Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN SPEED
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
YUNITA SARI 0901707
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS
MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
(Studi Eksperimen UKM Futsal Putri UPI Bandung)
Oleh
Yunita Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Yunita Sari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : YUNITA SARI
NIM : 0901707
JUDUL : DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED (Studi Eksperimen Atlet Futsal Putri UPI)
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I,
Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd
NIP.196812181994021001
Pembimbing II,
Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP.196003151987031002
Diketahui oleh,
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan
Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd.
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS
MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Pembimbing I : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd Pembimbing II : Drs. Dudung Hasanudin Ch.
Yunita Sari* 0901707
Daya tahan kekuatan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai prestasi, meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan SAQ (Speed, Agilitas dan Quickness), keseimbangan dan yang lainnya, tetapi faktor tersebut harus dikombinasikan dengan kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Oleh karena kekuatan merupakan komponen fisik yang mendasar yang sangat diperlukan dalam pertandingan maupun perlombaan. Membicarakan tentang kekuatan tak akan jauh dari kerja otot. Maka dalam penelitian ini penulis meneliti tentang motode latihan yang dapat meningkatkan daya tahan kekuatan otot, yaitu metode latihan interval dan metode latihan repetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan pengaruh latihan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan speed dengan menggunakan pola pelatihan harness. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet UKM futsal puteri UPI, sedangkan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 orang atlet futsal putri, yang terbagi dalam dua kelompok yaitu; kelompok metode interval dan kelompok metode repetisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Setelah melaksanakan latihan selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali perminggu diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi dengan menggunakan pola pelatihan harness terhadap speed, dari hasil perbandingan diperoleh bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi terhadap speed. Namun jika dilihat dari rata-rata tes akhir, metode interval memberikan peningkatan yang lebih baik dibandingkan metode repetisi. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan agar metode interval dan repetisi dipergunakan sebagai salah satu varian untuk meningkatkan meningkatkan kondisi fisik.
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
ABSTRAK... vi
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Masalah masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Batasan Penelitian... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS... 8
A. Pengertian Latihan …...… 8
B. Kemampuan Fisik ………... 9
C. Sumber Energi …………... 10
D. Hakikat Kemampuan Speed ... 11
E. Hakikat Metode Latihan Interval dan Repetisi …... 13
F. Hakikat Pelatihan Harness ... 15
G. Modifikasi Alat Harness ………... 17
H. Macam-macam Harness ... 18
I. Bentuk-bentuk Latihan Harness ... 20
J. Anggapan Dasar ... 22
K. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN…... 24
A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 24
B. Desain Penelitian…... 25
C. Metode Penelitian ... 26
D. Definisi Operasional ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 35
A. Analisis Data………... 35
B. Diskusi Temuan... 40
BAB V KESIMPULAN dan SARAN... 42
A. Kesimpulan... 42
B. Saran... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN ... 45
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, berbagai olahraga berkembang
secara pesat salah satunya yaitu futsal. Futsal merupakan modifikasi dari
olahraga sepakbola. Modifikasinya berupa ukuran lapangan, jumlah pemain dan
peraturan permainan. Futsal adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu
dengan masing-masing regu beranggotakan lima orang. Mengenai permainan
futsal, Tenang (2008 : 17) menjelaskan bahwa :
Futsal adalah suatu jenis olahraga yang memilikki aturan tegas tentang kontak fisik. Sliding tackle (menjegal dari belakang), body charge (benturan badan), dan aspek kekerasan lain seperti dalam permainan sepakbola tidak diizinkan dalam futsal.
Perkembangan olahraga Futsal di Indonesia terbilang cukup maju, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya peminat pada olahraga ini, baik tua maupun
muda, laki-laki juga perempuan. Selain itu, kini sarana lapangan futsal baik
indoor maupun outdoor sudah banyak ditemui dimana-mana. Meski sarana
fasilitas olahraga ini sudah ada dimana-mana, tetapi masih belum bisa
meningkatkan prestasi olahraga futsal di Indonesia.
