• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensi T1 362009041 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensi T1 362009041 BAB I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga identik dengan keseniannya. Kesenian merupakan perwujudan gagasan dan perasaan seseorang yang tidak pernah bebas dari pengaruh masyarakat dan kebudayaan yang membesarkannya (Koentjaraningrat dalam Salimah 2007). Kesenian adalah segala hasil karya cipta manusia yang mengandung nilai seni. Selain itu seni juga merupakan hasil ekspresi dari getaran manusia yang dapat memberikan perasaan suka maupun duka pada seseorang. Kesenian merupakan ekspresi dari kehidupan masyarakat yang menghasilkan karya yang terdiri dari berbagai bentuk. Adapun bentuk kesenian tersebut diantaranya yaitu seni rupa, seni musik, seni gerak, dan sebagainya (Sudarsono dalam Salimah 2007).

Salah satu kesenian Indonesia yang dapat membentuk ciri khas setiap daerah adalah tari. Setiap daerah memiliki tari khasnya masing-masing. Dengan musik dan gerak menciptakan sebuah tarian yang mencritakan

kekayaan dan keanekaragaman Indonesia. Terjadinya penciptaan tarian pada awalnya dilandasi oleh beberapa hal diantaranya: (1) Terjadi pada acara adat

atau ritual keagamaan, (2) Ritual penyembuhan, (3) Pesta rakyat/panen yang melimpah, (4) Cerita cinta pada zaman terdahulu, (5) Permainan Rakyat.

(2)

2

masanya yaitu: (1) Tari bercorak Hindu-Budha, (2) Tari bercorak Islam, (3) Tari Keraton/Kerajaan. Kurang lebih terdapat 3000 tari tradisional di Indonesia dan dari 3000 tarian ada beberapa tarian yang dikenal di dunia1. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat sekarang ini lebih tertarik dengan kesenian modern dibanding dengan kesenian-kesenian tradisional. Selain itu, semakin banyaknya budaya-budaya asing/luar yang masuk ke Indonesia juga mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap budaya sendiri yang seharusnya kita pertahankan.

Purworejo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah. Purworejo memiliki beberapa kesenian tradisional, yaitu kuda lumping; pedalangan dan karawitan; wayang kulit karawitan; orkes keroncong; hadroh; campursari; musik bambu; sholawatan; kuda kepang; rebana; incling; kethoprak; wayang orang; jaranan; macapatan; orkes keroncong; jathilan; terbang jawa dan arab; calung; kobro; serta dolalak. Kesenian Tari Dolalak ialah salah satu jenis kesenian rakyat yang khusus tumbuh di daerah Kabupaten Purworejo dan masih ada hingga saat ini.

Kesenian Tari Dolalak ini tumbuh cukup pesat, hingga di setiap kecamatan di Kabupaten Purworejo memiliki kelompok Kesenian Tari Dolalak yang hingga saat ini menjadi kebanggaan rakyat di daerah Kabupaten Purworejo. Bangga bukan karena kemegahannya, tetapi justru karena Kekhususannya / Khas. Mulai dari pertama kali muncul hingga saat ini, Kesenian Tari Dolalak mengalami pasang surut. Ibu F. Untariningsih mengatakan bahwa, pada tahun 80 hingga 90an Kesenian Dolalak mengalami kenaikan grafik. Namun, setelah tahun 90an Kesenian Tari Dolalak mulai mengalami penurunan, karena adanya anggapan yang tidak baik tentang Kesenian tersebut, yaitu anggapan bahwa Kesenian Tari Dolalak ini tidak sopan dalam penggunaan kostum serta erotis. Akhirnya anggapan tersebut

1

(3)

3

dapat ditepis, hingga akhirnya Kesenian Tari Dolalak dapat kembali muncul dan bangkit dengan adanya pertimbangan-pertimbangan etika2. Kesenian Dolalak mulai kembali bangkit dan cukup berkembang pesat di daerah Purworejo, hingga menjadi brand image Kabupaten Purworejo. Hal ini terbukti dengan adanya gambar topi Dolalak pada logo tulisan Purworejo, yang menggambarkan tingginya seni dan budaya asli dari masyarakat Kabupaten Purworejo.

Gambar 1. Logo Tulisan Purworejo

Pertama kali Kesenian Tari Dolalak muncul, Kesenian ini dimainkan oleh para penari putra yang kini justru sudah semakin susah dijumpai. Pada tahun 1986, Kesenian Tari Dolalak mulai dimainkan oleh para penari putri3. Hingga saat ini Kesenian Tari Dolalak lebih didominasi oleh para penari putri.

