• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KESEGARAN JASMANI AWAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI :Studi Eksperimen pada Perwira Siswa Pria Secapaad.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE LATIHAN DAN KESEGARAN JASMANI AWAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI :Studi Eksperimen pada Perwira Siswa Pria Secapaad."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KESEGARAN JASMANI AWAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI

( Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

oleh

KABUL HIKAYAT, S.Pd 1101217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Kabul Hikayat,2013

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KESEGARAN JASMANI AWAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI

( Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad )

Oleh Kabul Hikayat

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

kabulhikayat@rocketmail.com Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002

Pembimbing II

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP. 196812181994021001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

(4)

Kabul Hikayat,2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH METODE LATIHAN DAN KESEGARAN JASMANI AWAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI (Studi Eksperimen pada Perwira Siswa Pria Secapaad)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaraan terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KESEGARAN JASMANI AWAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI

(Studi Eksperimen pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Kabul Hikayat* 1101217

Kemampuan kesegaran jasmani bagi perwira siswa dalam lembaga pendidikan militer merupakan faktor penentu tercapainya prestasi dalam pendidikan. Keterbatasan pengetahuan pelatih dan pembina mengenai pengembangan dalam pelatihan olahraga turut mempengaruhi kesuksesan dalam pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode latihan dan kesegaran jasmani awal terhadap peningkatan kesegaran jasmani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Sampel dalam penelitian ini adalah perwira siswa pria pendidikan pembentukan perwira secapaad sebanyak 40 orang dari 200 perwira siswa dengan teknik Purposive Sampling yaitu peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu, selanjutnya dibagi dalam empat kelompok masing-masing 10 orang dengan menggunakan teknik Matching Paired. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kesegaran jasmani yang diambil dari buku norma kesamaptaan jasmani bagi prajutit TNI AD yang disahkan dengan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor : KEP/107/IV/2013 tanggal 3 April 2013 tentang pemberlakuan norma kesamaptaan jasmani bagi prajurit. Tes Kesegaran Jasmani ini terdiri

dari lari 3200 M disebut baterai tes Kesegaran “A” dan tes Pull Ups (1 menit), tes Sit Ups (1 menit), tes Push Ups (1 menit) dan tes Shutle Run (diambil waktu tempuh) digabung menjadi

baterai tes Kesegaran “B” (validitas 0.90 dan realibilitas 0.94). Teknik analisis yang

dipergunakan adalah Analisis Variansi (ANAVA) yang dilanjutkan dengan Uji Tukey pada

taraf signifikansi α=0.05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan Metode Latihan Sirkuit ( =11.74, s=4.11) lebih baik daripada Metode Latihan Interval ( =9.46, s=3.26). Untuk kelompok kesegaran jasmani awal tinggi terdapat perbedaan, yaitu Metode Latihan Sirkuit ( =15.40, s=1.14) lebih baik daripada Metode Latihan Interval ( =7.15, s=2.55). Sedangkan untuk kelompok kesegaran jasmani awal rendah juga terdapat perbedaan, yaitu Metode Latihan Interval ( =11.77, s=2.00) lebih baik daripada Metode Latihan Sirkuit ( =8.08, s=2.16). Penelitian juga menyimpulkan adanya interaksi antara metode latihan dengan kesegaran jasmani awal. Implikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelatihan fisik metode latihan harus disesuaikan dengan kemampuan fisik perwira siswa dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga Angkatan 2011

X X

X X

X X

(6)

Kabul Hikayat,2013

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EARLY PHYSICAL TRAINING AND PHYSICAL FITNESS UPON THE INCREASEMENT OF PHYSICAL FITNESS

(Experimental Study of the men’s Students of Army Officer Candidate School)

Kabul Hikayat* 1101217

The capability of physical fitness for the officer’s student in military education institute is the determine factor in gaining achievement. The coach and teachers’ limitedness of knowledge in developing sport training can also influence the education success. The research then is aimed to get knowledge about the influence of training method in early physical fitness upon the physical fitness increasing. Method of research which is used in this research is experimental method with the factorial design 2X2. Sample is got from 40 men officer students who are studying at Army Officer Candidate School of 200 officer students whit purposive sampling techniques, divided into four groups each of 10 people with matching paired techniques. The research instrument applied is the physical fitness test which is got from the book of physical training norm for Indonesia Army soldiers, approved by the regulation of Indonesia Army Commander number:KEP/107/IV/2013, April 3rd 2013 about the application of Army physical fitness standard. The physical fitness test consists of 3200

meter running which is called as Health “A” battery, and Pull Ups Test (1 minute), Sit Up

Test (1 minute), Push Up Test (1 minute) and Shuttle Run Test (collected from time doing).

All test is combined into Health “B” Test battery (0.90 validity and 0.94 reliability). The

analysis technique which is used in this research is Variety Analysis (ANAVA) continues with Tukey Test on significantly level α=0.05.The research concludes that generally the application of Circuit Training Method ( =11.74, s=4.11) is better than Interval Training Method ( =9.46, s=3.26). There is difference of the high early physical health group in which Circuit Training Method ( =15.40, s=1.14) is better than Interval Training Method (

=7.15, s=2.55). There is also difference in the low early physical health group, namely Interval Training Method ( =11.77, s=2.00) is better than Circuit Training Method ( = 8.08, s=2.16). It also concludes of the interaction between the training method and early physical fitness. The research implies that training method in the physical training must be appropriated by the physical ability of the Army Officer Candidate students concerning with the training principles.

*College students Sport of Education Studies Program 2011 X

X

X X

(7)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 13

E. Definisi Istilah ... 14

F. Pembatasan Masalah ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Kesegaran Jasmani ... 16

a. Hakikat Kesegaran Jasmani ……….. 17

b. Pengertian Kesegaran Jasmani ……….. .. 19

c. Komponen Kesegaran Jasmani ………. .. 22

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ……… . 29

e. Keterampilan Gerak ……….. ... 30

2. Metode Latihan ... 31

(8)

Kabul Hikayat,2013

b. Latihan Interval ……….. . 39

c. Kondisi Fisik ………. .. 45

d. Latihan Kondisi Fisik ………. .. 47

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 57

C. Kerangka Pemikiran ... 61

1. Perbedaan Hasil Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Penerapan Metode latihan Sirkuit dan Metode Latihan Interval secara Keseluruhan ... 61

2. Interaksi Antara Metode Latihan dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani ... 62

3. Perbedaan Hasil Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Penerapan Metode Latihan Sirkuit dan Metode Latihan Interval bagi Perwira Siswa yang Memiliki Kesegaran Jasmani Awal Tinggi ... 63

4. Perbedaan Hasil Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Penerapan Metode Latihan Sirkuit dan Metode Latihan Interval bagi Perwira Siswa yang memiliki Kesegaran jasmani awal Rendah ... 64

D. Hipotesis... 64

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 66

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 70

C. Instrumen Penelitian ... 72

D. Kontrol Validitas Internal dan Eksternal ... 73

1. Validitas Internal ... 74

2. Validitas Eksternal ... 75

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 76

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 77

G. Pelaksanaan Penelitian ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ... 83

(9)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara Keseluruhan ... 85

2. Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Metode Latihan Sirkuit Secara Keseluruhan ... 3.

Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Kesegaran Jasmani Awal Tinggi ... 88

dengan Metode Latihan Sirkuit ... 4. Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Kesegaran Jasmani Awal Rendah dengan Metode Latihan sirkuit ... 90

5. Hasil Kesegaran Jasmani kelompok Kesegaran Jasmani Awal Tinggi dengan Metode Latihan Interval ... 91

6. Hasil Kesegaran jasmani Kelompok Kesegaran Jasmani Awal rendah dengan Metode Latihan Interval ... 93

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 94

1. Uji Normalitas... 94

2. Uji Homugenitas ... 92

C. Pengujian Hipotesis ... 96

D. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 112

B. Implikasi ... 112

C. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA..….. ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 116

RIWAYAT HIDUP ... 210

(10)

Kabul Hikayat,2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Rangkuman Hasil Perhitungan Jumlah Nilai Keseluruhan Masing-masing Kelompok , Jumlah Kuadrat dari Jumlah nilai,

Nilai Rata-rata, simpangan Baku dan Jumlah Sampel ... 87

4.2. Nilai Rata-rata Simpangan Baku dan Varians Kesegaran Jasmani Awal .... 88

4.3. Nilai Rata-rata Simpangan Baku dan Varians Kesegaran Jasmani Akhir ... 88

4.4. Hasil Garjas Kelompok Metode Latihan Sirkuit Keseluruhan ... 89

4.5. Hasil Garjas Kelompok Metode Latihan Interval Keseluruhan ... 90

4.6. Hasil Garjas Kelompok Garjas Awal Tinggi Metode Latihan Sirkuit ... 92

4.7. Hasil Garjas Kelompok Garjas Awal Rendah Metode Latihan Sirkuit ... 93

4.8. Hasil Garjas Kelompok Garjas Awal Tinggi Metode Latihan Interval ... 95

4.9. Hasil Garjas Kelompok Garjas Awal Rendah Metode Latihan Interval... 96

4.10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 98

4.11. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ... 99

4.12. Hasil Analisis Varians Dua Arah ... 100

4.13. Rangkuman Hasil Uji Tukey ... 102

4.14. Nilai Rata-rata Pada Setiap Tes Kesegaran Jasmani ... .... 108

(11)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Komponen Kebugaran Jasmani Secara Anatomis dan Fisiologis ... 28

2.2. Komposisi Kesegaran Jasmani ... 60

3.1. Gambar Faktorial Fraenkel ... 61

3.2. Desai Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 62

3.3. Sampel Kedua Kelompok Penelitian ... 75

(12)

Kabul Hikayat,2013

DAFTAR GRAFIK

Gambar Halaman

4.1 Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Metode Latihan Sirkuit keseluruhan .... 89

4.2 Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Metode Latihan Interval keseluruhan . 91 4.3 Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Garjas Awal Tinggi Sirkuit ... 92

4.4 Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Garjas Awal Rendah Sirkuit ... 94

4.5. Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Garjas Awal Tinggi Interval ... 95

4.6 Hasil Kesegaran Jasmani Kelompok Garjas Awal Rendah Interval ... . 97

4.7 HasilTes (awal dan akhir) lari 3200 M Keseluruhan Kelompok ... 109

4.8 HasilTes (awal dan akhir) Kemampuan Pull Ups Keseluruhan Kelompok .... 109

4.9 HasilTes (awal dan akhir) Kemampuan Sit Ups Keseluruhan Kelompok... 110

4.10 HasilTes (awal dan akhir) Kemampuan Push Ups Keseluruhan Kelompok ... 111

4.11 HasilTes (awal dan akhir) Kemampuan Shutle Run Keseluruhan Kelompok ..111

4.12 Hasil Tes (awal dan akhir) Kelompok Garjas Awal Tinggi Metode Sirkuit .. 112

4.13 Hasil Tes (awal dan akhir) Kelompok Garjas Awal Rendah Metode Sirkuit. 112 4.14 Hasil Tes (awal dan akhir) Kelompok Garjas Awal Tinggi Metode Interval .. 113

4.15 Hasil Tes (awal dan akhir) Kelompok Garjas Awal Rendah Metode Interval 113 4.16 Hasil Tes Kesegaran Jasmani (awal dan akhir) Keseluruhan Kelompok... 113

(13)

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Kegiatan ... 118

2. Diskripsi Instrumen Penelitian ... 119

3. Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani ... 126

4. Petunjuk Pelaksanaan Metode Latihan ... 130

5. Diskripsi Pelaksanaan Latihan ... 132

6. Hasil Pelaksanaan Program Latihan Sirkuit ... 147

7. Hasil Pelaksanaan Program Latihan Interval ... 167

8. Hasil Kesegaran Jasmani Awal ... 173

9. Hasil Kesegaran Jasmani Akhir ... 178

10. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Metode Latihan Sirkuit ... 179

11. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Metode Latihan Interval ... 181

12. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Metode Latihan Sirkuit Keseluruhan . 183 13. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Metode Latihan Interval Keseluruhan 185 14. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Kelompok Kesegaran Awal Tinggi .... 187

15. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Kelompok Kesegaran Awal Rendah ... 189

16. Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Keseluruhan sampel ... 191

17. Perhitungan Uji Homogenitas Varians... .. 193

18. Pengujian Hipotesis Perhitungan Analisis Varians (ANAVA) ... 195

19. Perhitungan Uji Lanjut Tukey ... 199

20. Perhitungan ANAVA dengan SPSS ... 202

21. Foto-Foto Penelitian ... 204

22. Surat Keputusan Direktur Sekolah Pasca Sarjana UPI Penelitian Tesis ... 205

23. Surat Keputusan Hasil Ujian Komprehensif ... 207

24. Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan/Observasi ... 208

25. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 209

(14)

Kabul Hikayat,2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. Dalam Undang-Undang No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dijelaskan bahwa pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Sistem pertahanan negara adalah sistem yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Penyelenggaraan pertahanan negara adalah segala kegiatan untuk melaksanakan kebijakan pertahanan negara. Ancaman yang dimaksud adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Sedangkan yang dimaksud seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan adalah bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa.