Untuk meningkatkan prestasi yang maksimal, tidaklah mudah. Harsono
(1998:100) menjelaskan bahwa: “Untuk meningkatkan keterampilan dan
prestasinya semaksimal mungkin ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan
dilatih secara seksama yaitu latihan fisik, teknik, taktik dan mental”. Latihan
fisik merupakan aspek yang sangat penting yang akan menunjang setiap atlet
untuk dapat memiliki kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang baik
merupakan salah satu cara pencapaian prestasi. Sajoto (1990:16) menjelaskan
2
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan
dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”.
Dalam permainan futsal, komponen kondisi fisik yang dominan salah
satunya adalah kecepatan. Karena seorang pemain futsal harus mempunyai
kecepatan yang baik, agar dapat melakukan serangan balik yang lebih cepat dan
lebih efisien
Salah satu pola pelatihan yang masih jarang diterapkan dalam pelatihan
fisik adalah pola pelatihan Harness. Sidik (2011:5) menjelaskan bahwa:
Istilah harness digunakan oleh para atlet ketika latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan, kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance) Latihan ini merupakan latihan yang bersifat kekuatan, karena ketika melakukan gerakan memanfaatkan beban yang harus ditarik setelah diikatkan dengan tali dipinggang.
Kemudian Sidik (2011) menambahkan bahwa:
Pola latihan Harness adalah pola latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu sebagai tahanan ketika gerakan lari atau bentuk latihan akselerasi, kelincahan, power, dan juga daya tahan. Pola ini merupakan pola latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan untuk bergerak cepat dalam bentuk speed, agility maupun quickness, kemampuan kekuatan dinamis yang eksplosif, serta juga kemampuan dalam merubah arah. Selain itu juga kemampuan daya tahan jika dilakukan dengan eksekusi lambat dan dipertahankan dalam durasi yang panjang sesuai dengan prinsip pelatihan daya tahan.
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa speed adalah kemampuan gerak
maksimal yang di lakukan dengan waktu yang singkat pada jarak yang pendek.
Sedangkan quickness adalah kemampuan gerak maksimal yang di pola
berdasarkan aksi reaksi secepat-cepatnya. Selain itu juga kemampuaan daya
tahan jika dilakukan dengan tempo lambat dan dipertahankan dalam durasi yang
panjang sesuai dengan prinsip pelatihan daya tahan.
Bentuk latihan harness dapat dilakukan dalam jarak pendek maupun jarak
yang lebih panjang. Menurut Sidik (2011) mengemukakan bahwa untuk latihan
kecepatan tergantung pada pencapaian tujuan latihan dengan bentuk latihan
3
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Koordinasi ABC’S (Acceleration-Balance-Coordination’speed) seperti : angkling, short straight fast leg, heel butt kick, high knee, clawing,side step turn forward, side step turn backward, pop ups, dan lain-lain dengan berbagai arah ke depan, belakang, samping, kanan, samping kiri, atau diagonal,
b. Bentuk latihan sprint (ke depan atau belakang), jarak 10-30 meter, c. Bentuk latihan kelincahan, seperti : zigzag run, shuttle run, dodging run,
side step cross over, carrioca, dan lain-lain sesuai dengan ciri dari latihan kelincahan,
d. Bentuk-bentuk latihan kecepatan aksi-reaksi yang diawali dengan aba-aba dan dilanjutkan dengan gerakan akselerasi atau gerakan kelincahan. Latihan menggabungkan gerakan Q-A-S, Q-S-A, S-A-G, S-Q-A, A-S-Q, atau A-Q-S.
Menurut Pesurnay dan Sidik (2006: 92), “ada beberapa bentuk kecepatan,
yaitu: 1) Kecepatan reaksi; 2) Kecepatan maksimal yang siklis (Daya akselerasi
dan Kecepatan maksimal); 3) Kecepatan maksimal asiklis (Agility dan
Quickness).”