Gambar 2. Dolalak Putra

2 Wawancara dengan Ibu F. Untariningsih selaku Pamong Budaya Motivator dan

Pengorganisasian Kesenian Dolalak, serta pendiri Sanggar Prigel; tanggal 13 September 2015.

3

(4)

4

Gambar 3. Dolalak Putri

Pada waktu negara kita dijajah oleh Belanda, daerah Purworejo terkenal sebagai daerah tempat melatih anggota-anggota MILISI

serdadu-serdadu di mana anggota milisi itu terdiri dari orang-orang pribumi yang tidak saja berasal dari daerah Purworejo, tetapi juga berasal dari luar daerah. Mereka hidup dalam tangsi / asrama, terpisah dari sanak keluarga. Dalam kehidupan yang demikian membuat mereka mudah bosan, sehingga saat waktu luang mereka menghibur diri dengan berbagai cara, seperti menari; menyanyi diselingi dengan adegan pencak silat; dan sebagainya.

Kebiasaan yang demikian mereka lakukan juga dalam waktu istirahat di saat-saat latihan di luar kota. Hiburan yang demikian ini kadang-kadang / sering dilihat oleh penduduk setempat, bahkan anak-anak kecil dan menirukan gerak-gerak opsir itu. Gerak-gerak mereka tidak ada aturannya. Kalau diantara mereka ada yang dapat melakukan gerakan pencak silat, maka mereka pencak silat. Jika mereka dapat menari jawa, maka mereka menari jawa. Tetapi mereka juga kadang-kadang meniru gerakan dance yang sering mereka lihat kalau opsir-opsir Belanda sedang dance di kantin.

(5)

5

Kata DOLALAK sendiri berasal dari “DO… LA… LA…”. Not-not itu sering mereka dengar saat Belanda menyanyi. Dari kata-kata inilah kemudian lidah penduduk mengucapkan DOLALAK, untuk menamakan solah tingkah para serdadu yang sedang istirahat dari latihan militer. Solah tingkah para serdadu itu kemudian ditiru oleh anak-anak, pemuda-pemuda dari desa. Mereka secara bergerombol entah sedang menunggu ternaknya di ladang, meniru solah tingkah serdadu-serdadu itu.

Sementara oleh pemuda yang berbakat seni disusun dalam bentuk tarian yang teratur, yang pengolahannya menurut kondisi daerah. Oleh karena kehidupan rakyat banyak menganut agama Islam, maka untuk mengiringnya dipergunakan rebana dan unsur gamelan Jawa yaitu kendang. Sehingga instrumen yang digunakan adalah campuran antara rebana dan kendang (Soepantho. 1979). Penari Dolalak berseragam hitam dengan aksesoris yang gemerlap, serta kacamata hitam yang merupakan aksesori khas tarian ini. Penari-penari Dolalak dapat mengalami mendem/trance, yaitu suatu kondisi dimana mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik.

Pada awal kemunculannya, Kesenian ini dibawakan hingga berjam-jam (semalam suntuk) dengan pembagian waktu siang (11–17) dan malam (setengah 10–1 pagi)4. Namun, semakin berkembangnya jaman, Kesenian Tari Dolalak mulai dipadatkan dan mulai dapat ditampilkan di festival-festival tari ataupun acara-acara pemerintahan. Pemadatan tarian Dolalak ini pertama kalinya dilakukan oleh kelompok Kesenian Tari Dolalak Kaligesing, kata Bapak Sudarwoko5.

Kesenian ini sering ditampilkan di acara penting maupun acara-acara tahunan Kabupaten Purworejo. Seperti dikutip dari Suara Merdeka

4 Wawancara dengan Bapak Bambang Ismanto, ketua Dolalak Budi Santoso Kaliharjo, pada

tanggal 21 Agustus 2015.

5

(6)

6

Cetak, Kabid Kebudayaan, Surakhman Iriyanto mengatakan, pada 2015 ini pihaknya telah menyiapkan 36 grup kesenian untuk tampil dalam berbagai kesempatan. Sebanyak 20 grup didaulat pentas di Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo Purworejo, sedangkan 16 grup diagendakan tampil di beberapa objek wisata pada hari-hari besar dan libur nasional6. Berikut adalah jadwal pementasan Kesenian Dolalak di Kabupaten Purworejo.