(15)

2

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Dalam Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 Pasal 1 dijelaskan bahwa ancaman militer dapat berbentuk antara lain :

1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsan atau dalam bentuk dan cara-cara antara lain :

a. Invasi yaitu berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Bombardemen yaitu berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia. e. Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya

oleh negara lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

f. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau melakukan tindakan seperti tersebut diatas. 2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain baik yang

menggunakan kapal maupun pesawat non komersial.

3. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer.

4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang membahayakan keselamatan bangsa.

5. Aksi terror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau terorisme dalam negeri yang berskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa. 6. Pemberontakan bersenjata.

7. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lainnya.

(16)

3

Kabul Hikayat,2013

Indonesia Tahun 1945, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 Pasal 7 Tugas pokok tersebut dilakukan dengan:

1. Operasi Militer untuk Perang;

2. Operasi Militer Selain Perang yaitu untuk: a. Mengatasi gerakan separatis bersenjata; b. Mengatasi pemberontakan bersenjata; c. Mengatasi aksi terorisme;

d. Mengamankan wilayah perbatasan;

e. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;

f. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri;

g. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya; h. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya

secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta. i. Membantu tugas pemerintah daerah;

j. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam Undang-Undang;

k. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;

l. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan;

m. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue); serta

n. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

(17)

4

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tugas pokok yang berbeda. Tugas pokok masing-masing angkatan menurut Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 Pasal 8 adalah sebagai berikut:

1. Angkatan Darat bertugas:

a. Melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan;

b. Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain;

c. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat; serta

d. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. 2. Angkatan Laut bertugas:

a. Melasanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;

b. Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;

c. Melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;

d. Melaksanakan tugas TNI dalam membangun dan pengembangan kekuatan matra laut; serta

e. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut. 3. Angkatan Udara bertugas:

a. Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan;

b. Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;

c. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

(18)

5

Kabul Hikayat,2013

pulau yang tersebar dan terdiri dari pegunungan, bukit, lembah, rawa dan hutan tropis akan memerlukan kondisi fisik yang prima utamanya bagi pasukan jalan kaki (Infanteri) untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Kesegaran jasmani prajurit akan menjadi hal utama yang mendapatkan perhatian dari pimpinan TNI Angkatan Darat sebagai fungsi teknis dalam pembinaan personel.

Prajurit adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam perundang-undangan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan. Prajurit dikelompokkan dalam golongan kepangkatan Perwira, Bintara dan Tamtama. Perwira dibentuk melalui pendidikan pertama yang berasal langsung dari masyarakat dan pendidikan pembentukan perwira yang berasal dari prajurit golongan bintara.

Pembentukan perwira yang berasal dari golongan bintara merupakan wadah pembentukan perwira TNI AD selain AKMIL dan SEPA PK sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan perwira di lingkungan TNI AD. Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat yang disingkat SECAPAAD merupakan Lembaga Pendidikan Pusat (Lemdikpus) yang ditunjuk oleh Angkatan Darat untuk melaksanakan dan mendidik Bintara terpilih menjadi seorang perwira pertama setingkat Komandan Peleton yang mempunyai tugas pokok menyelenggrakan pendidikan pembentukan dasar keperwiraan bagi calon perwira angkatan darat dalam rangka mendukung tugas pokok angkatan darat.

(19)

6

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Postur tubuh minimal memenuhi syarat.

2. Kesegaran jasmani mencapai nilai 70.

3. Ketangkasan renang gaya dada mampu 50 M.

Dari kriteria kelulusan yang sudah diatur dan ditentukan, calon perwira harus memenuhi standar kelulusan untuk dapat menjadi Perwira Siswa (Pasis) di Secapa Angkatan Darat.

Persyaratan kesamaptaan jasmani masuk pendidikan dan persyaratan untuk menduduki jabatan Komando (Komandan) di lingkungan TNI AD terdapat perbedaan dalam penilaian kriteria kelulusannya. Persyaratan kesamaptaan jasmani bagi personel yang akan menduduki jabatan Komandan di satuan TNI AD berdasarkan Keputusan Kasad Nomor: KEP/107/III/2013 tanggal 3 April 2013 tentang Norma Kesamaptaan Jasmani bagi calon Komandan adalah:

1. Postur tubuh memenuhi syarat. 2. Kesegaran jasmani mencapai nilai 70. 3. Ketangkasan jasmani militer adalah:

a. Untuk Satuan Tempur/Banpur mampu renang militer 50M. b. Untuk Satbanmin mampu renang dasar militer 50 M.

Dari uraian diatas penulis beranggapan bahwa dalam setiap strata pendidikan maupun penentuan suatu jabatan strategis di angkatan darat, kesegaran jasmani bagi prajurit sangatlah penting, hal ini terbukti bahwa seleksi masuk bagi calon perwira siswa di Secapaad dari jumlah calon 1.339 orang, ada sekitar 215 orang calon yang dikembalikan ke satuan lama dikarenakan tidak memenuhi syarat kesamaptaan jasmani (Data panitia seleksi tingkat pusat calon perwira siswa TNI AD TA. 2013).

(20)

7

Kabul Hikayat,2013

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1989:9) kesegaran jasmani adalah “Kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang tanpa merasa lelah yang berlebihan serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak”. Sedangkan Agus Mukholid (2004:3) bahwa kesegaran jasmani adalah “Kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti”. Lebih lanjut Djoko Pekik Irianto (2000:2) menyatakan bahwa kesegaran fisik (physical fitness) adalah “Kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehar-hari secara efesien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya”. Menurut Engkos Kosasih (1985:10) kesegaran jasmani adalah “Suatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan (ability), kesanggupan dan daya tahan untuk melakukan pekerjaan dengan efesien tanpa kelelahan yang berarti”.