Pelatihan Harness relatif jarang dilakukan dalam pelatihan fisik di
Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, seperti beberapa pelatih yang belum
memahami manfaat dari pelatihan harness, peralatan yang dirasakan sulit untuk
ditemukan, keraguan akan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, dan bagaimana
variasi dari latihan harness tersebut. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam
praktik latihan adalah penerapan metode latihan yang masih belum jelas karakter
dari setiap metode tersebut. Keterbatasan metode yang dipahami merupakan
bagian dari keterbatasan pelatih dalam proses latihan. Dalam penelitian ini
dibatasi hanya menggunakan dua metode latihan yaitu metode latihan interval
dan metode latihan repetisi dengan dua karakterteristik yang hampir sama
namun mempunyai perbedaan.
Berkaitan dengan metode latihan repetisi menurut Sidik (2011: dalam
kupang tribun news) menerangkan bahwa:
4
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bergantung pada masa pemulihan denyut nadi (kembali ke denyut nadi awal latihan inti).
Sedangkan metode latihan interval merupakan metode latihan yang sangat
berat karena intensitas yang digunakan adalah intensitas tinggi sehingga kondisi
atlet harus benar-benar dinyatakan siap agar hasil dari penerapan metode ini
menjadi berpengaruh secara signifikan dan segera setelah latihan ini berakhir
pada satu unit latihan maka atlet diwajibkan untuk melakukan jogging (easy run)
untuk membantu mempercepat pemulihan terutama jika latihan ini menyebabkan
terjadinya pembentukan asam laktat. Dalam metode latihan interval yang perlu
diperhatikan adalah jarak atau waktu yang ditempuh, kecepatan atau usaha yang
di lakukan, jumlah pengulangan interval kerja, jarak atau waktu masa
pemulihan, jenis kegiatan pemulihan. Dari semua variabel tersebut
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten serta masa pemulihan dilanjutkan
dengan pemulihan aktif. Masa pemulihan denyut nadi di repetisi dan set pertama
menjadi patokan untuk setiap repetisi dan set selanjutnya.
Hal ini sejalan dengan pendapat dari Gambetta (1989: 96) yang
mengemukakan bahwa:
Interval Ttraining. This use hard efforts for a set time or distance, follower by set periods of recovery. It includes these five variables:1) Distance or time length of the work interval; 2) Speed or effort of the work interval;3)Number of repetitions of the work interval 4) Distance or time length of the recovery interval; 5)Type of recovery activity. Interval has both aerobic and anaerobic benefits. The speed of the intervals and the degree of recovery determine the benefits the athlete experiences. Research show that active recovery (such as a slow jog) result in a improved removal of lactic acid following high-intencsity exercise; thus, the next interval can be performed better because of the improved removal of lactic acid during the recovery.
Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa untuk dapat melakukan latihan
dengan menggunakan metode interval yang baik, harus memiliki persyaratan
kondisi awal sudah sangat siap terutama kapasitas aerobik yang baik sehingga
proses pemulihan dapat berlangsung singkat. Hal ini penting, karena ciri dari
5
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ditempuh konsisten, usaha yang dilakukan konsisten, dan yang paling
penting adalah masa istirahat yang dilakukan antar pengulangan berlangsung
secara konsisten. Masa pemulihan denyut nadi di repetisi dan set pertama
menjadi patokan untuk setiap repetisi dan set selanjutnya.
Jadi perbedaan antara metode latihan interval dan metode latihan repetisi
terletak pada masa istirahat diantara setiap pengulangannya, ciri-ciri dari metode
latihan interval adalah jarak yang di tempuh konsisten, usaha yang di lakukan
konsistem, dan masa istirahat yang dilakukan antara pengulangan berlangsung
secara konsisten, dalam penentuan masa istirahat perlu di ketahui denyut nadi
atlet untuk pemulihan setelah kerja/aktivitas pertama. Hasil denyut nadi yang
diketahui di awal akan dijadikan patokan untuk digunakan sebagai waktu
istirahat antara repetisi serta di ketahui kembali waktu pemulihan setelah
berakhir repetisi pada set pertama yang kemudian dijadikan patokan untuk
istirahat antar set, sedangkan ciri-ciri dari metode latihan repetisi adalah
menekankan pada unsur pengulangan dengan durasi istirahat dan jarak yang
tetap atau bervariasi.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat dampak yang signifikan latihan harness menggunakan
metode interval terhadap peningkatan kemampuan speed ?