6

(7)

7

Tabel 1.1

Jadwal Pementasan Kesenian Dolalak

Sumber: diolah dari data Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purworejo tahun 2015

Tanggal Acara Nama Grup Tempat

31 Januari 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “ Margo Laras Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

2 Mei 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Karya Muda” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

18 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Sedyoasih Area Goa Seplawan

20 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Arum Sari Area Goa Seplawan

20 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Arum Sari Pantai Jatimalang

22 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Arum Sari Pantai Jatimalang

25 Juli 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Tunas Karya” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

22 Agustus 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Sri Mulyo” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

26 September 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak Wira Budaya Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

28 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Arum Sari Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

28 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Kecamatan Bagelen Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

28 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Kecamatan Kemiri Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

29 September 2015 Pekan Purworejo Expo 2015 Alun-Alun Purworejo

29 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Laras Budoyo Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

29 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Wargo Utomo Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

10 Oktober 2015 Festival Budaya Kesenian Dolalak

se-kabupaten Purworejo Alun-Alun Purworejo

7 November 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Sri Kuning” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

(8)

8

Dengan adanya beberapa jadwal pementasan baik di dalam wilayah Kabupaten Purworejo maupun di luar wilayah Kabupaten Purworejo tersebut, membuktikan bahwa Kesenian Tari Dolalak masih dapat bertahan di tengah banyaknya persaingan kesenian-kesenian tradisional maupun modern lainnya.

Tahun 1915 ini pertama kalinya Dolalak muncul di daerah Sejiwan. Dari daerah inilah akhirnya Kesenian Tari Dolalak mulai berkembang hingga ke-16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo. Ditiap Kecamatan di Kabupaten

Purworejo terdapat 1 bahkan lebih Kelompok Kesenian Tari Dolalak. Kelompok ini lebih bersifat menghibur dan hanya terdapat satu ragam kesenian saja, yaitu Kesenian Tari Dolalak. Berikut data mengenai Kelompok Kesenian Tari Dolalak di Kabupaten Purworejo.

Tabel 1.2

Data Kelompok Kesenian Tari Dolalak Kabupaten Purworejo

No. Kecamatan Jumlah Kelompok Jumlah Anggota

1. Purworejo 6 kelompok 194 orang

2. Kaligesing 10 kelompok 373 orang

3. Banyuurip 3 kelompok 104 orang

4. Bayan 9 kelompok 268 orang

5. Purwodadi 6 kelompok 213 orang

6. Ngombol 4 kelompok 103 orang

7. Bagelen 6 kelompok 192 orang

8. Kutoarjo 2 kelompok 56 orang

9. Grabag 9 kelompok 242 orang

(9)

9

11. Kemiri 2 kelompok 50 orang

12. Pituruh 9 kelompok 226 orang

13. Bruno 1 kelompok 35 orang

14. Loano 5 kelompok 180 orang

15. Gebang 5 kelompok 144 orang

16. Bener 3 kelompok 105 orang

JUMLAH 85 kelompok 2595 orang

Sumber: Diolah dari Data Dinas Pendidikan Kebudaya Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Purworejo tahun 2014

Selain Kelompok Kesenian Tari Dolalak, di Kabupaten Purworejo juga terdapat 18 sanggar tari yang juga mengajarkan Kesenian Tari Dolalak. Sanggar-sanggar tersebut fokus kepada pengajaran serta penggarapan Kesenian Tari (pendidikan). Salah satunya yaitu Sanggar Tari Prigel. Dalam pementasannya, Sanggar ini menjadikan Kesenian Tari Dolalak, khususnya Dolalak Putri sebagai icon mereka. Di Sanggar Tari Prigel terdapat 203 siswa yang terdiri dari usai Paud, SD, SMP, SMA, serta Dewasa7

Dalam penampilannya, Kesenian Tari Dolalak memiliki beberapa perbedaan ditiap kelompok. Seperti halnya Kesenian Tari Dolalak Budi Santoso dengan gaya Kaligesingan yang sampai saat ini masih mempertahankan para penari putra yang sudah tidak begitu diminati oleh masyarakat. Disamping itu kelompok Kesenian Tari Dolalak ini juga memiliki para penari putri yang masih menggunakan lagu Dolalak sebagai lagu pengiring utama dengan porsi lebih banyak dan lagu campur sari sebagai lagu pengiring dengan porsi 2 atau 3 lagu saja. Hal ini berbeda dengan Kesenian

7

(10)

10

Tari Dolalak di Sanggar Tari Prigel. Sanggar ini sudah mulai berani berkreasi dengan lagu, kostum, serta gerak tanpa menghilangkan kekhasan dari Dolalak.