Menurut Barrow (1983) yang dikutip oleh Supardi (1991:36) bahwa:

Kekurangan gerak atau kekurangan keterlibatan secara aktif dalam olahraga dapat menyebabkan derajat kesegaran jasmani yang rendah. Kesegaran yang sempurna adalah suatu keadaan yang tidak hanya bebas dari penyakit, namun juga memiliki tingkat kesegaran yang optimal yakni suatu kondisi seseorang dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan serta mempunyai cadangan kemampuan untuk hal yang bersifat gawat darurat.

Lebih lanjut Santosa Giriwijoyo (2010:17) mengemukakan kesegaran jasmani (KJ) adalah “Derajat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan, oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani seseorang”.

(21)

8

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guna memenuhi kebutuhan gerakannya dan memenuhi waktu luang serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan”.

M. Cholik Muthohir dalam Ismaryadi (2006:40) lebih lanjut menyatakan bahwa “Kesegaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti”.

Secapa Angkatan Darat sebagai lembaga pendidikan pusat dan pelaksana pendidikan pembentukan perwira mempunyai kewajiban untuk membentuk dan menghasilkan perwira yang mempunyai kemampuan akademik yang mumpuni, kepribadian yang baik dan kesegaran jasmani yang samapta. Tanggung jawab pembinaan ini secara langsung adalah komandan Secapaad, tapi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan perwira siswa dilakukan oleh Komandan Resimen Siswa yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bimbingan dan pengasuhan termasuk didalamnya pembinaan dan pengasuhan bidang jasmani.

Kesegaran jasmani perwira siswa akan meningkat apabila latihan yang diberikan dan dilaksanakan memberikan efek kepada yang dilatih, Menurut Harsono (1988:100) bahwa tujuan dari training (latihan) adalah “Membantu atlet untuk meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin”. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama yaitu: (a) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental.

(22)

9

Kabul Hikayat,2013

Komponen kesegaran jasmani dibagi dalam beberapa kemampuan atau bagian, dikemukakan oleh Moeloek (1984:3) bahwa kesegaran jasmani terdiri dari :

1. Daya tahan (endurance).

2. Kekuatan otot (muscle strenghth).

3. Tenaga ledak otot (muscle ekplosive power). 4. Kecepatan (speed).

5. Ketangkasan (agility). 6. Keseimbangan (balance).

7. Kecepatan reaksi (reaction time). 8. Koordinasi (coordination).

Pendidikan pembentukan perwira di Secapaad merupakan lembaga pendidikan perwira yang membentuk bintara menjadi seorang perwira dengan berbagai kemampuan jasmani yang dimilikinya. Kemampuan jasmani yang dimiliki masing-masing perwira siswa berbeda-beda. Dari perbedaan itulah diadakan suatu pembinaan untuk mendapatkan suatu kemampuan jasmani yang hampir sama. Data dari Departemen Jasmani Secapaad sebagai pelaksana dalam kegiatan proses belajar mengajar bidang jasmani diperoleh data hasil kesegaran jasmani awal perwira siswa gelombang I tahun 2013 dengan jumlah 561 adalah: Nilai Baik Sekali (BS) 81 orang (14,44%), nilai Baik (B) 456 orang (81,28%) dan nilai Cukup (C) 11 orang (1,96%) tidak mengikuti kesegaran jasmani 13 orang (2,3%).

Berdasarkan kategori kesegaran jasmani perwira siswa akan memberikan dampak kurang optimalnya dalam pelaksanaan mengikuti pendidikan dan akan berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM) baik pelajaran teori maupun pelajaran praktek di lapangan yang pada akhirnya akan merugikan perwira siswa itu sendiri dan dapat menyebabkan tidak lulus. Dampak dari rendahnya kesegaran jasmani ini akan berakibat pula terhadap tugas pokok yang akan dilaksanakan di satuan baru nantinya sebagai seorang komandan peleton.

(23)

10

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembinaan jasmani harus dilakukan secara terus-menerus dan terprogram secara baik. Dalam buku petunjuk lapangan tentang pembinaan jasmani angkatan darat (1986:2) bahwa:

Pada pelaksanaan latihan perorangan membentuk sikap dititikberatkan pada latihan kekuatan otot, pembentukan sikap dan gerak. Kesamaptaan jasmani dasar (kesegaran jasmani) dengan menggunakan program kesegaran jasmani prajurit TNI AD dengan frekuensi latihan 3-5 kali dalam seminggu. Olahraga dilakukan untuk menunjang kemampuan perorangan dan satuan serta mendukung aspek sosial.

Aturan atau norma kesegaran jasmani (2011/B/163) pada pendidikan pembentukan calon perwira di Secapaad dalam aspek jasmani mempunyai bobot 10% dari seluruh aspek pendidikan yang ada. Akan tetapi walaupun kecil dan hanya 10% aspek jasmani sangat berpengaruh untuk menentukan lulus dan tidaknya seorang perwira siswa sehingga tidak berhak untuk dilantik menjadi perwira pertama dengan pangkat Letnan Dua. Data hasil tes seleksi tingkat pusat tahun 2013 dari jumlah calon siswa 1.317 tidak memenuhi persyaratan jasmani sebanyak 215 orang (Data panitia seleksi tingkat pusat bidang jasmani).

Bimbingan pengasuhan yang diberikan apabila tidak sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang ada akan berakibat kurang optimalnya pembinaan jasmani yang dilaksanakan. Latihan beban dengan menggunakan PDLT yang selama ini dilaksanakan tidak memberikan pengaruh yang efektif terhadap peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa di secapaad seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Rudi Hanif, 2012 dengan judul pengaruh bimbingan pengasuhan jasmani menggunakan metode PDLT berbeban dan tanpa beban pada perwira siswa secapaad yang berdaya juang terhadap kesegaran jasmani.

(24)

11

Kabul Hikayat,2013

metode latihan yang diterapkan sebelumnya dan merupakan metode latihan turun-temurun sejak tahun 1986. Sedangkan hasil dari kesegaran jasmani akhir adalah merupakan tolok ukur dari suatu program latihan yang dilaksanakan terhadap perwira siswa selama mengikuti pendidikan. Data nilai kesegaran jasmani dua tahun terakhir (Laporan hasil kesegaran Jasmani Departemen Jasmani Secapaad) adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2010 jumlah perwira siswa 958 orang mendapatkan nilai BS (Baik Sekali) 345 orang (36%), Baik (B) 612orang (63,9%) dan Cukup (C) 1 orang (0,1%).