2. Apakah terdapat dampak yang signifikan latihan harness menggunakan
metode repetisi terhadap peningkatan kemampuan speed ?
3. Apakah terdapat perbedaan dampak yang signifikan latihan harness
menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap peningkatan
kemampuan speed ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitiannya
6
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui dampak latihan harness menggunakan metode interval
terhadap peningkatan kemampuan speed.
2. Untuk mengetahui dampak latihan harness menggunakan metode repetisi
terhadap peningkatan kemampuan speed.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan harness menggunakan metode
interval dengan repetisi terhadap peningkatan kemampuan speed.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Secara teoritis dapat menambah wawasan mengenai dampak penerapan pola
pelatihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap
peningkatan kemampuan speed.
2. Secara praktis dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih untuk menerapkan
pelatihan harness kepada atletnya.
E. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan ruang
lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah speed.
2. Variabel bebas adalah metode interval pola harness dan metode repetisi pola
harness.
F. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan
diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan penelitiandan struktur organisasi.
7
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berisi teori-teori yang berhubungan dengan pengertian latiahan, sumber
energy, hakikat kemampuan speed, hakikat metode latihan interval dan repetisi,
hakikat pelatihan harness, modifikasi alat harness, macam-macam harness,
bentuk-bentuk harness, anggapan dasar, hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas mengenai metodepenelitian, populasi dan sampel, desain
penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, pelaksanaan latihan, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Berisi tentang pengelolaan atau analisis data dan analisis hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti (Sabar, 2007:38)
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal puteri tingkat perguruan
tinggi yang tergabung dalam anggota UKM Futsal Puteri UPI (Universitas
Pendidikan Indonesia) yaitu sebanyak 20 orang.
Untuk dapat menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini,
terdapat beberapa teknik sampling. Pada penelitian ini, semua anggota populasi akan
dijadikan sampel, sehingga teknik sampling yang sesuai adalah sampling jenuh.
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:85) bahwa “Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi yaitu 20 orang.
Rencananya penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada:
Jadwal Penelitian : Mulai Agustus-September 2013
Tempat : Sport Hall FPOK Padasuka Caheum Bandung
Waktu : Mulai pukul 16.00 s.d selesai
Lama Latihan : Tergantung volume dan intensitas latihan
Pelaksanaan : 2x seminggu hari Senin dan Jumat
Pelaksanaan latihan dengan hanya 2x seminggu adalah berdasarkan pada
25
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Minimum recovery time Sumber: track and field
Training Example Recovery
times Power 1 Indoors ball throws,stair sprints
Outdoors-medicine ball throws, hill sprints
48 hours
Power 2 Plyometrics 72 hours
Weight training
Full body weight training with the same exercises for both training sessions
72 hours
Speed Sprinting at 90% plus speeds with 3 minute rest intervals
48 hours
Speed endurance
Sprinting at 80-90% speeds with a 1:2 or 1:3 work:rest ratio
48 hours
Endurance Running at 60-80% speeds with a 1:1 or 2:1 work:rest ratio
24 hours
Dari keterangan diatas bisa diketahui bahwa latihan speed. Oleh karena itu,
maka dalam penelitian ini ditentukan pelaksanaan latihan yaitu pada Hari Senin dan
Jumat dari pukul 16.00 WIB s.d selesai.
