumber: track and field

Training Example Recovery

times Power 1 Indoors ball throws,stair sprints

Outdoors-medicine ball throws, hill sprints

48 hours

Power 2 Plyometrics 72 hours

Weight training

Full body weight training with the same exercises for both training sessions

72 hours

Speed Sprinting at 90% plus speeds with 3 minute rest intervals

48 hours

Speed endurance

Sprinting at 80-90% speeds with a 1:2 or 1:3 work:rest ratio

48 hours

Endurance Running at 60-80% speeds with a 1:1 or 2:1 work:rest ratio

24 hours

Dari keterangan diatas bisa diketahui bahwa latihan speed. Oleh karena itu,

maka dalam penelitian ini ditentukan pelaksanaan latihan yaitu pada Hari Senin dan

Jumat dari pukul 16.00 WIB s.d selesai.

Dengan lama pelaksanaan penelitian antara 6-10 minggu, hal ini sejalan dengan

Harsono (1988:154) yang mengemukakan bahwa ahli-ahli olahraga berpendapat

bahwa “Atlet yang mengikuti suatu program latihan kondisi fisik pre-season yang

intensif selama 6-10 minggu akan memiliki kekuatan, daya tahan, dan stamina yang

lebih baik selama musim-musim latihan berikutnya, dibandingkan dengan atlet-atlet

yang memulai program kondisinya hanya satu-dua minggu sebelum permulaan

musim latihan.”

B. Desain Penelitian

Dalam buku metode penelitian olahraga (2011:50) dijelaskan bahwa “Desain

penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

(16)

26

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan analisis data saja.” Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental

dengan bentuk desain One-Group Pretest-Posttest desain.

O.1 X.1 O.2

O.1 X.2 O.2

Pretest Treatment Posttest

Gambar 3.1

desain penelitian One-Group Pretest-Posttest desain. (Fraenkel and Wellen : 246)

Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.Adapun langkah-langkah

penelitiannya adalah sebagai berikut

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

TES AKHIR

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

KESIMPULAN

TREATMENT POLA PELATIHAN HARNESS

Metode Repetisi (Sampel B) Metode Interval

(17)

27

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

C. Metode Penelitian

Nawawi (1996:91) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah suatu metode

yang digunakan dalam usaha untuk menangkap gejela-gejala alam dan gejala sosial

dalam kehidupan dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, teratur,

tertib dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.” Dari penjelasan tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah dalam

memecahkan masalah dengan cara sistematis yang telah ditetapkan untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan. Secara lebih luas lagi Sugiyono menjelaskan bahwa

metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan

tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah.

Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2009:72) menjelaskan bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Bisa disimpulkan bahwa metode ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya sebab akibat dan seberapa besar hubungan

sebab akibat tersebut dengan cara memberikan sebuah perlakuan.

D. Definisi Operasional

1. Latihan menurut Giriwijoyo (2004:78) adalah upaya sadar yang dilakukan secara

berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga

yang sesuai dengan tuntutan penampilan cabang olahraga itu, untuk dapat

menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu baik pada aspek kemampuan dasar

(18)

28

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Latihan harness menurut Wilson (2006) dan Pollit (2003) yang dikutip Sidik

(2011:5) bahwa Latihan harness (Sled harness) merupakan istilah yang

digunakan oleh para atlet ketika latihan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kecepatan, kekuatan (strength), dan daya tahan (endurance). Latihan

ini merupakan latihan yang bersifat kekuatan, karena ketika melakukan gerakan

memanfaatkan beban yang harus ditarik setelah diikatkan dengan tali ke

pinggang.

3. Speed menurut Satria dkk (2007:73) adalah kecepatan gerak maksimal maju untuk

menyelesaikan jarak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Contoh lari cepat

(sprint). Kecepatan bisa di tingkatkan dengan meningkatkan frekuensi langkah

dan panjang langkah.

4. Futsal menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah permainan bola yang

dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang.

Tujuannya adalah memasukan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola

dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki

pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya,

lapangan futsal dibatasi garis bukan net atau papan.

5. Interval Training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval

yang berupa masa-masa istirahat ( Harsono,1988: 156)

6. Metode latihan Repetisi Menurut Dikdik Zafar Sidik (2011) dalam kupang tribun

news adalah metode latihan yang menekankan pada unsur pengulangan (repetisi)

dengan durasi istirahat (rest interval) dan jarak (distance) yang tetap atau

bervariasi. Untuk istirahat latihan antar repetisi dan set bergantung pada masa

pemulihan denyut nadi (kembali ke denyut nadi awal latihan inti).

7. Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan yang telah

(19)

29

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya

bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut

harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan system prioritas

sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan

atau status yang dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai

pada masalah status kondisi fisik Sajoto, (1990:16)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecepatan dalam bentuk

speed : tes 20 meter dash sprint (sumber: Rob Wood dalam artikel

http://www.topendsport.com/testing/test/sprint20meters.htm)

1) Tujuan : untuk menentukan percepatan, dan juga indikator yang dapat diandalkan

kecepatan, agility dan quickness.

2) Alat/Fasilitas :

- cones atau tanda sebagai penanda START dan FINISH.

- Permukaan datar sebagai lintasan dan tidak licin minimal 40 meter

- Stopwatch

- Bendera start

- Lembaran catatan

- Alat tulis

3) Pelaksanaan :

- Tes dilaksanakan perorangan

- Testee melaksanakan pemanasan

- Testee bersiap-siap di belakang garis start

- Mulai dari posisi statis, dengan satu kaki di depan yang lain. Bagian depan

(20)

30

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama 2 detik sebelum memulai, dan tidak diperbolehkan ada gerakan yang

lain.

- Tester harus memberikan petunjuk untuk memaksimalkan kecepatan (dengan

aba-aba BERSEDIA, SIAP dan YA)

- Pada saat aba-aba YA maka bendera START mulai berkibar dan Testee

memulai berlari sprint secara maksimal dan pada saat akan melewati garis

FINISH badan Testee dicondongkan melewati garis FINISH.

- Tester melakukan pencatatan waktu menggunakan stopwatch mulai dari

Testee berlari sprint di garis START sampai melewati garis FINISH.

- Testee diberi 2 (dua) kali kesempatan.

4) Testee dinyatakan gagal atau tidak sah mengikuti serangkaian Tes 20 meter dash

sprint, apabila :

- Berlari keluar dari lintasan yang telah ditentukan.

- Posisi badan pada saat akan melakukan START tidak berada di belakang garis

START.

- Tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5) Skor :

- Waktu terbaik dicatat dengan ketelitian 2 desimal. Waktunya dimulai dari

gerakan pertama (jika menggunakan stopwatch) dan selesai ketika dada

melintasi garis FINISH.

6) Validitas dan Reliabilitas

Dalam Sumpena (2013: 84-85) validitas instrument ini adalah 0,96, sedangkan

nilai reliabilitas adalah 0,83.

7) Model tes :

(21)

31

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Start 20 meter Finish

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes 20 meter dash sprint

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui tes instrument 20

meter pada tes awal sebelum diberi perlakuan dan pada tes akhir setelah diberikan

perlakuan. Yang dihitung waktu sebagai pengontrol seberapa cepat kemampuan atlet

dalam berlari.

G. Analisis Data

Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir

eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh

latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan

kemampuan speed.

Adapun langkah – langkah yang diambil dalam prosedur pengolahan data

adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan

(2008:24) sebagai berikut :

Arti unsur-unsur diatas adalah :

X = nilai rata-rata yang dicapai X = skor yang diperoleh

Σ = Jumlah

(22)

32

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan

(2008:39) adalah sebagai berikut :

Arti unsur-unsur diatas adalah : S = Simpangan baku

= skor yang diperoleh x = nilai rata-rata n = Jumlah sampel

3. Menguji normalitas dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah

pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2008:118) adalah

sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai

pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling

besar

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan

pendekatan Z-skor yaitu :

X X

Z =

S

c. Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi

normal baku ( tabel distribusi Z ). Kemudian hitung peluang dari

masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatf,

maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi pada

(23)

33

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara

melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian

dibagi dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya

f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan table Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka

tentukanlah nilai L .

h. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima

atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria Terima Ho jika Lo < Lα = Normal Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak norma

4. Menguji homegenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan kriteria pengujian : terima hipotesis apabila F-hitung lebih

kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2)

dengan taraf nyata (a) = 0,05.

5. Uji kesamaan dua rata-rata ( skor berpasangan )

Menurut Nurhasan (2008:154) uji ini digunakan apabila skor yang

kita bandingkan berpasangan ( sampel yang digunakan sama dan

menggunakan tes yang sama ) seperti contoh digunakannya tes awal

dan tes akhir pada sebuah eksperimen atau sering juga dikatakan uji

beda. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

(24)

34

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B = rata-rata nilai beda

SB = simpangan baku n = jumlah sampel

6. Uji perbedaan dua rata-rata

Mengadakan pengujian pada tingkat kepercayaan 0,05 dengan

derajat kebebasan (n1+n2-2). Apakah kedua kelompok mempunyai

perbedaan yang berarti, atau sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama 12x pertemuan apabila hasil perhitungan nilai t ≤ t yang terdapat dalam distribuasi t tabel dengan dk (n1+n2-2) metode tersebut

tidak berarti, tetapi sebaliknya jika hasil perhitungan nilai t > t tabel

berarti perbedaan tersebut mempunyai arti. Menguji hasil metode

dengan menggunakan rumus uji perbedaan dua rata-rata (uji dua pihak

).