2. Tahun 2011 perwira siswa dibagi dalam dua gelombang, gelombang I jumlah perwira siswa 462 orang, mendapatkan nilai Baik Sekali (BS) 178 orang (38,4%), nilai Baik (B) 281 orang (60,7%) dan tidak mengikuti 3 oarang (0.6%). Sedangkan gelombang II jumlah perwira siswa 464 orang, mendapatkan nilai Baik Sekali (BS) 102 orang (22,0%), nilai Baik (B) 357 orang (76,9%) dan C ukup (C) 1 0rang (0,2%) dan tidak mengikuti 3 orang (0,6%).

3. Tahun 2012 Hasil tes kesegaran jasmani akhir gelombang II tahun 2012 adalah : nilai Baik Sekali (BS) 240 orang (54,3%) dan nilai Baik (B) 199 orang (45,02%), tidak mengikuti kegitan tes akhir 3 orang.

(25)

12

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kesegaran jasmani.. Dengan landasan pemikiran tersebut dan hasil penelitian yang sudah ada, peneliti ingin menerapkan metode latihan sirkuit dan metode latihan interval untuk meningkatkan kesegaran jasmani perwira siswa.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan apakah terdapat perbedaan hasil peningkatan kesegaran jasmani bagi yang dilatih menggunakan metode latihan sirkuit dan metode latihan interval perwira siswa pria Secapaad ?

2. Apakah terdapat interaksi antara metode latihan dengan kesegaran jasmani awal terhadap hasil peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa pria Secapaad?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil peningkatan kesegaran jasmani bagi yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi yang dilatih menggunakan metode latihan sirkuit dan metode latihan interval perwira siswa pria Secapaad?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil peningkatan kesegaran jasmani bagi yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah yang dilatih menggunakan metode sirkuit dan metode latihan interval perwira siswa pria Secapaad?

C. Tujuan Penelitian.

(26)

13

Kabul Hikayat,2013

1. Perbedaan pengaruh metode latihan sirkuit dan metode latihan interval terhadap peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa pria Secapaad.

2. Interaksi antara metode latihan dengan kesegaran jasmani awal terhadap peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa pria Secapaad.

3. Perbedaan pengaruh metode latihan sirkuit dan metode latihan interval bagi perwira siswa yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi terhadap peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa pria Secapaad.

4. Perbedaan pengaruh metode latihan sirkuit dan metode latihan interval bagi perwira siswa yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah terhadap peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa pria Secapaad.

D. Kegunaan Hasil Penelitian.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi:

1. Peningkatan dan pemantapan kesegaran jasmani atau kesegaran jasmani secara rasional dan objektif.

2. Usaha pemilihan metode latihan bagi para pelatih, guru atau olahragawan dalam meningkatkan kesegaran jasmani.

3. Usaha pemilihan suatu metode latihan di lembaga pendidikan militer di TNI AD dalam meningkatkan kesegaran jasmani bagi peserta didiknya.

4. Pelatih jasmani di lembaga pendidikan militer yang dapat dijadikan referensi dalam memilih metode latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani bagi peserta didiknya.

(27)

14

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Hasil kajian permasalahan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan penelitian di secapaad dan juga pada program studi pendidikan olahraga Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung.

E. Definisi Istilah.

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:664) adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

2. Metode latihan menurut Depdikbud (1996:652) adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan/latihan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

3. Latihan sirkuit menurut Sajoto (1990:101) adalah suatu program latihan yang terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun itu seseorang melakukan jenis latihan yang sudah ditentukan. Satu sirkuit dikatakan selesai apabila seseorang telah menyelesaikan latihan di semua stasiun dengan dosis yang telah ditentukan.

4. Latihan interval menurut Harsono (1988:157) adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval berupa masa istirahat.

5. Kesegaran jasmani menurut Giriwijoyo (2012:21) adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efesien tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama esok harinya.

6. Perwira siswa adalah sebutan bagi peserta didik untuk pendidikan perwira dalam lembaga pendidikan TNI AD.

(28)

15

Kabul Hikayat,2013

F. Pembatasan Masalah.

Untuk memenuhi syarat dalam suatu penelitian, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang jelas memungkinkan untuk mendifinisikan faktor-faktror mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalahan dan faktor-faktor mana yang tidak. Berdasarkan hal tersebut Jujun S (2007:311) mengemukakan bahwa “Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batasan-batasan permasalahan dengan jelas”.

Dari sekian banyak masalah yang telah teridentifikasi, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada masalah yaitu: Peningkatan kesegaran jasmani dan kesegaran jasmani sebagai variabel terikat (Dependen variabel). Metode latihan sirkuit dan metode latihan interval sebagai variabel bebas (Independen variabel). Kesegaran jasmani awal sebagai variabel atribut yang dibagi menjadi dua bagian yaitu kesegaran jasmani awal tinggi dan kesegaran jasmani awal rendah.

(29)

16

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

(30)

65

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah berarti suatu kegiatan penelitian yang didasarkan kepada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2009:3) “menyatakan ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistimatis”.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui hasil yang diujicobakan sehingga hubungan sebab akibat antara kelompok yang satu dengan lainnya akan menjawab masalah penelitian yang diajukan. Arikunto (2002:3) mengemukakan tentang metode eksperimen adalah:

(31)

66

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut Gay yang dikutip Emzir (2008:63-64) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).

Hal ini selaras dengan permasalahan penulis yang ingin mengetahui sebab akibat dari suatu metode latihan dan tingkat kesegaran jasmani awal terhadap peningkatan kesegaran jasmani jasmani. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas yaitu metode latihan dan kesegaran jasmani awal.

Metode latihan adalah variabel bebas aktif dan dibagi dalam dua klasifikasi yaitu metode latihan sirkuit dan metode latihan interval. Sedangkan kesegaran jasmani awal termasuk dalam variabel bebas atribut dan dibagi dalam dua klasifikasi yaitu kesegaran jasmani awal tinggi dan rendah. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan kesegaran jasmani.

Pada desain penelitian menggunakan desain faktorial Fraenkel (1993: 256) menerangkan:

“…, it is possible using a factorial design to assess not only separate effect of each independent variable but also joint effect. In other words, the researcher is able to see how one of the variable might moderate the other (hence the reason for calling these variable moderator variables).”