Dengan lama pelaksanaan penelitian antara 6-10 minggu, hal ini sejalan dengan
Harsono (1988:154) yang mengemukakan bahwa ahli-ahli olahraga berpendapat
bahwa “Atlet yang mengikuti suatu program latihan kondisi fisik pre-season yang
intensif selama 6-10 minggu akan memiliki kekuatan, daya tahan, dan stamina yang
lebih baik selama musim-musim latihan berikutnya, dibandingkan dengan atlet-atlet
yang memulai program kondisinya hanya satu-dua minggu sebelum permulaan
musim latihan.”
B. Desain Penelitian
Dalam buku metode penelitian olahraga (2011:50) dijelaskan bahwa “Desain
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
26
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan analisis data saja.” Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental
dengan bentuk desain One-Group Pretest-Posttest desain.
O.1 X.1 O.2
O.1 X.2 O.2
Pretest Treatment Posttest
Gambar 3.1
desain penelitian One-Group Pretest-Posttest desain. (Fraenkel and Wellen : 246)
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.Adapun langkah-langkah
penelitiannya adalah sebagai berikut
POPULASI
SAMPEL
TES AWAL
TES AKHIR
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN
TREATMENT POLA PELATIHAN HARNESS
Metode Repetisi (Sampel B) Metode Interval
27
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Langkah-langkah penelitian
C. Metode Penelitian
Nawawi (1996:91) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah suatu metode
yang digunakan dalam usaha untuk menangkap gejela-gejala alam dan gejala sosial
dalam kehidupan dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, teratur,
tertib dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.” Dari penjelasan tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah dalam
memecahkan masalah dengan cara sistematis yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan. Secara lebih luas lagi Sugiyono menjelaskan bahwa
metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah.
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2009:72) menjelaskan bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Bisa disimpulkan bahwa metode ini
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya sebab akibat dan seberapa besar hubungan
sebab akibat tersebut dengan cara memberikan sebuah perlakuan.
D. Definisi Operasional
1. Latihan menurut Giriwijoyo (2004:78) adalah upaya sadar yang dilakukan secara
berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga
yang sesuai dengan tuntutan penampilan cabang olahraga itu, untuk dapat
menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu baik pada aspek kemampuan dasar
28
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Latihan harness menurut Wilson (2006) dan Pollit (2003) yang dikutip Sidik
(2011:5) bahwa Latihan harness (Sled harness) merupakan istilah yang
digunakan oleh para atlet ketika latihan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kecepatan, kekuatan (strength), dan daya tahan (endurance). Latihan
ini merupakan latihan yang bersifat kekuatan, karena ketika melakukan gerakan
memanfaatkan beban yang harus ditarik setelah diikatkan dengan tali ke
pinggang.
3. Speed menurut Satria dkk (2007:73) adalah kecepatan gerak maksimal maju untuk
menyelesaikan jarak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Contoh lari cepat
(sprint). Kecepatan bisa di tingkatkan dengan meningkatkan frekuensi langkah
dan panjang langkah.
4. Futsal menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah permainan bola yang
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang.
Tujuannya adalah memasukan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola
dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki
pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya,
lapangan futsal dibatasi garis bukan net atau papan.
5. Interval Training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval
yang berupa masa-masa istirahat ( Harsono,1988: 156)
6. Metode latihan Repetisi Menurut Dikdik Zafar Sidik (2011) dalam kupang tribun
news adalah metode latihan yang menekankan pada unsur pengulangan (repetisi)
dengan durasi istirahat (rest interval) dan jarak (distance) yang tetap atau
bervariasi. Untuk istirahat latihan antar repetisi dan set bergantung pada masa
pemulihan denyut nadi (kembali ke denyut nadi awal latihan inti).
7. Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan yang telah
29
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat
dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya
bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut
harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan system prioritas
sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan
atau status yang dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai
pada masalah status kondisi fisik Sajoto, (1990:16)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecepatan dalam bentuk
speed : tes 20 meter dash sprint (sumber: Rob Wood dalam artikel
http://www.topendsport.com/testing/test/sprint20meters.htm)
1) Tujuan : untuk menentukan percepatan, dan juga indikator yang dapat diandalkan
kecepatan, agility dan quickness.
2) Alat/Fasilitas :
- cones atau tanda sebagai penanda START dan FINISH.
- Permukaan datar sebagai lintasan dan tidak licin minimal 40 meter
- Stopwatch
- Bendera start
- Lembaran catatan
- Alat tulis
3) Pelaksanaan :
- Tes dilaksanakan perorangan
- Testee melaksanakan pemanasan
- Testee bersiap-siap di belakang garis start
- Mulai dari posisi statis, dengan satu kaki di depan yang lain. Bagian depan
30
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selama 2 detik sebelum memulai, dan tidak diperbolehkan ada gerakan yang
lain.
- Tester harus memberikan petunjuk untuk memaksimalkan kecepatan (dengan
aba-aba BERSEDIA, SIAP dan YA)
- Pada saat aba-aba YA maka bendera START mulai berkibar dan Testee
memulai berlari sprint secara maksimal dan pada saat akan melewati garis
FINISH badan Testee dicondongkan melewati garis FINISH.
- Tester melakukan pencatatan waktu menggunakan stopwatch mulai dari
Testee berlari sprint di garis START sampai melewati garis FINISH.
- Testee diberi 2 (dua) kali kesempatan.
4) Testee dinyatakan gagal atau tidak sah mengikuti serangkaian Tes 20 meter dash
sprint, apabila :
- Berlari keluar dari lintasan yang telah ditentukan.
- Posisi badan pada saat akan melakukan START tidak berada di belakang garis
START.
- Tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5) Skor :
- Waktu terbaik dicatat dengan ketelitian 2 desimal. Waktunya dimulai dari
gerakan pertama (jika menggunakan stopwatch) dan selesai ketika dada
melintasi garis FINISH.
6) Validitas dan Reliabilitas
Dalam Sumpena (2013: 84-85) validitas instrument ini adalah 0,96, sedangkan
nilai reliabilitas adalah 0,83.
7) Model tes :
31
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Start 20 meter Finish
Gambar 3.3
Diagram Lapangan Tes 20 meter dash sprint
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui tes instrument 20
meter pada tes awal sebelum diberi perlakuan dan pada tes akhir setelah diberikan
perlakuan. Yang dihitung waktu sebagai pengontrol seberapa cepat kemampuan atlet
dalam berlari.
G. Analisis Data
Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir
eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh
latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan
kemampuan speed.
Adapun langkah – langkah yang diambil dalam prosedur pengolahan data
adalah sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan
(2008:24) sebagai berikut :
Arti unsur-unsur diatas adalah :
X = nilai rata-rata yang dicapai X = skor yang diperoleh
Σ = Jumlah
32
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan
(2008:39) adalah sebagai berikut :
Arti unsur-unsur diatas adalah : S = Simpangan baku
= skor yang diperoleh x = nilai rata-rata n = Jumlah sampel
3. Menguji normalitas dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah
pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2008:118) adalah
sebagai berikut :
a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai
pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling
besar
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
pendekatan Z-skor yaitu :
X X
Z =
S
c. Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi
normal baku ( tabel distribusi Z ). Kemudian hitung peluang dari
masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatf,
maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi pada
33
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara
melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian
dibagi dengan banyak sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya
f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari
seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
g. Dengan bantuan table Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka
tentukanlah nilai L .
h. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima
atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria Terima Ho jika Lo < Lα = Normal Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak norma
4. Menguji homegenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan kriteria pengujian : terima hipotesis apabila F-hitung lebih
kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2)
dengan taraf nyata (a) = 0,05.
5. Uji kesamaan dua rata-rata ( skor berpasangan )
Menurut Nurhasan (2008:154) uji ini digunakan apabila skor yang
kita bandingkan berpasangan ( sampel yang digunakan sama dan
menggunakan tes yang sama ) seperti contoh digunakannya tes awal
dan tes akhir pada sebuah eksperimen atau sering juga dikatakan uji
beda. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
34
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B = rata-rata nilai beda
SB = simpangan baku n = jumlah sampel
6. Uji perbedaan dua rata-rata
Mengadakan pengujian pada tingkat kepercayaan 0,05 dengan
derajat kebebasan (n1+n2-2). Apakah kedua kelompok mempunyai
perbedaan yang berarti, atau sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama 12x pertemuan apabila hasil perhitungan nilai t ≤ t yang terdapat dalam distribuasi t tabel dengan dk (n1+n2-2) metode tersebut
tidak berarti, tetapi sebaliknya jika hasil perhitungan nilai t > t tabel
berarti perbedaan tersebut mempunyai arti. Menguji hasil metode
dengan menggunakan rumus uji perbedaan dua rata-rata (uji dua pihak
).
Uji t digunakan karena data-data berdistribusi normal. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
dengan :
Arti dari unsur-unsur diatas adalah : t = t hitung
X1 = skor rata-rata kelompok 1
X2 = skor rata-rata kelompok 2
S2 = simpangan baku gabungan S12 = varians kelompok 1
S22 = varians kelompok 2
n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan
t-hitung dengan t-tabel distribusi t dengan tingkat kepercayaan ( α =
0,05) dan derajat kebebasan (dk) = ( n1 + n2 – 2) uji perbedaan nilai
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil dari pengolahan data, maka kesimpulannya adalah
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan metode
interval terhadap peningkatan kemampuan speed.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan metode
repetisi terhadap peningkatan kemampuan speed.
3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan
metode interval dengan metode repetisi terhadap peningkatan kemampuan
speed.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengemukakan saran
diantaranya :
1. Bisa menambah wawasan mengenai ilmu yang mencakup dalam bidang ini.
2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan
model-model metode dalam pelatihan harness sehingga lebih bervariatif.
3. Bisa diterapkan pada cabang olahraga lainnya dalam rangka peningkatan
43
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gambetta, V. (1989). The Athletics Congress’s: Track And Field Coaching Manual, Second Edition. The Athletics Congress of the USA.
Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.
Imanudin I. (2008). Modul Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : UPI
Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.
Nurhasan, Hasanudin C.D, Hidayah N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI
Satriya dkk, 2007. Metodologi Kepelatihan Olahraga Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.
Sidik, D.Z., Imanudin, I. dan Mujiyanto, S. (2010). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob dan Aerob. Laporan Penelitian Penerapan IPTEK untuk Mendukung SKO, PPLP dan PPLM. Bandung: UPI.
Sidik, D.Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: FPOK-UPI
Sugiyono. (2009). Metode Penetitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumpena, A. (2013). Dampak Metode Latihan Harness dan Kapasitas Aerobik terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI. Tesis.
Tenang, J. D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Media Utama.
UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Website:
44
Yunita Sari, 2014
DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fikom UI (2008) Kamus Besar Bahsa Indonesia. [Online]. Tersedia: [14 Februari 2013]
No Name. (2013). [Online]. Tersedia: http://www.trackandfield.com
Pollit, D.J. (2003). “Sled Dragging for Hockey Training”. National Strength and Conditioning Association, 25, (3), 7-16.
Gonzalez J, Caceres A, Guerra I. (2011). “Resistive Training for Speed development”. NCSA Performance Training Journal. 10,(4).
Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat pelatihan Harness dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/
Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat Pelatihan Harness
dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/
Sidik, D.Z. (2012, 18 Januari). Peningkatan Anaerob dan Aerob melalui
Pelatihan Harness. [Online]. Tersedia:
http://kupang.tribunnews.com/2012/01/18/peningkatan-anaerob-dan-aerob-melalui-pelatihan-harness
Sidik, D.Z. (2012, 19 Januari) Manfaat Pelatihan Harness untuk Fisik. [Online]. Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2012/01/19/manfaat-pelatihan-harness-untuk-fisik.html