Uji t digunakan karena data-data berdistribusi normal. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

dengan :

Arti dari unsur-unsur diatas adalah : t = t hitung

X1 = skor rata-rata kelompok 1

X2 = skor rata-rata kelompok 2

S2 = simpangan baku gabungan S12 = varians kelompok 1

S22 = varians kelompok 2

n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan

t-hitung dengan t-tabel distribusi t dengan tingkat kepercayaan ( α =

0,05) dan derajat kebebasan (dk) = ( n1 + n2 – 2) uji perbedaan nilai

(25)

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil dari pengolahan data, maka kesimpulannya adalah

sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan metode

interval terhadap peningkatan kemampuan speed.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan metode

repetisi terhadap peningkatan kemampuan speed.

3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan

metode interval dengan metode repetisi terhadap peningkatan kemampuan

speed.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengemukakan saran

diantaranya :

1. Bisa menambah wawasan mengenai ilmu yang mencakup dalam bidang ini.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan

model-model metode dalam pelatihan harness sehingga lebih bervariatif.

3. Bisa diterapkan pada cabang olahraga lainnya dalam rangka peningkatan

(26)

43

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gambetta, V. (1989). The Athletics Congress’s: Track And Field Coaching Manual, Second Edition. The Athletics Congress of the USA.

Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Imanudin I. (2008). Modul Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : UPI

Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin C.D, Hidayah N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI

Satriya dkk, 2007. Metodologi Kepelatihan Olahraga Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.

Sidik, D.Z., Imanudin, I. dan Mujiyanto, S. (2010). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob dan Aerob. Laporan Penelitian Penerapan IPTEK untuk Mendukung SKO, PPLP dan PPLM. Bandung: UPI.

Sidik, D.Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: FPOK-UPI

Sugiyono. (2009). Metode Penetitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumpena, A. (2013). Dampak Metode Latihan Harness dan Kapasitas Aerobik terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI. Tesis.

Tenang, J. D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Media Utama.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Website:

(27)

44

Yunita Sari, 2014

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fikom UI (2008) Kamus Besar Bahsa Indonesia. [Online]. Tersedia: [14 Februari 2013]

No Name. (2013). [Online]. Tersedia: http://www.trackandfield.com

Pollit, D.J. (2003). “Sled Dragging for Hockey Training”. National Strength and Conditioning Association, 25, (3), 7-16.

Gonzalez J, Caceres A, Guerra I. (2011). “Resistive Training for Speed development”. NCSA Performance Training Journal. 10,(4).

Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat pelatihan Harness dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/

Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat Pelatihan Harness

dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/

Sidik, D.Z. (2012, 18 Januari). Peningkatan Anaerob dan Aerob melalui

Pelatihan Harness. [Online]. Tersedia:

http://kupang.tribunnews.com/2012/01/18/peningkatan-anaerob-dan-aerob-melalui-pelatihan-harness

Sidik, D.Z. (2012, 19 Januari) Manfaat Pelatihan Harness untuk Fisik. [Online]. Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2012/01/19/manfaat-pelatihan-harness-untuk-fisik.html

Gambar

Tabel  3.1  Minimum recovery time
Gambar 3.1  One-Group Pretest-Posttest desain.

Referensi

Dokumen terkait

menstruasi pada mahasiswi jurusan olaharaga Universitas negeri Medan tahun 2014, Universitas Sumatera Utara, Medan.. Nursing research generating and assessing

Refers to explanation above, the reconstruction of tradition remains an important issue in the Indonesian constitutional law because there are incoherencies between

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau. ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

Secara keseluruhan, resiko yang mungkin terjadi meliputi pengetahuan konsumen atau kepercayaan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk juga respon dari

Internet Protocol Vitual Private Network atau yang lebih dikenal dengan IP VPN merupakan sebuah jaringan komunikasi private yang menggunakan jaringan publik untuk membentuk

Implementasi Model Pembelajaran Investigating, Evaluating Environmental Issue And Action (ieeia) Untuk Membangun Literasi Lingkungan Siswa SMPA. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Perilaku Peralihan Merek (Brand Switching Behavior) Pengguna Kartu Seluler Simpati (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi).. Skripsi Tidak

(Viii + 21) Untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sangatlah diperlukan suatu perhitungn harga pokok produk sebagai dasar penentuan harga jual dari produk