Ini memungkinkan penggunaan desain faktorial untuk mengkaji bukan hanya memisahkan pengaruh dari setiap variabel bebas tetapi juga pengaruh dari penggabungannya. Dengan kata lain, peneliti dapat melihat bagaimana salah satu variabel menjadi penengah yang lainnya. Desain penelitian faktorial yang dikemukakan oleh Fraenkel (1993:255) dapat dilihat pada gambar 3.1

Treatment R O X Y1 O

(32)

67

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Treatment R O X Y2 O

Control R O C Y2 O

Gambar 3.1.

Desain Faktorial Fraenkel

Berdasarkan desain faktorial diatas, sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:113) tentang desain faktorial adalah “Merupakan modifikasi dari design true experimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel

moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).

Desain ini melibatkan beberapa faktor (peubah bebas aktif dan atribut) yang digarap bersama-sama sekaligus (terdiri dari dua faktor). Dua faktor (peubah bebas) yang terlibat dalam eksperimen adalah metode latihan dan kesegaran jasmani awal yang dapat digambarkan dalam gambar 3.2

Metode Latihan (A1) Kesegaran

Jasmani awal (B2)

Sirkuit (A1)

Interval (A2) Kesegaran Jasmani Tinggi

(B1)

A1B1 A2B1

Kesegaran Jasmani Rendah (B2)

A1B2 A2B2

Gambar 3.2

Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Keterangan:

A : Metode latihan dibagi dalam dua klasifikasi. A1 : Metode latihan sirkuit.

[image:32.612.119.517.111.210.2] [image:32.612.114.529.194.599.2]
(33)

68

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B1 : Kesegaran jasmani awal tinggi.

B2 : Kesegaran jasmani awal rendah.

µ A1B1 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan sirkuit dan yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi terhadap peningkatan kesegaran jasmani.

µ A1B2 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan sirkuit dan yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah terhadap peningkatan kesegaran jasmani.

µ A2B1 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan interval dan yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi terhadap peningkatan kesegaran jasmani.

µ A2B2 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan interval dan yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah terhadap peningkatan kesegaran jasmani.

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sudjana (1992:7) menjelaskan tentang desain penelitian sebagai berikut: “Suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul teridentifikasi) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan”.

Desain penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan berkaitan dengan kebutuhan dalam desain penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(34)

69

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

3. Sampel yang diambil berjumlah 40 orang dari 200 populasi dan sesuai dengan kebutuhan penelitian dengan teknik purposive sampling.

4. Kemudian peneliti melakukan manipulasi kepada sampel dengan membagi ke 40 orang tersebut berdasarkan pendapat Verducci (1980:176) yaitu diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah, hal ini sesuai dengan kebutuhan peneliti yang masing-masing berjumlah 20 orang.

5. Dari masing-masing kelompok tersebut ditentukan perlakuan (A1) menggunakan metode latihan sirkuit berjumlah 20 orang dan perlakuan (B1) menggunakan metode interval berjumlah 20 orang. Selanjutnya mendistribusikan sampel yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dan rendah tersebut kepada masing-masing kelompok (dibagi dalam empat kelompok) masing-masing 10 orang dengan teknik Matching Paired.

Berikut pembagian sampel ke dalam dua kelompok penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.3

Metode Latihan (A1) Kesegaran

Jasmani Awal (B2)

Sirkuit (A1)

Interval (A2)

Jumlah

Kesegaran Jasmani Tinggi (B1) 10 10 20

Kesegaran Jasmani Rendah (B2) 10 10 20

[image:34.612.115.528.191.613.2]

Total 20 20 40

Gambar 3.3

(35)

70

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel.

Populasi dan sampel merupakan bagian yang penting dari suatu penelitian. Ketelitian dalam menentukan suatu sampel dari sejumlah populasi akan sangat menentukan hasil penelitian yang dilakukan.

1. Populasi Penelitian.

Populasi merupakan individu atau objek yang memenuhi syarat-syarat umum. Untuk mendapatkan hasil dari suatu penelitian diperlukan sumber data yang dijadikan objek dalam penelitian yang dilakukan baik manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, tes dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Sugiyono (2009:117) menjelaskan populasi sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Selanjutnya Djaali (2010:23) mengemukakan bahwa populasi adalah “Jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki karakteristik atau ciri-cirinya”. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan pengamatan yang akan dijadikan objek penelitian.

Jumlah populasi yang dijadikan target (target population) adalah seluruh perwira siswa pria pendidikan pembentukan perwira TNI AD gelombang 2 TA. 2013 berjumlah 200 perwira siswa.

(36)

71

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Menurut Sugiyono (2009:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Arikunto (1996:120) menyatakan dalam penentuan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 orang, ambil 10 – 15% atau 20 – 25% untuk dijadikan sampel.

Selanjutnya dijelaskan pula mengenai aturan yang pasti berapa jumlah sampel yang diambil, Arikunto (2006:134) memberikan penjelasan sebagai berikut:

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel atau semakin besar prosentase sampel dari populasi, penelitian akan semakin baik, anggapan ini benar tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.

(37)

72

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling sehingga hanya diambil 40 orang yang dijadikan sampel dari 262 populasi sebagai kebutuhan dalam penelitian ini. Penentuan sampel ini karena pertimbangan tertentu dalam penelitian yang dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian.

Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu alat atau metode untuk memperoleh data yang diperlukan. Alat dalam sebuah penelitian menurut Arikunto (1997:138) adalah “Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen penelitian dan pengumpulan data, sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran”.

(38)

73

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen untuk pengumpulan data yaitu dengan tes kesegaran jasmani awal dan tes kesegaran jasmani akhir sesuai dengan buku Norma Kesamaptaan Jasmani yang disahkan dengan keputusan Kasad Nomor: KEP/107/III/2013 tanggal 3 April 2013.Tes kesegaran jasmani yang dilaksanakan meliputi :

1. Tes kesegaran Jasmani ”A” lari 3200 Meter.

2. Tes Kesegaran Jasmani “B” terdiri dari: a. Pull Ups selama 1 menit.

b. Sit Ups selama 1 menit. c. Push Ups selama 1 menit.

d. Shuttle run 6 x 10 meter diambil tempuh.

Hasil yang dicatat dari tes kesegaran jasmani “A” sesuai dengan waktu yang ditempuh masing-masing perwira siswa dan mendapatkan nilai sesuai dengan tabel kelompok umur yang ada. Sedangkan nilai dari masing-masing kesegaran jasmani “B” dijumlahkan kemudian dibagi empat. Hasil dari pembagian kemudian dijumlahkan dengan hasil kesegaran jasmani “A” yang selanjutnya dibagi dua. Hasil pembagian tersebut adalah hasil akhir dari kesegaran jasmani perwira siswa/prajurit.

D. Kontrol Validitas Internal dan Eksternal.

Ada tiga hal penting dalam pelaksanaan suatu ekperimen yaitu pengendalian atau kontrol, manipulasi dan pengamatan. Pengendalian merupakan inti dari metode eksperimen karena tanpa pengendalian seseorang peneliti tidak mungkin menilai secara tegas pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

(39)

74

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internal dan validitas eksternal. John W. Creswell (2008:308-311) menjelaskan tentang validitas internal dan eksternal sebagai berikut:

1. Validitas Internal.

Variabel internal adalah pengendalian terhadap variabel luar yang dapat menimbulkan interpensi lain terhadap penelitian. Variabel luar yang sering menjadi ancaman terhadap validitas internal rancangan penelitian. Adapun variabel yang dapat mempengaruhi validitas internal adalah:

a. Pengaruh sejarah dan sosial budaya.

Pengontrolan terhadap pengaruh sejarah dan sosial budaya dilakukan dengan cara mencegah timbulnya kejadian lain yang dapat mempengaruhi subjek dan pelaksanaan perlakuan dengan cara menekankan kepada subjek agar tidak melakukan suatu kegiatan ataupun bentuk latihan di luar waktu pelaksanaan program.

b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan dan kematangan.

Subjek penelitian adalah perwira siswa pria pendidikan pembentukan perwira TNI AD gelombang 2 TA. 2013. Untuk menghindari adanya pengaruh proses pertumbuhan, perkembangan dan kematangan, maka perlakuan hanya diberikan dalam waktu yang relatif singkat yaitu enam minggu dengan 18 kali pertemuan.

c. Pengaruh kehilangan subjek eksperimen.

(40)

terus-75

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

menerus dimonitor kehadiran subjek mulai dari awal sampai berakhirnya perlakuan eksperimen dan tes akhir.

d. Pengaruh instrumen pengukuran.

Suatu pengukuran yang tidak valid dan tidak reliabel dapat mengancam validitas internal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus tetap dan tidak melakukan perubahan sedikitpun dalam pelaksanaannya, artinya bahwa setiap sampel yang telah dipilih mendapatkan hak yang sama pada setiap tes yang dilakukannya.

2. Validitas Eksternal.

Pengontrolan terhadap validitas eksternal dimaksudkan agar diperoleh hasil eksperimen yang representative untuk digeneralisasikan kepada populasi dan validitas ekologi. Untuk keperluan tersebut dilakukan pengontrolan terhadap validitas populasi dan ekologi sebagai berikut:

a. Validitas Populasi.

Validitas populasi menyangkut identifikasi populasi yang akan digeneralisasikan berdasarkan eksperimen. Agar hasil eksperimen dapat digeneralisasikan ke populasi terjangkau, maka penarikan sampel dilakukan secara acak. Kemudian pengaruh interaksi antar efek perlakuan dan variabel personal dikontrol dengan cara memberikan batasan yang jelas terhadap kriteria karakteristik subjek eksperimen (sampel) maupun populasi.

Dalam hal ini batasan yang diberikan terhadap subjek kelompok perwira siswa pria yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dan rendah.

(41)

76

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas ekologi menyangkut masalah identifikasi populasi yang akan digeneralisasikan berdasarkan hasil eksperimen kepada kondisi lingkungan yang lain. Validitas ekologi dikontrol dengan cara: 1) seluruh program latihan disusun dan dijadwalkan dengan jelas, 2) lapangan yang digunakan dalam kondisi yang sama, 3) instruktur atau testor yang ditunjuk adalah pelatih dari Departemen Jasmani Secapaad.

Pengontrolan validitas internal dan eksternal mempunyai tujuan agar penelitian ini benar-benar merupakan akibat pengaruh dari perlakuan penelitian sehingga dapat berlaku umum terhadap populasi.

E. Langkah - Langkah Penelitian.

Dalam penelitian penulis menentukan langkah-langkah penelitian dengan maksud untuk memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan yang meliputi:

a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian.

b. Melakukan pengamatan dan koordinasi untuk memperoleh data terkait dengan yang akan dijadikan sampel penelitian.

c. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian. 2. Menentukan metode, populasi, sampel dan desain penelitian.

3. Menyusun instrumen penelitian.

4. Mempersiapkan program latihan untuk memperoleh data terkait dengan penelitian.

5. Melakukan pengumpulan data.

(42)

77

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

7. Mendiskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai karya ilmiah.

8. Membuat kesimpulan hasil penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data.

Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dan data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Hasil dari tes kesegaran jasmani yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dengan statistik antara lain dengan penghitungan rata-rata, standart deviasi dan pengujian persyaratan normalitas dari distribusi skor dengan menggunakan uji Liliefors.

2. Melakukan pengujian homogenitas beberapa varian dengan menggunakan uji Bartlett dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari sampel yang homogen atau tidak.

3. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varian factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikasi α= 0,05 dan jika terdapat interaksi, maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Dengan demikian Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian adalah:

a. Ho : µA1 = µA2

Hi : µA1 > µA2

b. Ho : Interaksi A x B = µA2 Hi : Interaksi A x B ≠ µA2

c. Ho : µA1B1 = µA2B1

Hi : µA1B1 > µA2B1

(43)

78

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hi : µA1B2 > µA2B2

Keterangan:

µA1 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani kelompok perwira siswa dengan menggunakan metode latihan sirkuit secara keseluruhan.

µA2 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani kelompok perwira siswa dengan menggunakan metode latihan interval secara keseluruhan.

µA1B1 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dengan menggunakan metode latihan sirkuit.

µA2B1 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dengan menggunakan metode interval.

µA1B2 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah dengan menggunakan metode latihan sirkuit.

µA2B2 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah dengan menggunakan metode latihan interval.

4. Analisis dan Diskripsi Data.

Analisis dan diskripsi data yang dilakukan adalah menganalisa dan mendiskripsikan angka-angka yang ada dari hasil perhitungan statistik. Selain itu analisis didasarkan kepada hipotesis yang dibuat untuk memaknai nilai yang dihasilkan dari perhitungan.

(44)

79

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Penelitian ini dilakukan terhadap perwira siswa pria pendidikan pembentukan perwira (DIKTUKPA) TNI AD gelombang 2 TA. 2013 di Secapaad Bandung. Penelitian dan tes kesegaran jasmani dilaksanakan di lapangan Krida Wiradhika Secapaad, Jln Hegarmanah 152 Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 30 Juni 2013 sampai dengan tanggal 3 Agustus 2013 selama satu bulan setengah atau enam minggu dengan frekwensi latihan tiga kali seminggu dan menyesuaikan dengan waktu kegiatan olahraga Pasis. Jadi jumlah pertemuan secara keseluruhan adalah 6 x 3 pertemuan = 18 kali pertemuan dan setiap pertemuan = 90 menit. Lamanya perlakuan ini sesuai dengan yang dikemukakan Pate (1993:322-324) bahwa “Peserta yang sebelumnya tidak terlatih dapat mencapai peningkatan kekuatan 10 - 25% dengan latihan 6 - 8 minggu. Untuk lebih jelasnya mengenai program dan jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Program Latihan.

Program latihan yang diberikan kepada perwira siswa ini disusun oleh peneliti sendiri. Data kesegaran jasmani awal untuk menentukan hasil kesegaran jasmani tinggi dan rendah dilaksanakan sebelum memberikan perlakuan, sedangkan tes kesegaran jasmani akhir dilaksanakan setelah perlakuan selesai diberikan.

a. Program latihan Interval. 1) Minggu Ke I

Jarak total lari : 3200 meter. Jarak sprint : 400 meter Waktu tempuh terbaik : 65” –70” Intensitas : 65% - 70% Waktu tempuh : 1’ 47” –1’ 40”

Volume : 11’ 76

Repetisi : 8 kali

(45)

80

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Recovery : 100 meter jalan kaki (120–130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

2) Minggu ke II

Jarak total lari : 3200 meter. Jarak sprint : 400 meter Waktu tempuh terbaik : 65” –70” Intensitas : 70% - 75% Waktu Tempuh : 1’ 40” –93” 4’’’

Volume : 11’ 76”

Repetisi : 10 kali

Detak jantung : 150 – 170 / menit

Recovery : 100 meter jalan kaki (120–130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

3) Minggu ke III

Jarak Total Lari : 4000 meter. Jarak sprint : 400 meter Waktu tempuh terbaik : 65” – 70” Intensitas : 70% - 75% Waktu tempuh : 1’ 40” –93” 4”’ Volume : 14’ (menit) Repetisi : 10 kali

Detak jantung : 140 – 160 / Menit

Recovery : 100 meter jalan kaki (120–130/menit)

Frekwensi : 3 kali seminggu.

4) Minggu ke IV

Jarak total lari : 4000 meter. Jarak Sprint : 500 meter Waktu tempuh terbaik : 1’ 20” –1’ 27” Intensitas : 70% - 75% Waktu tempuh : 2’ 05” –1’ 56”

Volume : 16’ 4”

Repetisi : 8 kali

Detak jantung : 150 – 170 / menit

(46)

81

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

5) Minggu ke V

Jarak total lari : 4000 meter. Jarak sprint : 500 meter Waktu tempuh terbaik : 1’ 20” –1’ 27” Intensitas : 75% - 80% Waktu tempuh : 1’ 56” –1’ 49”

Volume : 15’ 8”

Repetisi : 8 kali

Detak jantung : 160 – 180 / Menit

Recovery :100 meter jalan kaki (120–130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

6) Minggu Ke VI

Jarak total lari : 4000 meter. Jarak sprint : 500 meter Waktu tempuh terbaik : 1’ 20” –1’ 27” Intensitas : 80% - 85% Waktu tempuh : 1’ 49” –1’ 43”

Volume : 14’ 5”

Repetisi : 8 kali

Detak jantung : 160 – 180 / Menit

Recovery : 100 meter jalan kaki (120–130/ menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

b. Program Latihan Sirkuit. 1) Minggu ke I dan II

Jumlah stasiun : 10

Jarak antar stasiun : 20 meter Waktu pelaksanaan : 30” (detik)

Repetisi : 2 kali

Volume : 13’ 33’’

Perpindahan antar stasiun : 10” (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2’ (menit) 2) Minggu ke III

(47)

82

Kabul Hikayat,2013

Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jarak antar stasiun : 20 meter Waktu pelaksanaan : 35” (detik)

Repetisi : 2 kali

Volume : 14’ 8”

Perpindahan antar stasiun : 10” (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2’ (menit) 3) Minggu ke IV dan V

Jumlah stasiun : 10

Jarak antar stasiun : 20 meter Waktu pelaksanaan : 40” (detik)

Repetisi : 2 kali

Volume : 16’ 33”

Perpindahan antar stasiun : 10” (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2’ (menit) 4) Minggu Ke VI

Jumlah stasiun : 10

Jarak antar stasiun : 20 meter Waktu pelaksanaan : 45” (

Gambar

Tabel
Gambar   Halaman
Gambar
Gambar 3.2  Desain Penelitian Faktorial 2 x 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terdahulu yang dilakukan Amanah, Atmanto,Azizah (2014) Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham menemukan adanya pengaruh

Pada hari ini Selasa tanggal Satu bulan Oktober tahun Dua ribu tiga belas, dimulai pukul 10.01 WIB dan berakhir pukul 12.00 WIB melalui situs www.lpse.pelalawankab.go.id telah

Saat ini Madrasah Aliyah Al-Azhaar Ummu Suwanah memiliki jaringan komputer berupa Wireless Local Area Network (WLAN) yang menggunakan koneksi internet dari modem

Fidel Castro melakukan perubahan secara menyeluruh terhadap politik domestik dan politik luar negeri Kuba, tujuan utama Fidel Castro untuk

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada materi globalisasi

Survei potensi wilayah perencanaan di bedakan menjadi dua, yaitu survai potensi umum wilayah dan survei khusus pariwisata daerah. Survei umum dimaksudkan untuk menggali

Pukul 14.30 Wiib, Selaku Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi berdasarkan SK Nomor : 879/KPTS/ULP/2012, tanggal 10 Desember 2012 melakukan pembukaan penawaran File II

助詞 mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa Jepang, karena 助詞 berfungsi sebagai penanda fungsi sintaksis seperti subjek, objek dan lain-lain, dan juga berfungsi