Di tengah zaman yang sudah semakin berubah dan berkembang, tetapi Kesenian Dolalak di Kabupaten ini masih tetap dapat bertahan hingga saat ini, walaupun sempat mengalami pasang surut. Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi (Siagian. 2004). Strategi sangat dibutuhkan oleh kelompok untuk mempertahanakan keberadaan kelompok mereka. Tanpa adanya strategi untuk bertahan, mereka tidak akan dapat mempertahankan kelompok mereka dari hal-hal luar yang mengancam keberadaan kelompok tersebut. Strategi inilah yang ingin penulis lihat dalam Kesenian Tari Dolalak di Kabupaten Purworejo. Dalam penelitian ini akan dilihat cara dari Kelompok Kesenian Tari Dolalak, Sanggar Tari, dan Dinas DIKBUDPORA dalam menginformasikan dan mempertahankan Kesenian Tari Dolalak di Kabupaten Purworejo.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten

Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensinya

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” Kabupaten

Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensinya?

1.3Tujuan Masalah

Menjelaskan tentang Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” Kabupaten

(11)

11

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan aplikasi teori-teori yang didapat selama di bangku perkuliahan, terutama tentang strategi bertahan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi Kesenian Dolalak di Kabupaten Purworejo dalam

mempertahankan dan mengembangkan Kesenian Dolalak, sehingga dapat melestarikan budaya Indonesia dan dapat menjaga kesenian khas Purworejo.

1.5Batasan Penelitian

1. Kesenian Tari Dolalak

Kesenian Tari Dolalak merupakan salah satu kesenian asli Purworejo. Kesenian Dolalak adalah tarian yang biasanya dibawakan oleh sekelompok orang, baik putra ataupun putri, yang diiringi dengan alat musik tradisional dan tembang Dolalak.

2. Strategi Komunikasi

Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sebelumnya telah ditentukan oleh kelompok. Strategi pada umumnya berkaitan dengan organisasi, dimana strategi dirancang oleh pimpinan organisasi supaya langkah yang dilakukan oleh organisasinya dapat mencapai sasaran ataupun tujuan jangka panjang dari organisasinya.

Srategi Komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan

(12)

12

3. Teori Fungsionalisme Struktural (Model AGIL)

Menurut Parsons, masyarakat tersusun dari empat subsistem yang berbeda, yang masing-masing subsistem mempunyai fungsi untuk memecahkan persoalan tertentu. Keempat subsistem terseebut, yaitu Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency.

4. Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Propinsi Jawa

Tengah, yang terletak pada posisi antara 1090 47’ 28” - 1100 8’ 20” Bujur

Timur dan 7o 32’ –7o 54” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.034,82 km2 yang terdiri dari + 2/5 daerah dataran dan 3/5 daerah.

Gambar

Gambar 1. Logo Tulisan Purworejo
Gambar 3. Dolalak Putri
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Data Kelompok Kesenian Tari Dolalak Kabupaten Purworejo

Referensi

Dokumen terkait

14. Buah yang memiliki kandungan vitamin C empat kali lebih banyak dari jeruk Buah yang memiliki kandungan vitamin C empat kali lebih banyak dari jeruk adalah … adalah … a.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua menyetujui bahwa Pihak Kedua akan menanggung seluruh pajak penjualan dari Pihak Pertama sebesar 5% (lima persen) dari harga sebagaimana tertera dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pembahasan tentang materi membaca melalui metode SAS pada siswa kelas I MI Darussalam ketuntasan dari

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang, sedangkan tujuan penelitian

Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan siswa kelas VIII-F didapatkan data bahwa guru dalam mengajar pelajaran matematika selalu menggunakan metode ceramah,

Selain itu dengan banyaknya agenda pameran di Yogyakarta banyak pengunjung yang berdatangan untuk melihat, mengagumi bahkan membeli karya-karya seni rupa baik pengunjung

Kontemporer di Yogyakarta sebagai wadah kegiatan seni rupa khususnya seni rupa kontemporer di Yogyakarta yang ekspresif melalui pengolahan tata ruang dalam dan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Lingkup Madrasah Kementrian Agama Kabupaten Cilacap akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket